Sistem Biaya Pesanan
Sistem Biaya Pesanan
namanya, tarif upah, jam bekerja, dan nomor pekerjaan. Tiket waktu digunakan hanya untuk tenaga
kerja langsung. Karena tenaga kerja tidak langsung tidak umum bagi semua pekerjaan, biaya ini
merupakan bagian dari overhead dan dialokasikan menggunakan tarif overhead yang ditentukan
sebelumnya.
Pekerjaan dibebankan biaya overhead dengan menggunakan tarif overhead yang ditentukan
sebelumnya. Secara khas, jam tenaga kerja langsungmerupakan ukuran yang digunakan unutk
menghitung biaya overhead. Misalnya, asumsikan perusahaan telah mengestimasi biaya overhead
untuk tahun mendatang $ 900.000 dan kegiatan yang diharapkan adalah 90.000 jam tenaga kerja
langsung. Tarif yang ditentukan sebelumnnya adalah $ 900.000/90.000 jam tenaga kerja langsung = $
10 per jam tenaga kerja langsung. Karena jumlah jam tenaga kerja langsung yang dikenakan pada
pekerjaan diketahui dari tiket waktu pembebanan biaya overhead pada pekerjaan hanya pada saat tarif
yang ditentukan sebelumnya dihitung.
Perhitungan Biaya Unit.
Sekali pekerjaan selesai, jumlah biaya produksinya dihitung, pertama dengan menjumlahkan
biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead dan kemudian menjumlahkan
jumlah individu ini. Jumlah keseluruhannya dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi untuk
memperoleh biaya unit.
B. Sistem Biaya Proses
Suatu sistem proses dicirikan oleh sejumlah besar produk homogen yang melalui satu seri
proses, dimana tiap proses pertanggungjawaban pada satu atau lebih operasi yang menghasilkan
produk satu langkah mendekati penyelesaian. Jadi, suatu proses merupakan suatu seri kegiatan
(operasi) yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu tujuan spesifik. Arus biaya untuk sistem
harga pokok proses pada dasarnya serupa dengan perhitungan sistem harga pokok pesanan. Terdapat
dua perbedaan kunci. Pertama, suatu sistem harga pokok pesanan mengakumulasi biaya produksi
berdasarkan pekerjaan dan sistem harga pokok proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan
proses. Kedua, untuk perusahaan manufaktur, sistem harga pokok pesanan menggunakan satu proses
akuntansi, sedangkan sistem harga pokok proses mempunyai kerja pada akuntansi proses di semua
proses.
Biaya transfer masuk merupakan (dari sudut pandang proses yang menerimanya) jenis biaya
bahan baku. Hal ini benar karena proses selanjutnya menerima unit setengah jadi yang harus menjadi
subyek kegiatan produksi lebih lanjut, yang terdiri lebih banyak tenaga kerja langsung, lebih banyak
overhead, pada sejumlah kasus, tambahan bahan baku. Meskipun sistem perhitungan harga pokok
proses memiliki lebih banyak tugas dalam akun barang dalam proses dibandingkan sistem pesanan,
sistem tersebut merupakan sistem yang lebih sederhana dan lebih murah. Dalam sistem harga pokok
proses, tidak ada pekerjaan individu dan tidak ada lembar harga pokok pesanan. Tidak perlu untuk
menelusuri bahan baku pada pekerjaan. Lebih lanjut, tidak terdapat kebutuhan untuk menggunakan
tiket waktu untuk membebankan biaya proses. Karena para tenaga kerjasecara khas pada
keseluruhan shiftnya. Mereka bekerja dalam suatu proses tertentu, tidak diperlukan penelusuran
tenaga kerja secara rinci. Bahkan, pada banyak perusahaan, biaya tenaga kerja merupakan persentase
yang demikian kecil dari biaya proses keseluruhan sehingga biaya tenaga kerja langsung
dikombinasikan dengan biaya overhead, menciptakan kategori biaya konversi.
Laporan Produksi
Dalam perhitungan harga pokok proses, biaya-biaya diakumulasikan berdasarkan departemen
untuk suatu periode waktu. Laporan produksi merupakan dokumen yang mengikhtisarkan kegiatan
produksi yang terjadi dalam departemen proses untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan produksi
juga berfungsi sebagai dokumen sumber yang mentransfer biaya-biaya dari akun barang dalam proses
dari departemen sebelumnya ke akun barang dalam proses departemen selanjutnya. Pada departemen
yang menangani tahap akhir pemrosesan, laporan produksi berfungsi sebagai dokumen sumber untuk
mentransfer biaya-biaya dari akun barang dalam proses ke akun barang jadi.
Laporan produksi menyediakan informasi mengenai unit fisik yang diproses dalam suatu departemen
dan juga mengenai biaya produksi yang berhubungan dengannya. Karenanya, laporan produksi dibagi
menjadi bagian informasi unit dan bagian informasi biaya. Laporan produksi menelusuri arus unit
melalui departemen, memperlihatkan perhitungan biaya unit, dan menyatakan pembagian biaya
departemen untuk periode yang dilaporkan.
Biaya Unit
Secara prinsip, perhitungan biaya unit dalam sistem proses sangat sederhana. Pertama, hitung
biaya produksi untuk departemen proses untuk suatu periode waktu tertentu. Kedua, hitung keluaran
dari departemen proses untuk periode waktu yang sama. Terakhir, biaya unit untuk proses dihitung
dengan membagi biaya-biaya periode tersebut dengan keluaran periode tersebut. Sementara ciri-ciri
dasar tampak relatif sederhana, rincian perhitungan harga pokok proses actual sedikit lebih rumit.
Sumber utama kesukaran berhubungan dengan bagaimana biaya dan keluaran suatu periode
didefinisikan saat menghitung biaya unit dari tiap proses. Adanya persediaan barang dalam proses
memperumit difinisi biaya dan keluaran yang diperlukan untuk perhitungan biaya unit.
Ciri-Ciri Dasar Perhitungan Harga Pokok Berdasarkan Proses:
1.
2.
3.
4.
5.
6. Laporan produksi departemen merupakan dokumen kunci untuk penelusuran biaya dan
kegiatan produksi
7. Biaya unit dihitung dengan membagi biaya departemen selama suatu periode dengan keluaran
periode tersebut.
C. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
1.
penggunaan tarif overhead ditentukan di muka. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Tarif Overhead = Anggaran Overhead / Anggaran Tingkat Kegiatan
Anggaran overhead merupakan biaya overhead yang diperkirakan akan terjadi pad tahun yang
akan datang. Estimasi tersebut dibuat berdasarkan biaya overhead yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya, kemudian disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang diperkirakan akan terjadi pad
tahun depan. Selain itu, untuk menghitung tarif juga diperlukan input berupa anggaran tingkat
kegiatan, yang merupakan penyebut. Untuk mnghasilkan input kedua ini, ada dua langkah yang perlu
dilakukan yaitu pertama dengan mengidentifikasi ukuran aktivitas produksi, kedua menaksir tingkat
kegiatan untuk periode mendatang.
2.
berhubungan erat dengan konsumsi overhead. Hal ini akan menjamin bahwa setiap jenis produk
menerima alokasi biaya overhead secara akurat dan adil. Meskipun tersedia banyak alternative dasar
aktivitas, namun ukuran yang paling banyak dipakai adalah :
a)
b)
c)
d)
e)
yang diproduksi. Jika perusahan hanya menghasilkan satu jenis produk, maka tentunya biaya
overhead yang terjadi adalah hanya untuk menghasilkan produk tersebut, dan biaya overhead pabrik
untuk periode tersebut dengan mudah dapat ditelusuri langsung ke output periode berjalan. Dalam
kondisi seperti ini, harga produk per unit dengan mudah dapat dihitung secara akurat. Namnun
demikian, dalam praktik ternyata umumnya perusahaan mengasilkan lebih dari satu jenis produk.
Karena setiap jenis produk mengkonsumsi overhead dalam porsi yang berbeda, maka muncul
persoalan alokasi biaya overhead yang tidak akurat.
3.
perusahaan pada tahun yang akan datang. Tingkat aktivitas normal adalah aktivitas rata-rata beberapa
tahun yang lalu.
4.
produksi. Total biaya overhead yang dibebankan ke produksi disebut biaya overhead pabrik
dibebankan. Biaya overhead pabrik yang dibebankan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
BOP Dibebankan = Tarif X Tingkat Kegiatan Sesungguhnya
Pengukuran aktivitas produksi yang digunakan untuk menghitung tarif BOP harus sama
dengan ukuran aktivitas produksi sesungguhnya. Jika tarif BOP dihitung atas dasar jam tenaga kerja
langsung, maka BOP harus dibebankan atas dasar tenaga kerja langsung yang sesungguhnya
dikonsumsi. BOP dapat dibebankan setipa hari, setiap minggu, setiap bulan, atau setiap periode waktu
lainnya sesuai dengan kebutuhan. Dalam upaya untuk memahami konsep pembebanan BOP, ada dua
poin yang perlu digaris bawahi, yaitu :
a. BOP yang dibebankan digunakan sebagai dasar untuk menghitung BOP per unit
b. BOP yang dibebankan jarang berjumlah sama dengan BOP sesungguhnya.
5.
adanya kesalahan dalam pembebanan BOP kepada produk. Pada akhir periode pelaporan, sesuatu
harus dikerjakan berkenaan dengan adanya selisih BOP. Biasanya selisih diperlakukan sebagai berikut
a. Seluruh biaya BOP dialokasikan ke harga pokok penjualan
b. Selisih BOP dialokasikan ke persediaan barang dalam proses, persediaan produk jadi, dan ke
harga pokok penjualan secara proporsional.
Alokasi Ke Harga Pokok Penjualan.
Praktik yang umum terjadi dalam memperlakukan selisih BOP adalah membebankan seluruh
selisih BOP ke harga pokok penjualan. Praktik ini didasarkan atas dasar materialitas. Metoda ini
cocok digunakan apabila selisih apabila BOP jumlahnya tidak material. Dengan demikian selisih BOP
akan ditambahkan ke harga pokok penjualan jika selisih tersebut merupakan selisih kurang
dibebankan, dan dikurangkan dari harga pokok penjualan jika selisih tersebut merupakan selisih lebih
dibebankan.
$13,000
Direct materials
2,500
Direct labor
11,700
Overhead applied
7,800
Total
$45,000
Job #704
Direct materials
$14,500
Direct labor
16,500
Overhead applied
11,000
Total
$42,000
45,000
6,240
8,736
4. a. Materials:
Beginning balance
Add: Purchases
Less: Materials requisitioned
Ending balance
$ 6,070
44,200
(27,000)
$ 23,270
628 Concluded
b. Work in Process:
Beginning balance
$ 13,000
27,000
Direct labor
28,200
Overhead applied
18,800
(45,000)
Ending balance
$ 42,000
c. Finished Goods:
Beginning balance
$ 6,240
45,000
(6,240)
Ending balance
$ 45,000