Evaluasi Transportasi Pedesaan PDF
Evaluasi Transportasi Pedesaan PDF
PEDESAAN
KABUPATEN PAKPAK BHARAT
(Studi Kasus)
TUGAS AKHIR
Dilakukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan
Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian
Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh :
Binsar G.P. Manurung
NIM : 00 04 04 014
TUGAS AKHIR
Dilakukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan
Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian
Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh :
Binsar G.P. Manurung
NIM : 00 04 04 014
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Studi ini membahas tentang transportasi angkutan umum
pedesaan yang berasal dari ataupun menuju kota Salak sebagai pusat
perekonomian. Kabupaten Pakpak Bharat yang beribukotakan Salak
merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Dairi. Dari
hasil pemekaran tersebut kabupaten Pakpak Bharat mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat apabila ditinjau dari
bidang transportasi. Oleh karena itu dibutuhkan angkutan untuk
memperlancar aktivitas penduduk pedesaan sehari-hari dan
pergerakan penduduk pedesaan dari satu tempat ketempat lain.
Dari penelitian langsung di lapangan dengan melakukan
pendekatan teknis diperoleh bahwa masih ada desa- desa yang belum
terjangkau oleh angkutan dengan jumlah persentase 35% desa yang
terlayani dan 65% desa yang belum terlayani. Hal ini diketahui
dengan adanya 4 trayek ataupun jalur lintasan yang ada di wilayah
kabupaten tersebut, yaitu trayek Salak- Sibande, Salak- Sidikalang,
Salak- Ulu Merah, Salak- Sibagindar. Dalam analisa data penelitian
ini dilakukan metodologi dengan cara mengumpulkan data primer
yaitu data survey di lapangan (wawancara langsung dengan
penumpang angkutan pedesaan) dan data sekunder yang diambil
langsung dari instansi-instansi terkait. Berdasarkan analisa data yang
dilakukan diperoleh pada umumnya pengguna angkutan umum
pedesaan lebih banyak dilakukan oleh penduduk yang memiliki tujuan
untuk bekerja yaitu sebesar 46 orang (47%). Selain itu dapat diperoleh
perbedaan jumlah persentase menurut tanggapan penumpang terhadap
angkutan yang ditinjau dari kecepatan angkutan, ongkos perjalanan,
tingkat kenyamanan, tingkat keamanan dan tingkat keselamatan.
Adapun akhir dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kinerja
pelayanan angkutan umum yang beroperasi di Kab. Pakpak Bharat
belum memuaskan.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat, kasi dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Tugas Akhir ini dengan judul:
Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan
(Studi Kasus: Kabupaten Pakpak Bharat)
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh
ujian sarjana pada Fakultas Teknik, Departemen Teknik Sipil Universitas
Sumatera Utara.
Dalam kesempatan kali ini, dengan hati yang tulus penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. DR. Ir. Bachrian Lubis M.Sc, selaku Ketua Departemen Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak DR.Ir. A. Perwira M. Tarigan M.Sc, selaku Sekretaris Departemen
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara,
4. Bapak Prof. DR. Ir. Bachrian Lubis MSc, selaku penasehat akademik
penulis
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
6. Orangtua tercinta, adik-adik saya yang selalu memberikan dorongan dan doa
restu.
7. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2000 dan 2003 yang telah
membantu penulis selama ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih
memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan wawasan, pengalaman dan
referensi yang dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan,
November 2007
Hormat saya
Penulis
Binsar G.P.Manurung
00 0404 014
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI ....iii
DAFTAR GAMBAR ...vi
DAFTAR TABEL ...vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Umum...1
1.2
1.3
1.4
Permasalahan ...4
1.5
1.6
Metodologi Penelitian .5
1.7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umum...9
2.2
2.3
2.4
2.5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
3.1
Umum ........................................................................................................28
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
BAB IV
4.1
4.2
4.3
4.4
Transportasi ...............................................................................................41
BAB V
5.1
ANALISA DATA
Uraian Umum.............................................................................................48
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
5.2
5.3
5.4
5.5
BAB VI
6.1
Kesimpulan ...............................................................................................65
6.2
Saran ..........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh
manusia atau mesin. Oleh karena itu transportasi menjadi bagian integral dari
suatu fungsi masyarakat, karena menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan
gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang produktif. Negara Indonesia
yang terdiri dari kira-kira 13.000 pulau, dengan jumlah penduduk yang lebih dari
dua ratus juta orang tentu saja sistem pengangkutan (transportasi) menjadi suatu
hal yang sangat penting sekali.
Mobilitas manusia yang semakin beragam sangat perlu didukung dengan
adanya sistem transportasi yang berkelanjutan (sustainable transport system).
Terutama bagi masyarakat pedesaan yang pada umumnya hidup dari kegiatan
pertanian petani memerlukan akses termudah, termurah, dan tercepat ke pasar
dalam menjual hasil produksinya.
Maka sistem pengangkutan pedesaan sebaiknya harus disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat pedesaan dimana pada umumnya bersifat pengangkutan
barang. Untuk itu pelayanan yang diberikan sebaiknya mewujudkan rasa aman,
nyaman, tepat dan teratur dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat
pedesaan. Begitu juga dengan dengan frekuensi operasi armada dan jalur yang
akan dilalui oleh angkutan pedesaan tersebut.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Daerah pedesaan dan perkotaan memiliki ciri yang berbeda, akan tetapi
kota dan desa tersebut memiliki hubungan yang erat. Pada kota konsentrasi
penduduk yang
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
1.4 Permasalahan
Penelitian ini bertitik tolak dari adanya permasalahan angkutan umum
pedesaan yang mana terjadi pada jam sibuk dan untuk hari-hari tertentu. Adapun
yang menjadi masalah adalah tingkat pelayanan yang masih minim dan jadwal
kegiatan kendaraan yang belum pasti (tidak sesuai dengan jadwal) yang
diterapkan oleh perusahaan yang mengelola angkutan umum tersebut, pola dan
sistem manejemen yang lemah, dan terbatasnya jumlah armada yang tersedia. Hal
ini dapat di ketahui oleh kita dari banyaknya keluhan-keluhan dari para pengguna
jasa angkutan umum pedesaan.
1.5 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini masalah yang akan dievaluasi dibatasi pada studi
kinerja pelayanan angkutan pedesaan untuk penumpang angkutan umum pedesaan
Kabupaten Pakpak Bharat.
Berhubung karena keterbatasan jarak yang terlalu jauh dan melihat jenis angkutan
dan banyaknya
(empat) perusahaan angkutan pedesaan dengan 4 (empat) jalur yang menuju kota
Salak dan dari kota Salak, yaitu :
1. Trayek Salak Sibande
2. Trayek Salak Sidikalang
3. Trayek Salak Ulu Merah
4. Trayek Salak Sibagindar.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Kantor BAPPEDA
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
a. Data Primer
Data-data lapangan yang berhubungan langsung dari hasil survei yang
dilakukan dilapangan.
b. Data Sekunder
Data-data lapangan yang bersumber dari instansi yang terkait, dan teoriteori yang diperoleh dari buku-buku literatur.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan logis berdasarkan analisis data, temuan dan
bukti yang disajikan sebelumnya yang menjadi dasar untuk menyusun
suatu saran sebagai usulan.
Adapun tahap tahap penelitian tugas akhir ini, dilampirkan dalam bagan
alir penelitian dibawah ini:
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Studi Pustaka
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Data Primer :
- Data Angkutan
- Data Penumpang
Data Sekunder :
- Data BPS
- Data Dinas PU
- Data Dishub
Data Masukan :
- Tabulasi Data Quisioner
Analisa Data:
Metode
MetodeAnalisa
AnalisaDeskriptif;
Deskrptif
Gambaran kondisi menurut pengguna angkutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Peran utama angkutan umum adalah melayani kepentingan mobilitas
masyarakat dalam melakukan kegiatannya, baik dalam kegiatan sehari-hari yang
berjangka pendek atau menengah (angkutan perkotaan/pedesaan dan angkutan
antar kota dan propinsi). Aspek lain pelayanan angkutan umum adalah
peranannya
dalam
pengendalian
lalu
lintas,
penghematan
energi
dan
pengembangan wilayah.
Dalam rangka pengendalian lalu lintas peranan layanan angkutan umum
tidak bisa di tiadakan. Dengan ciri khas yang dimilikinya, yakni lintasan tetap dan
mampu mengangkut banyak orang seketika, maka efesiensi penggunaan jaringan
jalan menjadi lebih tinggi karena pada saat yang sama luasan jalan yang sama
dimanfaatkan oleh lebih banyak orang. Disamping itu, jumlah kendaraan yang
berlalu lalang dijalanan dapat dikurangi dengan demikian kelancaran arus lalu
lintas dapat ditingkatkan.
Pengelolaan angkutan umum ini pun berkaitan dengan penghematan
penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Dibidang perangkutan, penghematan
energi BBM sudah lama menjadi bahan pikiran para ahli terkait, selain itu layanan
angkutan umum juga perlu ditingkatkan.
Berkaitan dengan pengembangan wilayah, angkutan umum juga sangat
berperan dalam menunjang interaksi sosial-budaya masyarakat. Pemanfaatan
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
sumber daya alam maupun mobilisasi sumber daya manusia serta pemerataan
pembangunan daerah beserta hasil-hasil nya, didukung oleh sistem perangkutan
yang memadai dan sesuai dengan tuntutan kondisi setempat.
2. 2 Angkutan Umum
Angkutan adalah perpindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan adalah suatu alat yang
dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak
bermotor. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan teknik yang berada pada kendaraan tersebut.
Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan
untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Kendaraan umum
dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang, dan bus besar. Armada
adalah aset berupa kendaraan yang merupakan tanggung jawab perusahaan, baik
yang dalam keadaan siap guna dalam konservasi.
Angkutan umum penumpang merupakan bagian dari sistem transportasi
yang berfungsi sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan merupakan
bagian yang tidak dapat terpisahkan. Prinsip dasar untuk memahami pengertian
mengenai angkutan umum penumpang yaitu manusia yang pada dasrnya tidak
ingin berpergian dengan angkutan umum melainkan lebih memilih menggunakan
angkutan pribadi. Maka angkutan umum penumpang dapat diartikan sebagai
angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem bayar atau sewa. Dimana
angkutan umum penumpang terdiri dari angkutan kota, angkutan pedesaan (bus,
mini bus, dan sebagainya), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Oleh karena orang-orang mulai bekerja pada waktu yang hampir bersamaan
(mayoritas sama), kebutuhan angkutan umum pada waktu itu adalah tinggi.
Puncak kebutuhan ini tidak begitu tinggi apabila orang-orang mengakhiri
pekerjaan pada waktu yang berbeda.
2. Perjalanan untuk kesekolah atau kuliah
Sektor pendidikan adalah salah satu sektor yang sangat penting, karena ini
menyangkut seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu kebutuhan
angkutan umum sangat besar untuk melakukan kegiatan ini, dikarenakan
jumlah pelakunya yang sangat besar. Saat ini adalah hal yang sangat baik
apabila sekolah-sekolah menyediakan fasilitas bus sekolah, hal ini guna
mengurangi kemacetan pada saat jam puncak sekolah yaitu pada saat masuk
dan keluar sekolah. Dengan adanya bus tersebut pengguna mobil pribadi
dapat berkurang, sehingga kemacetan dapat sedikit terkurangi.
3. Perjalanan untuk berbelanja
Perkembangan pusat-pusat perbelanjaan, membangkitkan kebutuhan akan
angkutan, terlebih jika orang mulai berbelanja jauh dari tempat tinggalnya.
4. Perjalanan untuk rekreasi
Masing masing orang yang tidak mempunyai angkutan sendiri akan
memerlukan
angkutan
umum
untuk
mengadakan
rekreasi
seperti
secara
optimum
dengan
mempertimbangkan
lintas
yang
dari satu tempat ketempat lainnya dengan menggunakan angkutan umum yang
ada, meskipun harus pindah dari satu rute ke rute lainnya dengan moda yang
berbeda. Namun perlu diperhatikan hasil dari perencanaan strategis tidak dapat
langsung diterapkan secara operasional karena keluaran yang dihasilkan tidak
cukup rinci. Untuk itu perlu di analisis lebih mendalam untuk masing-masing rute
agar diperoleh spesifikasi yang lebih rinci yang dapat di gunakan sebagai acuan
bagi pengoperasian angkutan umum untuk setiap rutenya.
Perencanaan operasional pada dasarnya merupakan kajian perencanaan
dalam skala rute. Dengan demikian perencanaan operasional merupakan tahap
lanjut dari perencanaan strategis. Dalam perencanaan operasional tinjauan
dilakukan secara individual dan isolated yaitu berdasarkan informasi yang
diperoleh dari perencanaan strategis sebelumnya. Kajian ini diperlukan dalam
usaha mencari spesifikasi teknis operasional dari suatu rute dalam tingkat yang
sangat rinci, yang selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi pengoperasian rute yang
dimaksud. Dikatakan sangat rinci karena aspek-aspek teknis operasional
ditentukan disini, seperti jumlah armada, frekuensi dan lain sebagainya secara
lebih lengkap informasi yang diperoleh dari tahap perencanaan operasional
meliputi :
1. Jenis dan tipe kendaraan.
2. Kapasitas kendaraan.
3. Jumlah armada.
4. Frekuensi pelayanan.
5. Selang waktu / jarak rata-rata kendaraan (headway).
6. Sistem tarif.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
7. Besaran tarif.
8. Penjadwalan.
9. Estimasi biaya operasional.
10. Estimasi jumlah penumpang terangkut.
11. Estimasi pendapatan (revenue).
12. Estimasi tingkat keuntungan tingkat operasional.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
dicanangkan
sebelumnya dalam
perencanaan operasional
maupun
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
1. Faktor Jalan
Lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, ada tidaknya median, kondisi
permukaan jalan, alignement, kelandaian jalan, trotoar, dan lain-lain.
2. Faktor Lalu Lintas
Komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, dan gangguan lalu lintas,
adanya kendaraan tidak bermotor, ganguan samping, dan lain-lain.
3. Kepadatan penduduk
Salah satu faktor yang menjadi prioritas pelayanan angkutan umum adalah
wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya
merupakan wilayah yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi.
Tryek angkutan umum yang ada diusahakan sedekat mungkin menjangkau
wilayah itu.
4. Daerah pelayanan
Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah
potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada.
Hal itu sesuai dengan konsep pemerataan wilayah perkotaan yang ada. Hal
itu sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan
fasilitas angkutan umum.
5. Karakteristik jaringan jalan
Kondisi jaringan jalan akan menentukan pola pelayanan trayek angkutan
umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi,
fungsi, lebar jalan, dan tipe operasi jalan.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Jarak pendek;
Jarak pendek;
Pelayanan lambat;
Jarak pendek;
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Pelayanan cepat ;
Jarak pendek ;
4. Trayek pedesaan yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah
kabupaten Daerah Tingkat II ;
Trayek pedesaan diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan sebagai
berikut :
a. Mempunyai jadwal yang tetap dan atau tidak terjadwal;
b. Pelayanan lambat;
c. Dilayani oleh mobil bus umum dan atau mobil penumpang umum;
d. Prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan.
5. Trayek lintas batas negara yaitu trayek yang melewati atau melalui batas
negara.
Dari pembagian jenis jaringan trayek yang dijelaskan diatas, jenis yang
dibahas adalah jenis trayek pedesaan.
Adapun penggolongan klasifikasi trayek dan jenis pelayanan serta jenis
angkutan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Jenis
Trayek
Pelayanan
Jenis Angkutan
Kapasitas
Penumpang
Perhari / kendaraan
Non
Utama
Ekonomi
Ekonomi
1.500-1.800
ganda)
Bus besar (lantai
1.000-1.200
tunggal)
Bus sedang
500-600
Bus besar
1.000-1.200
Bus Sedang
500-600
Ekonomi
Bus kecil
300-400
Ekonomi
Bus sedang
500-600
Bus kecil
300-400
Non
Cabang
Ekonomi
Ranting
Non
Ekonomi
250-300
Bus besar
1.000-1.200
Bus sedang
500-600
Bus kecil
300-400
Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum Perkotaan Dalam Trayek Tetap
Dan Teratur, Departemen Perhubungan RI, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
2002
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
lingkup
permasalahan
transportasi
telah
bertambah
luas
dan
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan dari analisa pada daerah studi,
dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu, yang mana prosedur
pelaksanaanya secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Tahap pertama adalah melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh
teori-teori yang berhubungan dengan penyelesaian tugas akhir ini.
2. Tahap kedua adalah menemukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai
dengan daerah penelitian. Sampel adalah sebagian dari objek atau
individu-individu yang mewakili suatu populasi. Pendugaan taksiran atau
populasi tersebut dilakukan melalui sampel. Keterbatasan waktu, biaya
dan tenaga mendorong seorang peneliti untuk menggunakan sampel dalam
penelitianya.
3. Tahap ketiga adalah pengorganisasian data yang dibutuhkan, metode
pengumpulan data yang diperoleh dari survey. Berdasarkan sumbernya
data dapat digolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek
yang diteliti. Data primer sangat berperan dalam mendukung tujuan
penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang lebih dahulu
dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi terkait. Dalam
penelitian ini data sekunder diperoleh dari Bapedda dan BPS, kantor dinas
PU Daerah, kantor DLLAJ Kabupaten Pakpak Bharat.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
4. Tahap akhir adalah analisa data dari hasil survey untuk mengambil
kesimpulan dari tujuan ini.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
memudahkan
pewawancara
dalam
melakukan
pendataan
dan
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Salak
5.440
Sibande
8.062
Sibagindar
1.084
Ulu Merah
3.019
Kecupak
3.014
Sukaramai
8.428
Tinada
5.091
Jamburea
3.713
37.851
Dimana :
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
n = jumlah sampel.
Z = Convidence (tingkat kepercayaan) 1,96
V = vareabilitas yang dapat diperoleh dengan rumus:
V = (100 )
Z V
n=
C
1,96 50
n=
10
n = 96,04 96
Jumlah sampel yang akan diambil setelah koreksi dengan N = 37.851 adalah :
n' =
n
1+
n
N
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
n' =
96
96
1+
37851
n' = 95,8 96
Jadi jumlah sampel yang diambil di Kabupaten Pakpak Bharat adalah 96
sampel.
3.6 Pemilihan Lokasi Sampel
Pemilihan lokasi sampel dari Kabupaten Pakpak Bharat sebagai wilayah
studi yang terdiri dari delapan kecamatan dapat ditentukan sebagai berikut :
n' =
PDn
JS
P
n'
PDn
JS
5440
96
37851
n' = 13,7 14
Jumlah sampel yang disebarkan untuk Kecamatan Salak adalah 14 orang.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
8062
96
37851
n' = 20,24 20
Jumlah sampel yang disebarkan untuk Kecamatan Sibande adalah 20 orang.
1.084
96
37851
n' = 2,74 3
Jumlah sampel yang disebarkan untuk Kecamatan Sibagindar adalah 3 orang.
3.6.4 Kecamatan Ulu Merah
Jumlah sampel yang diambil :
n' =
3019
96
37851
n' = 7,65 8
Jumlah sampel yang disebarkan untuk Kecamatan Ulu Merah adalah 8 orang.
3.6.5 Kecamatan Kecupak
Jumlah sampel yang diambil :
n' =
3014
96
37851
n' = 7,64 8
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
8428
96
37851
n' = 21,3 21
Jumlah sampel yang disebarkan untuk Kecamatan Sukaramai adalah 21 orang.
5091
96
37851
n' = 12,9 13
Jumlah sampel yang disebarkan untuk Kecamatan Tinada adalah 13 orang.
3.6.8 Kecamatan Jamburea
Jumlah sampel yang diambil :
n' =
3713
96
37851
n' = 9,4 9
Jumlah sampel yang disebarkan untuk Kecamatan Jamburea adalah 9 orang.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH DAN DATA
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Sumatera Utara
Ibu kota
Salak
Luas
1.218,30 km
Penduduk
Jumlah
37.851 jiwa
Kepadatan
31 jiwa/km
Pembagian administratif
Kecamatan
.Jumlah Desa
47
Dasar hukum
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Pada saat ini kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari 8 kecamatan yaitu
Salak, Sibande, Sibagindar, Ulu Merah, Kecupak, Sukaramai, Tinada, Jamburea.
Tabel 4.2 Luas dan Administrasi Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2005
No
Kecamatan
Salak
117,92
Sibande
473,62
Sibagindar
41,30
Ulu Merah
53,02
Kecupak
125,88
Sukaramai
194,81
Tinada
109,19
Jamburea
102,56
Pakpak Bharat
1.218,30
Kecamatan
Salak
5,440
Sibande
8.062
Sibagindar
1.084
Ulu Merah
3.019
Kecupak
3.014
Sukaramai
8.428
Tinada
5.091
Jamburea
3.713
Jumlah penduduk
37.851
4.4 Transportasi
Prasarana transportasi di Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya cukup
baik, jaringan jalan untuk menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lainnya telah
ada dan telah dilapisi oleh lapisan aspal, terutama jalan utama yang
menghubungkan lokasi-lokasi tertentu. Pada ruas-ruas tertentu prasarana
transportasi memang mengalami kerusakan akibat bencana alam (berupa gempa
bumi dan longsor). Dibagian lain, terdapat ruas jalan yang rusak karena genangan
air pada waktu hujan.
Peningkatan usaha pembangunan akan menuntut pula peningkatan
pembangunan jalan. Pembangunan jalan bertujuan untuk memudahkan mobilitas
penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Panjang jalan di Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2005 mencapai 432,6 Km,
terdiri atas jalan Negara 41 Km, jalan propinsi sepanjan 39,00 Km, dan jalan
kabupaten 352,6 Km. Pada tahun 2005 kondisi jalan di Kabupaten Pakpak Bharat
133,6 Km kondisinya baik, 72,6 Km kondisinya sedang,
146,46 kondisinya
rusak.
Kondisi status dan panjang jalan Kabupaten Pakpak Bharat pada
tahun 2005.
Tabel 4.4 : Tabel Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi
No.
Kondisi Jalan
Baik
133,6
Sedang
72,6
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Rusak
146,46
Jumlah
352,6
Jalan
Jalan
Kabupaten Desa
Jalan
Jalan
Total
Negara
Propinsi
(Km)
Aspal
82,4
41
39
162,4
Batu/kerikil
80,76
80,76
Tanah
189,44
189,44
352,60
41
39
432,6
Dibawah ini akan diuraikan jarak dari ibukota kecamatan Salak sebagai
ibukota kabupaten Pakpak Bharat .
Tabel 4.6 Nama dan Jarak ibukota Kecamatan ke ibukota Kabupaten
No
Kecamatan
Ibukota
Jarak (Km)
Salak
Sibande
29
Salak
Pagindar
Sibagindar
112,4
Ulu Merah
12
Pergetteng-getteng Sengkut
Kecupak
4,2
Kerajaan
Sukaramai
18
Tinada
Tinada
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Siempat Rube
Jamburea
Kode trayek
Rute trayek
TR. 1. 01
TR. 1. 02
TR. 1. 03
TR. 1. 04
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Jambu
Jambu
Sibande
Tinada
Sukaramai
Sidikalang
SALAK
Ulu Merah
Kecupak
Sibagindar
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Keterangan :
= menuju
= meninggalkan
Bharat
No
Nama Angkutan
Jumlah/Unit
Po. HIMPAK
10
Po. SEMPURNA 72
22
Po.SEMPURNA 70
10
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah angkutan umum pedesaan
ada 4 perusahaan yang mana jumlah unit keseluruhannya adalah 50 Unit.
2. SALAK SIDIKALANG
Untuk jurusan trayek ini setiap harinya jumlah penumpang cukup tinggi,
terlebih pada hari sabtu yang merupakan hari aktivitas terakhir ataupun
hari pekan di Sidikalang.. Hal ini dikarenakan Sidikalang merupakan
Ibukota Kabupaten Dairi dimana Salak sebelumnya merupakan salah satu
kecamatan di kabupaten tersebut, sehingga segala sesuatunya masih
memiliki hubungan yang saling mendukung.
Trayek ini memiliki waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam dengan kecepatan
rata- rata 45 km/jam.Trayek ini mulai beroperasi dari jam 06.30 WIB
sampai jam 19.30 WIB. Jumlah penumpang yang paling banyak ditinjau
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
dari waktunya adalah pada saat pagi dan sore hari. Rata- rata penumpang
yang melakukan perjalanan tersebut adalah pegawai pemerintahan, baik itu
guru, pegawai negeri sipil, anak sekolah, dan pedagang. Tarif ongkos dari
trayek ini adalah Rp. 12.000,- dan melakukan perjalanan sebanyak 2 trip.
Rute trayek : Salak Tinada Sukaramai Sidikalang (PP)
4. SALAK SIBAGINDAR
Untuk trayek ini perjalanan angkutan kurang melayani desa-desa di
kecamatan tersebut. Dikarenakan sebagian jalan utama menuju kecamatan
ini masih jalan batu, sehingga angkutan enggan untuk melalui jalur yang
telah ditentukan.
Waktu tempuh dari perjalanan kurang lebih 1,5 jam dengan kecepatan
rata- rata 30 km/jam dan jadwal keberangkatan trayek ini juga belum ada.
Tarif ongkos dari perjalanan trayek ini sebesar Rp.15.000,-, dan jumlah
perjalanan trip sebanyak 2 trip.
Rute trayek : Salak Kecupak Sibagindar (PP)
Daerah /Desa- desa yang dilalui trayek :
Salak Kecupak Simerpara Kutaliang Tumba - Sibagindar
Armada :
-
CV. Sempurna 70
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
BAB V
ANALISA DATA
Usia
(31 - 40)
Thn
20
6
5
(41 - 50)
Thn
3
3
3
(51 - 60)
Thn
1
1
3
Jumlah
(orang)
Persentase(%)
46
15
20
15
96
47
16
21
16
100
Dari keterangan data yang kita tinjau menurut umur dan tujuan perjalanan, penulis
menyimpulkan, bahwa penduduk yang melakukan perjalanan paling banyak
berkisar antara 21- 40 tahun dengan tujuan bekerja, dengan jumlah 46 orang
(47%).
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Tingkat Pendidikan
Jumlah
% (Orang)
Terakhir
(Orang)
59
63
37
37
96
100
SLTP)
2
% (Orang)
37%
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Jenis Pekerjaan
Jumlah
%(Orang)
Pegawai
23
24
Pelajar
20
21
Umum
53
55
96
100
Jumlah
%(Orang)
24%
Pegawai
Pelajar
55%
Umum
21%
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Sekarang
banyak
pengemudi
yang
mengemudikan
kendaraan
4. Tujuan pergerakan
Masyarakat yang ingin bekerja atau sekolah akan lebih memilih angkutan
yang cepat agar tidak terlambat sampai pada tujuannya.
Perhatikan,
biasanya
seseorang
tidak
dapat
menangkap
seluruh
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Alasan
Lebih cepat
3
4
Jumlah (orang)
%(Orang)
28
29
Mudah didapat
20
19
46
47
96
100
Jumlah
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
29%
Ongkos lebih murah
Lebih cepat
Mudah didapat
Tidak ada yang lain
47%
5%
19%
Kecepatan
Jumlah (orang)
% (orang)
Cepat
19
20
Sedang
72
75
Lambat
96
100
Jumlah
% (orang)
5%
20%
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat,Cepat
2007.
USU Repository 2009
Sedang
Lambat
75%
Ongkos Perjalanan
Jumlah
%(Orang)
Rendah
16
17
Sedang
65
67
Tinggi
15
16
96
100
Jumlah
%(Orang)
16%
17%
Rendah
Sedang
Tinggi
67%
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Persepsi Penumpang
Jumlah
%(Orang)
Nyaman
67
70
Tidak Nyaman
29
30
96
100
Jumlah
%(Orang)
30%
Nyaman
Tidak Nyaman
70%
Keamanan
Jumlah
%(Orang)
Aman
16
17
Cukup Aman
60
62
Tidak Aman
20
21
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Jumlah
96
100
17%
21%
Aman
Cukup Aman
Tidak Aman
62%
Keselamatan
Jumlah
%(Orang)
Memuaskan
17
18
Cukup memuaskan
61
63
Tidak memuaskan
18
19
Jumlah
96
100
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
18%
19%
Memuaskan
Cukup memuaskan
Tidak memuaskan
63%
Jumlah (Orang)
% (Orang)
Memuaskan
34
35
Kurang memuaskan
62
65
96
100
Jumlah
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
35%
Memuaskan
Kurang memuaskan
65%
Alasan
Jumlah (Orang)
% (Orang)
Tarif/ongkos murah
23
68
11
32
34
100
duduk
dan
sirkulasi
udaranya baik
Jumlah
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
32%
Tarif/ongkos murah
68%
Alasan
Angkutan
umum
tidak
Jumlah (Orang)
% (Orang)
45
72
14
22,5
4,5
62
100
Angkutan
umum
tidak
Jadwal
keberangkatan
tidak ditentukan
Jumlah
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
5%
23%
72%
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
Keterangan
Jumlah
% (Orang)
(Orang)
1
48
48
19
20
32
32
96
100
yang
telah
ditetapkan
32%
48%
20%
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa statistik deskriptif yang dilakukan pada bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Angkutan pedesaan belum dapat menjangkau keseluruhan desa-desa
wilayah Pakpak Bharat. Karena hanya ada sekitar 20 desa yang dilalui
oleh angkutan yang beroperasi di wilayah tersebut dari 47 desa yang ada.
Sehingga penduduk yang desanya tidak terlayani, harus berjalan kaki ke
desa yang dilalui oleh angkutan pedesaan tersebut.
2. Karakteristik penumpang angkutan umum pedesaan di Kabupaten Pakpak
Bharat sebagai berikut :
1. Umur penumpang angkutan umum pedesaan yang paling banyak
melakukan perjalanan menurut tujuan perjalanan berkisar antara
21- 40 tahun sebanyak 46 orang(47%), dengan tujuan untuk
bekerja.
2. Dari keseluruhan responden, yang melakukan perjalanan menurut
tingkat pendidikan adalah 37 orang (37%) yang berpendidikan
tinggi, dan 59 orang (63%) yang berpendidikan rendah. Dimana
golongan tingkat pendidikan tinggi mencakup SLTA, diploma, dan
sarjana, dan golongan tingkat pendidikan rendah mencakup yang
tidak sekolah, SD, dan SLTP.
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009
6.2 Saran
Kabupaten Pakpak Bharat merupakan daerah yang tidak padat dan
ketersediaan transportasi angkutan umum pedesaan belum mencakup untuk
seluruh kawasan. Hal ini perlu diperhatikan dan di jadikan pemikiran bagi
pemerintah daerah, sebagai alternatif pemecahan yang diberikan dan perlu
peninjauan dari sisi kebutuhan transportasi, prasarana transportasi, rekayasa dan
manejemen serta kelembagaan. Selanjutnya beberapa rekomendasi sebagai tindak
lanjut studi ini adalah :
1. Meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia
dalam
menangani
Binsar G.P. Manurung : Evaluasi Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Kabupaten Pakpak Bharat, 2007.
USU Repository 2009