Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA

TIDAK LANGSUNG PADA MANUSIA


I.

TUJUAN :
Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tekana darah arteri pada

manusia.
II.
ALAT DAN BAHAN :
1. Sfigmomanometer.
2. Stetoscope
III. TATA KERJA :
A. Cara Pengukuran Tekanan Darah Arteri secara tidak langsung
B.1 Cara Palpasi (Perabaan) :
1. Memberi penjelasan bahwan akan dilakukan pengukuran tekanan
darah.
2. Mempersilahkan pasien untuk beristirahat selama 10 menit.
3. Mempersilahkan pasien duduk kembali.
4. Memasang manset di salah satu lengan 2-3 cm di atas fosa
cubiti. Manset dipasang dalam keadaan tidak longgar / terlalu
ketat.
5. Menetapkan posisi air raksa pada posisi 0 mmHg.
6. Meraba arteri radialis.
7. Memompa air raksa sampai denyut arteri radialis tidak teraba
lagi.
8. Meningkatkan air raksa 10-30 mmHg di atas posisi pada saat
arteri radialis tidak teraba.
9. Menurunkan air raksa perlahan sampai denyut arteri radialis
mulai teraba lagi.
10.
Menentukan tekanan sistol orang percobaan.
11.
Menurunkan air raksa sampai 0 mmHg.
12.
Mengulangi langkah 6 sampai 11 dengan sebanyak 2 kali.
13.
Menetapkan tekanan sistol rata-rata dari 3 kali pengukuran
dengan benar.

B.2

Cara Auskultasi :

1. Member petunjuk bahwa akan dilakukan pengukuran tekanan


darah.
2. Mempersilahkan pasien beristirahat selama 10 menit.
3. Mempersilahkan pasien duduk kembali.
4. Memasang manset di salah satu lengan 2-3 cm di atas fosa
cubiti.

Usahakan

manset

terpasang

dalam

keadaan

tidak

longgar/ terlalu ketat.


5. Menetapkan posisi air raksa pada posisi 0.
6. Meraba arteri brakialis dan arteri radialis.
7. Memompa air raksa sambil meraba arteri radialis/brakialis.
8. Memasang stetoskop di atas arteri brakialis.
9. Meningkatkan air raksa perlahan sambil mendengarkan bunyi.
10.
Menetapkan tekanan sistol dan diastole berdasarkan
kelima fase korotkof.
11.
Menurunkan air raksa sampai 0.
12.
Mengulangi langkah 7 sampai 11 dengan benar sebanyak 2
kali.
13.
Menetapkan tekanan sistol dan diastol rata-rata dari 3 kali
pengukuran benar.
B. Pengukuran Tekanan Darah Arteri brakialis pada Sikap Berbaring, Duduk
dan Berdiri
B.1 Berbaring terlentang
1. Menyuruh op berbaring terlentang dengan tenang selama 10
menit.
2. Selama menunggu, memasan manset sfigmomanometer pada
lengan kanan atas op.
3. Mencari dengan palpasi denyut arteri brakhialis pada fossa
cubiti dan denyut arteri radialis pada pergelangan tangan op.
4. Setelah op berbaring 10 menit, menetapkan kelima fase
korotkof dalam pengukuran tekanan darah op tersebut.
5. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.
B.2 Duduk
1. Tanpa melepas manset, op disuruh duduk.
2. Menunggu 3 menit.
3. Kemudian mengukur lagi tekanan darah pada saat op duduk.
4. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.
B.3 Berdiri
1. Tanpa melepaskan manset op diminta berdiri.
2. Setelah ditunggu 3 menit ukur kembali tekanan darah dengan
cara yang sama.

3. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.


4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah op pada
ketiga sikap yang berbeda di atas.
C. Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot
1. Mengukur tekanan darah arteri brankhialis o.p. dengan penilaian
menurut metode baru pada sikap duduk (o.p. tak perlu yang sama
seperti pada B)
2. Tanpa melepaskan manset suruhlah o.p. berlari ditempat dengan
frekuensi 120 loncatan/ menit selama 2 menit. Segera setelah
selesai o.p. disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya.
3. Mengulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai

IV.

tekanan darahnya kembali seperti semula.


4. Mencatat hasil pengukuran tersebut.
HASIL PENGAMATAN :
A. Cara palpasi
Tabel 1 : pengukuran dengan cara palpasi
No
1
2
3

Cara Palpasi (Sistol)


Uji I
Uji II
Uji III
100
90
90
120
110
110
120
120
120

Nama Pasien
Dinny Chairunisa
Exaudi Ebennezer P
Fadhli Izzaturrahma

Rata-rata
90
110
120

B.Cara Auskultasi
Tabel 2 Pengukuran Tekanan Darah Cara Auskultasi
Orang
Percobaan

Dinny
Exaudi

Fase
Korotko
v
I
II
III
IV
V
I
II

Pengukuran (mmHg)
1

90
80
76
73
70
110
108

94
81
76
73
70
110
108

90
80
76
74
70
110
106

Rata-Rata
91.33
80.33
76
73.33
70
110
107.33

Fadhli

III
IV
V
I
II
III
IV
V

94
88
82
120
109
98
92
80

96
92
82
120
108
100
93
80

94
86
82
120
108
98
92
80

94.66
88,67
82
120
108.33
98,67
92,33
80

Tabel 3 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Berbaring Terlentang


Orang
Percobaan

Dinny

Exaudi

Fadhli

Fase
Korotko
v
I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V

Pengukuran (mmHg)
1

85
80
75
72
69
105
100
94
85
78
117
103
95
90
79

85
82
76
73
70
104
103
95
85
76
115
103
95
87
77

85
82
77
72
68
107
101
92
85
78
118
107
95
88
79

Rata-Rata
85
81,33
76
72,33
69
105,33
101,33
93,67
85
77,33
116,67
104,33
95
88,33
78,33

Tabel 4 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Duduk


Orang
Percobaan

Dinny
Exaudi

Fase
Korotko
v
I
II
III
IV
V
I

Pengukuran (mmHg)
1

90
82
77
70
65
112

89
80
76
69
63
108

92
80
75
72
63
110

Rata-Rata
90.33
80.66
76
70.33
63.66
110

Fadhli

II
III
IV
V
I
II
III
IV
V

94
86
80
72
121
109
102
94
84

96
90
82
70
118
106
98
88
82

96
90
82
72
122
108
102
96
80

95.33
88.66
81.33
71.33
120.33
107.66
100.66
92.66
82

Tabel 5 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Berdiri


Orang
Percobaan

Dinny

Exaudi

Fadhli

Fase
Korotko
v
I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V

Pengukuran (mmHg)
1

89
83
77
71
68
108
98
92
85
81
117
109
99
88
79

87
80
76
70
67
108
98
92
86
80
115
108
100
89
77

85
80
76
70
65
108
96
88
82
78
116
111
102
89
77

Rata-Rata
87
81
76,33
70,33
66,67
108
97,33
90,67
84,33
79,67
116
109.33
100.33
88.66
77.66

Tabel 6 Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot


Orang
Percobaan

Dinny
Exaudi

Fase
Korotko
v
I
II
III
IV
V
I
II

Pengukuran (mmHg)
1

110
100
93
85
77
130
120

115
103
93
83
75
133
119

113
105
95
83
75
130
122

Rata-Rata
112.66
102.66
93.66
83.66
75.66
131
120.33

Fadhli

V.

III
IV
V
I
II
III
IV
V

107
99
82
140
120
112
106
80

105
96
82
136
116
110
104
80

105
95
85
130
112
104
98
80

105.66
96.66
83
135,33
116
108,67
102,67
80

PEMBAHASAN :
Tekanan darah arteri dapat diukur dengan 2 cara, yaitu cara palpasi dan cara

auskultasi. Manset dipasang pada di atas fosa cubiti.

Dengan cara palpasi

(perabaan), orang percobaan dapat diukur tekanan darah dengan meraba arteri
radialis. Pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi tersebut hanya dapat
mengetahui tekanan darah sistol. Pada saat memasangkan alat manset usahakan
tidak terlalu kencang atau terlalu longgar. Apabila terlalu kencang, maka hasil
pengukuran tekanan darah akan berkurang dari yang seharusnya. Sebaliknya,
apabila manset terlalu longgar, maka hasil pengukuran tekanan darah akan
bertambah dari yang seharusnya, sehingga menjadi tidak akurat
Dengan cara auskultasi, dapat dilakukan pengukuran tekanan darah sistole
dan diastol dengan menggunakan stetoskop untuk mendengar aliran darah pada
arteri brakialis. Pengukuran dilakukan berdasarkan fase korotkof, dimana terdapat 5
fase yaitu:
1. Terdengar bunyi
2. Bising
3. Bunyi mulai teratur
4. Melemah
5. Bunyi hilang
Tekanan sistol ada pada fase pertama (mulai terdengar bunyi), dan tekanan diastol
pada fase ke 5 (bunyi menghilang).

VI.

KESIMPULAN :

Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara, yaitu cara palpasi dan cara
auskultasi. Cara palpasi hanya dapat mengukur tekanan sistol, sedangkan
cara auskultasi dapat mengukur tekanan sistol dan diastol. Tekanan pada
arteri dapat berubah-ubah sesuai dengan aktifitas kita.

Anda mungkin juga menyukai