Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

PENGAUDITAN 1
Class Project
Pengampu:
Choirunnisa Arifa, S.E., M.B.A.

Disusun oleh:

Ihsanul Rasyid
Khrisna Kusumo Pambudhi
Akbar Bhahesti
Nadia Vella Fatima
Manda Alvita Ikrarnanda

(10/296363/EK/17768)
(10/296879/EK/17850)
(10/299351/EK/18017)
(10/302753/EK/18094)
(10/305081/EK/18147)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

I.

PENGENALAN BISNIS KLIEN


Profil Usaha
Nama bisnis

: Rumah Cokelat

Alamat

: Jl. Cik Di Tiro, (di samping lab. paramita )

Pendiri

: E. I. E. Anthuny

Jumlah pekerja

: 20 orang

Jenis bisnis

: Caf

Target konsumen

: Keluarga dan remaja/ dewasa

Kisaran Harga produk

: Rp5.000 Rp20.000

Modal awal

: 120.000.000

Keuntungan

: 1.000.000- 3.000.000 / hari

Sejarah
Pada tahun 2003, rumah cokelat didirikan di Jalan Cik Di Tiro, Jogjakarta
oleh E. I. E. Anthuny, dengan konsep awal bakery. Modal awal pendirian adalah
rumah dan tanah milik sendiri. Rumah cokelat mendapat respon positif dari
masyarakat. Namun, pada tahun 2006 Rumah Cokelat mulai mengalami kerugian,
penyebabnya antara lain mulai banyaknya pesaing usaha sejenis dan persaingan
dalam menyediakan fasilitas tambahan bagi konsumen, sehingga pada tahun 2007,
Rumah Cokelat mau ditutup.
Hardian, putra dari E. I. E. Anthuny menyayangkan bila Rumah Cokelat
benar benar ditutup, akhirnya Hardian mengambil alih kepemilikan dari Rumah
Cokelat. Hardian mengajak istrinya, Citra untuk bersama sama mengelola bisnis
ini. Pada September 2007, Rumah coklat direnovasi baik dari interior bangunan
sampai manajemen yang mengelola. Tanggal 22 Desember 2007 Rumah Cokelat
resmi dibuka kembali dengan konsep yang baru, yaitu konsep cafe dengan target
pasar bagi keluarga.
Rumah Cokelat melakukan berbagai upaya promosi seperti turun ke jalan
untuk memberikan brosur, memberikan kupon diskon ke mall-mall dan promosi
dari mulut ke mulut. Rumah Cokelat juga melakukan inovasi untuk meningkatkan
usahanya seperti memperbaiki menu yang ada, membuat menu baru, menawarkan
variasi menu, dan meningkatkan profesionalitas menejemennya. Seiring dengan
berjalannya waktu, Rumah Cokelat dengan konsep barunya mulai mendapat

tempat di masyarakat. Target pasarnya pun meluas. Kini Rumah Cokelat tidak
hanya diperuntukkan bagi keluarga, tapi juga kalangan remaja.
Analisis SWOT
Strength (Kekuatan)
- Tempat usaha stategis
- Tempat bersih dan nyaman
- Kualitas hidangan baik dan mempunyai banyak variasi menu
- Harga menu yang ditawarkan terjangkau
Weakness (Kelemahan)
- Area parkir kurang luas jika dibandingkan dengan banyaknya pengunjung

II.

yang datang
- Apabila hujan terjadi, area outdoor tidak nyaman lagi untuk digunakan.
- Tidak tersedia area merokok (smoking area) di dalam ruangan (indoor)
Opportunity (Kesempatan)
- Banyak orang yang menyukai cokelat (chocolate lovers)
- Banyak variasi makanan dan minuman unik dari cokelat yang ditawarkan
di Rumah Cokelat.
- Sedikit caf yang menspesialisasikan usahanya pada cokelat
Threath (Ancaman)
- Terdapat banyak pesaing di bidang usaha caf, terutama di Yogyakarta.

PENGENDALIAN INTERNAL
Struktur Organisasi
Manajemen awal rumah cokelat yang dipimpin Bu Inne, berganti sebanyak tiga
kali, dengan jumlah karyawan maksimal 10 orang. Setelah rumah cokelat
mengalami akuisisi, manajemen dipimpin oleh Hardian, dengan struktur
organisasi sebagai berikut:

Deskripsi Wewenang dan Tanggung Jawab


Manajer Pemasaran dan Sumber Daya Manusia dijabat oleh Ibu Upit yang
bertanggung jawab atas para pegawai dan juga bertanggung jawab untuk memperkenalkan
serta mempromosikan caf rumah cokelat kepada calon calon konsumen. Untuk sumber
daya manusia, Rumah Cokelat melakukan pelatihan dan pembekalan bagi para karyawan
tentang bagaimana melayani konsumen.
Rumah Cokelat juga rutin mengadakan refreshing bagi para pegawai setiap 6 bulan
sekali. Ibu Upit juga memperhatikan keluhan dan saran dari para pegawai demi perbaikan
Rumah Cokelat, serta rutin megevaluasi pegawai setiap 1 bulan sekali. Pegawai di Rumah
Cokelat bekerja dengan sistem kontrak yang akan diperbaharui setiap 6 bulan sekali bila
kinerjanya dianggap memuaskan.
Dalam Rumah Cokelat juga diberlakukan sistem Reward and Punishment. Pegawai
akan diberikan bonus bila hasil keuntungan yang diperoleh lebih dari target keuntungan yang

ditetapkan sebaliknya pegawai akan menerima hukuman berupa teguran, pemotongan gaji
bahkan pemutusan kontrak apabila kinerja pegawai tersebut dinilai buruk. Gaji pegawai
diberikan setiap 1 bulan sekali.
Sedangkan untuk pemasaran, Promosi awal setelah direnovasi, Rumah cokelat
melakukan promosi turun ke jalan-jalan dengan membagikan brosur-brosur, dan memberikan
kupon diskon .Sekarang Rumah cokelat melakukan promosi dengan menjadi sponsor eventevent tertentu seperti ngabuburit dan valentine is day, yang secara tidak langsung acara
tersebut turut memberikan andil dalam memromosikan nama rumah cokelat. Rumah cokelat
juga memanfaatkan situs sosial seperti facebook coklat_cafe@yahoo.com dan twitter
@coklatcafe untuk promosi.
Manajer Operasi dan keuangan dijabat oleh Graha yang bertanggung jawab atas
segala operasi dan pengelolaan keuangan Caf Rumah Cokelat. Untuk Operasi, manajer
mengawasi proses pembuatan menu makanan dan minuman yang akan disajikan kepada
konsumen serta memastikan bahwa konsumen mendapatkan sajian yang berkualitas, sesuai
dengan standart yang ada di Rumah Cokelat.
Untuk Keuangan, Manajer langsung menangani sendiri masalah pengeluaran yang
dibutuhkan dan masalah pembuatan laporan keuangan Rumah Cokelat. Manajer bertanggung
jawab secara langsung dan penuh kepada direktur selaku pemilik dari Rumah Cokelat.
Laporan keuangan bulanan diberikan secara periodik setiap 1 bulan sekali dan laporan
tahunan setiap akhir tahun.

III. TIPE AUDIT


Adapun tipe audit yang kami laksanakan adalah audit operasional,
karena proses audit merupakan review secara sistematik terhadap kegiatan operasional dari
sebuah organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan antara lain
untuk:

IV.

a. Mengevaluasi kerja
b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan
c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut
ASERSI, PENILAIAN RESIKO, AKTIFITAS PENGENDALIAN DAN TEST

OF CONTROL.

ASERSI : Konsistensi Cita Rasa


Cita rasa merupakan suatu kekuatan penting bagi berlangsungnya suatu usaha
restoran, cita rasa yang sesuai dengan target pasar dari restoran tersebut akan
membentuk suatu kekuatan tersendiri bagi restoran tersebut. Ketika suatu restoran
telah menemukan racikan menu yang tepat dan rasa yang sesuai dengan lidah target
pasarnya, maka restoran tersebut telah menemukan cara bagaimana memperoleh
keunggulan kompetitif dalam menghadapi tantangan para kompetitor lain di industri
usaha restoran dengan cakupan target pasar yang sejenis. Oleh karena itu, restoran
tersebut perlu melakukan aktivitas audit dalam mempertahankan cita rasa yang telah
ditemukannya.
Penilaian Resiko
-

Mungkinkah ada perbedaan takaran bahan pada menu yang sama di setiap

penyajiannya?
Mungkinkah ada pemakaian bahan yang tidak layak atau tidak sesuai dalam
pembuatan menu yang dipesan?

Aktifitas Pengendalian
-

Tidak. karena chef dapat menggunakan gelas ukur, sendok, dan timbangan untuk
digunakan dalam membuat takaran bahan yang harus dimasukkan ke dalam
adonan untuk menu dengan jenis yang sama. Sehingga, ketika disajikan secara

berulang tidak ada perbedaan cita rasa pada menu yang sama.
Tidak. Penggunaan bahan yang tidak layak dan tidak sesuai dapat merusak cita
rasa dari makanan yang dibuat, ketidakkonsistenan cita rasa yang diciptakan pada
setiap menunya, oleh karena itu, dilakukan pengecekan bahan baku yang masuk
dan di-sortir tingkat kesegaran bahan baku yang diperoleh serta pengecekan
tanggal kedaluwarsa produk kemasan yang dijadikan bahan baku pembuatan
untuk menu-menu olahan cokelat

Test of Control: Dengan cara Inspeksi


1. Manajer yang sekaligus berperan sebagai supervisor sesekali melakukan
pengawasan takaran bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu menu
makanan, memastikan chef menggunakan alat-alat untuk menakar bahan-bahan

tersebut dengan takaran yang tepat, sesuai dengan resep yang dijadikan sebagai
acuan.
2. Manajer melakukan inspeksi atas bahan baku yang masuk, mengecek tingkat
kesegaran bahan baku serta tanggal kedaluwarsa untuk produk yang memilik
tanggal kedaluwarsanya.

ASERSI: Ketersediaan Fasilitas


Fasilitas merupakan faktor penunjang yang dapat membangun citra restoran,
fasilitas yang lengkap dapat menjadikan restoran tersebut prioritas sebagai tempat
nongkrong yang tepat untuk para pemuda yang menjadi target pasar Rumah Coklat
ini. tak ayal bahwa orang-orang yang menjadi pelanggan Rumah Coklat ini karena
melihat fasilitas yang lengkap yang menambah kenyamanan mereka dan ketenangan
mereka dalam menikmati menu hidangan yang dimiliki retoran.
Penilaian Resiko
-

Mungkinkah ada fasilitas yang belum lengkap atau dipersiapkan Rumah Coklat?
Mungkinkah ada fasilitas yang rusak yang dapat mengganggu kegiatan
operasional dan kenyamanan pelanggan?

Aktifitas Pengendalian
- Tidak. Sebelum open gate, karyawan memastikan bahwa semua fasilitas utama
maupun pendukung telah dipersiapkan, misalnya saja untuk peralatan dapur,
fasilitas di dalam toilet, maupun fasilitas yang disediakan lainnya yang mengacu
-

pada kenyamanan pelanggan.


Tidak. Sebelum open gate, karyawan memastikan bahwa fasilitas yang ada tidak
rusak, dimulai dari kursi, sofa, fasilitas toilet, dan lain sebagainya. Karena pihak
Rumah Coklat merasa keluhan pelanggan menunjukkan adanya kinerja yang
buruk karyawan atau pelaksanaan prosedur Rumah Cokelat belum dilakukan
secara tepat oleh karyawan, sehingga Rumah Coklat berusaha untuk
meminimalkan terjadinya keluhan dari pelanggan

Test of Control : Dengan cara observasi

1. Manajer melihat keadaan restorannya dan menanyakan kepada kepada karyawan


untuk memastikan kelengkapan fasilitas yang biasa dan seharusnya tersedia setiap
kali beroperasi.
2. Manajer melihat dan memastikan bahwa karyawannya telah melakukan inspeksi
terhadap fasilitas yang dimiliki oleh restorannya apakah ada yang rusak atau tidak.

ASERSI: Kebersihan
Penilaian Resiko
-

Ketidaknyamanan pelanggan karena tidak bersihnya lantai, dinding, dan langitlangit dari setiap ruangan yang ada di restoran, seperti dapur, ruang makan

pelanggan, toilet, dan ruangan lainnya.


Ketidaknyamanan pelanggan karena tidak bersihnya peralatan yang ada di

restoran, seperti meja, kursi, piring, gelas dan peralatan lainnya.


Ketidaknyamanan pelanggan karena tidak bersihnya bagian counter depan

(ruangan outdoor) di restoran.


Ketidakpuasan pelanggan karena tidak bersihnya dalam peracikan dan penyajian
makanan dan minuman.

Aktifitas Pengendalian
-

Adanya pegawai khusus kebersihan yang selalu membersihkan setiap bagian


ruangan, agar tidak terjadinya tumpang tindih pekerjaan, sehingga para pekerja

dapat fokus pada bagiannya masing-masing.


Adanya ketersediaan perlengkapan yang dapat dipakai untuk keperluan

kebersihan, seperti sabun cuci piring, lantai, dan lain sebagainya.


Lengkapnya peralatan kebersihan yang dapat membantu pekerja untuk
membersihkan ruangan, seperti sapu, vacuum cleaner, lap pel, sikat lantai, dan

lain sebagainya.
Adanya tempat penyimpanan bahan makanan dan minuman yang dapat membantu
menjaga kebersihan bahan makanan dan minuman agar tercegah dari bakteri,
debu, dan segala sesuatu yang dapat mengurangi kualitas bahan makanan dan

minuman tersebut.
Menjaga ketersediaan air yang dapat membantu dalam menjaga kebersihan, baik
kebersihan dari peralatan restoran, dan kebersihan semua ruangan.

Adanya peraturan-peraturan yang mengatur tentang kebersihan, yang memberikan


aturan kepada para pegawai kebersihan agar dalam menjalankan tugas

kebersihannya dapat lebih teratur dan dapat lebih terjaga.


Pengawasan yang rutin dari manajer yang bersangkutan, manajer harus selalu
memantau dan mengevaluasi dari setiap kinerja paraa pegawai kebersihan agar
terus melakukan evaluasi perbaikan.

Test of Control: Dengan cara Observasi


Kami mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap kebersihan di rumah coklat, kami melakukan observasi tersebut dalam suatu
periode tertentu dan mengadakan pencatatan tentang hal-hal penting untuk diamati
dalam sisi kebersihannya, untuk mengamati resiko dan sisi pengendalian yang dapat
dilakukan.

ASERSI: Kenyamanan Pelanggan


Penilaian Resiko
-

Ketidaknyamanan pelanggan karena tidak adanya ruangan yang khusus untuk

merokok
Ketidaknyamanan pelanggan karena kurangnya fasilitas meja dan kursi untuk

pelanggan.
Terganggunya fasilitas sanitasi (wastafel dan toilet) yang dapat mengurangi kepuasan

pelanggan dan dapat menghambat proses operasi restoran


Kurangnya lahan parkir yang dapat menjadi faktor ketidak puasan pelanggan dan

enggannya pelanggan untuk datang ke restoran tersebut


Counter depan (ruangan outdoor) yang tidak dapat dipakai ketika hujan tiba sehingga
akan mengurangi jumlah pelanggan yang datang ketika hujan dan tingkat kepuasan
pelanggan.
Aktifitas Pengendalian
-

Menyediakan ruangan khusus atau membuat sekat yang memisahkan ruangan


khusus merokok dan yang tidak merokok agar kenyamanan konsumen dapat

terjaga dan tidak ada komplain dari konsumen.


Menyeragamkan bentuk kursi agar tidak ada meja dan kursi yang kebesaran atau
berbeda ukuran yang dapat mengurangi lahan, sehingga walaupun ruangan kecil

tetapi dengan penataan dan ukuran kursi dan meja yang tepat akan lebih
-

meningkatkan efisiensi lahan dan menambah kapasitas konsumen.


Terus mengecek pasokan air, dan menyediakan simpanan atau cadangan air jika
terjadi hal yang tidak diinginkan dan pasokan air dapat tercukupi. Penyediaan air

tidak hanya dari air PDAM tetapi dari air sumur (jika ada).
Menyediakan lahan parkir baru dengan bekerjasama, menyewa atau membeli
lahan baru yang dapat menambah lahan parkir untuk motor dan mobil para

konsumen.
Menambah alat yang dapat melindungi counter depan (ruangan outdoor) agar
tidak terkena hujan, tidak hanya menggunakan payung tetapi dengan
menambahkan penghalang yang dapat menutupi keseluruhan ruangan atau
menutupi bagian-bagian kursi dan meja dari hujan.

Test of Control: Dengan cara observasi


Kami mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap ketersediaan fasilitas di rumah coklat, kami melakukan observasi tersebut
dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan tentang hal-hal penting
untuk diamati dalam sisi ketersediaan fasilitas, apakah fasilitas yang sudah diberikan
oleh rumah coklaat sudah sesuai dan telah memenuhi kebutuhan perusahaan untuk
memberikan pelayanannya yang maksimal ke konsumen. Di analisis resiko dan sistem
pengendalian yang dapat dilakukan.

ASERSI : Keamanan
Penilaian Resiko
Potensi ada pengunjung yang tidak bayar
Aktivitas pengendalian
Penjagaan manual oleh waiter
Test of Control : Reperforming
Makanan/minuman

tidak

mungkin

diberikan

barcode,

jadi

aktivitas

pengendalian akan kemungkinan terjadinya risiko pelanggan tidak bayar ini dilakukan
dengan cara pengawasan dari waiter. Cara lain yang memungkinkan adalah sistem

pembayarannya diubah menjadi prabayar, yaitu pada saat memesan, pelanggan


langsung bayar pesanannya

ASERSI: Keramahan
Penilaian Resiko:
Potensi pelayan (kasir atau waiter) tidak ramah dalam memberikan pelayanan
Aktivitas pengendalian :
Training dan regulasi/aturan seputar keramahan
Test of control : Observasi
Untuk mencegah terjadinya risiko ini, management bisa membuat suatu
training atau kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat menunjuang keramahan pelayan
dalam pelayanannya. Lalu pengendalian bisa juga dilakukan dengan membuat
regulasi seperti "gratis bila pelayan tidak senyum" atau regulasi-regulasi lainnya. Cara
lainnya bisa seperti menetapkan/memulai budaya baru yang menunjukkan keramahan
dalam pelayanan, misalnya menyapa setiap pelanggan yang baru datang dan akan
pulang dengan mengatakan Selamat pagi/siang/malam atau Terima kasih atas
kunjungannya.

ASERSI: Estetika, Tata Letak Interior, Tata Letak Eksterior


Penilaian Resiko
-

Mungkinkah nilai estetika di dalam caf menyebabkan kecenderungan pelanggan

untuk merasa tidak nyaman atau tidak betah di dalam cafe?


Mungkinkah terjadi tabrakan, persinggungan badan, maupun kecelakaan / hal-hal
yang tidak diinginkan lainnya yang menimbulkan ketidak nyamanan dan
menurunnya kualitas cafe, akibat kesalahan tata letak interior cafe? Adakah

kemungkinan bahwa kegiatan di dalam cafe tersendat akibat tata letak interiornya?
Apakah eksterior caf sebagai lahan parkir caf memiliki kecenderungan tidak
dapat menampung kendaraan milik pelanggan / tidak memadai?

Aktifitas Pengendalian

Manual, apabila terjadi kejadian yang disinyalir dapat merusak estetika dan
atau menjadikan tata letak interior caf mengurangi kenyamanan pelanggan, maka
waiters harus segera menindaklanjuti dengan mengembalikan kondisinya seperti sedia
kala.
Test of Control : Dengan cara Observing
1. Melakukan observasi dan perhitungan durasi pelanggan di dalam caf
2. kita dapat melakukan pengamatan apakah banyak terjadi persinggungan badan
pada jalur jalan di caf, serta melakukan pengujian langsung secara berkala
3. Melakukan observasi dengan cara mengukur jarak terjauh kendaraan yang
diparkir pelanggan dengan posisi caf

Test of Control: Dengan cara Reperforming


1. Kita dapat mengujinya dengan berlaku sebagai pelanggan yang sedang menikmati
suasana caf, apakah estetika dan tata letak caf membuat nyaman dan betah atau
justru sebaliknya.
2. Kita dapat mengujinya dengan mencoba berjalan sepanjang caf yang memiliki
kecenderungan dilalui oleh pelanggan maupun pegawai pada saat jam caf
beroperasi atau jam tidak beroperasi dengan sistem simulasi. Yang pertama
dengan membawa tas atau dan leptop selayaknya pengunjung pada umumnya,
yang kedua membawa nampan dan piring dan gelas selayaknya pegawai yang
sedang membawakan menu, dari situ akn dilakukan penilaian mengenai tata letak
interiornya terhadap kelangsungan caf.
3. Kita dapat mengujinya dengan berlaku sebagai pelanggan yang hendak
mendatangi caf dan hendak memarkirkan kendaraan bermotor untuk mengetahui
seberapa baikkah eksterior caf dalam hal menampung kebutuhan pelanggan
dalam tujuannya sebagai lahan parkir.

ASERSI: Kerapihan dalam Hal Penampilan Karyawan dan


Penyajian Makanan
Penilaian Resiko

Mungkinkah

karyawan

berpenampilan

tidak

rapi

dan

memunculkan

kecenderungan ketidak nyamanan pada pelanggan?


Mungkinkah makanan tersaji dengan tidak rapi dalam hal penampilan maupun
dari aspek kebersihan yang dapat memunculkan kecenderungan ketidaknyamanan
dan ketidakpuasan pelanggan terhadap menu?

Aktifitas Pengendalian
-

Training dan regulasi/aturan seputar penampilan karyawan

Pengecekan terlebih dahulu terhadap penampilan karyawan sebelum dimulainya


shift kerja

Training dan regulasi/aturan seputar penyajian makanan sesuai standar yang


berlaku

Test of Control : Dengan cara Observing


1. Melakukan observasi secara teratur terhadap cara berpenampilan karyawan
sebelum melaksanakan shift kerjanya dengan cara pengecekan sesuai standar yang
berlaku.
2. Melakukan observasi terhadap pembuatan makanan hingga pengantarannya ke
meja pelanggan untuk melihat penampilan dari penyajian makanan, dengan
disesuaikan dengan standar yang berlaku.
Test of Control : Dengan cara Reperforming
1. Kita dapat mengujinya dengan berlaku sebagai pelanggan, dimana kita menilai
penampilan karyawan
2. Kita dapat mengujinya dengan berlaku sebagai pelanggan yang sedang disuguhi
menu pesanan, dimana makanan tersebut akan dinilai kerapihannya.

V.

OPINI AUDIT

Setelah melakukan audit operasional terhadap entitas bisnis Caf Rumah Cokelat
kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.
Maka kami simpulkan bahwa kinerja operasional pada bisnis Caf Rumah Coklat adalah
Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas.

Menurut pendapat kami, kinerja operasional pada bisnis ini menunjukkan kinerja
yang sesuai dengan operasional wajar yang seharusnya diterapkan oleh semua lini bisnis,
tetapi kami menekankan pada beberapa hal yaitu, kurangnya lahan parkir, dan tidak
efektifnya counter depan (ruangan outdoor) jika cuaca tidak medukung.
Kesesuaian kinerja operasional dan pengendalian intern kami sajikan dalam laporan
audit yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai