MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Mekanika Konversi Energi II
yang dibina oleh Bapak Djoko Kustono
Oleh
Jayanda Agustian
Misbahul Husnan
Detika Feby Anggraini
130513605995
130513605985
130513611141
DAFTAR ISI .i
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL vii
KATA PENGANTAR ..1
BAB I 2
PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Permasalahan .. ....3
1.3 Tujuan . 4
BAB II ..5
PEMBAHASAN ..5
2.1 Sejarah Ketel Uap ... 5
2.2 Uap Air ...11
2.3 Definisi Ketel Uap .. ...16
2.4 Cara Kerja Ketel Uap .17
2.5 Bidang Pemanas ..22
2.6 Klasifikasi Ketel Uap . 24
2.7 Komponen Utama ... 38
2.8 Bahan Bakar Pada Ketel Uap / Alternatif .. 47
2.9 Perpindahan Panas Dan Pembentukan Uap Air Pada Ketel Uap 53
2.10 Komponen Proses Pembakaran Pada Ketel Uap . 59
2.11 Analisa Performasi Ketel Uap .. 68
2.12 Efisiensi Ketel Uap .71
2.13 Neraca Panas ...77
2.14 Nilai Kalor ...79
2. 15 Kebutuhan udara Pembakaran Pada ketel uap.. .80
2.16 Gas Asap ..80
2.17 Volume Gas Asap 81
2.18 Heat Transfer Dalam Instalasi Uap ... .81
2.19 Dapur Furnace .88
2.20 Tarikan Corong Asap ..99
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Robert Fulton (1765 1815) ..5
Gambar 2. James Rumsey (1743-1792) ..5
Gambar. 3. Torpedo Kapal Selam ...7
Gambar 4. Kapal Komersial Pertama ......8
Gambar 5. Proses Terbentuknya Uap air ..12
Gambar 6. Sirkulasi air ketel ....13
Gambar 7. Sirkulasi alam ..14
Gambar 8. Sirkulasi paksa..15
Gambar 9. Cara kerja boiler...17
Gambar 10. Sistem boiler secara menyeluruh ..19
Gambar 11. Ilustrasi Sederhana Boiler ..19
Gambar 12. Boiler Pipa Air Superheated ..20
Gambar 13. Proses Pembentukan Uap di Dalam Pipa Boiler ...21
Gambar 14. Pipa-pipa Boiler .22
Gambar 15. Ekonomiser ....23
Gambar 16. Pemanas udara ...24
Gambar 17. Diagram sederhana fire tube boiler ......25
Gambar 18. Ketel Pipa Air ...27
Gambar 19. Water tube boiler ..28
Gambar 20. Ketel stasioner (stationary boiler) .....31
Gambar 21. Ketel mobil (mobile boiler) ...32
Gambar 22. Ketel pembakaran di dalam ......32
Gambar 23. Ketel pembakaran di luar ...33
Gambar 24. Single tube steam boiler ....33
Gambar 25. Multi fire tube boiler .34
Gambar
26.
Ketel
tegak
(vertical
steam
boiler)
.34
Gambar
27.
Ketel
mendatar
(horizontal
..35
steam
boiler)
....................
Gambar 28. Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan berlekak-lekuk (straight,
bent and sinous tubuker heating surface) . 35
Gambar 29. Ketel dengan pipa miring-datar dan miring-tegak (horizontal,
inclined or vertical tubuler heating surface) ..36
Gambar 30. Ketel dengan peredaran alamiah (natural circulation steam boiler) dan
Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler) ..36
Gambar
31.
Ruang
Bakar
(Furnace)
..37
Gambar 32. Fd Fan ....38
Gambar 33. Steam Drum ...38
Gambar 34. Mud Drum .39
Gambar 35. Pembuangan Abu (Ash Hopper) ...40
Gambar 36. Chimney ....40
Gambar
37.
Pressure
Furnace
Draft
Controller
.41
Gambar 38. Induced Draft Fan ..41
Gambar 39. Dust Collector 41
Gambar 40. Savety Valve .42
Gambar 41. Gelas Penduga ...42
Gambar 42. Keran Blow down .43
Gambar 43. Manometer ................43
Gambar 44. Keran Uap Induk ...44
Gambar
45.
..44
Gambar 46. Soot Blower ...45
Gambar 47. Panel Utama (Main Panel) 45
Gambar 48. Wall Tube Boiler ...46
Gambar 49. Superheater ...47
Gambar 50. Fiber kelapa sawit ..50
Gambar 51. Cangkang sawit .................................................................................50
Gambar 52. Kurva Didih (Boiling Curve) 54
5
.112
Gambar 83.Diagram alir siklus Rankine terbuka 112
Gambar 84. Diagram T-s siklus Rankine terbuk .113
Gambar 85. Siklus Rankine pada boiler .114
Gambar 86. Proses Terjadinya Korosi 124
Gambar 87. Penggunaan Udara Kering Pada Boiler Yang Sedang Tidak Beroperasi
(a) Pengering Udara (Air Dryer) (b) Udara Kering Dimasukkan Melalui Pipa
Main Steam .126
Gambar 88. Deaerator .127
Gambar 89. Komponen-komponen Deaerato ..127
Gambar 90. Titik-titik Sampling Monitoring Kualitas Air Boiler Pada Sebuah
PLTU ...132
Gambar 91. Single Element Control ...134
Gambar 92. Two Element Control ..135
Gambar 93. Two Element System Control .135
Gambar 94. Three Element Control 136
Gambar 95. Three Element System Control ...137
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi dari unsur-unsur kimia bahan bakar 51
Tabel 2. Instruksi Kerja Perawatan dan Pemeliharaan Sebelum Boiler 117
Tabel 3. Instruksi Kerja Perawatan dan Pemeliharaan Conveyor Boiler ..118
Tabel 4. Instruksi Analisa Air Boiler 118
Tabel 5. Instruksi Kerja Hydrostatic Test .120
Table 6. Instruksi Kerja Perawatan dan Pemeliharaan Turbin Boiler ...121
Tabel 7. Instruksi Kerja Pemanasan Boiler ...123
Tabel 8. Standard Kualitas Air Boiler Menurut APAVE (Association of electrical
and steam unit owners) ..................................................................................129
Tabel 9. Standard Kualitas Air Boiler Menurut ABMA (American Boiler
Manufacturers Association) ...130
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat berhasil menyelesaikan makalah
mengenai KETEL UAP, yang merupakan salah satu persyaratan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Mesin Konversi Energi II.
Makalah ini berisikan tentang pembahasan mengenai ketel uap.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang
seluk beluk ketel uap. Dalam penyusunan laporan ini, banyak pihak yang turut
membantu serta memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian penulisan makalah.
Akhir kata penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini instlasi tenaga uap sekurang-kurangnya terdiri dari
pembangkit uap atau yang dikenal dengan sebutan ketel uap yang berfungsi
sebagai sarana untuk mengubah air menjadi uap bertekanan. Ketel uap dalam
bahasa inggris disebut dengan nama boiler berasal dari kata boil yang berarti
mendidihkan atau menguapkan,sehingga boiler dapat diartikan sebagai alat
pembentukan uap yang mampu mengkonversi energi kimia dari bahan bakar padat
( padat cair dan gas ) yang menjadi energi panas.
Uap (steam) yang dihasilkan dari ketel uap merupakan gas yang timbul
akibat perubahan fase cairan menjadi uap atau gas melalui cara pendidihan yang
memerlukan sejumlah energi dalam pembentukannya. Zat cair yang dipanaskan
akan mengakibatkan pergerakan moleku-molekul menjadi cepat,sehingga melepas
diri dari lingkungannya dan berubah menjadi uap.
Dalam sejarahnya, uap (steam) sudah bersahabat lama dengan kehidupan,
semenjak manusia bisa menemukan api dan digunakan untuk memasak. Namun,
9
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1.3.1 menjelaskan sejarah ketel uap.
1.3.2 menjelaskan proses pembentukan uap air.
1.3.3 menjelaskan pengertian ketel uap.
1.3.4 menjelaskan cara kerja ketel uap.
1.3.5 menjelaskan proses bidang pemanas ketel uap.
1.3.6 menjelaskan klasifikasi ketel uap.
1.3.7 menjelaskan komponen utama ketel uap.
1.3.8 menjelaskan komponen utama ketel uap.
1.3.9 menjelaskan bahan bakar pada ketel uap dan bahan bakar alternatifnya.
1.3.10 menjelaskan komponen proses pembakaran pada ketel uap.
1.3.11 menjelaskan analisa performasi ketel uap.
1.3.12 menentukan efesiensi ketel uap.
1.3.13 menjelaskan neraca panas pada ketl uap.
1.3.14 menentukan nilai kalor ketel uap.
1.3.15 menentukan kebutuhan udara pembakaran pada ketel uap.
1.3.16 menentukan gas asap pada ketel uap.
11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SEJARAH KETEL UAP
(1765 1815)
1792)
pertama yang sukses secara komersial. Di tahun 1800 dia ditugaskan oleh
Napoleon Bonaparte untuk merancang Nautilus, yang pertama dalam sejarah
kapal selam praktis.
Fulton telah tertarik pada kapal uap pada tahun 1777 ketika ia
mengunjungi William Henry dari Lancaster, Pennsylvania, yang sebelumnya
belajar tentang mesi uap James Watt pada kunjungan ke Inggris. Henry kemudian
membuat mesin sendiri dan pada tahun 1767 ia telah mencoba meletakkan mesin
ke perahu. Eksperimen itu gagal karena kapal tenggelam, tetapi minatnya terus
berlanjut.
Pada 1786, Fulton pergi untuk belajar melukis di Paris, dan di sana ia
bertemu James Rumsey, yang duduk untuk potret di studio Benyamin Barat di
mana Fulton adalah seorang murid. Rumsey adalah seorang penemu dari Virginia
yang mengelola sendiri kapal uap pertama di Shepherdstown (sekarang di West
Virginia) pada tahun 1786. Pada awal 1793, Fulton mengusulkan rencana untuk
kapal bertenaga uap baik Amerika Serikat dan pemerintah Inggris, dan di Inggris
ia bertemu dengan Duke of Bridgewater, yang kanal digunakan untuk pengadilan
terhadap uap menarik, dan yang kemudian memerintahkan kapal penarik uap dari
william Symington. Symington telah berhasil mencoba kapal uap pada 1788, dan
tampaknya mungkin bahwa Fulton menyadari perkembangan ini.
Percobaan pertama yang berhasil lari dari sebuah kapal uap telah dibuat
oleh penemu John Fitch pada Sungai Delaware pada 22 Agustus 1787, di hadapan
delegasi dari Konvensi Konstitusional. Hal ini didorong oleh bank dayung di
kedua sisi kapal. Tahun berikutnya Fitch meluncurkan 60 kaki (18 m) perahu
diaktifkan oleh mesin uap mengemudi mount beberapa dayung buritan. Mengayuh
dayung ini dengan cara yang mirip dengan gerakan kolam kaki bebek. Dengan
perahu ini ia membawa tiga puluh penumpang pada berbagai round-trip perjalanan
antara Philadelphia dan Burlington, New Jersey.
Fitch diberikan hak paten pada 26 Agustus 1791, setelah pertempuran
dengan Rumsey, yang telah menciptakan penemuan serupa. Sayangnya yang baru
dibentuk Komisi Paten tidak penghargaan monopoli paten yang luas bahwa Fitch
sudah minta, tapi paten jenis modern, untuk desain baru Fitch kapal uap. Ini juga
13
diberikan paten untuk Rumsey dan John Stevens untuk desain kapal mereka, dan
hilangnya monopoli menyebabkan banyak di Fitch investor untuk meninggalkan
perusahaannya. Sementara perahu mekanis berhasil, Fitch tidak membayar
perhatian yang cukup kepada konstruksi dan biaya operasi dan tidak bisa
membenarkan manfaat ekonomi navigasi uap. Itu Fulton yang akan mengubah ide
Fitch menguntungkan dekade kemudian.
Tahun 1797, Fulton pergi ke Perancis, di mana Claude de Jouffroy telah
membuat kapal uap yg beroda kerja pada tahun 1783, dan mulai bereksperimen
dengan torpedo kapal selam dan kapal torpedo. Fulton adalah penemu panorama
pertama akan ditampilkan di Paris, yang selesai pada 1800. Jalan di mana
panorama ditunjukkan masih disebut Rue des Panorames (Panorama Street)
sekarang.
Gambar 4. Kapal
Komersial Pertama
2.1.a Pipa Asap Ketel Uap
Pada tahun 1835 ada sekitar 700 tenaga kapal uap digunakan di Amerika
Serikat. Tekanan uap pada ketel uap yang rendah beberapa kilogram diatas
atmosfer berupa kotak persegi panjang dimana hanya ada tungku persegi dan pipa
asap berliku, dimana pipa asap tersebut cukup besar sehingga dapat dilewati oleh
15
manusia untuk membersihkan pipa asap tersebut. Pipa asap terbuat dari tembaga
atau lempengan besi. Sementara batubara dan kayu adalah bahan bakar biasa.
Monitor kapal yang terkenal pada tahun 1861 dilengkapi dengan dua
firetube ketel uap yang khas pada zaman itu, karenanya dunia tergiur oleh nilai
tenaga kapal uap untuk layanan angkatan laut setelah pertemuannya dengan CS
Virginic (ex-Merrimac). Permintaan untuk daya dan kecepatan yang lebih tinggi
mengakibatkan banyak rancangan ketel uap yang semakin baik. Pada tahun 1861
kapal pesiar Amerika Serikat Navi, Wampanoag mewakili puncak prestasi teknik
kelautan di era perang saudara.
Kapal yang baik adalah kapal uap yang cepat dan selama percobaan
mencapai kecepatan maksimum 19,5 knot, sirkulasi mesin didapatkan dari
memanaskan empat ketel uap dan delapan tabung air ketel uap vertikal. Dalam
kenyataannya, kombinasi dari tabung air dengan tungku silinder serupa dengan
firetube dan kembali ke pipa asap. Tekanan ketel dipertahankan pada sekitar 90
psig.
2.1.b Ketel Uap Scotch
Setelah
perang
saudara,
metalurgi
dan
rekayasa
terus
maju
mengakibatkan tabung api ketel uap atau ketel Scotch, seperti yang
digambarkan oleh Gambar 1, menjadi paling populer. Pada akhir 1800-an dan
awal 1900 batubara ketel uap Scotch digunakan untuk tekanan hingga 250 psig,
dan suhu uap hingga 650 F. Diberikan toleransi untuk kualitas air yang buruk,
minyak pelumas, serta kesalahan umum yang membuat ideal untuk digunakan
dengan mesin uap yang juga populer pada periode yang sama. Ketika dilengkapi
dengan superheater dan pemanas udara, ketel uap Scothch memiliki efisiensi
sekitar 80%.
2.1.c Kepala Ketel Uap yang Bersekat-sekat
Perkembangan turbin uap menciptakan membuat suhu uap bertekanan
tinggi, dan ketel uap jenis Scotch digantikan oleh ketel uap tabung air. Pada
awalnya, ketel uap tabung air dibuat untuk gagal karena sirkulasi yang kurang,
pengolahan air yang tidak memadai, serta pengaturan tabung yang kurang
sehingga membuat sulit untuk diperbaiki. Ketel uap tabung air yang pertama
dibuat dari drum yang berliku-liku, lalu dikembangkan menjadi drum lurus, hal ini
untuk menghindari kesulitan-kesulitan dalam perbaikan atau pembersihan.
Pertama kali mencoba di kapal uap Reverie pada tahun 1889, konsep ini
berkembang pesat untuk layanan angkatan laut di Amerika Serikat dan Britainas
serta untuk kapal dagang. Persyaratan dasar RADM George W.Melville, Arktik
explorer diringkas untuk ketel uap marine jenis ini, sebagai berikut :
Dari studi, saya menyimpulkan bahwa tabung air ketel uap secara
a.
b.
c.
d.
tekanan.
f. Kemampuan untuk menghasilkan uap dengan cepat.
g. Ekonomi tinggi.
Pertukaran bagian, sehingga bahan untuk perbaikan dapat diperoleh di
mana saja, kemampuan untuk bertahan pada kondisi yang parah tanpa mengalami
kerusakan.
Memiliki konstruksi yang kasar dan tidak begitu halus agar mekanik
terampil dalam menjalankannya.
Keamanan terhadap bencana ledakan, yang berarti bahwa hanya bagian
dari ketel uap yang dapat rusak.
Kinerja desain ditingkatkan selama bertahun-tahun dengan menggunakan
tabung 2 inch yang dilalui oleh tiga gas, sedangkan tabung 1 inch atau 1 inch
dilalui oleh satu gas, seperti Gambar 2, untuk meningkatkan efisiensi dan
meningkatkan kapasitas. Tingkat dasar desain ini ditunjukkan oleh fakta bahwa
banyak boiler jenis ini masih dalam pelayanan untuk tujuan propulsi.
2.1.d Tabung Bengkok Pada Ketel Uap
Drum jenis ketel uap tabung air, yang telah bereksperimen sejak awal,
akhirnya pada tahun 1890-an drum jenis ini muncul dalam kondisi yang lebih
praktis. Pimpinan mendorong agar segera mengembangkan kapal torpedo yang
berkecepatan tinggi. Tekanan tinggi sekitar 250 psig, dapat mengakibatkan
sirkulasi pada kedua ketel uap tabung air menjadi tidak alami.
17
19
21
atas air bertambah, titik didih naik pula. Apabila tekanan uap dalam ketel
bertambah, maka suhu air ketel akan bertambah tinggi pula, sesuai dengan kondisi
standar. Terdapat dua jenis sirkulasi air, yaitu:
a. Sirkulasi alam
Prinsip sirkulasi alam adalah air mengalir dari drum atas, melalui pipapipa penurun yang terletak di bagian ketel yang lebih dingin, ke bawah drum
lumpur. Dari drum lumpur, air mengalir kembali ke drum uap melalui pipa-pipa
evaporator atau penaik. Pada drum uap, uap dan air dipisahkan sebelum dialirkan
ke pemanas lanjut. Drum bawah biasanya dinamakan drum lumpur oleh karena
kotoran-kotoran air secara alam terkumpul disini. Secara periodik, sebagian air di
dalam drum lumpur dikeluarkan ke luar dan air segar ditambahkan untuk
mengurangi konsentrasi kekotoran di dalam air ketel tersebut.
Gambar 8.
Sirkulasi paksa
Sebagai
resiko
terhadap
pemakaian
pompa
sirkulasi
serta
tekanan
operasi
yang
secara
potensial
lebih
tinggi,
pengisi
ketel yang benar-benar bersih bahkan lebih bersih dari yang diperlukan bagi
sistem sirkulasi alam.
23
25
material wadah air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini mencakup
tiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat kita kenal yakni konduksi,
konveksi, dan radiasi.
31
Gambar 9.
33
Berikut merupakan Leuntungan dan kerugian ketel uap pipa api serta
bagian-bagian dari ketel uap pipa api , yaitu :
a) Keuntungan :
1. Kontruksi ketel sederhana.
2. Biaya awal murah.
3. Baik untuk kapasitas uap yang besar.
4. Tidak bermasalah terhadap terhadap fluktuasi beban karena kapasitas uap cukup
besar dan jumlah air didalam tangki banyak.
5. Tidak memerlukan air pengisi yang begitu bersih.
b) Kerugian
1. Membutuhkan waktu star yang cukup lama untuk mendapatkan kwalitas uap
yang diinginkan.
2. Hanya dapat dipakai efisien untuk keperluan dengan kapasitas dan tekanan
uap yang rendah.
c) Bagian-bagian dari ketel uap pipa api antara lain :
c.1 Tangki ketel Terbuat dari bahan baja leleh tahan panas dengan penampang
bulat yang disambung menggunakan paku. Pada waktu ketel bekerja, di
dalam tangki ketel dan bouiller diisi air panas dengan batas ketinggian yang
telah ditentukan yaitu tepat ditengah tengah gelas penduga dan di atas garis
api.
c.2 Pipa api dan pipa penumpu Pipa-pipa api dimaksudkan untuk memperbesar
luas permukaan bidang pemanas yang besar dipasang lurus dan mendatar
sehingga gelembung uap yang terbentuk dari panas plat bagian bawah dapat
naik dengan bebas.
c.3 Cerobong Cerobong ketel uap menggunakan sistem tarikan alam, yaitu
masuknya aliran udara ke ruang bakar dan aliran gas di dalam ketel sampai
keluar lewat cerobong terjadi secara alami tanpa bantuan alat lain. Tarikan ini
terjadi karena sejumlah tahanan aliran gas asap didalam ketel uap lebih kecil
dari pada pada tarikan cerobong.
c.4 Damper Damper berfungsi sebagai pengatur keluarnya gas sisa yang akan
menuju cerobong untuk mengurangi atau menambah udara pembakaran. Jika
udara pembakaran kurang, maka api akan kecil dan mengakibatkan gas asap
yang dihasilkan akan berkurang.
c.5 Boilleur Fungsi boilleur adalah menampung air pada pengisisan pertama kali
dan jika air sudah terisi penuh maka air akan naik langsung keatas melalui
leher-leher boilleur dan mengisi ketel hingga pada batas yang telah ditentukan
(tengah-tengah gelas penduga).
c.6 Dapur api dan rangka bakar Dapur api ditempatkan pada sebelah muka ketel,
juga terbentuk dari susunan batu tahan api. Dalam dapur ini terdapat ruang
bakar. Perjalanan gas panas dari hasil reaksi pembakaran pada ruang
pembakaran ( dapur ketel ), setelah dari rangka bakar, gas mengalir
kebelakang melalui pipa-pipa ke lemari asap kemudian kebelakang lagi
b. Ketel Uap pipa air
Ketel Uap pipa air adalah suatu jenis ketel dimana air mengalir didalam
pipa-pipa dan disekeliling pipa pipa tersebut mengalir gas panas dan penguapan
akan terjadi didalam pipa. Ketel pipa air meletakkan tekanan dalam pipa-pipa dan
diameter drum yang relative kecil tidak mampu menahan tekanan yang sangat
tinggi seperti pada pembangkit uap modern.
Secara umum ketel pipa air dalam perkembangan tampak seperti ketel
pipa api kecuali bahwa uap air dan tekanan tinggi terletak di dalam pipa-pipa dan
gas pembakaran terletak di luar. Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir
dalam pipa adalah air, energi panas ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur)
ke air ketel.
drum
sampai
sesuai.
untuk
dipanaskan
37
lebih
lanjut.
II,
kontrol
temperatur
menggunakan
feed
water
spraying
pembakaran terlebih dahulu adalah agar dapat mempercepat penguapan air yang
terkandung dalam bahan bakar.
Pada PLTU memiliki 2 Air preheater yaitu Air preheater I dan Air
preheater II, dan antara air preheater tersebut diletakkan ekonomiser, gas-gas sisa
pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer terlebih dahulu di lewatkan melalui Air
preheater II dan Air preheater I untuk dimanfaatkan kalornya.
2.6.b Berdasarkan Pemakaianya
Berdasarkan pemakaianya ketel dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1) Ketel stationer (stationary boiler) atau ketel tetap yaitu ketel yang dipasang
pada pondasi yang tetap seperti ketel untuk pembangkit tenaga untuk industri,
yang termasuk stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan diatas pondasi
yang tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk industri dan
lain-lain yang sepertinya.
39
41
steam
boiler) Seperti
ketel
Gambar 28. Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan berlekak-lekuk (straight,
bent and sinous tubuker heating surface).
2) Ketel dengan pipa miring -datar dan miring-tegak (horizontal, inclined or
vertical tubuler heating surface).
43
44
panasnya
(heat
ketel
uap
dapat
diklasifikasikan sebagai:
45
Gambar 31.
Ruang
Bakar (Furnace)
Terdiri dari 2 ruangan, yaitu:
1. Ruang pertama, berfungsi sebagai ruang pembakaran, dimana panas yang
dihasilkan diterima langsung oleh pipa-pipa air yang berada di dalam ruang
dapur tersebut, yang terdiri dari pipa-pipa air dari drum ke header samping
kanan kiri.
2. Ruang kedua, merupakan ruang gas panas yang diterima dari hasil pembakaran
dalam ruang pertama. Dalam ruang ini sebagian besar panas dari gas diterima
oleh pipa-pipa air drum atas ke drum bawah.
2.7.b Forced Draft Fan (Fd Fan)
Dalam ruang pembakaran pertama, udara pembakaran ditiupkan oleh
blower penghebus udara (forced draft fan) melalui kisi-kisi bagian bawah dapur
(fire grates/under roaster).
47
air
yang
muka/belakang.
2. Pipa air yang
menghubungkan
menghubungkan
drum
drum
atas
dengan
dengan
header
header
samping
kanan/samping kiri.
3. Pipa air yang menghubungkan drum atas dengan drum bawah.
4. Pipa air yang menghubungkan drum bawah dengan header belakang.
2.7.g Pembuangan Abu (Ash Hopper)
Abu yang terbawa gas panas dari ruang pembakaran pertama,
terbuang/jatuh didalam pembuangan abu yang berbentuk kerucut.
48
Furnace
Draft
Controller
berfungsi
untuk
pengatur
tekanan permukaan.
50
blow
down
(blow
down
valve)
berfungsi
untuk
membuang endapan yang tidak terlarut (total dissolved solid) pada mud drum
sehingga nilai tds air boiler yang diharapkan dapat terjaga. Pola perlakuan blow
down lebih baik dengan frekuensi yang tinggi dari pada dilakukan dengan periode
yang lama untuk sekali blow down.
dipasang satu buah untuk penunjuk tekanan uap basah (saturated) dan satu buah
untuk tekanan uap kering (superheated).
52
(a)
(b)
53
7. Soot Blower
Berfungsi sebagi alat penghebus debu yang ada pada bagian luar
pipa-pipa air boiler.
54
55
Dengan mengetahui kandungan unsur yang ada didalam bahan bakar, maka akan
dapat ditentukan Nilai panas yang dihasilkan oleh bahan bakar. Nilai Panas ( Nilai
Pembakaran) HV ( Heating Value).
Nilai Panas adalah : jumlah panas yang dikeluarkan oleh 1kg bahan bakar bila
bahan bakar tersebut dibakar. Pada gas hasil pembakaran terdapat H2O dalam bentuk uap
atau cairan.
Dengan demikian nilai pembakaran bila H2O yang terbentuk berupa uap akan lebih
kecil bila dibandingkan dengan H2O yang terbentuk sebagai cairan. Berarti ada 2 macam
Nilai Pembakaran yaitu Nilai Pembakaran Atas (NPA) atau HHV dan Nilai Pembakaran
Bawah. (NPB) atau LHV.
NPA atau HHV adalah : Yaitu Nilai Pembakaran bila didalam gas hasil pembakaran
terdapat H2O berebentuk cairan.
NPB atau LHV adalah: Yaitu Nilai Pembakaran bila didalam gas hasil pembakaran
terdapat H2O berbentuk gas.
2.8.b Rumus Dulong & Petit untuk menghitung
Nilai Panas HHV = 33950 C + 144200 ( H2-O2/8) + 9400 S kJ/Kg (Prinsip Prinsip
Konversi Energi)
Keterangan:
C
H2
O2
= Moinsture (kebasahan)
Jumlah kebutuhan udara untuk proses pembakaran juga dapat dihitung dengan
persamaan pembakaran.
Komposisi udara = 21 % O2 dan 79 % N2 dll
Volume atau Dalam komposisi berat ; 23,2 % O2 dan 76,8 % N2 dll
57
adalah
sejenis
bahan
bakar
padat
yang
berwarna
hitam
berbentuk seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa
sawit yang diselubungi oleh serabut.
Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain : Carbon
(C), Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur kimia yang
terkandung pada cangkang mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya, bahan
bakar cangkang ini setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang,
kemudian arang tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran
partikel kecil yang dinamakan partikel pijar.
Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari fiber akan menghambat proses
pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika cangkang
58
digunakan sedikit, panas yang dihasilkan akan rendah, karena cangkang apabila dibakar
akan mengeluarkan panas yang besar.
Fiber adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila telah
mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat dibagian kedua
dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit, didalam serabut dan daging buah
sawitlah minyak CPO terkandung.
Panas yang dihasilkan fiber jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh
cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar fiber dari pada cangkang. Disamping
fiber lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian fiber yang berlebihan akan
berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat proses perambatan
panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran beterbangan dalam ruang
dapur dan menutupi pipa water wall, disamping mempersulit pembuangan dari pintu
ekspansion door (pintu keluar untuk abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan yang
berlebihan.
59
Cangkang
Fiber
Karbon (C)
61,34 %
40,00 %
Hidrogen (H2)
3,25 %
4,25 %
Oksigen (O2)
31,16 %
30,29 %
Nitrogen (N2)
2,45 %
22,29 %
Abu
1,80 %
3,17 %
= (
(
x 61,34 % )
x 40,00%)
= 45,335 %
+
4
H2
=
(
O2
(
(
+
= N2 =
Abu
x 3,25 % ) +
x 31,16 % )
2,45 (
x 1,80
%) %)
+
60
= 0,45335 kg
4,25%)
= 4 0,30507
%
= 2,8275 %
= 0,028275 kg
= 1,00 kg
5 kg
=
(
30,29 %)
0,04
kg
=
22,29 %)
17,330
%
4
3
100 %
3,17 %)
0,17330
30,
kg
507
x
5%
=
terisolasi oleh semacam lapisan film yang tersusun oleh uap air, sehingga mengakibatkan
penurunan kecepatan perpindahan panas. Proses ini (C-D) dikenal dengan sebutan critical
heat flux (CHF), dimana proses perpindahan panas dari metal ke air menjadi lambat karena
adanya lapisan film yang terbentuk.
Lebih lanjut, seperti digambarkan dengan titik D ke E, disebut dengan proses
unstable film boilling. Dimana pada saat ini temperatur permukaan kontak metal-fluida
tidak mengalami kenaikan. Konsekuensinya adalah terjadinya penurunan performa
perpindahan panas per luas area serta penurunan proses transfer energi. Dari titik E
melewati D ke F, lapisan insulasi uap air pada permukaan metal menjadi sangat efektif.
Sehingga perpindahan panas dari permukaan metal melewati lapisan film ini terjadi dengan
cara radiasi, konduksi, serta mikro-konveksi ke permukaan air yang berbatasan dengan
lapisan film. Pada fase ini proses evaporasi berlanjut dengan ditandai terbentuknya
gelembung-gelembung uap air. Fase ini dikenal dengan sebutan stable film boiling.
Gambar kedua di atas adalah sebuah proses pendidihan air pada pipa
berpenampang lingkaran yang panjang serta dipanasi secara merata. Pada saat mendekati
titik (1), air masuk ke pipa dan secara konveksi menjadi media pendingin pipa. Tepat pada
titik (1) mulai terbentuk gelembung-gelembung uap air, menjadi tanda bahwa proses awal
pendidihan dimulai. Pada titik (2) temperatur air semakin tinggi dan mencapai temperatur
saturasinya dan mencapai fase nucleate boiling region. Pada fase ini campuran air dengan
uap air membentuk sebuah aliran yang bergelembung, dan membentuk lingkaran seperti
gelang (annular flow). Fenomena ini sebagai hasil interaksi yang kompleks antara gaya
tegangan permukaan, fenomena dua permukaan, penurunan drastis tekanan, massa jenis airuap air, serta efek momentum dari proses pendidihan pada permukaan pipa.
Proses perpindahan panas terus berlangsung sehingga pada titik (3) annular flow
membesar dan terbentuk lapisan film air pada dinding pipa. Perpindahan panas selanjutnya
terjadi secara konduksi dan konveksi dengan melewati lapisan film tersebut, sehingga
proses evaporasi terjadi pada pertemuan lapisan air dengan uap air. Mekanisme perpindahan
panas ini disebut pendidihan konveksi, yang juga menghasilkan kecepatan perpindahan
panas yang tinggi.
Pada titik (4) proses perpindahan panas mencapai CHF (Critical Heat Flux),
dimana lapisan film air pada dinding pipa digantikan dengan lapisan film berupa uap air.
Pada fase ini ada beberapa resiko fenomena yang mungkin terjadi, yaitu:
1. Kenaikan temperatur metal pipa yang terlalu tinggi sehingga dapat merusak pipa tersebut.
2. Kerugian perpindahan panas. Dan,
3. Perubahan fluktuasi temperatur yang sangat mungkin dapat menyebabkan kerusakan
termal (thermal fatigue failures).
Dari titik (4) ke (5) disebut perpindahan panas post-CHF, yang terjadi dengan
sangat kompleks. Setelah titik (5), semua air telah terevaporasi dan berubah fase menjadi
uap air.
65
2-3
: Pipa-pipa superheater
1.3
: Ketel uap
66
67
68
69
2.10.c Burner
Burner menjadi alat untuk mencampur batubara dengan udara dan sebagai nozzle
untuk mendorong campuran bahan bakar tersebut ke dalam furnace boiler. Pulverized fuel
yang keluar dari pulverizer dibawa oleh udara bertekanan menuju ke burner malalui pipapipa, di sisi lain ada pula udara tambahan (biasa disebut secondary air) yang disupply untuk
memenuhi kebutuhan pembakaran. Secondary air dalam debit tertentu tersebut bertemu
dengan pulverized fuel pada burner. Keduanya bercampur dan terdorong menuju ke tengahtengah furnace untuk dibakar. Pada proses penyalaan boiler diperlukan proses penyalaan
awal untuk campuran bahan bakar tersebut, dan umumnya boiler-boiler besar menggunakan
bahan bakar bantuan seperti solar (HSD) untuk membantu proses penyalaan awal.
Oil Gun. Bagian ini berfungsi untuk mensupply bahan bakar (biasanya HSD)
ke dalam boiler sebagai proses penyalaan awal boiler dan juga proses pematian boiler.
Pada oil gun terdapat dua saluran utama yakni saluran fuel oil dan saluran atomizing air.
Atomizing air berfungsi untuk membentuk kabut bahan bakar HSD tadi sehingga lebih
mudah terbakar. Pada oil gun juga terdapat ignitor yang berfungsi sebagai pemantik
untuk menyalakan bahan bakar tadi.
2.
Damper udara termasuk di dalam bagian burner. Damper ini mengatur supply
udara pembakaran yang masuk ke boiler.
3.
Coal Nozzle. Bagian ini sebagai ujung masuknya pulverized fuel ke dalam
furnace boiler.
70
4.
Flame Scanner. Adalah alat sensor api yang berfungsi untuk membaca
apakah terjadi proses pembakaran pada burner.
Pada proses penyalaan awal, boiler akan menggunakan bahan bakar HSD. Dengan
bantuan ignitor sebagai pemantik apinya, HSD akan terbakar di dalam furnace dengan jarak
aman tertentu. Jika proses pembakaran dengan menggunakan HSD dirasa telah stabil
(biasanya ditandai dengan jumlah tertentu uap air yang dihasilkan boiler) maka pulverized
fuel dapat dimasukkan ke dalam proses pembakaran dengan tanpa menghentikan supply
HSD. Supply HSD akan dihentikan jika flame scanner telah membaca pulverized fuel
terbakar di ujung burner. Jarak api yang terbentuk pada ujung burner harus dijaga pada jarak
aman tertentu, hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja agar api tidak menjalar ke
pipa-pipa supply pulverized fuel.
2.10.d Fan System
Untuk men-supply udara yang digunakan pada proses pembakaran, boiler
membutuhkan kerja beberapa jenis kipas dengan fungsi masing-masing. Dan berikut adalah
sistem-sistem yang berhubungan dengan supply udara untuk proses pembakaran pada
boiler:
2.10.e Primary Air Fan.
Kipas ini berfungsi untuk men-supply udara bertekanan yang akan digunakan untuk
membawa pulverized fuel dari pulverizer menuju ke boiler. Parameter terkontrol pada
primary air adalah besar tekanan kerjanya, sehingga kipas yang digunakan adalah yang
bertipe kipas sentrifugal. Kipas sentrifugal dikenal dapat menghasilkan tekanan udara
keluaran yang lebih tinggi daripada kipas aksial namun dengan debit aliran yang cukup
tinggi pula.
71
72
73
74
energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari
bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran
kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung dalam
aliran masing-masing.
75
Gambar 65.
Neraca panas
energy boiler (bureau of energy efficiency)
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap
yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut memberikan
gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam. Kehilangan energi
dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat dihindarkan. Tujuan dari produksi
bersih atau pengkajian energi harus mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan
meningkatkan efisiensi energi.
Gambar
atau
dikurangi :
1) Kehilangan
a. Udara
gas cerobong:
berlebih
77
2.12
EFISIENSI BOILER
2.12.a Efisiensi termis boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk
yang digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan. Efisiensi ini dapat
dievaluasi dengan menggunakan rumus:
Efisiensi Boiler ( )=
Panas Keluar
100
Panas Masuk
Efisiensi Bolier ( )=
Q( hg hf )
100
q GCV
{ (
)}
H 2 O2
+(4,32 S)
8
per kg bahan bakar
100 kg
( 11,43 C )+ 34,5
Kebutuhan Udara=
Persen O2 100
21Persen O2
Tahap 3 : Menghitung massa udara sebenarnya yang dipasok per kg bahan bakar
AAS = 1+
EA
udara teoritis
100
m Cp(Tf Ta )100
GCV bahan bakar
Dimana :
m = massa gas buang kering dalam kg per kg bahan bakar
m = (massa hasil pembakaran kering/kg bahan bakar) + (massa N 2 dalam bahan bakar pada
basis 1 kg) + (massa N2 dalam massa udara pasokan yang sebenarnya).
Cp = Panas jenis gas buang (0,23 kkal/kg)
b. Persen kehilangan panas karena penguapan air yang terbentuk karena adanya H 2
dalam bahan bakar
79
9 H 2 {584+Cp ( Tf Ta ) } 100
GCV bakan bakar
Dimana:
H2 = persen H2 dalam 1 kg bahan bakar
Cp = panas jenis steam lewat jenuh/superheated steam (0,45 kkal/kg)
c. Persen kehilangan panas karena penguapan kadar air dalam bahan bakar
kehilangan panas akibat penguapan=
Dimana :
M = persen kadar air dalam 1 kg bahan bakar
Cp = panas jenis steam lewat jenuh/superheated steam (0,45 kkal/kg)
d. Persen kehilangan panas karena kadar air dalam udara
kehilangan panas=
Dimana :
Cp = panas jenis steam lewat jenuh/superheated steam (0,45 kkal/kg)
e. Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam fly ash
kehilangan panas=
total abu terkumpul/kg bahan bakar terbakar GCV fly ash 100
GCV bahan bakar
80
f. Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
bawah/ bottom ash.
kehilangan panas=
total abu terkumpul/kg bahan bakar terbakar GCV Bottom Ash 100
GCV bahanb akar
g. Persen kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
Kehilangan radiasi dan konveksi aktual sulit dikaji sebab daya emisifitas
permukaan yang beraneka ragam, kemiringan, pola aliran udara, dll. Pada boiler yang relatif
kecil, dengan kapasitas 10 MW, kehilangan radiasi dan yang tidak terhitung dapat mencapai
1 hingga 2 persen nilai kalor kotor bahan bakar, sementara pada boiler 500 MW nilainya 0,2
hingga 1 persen. Kehilangan dapat diasumsikan secara tepat tergantung pada kondisi
permukaan.
Tahap 5 : Menghitung efisiensi boiler
Efisiensi Boiler ( )=100(i+ii+iii +iv+ v+ vi+ vii)
Dimana :
i
Persentase kehilangan panas yang diakibatkan oleh gas buang yang kering
ii
Persen kehilangan panas karena penguapan air yang terbentuk karena adanya H2
dalam bahan bakar
iii
Persen kehilangan panas karena penguapan kadar air dalam bahan bakar
iv
Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam fly ash
vi
Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/
bottom ash
vii
Persen kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
81
Rasio penguapan yaitu kilogram steam yang dihasilkan per kilogram bahan bakar
yang digunakan. Contohnya adalah:
a. Boiler berbahan bakar batubara: 6 (yaitu 1 kg batubara dapat menghasilkan 6 kg steam)
b. Boiler berbahan bakar minyak: 13 (yaitu 1 kg batubara dapat menghasilkan 13 kg steam)
Walau demikian, rasio penguapan akan tergantung pada jenis boiler, nilai kalor
bahan bakar dan efisiensi.
a. Metode langsung
Perhitungan efisiensi boiler dengan Metode Langsung dikenal juga sebagai
metode input-output karena kenyataan bahwa metode ini hanya memerlukan
keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi.
Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:
panas keluar
x 100 %
panas masuk
Q x (hghc)
x 100 %
q x GCV
Jenis boiler
10 TPJ
10 kg/cm2(g)/ 1800C
2,25 TPJ
850C
GCV batubara
3200 kkal/kg
85 kkal/kg
10 x ( 66585 )
x 100 =80,56
2,25 x 3200
Dari perhitungan di atas dapat ditentukan bahwa efisiensi boiler sebesar 80,56 %.
Hasil tersebut dapat dikatakan cukup baik, sebab standar efisiensi boiler berkisar antara 70%
hingga 90% (Asmudi, 2011). Setelah diketahui
bermanfaat di masa yang akan datang ketika akan dilakukan pengecekan boiler dalam
rangka maintenance / perawatan alat. Jika setelah dilakukan pengecekan berkala ternyata
diketahui efisiensi boiler menurun maka dapat dilakukan peningkatan efisiensi dengan cara
penanganan secara tepat terhadap bagian boiler yang bermasalah atau penggantian boiler.
Keuntungan metode langsung
a.
b.
c.
d.
83
NERACA PANAS
Proses
pembakaran
dalam
boiler
dapat
digambarkan
dalam
bentuk
diagram alir energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi
masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan
menjadi
aliran
kehilangan
panas
dan
energi.
Panah
dan
84
teknologi boiler).
Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan abu
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebih baik),
Kehilangan
dari
blowdown
(pengolahan
air
umpan
segar, daur
ulang
kondensat),
Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat) Kehilangan
konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih baik).
85
2.14
waktu terjadinya oksidasi unsur-unsur kimia yang ada pada bahan bakar tersebut.
Bahan bakar adalah zat kimia yang apabila direaksikan dengan oksigen
(O2) akan menghasilkan sejumlah kalor. Bahan bakar dapat berwujud gas, cair,
maupun padat. Selain itu, bahan bakar merupakan suatu senyawa yang tersusun
atas beberapa unsur seperti karbon (C), hidrogen (H), belerang (S), dan nitrogen
(N).
Kualitas bahan bakar ditentukan oleh kemampuan bahan bakar untuk
menghasilkan energi. Kemampuan bahan bakar untuk menghasilkan energi
ini. sangat ditentukan oleh nilai bahan bakar yang didefinisikan sebagai jumlah
energi yang dihasilkan pada proses pembakaran per satuan massa atau persatuan
volume bahan bakar.
Nilai pembakaran ditentukan oleh komposisi kandungan unsur di
dalam bahan bakar. Dikenal dua jenis pembakaran (Ir. Syamsir A.
Muin, Pesawat- pesawat Konversi Energi 1 (Ketel Uap) 1988:160), yaitu:
2.14.a Nilai Kalor Pembakaran Tinggi
Nilai kalor pembakaran tinggi atau juga dikenal dengan istilah High
Heating Value (HHV) adalah nilai pembakaran dimana panas pengembunan air
dari proses pembakaran ikut diperhitungkan sebagai panas dari proses
pembakaran. Dirumuskan dengan:
HHV = 33950 C + 144200 (H2 O2/8) + 9400 S kj/kg
2.14.b Nilai Kalor Pembakaran Rendah
Nilai kalor pembakaran rendah atau juga dikenal dengan istilah Low
Heating Value (LHV) adalah nilai pembakaran dimana panas pengembunan uap
air dari hasil pembakaran tidak ikut dihitung sebagai panas dari proses
pembakaran. Dirumuskan dengan:
LHV = HHV 2411 (9H2) kj/kg
2.15
GAS ASAP
Reaksi pembakaran akan menghasilkan gas baru, udara lebih dari
3,66 C kg/kg
Berat SO2
2 S kg/kg
Berat H2O
9 H2 kg/kg
Berat N2
77% Us Kg/K
dalam bahan bakar. Oksigen yang terdapat dalam bahan bakar tergantung
persentasenya. Dengan demikian maka volume gas asap basah adalah :
Vg =
3
1,24 (9 H2) m /kgBB
Dimana :
Vg
3
= Volume gas asap (m /kgBB)
H2
2.18
energy
T
= 4,9 ( 100
T
= 4,9 ( 100
T1
B
A
[(
n
o 1
100
T2
] [( 100
Dalam dapur sumber panas itu adalah nyala api, cahaya kuning dari nyala
disebabkan oleh hidrokarbon partikel pijar dari arang dan abu terbang dalam
nyala. Radiasi dalam nyala di tentukan terutama oleh radiasi partikel partikel yang
memenuhi nyala. Jumlah dan ukuran partikel tergantung pada bahan bakar yang
terbakar, mode pembakaran, bentuk dan volume dapur jumlah udara yang
dimasukkan. Panas yang di serahkan dalam dapur
Qf = Wf (LHF) .f [kkal/h]
Wf = pemakaian bahan bakar, kg/h
LHF = Nilai bahan bakar terendah (lower heating value), kkal/kg
f = Efisiensi dapur, 0,90 + 0,97
2.18.b Heat transfer melalui bidang pemanas primer
Bidang pemanas primer dalam ketel uap adalah bidang yang langsung
kontak dengan air ketel sedangkan sisi yang lainnya kontak langsung dengan
sumber panas yang menghantarkan panas melewati dinding ketel secara rambatan.
Heat trasnfer pada alat penguapan. Penguapan yang disebut mendidih
terjadi di permukaan heating surface, uap terjadi dalam bentuk gelembung yang
jika mencpai ukuran tertentu akan memecahkan dan melepaskan diri dan naik
melalui liquida menuju liquid vapour interface. Peristiwa ini disebut dengan
mendidih. Ada beberapa tipe pendidihan:
1. Pool boiling
Terjadi bila heating surface terendam dalam kontainer yang besar
sedangkan gerakan fluida hanya secara aliran bebas.
2. Nucleat boiling
Bila pemanasan berlangsung, intensitas dari hantaran kalor adalah fungsi
dari aliran fluida akibat pertumbuhan dan gerakan dari gelembung.
3. Film boiling
Terjadi bila pada kenaikan perbedaan temperatur t, heat transfer
menurun dengan tajam. Heat transfer berkisan pada t = 40o C. Ini terjadi akibat
jumlah gelembung persatuan waktu lebih besar dibanding dengan jumlah
gelembung yang di lepaskan oleh heating surface.
Tegangan
permukaan
dapat
didefinisikan
sebagai
teanan
yang
100
(kg/m)
2
P
(kg/mb.s)
Keterangan :
= tegangan permukaan kg/m
= jari jari kurva gelembung, m.
p = p (tg + t) p (ts)
Untuk menentukan heat transfer coeficientdan heat flux dipakai rumus
Heat transfer coeficient :
Nu = 0,082 Pr-0,45 x Kq-0,70 x Ku1/3
Heat transfer flux :
Kq = 1x 103 Pr0,5 x Ku-2/3 x Ar0,25
Heat transfer pada komponen penghangat lanjut
Superheater untuk ketel ketel pipa air dan pipa tangki dapat dibedakan 2
macam yaitu :
a. Kelas konveksi
b. Kelas radian
Kelas konveksi yaitu super heater yang pemanasanya oleh gas mengalir
secara konveksi jadi pemanasannya berlangsung secara konveksi dan konduksi.
Sedangkan kelas radiasi langsung dari nyala, pembakaran batubara dan dari kisi
panggangan.
Temperatur superheat transfer untuk turbin biasanya 454,4OC sedangkan
pada turbin kapal heat transfer sampai 510 oC. Pada superheater
tekanan yang terjadi tetap, perubahan hanyya terjadi pada temperatur yaitu yang
dari temperatur saturasi (tsat) ke temperatur heat (tsh).
1) Kelas konveksi
Pada kelas konveksi super heater mendapat panas dari gas asap sehingga
heat exchange terjadi secara konveksi dan konduksi. Hantaran panas yang terjadi
yaitu :
Q = f. do 1 (tf - two)
Keterangan:
f = heat transfer coeficient dari flue gas
do = diameter luar pipa (m)
tf = temperatur flue gas (oC)
two = temperatur kulit luar pipa
Penghantar kalor melewati dinding pipa secara konduksi
q=
2 (TwoTwi)
Do
ln
Di
kkal/m.h
keterangan :
= faktor konduksi kkal/m. oC.h.
twi = temperatur kulit dalam pipa oC
di = diameter bagian dalam pipa, m.
Hantaran kalor pada uap dalam pipa:
N q = s di ( twi- t s) kkal/m.h
2) Kelas radian
Penempatan super heater radian di letakkan pada pada dapur yang
menyerap panas secara langsung dari hasil pembakaran bahan bakar. Pada ketel
ketel modern dari kelas high pressure dilakukan pemasanagan super heater radian
dan convection superheater. Heat transfer dalam super heater tube adalah sama
dengan heat transfer dalam pipa pipa ketel uap. Luas permukaan super haeater
tergantung kepada
a. jumlah uap yang akan dipanaskan lanjut.
b. Temperatur super heater
a. Untuk dapur yang erbentuk silindris.
Q
2 E
=q=
do
x (tb tw) + Cdi [(
di
Tb
Tw
4
4
)
(
100
100 ) ] kkal/m.h.
Tw
- ( 100 )
Keterangan :
Q = complex exchange dalam kkal/h
cq
c = koefisien konveksi c =
Gr = angka grashof
Pr = angka prandt
Tb = temperatur pembakaran
Tw=temperatur dinding
Jika heat transfer berlanjut pada dinding maka :
1. Untuk lapisan rata :
Q
eff = A ( TbTw )
2. Untuk lapisan silindris :
eff = c + r
di do
ln
2
di
do2
2
dodi
dodi )
pemindahan pana dari aliran aliran gas asap permukaan logam ke udara
pembakaran dan secara konveksi juga pemindahan panas dari permukaan
logam ke udara pembakaran. Heat transfer pada aparat tergantung pada
beberapa faktor dan jenis dari fluida serta bentuk heating surface.
6.
Bila data fluida panas sebagai berikut :
7. Volume gas asap yang mengalir =Vg ( m3/h)
8. Berat jenis gas asap
=g (kg/m3)
9. Panas jenis gas asap
=Cp
15.
(kkal/kgoC)
10. Temperatur awal gas asap
=tg1 (oC)
11. Temperatur akhir gas asap
=tg2 (oC)
12. Maka panas yang diserap asap :
13. Q = Vg g Cp(tg1 - tg2)
14.
Jika udara dalam fluida di dinginkan maka:
16. Volume udara yang mengalir
=Vu ( m3/h)
17. Berat jenis gas udara
=u (kg/m3)
18. Panas jenis gas udara
=Cu
(kkal/kgoC)
19. Temperatur awal gas udara
=tg1 (oC)
20. Temperatur akhir gas udara
=tg2 (oC)
21. Maka panas yang diserap udara :
22. Q = Vu u Cu(tg1 - tg2) (kkal/h.oC)
23.
24.
2.19
DAPUR (FURNACE)
25. Dapur (furnace) adalah tempat untuk melakukan
pembakaran bahan bakar secara efektif. Ada beberapa
jenis dapur (furnace) tergantung penggunaanya :
29.
34.
35.
39.
45.
40.
41.
42. Gambar 70. Ilustrasi steam drum & Water drum
43.
44. 2.19.c Pemanas Lanjut (Super Heater)
Uap yang berasal dari penguapan di dalam drum atas belum
superheater, supaya pipa superheater bebar dari air. Pada saat pemanasan
pertama, biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan
pipa superheater dari air, karena banyak air yang terjebak di pipa
superheater sesudah diadakan hydrostatis test.
48. Cara termudah untuk membuang air tersebut adalah dengan
menguapkannya. Cara ini mengkibatkan kontrol dari suhu gas selama
penaikan tekana menjadi sangat penting, untuk mencegah panas berlebihan
pada pipa yang tidak dilalui oleh uap karena terhambat oleh air. Hal
tersebut juga mengharuskan pembukaan penuh katup pelepas (air vent)
pada superheater sebelum pemanasan ketel dumulai, dan katub haruslah
tatap terbuka sampai dicapai aliran uap dari ketel pada pipa utama 10%
dari kapasitas ketel.
49. Yang menjadi catatan penting adalah bahwa ada uap
mengalir memalui vent tidaklah berarti bahwa semua pipa superheater
telah dilalui uap, beberapa kemungkinan masih mengandung air yang
terjebak di dalamnya dan bila pemanasan berlangsung cepat, pada saat itu
pipa dapat mengalami panas berlebihan (pada bagian permukaan air yang
terjebak) karena tidak ada aliran uap didalamnya.
50. Pada saat penghentian operasi dai ketel katub pelepas
superheater harus dibuka sebelum menutup katub uap utama dan juga pada
setiap saat dimana dimana uap yang melewati katub utama lebih kecil dari
10% dari kapasitas ketel, seperti yang sudah tersebut diatas. Kemungkinan
pipa superheater mengalami panas berlebihan pada saat katub uap ditutub
bila :
1. Ketel masih sangat panas, yaitu pada saat baru berhenti.
2. Ketel masih mengandung banyak bagasse atau abu panas diatas fire grate
yang masih dapat terbakar.
51.
52.
53.
54. Gambar 71. Ilustrasi Super Heater
57.
55.
56. 2.19.d Pipa air (Header)
Pipa-pipa air berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel
Prinsip kerja Air heater yaitu memanaskan udara yang lewat disela-sela pipa
dialirkan udara hembusan dari F.D.F yang lewat di sekitar pipa-pipa yang di
dalamnya mengalir gas bekas dari pembakaran bahan bakar.
60. Udara hembus sebelum melalui Air heater mempunyai suhu yang
sama dengan udara luar yakni sekitar 380C, dan setelah melalui Air heater dapat
mencapai suhu antara 2000C-2300C. Keuntungan penggunaan Air heater adalah :
66.
62.
63. Gambar 72. Ilustrasi Air heater
64.
65. 2.19.f Dust collector
Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap
abu pada sepanjang aliran gas pembakaran bahan bakar sampai kepada gas
buang. Keuntungan penggunaan dust colector adalah :
1. Gas buang akan menjadi bersih, sehingga tidak mengganggu pencemaran
udara.
2. Tidak menjadikan kerusakan alat-alat bantu lainnya, misalnya : pipa-pipa Air
heater, cashing I.D.F yang aus karena gesekan abu, pasir, dsb.
3. Tidak mengganggu jalannya operasi.
67.
68.
69.
70.
71.
74.
72.
73. 2.19.g Pembuangan gas bekas
Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh
Blower isap (Induced Draft Fan) melalui saringan abu (Dast Colector)
kemudian dibuang ke udara bebas melalui cerobong asap (Chimney)
Pengaturan tekanan didalam dapur dilakukan pada corong keluar Blower
(Exhaust) dengan katup yang diatur secara otomatis oleh alat hidrolis
(Furnace Draft Control).
a. Air seal damper
75. Air seal damper adalah alat yang terdiri dari dua buah damper atas
dan bawah yang bekerja membuka dan menutup secara bergantian yang berfungsi
ganda, yaitu untuk mengeluarkan abu pada Dust collector, juga menjaga agar
udara luar tidak masuk akibat tarikan I.D.F.
b. Ash rotary valve
76.
dengan Air seal damper, yaitu untuk mengeluarkan abu pada Dust
collector,juga menjaga agar udara luar tidak masuk akibat tarikan I.D.F
yang membedakan yaitu Ash rotary valve bekerja berputar. Alat-alat
pengaman boiler Mengingat bahwa tekanan kerja dan temperatur ketel
yang sangat tinggi, maka ketel harus dilengkapi dengan alat-alat pengaman
1.
sebagai berikut :
Katup Pengaman (Safety Valve) Alat ini bekerja membuang uap apabila
tekanan melebihi dari tekanan yang telah ditentukan sesuai dengan penyetelan
katup alat ini. Umumnya pada katup pengaman tekanan uap basah (Saturated
Steam) diatur pada tekanan 21 kg/cm2, sedang pada katup pengaman uap
kering tekanannya 20,5 kg/cm2. Penyetelan dilakukan bersama dengan petugas
IPNKK setelah adanya pemeriksaan berkala.
2. Gelas Penduga (Sight Glass) Gelas penduga adalah alat untuk melihat tinggi air
di dalam drum atas, untuk memudahkan pengontrolan air dalam ketel selama
operasi. Agar tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan pada kran-kran uap dan
air pada alat ini, maka perlu diadakan penyepuan air dan uap secara periodik
pada semua kran minimal setiap 3 (tiga) jam. Gelas penduga ini dilengkapi
dengan alat pengontrolan air otomatis yang akan membunyikan bell dan
menalakan lampu merah pada waktu kekurangan air. Pada waktu kelebihan air
bell juga akan berbunyi dan lampu hijau yang akan menyala.
3. Kran Spei air (Blow Down Valve) Kran spei air ini dipasang 2 (dua) tingkat,
satu buah kran buka cepat (Quick Action Valve) dan satu buah lagi kran ulir.
Bahan dari kedua kran ini dibuat dari bahan yang tahan tekanan dan temperatur
tinggi.
4. Pengukur Tekanan (Manometer) Manometer adalah alat pengukur tekanan uap
di dalam ketel yang dipasang satu buah untuk tekanan uap panas lanjut dan satu
buah untuk tekanan uap basah. Untuk menguji kebenaran penunjukan alat ini,
pada setiap manometer dipasang kran cabang tiga yang digunakan untuk
memasang manometer penara (Manometer Tera).
5. Kran Uap Induk Kran uap induk berfungsi sebagai alat untuk membuka dan
menutup aliran uap ketel yang terpasang pada pipa uap induk terbuat dari
bahan tahan panas dan tekanan tinggi.
6. Kran Pemasukan Air Kran pemasukan air 2 (dua) buah yaitu satu kran ulir dan
lainnya kran satu arah (Non Return Valve). Kedua alat ini terbuat dari bahan
yang tahan panas dan tekanan tinggi.
77. Peralatan Lain Perlengkapan lain yang diperlukan untuk
ketel uap adalah
a. Alat penghembus debu pada pipa air ketel (Mechanical Soot Blower).
b. Pemasukan air ketel otomatis (Automatic Feed Regulator).
c. Panel-panel listrik komplit dengan alat-alat ukur.
d. Meter pencatat tekanan dan temperature (manometer & Temperatur Recorder).
e. Kran-kran buangan udara, air kondensat, dan header.
c. Soot Blower
78.
jelaga atau abu yang menempel pada pipa-pipa. Alat ini berada pada
dinding-dinding samping kanan kiri ketel. Media pembersihnya adalah uap
yang diambilkan dari steam drum yang bertekanan 11-13 kg/cm2 setelah
melalui steam reducer.
79. Soot Blower bekerja secara manual bekerja secara manual
yang biasannya dilakukan pada setiap 4 jam sekali atau pada saat setelah
dilakukan damping stocker (pembuangan abu dapur). Cara pelaksanaan
Soot blowing adalah berurutan dimulai dari depan atau mengikuti jalannya
gas asap. Hal tersebut dimaksudkan agar mendapatkan hasil penyemprotan
yang bersih dan sempurna.
80.
bahan bakar cair misalnya solar, residu, dll. Pada pabrik gula penggunaan
burner sangat ditekan karena dengan penggunaan burner berarti
menggunakan bahan bakar yang beli, sedangkan pabrik gula adalah
produsen bahan bakar padat yaitu bagasse. Oleh karena itu harus
diupayakan agar mois atau kandungan air pada bagasse sekecil mungkin.
Namun demikian peralatan burner harus tetap dipasang, karena pada
sebelum tersedia bahan bakar bagasse maka Burner harus digunakan.
Selain itu mungkin terjadi gangguan pada pada peralatan bahan bakar
bagasse pada saat operasi.
83.
84. Gambar 75. Burner
85.
e. Blow Down continue
86.
dilakukan secara terus menerus. Adapun air ketel yang dibuang tersebut
diambilkan dari steam drum yaitu pada permukaan air. Hal tersebut
dilakukan karena menyangkut beberapa hal :
1. Menghilangkan seandainya terjadi buih atau busa pada permukaan air ketel,
karena hal tersebut dapat mengganggu pandangan pada gelas penduga yang
memuliki peranan sangat penting pada ketel.
2. Menurunkan electric conductivity yang terkandung pada air ketel.
87. Aturan seberapa bukaan valve Blow Down continue adalah
bergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi air ketel. Dalam kondisi
normal, flow rate Blow Down continue adalah sekitar 3% - 5% dari
kapasitas operasi ketel.
88.
89.
2.20
udara dengan kolom gas dengan kolom yang sama. Adapun syarat untuk berat
maksimum gas asap melalui corong asap
97. Tarikan udara didalam sebuah sistem aliran alamiah dapat
ditingkatkan dengan cara menaikkan temperatur gas buang atau dengan cara
meninggikan
cerobong.
Meninggikan
cerobong
bukan
hanya
untuk
mengatasi masalah kebocoran. Fan ini juga menangani gas pembakaran panas,
secara drastis menaikkan kapasitas fan sistem tarikan isap.
3) Sistem Tarikan Kombinasi
102. Pada sistem ini, dapur bekerja pada tekana atmosfir, fan tarikan
tekan mengatasi penurunan tekana pada saluran kerja suplai udara dan
pengangkutan bahan bakar, sementara fan tarikan isap dan cerobong mengatasi
penurunan tekanan pada sistem gas asap termasuk pengendap atau saringan rumah
kantongan (bag house filter). Jadi dengan sistem tarikan kombinasi ini
pemeriksaan dan pemeliharaan lemari nyala dapat dilakukan pada waktu sistem
sedang bekerja.
103. Fan yang digunakan untuk mensuplai udara pembakaran untuk
suatu sistem berbahan bakar fosil adalah mesin yang berukuran besar dan mahal.
Pusat pembangkit daya Labadie milik union Electric Company mempunyai 4 unit
berdaya 600 MWe dan setiap unit menggunakan dua fan tarikan tekan berdaya
1750 hp dan dua fan tarikan isap berdaya 4000 hp. Fan ini digerakkan oleh sebuah
motor induksi arus bola-balik (alternating current) yang besar.
104. Daya fan pada sistem tarikan paksa adalah hasil kali dari tekanan
tarikan paksa dengan kapasitas fan.
105.
2.21
akan menuunjang kerja dari sebuah ketel itu sendidir. Adapun alat untuk
peningkatan efisiensi ketel diantaranya adalah :
a. Pemanasan uap lanjut,
b. Pemanasan air pengisian ketel,
c. Pemanas udara pembakaran.
107. Semua alat tersebut berfungsi untuk meningkatkan efisiensi ketel
dengan jalan mengabsorbsi kembali panas gas dari cerobong asap. Semakin
rendah suhu gas asap yang keluar dari corong asap , semakin kecil pula kerugian
corong asap semakin berkurang kebutuhan bahan bakar untuk membentuk uap.
Hal ini biasa disebut dengan pemanasan uap lanjut, jadi selain menghemat bahan
bakar juga dapat meningkatkan efisisensi mesin (mempertinggi efisiensi instalasi
uap). Untuk memperkecil kerugian pancaran ketel harus dilapisi dengan lapisan
isolasi dengan member lapisan asbes atau magnesia.
108.
109. Sebuah pemanas uap lanjut terdiri dari dua buah kotak pengumpul
yng dipasang beberapa pipa baja tipis, dengan begitu uap panas yang melintasi
pipa tersebut mengabsorbsi gas disekitarnya, mengikuti prinsip heat transfer. Uap
saturasi yang dipanaskan lanjut mengalami kenaikan tamperatur dan tekananya
tidak berubah, karena itu pemakaian uap lebih efisien dibanding bila mesin
menggunakan uap sirtuasi (pemanasan isobar).
110. Arang para dan debu yang melekat pada pipa-pipa pemanas harus
sering dibersihkan agar tidak mengganggu proses penyerahan panas dari gas asap
pada uap yang sedang mengalir, karena menurunnya proses heat transfer. Biasanya
pipa dibersihkan dengan pancaran uap yang dipanaskan lanjut, atau dengan
menggunakan mesin brus khusus.
111.
112.
113.
pemanas uap pipa api dari Schmidt. Pemanas ini sangat disukai karena
konstruksinya sangat sederhana dan sangat berguna, karena menggunakan pipa
baja dengan dinding tipis yang dibentuk menyerupai huruf U dengan diameter 22
mm yang biasanya digabung secara berturut-turut 5 sampai 6 buah pipa yang
berbentuk U, yang masing-masing diberi ujung pipa cerat dan pipa pemasuk.
Kelompok pipa serupa ini disebut elemen. Elemen tersebut diletakkan dalam ketel
dengan berderet-deret. Pada umumnya sebuah elemen manggunakan setengah
baris pipa api yang membujur, sehingga diperlukan dua buah elemen untuk tiap
baris pipa api.
115. Keuntungan dari penggunaan pesawat pemanas Schmidt
ialah; pesawat ini dapat dengan mudah dimasukkan kedalam ketel uap,
sehingga memudahkan saat melakukan penggantian spare pert, panas dapat
lebih banyak diserap dari gas-gas asap daripada menggunaka pipa-pipa
panas yang mempunyai diameter lebih besar.
116. Kerugian dari penggunaan pesawat pemanas ini ialah;
Pertama, uap akan mendapat tekanan lebih besar dalam pipa yang sempit
karena pergeseran di sepanjang dinding pipa dan banyaknya lengkungan
yang singkat menyebabkan kerugia tekanan. Kedua, lubang yang dilewati
gas asap lebih kecil yang memperbesar tahanan sehingga tarikan
berkurang. Oleh karena itu pemanas uap ini hanya digunakan pada ketel
yang bekerja dengan penarikan paksa. Ketiga, karena adanya pipa pemanas
, pipa api akan lebih cepat kotor oleh arang para.
117. Hal ini membutuhkan penghembus arang para pada setiap
kamar nyala api untuk membersihkan arang para yang menempel pada
pipa-pipa api. Keempat, pada pemanas ini suhu tidak dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.
118.
Ekonomiser
119. Selain dapat menghemat bahan bakar, pesawat ini juga mempunyai
keuntungan lain. Air pengisian (feed water) tersebut dimasukkan kedalam ketel
dengan suhu yang lebih tinggi, sehingga air dalam ketel tidak mengalami banyak
pendinginan ketika malakukan pengisia air. Dengan demikian proses penguapan
tidak terganggu, karena hampir tidak terjadi perubahan suhu secara drastic yang
dapat mengakibatkan kebocoran pipa.
120. Pemanas air buatan Green yang banyak dipakai sejak tahun 1845
untuk ketel-ketel darat yang berbentuk silinder. Pemanas jenis ini terdiri dari
beberapa bagian, yang digabungkan sejajar dan masing-masing bagian tersusun
dari kotak-kotak pengumpu (header) bawah, dan kotak pengumpul atas. Pipa
tersebut mempunya bidang penutup konos pada kedua ujungnya, dan pada kotak
pengumpul dibuat lubang-lubang konis yang sesuai dengan ukuran pipa-pipa
tersebut. Kemudia dibagian atas kotak tersebut terdapat lubang tangan untuk
melakukan pembersihan pipa dari dalam.
121. Sekarang banyak dipergunakan pamanas-pemanas pipa berusuk
(fin), luas dari pipa-pipa ini lebih besar karena adanya rusuk-rusuk eko. Firma
Green mengeluarkan pemanas air ini dalam dua macam pelaksanaan. Untuk
pemanas dengan suhu rendah dibuat dengan menggunakan besi tuang, sedangkan
untuk pipa dengan suhu tinggi digaunakan pipa-pipa baja yang tidak bercelah.
122. Elemen elemen pemanas tersebut dipasang secara mendatar dan
berliku untuk memaksa gas selalu berubah arah aliran ketika melalui pemanas air
dan selalu menyentuh elemen-elemen pemanas. Dengan begitu penyerahan panas
dapat berjalan lebih baik.
123. Pemanas air gas asap termasuk dalam golongan pemanas air tekan,
pemanas tersebut dipasang dalam bantaran pengisian antara pompa pengisian
dengan corong pemanasnya sehingga menjadi bagian hantaran pipa tekan dari
pompa menuju ketel. Salah satu pemanas air tekan yang sering digunakan didalam
kapal ialah pesawat pemanas buatan Schmidt. Dalam kakinya terdapat sebuah
saluran pemasuk di sekelilingnya dan saluran pencerat dibuat radial yang masingmasing disesuaikan dengan cerobong pencerat di luar kaki.
124. Diantara bagian tersebut denagan kotak pengumpul diapasang
elemen pemanasan. Elemen-elemen tersebut terbuat dari tembaga merah yang
dibengkokkan secara spiral dan dibungkus mantel dengan aliran uap panas.
Elemen tersebut diganakan untuk pengisian air yang kemudian dibalikkan ke
saluran pencerat yang radial melalui pencerat yang diputuskan. Uap pemanas yang
berada didalam mantel digunakan untuk memanaskan air yang mengalir di dalam
spiral sehingga air mangalami kondensasi. Pada puncak tertinggi dari kotak
pengumpul, udara dapat memisahkan diri dari air yang sedang berbelok, maka dari
itu dibagian puncak diberikan kran pencerat udara yang selalu dibuka sedikit agar
udara bias keluar sedikit demi sedikit.
125. Selain untuk memanaskan air ketel pemanas tekan mempunyai
keuntunga lain disbanding dengan pemanas isap atau pemanas campuran.
Keuntungan tersebut adalah pemanas tekan tetap terpisah dengan air pengisian
sehingga air pengisian tidak tercampur minyak. Kekuranganya adalah udara tidak
sempurna keluar dari air pengisian, karena itu berada dibawah tekanan ketel.
126. Pesawat pemanas campuran atau pesawat isap dari Weir digunakan
untuk memanaskan air pengisian menggunakan uap bekas dari alat pertolongan
(alat pembantu). Campuran air pengisian dan air kondensat dari uap pemanas yang
berada di bawah dengan pompa utama yang menghisap air pengisian yang telah
dipanaskan.
127. Pemanas air ini mampunya keuntungan bahwa udara yang terdapat
dalam air pengisian dan uap pemanas dengan pembagian yang sangat halus dapat
lebih mudah dikeluarkan, namun kekurangan dari alat ini kemungkinan ada
minyak yang terbawa uap pemanas akan terbawa kedalam air pengisian.
128.
129. Pesawat ini dapat digunakan bila pembakaran dalam ketel diatur
dengan penarikan paksa sistem tekan. Fan udara menekan udara lebih tinggi ke
silinder api dari bawah kisi melalui hantaran pipa sehingga bahan bakar dapat
terbakar lebih baik daripada udara pembakaran dimasukkan ke bawah kisi dengan
penarikan biasa. Dengan begitu efisiensi pembakaran menjadi lebih baik, karena
udara dipanaskan terlebih dahulu dalam pemanas udara sebelum dimasukkan
dalam dapur. Sehingga enthalpy udara naik, hal ini menyebabkan penghematan
besar dalam penggunaan bahan bakar.
130. Sebuah pemanas udara pipa terdiri dari beberapa pipa yang
lumayan besar, dan biasanya dipasang berdiri lalu dialiri dengan udara pemanas,
selain itu udara pemanas tetap berada disekitar pipa tersebut, sehingga panas dari
gas tersebut dapat diserahkan pada udara yang sedang mengalir. Pemanas udara
lempengan Howden disusun secara berdekatan satu sama lain sehingga
menghasilkan ruangan pemanas yang sangat besar dalam satu ruang yang terbatas.
131. Udara yang melalui lempengan tersebut bergerak membujur,
sedangkan gas asap panas bergerak tegak lurus (arus bersilang/cross flow)
sehingga dapat dicapai penyerahan panas yang sempurna, karena lempeng tersebut
dibuat bergelombang agar gas dapat bersentuhan dengan lempengan tersebut.
Dengan alat ini kita dapat memperoleh banyak keuntungan daripada pemanas
pipa. Untuk mencegah pembocoran gas dapat dipasangkan baja siku pada titik
pertemuan antara lempengan satu sama lainya. Sebuah penghembus arang para
dipasangkan dalam ruang gas asap untuk membersihkan arang para yang merekat
peda lempengan tersebut.
132. Menurut sistem Howden Ljustrom pemanas udara ini dapat
digunakan untuk instalasi darat dan instalasi kapal yang terdiri dari sebuahkamar
lempeng yang terhubung dengan rotor yang dapat berputar.
133.
134.
136.
144.
145.
2.22
Rankine
adalah
siklus
termodinamika
yang
mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran
tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak.
Siklus Rankine merupakan model operasi dari mesin uap panas yang
secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama
untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan
panas matahari.
147. Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus
Carnot, terutama dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah
siklus ini menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus
Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Fluida pada Siklus Rankine
mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai jenis
fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai
karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah
besar, dan murah.
148. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau
dari fluida kerjanya yang mengalami perubahan fase selama siklus pada
saat evaporasi dan kondensasi, oleh karena itu fluida kerja untuk siklus
Rankine harus merupakan uap. Siklus Rankine ideal tidak melibatkan
beberapa
masalah
irreversibilitas
internal.
Irreversibilitas
internal
sedikit
meningkat
selama
proses
kompresi isentropik karena ada penurunan kecil dari volume jenis air, air
masuk boiler sebagai cairan kompresi
pada
kondisi
dan
4, dimana uap masuk ke kondensor dan pada kondisi ini uap biasanya
merupakan campuran cairan-uap jenuh dengan kualitas tinggi.
150. Uap dikondensasikan pada tekanan konstan di dalam
kondensor yang merupakan alat penukar kalor mengeluarkan panas ke
medium pendingin.
151.
152.
154.
sederhana
153.
Gambar 80. Diagram T-s siklus Rankine
sederhana
155. Salah satu modifikasi dari siklus Rankine dapat
dilihat pada gambar berikut :
157.
156.
Gambar 81. Diagram alir siklus Rankine dengan
163.
164.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173. Fluida kerja berupa air jenuh pada kondensor dikompresi pompa
sampai masuk boiler atau ketel uap. Dari proses kompresi pada pompa terjadi
kenaikan temperatur kemudian di dalam boiler air dipanaskan. Sumber energi
panas berasal dari proses pembakaran atau dari energi yang lainya seperti nuklir,
panas matahari, dan lainnya. Uap yang sudah dipanaskan di boiler kemudian
masuk turbin. Fluida kerja mengalami ekspansi sehingga temperatur dan tekanan
turun. Selama proses ekspansi pada turbin terjadi terjadi perubahan dari energi
fluida menjadi energi mekanik pada sudu-sudu menghasilkan putaran poros
turbin. Uap yang keluar dari turbin kemudian dikondensasi pada kondensor
sehingga sebagian besar uap air menjadi mengembun. Kemudian siklus berulang
lagi.
174.
175.
177.
pompa
180.
konstan
181.
182.
konstan
183. Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan
dikompresi sampai tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama
kompresi isentropik ini melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik air.
Jarak vertikal antara 1 2 pada T s diagram ini biasanya dilebihkan untuk lebih
amannya proses.
184. Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan
akan menjadi uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler
ke air pada T tetap. Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini
disebut sebagai steam generator.
185. Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin
untuk diekspansi secara isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar
shaft yang terhubung dengan generator listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan
T dari steam akan turun selama proses ini menuju keadaan 4 dimana steam akan
masuk kondenser dan biasanya sudah berupa uap jenuh. Steam ini akan dicairkan
pada P konstan di dalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser sebagai
cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
186. Area dibawah kurva proses 2 3 menunjukkan panas yang
ditransfer ke boiler, dan area dibawah kurva proses 4 1 menunjukkan panas yang
dilepaskan di kondenser. Perbedaan dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang
dihasilkan selama siklus.
187.
Siklus Rankine
188. Analisis energi ini dilihat dari tiap komponen (alat-alat) yang
terdapat pada siklus Rankine dengan menggunakan asumsi bahwa komponenkomponen tersebut bekerja pada aliran steady. Persamaan energi untuk sistem
yang alirannya steady yaitu:
189.
E = m(h+Ep+Ek)i m(h+Ek+Ep)e+QW
190.
0 = hi he + Q W
191.
Q - W = he hi
b. Boiler (W = 0) Qin = h3 h2
c. Turbin (Q = 0) Wturb,out = h3 h4
d. Condenser (W = 0) Qout = h4 h1
193. Berdasarkan hal diatas diperoleh Wnet yaitu :
194. Wnet = Qin Qout = Wturb,out Wpompa,in
195.
196. Efisiensi termal siklus Rankine dapat ditulis :
197.
198.
Penyelesaiannya
199. Penyimpangan dalam siklus Rankine yang terjadi karena:
1) Adanya friksi fluida yang menyebabkan turunnya tekanan di boiler dan
kondensor sehingga tekanan steam saat keluar boiler sangat rendah sehingga
kerja yang dihasilkan turbin (Wout) menurun dan efisiensinya menurun. Hal ini
dapat diatasi dengan meningkatkan tekanan fluida yang masuk.
2) Adanya kalor yang hilang ke lingkungan sehingga kalor yang diperlukan (Qin)
dalam proses bertambah sehingga efisiensi termalnya berkurang.
200. Penyimpangan ini terjadi karena adanya irreversibilitas yang
terjadi pada pompa dan turbin sehingga pompa membutuhkan kerja (Win) yang
lebih besar dan turbin menghasilkan kerja.
201.
2.23 UNJUK KERJA DAN PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
KETEL UAP
202.
Tuj
uan
208. Uap
206.
Param
209.
eter
Tekana
mengo
n uap
prasika
kering
n boiler
mengha
silkan
325oC.
210. Tekana
n kerja 2021 kg/cm2.
uap.
213.
212.
Ur
Hasil
Penting/Y
utan
ang Perlu
Kerja
Diperhati
215.
Peri
217.
kan
Level
ksa
pada gelas
dulu
duga pada
sebelu
upper
drum pada
dijalan
posisi
kan
NWL
bahwa
(normal
gelas
water
pendug
level) 50
mm H2O.
bekerja
normal.
216.
219. Peri
220.
Tekana
ksa air
n udara 7
compre
kg/cm2.
ssor
untuk
instrum
entasi.
222. Peri
ksa
224.
Harus
sudah
kelistri
stand by
kan
opersional.
pada
panelpanel.
223.
226. Peri
227.
Tekana
ksa
n pumpa
tekanan
harus
pompa
mencapai
residu
12 kg/cm2.
(jika
dipakai
bahan
bakar
residu).
229. Peri
232.
Harus
ksa
damper
damper
posisi
By
terbuka
Pass
100% dan
gas
tutup pada
duct.
230.
231.
tekanan
uap boiler
17kg/cm2
serta
membuka
dampet
234.
Peri
IDF.
235. Posisi
ksa
valve
valve
harus
air vent
upper
drum
dan
super
heater.
238. Peri
terbuka
100%
236. Ditutu
p pada
tekanan
17kg/cm2.
239.
persedi
ksa
aan bahan
bahan
bakar
bakar
ampas dan
(ampas
residu
dan
cukup.
residu).
241. Peri
242.
Tekana
ksa
n vakum
kevaku
10
man
mmH2O.
pada
dapur
pembak
aran.
244. Peri
245.
Level
ksa air
pada
pengisi
tangki
dan air
condensate
umpan
min 600m3
246. Tempe
ketel.
rature
90oC.
248.
Peri
250.
Buka
ksa
by pass
semua
main
valve
steam saat
main
tekanan
steam
uap 14
pada
kg/cm2
HPSH.
249.
pemanasan
turbinturbin dan
tutup valve
by pass
jika tekana
sudah
mencapai
20kg/mm2.
251.
252.
253.
254.
255.
Tu
juan
261. Un
258.
Param
eter
262.
tuk
Memb
awa
Ampas
Dari
Stasiu
n Mill
Dan
Balik
Dari
Gudan
g
Ampas
Yang
Masuk
Ke
Dapur
Pemba
karan
Boiler.
265.
264.
Ur
Hal
Penting/Y
utan
ang Perlu
Kerja
Diperhati
kan
267.
Per
268.
Mulai
iksa
dari kabel
sistem
power,
kelistri
fuse/sekrin
kan ke
g, lampu
semua
indicator,
panel.
saklar
on/off dan
ampere
271.
Per
meter.
269.
272. Baut-
iksa
baut harus
semua
betul-betul
baut-
padat agar
baut
tidak
pengik
kendur.
at pada
plight.
274. Per
275.
Tidak
iksa
ada yang
semua
bengkok.
plight
yang
terpasa
ng.
277. Per
278.
Agar
iksa
tidak
ketega
terjadi
ngan
rantai
rantai-
lompat
rantai.
dari
sprocket
dan rantai
280.
Per
iksa
berkala
sistem
pelumasan
pelum
pada
asan.
281.
284.
285.
a.
receving
286.
b.
putus.
282. Check
Dil
bearing
dan rantai.
289. Agar
aksana
tidak
kan
terjadi
urutan
ampas
operas
yang
ional
menumpuk
conve
dan tidak
yor.
Start conveyor
Start conveyor
terjadi
kejutan
pemakaian
daya listrik
distributor
287.
c.
Start conveyor
return
288.
d.
Start conveyor
yang besar.
elevator
290.
292.
293.
294.
296.
Tu
juan
299. Ag
297.
Param
eter
300.
ar air
pengis
i dan
umpan
air
ketel
dapat
meme
nuhi
syarat
standa
rt.
303.
302.
Ur
Hal
Penting/Y
utan
ang Perlu
Kerja
Diperhati
305.
An
alisa
air
pengis
i ketel.
306.
kan
pH
(25oC)
307. Total
hardness
(CaCO3):
< 2 ppm
308. Oxyge
n terlarut
(O2): < 0,5
ppm
309. Minya
k dan
gula : 0
311.
Pe
312.
Persedi
riksa
aan air
persed
yang
iaan
cukup
air
sesuai
pada
pengoprasi
tangki
600m3.
316.
An
alisa
air
umpan
boiler.
an ketel.
313.
314.
317.
pH :
9-10
318. TDS :
< 3000
ppm
319. Minya
k dan
gula : 0
320. Tempe
rature :
322.
324.
105oC
321.
Tabel 4. Instruksi Analisa Air Boiler
323.
325.
326.
328.
Tu
juan
331. Un
329.
Param
332.
eter
Diberi
tuk
tekanan
menge
dari 0 dan
tahui
dinaikkan
kinerja
tekanan
boiler
dibuat
setelah
interval 5
selesai
menit
perbai
untuk
kan/ser
setiap
vice
kenaikan
peralat
tekanan 5
an
kg/cm2
pada
sampai
overho
tekanan 25
kg/cm2.
333.
336. Hal
ule.
335.
Ur
Penting/Y
utan
ang Perlu
Kerja
Diperhati
338.
Per
339.
kan
Jangan
iksa
ada
packin
kebocoran
g-
packing
packin
pada
g man
header,
houle
upper,
dan
lower
hand
drum, dan
houle
handhoule
pada
pada
header,
header.
upper
drum
dan
lower
drum.
341. Per
342.
Baut-
iksa
baut harus
semua
betul-betul
baut-
padat agar
baut
tidak
pada
terjadi
valve-
kebocoran
valve.
344. Per
.
345.
Air
siapka
pada
tangki
kebutu
condensat
han air
e 200-400
untuk
m3.
hydro
test.
347. Pe
348.
Agar
ngisian
tidak ada
air
udara pada
pada
saat diberi
upper
tekanan
drum
pemadatan
harus
maka
penuh.
tidak
terjadi
350.
Per
waterslah.
351. Check
iksa
berkala
pada
selama 5
bagian
menit
packin
melihat
g,
kebocoran
valve,
pipa
kebocoran
air
setiap
penam
bahan
tekana
n
5kg/c
m2,
jika
tidak
keboco
ran
maka
diterus
kan
menai
kkan
tekana
n
untuk
interva
l
berikut
nya.
353. Di
355.
Bila
catat
ada
setiap
kerusakan
interva
maka akan
diperbaiki
kenaik
dan test
an
kembali
tekana
n dan
diulang
356.
peruba
han
penuru
nan
setelah
ditaha
n
selama
5
menit.
354.
357.
358.
360.
Tu
juan
363.
Param
eter
365.
Un
tuk
367.
Tempe
rature uap
melaya
ni
operasi
onal
boiler
dengan
memut
ar
325oC.
368. Tekana
n uap : 2021 kg/cm
369. Rpm
turbin
FDF/IDF :
900 rpm
370. Rpm
blower
turbin
dan
FWP :
pompa
2900 rpm
air
pengisi
ketel.
366.
373.
372.
Ur
Hal
Penting/Y
utan
ang Perlu
Kerja
Diperhati
kan
375.
Ga
377.
nti oli
pada
turbin.
376.
379.
Lu
masi
bearin
g dan
metala
381.
n
dengan
gemuk
.
380.
383.
Per
384.
Debu
iksa
dan
sudu-
kotoran.
sudu
pada
turbin.
386. Ga
388.
nti oli
govern
oor.
387.
390. Per
391.
iksa
n tidak ada
pipa-
kebocoran.
pipa
pada
turbin.
393. Per
iksa
paking
dan
baut
pada
sambu
ngan
pipa.
395.
Pastika
394.
396.
397.
Tuj
uan
402. Per
400.
Param
403.
eter
pH air
siapan
pengisi ; 7,
pengop
dan bahan
rasional
baakar zat
boiler.
kering
50%.
406. Hal
405.
Penting/
Ur
Yang
utan
Kerja
408.
Peri
Perlu Di
Perhatika
409.
n
Mulai
ksa
dari kabel
sistem
power dan
kelistri
kabel
kan
penghubun
kesemu
g,
a panel.
fuse/sekrin
g, lampu
indicator,
saklar
on/off dan
saklar
pengatur
kecepatan.
411.
Peri
412.
Jumlah
ksa
air min
persedi
tersedia
aan air
600 m3.
umpan
Pada
ketel.
tangki
414.
Peri
kondensat.
415. Diguna
ksa
kan untuk
persedi
proses
aan
pembakara
bahan
n pada
bakar
dapur
ampas
boiler.
dan
residu.
417. Peri
418.
Tekana
ksa
n udara
udara
harus 7
kompre
kg/cm2
sor
guna
instrum
memenuhi
ent.
operasiona
l alat
420.
Peri
instrument.
421. Apaka
ksa
h air sudah
persedi
benar-
aan air
benar
pendin
mengalir
gin
dilihat dari
metalan
output
pada air
buangan
dan suhu
air
pendingin
max 34oC
pada
metalan,
bearningbearning
turbin dan
423.
Peri
pompa.
424. Pastika
ksa
n peralatan
dapur
dumping
ruang
grate dan
bakar
laluan
boiler.
ampas
pada
bagasse
feeder
426.
Peri
baik.
427. Sprock
ksa
rantai-
rantai telah
rantai
distel
convey
keteganga
or.
nnya dan
split pen
lalu siap
dioperasik
an.
429.
Peri
430.
Pastika
ksa
n damper
damper
bypass,
laluan
turbin IDF
udara/g
dan FDF
as.
tidak ada
kebocoran
udara/gas
yang
masuk dan
432.
Pad
keluar.
433. Hari 1-
7,
pemana
temperatur
saan/he
e ruang
ating,
bakar
dilaksa
decontrol.
nakan
secara
terus
meneru
s/
contini
us
kenaika
n
temper
ature
dan
tekanan
/pressur
e secara
teratur.
435. Dil
436.
Dilaku
aksana
kan soda
kan
boiling
soda
untuk
boiling.
pembuang
an/pembila
san
kotoran
yang ada
didalam
perpian,
header dan
drum pada
boiler air
ke ketel
lalu
dilaksanak
an
sirkulasi
air untuk
mendapatk
an pH
438.
Peri
normal (7).
439. Valve
ksa
air vent
valve
harus pada
air
posisi
vent.
terbuka.
440.
441. Tabel 7. Instruksi Kerja Pemanasan Boiler
442.
2.24
KOROSI PADA KETEL UAP (BOILER)
443. Korosi menjadi salah satu masalah yang sangat lazim terjadi pada
boiler. Bahkan dapat dikatakan bahwa, tidak ada boiler yang tidak mengalami
korosi. Karena boiler menggunakan media kerja air yang jika tidak diperhatikan,
akan sangat mudah mengkorosi pipa-pipa boiler.
444. Air murni yang hanya tersusun oleh molekul H 2O dan tanpa ada zat
lain yang terlarut di dalamnya, bersifat tidak korosif. Zat-zat lain yang terlarut di
dalam air lah yang menjadi salah satu pemicu air memiliki sifat yang korosif.
Oksigen menjadi salah satu gas yang mudah larut di dalam air dan menjadi
penyebab utama terjadinya korosi pada pipa-pipa boiler.
445. Temperatur air juga menjadi salah satu faktor pendukung
terjadinya korosi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa air di dalam boiler
akan mencapai temperatur yang sangat tinggi sesuai dengan jenis boiler yang
digunakan. Air yang berada pada temperatur tinggi akan memiliki sifat-sifat yang
sangat berbeda dengan air pada temperatur ruang. Pada temperatur di atas
temperatur kritisnya, air akan menjadi lebih mudah melarutkan berbagai macam
zat yang bahkan sebelumnya tidak mudah larut. Hal ini diakibatkan karena pada
temperatur tersebut air lebih mudah terionisasi dan pecah membentuk ion-ion
H3O+ dan OH. Faktor inilah yang semakin mendorong terjadinya korosi pada
pipa-pipa boiler.
446.
447.
Fe
Fe + 2OH
Fe(OH)2
453.
3Fe(OH)2
Fe3O4 + H2 + H2O
457.
460. Korosi pertama pada boiler biasa terjadi pada pipa yang alirannya
mengalami semacam tabrakan atau turbulen, seperti pada lekukan pipa. Kondisi
ini menyebabkan molekul-molekul Fe hanya teroksidasi hingga membentuk Fe2+
dan tidak lebih lanjut membentuk Fe3+ yang berfungsi untuk membentuk magnetit.
Karena tidak terbentuk lapisan magnetit, maka korosi akan lebih dalam mengikis
pipa boiler. Pengikisanpun terus berlanjut didukung dengan aliran fluida di dalam
pipa yang turbulen, sehingga ketebalan pipa berangsur-angsur menipis akibat
korosi jenis ini.
461. Berikut adalah kondisi-kondisi yang memicu terjadinya korosi
jenis ini:
462.
463.
464.
tinggi
465.
2.25
Air.
471. Udara atmosfer mengandung sekitar 20% oksigen yang menjadi
komponen penting terjadinya korosi. Udara bebas ini biasa berkontak langsung
dengan pipa-pipa boiler yang tidak sedang beroperasi. Ditambah dengan kondisi
udara yang lembab, korosi pun tidak mungkin dapat dihindari. Sehingga untuk
menggantikan udara bebas yang mengisi pipa boiler saat ia tidak beroperasi,
biasanya digunakan gas nitrogen atau udara yang telah diminimalisir kandungan
air didalamnya dengan menggunakan air dryer.
472.
474.
476.
2.26
480.
481.
482.
483.
488.
489.
selalu melewati steam drum. Air di dalam steam drum dipompa menuju wall tube
yang letaknya berjajar secara rapat dan didesain menjadi dinding furnace, yaitu
tempat terjadinya proses pembakaran bahan bakar. Pada pipa-pipa inilah air
berubah fase menjadi uap dan kembali menuju steam drum. Selanjutnya air dan
uap air akan dipisahkan oleh steam drum, yang masih berfase air akan dipompa
kembali menuju wall tube, sedangkan yang sudah berfase uap akan menuju pipapipa superheater dan menjadi supply untuk turbin uap.
497. Air pada boiler juga berfungsi sebagai media pendingin pada pipapipanya. Terutama pula di sisi wall tube yang secara langsung ia menjadi dinding
furnace, tempat proses pembakaran. Untuk itulah level air pada steam drum
menjadi parameter yang sangat dijaga untuk memastikan tetap ada media
pendingin bagi pipa-pipa boiler.
498. Parameter lain yang berhubungan dengan level air pada steam
drum yaitu debit aliran uap superheater (main steam) sebagai produk dari boiler,
serta debit aliran feed water yang masuk ke boiler. Dua parameter lain tersebut
mempengaruhi kondisi level air pada steam drum, dan digunakanlah sebuah
sistem kontrol untuk menjaga level air steam drum. Ada tiga cara yang digunakan
oleh sistem kontrol tersebut, yaitu single element, two element, dan three element
control, berkaitan dengan parameter-parameter yang sudah saya sebutkan di atas.
499.
500. Pada sistem kontrol single element, digunakan sensor level air pada
steam drum dan menjadi sinyal input untuk sistem kontrol tersebut. Sebagai
outputnya, sistem kontrol mengeluarkan perintah/sinyal kepada valve kontrol
supply feed water untuk berada pada posisi bukaan tertentu sehingga level air di
dalam steam drum tetap terjaga pada level set point-nya.
501.
502.
503.
504.
505.
506. Pada boiler berskala besar yang digunakan oleh pembangkit listrik,
sistem kontrol ini tidak cocok untuk digunakan. Karena boiler pada pembangkit
dituntut untuk selalu menyesuaikan besar produksi uap airnya sesuai dengan
beban listrik yang ada. Saat terjadi perubahan beban listrik (naik misalnya) maka
konsumsi uap air akan naik, sehingga level steam drum turun. Saat level turun itu
perintah untuk valve kontrol feed water agar membuka dikirim. Dapat
dibayangkan bahwa proses kontrol tersebut terlalu lambat untuk merespons
terjadinya perubahan beban listrik.
507.
508. Pada sistem kontrol ini digunakan pula sinyal input berupa debit
aliran main steam / uap superheater, selain sinyal input dari level steam drum. Dua
sinyal input tersebut dijumlahkan dan diproses oleh sistem kontrol untuk
mengatur besar bukaan valve kontrol feed water.
509.
510.
511.
512.
513.
514. Pada sistem kontrol ini, besar bukaan dari valve kontrol feed water
diharapkan dapat mensupply debit feed water yang sesuai dengan kebutuhan
untuk menjaga level steam drum. Namun jika supply feed water tidak sesuai maka
level steam drum akan berada di luar set point. Setelah terjadi perubahan level
steam drum tersebut, baru sistem kontrol akan merespons dan bukaan valve
supply feed water akan diatur lagi. Karena sistem kontrol two element ini
memiliki kelemahan, muncullah alternatif three element control.
515.
516. Sistem kontrol ini menggunakan parameter level steam drum, debit
aliran main steam, dan debit aliran feed water sebagai sinyal inputan untuk sistem
kontrol. Sehingga diharapkan level air pada steam drum dapat dijaga untuk tetap
berada pada set point-nya sekalipun terjadi permintaan perubahan beban yang
signifikan.
517.
518.
519.
520.
521.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
537. Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana
terdiri dari dua bagian yang penting yaitu: dapur pemanasan, dimana yang
menghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper,
sebuah alat yang mengubah air menjadi uap. Uap yang dihasilkan bisa
dimanfaatkan untuk:
a. Mesin pembakaran luar seperti: mesin uap dan turbin
b. Suplai tekanan rendah bagi kerja proses di industri seperti industri pemintalan,
pabrik gula dan sebagainya
c. Menghasilkan air panas, dimana bisa digunakan untuk instalasi pemanas
bertekanan rendah.
538. Klasifikasi ketel uap ada beberapa macam, untuk memilih ketel
b. Berdasarkan pemakaiannya
c. Berdasarkan letak dapur (furnace posisition)
d. Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube)
e. Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)
f. Berdasarkan bentuk dan letak pipa
g. Berdasarkan peredaran air ketel (water circulation)
h. Bedasarkan tekanan kerjanya
539.
reheater, main steam drum, down comer, furnace, dan blow down.
540. Dalam industri pembangkit listrik, Coal fired power plant atau
pembangkit
listrik
tenaga
uap
merupakan pembangkit
listrik
dengan
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
551.
552.
553.
554.Pada gambar Komponen-komponen ketel uap diatas komponen yang
ditunjukkan nomor 5 , yaitu . . .
a. Dearator
b. Furnace
c. Bagasse distribution conveyor
d. Secondary fan
e. Air heater
3. Komponen yang berfungsi untuk memanaskan air yang terkondensasi, ialah . . .
a. Dearator
b. Economizer
c. Chimney
d. Secondary fan
e. Air heater
555.
4. Perhatikan gambar berikut !
556.
557.
558.
559.
560.
561.
562.
563.
564.Gambar di atas merupakan salah satu jenis ketel uap yang berdasarkan
pemakaiannya, yakni . . .
a. Outernally Fired Steam Boiler
b. Single Tube Steam Boiler
c. Multi Fire Tube Boiler
d. Portable Boiler
e. Stasionary Boiler
5. Alat bantu pada ketel yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa
pembakaran bahan bakar yang keluar dari ketel disebut
a. Induced draft fan
b. Convenyor
c. Forced draft fan
d. Secondary fan
565.
566.
567.
B. ESSAY
1. Sebutkan 2 keuntungan dan kerugian dari ketel uap pipa api dan ketel uap pipa
air !
568.Jawaban :
1.
577.
4. Mengapa ketel uap disebut sebagai pembangkit tenaga yang selalu
up to date?
578.
Jawaban: Karena ketel uap termasuk mesin kalor atau
biasa disebut dengan thermal engineering yang mentransfer
energy-energi kimia atau energy otomis menjadi sebuah kerja
(usaha).
579.
5. Sebuah boiler yang menggunakan bahan bakar minyak dengan analisis ultimate
minyak :
580.C
581.H2
582.S
583.O2
: 84 %
: 12,0 %
: 3,0 %
:1%
584.Pada suhu gas buang (Tf) 220 C dan suhu ambien (Ta) 27 C. Memiliki
persentase oksigen (O2) 7% dan karbon dioksida (CO2) 11% dengan
kelembaban udara 0,018 kg/kg udara kering. Hitung efisiensi boiler jika nilai
panas kotor minyak bakar (GCV) 10200 kkal/kg !
585.Jawaban :
H 2O 2
+ ( 4,32 S )
8
100 kg/kg minyak bakar
( 11,43 C ) +{34,5
586.
( 11,43 C ) +{34,5
587.
EA=
( O2 100 ) ( 7 100 )
=
21O 2
217
=50
588.
AAS= 1+
EA
Udara teoritis
100
+ ( 4,32 3 )
( 121
8 )
1+
589.
50
13,82
100
590.
1,5 13,82
591.
592.
593.
21,35 0,23(22027)
100=9,29
10200
9 H 2 {584+Cp ( Tf Ta ) }
GCV bakan bakar
600.
9 12{584+0,45 ( 22027 ) }
10200
601.
602.iii Persentase kehilangan panas karena kadar air dalam udara
kehilangan panas=
7,10
603.
604. 0,317
605.vi Persentase kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan lain yang tidak
terhitung untuk boiler kecil diperkirakan kehilangan mencapai 2%
606.
609.
610.
611.
607.
608.
10017,024=83
612.
DAFTAR PUSTAKA
613.
614.
V. Jakarta:Pradnya Paramitha.
616.
617.
618.
619.
620.
621.
A.
2012.
Jenis-jenis
Boiler.
626. Tugasanakkampus.
2015.
Perawatan
Boiler.
http://tugas-anak-
Stivano
Regino.
2013.
Ketel
Uap.
2012.
Pengoperasian
Boiler.
http://robby1909.blogspot.com.