Anda di halaman 1dari 20

KISAH NYATA!!!

Ini tulisan saya di harian pagi Riau Pos, Ahad 1 Oktober 2006. semoga
bermanfaat
Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ
''Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia''
Laporan Idris Ahmad - Pekanbaru
Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan
banyak orang.
Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia
Dr Raymond A
Moody pernah meneliti fenomena ini.
Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama.
Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.
Berikut catatan Riau Pos yang turut serta mendengarkan kesaksian
Aslina dalam temu Alumni ESQ (emotional, spiritual, quotient) Ahad (24/9)
di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru.
Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan
Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin
dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr
Raymond.
Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat
membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond
tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.
Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu.
Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya
dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.
Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan
penjelasan pembuka.
Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim.
Sejak kecil cobaan telah datang kepada dirinya.
Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua
kali operasi.
Menjelang usia SMA ia termakan racun.
Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena
gondok (hipertiroid) .
Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya.
Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani
check-up atas

gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia .


Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa
dioperasi.
''Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,' ' jelas Rustam.
Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah.
Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina
kembali ke
Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat
(UGD),
saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD
masuk ke ruang
perawatan. ''Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu
saya ajarkan kalimat
thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina
menghembuskan nafas terakhir,
'' ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan
kesaksiaanya.
''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni
kubur,'' begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin
yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut
membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati
jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang.
''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu.
Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit
mati itu.
Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit
hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi.
''Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,'' tambahnya.
Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah.
''Saat di ujung napas, saya berzikir,'' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak,
Bu,''
ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.
Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di
sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang
terbujur.
Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum
kepada ruh Aslina.
''Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,''
ujar Aslina mencerita
pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ''siapa Tuhanmu, apa
agamamu,

dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.


" Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar.
Lalu ia dibawa ke alam barzah. ''Tak ada teman kecuali amal,'' tambah
Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.
Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam
itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di
alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya
berkudis, badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok
itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.
Aslina melanjutkan. ''Bapak, Ibu, ingatlah mati,'' sekali lagi ia
mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput.
Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua
orang malaikat.
Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya.
Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ''Ayah''. ''Wahai ayah bisakah saya
bertemu
dengan ayah saya,'' tanyanya.
Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara
17-20 tahun itu.
Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun.
Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan
salam ke
ayahnya dan berkata: ''Wahai ayah, janji saya telah sampai.'' Mendengar itu
ayah saya saya menangis.
Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ''Pulanglah ke rumah, kasihan
adik-adikmu. '' ruh Aslina pun menjawab.
''Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai''.
Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada
hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada.
''Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah
kekal,'' ujarnya bak seorang pendakwah.
Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk.
Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang
beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa
kursi
yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang
perempuan
yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan
itu.
''Siapa kamu?'' lalu perempuan itu menjawab.''Akulah (amal) kamu.''

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan


menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa.
Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton,
tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan.
Ruh Aslina bertanya kepada amalnya.
''Siapa manusia ini?'' Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya
suka membunuh orang.
Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina
bertanya lagi ke amalnya
tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak
pernah shalat
bahkan tak bisa mengucapkan dunia kalimat syahadat ketika di dunia.
Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke
tubuhnya.
Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang
saling bunuh,
manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.
Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan,
setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu
berlumuran darah,
orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya
pada amalnya.
Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh.
Tampak pula orang berkepala babi dan berbadan babi. Orang tersebut adalah
orang yang suka
berguru pada babi. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh.
Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang
tuanya ketika di dunia.
Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di
malam yang gelap,
kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya
tak tampak.
Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu
Akbar.
Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata
tasbih yang memiliki biji 99 butir.
Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan
cahaya,
di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat

batangan emas.
Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak
tersebut adalah husnul
khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik.
Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat)
baik,red).
Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun
mengatakan kepada amalnya.
''Saya mau shalat.'' Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan
ruh Aslina.
''Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,''
ungkap Aslina.
Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu
diperlihatkan pula kepada ruh Aslina,
makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam
tepak
''husnul khatimah'' itu mengeluarkan cahaya terang.
Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu
pun bicara kepada ruh Aslina.
''Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.''
Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad
berkumpul di satu lapangan
yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan
manusia itu.
Kumpulan manusia itu berkata. ''Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini
Ya Allah.''
Manusia-manusia itu juga memohon. ''Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau
beramal.''
Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia
mati suri.
Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada
pertemuan alumni ESQ
itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah.
Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang
telah mendapat lisensi
dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ)
menjelaskan bahwa
fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah
diteliti ilmuan Barat.

Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad
(24/9) malam
itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang
jelas, lanjutnya,
rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.
''Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada
kita semua,
'' ujarnya.Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang
mati suri.
Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di
sana ia melihat rekaman
seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan
orang mati suri itu berkata:
''Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.''
Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin
dikembalikan ke dunia dan
ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ''aku ingin agar aku
dapat kembali dan
membatalkan semuanya,'' Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu'muninun
(23) ayat 99-100:
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), Hingga apabila datang kematian
kepada seseorang
dari mereka, dia berkata:''Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(99) .
Agar aku berbuat
amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai
hari mereka dibangkitkan. (100).
Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat
Az-Zumar ayat 39:
''Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya
sebelum datang azab
kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).''
Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan.
Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan
menyampaikan kesaksiaannya
saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa
mentaati perintah Allah
dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang
bersimpati dan ingin membantu
pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto

bersama Aslina.
Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan
Aslina.***
*nb : Buruan forward tulisan ini ke orang2 terdekat, sambil ingat MATI ya

menurut saya,
eh, salam dulu, assalamu'alaikum wr.wb.,
saya ulangi,
menurut saya, tepatnya pengalaman dan apa yang saya pernah baca, ada alasannya
kenapa training2 seperti itu (yg membutuhkan totalitas hati dan pikiran) memiliki durasi
yg panjang dan (kalo bisa) tidak boleh dipotong.
lembaga "bapaknya" pelatihan2 sejenis ESQ di Indonesia, ESQ Leadership Center, juga
masih mengalami kendala yang demikian. mereka juga mendapatkan pertanyaan : kenapa
training ESQ sering membuat jam sholatnya molor? mereka menjawabnya (kurang
kebih) begini :
dalam menyampaikan materi yang saling berkesinambungan diperlukan suatu kondisi
khusus yang harus tetap dijaga konsistensinya. dikhawatirkan, jika ada break, akan
merusak alur yg telah terbangun pada peserta.
sama hal-nya seorang dokter bedah yg sedang melakukan operasi, dia akan
menyelesaikan dulu operasinya itu hingga tuntas, karena gawat jika dia istirahat di
tengah2 operasinya. seperti itu pula kondisi seorang trainer saat menyampikan materi
(ilmu) training.
begitulah... ..
tapi buat saya, sebenarnya masih ada jalan untuk memodifikasi, supaya win-win solution.
misal, sebagai penyelenggara pilih jam yg panjang (pagi-sebelum dhuhur), jika tidak
memungkinkan, cari hari libur, jika tidak, komunikasikan kondisi peserta ke trainer
(panitia sudah mengira akan ada adek yg tanya toh?),dll.
atau mungkin sebagai trainernya, thinking smart aja, kapan moment yg pas untuk diberi
jeda, dan ingat.....panitia, adalah klien anda, jadi perhatikan jg aspirasi dari mereka.
begitu....nuwun. ....
<Yoga Hanggara <yogahanggara@ gmail.com> wrote:
Assalamu'alaikum wr. wb.
"...alasan apa saja yang boleh digunakan sbg dalih utk mnunda sholat?"
Itulah potongan sms dari seorang adik peserta acara penutupan mentoring
KSAI kemarin Jumat, 8 Juni 2007, dikirim 30 menit setelah acara usai.
SMS tersebut tidak saya balas langsung, mengingat, saya dan panitia yang

lain sudah menduga akan muncul pertanyaan-pertanya an seperti itu, dan


kami, belum sampai ilmunya sampai segitu.
Penutupan mentoring kemarin diisi training ESQ dari Tim Eldata. KSAI
sebagai yang nduwe gawe utama, angkatan 2007 sebagai panitia pelaksana,
dan Tim Eldata sebagai trainer. Waktu pelaksanaan, sesuai jadwal
kesepakatan KSAI dengan sekolah, adalah Jumat 8 Juni 2007, pukul 13:00 15:00 (sesuai jadwal mentoring itu sendiri). Muncul kebingungan antara
KSAI (angkatan 2007 cuma pelaksana lho...) dan Eldata. Eldata meminta
waktu 3 jam penuh untuk pelatihan ini, sebisa mungkin tanpa ada sesuatu
yang memotong jalannya acara, karena 1 jam terakhir adalah kontemplasi
klimaks-nya. Jelas dihitung-hitung waktunya menjadi 13:00 - 16:00
(itupun kalo mulainya jam 13:00 tepat), otomatis menabrak sholat ashar.
Entah setelah diskusi antara panitia dengan Eldata (saya tidak tahu
persisnya), sampai akhirnya acara tetap akan dijalankan tanpa ada
potongan acara: tanpa ada break sholat ashar.
Yang jelas, ketika pelaksanaannya, acara memang tetap dilanjutkan ketika
azan dan sholat ashar. Panitia tetap sholat ashar (acara sudah dihandle
Tim Eldata) sesuai waktunya, meninggalkan Tim Eldata dan adik-adik
peserta di aula. Sampai akhirnya acara usai (jam 16an lebih, dan
tentunya setelah peserta menangis) barulah adik-adik peserta cepat-cepat
sholat ashar di masjid. Oh ya, sebelumnya Tim Eldata juga sudah 'meminta
izin' pada adik-adik peserta, karena menunda sholat ashar sampai 15-45
menit, dan mohon diikhlaskan, kata mereka.
Panitia sudah membayangkan akan banyak pertanyaan-pertanya an tentang
penundaan sholat ashar ini dan sekaligus ingin juga bertanya kepada Tim
Eldata mengenai hal ini, tapi belum kesampaian. Adik-adik mungkin
bertanya dalam nada yang berbeda-beda pula: ada yang memang ingin tahu
dan ada pula yang bermaksud menyinggung. Jujur saja, baik KSAI maupun
panitia pelaksana (angkatan 2007) di acara itu, tidak ada yang
sepenuhnya faham akan hal ini. Tapi justru sebagai cambuk bagi kami
untuk segera mencari tahu tentang hal ini, mengingat sering acara baik
yang umum maupun bertajuk Islami seperti ini.
Dan akhirnya, kami bertanya pada antum semua, "...alasan apa saja yang
boleh digunakan sbg dalih utk mnunda sholat?"
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Tidak Laripun Mati Akan Menjemput Kita


Tahu-tahu, eh tahu-tahu, yang dulu lecil kini sudah menjadi besar, tahu-tahu,eh tahutahu yang dulu masih kurus kuni telah menjadi besar, tahu-tahu, eh tahu-tahu yang

duluya bayi kini sudah tua dan rambutnya beraban, hampir mati agaknya, dan
sebagainya. Tahu-tahu, eh tahu-tahu itulah kalimat yang sering diucapkan oleh
seseorang yang belum siap menerima perjalanan waktu yang dirasa semakin cepat,
bahkan melebihi kemampuannya untuk menggali pengalaman.
Sebanding dengan perkembangan zaman, ternyata perkembangan maksiat juga
tidak kalah pesat. Tak terkecuali Negara kita yang semakin tua malah semakin terkenal
buruknya. Makin jauhnya kita dari syariat islam memang tidak dapat diingkari lagi.
Setiap orang ingin bahagia, setiap orang ingin kaya dan setiap orang ingin terhormat,
segala cara ia tempuh termasuk mengorbankan saudaranya sendiri.
Identitas seorang muslim yang seharusnya ditonjolkan kini sudah semakin redup,
bahkan hampir padam. Ketika orang Islam malu untuk menunjukkan keislamannya dan
ketika orang Islam berani mengorbankan aqidahnya demi menggapai kehidupan
duniawiahnya, saat itu pula awal dari kehancuran suatu bangsa. Semua orang berlombalomba untuk menggapai kehidupan dunia yang fana ini tanpa mengenal lelah dan tanpa
mengerti hal yang dapat mengahiri usahanya itu, yaitu kematian.
Semakin manusia lupa dengan kematian, semakin jauh pula ia dari jalan Allah.
Suatu ketika Rasulullah SAW diberi nasehat oleh Jibril A.s yang nasehat ini sebenarnya
juga nasehat bagi kita, Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya
engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau akan dihisab
(dibalas) atas perbuatanmu itu dan cintailah siapa saja, yang engkau kehendai,
tapisesungguhnya engakau akan berpisah dengannya. Ketahuilah bahwa kemuliaan
seorang muslim itu karena shalat malamnya, dan keesaran seorang muslim ialah karena
zuhud terhadap sesama manusia
Nasehat diatas sebenarnya mempunyai sebuah inti permasalahan yang sangat
penting, yaitu seperti apapun bentuk seseorang, kekayaan seseorang, dan terhormatnya
seseorang, pasti akan mati juga. Orang sehat akan mati, pun dengan orang sakit. Orang
miskin akan mati, pun dengan orang kaya, begitu seterusnya sampai si mukmin dan si
kafir pun akan mati. Allah telah berjanji dalam Al uran bahwa sesuatu yang hidup pasti
akan mati, tanpa pandang kedudukan, kekayaan, dan tampangnya.
Kematian memang menyesakkan meski sekedar dibicarakan. Tetapi sebenarnya
justru mengingat mati akan memberikan suatu benteng yang sangat kuat untuk menahan
derasnya hawa nafsu. Seseorang yang ingatmati pasti akan memprhitungkan segala amal
perbuatannya. Pikirannyapun jauh ke depan, pantaskah dirinya mati dengan keadan
seperti itu.
Memang, sesal tidak ada yang di awal, termasuk kematian. Ketika hidup di dunia ia
berbuat sesuka hati tanpa memperhitungkan balasan yang akan diterimanya setelah ia
mati. Apakah malaikat munkar Nakir akan berbaik hati pada kita, apakah surga akan
menerima kita sebagai penduduknya, dan apakah Allah akan mengampuni dosa-dosa
yang telah kita lakukan? Semua itu hendaknya selalu kita tanyakan pada diri kita,
sebelum semuanya terjadi dan terlambat.

Seorang mukmin sejati akan selalu mensinergiskan antara rasa cemas dan ketakutan
dengan ketenangan dan pengharapan. Proses mengingat kematian merupakan proses yang
sangat urgen karena akan berujung pada peningkatan amal shalih. Ingat, sesungguhnya
tidak ada yang lebih indah daripada mati dalam keadaan khusnul khatimah. Semoga
Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menerima segala amal perbuatan kita. Amiien.
(anasyusuf@aluswah2 001_file)

TEMAN SEJATI
Rasulullah SAW bersabda: Saya masuk syurga, kemudian mendengar suara orang
berjalan. Saya lalu bertanya (kepada malaikat): Siapa orang itu? Merekaa menjawab :
Ini adalah al-Ghumayda binti Milhan. (HR Muslim)
Al Ghumayda binti Milhan namanya. Sesosok wanita perkasa jiwa dan raga. Berdirinya
tegap seagung jiwanya. Merangsek ganas setiap musuh dengan kesigapan dan
kekuatannya. Namun pandai menghibur suami dengan kelembutannya. Sibuk dalam
kewajiban rumah tangga. Namun tidak tertinggal dalam majelis-majeelis ilmu Rasulullah.
Putranya, Anas bin Malik, seorang ksatria. Tinggi ilmu namun santun akhlaqnya.
Tangguh dalam peperangan namun lembut dalam keseharian. Hasil tarbiyyah
AlGhumayda binti Milhan, sesosok wanita syurga.
Kisah Al Ghumayda binti Milhan- atau lebih dikenal dengan Ummu Sulaimmemenuhi banyak sirrah mengenai keutamaan wanita. Dari berbagai sisinya, mutiara
berkilau menerangi setiap hati yang mendamba kemuliaan. Sikapnya memancarkan izzah
yang begitu kuat. Meluluhkan kejahilan Abu Thalhah hingga membimbingnya ke jalan
Islam.
Sungguh, selalu muncul kecemburuan sekaligus kekaguman setiap menyimak
torehan torehan sikapnya. Kecemburuan akan keberuntungan seorang Abu Thalhah
mendapatkan seorang wanita syurga. Kecemburuan akan keindahan kehidupan rumah
tangganya. Namun sekaligus kekaguman atas kebesaran dan keagungan setiap
langkahnya. Pilihan hidupnya menorehkan kemuliaan jiwa nan abadi.
Beberapa kisah layak untuk diangkat di sini. Sebagai bekal, sekaligus pemcu amal
dan pengingat diri. Dengan harap akan muncul alGhumayda-alGhumay da baru.
Pembentuk masyarakat, pembentuk peradaban. Seperti sebuah ungkapan: Bila Anda
mendidik seorang laki-laki maka Andatelah mendidik seorang manusia. Namun bila Anda
mendidik seorang perempuan , maka anda telah mendidik seluruh manusia.
Teguh dalam Prinsip

Berita kedatangan Rasulullah SAW melegakan penduduk Yathrib. Karena begitu


panjang dan berbahayanya perjalanan itu. Apalagi kaum musyrikin Quraisy menjanjikan
1000 ekor unta bagi siapa pun yang menangkap Rasulullah hidup atau mati.
Berita gembira ini sampai pula ke telinga Ummu Sulaim, seorang wanita dari
suku Khajraj. Degup jantungnya bertalu kencang menahan rindu ingin melihat seperti
apakah wajah Rasulullah. Jiwa sucinya seakan mendorong untuk bertemu Rasul yang
mulia itu.
Hingga di pagi hari, ia mengajak suaminya, Malik bin Nadhir, untuk menemui
RasulullahSAW. Ajakan ini ditolak oleh Malik seraya berkata, Apakah engkau akan
membelakangi agama nenek moyangmu wahai istriku? Namun rindu di hatinya telah
menggelora. Suatu saat ketika Malik tidak di rumah, Ummu Sulaim menemui Rasulullah
SAW juga dan menyatakan keislamannya.
Tak terhingga murka Malik terhadap Ummu Sulaim. Berbagai sumpah serapah
dilontarkannya. Namun Ummu Slaim berkata dengan lembut, Sesungguhnya aku telah
menyerahkan wajahku kepada Allah, Rabb semesta alam. Dan diajarkannya pula kalimat
syahadat kepada Anas, putranya. Hingga kemarahan Malik memuncak. Ditinggalkannya
istrinya menuju ke Syam, hingga kemudian terdengar berita Malik mati dalam perjalanan.
Seorang wanita, apalagi di saat itu dimana harga diri wanita sangat direndahkan,
selalu menjadi pihak yang dirugikan dalam perceraIa tidak mampu memenuhi hajat
kehidupannya saat itu. Apalagi sekaligus mengasuh anak, adalah hal yang sanagta
menyulitkan Ummu Sulaim. Namun beliau memilih resiko tersebutdemi menjaga aqidah
barunya. Beliau tetap tegar walaupun harus berpisah dengan suaminya. Keteguhan
prinsip seperti inilah yang perlu dibangun saat ini.
Membimbing Suami
Seorang pria terhormat dan pemilik kebun kurma terluas di Yathrib datang kepada
Ummu Sulaim. Abu Thalhah namanya, mengajukan pinangan kepada Ummu Sulaim
yang telah menjanda. Mendapati ini Ummu Sulaim berkata: Demi Allah, tidak ada laki
laki seperti kamu yang patut ditolak, wahai Abu Thalhah. Namun kamu adalah laki
laki kafir sedangkan aku wanita muslim. Tidak halal aku menikah denganmu. Apabila
kamu masuk Islam, maka keislamanmu itulah maharku. Dan aku tidak memimta lainnya
darimu.
Padahal Abu Thalhah adalah pria yang sangat kaya raya. Kebun kurmanya sangat
luas dan terkenal santero Arab. Namun tidaklah harta menyilaukan mata Ummu Sulaim.
Beliau lebih melihat ke celah cahaya fitrah dalam diri Abu Thalhah. Dan cahaya inilah
yang kemudian disemi dan dipelihara Ummu Sulaim. Hingga kemudian Abu Thalhah
dikenal sebagai sahabat yang shalih, mujahid dalam berbagaai peperangan serta
dermawan yang banyak membantu maslahat kaum muslimin.

Terlihat di sini kepandaian Ummu Sulaim membawa Abu Thalhah tetap dalam
kesucian fitrahnya . Dibimbingnya Abu Thalhah untuk tetap bersemangat dalam
membangun keimanannya. Dipeliharanya cahaya hidayah dalam diri suaminya sehingga
mampu menyinari alam di kemudian hari. Ini adalah perjuangan yang sulit. Dan buah
dari kesabaran, kepandaian, serta ketekunan Ummu Sulaim adalah keteguhan Abu
Thalhah dalam menjaga Rasulullah SAW dalam perang Uhud. Ia menjaga Rasulullah
dengan badan dan tangannya hingga terluka parah.
Juga kerelaan Abu Thalhah saat menyedekahkan kebunnya yang amat dicintainya
di daerah Bairuha, demi mendengar hadits Rasulullah SAW tentang beredekah dengan
apa yang dicintai.
Wanita seperti apa yang dapat mendampingi seorang muallaf menjadi seorang
mujahid seperti Abu Thalhah? Tidak lain adalah Ummu Sulaim. Wanita yang amat
disayangi Rasulullah SAW selain para istri dan putrinya, karena keagungan dan
kecerdasannya.
Dibimbing Suami
Sehebat dan sebesar apa pun seorang wanita, dalam keluarga tetaplah suami
menjadi kepalanya. Suami adalah penanggungjawab segala gerak gerik keluarga
tersebut. Dan ini disadari betul oleh Abu Thalhah. Walau keislamannya lebih belakangan
daripada istrinya, ia tak segan menasehati istrinya. Setiap pulang dari majelis Rasulullah
SAW di masjid, dengan mesra Abu Thalhah berkata: Duhai istriku, maukah aku
sampaikan warisan Rasulullah kepadamu? Tentu saja warisan ini bukanlah harta
ataupun benda, namun wasiat wasiat Rasulullah kepada seluruh ummatnya.
Ummu Sulaim dengan tekun dan antusias, menyimak setiap kata Abu Thalhah.
Tanpa didebat ataupun dipotong, karena setiap ungkapan itu sangat bermakna dalam
kehidupannya. Mendengar itu sulit. Manusia lebih banyak menuntut untuk didengar
daripada mendengar. Namun Ummu Sulaim memilih untuk lebih banyak mendengar.
Bahkan saat ingin mengungkapkan berita kematian putra mereka, Ummu Sulaim
menyampaikan dengan cara yang snagta baik. Tanpa menuntut untuk didengar, namun
dapat diterima Abu Thalhah dengan baik tanpaa beban.
Membina Anak
Tersebutlah Anas bin Malik. Putra Ummu Sulaim dari suami terdahulu. Sejak
keislaman mereka , Anas diserahkan oleh Ummu Sulaim kepda Rasulullah sebagai
pembantunya. Sehingga Anas dengan mudah dan intensif selalu mendapat peljaran dari
setiap kata dan perilaku Rasulullah SAW sehari hari. Tak heran banyak hadits yang
beliau riwayatkan.
Sesekali Ummu Sulaim menanyakan tentang Rasulullah melalui Anas. Selain
karena keingintahuan Ummu Sulaim yang begitu besar, juga melatih Anas dalam

mengamalkan ilmu yang baru didapatnya. Anas dipancing untuk selalu menceritakan
peljaran yang ia dapatkan dari Rasulullah sehingga ilmu itu tidak mudah terlupakan.
Peran dalam Masyarakat
Ummu Sulaim memiliki hubungan sangat dekat dengan Rasulullah SAW.
Setiappernikahan beliau selalu dibantunya. Baik dengan membuatkan makanan atau
menghias dan menyerahkan istri beliau. Sewaktu Rasulullah datang berhijrah, Ummu
Sulaim menyerahkan sebagian hasil kurmanya kepada beliau. Bahkan saat paceklik,
Ummu Sulaim yang hanya memiliki sepotong roti dan mentega dapat memberi makan
Rasulullah bersama delapan puluh sahabatnya. Sementara roti masih bersisa setelah
Rasulullah, Abu Thalhah, Ummu Sulaim, dan Anas memakannya.
Ummu Sulaim juga aktif dalam majelis majelis ilmu Rasulullah. Begitu aktifnya
hingga beliau tidak segan menanyakan hal hal yang sensitif seputarwanita. Tak urung
Aisyah ra memuji: Wanita terbaik adalah wanita Anshar. Mereka tidak malu untuk
memperdalam ajaran agama. (HR Muslim)
Saat perang Ummu Sulaim aktif membantu para Mujahidin yang bertarung di
medan laga. Dengan sem,angat menyala beliau menggototng ghirbah (semacam tempat
air minum) untuk memberi minum para sahabat. Terkadang beliau juga memberi
pengobatan terhadap Mujahidin yang terluka.
Disini terlihat aktifitas Ummu Sulaim yang seakan tiada habisnya . Selain
menjalankan kewajiban keluarga , ia juga sangat aktif dalam jihad dan mencari ilmu.
Bagaimana semuanya dapat berjalan selaras, tanpa ada yang terkorbankan? Aktifitas
dakwah dan jihad yang tinggi namun keluarga tetap harmonis? Kuncinya pada
kemampuan Ummu Sulaim dalam memenej diri dan keluarganya. Terlihat bahwa hajat
kaum muslimin dapat dipenuhinya. Majelis ilmu banyak diikutinyasementara beliau juga
tidak tertinggaldalam kancah jihad. SubhanallahBarakah Allah semoga tercurah
baginya.
(al_uswah@2001)
Ketika, buka file-file Rohis dulu, nyari titipin temen, nggak tahunya kebaca nih artikel
jaduul... hehe... masa-masa Rohis kita dulu. Sudah kita muat di SALAM, mjalahnya
Rohis Al Uswah 2001-2002 yang terbit perdana sekaligus untuk terakhir kali... wuah
tragis ^_^... yap, semoga bermanfaat.

Bila seorang Drs. Bashori Muhammad, M.M. Berbicara


tentang ROHIS
Di SMU 1 ini, kita tidak asing lagi dengan sosok seorang Muhammad Bashori.
Pria berdarah Sleman kelahiran 4 Mei 1954 ( wow ) ini walaupun baru 1 tahun menjabat

KepSek SMU 1, beliau sudah merasakan tertib n kondusifnya atmosfer Kampus


cemara kita tercinta.
Keadaan SMU 1 yang Alhamdulillah baik ini didukung oleh pihak intern &
ekstern. Kedua pihak tsb senantiasa menyamakan nafas, denyut, bahasa, guna
menciptakan suasana yang agamis, serasi, selaras, seimbang ( PMP_red ).
Menurut beliau yang telah malang melintang di SMU swasta ini, SMU 1 sudah
terkenal di masyarakat luas sebagai uswah_hasanah ( teladan yg baik ), baik dalam hal
religi maupun sains itu sendiri. Hal ini tentu saja merupakan peran ROHIS dan seluruh
muslim/ah yang senantiasa bersemangat dalam setiap kegiatannya. Dan bagaimana SMU
Teladan ini dapat menyeimbangkan ilmu dunia + akhirat.
Walaupun setiap muslim/ah berbeda latar belakang pendidikan agamanya,
Mahzabnya ( klo kurang jelas tanya kakak pendamping ), tetapi Insyaallah itu semua
bisa diatasi dengan jalinan ukhuwah yang baik. Extrim sih boleh boleh saja, tetapi
tetap santun , begitulah petuah / nasehat beliau saat dihubungi di kantornya.
Kinerja ROHIS Al Uswah memang mendapat perhatian lebih dari beliau,
profesionalisme memang dituntut dalam menghadapi masalah masalah seperti kurang
khidmad, managemen program, dan kurang praktek yang nyata.
Semua aktifis Rohis baik POH, CDA, maupun tidak dipandang beliau sama dalam
satu tujuan dan sama sama berjihad di jalan Allah. Tak perlu ada exklusivisme,
separatisme, apalagi sankritisme ( apa meneh kuwi ? ). Pokoknya semua saja saling
mengingatkan, karena manusia tempatnya salah... inget Al-Ashr 1-3.
Sebagai kepala sekolah yang baik, beliau juga mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan tujuan pendidikan, a.n. to know, to do, to be, and to life. Seperti kalimat
indah di game FF IX, Life doesnt last forever, thats why we have to help each other,
and Life live to the fullest ( bisa tanya pak yudhi ), kurang lebih artinya mirip dengan
Al Maidah 2.
Beliau berpesan dalam kata kata terakhir... wawancara kami, supaya kita umat
muslim selalu mengamalkan ilmu yang kita miliki untuk kemaslahatan umat dengan
mengharap ridho Allah, Amin...wallohu alam bisshowab,Wassalam
red:akmal,Mm
Ketika, buka file-file Rohis dulu, nyari titipin temen, nggak tahunya kebaca nih artikel
jaduul... hehe... masa-masa Rohis kita dulu. Sudah kita muat di SALAM, mjalahnya
Rohis Al Uswah 2001-2002 yang terbit perdana sekaligus untuk terakhir kali... wuah
tragis ^_^... yap, semoga bermanfaat.

Jilbab Gedhe, Bikin Pedhe...


Assalamualaikum wr.wb...
Alloo...! Woiii...! bangun adik-adikku! Wah, how are you today? Fine khan??? Gimana
rasanya setelah berhari-hari bermukim, eh salah (kalo bermukim kan pake nginep),
maksudnya bersekolah di SMU 1 YK ini? Seneng khan? So adik2 udah tau dong seperti
apa perikehidupan di SMU 1 YK? Kehidupan yang agamis di sekolah ini sangat
mendukung KBM-nya lho! Buktinya...banyak siswa SMU 1 yang LULUS SPMB!
Salah satu kehidupan religius yang paling riil dan terlihat dengan jelas oleh mata
kepala adalah JILBAB. Coba adik2 lihat,..lihat segalanya lebih dekat dan kau bisa.... (lho,
kok malah nyasar ke lagunya Sherina, afwan...). Banyak bukan yang pake jilbab
(tentunya yang akhwat, bukan yang ikhwan hehehe ...). Hal itu merupakan salah satu
tanda bahwa syariat agama di SMU 1 sangat diperhatikan. So, SELAMAT,
CONGRATULATION! Buat adik2ku yang sekarang udah pake jilbab. Buat yang belum,
DONT BE AFRAID TO START IT!
Nah, mbahas tentang jilbab di ..... ini, ada someone interesting yang secara khusus
SALAM interogasi (we...bukan ding!) wawancara maksudnya, tuk mengungkapkan
seluruh perasaannya tentang jilbab. Beliau adalah bu Esti, ibu guru BK yang masih cantik
dan sekarang semakin bersahaja setelah beliau memutuskan untuk menutup
perhiasannya .
Berjilbab menurut Bu Esti merupakan suatu komitmen. Dulu bu Esti pun berjilbab,
namun hanya pada event2 tertentu (misal pengajian). Sekarang, setelah keputusan bulatbulat itu diambil, maka itu adalah suatu komitmen beliau tidak lagi jarang
menggunakannya but ALWAYS!. Motivasinya adalah berjilbab itu suatu KEWAJIBAN
(QS. Al Ahzab : 59) So, nggak ngawur jilbabannya kadang pake kadang copot. Dan lagi
menurut Ibu Esti, kita anak-anak Teladan (ceile...) harus lebih konsekuen. Iya nggak sih?!
Kalo ada yang belum konsekuen, yuk dimulai dari sekarang! Bu Esti sudah
berkhusnudhon lhooo!
Sebuah perubahan... berjilbab, ya itu adalah suatu perubahan besar dalam diri
seorang muslimah (dengan syarat : KOMITMEN). Meski ada lika-likunya, buat yang
bingung ngadepin orang yang menanggapi saat kita berubah dan tidak pake jilbab,
mungkin ceeerita Bu Esti ini bisa jadi solusi. Tanggapan Bu Esti terhadap komentar
orang2 di sekelilingnya nich, istilahnya COOL aja! Sudah putih rambutnya, kata salah
seorang teman lama bu Esti. Arep umroh po BU? komentar bapak kepala sekolah kita.
Ini risiko dan tetap jalan saja, tandas Bu Esti. Tentang pengaruh berjilbab, Tentu ada,
lebih enak, komentar Bu Esti. Gitu nggak sih, pokmen dari (QS......)
BAJU KETAT? Hiiyyy...tapi kalau berjilbab? Gimana ya, setelah dimintai
tanggapan mengenai hal itu, Bu Esti ... Itu sama saja, kalo mau menutup aurat ya
bajunya jangan membentuk tubuh (we...) Gimana menurut antum?

The last from Bu Esti, berjilbablah dengan penuh perasaan, maksudnya jangan
jadikan suatu keterpaksaan (Terpaksa karena sekolah di SMU 1). Laksanakan dengan
penuh tanggung jawab dan konsekuen. Tipsnya SIAPKAN MULAI DARI HATI!
Remember lho! DONT BE AFRAID! Memang banyak sich orang2 bilang untuk
memulainya sulit. Salah satu alasannya adalah faktor Keluarga. Ragu dan takut kalo
keluarga nggak bisa menerima. But, the fact is..... theng 3X (eh kaya pengumuman
lomba aja...) THE FACT IS dari orang2 berjilbab pemula yang sudah diwawancarai,
mereka bilang , Awalnya sich memang sulit untuk menanggung risiko tapi lamakelamaan seiring dengan berjalannya waktu lingkungan sekitar pun akhirnya bisa
menerima. Mereka pun bilang sama kakak2 SALAM, ternyata dengan berjilbab itu
banyak manfaat yang kita peroleh. Kelakuan yang semakin baik (kalo gitu pahalanya
nambah lagi dong!), terjaga keselamatan, kemerdekaan serta hak-hak sebagai seorang
wanita dan pasti kita akan selalu dilindungi Allah SWT Amiin....
Jadi, JILBAB adalah simbol penghambaan diri dan kemerdekaan seorang muslimah.
Dengan JILBAB akan meninggikan derajat wanita muslimah dan hal itu bisa mencegah
dari zina. Waaaw, begitu besar manfaatnya khan?
So, gimana setelah baca ini? Buat adik2ku yang udah berjilbab kalian harusnya
bahagia dan bangga karena sudah mentaati salah satu perintah Allah. Dan buat adik2
yang belum, REMEMBER, DONT BE AFRAID TO START IT! INSYA ALLAH, You
will feel happy and safe after that than before...
Wallahuallam bishshawab.. ..
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Afwan yaaa, kalo kita ada salah! Namanya juga manungsaaa, pasti ada khilafnya dan
salahnya. Afwan bangeet yaaa, espcially for my sisters n imam... (mean : adik2 kelasku)
and.. KEEP SMILING.. red:anik_richa_ uun,Mm

Dibawah ini ada empat ( 4 ) pertanyaan dan satu pertanyaan bonus.


Jawablah
semua tanpa banyak pikir. Cuma boleh berpikir sedetik, jawab segera. OK?
Ayo cari tahu, seberapa pintar anda... .
Siap? GO!!! (gulung layar)< /B>

Pertanyaan pertama:
A nda ikut berlomba. Anda menyalip orang di posisi nomor dua. Sekarang
posisi anda nomor berapa?
Scroll ke bawah...

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~

Jawaban: Jika anda menjawab Nomor Satu, anda SALAH BESAR! Jika anda
menyalip orang nomor dua, sekarang andalah yang ada di posisi nomor dua!
Jangan ngaco lagi, ya?.
Sekarang jawab pertanyaan kedua,
tapi jangan berpikir lebih banyak daripada ketika menjawab pertanyaan
pertama tadi, OK ?
Pertanyaan Kedua:
Jika anda menyalip orang di posisi terakhir, sekarang anda di posisi...?
(gulung layar)

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~

Jawaban: Jika anda menjawab anda orang kedua dari terakhir, anda SALAH
LAGI... Coba, bagaimana caranya menyalip orang TERAKHIR?
Anda sebetulnya tidak terlalu pintar, ' kan ?

Pertanyaan ketiga:
Hitung-hitungan yang pelik! Catatan: kerjakan di pikiran anda saja.
JANGAN gunakan kertas atau pensil atau kalkulator. Cobalah.

Ambil 1000 dan tambahkan 40 padanya. Sekarang tambahkan 1000 lagi.


Sekarang
tambahkan 30 . !
Tambahkan 1000 lagi< U> . Sekarang tambahkan 20. Sekarang tambahkan 1000
Sekarang tambahkan 10. Berapa totalnya?
gulung layar.....

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~


Apakah hasilnya 5000 ?
Jawaban yang benar adalah 4100.

Kalau tidak percaya, cek dengan kalkulator!


Hari apes, ' kan ?
Mungkin di pertanyaan terakhir anda bisa benar...
....Mungkin.

Pertanyaan keempat:
Ayah Mary punya lima anak: 1. Nana, 2. Nene, 3. Nini,
4. Nono. Siapa nama anak kelima?

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~


Apa anda menjawab Nunu?
BUKAN! Tentu saja bukan.
Anak kelima namanya Mary. Baca lagi pertanyaannya!

Okay, sekarang ronde bonus:


SEORANG bisu pergi ke toko dan ingin membeli sikat gigi. Dengan
menirukan
orang menggosok gigi, ia berhasil menyampaikan keinginannya pada penjaga
toko dan ia berhasil membeli sikat gigi...
Berikutnya, seorang buta masuk ke toko itu dan ingin membeli kacamata

hitam, bagaimana DIA menunjukkan keinginannya?

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~

Langsung aja ngomong, dia kan gak bisu...

KIRIM TES INI UNTUK MEMBUAT FRUSTASI ORANG-ORANG PINTAR YANG ANDA KENAL!

Anda mungkin juga menyukai