Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

MATEMATIKA DISKRIT
“PEWARNAAN GRAPH”

OLEH:

KELOMPOK 4
1. ANNISA MAHENDRA (22205002)
2. DENNI AFRITA (22205004)
3. FITRIA HANDAYANI (22205008)

Dosen Pembimbing :
Dr. Armiati, M.Pd
Dr. Yulyanti Harisman, S.Si., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah Matematika Diskret yang berjudul “Pewarnaan
Graph”
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin agar dapat menyelesaikannya dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis menerima segala kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan yang akan datang.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, saran, dan petunjuk dari semua pihak,
makalah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, petunjuk, dan partisipasi yang
diberikan, semoga akan senantiasa dapat menjadi amal ibadah serta kebaikan, hingga
akhirnya memperoleh imbalan jasa yang berlipat ganda dan curahan rahmat serta hidayah-
Nya kepada kita semua.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi kita semua.
Padang, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pewarnaan Titik....................................................................................2
1. Bilangan Khromatik pada Graph....................................................3
2. Bilangan Khromatik pada Beberapa Kelas Graph..........................6
3. Batas Atas Bilangan Khromatik Graph..........................................9
4. Algoritma Pewarnaan Titik pada Graph.........................................12
5. Aplikasi Pewarnaan Titik pada Graph............................................17
B. Pewarnaan Sisi.......................................................................................25
1. Indeks Khromatik pada Graph........................................................25
2. Pengklasifikasian Berdasarkan Indeks Khromatik Graph..............31
3. Aplikasi Pewarnaan Sisi pada Graph..............................................32
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................35
B. Saran.....................................................................................................35
DAFTAR KEPUSTAKAAN..........................................................................36

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, matematika
kini menjadi salah satu dasar dari ilmu pengetahuan. Banyak kasus dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan ilmu matematika.
Cabang dari ilmu matematika kini pun sudah semakin beragam. Salah satu
cabang yang semakin berkembang yaitu graph.
Teori graph merupakan cabang ilmu matematika yang memiliki
peranan dalam pengembangan ilmu matematika. Hal ini terbukti dengan
banyaknya peyelesaian masalah dengan menggunakan graph. Graph memiliki
aplikasi yang sangat luas. Salah satunya pewarnaan graph. Banyak dari
kehidupan sehari-hari yang memiliki karakteristik seperti mewarnai graph.
Salahsatu aplikasi dalam pewarnaan graph adalah persoalan dalam menyusun
jadwal kuliah di suatu perguruan tinggi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan beberapa masalah yang akan
dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana pewarnaan titik pada graph dan aplikasinya?
2. Bagaimana pewarnaan sisi pada graph dan aplikasinya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu pewarnaan titik pada graph dan aplikasinya.
2. Mengetahui apa itu pewarnaan sisi pada graph dan aplikasinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pewarnaan Titik pada Graph


Misal G sebuah graph. Sebuah pewarnaan- dari G adalah pewarnaan
semua titik G dengan menggunakan warna sedemikian hingga dua titik G
yang berhubungan langsung mendapat warna berbeda. Sebuah pewarnaan-k
dari graph G biasanya ditunjukkan dengan melabel titik-titik G dengan warna
. Misalnya, sebuah pewarnaan-5 graph G seperti pada gambar
berikut:

Gambar 1: Pewanaan-5 dari G

Karena titik A dan titik D berhubungan langsung pada graph G, maka


titik A dan D tidak boleh mendapat warna yang sama. Dalam hal ini, titik A
diwarnai dengan warna merah dan titik D diwarnai dengan warna biru.
Sedangkan, titik A dan E boleh mendapat warna yang sama karena titik A dan
E tidak berhubungan langsung, sehingga E dapat diwarnai dengan warna
merah. Karena titik C berhubungan langsung dengan titik E dan titik D, maka
warna titik C harus berbeda dengan warna D dan E , jadi C diberi warna yang
berbeda misalnya warna pink, dan seterusnya.
Perhatikan bahwa, jika graph G mempunyai gelung (loop), misalnya
pada titik A, maka A berhubungan langsung dengan dirinya sendiri, sehingga
tidak ada pewarnaan titik yang memungkinkan untuk graph G. Jika dua titik
berbeda di graph G dihubungkan oleh satu sisi atau lebih, maka kedua titik

2
tersebut tetap harus mendapat warna yang berbeda. Sehingga, berkaitan
dengan pewarnaan titik pada graph, cukup dibatasi pada graph-graph yang
sederhana saja.

1. Bilangan Khromatik pada Graph


Misalkan G sebuah graph. Bilangan Khromatik (chromatic
number) dari graph G, dilambangkan dengan , didefinisikan sebagai
berikut:

Dengan kata lain, bilangan khromatik graph G adalah minimum


banyaknya warna yang diperlukan untuk mewarnai semua titik G,
sedemikian hingga setiap dua titik yang behubungan langsung mendapat
warna yang berbeda. Jika maka ada sebuah pewarnaan-k pada
graph G, tetapi sebaliknya tidak berlaku. Misalnya seperti diperlihatkan
pada Gambar 1, terdapat sebuah pewarnaan-5 pada graph G, tetapi
. Karena graph G dapat diwarnai dengan kurang dari 5 warna,
misalnya G dapat diwarnai dengan 3 warna, seperti terlihat pada gambar
2 dan karena graph G tidak dapat diwarnai dengan menggunakan kurang
dari 3 warna, maka bilangan khromatik G adalah 3, atau .

Gambar 2: Pewarnaan-5 dari G

3
Teorema berikut merupakan akibat langsung dari definisi
bilangan khromatik suatu graph.

Teorema 1
a) Jika ada sebuah pewarnaan- pada graph G,
maka
b)
Jika H sebuah graph bagian dari graph G, maka
c) Jika adalah komponen-komponen graph G,
maka:

Bukti:
a) Jika ada sebuah pewarnaan-k pada graph G, maka semua titik G
dapat diwarnai dengan menggunakan k warna. Karena bilangan
khromatik merupakan minimum banyaknya warna yang diperlukan
untuk mewarnai semua titik graph G sedemikan hingga syarat
pewarnaan titik terpenuhi, maka χ(G) ≤ k.
b) Misal H sebuah graph bagian dari graph G. Berarti

dan . Karena setiap pewarnaan titik H

dapat diperluas kesebuah pewarnaan titik G, maka .


c) Misalkan adalah komponen-komponen graph G.
Tanpa menghilangkan keumuman, misalkan Gi untuk suatu ,

adalah komponen graph G yang memiliki bilangan


khromatik maksimum, katakan . Sehingga warna yang digunakan
untuk mewarnai semua titik , dapat digunakan untuk mewarnai

semua titik G pada komponen selain , sehingga diperoleh sebuah

pewarnaan-t pada G. Berdasarkan definisi, . Karena Gi

adalah graph bagian G dan , maka .


Akibatnya, .

4
Contoh 1

Pewarnaan – 4 atau
Graph G pada contoh 1 di atas dapat diwarnai dengan menggunakan 2 warna
sebagai berikut.

dengan demikian berarti

Contoh 2
v1 v2 v1 v2

v5

v4 v3 v4 v3
G H
diperoleh dan berarti

5
Contoh 3

Graph G1, G2 dan G3 adalah komponen – komponen dari graph G.


2. Bilangan Khromatik pada Beberapa Kelas Graph
Jika graph G adalah graph kosong, maka . Sehingga
semua titik G dapat diwarnai dengan hanya satu warna. Sebaliknya, jika
G graph komplit dengan titik, maka setiap dua titik G berhubungan
langsung. Jadi semua titik G harus diwarnai dengan warna yang berbeda.
Dengan demikian kita peroleh teorema berikut:

Teorema 2
a) Jika graph G adalah graph komplit dengan n titik, maka
b) Jika graph G adalah graph kosong, maka

Contoh 4

Graph G dengan 4 titik maka χ (G) = 4

6
graph G dengan χ (G) = 1

Teorema 3
Misalkan G graph tak kosong. Graph G bipartisi jika dan hanya jika
.

Bukti:
( ) Jika G bipartisi maka χ (G) = 2
a) G bipartit maka G dapat dipartisi menjadi dua himpunan, misalkan X dan
Y.
b) Gunakan warna 1 untuk mewarnai semua titik di X (karena tiap titik di X
tidak salingberhubungan)
c) Gunakan warna 2 untuk mewarnai semua titik di Y (karena tiap titik di Y
tidak saling berhubungan)
d) Jadi terdapat sebuah pewarnaan 2 pada G . Berdasarkan teorema 1 maka
(G) ≤ 2
e) Karena graph G tak kosong, maka minimum ada satu sisi di G yang
menghubungkan sebuah titik U di X dan sebuah titik V di Y. Dalam
pewarnaan G, titik U dan titik V harus mendapat warna berbeda. Jadi
(G) ≥ 2. Akibatnya (G) = 2.

( ) Jika (G) = 2 maka G bipartisi


a) Misalkan semua titik yang diwarnai dengan warna (1) diletakkan dalam
himpunan X dan semua titik yang diwarnai dengan warna (2) diletakkan
dalam himpunan Y.
b) Berarti titik – titik yang terletak dalam himpunan X tidak mungkin saling
berhubungan karena berwarna sama, begitu juga untuk titik-titik yang
terletak dalam himpunan Y, tetapi pastilah titik-titik yang terletak dalam
himpunan X dan titik-titik yang teletak dalam himpunan Y berhubungan

7
agar terbentuk suatu graph. Sehingga graph yang terbentuk adalah graph
bipartisi.

Contoh 5

Teorema 4

Jika adalah sikel dengan titik, maka

Bukti :
a) Misalkan adalah sikel dengan titik. Maka panjang sikel adalah n.
b) Jika genap, maka adalah graph bipartisi. Berdasarkan teorema
3 bilangan kromatik adalah 2.
c) Jika ganjil maka bukan graph bipartisi. Berdasarkan teorema 6 dan
bukan graph kosong, maka (G) ≥ 3
d) Selanjutnya misalkan =( )
e) Untuk ganjil dan 1 ≤ ≤ , warnai titik dengan warna 1. Untuk
genap dan 1 ≤ ≤ , warnai titik dengan warna 2. Akhirnya
warnai titik dengan warna 3.
f) Maka diperoleh sebuah pewarnaan – 3 pada . Berdasarkan definisi
bilangan kromatik, maka (G) ≤ 3.

g) Karena χ (G) ≥ 3 dan χ (G) ≤ 3, maka χ (G) = 3.

8
h) Jadi untuk adalah sikel dengan titik maka untuk genap maka χ ( )
= 2 dan untuk ganjil maka χ (G) = 3.
Contoh 6 :

3. Batas Atas Bilangan Khromatik Graph


Bilangan khromatik dari sebuah graph tidak pernah melebihi
derajat maksimum graph ditambah satu. Untuk itu diperlukan konsep
berikut. Persekitaran (Neighbourhood) titik pada graph , dinotasikan

dengan atau , didefinisikan sebagai berikut,

Teorema 5: Jika G sebuah graph sederhana, maka .

Bukti: (Induksi pada )


Jika , maka , sehingga dan .
Akibatnya, . Jadi pernyataan benar untuk

. Diasumsikan pernyataan benar untuk graph G dengan


, dengan . Misalkan G graph sederhana dengan
. Pandang sebarang titik di sehingga terbentuk graph baru
dengan titik. Berdasarkan asumsi, diperoleh
. Berarti semua titik di grapg dapat
diwarnai dengan warna. Dengan penghapusan titik dari

9
graph berakibat Kita tinjau dua kasis, yaitu
dan .
Kasus 1:
Dalam hal ini diperoleh . Berarti semua titik di
dapat diwarnai dengan warna sedemikian hingga syarat
pewarnaan terpenuhi. Karena banyaknya warna yang diperlukan untuk
mewarnai di sebanyak-banyaknya pada hal ada
pewarnaan- di graph , maka terdapat paling sedikit satu

warna di yang tidak muncul pada di , sehingga warna


tersebut dapat digunakan untuk mewarnai titik di . Diperoleh
pewarnaan- pada graph . Akibatnya, berdasarkan definisi
bilangan khromatik, .

Kasus 2:
Berdasarkan asumsi yang diperoleh .
Karena dan , maka
atau (karena bilangan khromatik dari
graph adalah bilangan bulat). Ini berarti ada pewarnaan- pada
graph . Warnai titik di dengan warna (warna baru) selain
warna yang muncul di graph sehingga diperoleh pewarnaan-
pada graph . Dengan demikian, .

Contoh 7
Perhatikan gambar berikut:
A

E
B D
C

10
Pada graph di atas memiliki derajat 4 yang merupakan derajat
maksimumnya. Sehingga dengan menggunakan teorema graph itu dapat
diwarnai dengan menggunakan warna.

Teorema 6
Misalkan G graph terhubung . Jika graph G tidak
dengan

komplit, maka χ(G) ≤(G)

Bukti :
Misal G adalah grap sederhana, k adalah derajat maksimum dari G dengan
nilai k akan ditunjukkan bahwa G dapat diwarnai dengan menggunakan
warna misalnya . mula-mula titik V dipilih dan diberi warna 1.
Kemudian, beberapa titik W lain dipilih, karena paling banyak ada k titik
yang terkait dengan W dan ada paling sedikit warna yang tersedia maka
paling sedikit ada satu warna yang belum digunakan untuk mewarnai titik
yang berdekatan dengan W. Pilih warna itu sampai semua titik di G
mendapat warna.
Perhatikan gambar berikut :

(G) = 6
χ(G) = 5
11
Berdasarkan teorema χ(G) ≤ (G)
Maka 5 < 6 , jadi terbukti.

4. Algoritma Pewarnaan Titik pada Graph


Dalam pewarnaan titik, belum ada algoritma yang efisien untuk
memperoleh sebuah pewarnaan titik dengan banyak warna minimum
pada sebiah graph. Akibatnya, belum ada logaritma yang efisien untuk
menentukan bilangan khromatik dari sebuah graph.
a. Algoritma Pewarnaan Barisan-Sederhana (The Simple Sequential
Colouring Algorithm)
Algoritma ini dimulai dengan melabel titik-titik graph G
dengan . Mula-mula warnai titik dengan warna 1,
selanjutnya warnai titik dengan warna 1, jika tidak berhubungan
langsung dengan , jika berhubungan langsung dengan , maka
warnai titik dengan warna 2. Proses dilanjutkan ke titik . Warnai
dengan warna 1 jika tidak berhubungan langsung dengan . Jika
berhubungan langsung dengan dan tidak berhubungan langsung
dengan warnai dengan warna 2. Jika berhubungan langsung
dengan dan maka warnai dengan warna 3. Proses ini
dilanjutkan terus sampai semua titik graph mendapat warna.
Algoritma barisan-sederhana, secara sistematis dapat disajikan sebagai
berikut:
INPUT : Graph dengan titik.
STEP 1 : Label titik dengan . Label warna dengan
.

STEP 2 : , misal daftar warna yang


dapat digunakan untuk mewarnai titik .

STEP 3 : Tulis .
STEP 4 : Misalkan warna pertama di , warnailah dengan .

12
STEP 5 : Untuk setiap dengan dan berhubungan langsung

dengan di tulis . (Ini berarti, tidak


akan mendapat warna yang sama dengan )

STEP 6 : Catat setiap titik dan warnanya. STOP.

Contoh 8
Perhatikan graph pada gambar berikut.

STEP 1 : Pertama-tama label titik-titik dengan


seperti pada gambar. Label warna yang yang tersedia:
.

STEP 2 : Misalkan , , ,
, , dan
.
STEP 3 :
STEP 4 : 1 adalah warna pertama di . Warnai titik dengan
warna 1.
STEP 5 : berhubungan langsung dengan , maka tidak boleh
diwarnai dengan warna 1, sehingga diperoleh
.
.

13
STEP 4 : 1 adalah warna pertama di . Warnai titik dengan
warna 1.
STEP 5 : berhubungan langsung dengan , maka tidak boleh
diwarnai dengan warna 1, sehingga diperoleh
.
.
STEP 4 : 2 warna pertama di . Warnai titik dengan warna 2.
STEP 5 : dan berhubungan langsung dengan , maka tidak
boleh diwarnai dengan warna 2, seingga diperoleh
dan
.
.
STEP 5 : berhubungan langsung dengan , sehingga diperoleh
.
.
STEP 4 : 1 warna pertama di . Warnai titik dengan warna 1.
STEP 5 : Tidak ada titik yang indeks labelnya lebih besar dari 5
yang berhubungan langsung dengan .
.
STEP 4 : 1 warna perama di . Warnai titik dengan warna 1.
STEP 5 : ..
STEP 6 : Daftarkan titik-titik dan warnanya.
V(G) V1 V2 V3 V4 V5 V6
Warna Vi 1 1 2 3 1 1

Catatan : dengan menggunakan algoritma di atas kita hanya


memperoleh sebuah pewarnaan-3 pada graph . Perhatikan bahwa

14
graph merupakan bipartisi, menurut teorema bilangan khromatik
adalah 2.

b. Algoritma Pewarnaan Barisan-Besar-Utama (Algoritma Welch-


Powell)
Urutan dalam pelabelan titik pada graph dapat mempengaruhi
banyak warna yang diperlukan mewarnai semua titik . Algoritma
berikut disusun oleh Welsh dan Powell, merupakan modifikasi dari
Algoritma Barisan-Sederhana. Modifikasi yang dilakukan terletak
pada STEP 1, dimana urutan label titik pada graph mengikuti derajat
titik pada graph, yaitu mulai dari titik yang berderajat terbesar sampai
titik berderajat terkecil. Oleh karena itu, algoritma ini dikenal dengan
nama Algoritma Barisan-Besar-Utama. Berikut disajikan secara
lengkap langkah-langkah algoritma tersebut.
INPUT : Graph dengan titik.
STEP 1 : Labeli titik-titik pada graph dengan
sedemikian hingga . Labeli
warna-warna yang ada dengan .
STEP 2 : , misal adalah daftar

warna yang dapat digunakan untuk mewarnai titik .


STEP 3 : Tulis .
STEP 4 : Misalkan warna pertama di , warnailah dengan .
STEP 5 : Untuk setiap dengan dan berhubungan
langsung dengan di G, tulis . (Ini berarti
tidak akan mendapatkan warna yang sama dengan ).

STEP 6 : Catat setiap titik dan warnanya. STOP.

15
Contoh 9
Terapkan algoritma ini untuk mengkonstruksikan sebuah
pewarnaan graph pada gambar berikut.
STEP 1 : Labeli titik-titik G dengan seperti
tampak pada gambar berikut.
V3 V4

V1 V2

V5 V6

STEP 2 : , , , ,
, dan .
STEP 3 : .
STEP 4 : 1 adalah warna pertama di . Warnai titik dengan
warna 1.
STEP 5 : , dan berhubungan langsung dengan , diperoleh:
,

dan
.
STEP 4 : 2 adalah warna pertama di . Warnai titik dengan
warna 2.
STEP 5 : dan berhubungan langsung dengan , diperoleh
dan
.
.
STEP 4 : 1 adalah warna pertama di . Warnai titik . dengan
warna 1.
STEP 5 : Tidak ada titik berindeks lebih dari 3 yang berhubungan
langsung dengan , diperoleh .

16
STEP 4 : 2 adalah warna pertama di . Warnai titik dengan
warna 2.
STEP 5 : Tidak ada titik berindeks lebih dari 4 yang berhubungan
langsung dengan , diperoleh .
STEP 4 : 1 adalah warna pertama di . Warnai titik dengan
warna 1.
STEP 5 : tidak ada titik berindeks lebih dari 5 yang berhubungan
langsung dengan v5, diperoleh .

STEP 4 : 2 adalah warna pertama di . Warnai titik dengan


warna 2.
STEP 5 : Tidak ada titik berindeks lebih dari 6 yang berhubungan
langsung dengan , diperoleh . Karena
, lanjut ke STEP 6.
STEP 6 : Tabel titik-titik G dan warnanya.

Warna 1 2 1 2 1 2

Catatan : Terlihat bahwa dengan algoritma ini hanya dua warna


yang diperlukan untuk mewarnai semua titik graph G; lebih sedikit
dibandingkan dengan menggunakan algoritma sebelumnya.

5. Aplikasi Pewarnaan Titik pada Graph


a. Penjadwalan Ujian
Persoalan yang mempunyai karakteristik seperti pewarnaan
graph adalah persoalan menentukan jadwal ujian. Misalkan terdapat
delapan orang mahasiswa dan lima mata kuliah yang
dipilihnya . Tabel berikut memperlihatkan matriks
lima mata kuliah dan delapan orang mahasiswa. Angka 1 pada elemen

17
berarti mahasiswa memilih mata kuliah , sedangkan angka 0
menyatakan mahasiswa tidak memilih mata kuliah .
1 2 3 4 5 6 7 8
A 0 0 0 1 0 0 1 0
B 1 1 0 1 1 0 0 0
C 0 0 1 0 0 1 1 1
D 0 1 1 0 1 1 0 1
E 1 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan tabel di atas, administatur mata kuliah ingin


menentukan jadwal ujian sedemikian sehingga semua mahasiswa
dapat mengikuti ujian mata kuliah yang diambilnya tanpa bertabrakan
waktunya dengan jadwal ujian kuliah lain yang juga diambilnya.
Pendek kata, jika ada mahasiswa yang mengambil dua buah mata
kuliah atau lebih, jadwal ujian mata kuliah tersebut harus pada waktu
yang tidak bersamaan. Ujian dua mata kuliah dapat dijadwalkan pada
waktu yang sama jika tidak ada mahasiswa yang sama yang mengikuti
ujian dua mata kuliah itu. Berapa paling sedikit jumlah hari yang
dibutuhkan untuk jadwal ujian tersebut?
Penyelesaian:
Persoalan di atas bisa menggunakan algoritma Welch-Powel, dimana
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Urutkan titik-titik dalam graph G dalam derajat yang menurun.
2. Gunakan satu warna untuk mewarnai titik pertama (yang
mempunyai derajat paling tinggi) dan titik-titik lain (sesuai dengan
urutannya) yang tidak bertetangga dengan simpul yang pertama ini.
3. Mulailah lagi dengan titik yang memiliki derajat tertinggi
berikutnya dalam daftar terurut yang masih belum diwarnai.
Ulangi proses ini dengan menggunakan warna kedua.
4. Ulangi penambahan warna-warna sampai semua titik telah
diwarnai.

18
Penyelesaian persoalan menentukan jadwal ujian semua mata
kuliah sama dengan menentukan bilangan khromatik suatu graph. Kita
dapat menggambarkan graph yang menyatakan penjadwalan ujian,
dengan titik–titik pada graph menyatakan mata kuliah sedangkan sisi
yang menghubungkan dua titik pada graph menyatakan ada
mahasiswa yang memilih kedua mata kuliah itu.
Persoalan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk graph seperti
di bawah ini :

Titik B A C D E
Derajat 3 2 2 2 1
warna merah biru merah biru Biru

Bilangan kromatik dari graph di atas adalah 2. Jadi jumlah hari


yang paling sedikit dibutuhkan untuk jadwal ujian lima mata kuliah
untuk delapan orang mahasiswa tersebut adalah 2 hari.

b. Penyusunan Jadwal Asistensi

19
Untuk penyusunan jadwal aisstensi, misalkan terdapat tugas
kelompok. Dalam satu kelas terdapat enam kelompok mahasiswa.
Satu mahasiswa dapat bergabung ke dalam kelompok lainnya juga.
Berikut merupakan daftar nama tiap-tiap kelompok.
{Amir, Budi, Yanti}
{Budi, Hasan, Tommy}
{Amir, Tommy, Yanti}
{Hasan, Tommy, Yanti}
{Amir, Budi}
{Budi, Tommy, Yanti}
Di sini persoalan yang akan dipecahkan adalah bagaimana
menyusun jadwal asistensi untuk tiap kelompok agar tidak saling
bertabrakan. Hal yang pertama dilakukan adalah memetakan persoalan
tersebut ke dalam graph seperti yang diperlihatkan pada graph berikut:

Pada graph tersebut, tiap titik menandakan tiap kelompok dan


sisi menandakan kelomok yang memiliki anggota kelompok yang
sama. Selanjutnya digunakan algoritma Welch-Powel untuk
memberikan warna pada graph tersebut.
Titik K1 K3 K6 K2 K4 K5
Derajat 5 5 5 4 4 3
warna Merah biru hijau kuning Pink kuning

20
Dengan menggunakan metode pewarnaan graph, diperoleh
bilangan kromatik tersebut adalah 5. Oleh karena itu, gambar graph
yang telah diwarnai tiap simpulnya adalah sebagai berikut

c. Penempatan Bahan-bahan Kimia Secara Efisien


Contoh 10
Andaikan sebuah pabrik kimia ingin mengirimkan hasil
produksinya dengan menggunakan kereta api. Sesuai dengan
ketentuan yang ada, tidak semua zat kimia ini dapat dimuat dalam satu
kereta, karena kemungkinan bercampurnya zat itu yang dapat
menyebabkan terjadinya reaksi berupa ledakan yang membahayakan.
Bagaimana zat-zat kimia ini dapat dikirim? Dengan maksud
meminimumkan biaya, pabrik itu ingin menggunakan gerbong kereta
api sesedikit mungkin. Berapa banyaknya gerbong kereta api itu?

Pada contoh di atas ada objek (hasil zat kimia) ada


keterhubungan (tidak dapat dimuat dalam satu gerbang kereta) di
antara objek itu. Karena hal ini merupakan ide dasar suatu graph,
maka dapat disajikan dalam bentuk graph. Pada contoh di atas, titik-
titiknya adalah zat kimia dan sisinya menghubungkan zat-zat kimia
yang tidak dapat diangkut dalam gerbong kereta yang sama.
Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa pada contoh 1 ada enam
zat kimia dan . Serta dengan , atau tidak

21
dapat diangkut dalam kereta yang sama, juga dengan atau ,
dengan , dan dengan . Graph yang menyajikan hal ini dapat
dilihat pada Gambar (a), yang titik-titiknya menunjukkan enam zat
kimia dan sisinya menghubungkan pasangan zat kimia yang tidak
dapat dimuat dalam gerbong kereta yang sama.
Gambar (a)

Berapa banyak minimum gerbong kereta yang diperlukan?


Dalam graph pada Gambar (a), zat kinia yang disajikan dengan titik
berdekatan harus dimuat dalam gerbong kereta yang tidak sama.
Missal: zat dan berdekatan, misalkan zat diletakkan pada
gerbong kereta 1, kereta lain diperlukan untuk memuat , katakana
gerbongk kereta 2. Karena berdekatan dan , maka diperlukan
gerbong kereta lain lagi untuk , katakana gerbong kereta 3. Tetapi
tidak diperlukan gerbong kereta lain lagi untuk , gerbong kereta 2
dapat digunakan lagi. Demikian pula halnya, tidak diperlukan gerbong
kereta lain lagi untuk , karena gerbong kereta 1 atau 3 dapat
digunakan lagi. Misalkan dipilih gerbong kereta 1, maka untuk

dipilih gerbong kereta 2 atau 3, katakana gerbong kereta 2. Graph


pada Gambar (b) menunjukkan bagaimana titik-titik itu diberi nama
(label) sehingga zat kimia yang tidak dapat berada bersama, dimuat
dalam gerbong kereta berbeda. Juga karena dan saling
berdekata, maka paling sedikit harus digunakan tiga gerbong kereta
berbeda. Sehingga banyak minimum gerbong kereta yang harus
digunakan ada tiga.

22
Gambar (b)

Apa yang telah dilakukan di atas, adalah memberi label pada


titik-titik graph sehingga titik yang berdekatan mendapatkan label
yang berbeda. Ide ini sering terjadi dalam teori graph, dan label ini
disebut warna. Mewarnai sebuah graph berarti memberi warna pada
setiap graph, sedemikian hingga titik yang berdekatan mendapat
warna berbeda. Selanjutnya masing-masing titik diberi warna dengan
merah untuk gerbong 1, biru untuk gerbong 2 dan hijau untuk gerbong
3. Dan diperoleh graph yang telah diwarnai seperti Gambar (c). dan
jumlah minimum gerbang yang dibutuhkan untuk mengangkut 6 jenis
zat tersebut adalah sebanyak 3.

Gambar (c)

Contoh 11
Ada enam jenis zat kimia yang perlu di simpan di dalam
gudang. Beberapa pasang dari zat itu tidak dapat disimpan di dalam
ruangan yang sama, karena campuran gasnya bersifat eksplosif
(mudah meledak). Untuk zat yang semacam itu perlu dibangun ruang-

23
ruang yang terpisah yang dilengkapi ventilasi dan penyedot udara
keluar yang berlainan. Jika lebih banyak ruangan yang dibutuhkan,
berarti lebih banyak ongkos yang harus dikeluarkan karena itu perlu
diketahui berapa banyak minimum ruangan yang diperlukan untuk
dapat menyimpan semua zat kimia dengan aman. Berikut ini adalah
daftar pasangan zat kimia yang tidak dapat disimpan di dalam ruangan
yang sama.
Zat kimia Tidak dapat disimpan bersama zat kimia
A B, D
B A, D, E, F,
C E,
D A, F, B
E B, C,
F B, D

Penyelesaian :
Graph dari tabel di atas adalah

Keterangan :
Titik menyatakan zat kimia dan sisi yang menghubungkan dua
zat kimia yang tidak boleh terletak dalam satu ruangan.
Titik B D A E F C
Derajat 4 3 2 2 2 1
Warna Merah biru hijau biru hijau merah

24
Bilangan krhomatik dari graph di atas adalah 3, berarti
dibutuhkan banyak ruangan minimum untuk menyimpan enam zat
kimia pada soal di atas adalah sebanyak 3 ruangan.

B. Pewarnaan Sisi pada Graph


Sebuah pewarnaan sisi pada graf G adalah pewarnaan semua sisi G
sedemikian sehingga setiap dua sisi yang terkait pada titik yang sama
mendapatkan warna yang berbeda. Sebuah pewarnaan sisi G dengan k buah
warna disebut sebuah pewarnaan sisi-k pada graph G.
Contoh 12

G1 G2
Gambar 1. Sebuah Pewarnaan sisi-4 graph G1
Gambar 2. Sebuah Pewarnaan sisi-7 graph G2

1. Indeks Khromatik pada Graph


Misalkan sebuah graph, bilangan yang menyatakan minimum
banyaknya warna yang diperlukan untuk mewarnai semua sisi

25
sedemikian sehingga setiap dua sisi yang terkait ke titik yang sama
mendapat warna yang berbeda disebut indeks khromatik graph , dan
dilambangkan dengan .
minimum {k/ada pewarnaan sisi-k pada }
Misalnya pada graph G1 diatas mempunyai indeks khromatik
sama dengan 3, karena minimum banyaknya warna yang diperlukan
untuk mewarnai semua sisi G adalah 3.
Mudah ditunjukkan bahwa sikel dengan n titik Cn mempunyai
indeks kromatik sama dengan 2 jika n genap dan 3 jika n ganjil. Untuk
bukti perhatikan contoh 13 berikut:

G4 (n genap) G5 (n ganjil)

Gambar 4: Indeks Kromatik Graph G4 adalah 2


Gambar 5: Indeks Kromatik Graph G5 adalah 3
Untuk graf lengkap mempunyai sifat khusus mengenai indeks
khromatiknya. Perhatikan beberapa contoh graph lengkap berikut :

26
Hubungan antara banyaknya titik graf lengkap dan indeks
khromatik untuk graf ituχdapat dirumuskan menjadi jika

genap, dan jika ganjil.


Berikut ini akan ditunjukkan bahwa indeks khromatik sebuah
graph sederhana selalu sama dengan derajat maksimumnya atau derajat
maksimum ditambah satu. Namun sebelumnya kita perlu memahami
konsep rantai kempe dan argument rantai kampe pada pewarnaan sisi
graph. Misalkan adalah sebuah graph yang semua sisinya dapat
diwarnai dengan paling sedikit dua warna. Sebuah graph bagian yang
dibangun oleh semua sisi yang berwarna dan , dengan ,
dilambangkan dengan . Seperti sebelumnya, sebuah komponen
dari disebut Rantai Kempe. Misalkan sebuah rantai kempe
pada . Jika warna dan warna dipertukaran pada sisi-sisi ,
sedangkan warna-warna sisi yang lain tetap, maka akan diperoleh
pewarnaan yang baru dengan menggunakan warna-warna yang lama.
Proses ini disebut argument rantai kempe.

Perhatikan gambar:

Sebuah pewarnaan-6 pada Graph G. (dimana misalkan sisi


berwarna hijau adalah sisi 1 , sisi berwarna biru adalah sisi 2, sisi berwarna
merah adalah sisi 3, sisi berwarna abu-abu adalah sisi 4, sisi berwarna
hitam adalah sisi 5, dan sisi berwarna kuning adalah sisi 6) adalah Graph
bagian dari G yang dibangun oleh semua sisi di G yang berwarna 1 dan 2.

27
Maka kita dapatkan yang mempunyai 2 komponen, misalkan K dan
L, yang mana keduanya kita sebut rantai Kempe. Pandang rantai kempe
pada misalkan K , lalu pertukarkan warna 1 dan 2 pada rantai
Kempe K, sedangkan titik-titik lainnya tetap.
Maka kita akan memperoleh pewarnaan yang baru pada Graph G.

Teorema 7 (Teorema Vizing)


Jika graph sederhana, maka

Bukti:
Misalkan graph sederhana dengan dan v
. Karena terdapat sisi G terkait di titik v,
maka untuk mewarnani semua sisi tersebut diperlukan sebanyak warna.
Sehingga . Untuk membuktikan
digunakan induksi pada . Untuk , maka dan
sehingga . Asumsikan

pernyataan benar untuk . Akan ditunjukkan pernyataan


benar untuk . Misalkan graph sederhana dengan sisi dan
sebuah sisi . Maka graph adalah graph sederhana
sisi. Berdasarkan asumsi
. Karena , maka
. Ini berarti bahwa ada pewarnaan-sisi-
pada graph . Karena
maka ada paling sedikit satu warna dari

28
warna tidak muncul pada sisi-sisi yang terkait di titik u.

Begitu juga karena , maka ada paling sedikit


satu warna dari warna tidak muncul pada sisi-sisi yang
terkait di titik .

Kasus 1: Warna yang tidak muncul di dan yang sama.


Misalkan warna tidak muncul di dan dalam pewarnaan-
pada . Maka sisi di graph dapat diwarnai dengan
menggunakan warna , sehingga diperoleh pewarnaan-
pada

graph , akibatnya .
Kasus 2: Warna tidak muncul di berbeda dengan warna yang
tidak muncul di .
Misalkan warna tidak muncul di dan warna tidak muncul di
. Klaim bahwa ada sisi terkait dengan di graph bewarna. Sebab
jika tidak, maka warna tidak muncul di , padahal juga tidak
muncul di , kontradiksi. Dengan argument yang sama dapat ditunjukkan
bahwa ada sisi terkait denga di graph bewarna . Selanjutnya,
perhatikan graph bagian yang dibangun oleh sisi-sisi bewarna dan

yaitu . Kita tinjau dua sub kasus.

Subkasus 2.1: Sisi dan sisi terletak pada rantai yang berbeda.
Misalkan sisi terletak pada rantai kempe dan sisi terletak
pada rantai kempe . Terapkan argument rantai kampe pada , akibatnya
warna tidak muncul di titik ; padahal warna juga tidak muncul di
titik . sekarang, warna dapat digunakan untuk mewarnai sisi pada

graph , sehingga diperoleh pewarnaan- Dengan

demikian, .
Subkasus 2.2 : sisi dan sisi terletak pada rantai kempe
yang sama.

29
Misalkan rantai kempe di memuat sisi dan sisi . Maka
ada lintasan dari titik ke titik di pada graph . Misalkan ada sisi
lain dari yang bewarna terkait disebuah titik internal lintasan
tersebut, misalnya titik . Putus rantai pada titik yang sisi terkaitnya
dengan bewarna sehingga diperoleh yang memuat rantai
Kempe baru, namakan . Terapkan argument rantai Kempe pada ,
sehingga warna tidak muncul di titik . Perhatikan sudah terputus
pada pewarnaan baru, selanjutnya terapkan argument rantai Kempe pada
, maka warna tidak muncul di , padahal warna juga tidak muncul
di , sehingga warna dapat digunakan untuk mewaranai sisi pada
graph , akibatnya diperoleh pewarnaan-sisi- pada graph .
Dengan demikian . Jika tidak ada sisi bewarna
yang terkait, maka berupa lintasan. Putus lintasan tersebut pada , dan
terpakan argument rantai Kempe pada rantai tersebut, maka warna

tidak muncul di titik . Karena warna dapat digunakan untuk mewarnai


didi pada graph . sehingga diperoleh pewarnaan-sisi- pada
graph . dengan demikian .

Contoh 15
=3
a.
χ‘(G) = 3
χ‘(G)
3

b. v1 3 v2 v3
4
1 2
1

v4 3
30
=3
χ‘(G) = 4
+1=4
χ ‘(G)
3 4

Khusus graph bipartisi,


diperoleh

31
hasil yang eksak seperti terlihat dalam teorema berikut:

Teorema 8
Jika graph bipartisi dan tak kosong, maka

Karena graph bipartisi adalah graph yang himpunan titiknya dapat


dibagi menjadi dua himpunan sedemikian sehingga himpunan titik-titik
pada kedua bagian graph itu tidak terhubung dengan anggota himpunan
nya sendiri. Sehingga banyaknya pewarnaan sisi minimum untuk graph
tersebut sama dengan derajat titik maksimum.
Perhatikan Contoh 16
V1 V2 V3

V5 V4
V6
Pada gambar dapat dilihat warna minimum yang bisa diberikan
pada graph bipartisi adalah sama dengan derajat titik tertinggi pada graph
tersebut.

2. Pengklasifikasian Berdasar Indeks Khromatik Graph


Berdasarkan Teorema vizing hanya ada dua kemungkinan nilai
dari indeks khromatik suatu graph sederhana yaitu: sama dengan derajat
maksimumnya atau sama dengan derajat maksimum ditambah satu.
Selanjutnya, graph disebut graph kelas satu jika , dan
disebut graph kelas dua jika . Misalnya, sikel dengan
panjang genap adalah graph kelas satu, sedangkan sikel dengan panjang
ganjil adalah graph kelas dua. Begitu juga, graph komplit Kn adalah
graph kelas satu untuk n genap dan untuk n ganjil Kn adalah kelas dua.
Berikut akan ditunjukkan, semakin banyak sisi suatu graph, maka
cenderung graph tersebut terletak di kelas dua.

32
Teorema 9:

Misalkangraph dengantitik,sisi dan derajat maksimum. Jika , makaadalah


graph kelas dua.

Bukti:
Andaikan bukan graph kelas dua, maka adalah graph kelas satu,
sehingga . Ini berarti ada pewarnaan sisi- pada
graph . Jadi dapat dipartisi menjadi himpunan sisi-sisi
independen. Setiap himpunan sisi independen tersebut memuat paling

banyak sisi , maka , kontradiksi dengan


yang
diketahui.

3. Aplikasi Pewarnaan Sisi pada Graph


Beberapa aplikasi pewarnaan sisi pada graph adalah:
a. Pada sistem jaringan komunikasi yang melibatkan sekumpulan
sentra dan sekumpulan chanel yang menghubungkan sentra-sentra
tersebut. Untuk mengoperasikan sistem tersebut, setiap chanel harus
diberi frekuensi tertentu. Supaya tidak terjadi masalah, maka chanel-
chanel yang bertemu di suatu sentra tertentu harus diberi frekuansi
yang berbeda. Minimum banyaknya frekuensi yang diperlukan untuk
mengoperasikan sistem komunikasi tersebut. Dalam hal ini
himpunan sentra komunikasi berkorespondensi dengan himpunan
titik pada graph dan chanel yang menghubungkan dua sentra
dipresentasikan dengan sisi graph. Frekuensi berkorespondensi
dengan warna sisi pada graph. Menentukan minimum banyaknya
frekuensi yang diperlukan berkorespondensi dengan menentukan
indeks khromatik pada graph yang mempresentasikan sistem
komunikasi tersebut.

33
b. Aplikasi pewarnaan sisi pada graph khususnya graph bipartisi adalah
untuk mengkonstruksi bujur sangkar latin. Telah diketahui luas,
bahwa bujur sangkar latin banyak digunakan dalam statistika,
khususnya dalam membuat rancangan percobaan yang valid. Secara
formal, defenisi bujur sangkar latin adalah sebuah bujur sangkar latin
order adalah matriks bujur sangakar yang entri-entrinya
dilabel dengan bilangan-bilangan sedemikian hingga
tidak ada sebuah bilangan muncul lebih dari satu baris dan lebih dari
satu kolom.
Contoh bujur sangkar latin dapat dilihat sebagai berikut :
3 4 5 1 2
5 1 2 3 4
2 3 4 5 1
4 5 1 2 3
1 2 3 4 5

Bujur sangkar latin ordo dapat dikonstruksi


menggunakan sebuah pewarnaan sisi- graph bipartisi komplit .

Karena , maka menurut teorema 8.8, .


Sehingga ada pewarnaan-sisi- pada graph . Misalkan

adalah bipartisi dari dan


dan

dan misalkan adalah label-label

warna. Defenisikan matriks sebagai berikut :


jika sisi bewarna (terkait dengan ).
Maka untuk setiap dua indeks dan yang berbeda,
. Hal ini menunjukkan bahwa setiap baris mempunyai
entri yang berbeda. Lebih lanjut, jika , , (katakan
bernilai ), maka titik merupakan titik ujung dua sisi yang

34
berwarna , suatu kontradiksi. Sehingga setiap kolom memuat
entri yang berbeda. Dengan demikian matriks merupakan bujur
sangkar latin ordo .

35
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah di uraikan di atas, dapat di simpulkan
bahwa:
1. Pewarnaan titik pada graph dapat di aplikasikan pada:
a. Penjadwalan ujian.
b. Penyusunan jadwal asistensi.
c. Penempatan bahan-bahan kimia secara efisien.
2. Pewarnaan sisi pada graph dapat di aplikasikan pada:
a. Sistem komunikasi.
b. Mengkonstruksikan bujur sangkar latin.

36
DAFTAR KEPUSTAKAAN

I Ketut Budayasa. 2007. Teori Graph dan Aplikasinya. Surabaya: Universitas


Negeri Surabaya.

37

Anda mungkin juga menyukai