Anda di halaman 1dari 8

SELEKSI

( PEMILIHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DI RS )

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

45.5/01003/0003/IV/2015

00

1/6

BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
17 April 2015
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang


terjadi di Rumah Sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk
dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan
memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga
dan memperbaharui standar obat.
Proses seleksi bertujuan menjamin penggunaan obat yang
rasional, pengelolaan perbekalan farmasi yang efektif dan
kualitas perbekalan farmasi yang digunakan di Rumah Sakit.
Keputusan Direktur BLUD RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh Nomor : 45.5/003 /DIR/SK/IV/2015
TENTANG Kebijakan Pelayanan Farmasi Tentang
Obat-Obatan High Alert.

SELEKSI
( PEMILIHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DI RS )

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

45.5/01003/0003/IV/2015

00

2/6

BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur

Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
17 April 2015
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

a. Pelaksana seleksi adalah Panitia Farmasi dan Terapi dengan


melibatkan peran aktif apoteker sebagai sekretaris.
b. Mekanisme seleksi Seleksi dilakukan dengan
mempertimbangkan kriteria seleksi sbb:
1. Relevan dengan pola penyakit,
2. Terbukti aman dan efektif,
3. Performance baik dalam berbagai setting,
4. Kualitas
memadai
termasuk
bioavailabilitas,
bioekivalensi dan stabilitas, serta memiliki Certificate
of Analysis (CoA)
5. Memiliki rasio cost-benefit yang tinggi dihitung dari
total biaya perawatan
6. Diutamakan obat yang sudah dikenal baik dengan
profil farmakokinetik yang baik dan dibuat di dalam
negeri.
7. Diproduksi oleh perusahaan farmasi yang sudah
memiliki sertifikat mutu CPOB/GMP
8. Diutamakan obat esensial dan senyawa tunggal

SELEKSI
( PEMILIHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DI RS )

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

45.5/01003/0003/IV/2015

00

3/6

BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur

Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
17 April 2015
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

c. Sistem Formularium:
Formularium BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh
adalah daftar obat yang diterima/disetujui oleh Panitia
Farmasi dan Terapi (PFT) untuk digunakan di BLUD
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dan dapat dievaluasi,
direvisi dan disuplementasi pada setiap batas waktu yang
ditentukan. Proses evaluasi, revisi dan suplementasi
dilakukan oleh PFT secara reguler berdasarkan usulan dari
dokter/SMF dan masukan dari Instalasi Farmasi.
Penggunaan obat diluar formularium diperkenankan apabila
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Komite Medik.
d. Monitoring dan Evaluasi kepatuhan formularium.
Monitoring terhadap pelaksanaan formularium dilakukan
e. Evaluasi terhadap proses seleksi dilakukan setiap 1 tahun
sekali meliputi:
1. Persentase obat DOEN dalam formularium
2. Persentase usulan kebijakan obat yang diterima PFT
3. Persentase kepatuhan terhadap formularium
4. Persentase kepatuhan terhadap SOP form pengusulan
obat baru

SELEKSI
( PEMILIHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DI RS )

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

45.5/01003/0003/IV/2015

00

4/6

BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur

Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
17 April 2015
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

3. Perhitungan perencanaan tahunan dilakukan pada bulan


Oktober
tahun
sebelumnya
menggunakan
data
penggunaan/distribusi obat rata-rata setiap bulannya
(Januari-September), dengan mempertimbangkan:
a) Sisa stok
b) Kejadian stock out
c) Trend penggunaan
d) Usulan perencanaan dari unit
e) Analisis Pareto ABC dan VEN
f) Anggaran tahun sebelumnya
4. Pengadaan dilakukan oleh Kepala Instalasi, dan apabila
berhalangan dapat didelegasikan kepada Kepala Urusan
Logistik dengan tanggung jawab sepenuhnya berada di
tangan Kepala Instalasi.
5. Pengadaan perbekalan farmasi di BLUD RSUD Cut Nyak
Dhien Meulaboh meliputi:
a) Pembelian
b) Produksi
c) Donasi
6. Sistem pengadaan dengan pembelian adalah pembelian
langsung (direct procurement) dan pembelian dengan

SELEKSI
( PEMILIHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DI RS )

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

45.5/01003/0003/IV/2015

00

5/6

BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur

Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
17 April 2015
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Pembelian dengan nilai di bawah 50 juta rupiah


menggunakan Surat Pesanan (PO) yang ditandatangani
oleh Kepala Instalasi Farmasi, dan pembelian diatas 50
juta rupiah harus menggunakan Surat Pesanan (PO) yang
ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit.
7. Pemasok yang dipilih harus memenuhi standar mutu dan
diutamakan sole distributor atau distributor yang ditunjuk
oleh pabrik/produsen/importir obat dan alat kesehatan
serta harus memenuhi persyaratan pemasok sebagai
berikut:
a) Memiliki Surat Izin Usaha Pedagang Besar Farmasi
dari Badan POM RI
b) Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
c) Memiliki Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
beserta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d) Memiliki Surat Tanda Daftar Perusahaan
e) Lebih diutamakan pemasok yang memiliki Sertifikat
Mutu
f) Memberikan jaminan pelayanan, meliputi :

Jaminan sustainibilitas dan kontinuitas produk


Pemberian informasi yang jelas mengenai produk,

SELEKSI
( PEMILIHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DI RS )

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

45.5/01003/0003/IV/2015

00

6/6

BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur

Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
17 April 2015
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Memberikan waktu jatuh tempo pembayaran yang


fleksibel
Ketepatan packing dan labeling, serta bersedia
menerima retur apabila packing dan labeling tidak
sesuai

8. Pengadaan obat /alkes diluar formularium atau apabila


terjadi keterlambatan suplai dari pemasok resmi dapat
dilakukan ke apotek rekanan atau apotek/rumah sakit lain
yang memiliki izin resmi. Instalasi Farmasi tidak
diperkenankan membeli perbekalan farmasi di jalur
nonformal
9. Evaluasi proses perencanaan dilakukan setiap tahun
meliputi:
a) Persentase dana yang tersedia dibandingkan dengan
keseluruhan dana yang sesungguhnya dibutuhkan
b) Penyimpangan perencanaan
c) Kecukupan obat
d) Kesesuaian SOP dalam pembuatan perencanaan
dengan kenyataan
10. Monitoring dan evaluasi proses pengadaan dilakukan

SELEKSI
( PEMILIHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DI RS )

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

45.5/01003/0003/IV/2015

00

7/6

BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur

Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
17 April 2015
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

a) Tingkat kesesuaian SOP pengadaan dengan kenyataan


b) Kesesuaian Lead time yang ditargetkan
c) Persentase obat yang tidak dapat dilayani sesuai surat
pesanan
d) Persentase kesalahan surat pesanan
12. Monitoring dan Evaluasi pemasok dilakukan secara
berkala dan menjadi acuan dalam proses pengadaan
perbekalan farmasi.
13. Produksi perbekalan farmasi berupa kegiatan membuat,
merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi
non steril, dan dilakukan oleh Asisten Apoteker
berpengalaman.Kriteria obat yang diproduksi :
a) Sediaan farmasi dengan formulasi khusus
b) Sediaan farmasi dengan harga murah
c) Sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil
d) Sediaan farmasi yang tidak tersedia di pasaran

14. Evaluasi terhadap proses produksi dilakukan setiap 6


bulan meliputi evaluasi harga jual dan biaya produksi serta
kesesuaian proses produksi dengan prosedur yang sudah

SELEKSI
( PEMILIHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DI RS )

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

45.5/01003/0003/IV/2015

00

8/6

BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Unit Terkait

Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
17 April 2015
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Seluruh area keperawatan, kamar Operasi, instalasi farmasi,


Rehabilitasi Medis/Fisiotrapi. dan ruang pelayanan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai