SlametanMunculPertamaKalidiDesaSingkal|NUOnline
Kanal
Tentang NU
Download
Bahasa
Nasional
a segala macam Orang-orang bersila di atas tikar, duduk melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauknya, serta segala macam Orang-orang bersila di atas tikar, duduk melingkari nasi tumpeng deng
demi keselamatan.
demi keselamatan.
Orang-orang bersila semacam itu, di Jawa sering disebut slametan atau kenduri. Awal mula kegiatan
tersebut dimulai dari Desa Singkal, Nganjuk, Jawa Timur, masa Sunan Bonang atau Syekh Maulana
tersebut dimulai dari Desa Singkal, Nganjuk, Jawa Timur, masa Sunan
Menurut sejarawan KH Agus Sunyoto, Sunan Bonang melakukan slametan sebagai perlawanan terhadap
Aliran Tantrayana berasal dari India Selatan. Aliran ini tersebar ke Indonesia dan dianut hanya sebatas
Aliran Tantrayana berasal dari India Selatan. Aliran ini tersebar ke Indo
beberapa orang saja karena upacara-upacaranya dirahasiakan dan bersifat amat mengerikan. Aliran ini
Lima keharusan itu disebut pancamakara atau batara lima atau malima, antara lain: harus melakukan
Lima keharusan itu disebut pancamakara atau batara lima atau malim
mabuk-mabukan. mamsa, makan daging mayat dan minum darah. Madya atau menenggak minuman keras, mabuk-mabukan. mamsa, makan daging mayat dan minum darah. Madya atau meneng
au samadhi yaitu Matsya, makan ikan gembung beracun, Maithuna, bersetubuh secara berlebihan. Mudra atau samadhi yaitu Matsya, makan ikan gembung beracun, Maithuna, bersetubuh secara
tarian melelahkan hingga jatuh pingsan.
Aliran tersebut bertujuan mencari kesaktian sehingga penganutnya mampu mengalahkan Sunan Bonang
ketika ia berada di Kediri. Ia terluka. Kemudian, pulang ke Ampel, Surabaya. Setelah sembuh kemudian
ketika iaBerita
beradaFoto
di Kediri. Ia terluka. Kemudian,pulang
ke Ampel, Sura
menjadi imam pertama kali di Masjid Agung Demak. Kemudian Sunan Bonang merancang taktik macam-
uk ke wilayah itu, Kemudian Sunan Bonang melanjutkan kembali dakwahnya ke Kediri, tapi tidak sampai masuk ke wilayah itu, Kemudian Sunan Bonang melanjutkan kembali dakwahnya ke Kediri, t
melainkan bertahan di perbatasan. Tepatnya di desa Singkal. Sunan Bonang menamakan desa itu dengan melainkan bertahan di perbatasan. Tepatnya di
singkal sebagai simbol yang artinya tanah bajakan.
simbolik begitu, Simbol beliau memulai membajak untuk menebar benih Islam. Orang dulu kan berpikirnya simbolik begitu, Simbol beliau memulai membajak untuk menebar benih Islam. Orang
lanjutnya.
Peringatan
Hari Santri Nasional 22 Oktober
lanjutnya.
Di desa itu, ia memulai dakwah dengan meniru upacara yang dilakukan aliran Tantrayana. Praktiknya sama Di desa itu, ia memulai dakwah dengan meniru upacara yang dilakuka
yaitu orang-orang duduk melingkar. Tapi yang di tengah-tengah mereka bukan korban manusia, melainkan
makanan dan minuman halal. Itulah yang kemudian sekarang disebut slametan atau kenduri.
http://www.nu.or.id/post/read/67548/slametanmunculpertamakalidaridesasingkal
1/2
28/7/2016
SlametanMunculPertamaKalidiDesaSingkal|NUOnline
a-desa di sekitar Slametan dan kenduri, menurut Agus Sunyoto adalah untuk menyelamatkan penduduk desa-desa di sekitar Slametan dan kenduri, menurut Agus Sunyoto adalah untuk menyelam
Kediri dari agar tidak jadi korban pancamakara aliran Tantrayana. Untuk selamet ya harus slametan. Itu
logika yang tak pernah lepas dari masyarakat Jawa. Bentuknya membuat lingkaran seperti yang dilakukan logika yang tak pernah lepas dari masyarakat Jawa. Bentuknya memb
bhairawa tantra, jelasnya.
Dari desa Singkal itulah slametan menyebar ke seluruh pedalaman. Kemudian ke wilayah pantura dan
daerah-daerah lain. Upacara tersebut masih dilakukan sampai sekarang dalam situasi-situasi tertentu.
(Abdullah Alawi)
(Abdullah Alawi)
BACA JUGA
Terpopuler
PCNU Ngawi Genjot Gerakan
Wakaf
Terkomentari
KEISLAMAN
KHOTBAH
HIKMAH
TAUSHIYAH
DOA
KONTAK REDAKSI
PERIKLANAN
Jakarta 10430 -
marketing[at]nu.or.id
TOKOH
FRAGMEN
10
MEDIA PARTNER
Indonesia
redaksi[at]nu.or.id
http://www.nu.or.id/post/read/67548/slametanmunculpertamakalidaridesasingkal
2/2