Pengertian
Pewarnaan titik adalah memberikan warna pada titik titik pada graf sedemikian sehingga
setiap dua titik yang bertetangga mempunyai warna yang berbeda. Dua titik yang bertetangga
adalah dua titik yang dihubungkan oleh sebuah sisi.
Dalam pewarnaan graf, kita tidak hanya sekedar mewarnai titik titik dengan warna yang
berbeda dari warna titik yang bertetangga saja, tetapi kita juga menginginkan jumlah macam
warna yang digunakan seminimum mungkin.
Contoh gambar pewarnaan titik sebagai berikut :
Jumlah warna minimum yang dapat digunakan untuk mewarnai titik pada suatu graf G
disebut bilangan kromatik graf G, yang dilambangkan dengan (G). Suatu graf yang mempunyai
bilangan kromatis k dilambangkan dengan (G) = k. Berarti graf G pada contoh di atas
mempunyai bilangan kromatik = 3 atau (G) = 3.
B. Teorema teorema yang berhubungan dengan bilangan kromatik suatu graf
Teorema 1
Jika ada sebuah pewarnaan k pada graf G, maka (G) k
Contoh :
Teorema 3
Jika graf G adalah graf komplit dengan n titik, maka (G) = n
Contoh :
Graf G dengan 4 titik maka (G) = 4
Teorema 4
Misalkan G graf tak kosong. Graf G bipartisi jika dan hanya jika (G) = 2
Contoh :
Berikut ini adalah daftar pasangan zat kimia yang tidak dapat disimpan di dalam
ruangan yang sama.
Zat kimia
A
B
C
D
E
F
Penyelesaian :
Graf dari tabel di atas adalah
Keterangan :
Titik menyatakan zat kimia dan sisi yang menghubungkan dua zat kimia yang tidak
boleh terletak dalam satu ruangan.
Titik
Derajat
Warna
B
4
m
D
3
b
A
2
k
E
2
b
D
2
k
C
1
m
Jadi, bilangan kromatik dari graf di atas adalah 3, berarti dibutuhkan banyak ruangan
minimum untuk menyimpan enam zat kimia pada soal di atas adalah sebanyak 3
ruangan.
C.2 Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas
Aplikasi pewarnaan graf dalam pengaturan warna lampu lalu lintas di perempatan
jalan agar mencegah terjadinya tabrakan di perempatan jalan tersebut.
Contoh :
Diketahui bahwa jalur yang bisa digunakan untuk melintas adalah dari B
ke C, B ke E, D ke E, D ke G, F ke G, F ke A, H ke A, dan H ke C. Setelah
mengetahui jalur mana saja yang bisa dilewati, berikut langkah-langkah untuk
mengatur lampu lalu lintas menggunakan graf.
1. Membuat titik-titik sebagai tanda dari semua jalur yang bisa dilewati dalam
perempatan jalan. Letak dari titik-titik tersebut bebas, tidak ada aturan tertentu
untuk mengharuskan titik harus diletakkan di posisi mana karena hal itu tidak
terlalu berpengaruh.
Berdasarkan tabel-tabel diatas, lampu merah berarti bahwa jalur tidak boleh
digunakan untuk melintas, sedangkan lampu hijau menunjukkan bahwa jalur bisa
digunakan untuk melintas.
Pada Tabel 1, jika di jalan D dan H lampu merah menyala maka jalur DG dan HC
tidak boleh digunakan. Disaat yang bersamaan di jalan B dan F lampu hijau
menyala sehingga jalur BE dan FA boleh digunakan. Karena langsung belok kiri
juga diperbolehkan, maka jalur BC, DE, FG, HA juga bisa digunakan untuk
melintas.
Hal-hal tersebut juga berlaku untuk Tabel 2, ketika di jalan B dan F lampu merah
menyala maka di jalan D dan H lampu hijau akan menyala. Sehingga jalur-jalur
yang bisa digunakan antara lain DG, HC, BC, DE, FG, dan HA.