Anda di halaman 1dari 42

MODUL

PAC IPNU IPPNU


WRINGINANOM

MASA
KESETIAAN
ANGGOTA
PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MODUL

MASA KESETIAAN ANGGOTA

(MAKESTA)

PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MARS IPNU
Ciptaan: Drs. Shomuri

Wahai Pelajar Indonesia

Siapkanlah Barisanmu

Bertekad Bulat Bersatu

Di Bawah Kibaran Panji IPNU

Ayo Hai,, Pelajar Islam Yang Setia

Kembangkanlah Agamamu

Dalam Negara Indonesia

Tanah Air Yang Ku Cinta

Dengan Berpedoman

Kita Belajar Berjuang Serta Bertakwa

Kita Bina Watak Nusa dan Bangsa

Tuk Kejayaan Masa Depan

Bersatu Wahai Pelajar Islam Jaya

Tunaikanlah Kewajiban Yang Mulia

Ayo Maju…

Pantang Mundur…

Dengan Rahmat Tuhan Kita Perjuangkan

Ayo Maju…

Pantang Mundur…

Pasti Tercapai Adil Makmur

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MARS IPPNU
Ciptaan : Mahbub Junaidi

Sirnalah Gelap Terbitlah Terang

Mentari Timur Sudah Bercahya

Ayunkan Langkah Pukul Genderang

Segala Rintangan Mundur Semua

Tiada Laut Sedalam Iman

Tiada Gunung Setinggi Cita

Sujud Kepala Kepada Tuhan

Tegak Kepala Lawan Derita

Di malam yang Sepi di Pagi yang Terang

Hatiku Teguh,,

Bagimu Ikatan,,

Di Malam Yang Hening

Di Hati Membakar

Hatiku Penuh Bagimu Pertiwi,,

Mekar Seribu Bunga di Taman

Mekar Cintaku pada Ikatan

Ilmu Kucari Amal Kuberi

Untuk Agama Bangsa Negeri

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

Syubbanul Wathan
Cipt. KH. Abdul Wahab Chasbullah (1934)

Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon

Hubbul Wathon minal Iman

Wala Takun minal Hirman

Inhadlu Alal Wathon

Indonesia Biladi

Anta ‘Unwanul Fakhoma

Kullu May Ya’tika Yauma

Thomihay Yalqo Himama

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku

Cintamu dalam Imanku

Jangan Halangkan Nasibmu

Bangkitlah Hai Bangsaku

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku

Cintamu dalam Imanku

Jangan Halangkan Nasibmu

Bangkitlah Hai Bangsaku

Indonesia Negeriku

Engkau Panji Martabatku

Siapa Datang Mengancammu

Kan Binasa di bawah dulimu

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MATERI KE-ASWAJA-AN

A. Pengertian dan Sejarah Ahlusssunnah Wal Jamaah

Aswaja secara bahasa terdiri dari tiga kata, Ahlu, AlSunnah, dan Al-Jama’ah. Kata
Ahlu diartikan sebagai keluarga, komunitas, atau pengikut. Kata AlSunnah diartikan
sebagai jalan atau karakter. Sedangkan kata Al-Jamaah diartikan sebagai perkumpulan.
Arti Sunnah secara istilah adalah segala sesuatu yang diajarkan Rasulullah SAW., baik
berupa ucapan, tindakan, maupun ketetapan. Sedangkan AlJamaah bermakna sesuatu
yang telah disepakati komunitas sahabat Nabi pada masa Rasulullah SAW. dan pada era
pemerintahan Khulafah AlRasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali). Dengan
demikian Ahlusssunnah Wal Jamaah adalah komunitas orang-orang yang selalu
berpedoman kepada sunnah Nabi Muhammad SAW. dan jalan para sahabat beliau, baik
dilihat dari aspek akidah, agama, amal-amal lahiriyah, atau akhlak hati.

Aswaja (Ahlussunah wa al-jama‟ah) adalah satu di antara banyak aliran dan sekte
yang bermuculan dalam tubuh Islam. Di antara semua aliran, kiranya aswajalah yang
punya banyak pengikut, bahkan paling banyak di antara semua sekte.Hingga dapat
dikatakan, Aswaja memegang peran sentral dalam perkembangan pemikiran keIslaman.

Aswaja tidak muncul dari ruang hampa. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses
kelahirannya dari rahim sejarah. Di antaranya yang cukup populer adalah tingginya suhu
konstelasi politik yang terjadi pada masa pasca Nabi wafat. Kematian Utsman bin Affan,
khalifah ke-3, menyulut berbagai reaksi. Utamanya, karena ia terbunuh, tidak dalam
peperangan. Hal ini memantik semangat banyak kalangan untuk menuntut Imam Ali,
pengganti Utsman untuk bertanggung jawab.Terlebih, sang pembunuh, yang ternyata
masih berhubungan darah dengan Ali, tidak segera mendapat hukuman setimpal.

Muawiyah bin Abu Sofyan, Aisyah, dan Abdulah bin Thalhah, serta Amr bin Ash
adalah beberapa di antara sekian banyak sahabat yang getol menuntut Ali. Bahkan,
semuanya harus menghadapi Ali dalam sejumlah peperangan yang kesemuanya
dimenangkan pihak Ali. Dan yang paling mengejutkan, adalah strategi Amr bin Ash
dalam perang Shiffin di tepi sungai Eufrat, akhir tahun 39 H, dengan mengangkat mushaf
di atas tombak. Tindakan ini dilakukan setelah pasukan Amr dan Muawiyah terdesak.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

Tujuannya, hendak mengembalikan segala perselisihan kepada hukum Allah.Dan Ali


setuju, meski banyak pengikutnya yang tidak puas.Akhirnya, tahkim (arbritase) di
Daumatul Jandal, sebuah desa di tepi Laut Merah beberapa puluh km utara Makkah,
menjadi akar perpecahan pendukung Ali menjadi Khawarij dan Syi‟ah.Kian lengkaplah
perseteruan yang terjadi antara kelompok Ali, kelompok Khawarij, kelompok Muawiyah,
dan sisa-sisa pengikut Aisyah dan Abdullah ibn Thalhah.

Ternyata, perseteruan politik ini membawa efek yang cukup besar dalam ajaran Islam.
Hal ini terjadi tatkala banyak kalangan menunggangi teks-teks untuk kepentingan politis.
Celakanya, kepentingan ini begitu jelas terbaca oleh publik, terlebih masa Yazid bin
Muawiyah. Yazid, waktu itu,mencoreng muka dinasti Umaiyah. Dengan sengaja, ia
memerintahkan pembantaian Husein bin Ali beserta 70-an anggota keluarganya di
Karbala, dekat kota Kufah, Iraq. Parahnya lagi, kepala Husein dipenggal dan diarak
menuju Damaskus, pusat pemerintahan dinasti Umaiyah.

Bagaimanapun juga, Husein adalah cucu Nabi yang dicintai umat Islam. Karenanya,
kemarahan umat tak terbendung. Kekecewaan ini begitu menggejala dan mengancam
stabilitas Dinasti. Akhirnya, dinasti Umaiyah merestui hadirnya paham Jabariyah. Ajaran
Jabariyah menyatakan bahwa manusia tidak punya kekuasaan sama sekali. Manusia
tunduk pada takdir yang telah digariskan Tuhan, tanpa bisa merubah. Opini ini ditujukan
untuk menyatakan bahwa pembantaian itu memang telah digariskan Tuhan tanpa bisa
dicegah oleh siapapun jua.

Beberapa kalangan yang menolak opini itu akhirnya membentuk second opinion
(opini rivalis) dengan mengelompokkan diri ke sekte Qadariyah. Jelasnya, paham ini
menjadi anti tesis bagi paham Jabariyah. Qadariyah menyatakan bahwa manusia punya
free will (kemampuan) untuk melakukan segalanya. Dan Tuhan hanya menjadi penonton
dan hakim di akhirat kelak.Karenanya, pembantaian itu adalah murni kesalahan manusia
yang karenanya harus dipertanggungjawabkan, di dunia dan akhirat.

Melihat sedemikian kacaunya bahasan teologi dan politik, ada kalangan umat Islam
yangenggan dan jenuh dengan semuanya. Mereka ini tidak sendiri, karena ternyata,
mayoritas umat Islam mengalami hal yang sama. Karena tidak mau terlarut dalam
perdebatan yang tak berkesudahan, mereka menarik diri dari perdebatan.Mereka
memasrahkan semua urusan dan perilaku manusia pada Tuhan di akhirat kelak.Mereka
menamakan diri Murji‟ah.Lambat laun, kelompok ini mendapatkan sambutan yang luar

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

biasa. Terlebih karena pandangannya yang apriori terhadap dunia politik, dapatlah
dikatakan bahwa Murjiah adalah cikal bakal Sunni (proto sunni).

Lantas, melihat parahnya polarisasi yang ada di kalangan umat Islam, akhirnya ulama
mempopulerkan beberapa hadits yang mendorong umat Islam untuk bersatu. Tercatat ada
3 hadits (dua diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan satu oleh Imam Tabrani). Dalam
hadits ini diceritakan bahwa umat Yahudi akan terpecah ke dalam 71 golongan, Nasrani
menjadi 72 golongan, dan Islam dalam 73 golongan. Semua golongan umat Islam itu
masuk neraka kecuali satu. "Siapa mereka itu, Rasul?" tanya sahabat. "Ma ana ‘Alaihi
wa Ashabi" jawab Rasul. Bahkan dalam hadist riwayat Thabrani, secara eksplisit
dinyatakan bahwa golongan itu adalah Ahlussunah wa al-jama‟ah.

Ungkapan Nabi itu lantas menjadi aksioma umum. Sejak saat itulah kata aswaja atau
Sunni menjadi sedemikian populer di kalangan umat Islam. Bila sudah demikian, bisa
dipastikan, tak akan ada penganut Aswaja yang berani mempersoalkan sebutan, serta
hadits yang digunakan justifikasi kendati banyak terdapat kerancuan di dalamnya.
Karena jika diperhatikan lebih lanjut, hadits itu bertentangan dengan beberapa ayat
tentang kemanusiaan Muhammad, bukan peramal.

B. Hal-hal yang Membedakan Faham ASWAJA dengan Faham Lain.

ASWAJA bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang
menyimpang, melainkan ASWAJA adalah islam yang murni yang langsung dari
Rosulallah dan sesuai dengan yang telah digariskan dan diamalkan oleh para sahabat,
poin-poin pembeda antara faham ASWAJA denga faham lainya adalah: manhaj (cara)
atau metodologi, sumber aqidah, dan karakteristiknya serta prinsip.

1. Prinsip-prinsip ASWAJA
Dalam sejarah perkembangannya Ahlussunnah Wal Jamaah selalu dinamis dalam
menjawab perkembangan zaman tetapi tetap memegang prinsip dalam mengamalkan
ajarannya. Diantara prinsip Ahlussunnah Wal Jamaah di dalam sejarah
perkembangannya di berbagai aspek kehidupan meliputi Aqidah, pengambilan
hukum (Syariah), tasawuf/akhlak dan bidang sosial-politik dengan penjabaran
sebagai berikut:
a. Bidang Aqidah

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

Aswaja menekankan bahwa pilar utama keImanan manusia adalah Tauhid,


sebuah keyakinan yang teguh dan murni yang ada dalam hati setiap Muslim
bahwa Allah-lah yang Menciptakan, Memelihara dan Mematikan kehidupan
semesta alam. Ia Esa, tidak terbilang dan tidak memiliki sekutu.
Pilar yang kedua adalah Nubuwwat, yaitu dengan meyakini bahwa Allah telah
menurunkan wahyu kepada para Nabi dan Rosul sebagai utusannya. Sebuah
wahyu yang dijadikan sebagai petunjuk dan juga acuan ummat manusia dalam
menjalani kehidupan menuju jalan kebahagiaan dunia dan akhirat, serta jalan
yang diridhai oleh Allah SWT.
Pilar yang ketiga adalah Al-Ma’ad, sebuah keyakinan bahwa nantinya manusia
akan dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat dan setiap manusia akan mendapat
imbalan sesuai amal dan perbuatannya (yaumul jaza’). Dan mereka semua akan
dihitung (hisab) seluruh amal perbuatan mereka selama hidup di dunia.

b. Bidang Istinbath Al-Hukm (Pengambilan Hukum Syari’ah)


Hampir seluruh kalangan Sunni menggunakan empat sumber hukum yaitu:
 Al-Qur’an
Al-Qur‟an sebagai sumber utama dalam pengambilan hukum (istinbath
al-hukm) tidak dibantah oleh semua madzhab fiqh.Sebagai sumber hukum
naqli posisinya tidak diragukan.Al-Qur‟an merupakan sumber hukum
tertinggi dalam Islam.
 As-Sunnah
As-Sunnah meliputi al-Hadist dan segala tindak dan perilaku Rasul SAW,
sebagaimana diriwayatkan oleh para Shabat dan Tabi‟in.
Penempatannya ialah setelah proses istinbath alhukm tidak ditemukan
dalam Al-Qur‟an, atau digunakan sebagai komplemen (pelengkap) dari
apa yang telah dinyatakan dalam Al-Qur‟an.
 Ijma’
Menurut Abu Hasan Ali Ibn Ali Ibn Muhammad Al-Amidi, Ijma’ adalah
Kesepakatan kelompok legislatif (ahl al-halli wa al-aqdi) dan ummat
Muhammad pada suatu masa terhadap suatu hukum dari suatu kasus atau
kesepakatan orang-orang mukallaf dari ummat Muhammad pada suatu

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

masa terhadap suatu hukum dari suatu kasus. Dalam Al-Qur‟an dasar
Ijma’ terdapat dalam QS An-Nisa‟, 4: Dan QS Al-Baqarah, 2: 143.
 Qiyas
Qiyas, sebagai sumber hukum Islam, merupakan salah satu hasil ijtihad
para Ulama. Qiyas yaitu mempertemukan sesuatu yang tak ada nash
hukumnya dengan hal lain yang ada nash hukumnya karena ada
persamaan ‘illat hukum. Qiyas sangat dianjurkan untuk digunakan oleh
Imam Syafi‟i.

c. Bidang Tasawuf
Imam Abu Hamid Al-Tusi Al-Ghazali menjelaskan “Tasawuf adalah
menyucikan hati dari apa saja selain Allah. kaum sufi adalah para pencari
di Jalan Allah, dan perilaku mereka adalah perilaku yang terbaik, jalan mereka
adalah jalan yang terbaik, dan pola hidup mereka adalah pola hidup yang
paling tersucikan. Mereka telah membersihkan hati mereka dari berbagai hal
selain Allah dan menjadikannya sebagai saluran tempat mengalirnya sungai-
sungai yang membawa ilmu-ilmu dari Allah.” kata Imam Al-Ghazali. Seorang
sufi adalah mereka yang mampu membersihkan hatinya dari keterikatan selain
kepada-Nya.
Ketidakterikatan kepada apapun selain Allah SWT adalah proses batin dan
perilaku yang harus dilatih bersama keterlibatan kita di dalam urusan sehari-hari
yang bersifat duniawi. Zuhud harus dimaknai sebagai ikhtiar batin untuk
melepaskan diri dari keterikatan selain kepada-Nya tanpa meninggalkan urusan
duniawi, karena justru di tengah-tengah kenyataan duniawi posisi manusia
sebagai Hamba dan fungsinya sebagai harus diwujudkan.

d. Bidang Sosial Politik


Ahlussunnah wal-jama’ah dan golongan sunni umumnya memandang negara
sebagai kewajiban fakultatif (fardhu kifayah). Bagi ahlussunnah wal jama’ah,
negara merupakan alat untuk mengayomi kehidupan manusia untuk menciptakan
dan menjaga kemashlahatan bersama(mashlahah musytarakah).
Ahlussunnah wal-Jama’ah tidak memiliki konsep bentuk negara yang baku.
Sebuah negara boleh berdiri atas dasar teokrasi, aristokrasi (kerajaan) atau negara

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

modern/demokrasi, asal mampu memenuhi syarat-syarat atau kriteria yang harus


dipenuhi oleh sebuah negara. Apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka
gugurlah otoritas (wewenang) pemimpin negara tersebut.Syarat-syarat itu adalah:
 Prinsip Syura (musyawarah)
Negara harus mengedepankan musyawarah dalam mengambil segala
keputusan dan setiap keputusan, kebijakan dan peraturan. Salah satu
ayat yang menegaskan musyawarah adalah (QS Al-Syura, 42: 36-39)
 Prinsip Al-„Adl (Keadilan)
Keadilan adalah salah satu Perintah yang paling banyak ditemukan dalam
Al-Qur‟an. Prinsip ini tidak boleh dilanggar oleh sebuah pemerintahan,
apapun bentuk pemerintahan itu.salah satu ayat dalam Al-Qur an terdapat
pada QS An-Nisa, 4: 58
 Prinsip Al-Hurriyyah (kebebasan)
Negara wajib menciptakan dan menjaga kebebasan bagi
warganya.Kebebasan tersebut wajib hukumnya karena merupakan kodrat
asasi setiap manusia. Prinsip kebebasan manusia dalam
Syari‟ah dikenal dengan Al-Ushulul Khams (prinsip yang lima) yang
identik dengan konsep Hak Azazi Manusia yang lebih dikenal
dalam dunia modern bahkan mungkin di kalangan ahlussunnah wal-
jama’ah. Lima pokok atau prinsip ini menjadi ukuran baku bagi
legitimasi sebuah kepemerintahan sekaligus menjadi acuan bagi setiap
orang yang menjadi pemimpin di kelak kemudian hari. Lima pokok
atau prinsip tersebut yaitu:
1. Hifzhu al-Nafs (menjaga jiwa); adalah kewajiban setiap
kepemimpinan (negara) untuk menjamin kehidupan setiap warga
negara; bahwa setiap warga negara berhak dan bebas untuk hidup dan
berkembang dalam wilayahnya.
2. Hifzhu al-Din (menjaga agama); adalah kewajiban setiap
kepemimpinan untuk menjamin kebebasan setiap orang memeluk,
meyakini dan menjalankan Agama dan Kepercayaannya. Negara tidak
berhak memaksakan atau melarang sebuah agama atau kepercayaan
kepada warga negara.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

3. Hifzhu al-Mal (menjaga harta benda); adalah kewajiban setiap


kepemimpinan untuk menjamin keamanan harta benda yang
dimiliki oleh warga negaranya. Negara wajib memberikan jaminan
keamanan dan menjamin rakyatnya hidup sesuai dengan
martabat rakyat sebagai manusia.
4. Hifzhual-Nasl; bahwa negara wajib memberikan jaminan terhadap
asal-usul, identitas, garis keturunan setiap warga negara. Negara harus
menjaga kekayaan budaya (etnis), tidak boleh mangunggulkan dan
memprioritaskan sebuah etnis tertentu. Hifzhu al-Nasl berarti negara
harus memperlakukan sama setiap etnis yang hidup di wilayah
negaranya.
5. Hifzh al-„Irdh; jaminan terhadap harga diri, kehormatan, profesi,
pekerjaan ataupun kedudukan setiap warga negara. Negara tidak
boleh merendahkan warga negaranya karena profesi dan
pekerjaannya. Negara justru harus menjunjung tinggi dan
memberikan tempat yang layak bagi setiap warga negara
 Prinsip Al-Musawah (Kesetaraan Derajat)
Bahwa manusia diciptakan sama oleh Allah SWT. Antara satu manusia
dengan mausia lain, bangsa dengan bangsa yang lain tidak ada pembeda
yang menjadikan satu manusia atau bangsa lebih tinggi dari yang lain.
Manusia diciptakan berbeda-beda adalah untuk mengenal antara satu
dengan yang lain. Sehingga tidak dibenarkan satu manusia dan sebuah
bangsa menindas manusia dan bangsa yang lain. Hai ini termaktub dalan
QS. Al-Hujuraat, 49: 13 Dengan prinsip-prinsip di atas, maka tidak ada
doktrin Negara Islam, Formalisasi Syari‟at Islam dan Khilafah Islamiyah
bagi Ahlussunnah wal-Jama’ah. Sebagaimana pun tidak didapati
perintah dalam Al-Qur‟an, Sunnah, Ijma‟ dan Qiyas untuk mendirikan
salah satu di antara ketiganya. Islam hanya diharuskan untuk
menjamin agar sebuah pemerintahan – baik negara maupun kerajaan –
harus mampu memenuhi 4 (empat) kriteria di atas.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

2. Karakteristik ASWAJA
Karakteristik Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai landasan dalam bermasyarakat
atau sering disebut dengan konsep Mabadiu Khaira Ummat yakni sebuah gerakan
untuk mengembangkan identitas dan karakteristik anggota Nahdlatul „Ulama dengan
pengaturan nilai-nilai mulia dari konsep keagamaan Nahdlatul „Ulama, antara lain:
a. At-Tawassuth
Tawassuth berarti pertengahan, maksudnya menempatkan diri antara dua kutub
dalam berbagai masalah dan keadaan untuk mencapai kebenaran serta
menghindari keterlanjuran ke kiri atau ke kanan secara berlebihan.
b. Al I’tidal
I‟tidal berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan dan tidak condong ke kiri.
I‟tidal juga berarti berlaku adil, tidak berpihak kecuali pada yang benar dan yang
harus dibela.
c. At-Tasamuh
Tasamuih berarti sikap toleran pada pihak lain, lapang dada, mengerti dan
menghargai sikap pendirian dan kepentingan pihak lain tanpa mengorbankan
pendirian dan harga diri, bersedia berbeda pendapat, baik dalam masalah
keagamaan maupun masalah kebangsaan, kemasyarakatan, dan kebudayaan
d. At-Tawazun
Tawazun berarti keseimbangan, tidak berat sebelah, tidak kelebihan sesuatu unsur
atau kekurangan unsur lain.
e. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma‟ruf nahi munkar artinya menyeru dan mendorong berbuat baik yang
bermanfaat bagi kehidupan duniawi maupun ukhrawi, serta mencegah dan
menghilangkan segala hal yang dapat merugikan, merusak, merendahkan dan
atau menjerumuskan nilai-nilai moral keagamaan dan kemanusiaan.

C. Ahlussunnah Wal Jamaah di era Globalisasi


Dalam menapaki kehidupan modern kader Ahlusssunnah Wal Jamaah Nahdliyah di
masa depan harus selalu tanggap mampu menguasai tiga bidang di atas sekaligus. Ahli di
bidang aqîdah, fiqh, dan tasawuf yang membawa perubahan dan kemajuan besar bagi
peradaban dunia. Tidak hanya itu, kader Ahlusssunnah Wal Jamaah juga harus
menguasai tafsir, hadis, dan pemikiran para pemikir Islam dalam semua bidang, karena

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

Ahlusssunnah Wal Jamaah adalah golongan yang mengikuti sunnah Nabi, khulafâ’
alrâsyidîn, dan golongan mayoritas umat (al-sawâdu ala’dham). Mengikuti jejak
pemikiran dan perjuangan KH. Abdul Wahid Hasyim, KH. Abdurrahman Wahid, KH.
Ahmad Shidiq, KH. Ali Ma‟shum, KH. MA. Sahal Mahfudh, KH. Musthofa Bisyri, dan
KH. Sa‟id Aqil Siradj adalah langkah terbaik untuk mengembangkan Ahlusssunnah Wal
Jamaah secara dinamis dan produktif. Semangat membaca dari berbagai sumber
pengetahuan, baik Barat maupun Timur, mengapresiasi pemikiran dan budaya lokal,
menulis buku dan kitab, berjuang mencerdaskan umat dan menyejahterakan rakyat, dan
aktif melakukan kaderisasi adalah kunci sukses dalam mengembangkan Ahlusssunnah
Wal Jamaah. Kader Ahlusssunnah Wal Jamaah juga harus mampu menepis tuduhan
sepihak yang dilontarkan kelompok lain yang mengatakan bahwa banyak praktek budaya
yang dilakukan warga NU termasuk bid’ah tersesat yang ancamannya adalah masuk
neraka.
Agar semakin shalih likulli zamân wa makân, aplikabel di setiap masa dan ruang
sekaligus menjadi sentral gerakan dalam menjaga stabilitas sosial keagamaan yang
rahmatan lil ‘alamin. Aswaja harus diposisikan sebagai metode berpikir dan bertindak
yang berarti menjadi alat (tools) untuk mencari, menemukan, dan menyelesaikan
berbagai permasalahan sosial. Sebagai alat, maka sikap proaktif untuk mencari
penyelesaian menjadi lebih bersemangat guna melahirkan pikiranpikiran yang kreatif dan
orisinil. Dalam hal ini pendapat para ulama terdahulu tetap ditempatkan dalam kerangka
lintas-komparatif, namun tidak sampai harus menjadi belenggu pemikiran yang dapat
mematikan atau membatasi kreativitas.
Perubahan kultur dan pola pikir ini juga dapat dilihat dalam prosedur perumusan
hukum dan ajaran Ahlusunnah wal Jama‟ah dalam tradisi jam‟iyah Nahdlatul „Ulama
yang menggunakan pola Maudhu’iyah (tematik) atau terapan (Qonuniyah) yang
berbentuk tashawur lintas disiplin keilmuan empiric dan Waqi’iyah (kasuistik) dengan
pendekatan tathbiq al-syari’ah dan metode takhayyur (eklektif). Menurut Badrun (2000),
terdapat lima ciri yang perlu diperhatikan dalam memosisikan aswaja sebagai manhaj
alfikr atau manhaj al-amal:
1. Selalu mengupayakan untuk interpretasi ulang dalam mengkaji teks-teks fiqih untuk
mencari konteksnya yang baru;
2. Makna bermadzhab diubah dari bermadzhab secara tekstual (madzhab qauly)menjadi
bermadzhab secara metodologis (madzhab manhajy);

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

3. Melakukan verifikasi mendasar terhadap mana ajaran yang pokok (ushul) dan mana
yang cabang (furu’);
4. Fiqih dihadirkan sebagai etika sosial, bukan sebagai hukum positif;
5. Melakukan pemahaman metodologi pemikiran filosofis terutama dalam masalah-
masalah sosial dan budaya.

Menurut KH. Said Agil Siradj, Ahlussunnah Waljamaah adalah orang-orang yang
memiliki metode berfikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan yang
berlandaskan atas dasar-dasar moderasi, menjaga keseimbangan, dan toleransi. Baginya
Ahlussunnah Waljamaah harus diletakkan secara proporsional, yakni Ahlussunnah
Waljamaah bukan sebagai mazhab, melainkan sebuah manhaj al-fikr (pendekatan
berpikir tertentu) yang digariskan oleh sahabat dan para muridnya, yaitu generasi tabi‟in
yang memiliki intelektualitas tinggi dan relatif netral dalam menyikapi situasi politik
ketika itu. Namun harus diakui bahwa kelahiran Ahlussunnah Waljamaah sebagai manhaj
al-fikr tidak terlepas dari pengaruh tuntutan realitas sosio-kultural dan sosio-politik yang
melingkupinya.

Dalam merespon berbagai persoalan baik yang berkenaan dengan persoalan


keagamaan maupun kemasyarakatan, Nahdlatul „Ulama memiliki manhaj Ahlusunnah
wal Jama’ah yang dijadikan sebagai landasan berpikir Nahdlatul „Ulama (Fikrah
Nahdliyah). Adapun ciri-ciri dari Fikrah Nahdliyah antara lain:

1. Fikrah Tawassuthiyah (pola pikir moderat), artinya Nahdlatul „Ulama senantiasa


bersikap tawazun (seimbang) dan I’tidal (moderat) dalam menyikapi berbagai
persoalan.
2. Fikrah Tasamuhiyah (pola pikir toleran), artinya Nahdlatul „Ulama dapat hidup
berdampingan secara damai dengan berbagai pihak lain walaupun aqidah, cara pikir,
dan budayanya berbeda.
3. Fikrah Ishlahiyyah (pola pikir reformatif), artinya Nahdlatul „Ulama selalu
mengupayakan perbaikan menuju kearah yang lebih baik (al ishlah ila ma huwa al
ashlah).
4. Fikrah Tathawwuriyah (pola pikir dinamis), artinya Nahdlatul „Ulama senantiasa
melakukan kontekstualisasi dalam merespon berbagai persoalan.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

5. Fikrah Manhajiyah (pola pikir metodologis), artinya Nahdlatul „Ulama senantiasa


menggunakan kerangka berpikir yang mengacu kepada manhaj yang telah ditetapkan
oleh Nahdlatul „Ulama.

Konsep Fikrah Nahdliyah itulah yang menyebabkan Nahdlatul „Ulama nampak


sebagai organisasi social keagamaan yang sangat moderat, toleran, dinamis, progressif
dan modern. Secara konseptual sebenarnya pola pikir Nahdlatul „Ulama tidak
tradisionalis, ortodok, ataupun konservativ, hal ini bisa kita lihat pada perkembangan
intelektual di lingkungan Nahdlatul „Ulama khususnya kaum muda Nahdlatul „Ulama
yang menunjukkan kecenderungan radikal dalam berpikir dan moderat dalam bertindak
sebagaimana laporan penelitian Mitsuo Nakamura saat mengikuti Muktamar Nahdlatul
„Ulama Ke-26 di Semarang (1979), demikian pula Martin Van Bruinessen (1994).

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MATERI KE-NU-AN

A. Sejarah Kelahiran dan Perkembangan NU

Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama), disingkat NU, adalah sebuah organisasi


Islam besar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 16 Rajab 1344 H/ 31 januari 1926
M dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa


Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah
kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan
pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan
"Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana
– setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan
bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan
pembebasan.

Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon


kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti
Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918
didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan
pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri.
Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu
dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul
Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi
lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa
kota.

Berangkat dari munculnya komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional
dan ad hoc (dibentuk untuk salah satu tujuan), maka setelah itu dirasa perlu untuk
membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi
perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya
muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama
(Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Untuk menegaskan prinsip dasar
organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip
dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab
tersebut kemudian diwujudkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan
rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan
politik.

Lambang NU merupakan hasil istikharah Kiai Ridwan Abdullah. Ia adalah seorang


kiai yang alim, tapi memiliki kelebihan yang lain, yaitu terampil melukis. Ia hanya diberi
waktu satu setengah bulan untuk menyelesaikan tugasnya itu. Ternyata dengan waktu
yang ditentukan itu, dia tak mampu membuatnya. Ia tidak mendapatkan inspirasi yang
sesuai dengan keyakinan hati. deskripsi lambang NU sebagaimana dijelaskan dalam
Antologi Sejarah, Istilah, Amaliah, Uswah NU.

B. Orang-Orang yang Berperan dalam NU

KH. Wahab Hasbullah sebagai perwakilan Ulama serta beberapa tokoh-tokoh lain
yang mewakili organisasi besar Islam Indonesia, dengan alasan yang kurang maton
(sesuai dengan patokan) susunan Anggota Komite berubah, KH. Wahab Hasbullah tidak
jadi masuk menjadi anggota delegasi, karena tidak “mewakili organisasi” apapun, secara
tidak langsung ini sebuah penghinaan terhadap ulama pesantren yang sesungguhnya
besar pengaruhnya dan posisinya terhadap umat Islam di Indonesia. Karena
kemungkinan bergabung dengan delegasi umat Islam Indonesia sudah tertutup, maka
para Ulama berusaha dengan kekuatan sendiri untuk mengirim delegasi Ulama Ahlu
sunnah wal jamaah Indonesia menghadap Pemerintah Saudi Arabia.

Untuk keperluan itu maka dibentuklah “Komite Hijaz” sebuah kelompok untuk
memobilisasi kekuatan dan dukungan umat bagi terlaksananya kerja dan
tersampaikannya aspirasi ulama‟. Segala kebutuhan dapat disiapkan meskipun dalam
keadaan pas-pasan. Delegasinya hanya KH. Wahab Hasbullah sendiri, seorang penasehat
dari Mesir yaitu Syekh Ghonaim (untuk memperbesar wibawa delegasi) sekretarisnya
diambilkan dari mahasantri Indonesia yang ada di Arab Saudi, yaitu KH. Dachlan dari
Nganjuk (untuk menghemat dana) ketika delegasi akan berangkat, berbisik pikiran untuk
“mempermanenkan” Komite Hijaz itu untuk menjadi organisasi yang tetap, yaitu
Nahdlatul Ulama.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

Alasan dibentuknya komite hijaz yaitu untuk menjaga kemurnian agama dari
musyrik dan bid‟ah, berbagi tempat bersejarah, baik rumah Nabi Muhammad dan
sahabat termasuk makam nabi yang hendak dibongkar. Dengan kondisi seperti itu umat
islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama‟ah merasa sangat prihatin
kemudian mengirimkan usulan untuk menemui raja Ibnu Saud. Utusan inilah yang
disebut Komite Hijaz. Jamiyah Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 6
rojab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926 M, dengan pendirinya antara lain:

1. KH. Hasyim Asy’ari


2. KH. Wahab Hasbullah
3. KH. Bisri Syansuri
4. KH. Ridwan Abdullah
5. KH. Mas Alwi Abdul Aziz dan lain – lain.

Tujuan, Struktur dan Perangkat Nahdlatul Ulama Tujuan Nahdlatul Ulama adalah
berlakunya ajaran islam menurut Faham Ahlu sunah wal jamaah dan menganut salah satu
madzhab empat, ditengah-tengah kehidupan masyarakat didalam wadah Negara kesatuan
Republik Indonesia.

C. Struktur keorganisasian Nahdlotul Ulama’

Seperti halnya organisasi pada Negara modern, organisasi Nahdlotul Ulama‟


membedakan antara kekuasaan suriah (badan legislatif) dengan kekuasaan tanfidliyah
(badan eksekutif), akan tetapi fungsi suriyah dalam Nahdlotul Ulama‟ merangkap pula
sebagai pengadilan dan badan yudikatif. Karenanya suriyah merupakan pimpinan
tertinggi yang petunjuk dan pendapatnya mengikat sampai kebawah menurut garis
vertikal. Pengurus suriyah selaku pimpinan tertinggi mempunyai tugas:

1. Menentukan arah kebijaksanaan Nahdlotul Ulama‟ dalam melakukan usaha dan


tindakan untuk mencapai tujuanorganisasi.
2. Memberi petunjuk, bimbingan dan penbinaan dalam memahami, menganalisa.
Mengamalkan dan mengembangkan ajaran islam menurut faham Ahlussunah
Wal Jama‟ah baik dibidang aqidah, syari‟ah, maupun tasawuf.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

3. Mengendalikan, mengawasi, dan memberikan koreksi terhadap semua perangkat


Nahdlotul Ulama‟ agar pelaksanaan program-program Nahdlotul Ulama‟ berjalan
diatas ketentuan jam‟iyah dan agama islam.
4. Membimbing, mengarahkan dan mengawasi badan otonom, lembaga dam majnah
berlangsung berada di daerah suriah.
5. Membatalkan keputusan atau langkah organisasi Nahdlotul Ulama‟ yang dinilai
bertentangan dengan ajaran Ahlussunah Wal Jama‟ah.

Sedangkan pengurus Tanfidliyah sebagai pelaksanaan harian mempunyai tugas:

1. Memimpin organisasi sehari-hari sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pengurus suriah.
2. Melaksanakan program jam‟iyah Nahdlotul Ulama‟.
3. Membimbing, mengarahkan, memimpin dan mengawasi kegiatan-kegiatan perangkat
jam‟iyah yang ada dibawahnya.
4. Menyampaikan laporan secara periodik kepada pengurus suriah tentang pelaksanaan
tugasnya.

D. Perangkat Organisasi Nahdlotul Ulama’

Perangkat organisasi Nahdlotul Ulama‟ menurut hasil Muktamar XXI di solo terdiri
atas:

1. Lembaga
Adalah perangkat departemen organisasi Nahdlotul Ulama‟ yang berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan Nahdlotul Ulama‟, khususnya yang berkaitan dengan bidang
tertentu. Lembaga-lembaga tersebut adalah:
a. Lembaga Dakwah Nahdlotul Ulama‟(LDNU) bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlotul Ulama‟ dibidang penyiaran agama islam Ahlussunah Wal
Jama‟ah.
b. Lembaga pendidikan Ma‟arif Nahdlotul Ulama‟ (LP. MA”ARIF.NU) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟ dibidang pendidikan dan
pengajaran, baik formal maupun non formal selain pondok pesantren.
c. Lembaga Sosial Mabarot Nahdlotul Ulama‟ (LS MABAROT NU) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟ di bidang social dan kesehatan.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

d. Lembaga Perekonomian Nahdlotul Ulama‟ (LP. NU) bertugas melaksanakan


kebijakan Nahdlotul Ulama‟ di bidang pengembangan ekonomi warga
Nahdlotul Ulama‟.
e. Robithoh Ma‟had (RMI) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟
di bidang pengembangan pondok pesantren.
f. Lembaga Kemasyarakatan Keluarga Nahdlotul Ulama‟ (LKKNU) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟ di bidang kemaslahatan keluarga,
kependidikan dan lingkungan hidup.
g. Haiah Ta‟mirtil Masjid Indonesia (HTMI) bertugas melaksanakan kebijakan
Nahdlotul Ulama‟ di bidang pengembangan dan kemakmuran.
h. Lembaga kajian dan pengembangan sumber daya manusia (LAKPESDAM)
bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟ dalam bidang kajian dan
pengembangan sumber daya manusia.
i. Lembaga Seni Budaya Nahdlotul Ulama‟ (LESBUMI NU) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟ di bidang seni dan budaya selain
seni hadrah.
j. Lembaga Pengembangan Tenaga Kerja Nahdlotul Ulama‟ (LPTK NU)
bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟ di bidang pengembangan
ketenaga kerjaan.
k. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlotul Ulama‟ (LPBH NU)
bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟ di bidang Penyuluhan dan
bantuan
hukum.
l. Jamiatul Quro‟wal hiuffad bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul
Ulama‟ di bidang pengembangan seni baca dan metode pengajaran dan
hafalan Al Qur‟an.

2. Lajnah
Adalah perangkat organisasi Nahdlotul Ulama‟ untuk melaksanakan program
Nahdlotul Ulama‟ yang memerlukan penanganan khusus.
a. Lajnah Falaqiyah bertugas mengurus masalah hisab dan ru‟yah.
b. Lajnah Ta‟lif Wanafsir bertugas di bidang penerjemahan, penyusunan dan
penyebaran kitab-kitab menurut faham Ahlussunah Wal Jama‟ah.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

c. Lajnah Auqof bertugas menghimpun dan mengelola tanah serta bangunan yang
diwakafkan kepada Nahdlotul Ulama‟.
d. Lajnah Waqof Infaq dan Shodaqoh bertugas menghimpun, mengelola dan
mentasarufkan zakat, infaq, dan shodaqoh.
e. Lajnah Bahtsul Masail Diniyah, bertugas menghimpun, membahas dan
memecahkan masalah maudzuiyah dan waqiiyah yang harus segera mendapat
kepastian hukum.

3. Badan Otonom
Adalah perangkat organisasi Nahdlotul Ulama‟ yang berfungsi membantu
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama‟, khususnya yang berkaitan dengan
kelompok masyarakat tertentu yang beranggotakan perseorangan.
a. Jam‟iyah ahli thoriqoh Muhammad SAW tabaroh annahdiyah, dalam badan
otonom yang menghimpun pengikut aliran thoriqoh yang Mukhtabar di
lingkungan Nahdlotul Ulama‟.
b. Muslimat Nahdlotul Ulama‟ (Mulimat NU) menghimpun anggota perenpuan
Nahdlotul Ulama‟.
c. Fatayat Nahdlotul Ulama‟ (Fatayat NU) menghimpun anggota perempuan
muda Nahdlotul Ulama‟.
d. Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR) menghimpun anggota pemuda
Nahdlotul Ulama‟
e. Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama‟ (IPNU) menghimpun pelajar, santri, dan
mahasiswa laki-laki.
f. Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul Ulama‟ (IPPNU) menghimpun pelajar, santri
dan mahasiswa perempuan.
g. Ikatan Sarjana Nahdlotul Ulama‟ (ISNU) menghimpun para sarjana dan kaum
intelektual di kalangan Nahdlotul Ulama‟.
h. Pagar Nusa menghimpun para anggota Nahdlotul Ulama‟ yang suka dalam
bidang beladiru pencak silat.

E. Arah Perjuangan Nahdlatul Ulama


Tujuan Nahdlatul Ulama sejak awal didirikannya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan dakwah Islamiyah.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

2. Menyelenggarakan pendidikan.
3. Mengupayakan terwujudnya kemaslahatan dan kesejahteraan umat.
4. Mengupayakan pembangunan di bidang perekonomian.

F. TRADISI AMALIYAH ORANG NU


1. Dalam bidang ibadah:
 attalaffudz binniyyah kala sholat
 mengangkat tangan sejajar dengan telinga kala takbiratul ihram
 menaruh tangan antara perut dan dada kala sholat
 membaca fatihah kala jadi ma`mum.
 membaca qunut subuh
 dzikir jama`i dengan mengeraskan suara setelah selesai sholat lalu
disambung dengan berdoa bersama.
 sholat tarawih dan witir 23 rakaat.
2. penghormatan kepada nabi:
 muludan
 sholawatan
 menyertakan “sayyidina” ketika bersholawat.
3. penghormatan terhadap jenazah:
 Tahlilan
 ziarah kubur
 talqin
 tawassul

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MATERI KEINDONESIAAN

A. Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Indonesia dan ke-Indonesia-an merupakan nama atau penamaan dari konsep tentang
orang, bangsa, dan wilayah Negara kita yang berbentuk Republik dengan susunan
Organisasi Negara Kesatuan. Oleh karena itu, Negara kita di sebut Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) sebagai wadah bersama bagi segenap warga bangsa kita
mengasosiasikan dan mengikatkan diri dalam satu persekutuan hukum organisasi Negara
di tengah pergaulan antar bangsa dan Negara di dunia.

Ke-Indonesia-an berisi kandungan pengertian, kebersamaan dan muatan perasaan


kebangsaan. Kemerdekaan Indonesia dikenal sebagai salah satu tragedi kebangsaan yang
sangat membutuhkan perjuangan. Makna dan artinya sangat besar bagi Masyarakat
Indonesia denga banyak mengorbankan para pahlawan yang ikut berjuang. Dengan
mengingat kejadian tersebut, rasa nasionalisme kita terhadap bangsa Indonesia akan
semakin bertambah. Banyak sekali peristiwa yang melatarbelakangi sejarah
kemerdekaan Indonesia. Misalnya saja peristiwa Proklamasi kemerdekaan Indonesia,
peristiwa G30/PKI, Peristiwa Rengasdengklok, dan masih banyak lagi peristiwa-
peristiwa lainnya.

Setidaknya dalam kisaran waktu tahun 1945-1955 bangsa Indonesia mencapai


puncak perjuangan kemerdekaannya. Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia diawali
dengan penjajahan oieh bangsa portugis. Setelah keberhasilan bangsa tersebut dalam
menjajah Indonesia, membuat bebarapa pihak bangsa Eropa lainnya ikut terdorong untuk
menjajah Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Setelah berjuang
melawan penjajah kedua bangsa tersebut, selajutnya tiba pada perjuangan untuk
melawan penjajahan bangsa belanda. Pada tahun 1602 belanda berhasil mendirikan
Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) dengan tujuan untuk menguasai pasar
rempah-rempah Indonesia. Belanda berhasil menjajah Indonesia sekitar 3.5 Abad.

Kemudian datanglah bangsa Jepang untuk menggantikan penjajahan Belanda denga


sebuah perjanjian Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pada mulanya,
kedatangan mereka mendapat sambutan baik dari Warga Indonesia, namun kenyataannya

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

mereka memperlakukan Indonesia sama halnya denga Belanda. Perjuangan kemerdekaan


Indonesia smapai pada terbentuknya BPUPKI oleh jepang. Badan tersebut dibentuk
dengan tujuan untuk mempersiapkan usaha-usaha dalam rangka untuk meraih
kemerdekaan Negara Indonesia . Namun tak lama, badan tersebut digantikan oleh PPKI
sebagai Panitia persiapan kemedekaan Indonesia.

B. Peran Ulama NU dalam Merebut Kemerdekaan Indonesia

Peran ulama dan tokoh-tokoh islam dalam mengawal perjuangan merebut


kemerdekaan hinga mempertahakannya. Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
mengusir kaum imperialis (Kaum Penjajah) dari tanah air Indonesia tidak lepas dari
peran besar santri dan tokoh tokoh islam negri ini. Bahkan tidak sedikit di antara mereka
menjadi lini terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaaan, sehingga tak sedikit pula
di antara mereka yang gugur sebagai seorang syuada.

Tak terhitung jumlah Ulama, santri dan tokoh-tokoh islam sebagai Pahlawan. Namun,
di antaranya oleh pemerintah Republik Indonesia di teteapkan sebagai Pahlawan
Nasional. Kita ketahui Pangeran Diponegoro, Tuangku Imam Bonjol, Teuku Umar, serta
masih banyak lagi yang mengobarkan semangat jihad dalam mengusir dan membuat
hengkang para penjajah dari Bumi pertiwi ini. Begitupun dengan resolusi jihad yang di
kumandangkan Oleh KH, Hasyim Asy‟ari. Munculnya resolusi jihad pada 22 Oktober
1945 erat kaitannya dengan kedatangan sekutu (Inggris) ke Indonesia yang tujuan
awalnya melucuti persenjataan jepang yang kalah dalam perang dunia II dan
memulangkan mereka ke Negara asal mereka yaitu Jepang.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MATERI KE-IPNU IPPNU-AN

A. Sejarah IPNU
IPNU adalah salah satu organisasi di bawah naungan Jamiyyah Nahdlatul Ulama,
tempat berhimpun, wadah komunikasi, wadah aktualisasi dan wadah yang merupakan
bagian integral dan potensi generasi muda Indonesia secara utuh.Oleh karena itu
keberadaan IPNU memiliki posisi strategis sebagai wahana kaderisasi pelajar NU
sekaligus alat perjuangan NU dalam menempatkan pemuda sebagai sumberdaya insani
yang vital, yang dituntut berkiprah lebih banyak dalam kancah pembangunan bangsa dan
negara dewasa ini. IPNU adalah singkatan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, yang
didirikan pada tanggal 24 Februari 1954 M / 20 Jumadil Akhir 1373 H di Semarang
ketika diadakannya kongres LP Ma‟arif NU dengan para pendirinya antara lain:
1. Tholhah Mansyur ( Jogja )
2. Sofwan Kholil ( Jogja )
3. Abdul Aziz ( Jombang)
4. Abdul Hadi ( Kediri )
5. Ahmad Budairi ( Malang )
6. Abdul Ghoni ( Semarang ) dll.

Tujuan IPNU itu sendiri yaitu dengan Terbentuknya putra-putra bangsa yang
bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan
serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat agama Islam menurut
faham Ahlussunah Wal Jamaah yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Selain hal
di atas yang harus diketahui oleh warga IPNU adalah :

1. Aqidah dan Asas IPNU


IPNU beraqidah Islam yang berhaluan Ahlussunah Waljamaah dengan mengikuti
salah satu madzhab empat : Syafi‟i, Maliki, Hanafi dan Hanbali. IPNU berasaskan
Pancasila.
2. Sifat dan Fungsi
Dalam Bab III pasal 5 Peraturan Dasar IPNU, tentang sifat disebutkan bahwa
IPNU bersifat keterpelajaran, kekeluargaan, kemasyarakatan dan keagamaan.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

Dalam Bab III pasal 6 Peraturan Dasar IPNU, tentang fungsi disebutkan bahwa
fungsi IPNU sebagai:
a. Wadah berhimpun Putra Nahdlatul Ulama untuk melanjutkan semangat nilai-
nilai Nahdliyah.
b. Wadah komunikasi Putra Nahdlatul Ulama untuk menggalang ukhuwah
islamiyah
c. Wadah aktualitas Putra Nahdlatul Ulama dalam pelaksanaan dan
pengembangan.
d. Wadah kaderisasi Putra Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader
bangsa

Sebelum IPNU lahir pada tahun 1954 di Semarang, didahului dengan lahirnya
beberapa organisasi serupa di kota-kota besar yang merupakan cikal bakal lahirnya IPNU
dikemudian hari yang antara lain:

1. Tsamratul Mustabidin ( 1939 )


2. Persono (Persatuan Murid NO, 1941 )
3. IMUNU (Ikatan Murid NU, 1945 )
4. Subahul Muslimin di Medan (1945 )
5. Ijtimatul Tholabiyah di Medan ( 1945 )
6. Ikatan Mubaligh NU di Semarang ( 1950 )
7. IPINO ( Ikatan Pelajar Islam NO )

Sejak muktamar NU di Bandung tahun 1967, IPNU menjadi badan otonom NU


dan pada Kongres IPNU X yang diselenggarakan di Jombang 29 Januari – 01 Februari
1988 IPNU berubah dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul
Ulama.

Sejalan dengan perkembangan politik (UndangUndang Keormasan No. 8 tahun


1985) dan relevansi dari tuntutan kehidupan masyarakat yang semula IPNU (pelajar)
secara esensial perubahan tersebut menuntut adanya gagasan baru yang sejalan dengan
gerak organisasi yang secara otomatis telah merubah orientasi IPNU dari Pelajar ke
Putra. Perubahan nama tersebut merupakan langkah yang tepat, apalagimengingat bahwa
NU dalam muktamar ke 27 tahun 1984 memutuskan untuk kembali ke khittoh 1926.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

B. ARTI LAMBANG IPNU


Dalam bab V pasal 9 Peraturan Dasar IPNU, tentang lambang IPNU disebutkan:
Lambang organisasi berbentuk bulat,Warna dasar hijau, berlingkar kuning ditepinya
dengan diapit 2 lingkaran putih. Di bagian atas tercantum huruf IPNU dengan 3 garis
lurus pendek yang satu di antaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya
semuanya berwarna putih.
Di bawahnya terdapat bintang Sembilan, lima terletak sejajar yang satu di
antaranya lebih besar terletak di tengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit
membentuk sudut segitiga, semua berwarna kuning. Di antara bintang yang mengapit,
terdapat dua kitab dan dua bulu angsa bersilang berwarna putih.

a. Lambang organisasi berbentuk bulat, berarti kontinuitas


b. Warna dasar hijau tua, berarti subur
c. Warna kuning melingkar, berarti hikmah dan citacita yang tinggi
d. Warna putih yang mengapit warna kuning, berati suci
e. Sembilan bintang melambangkan keluarga Nahdlatul Ulama, yaitu:
 Lima bintang di atas yang satu besar di tengah melambangkan Nabi
Muhammad, dan empat lainnya di kanan dan kirinya melambangkan
khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khotob, Ustman bin Affan dan Ali
bin Abi Tholib)
 Empat bintang berada di bawah melambangkan madzhab empat, yaitu
Hanafi, Maliki, Syafi`i dan Hambali
f. Kata IPNU dicantumkam di bagian atas yang menunjukkan nama organisasi
g. Tiga titik di antara kata IPNU bermakna Islam, Iman, dan Ihsan.
h. Enam strip pengapit huruf IPNU, berati rukun iman

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

i. Dua kitab di bawah bintang berarti al-Qur`an dan al-hadits


j. Dua bulu angsa bersilang di bawah kitab berarti sintesa antara ilmu umum dan
ilmu agama.
C. Sejarah IPPNU
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama‟ pertama kali berdiri berawal dari pesantren,
dengan pendirinya yaitu Umroh machfudhoh, Atika Murtadloh, Latifah Hasyim, Romlah
dan Basyiroh Saimuri. IPPNU ini didirikan tidak hanya semata-mata berdiri, namu juga
tedapat dasar pemikiran yang mengambil peran penting akan berdirinya IPPNU, yaitu:
1. Muktamar NU ke-20 tahun 1954
2. “IPNU adalah satu-satunya pelajar putra NU dan untuk perempuan harus ada
organisasi yang terpisah”
3. Konferensi Panca daerah (28 Februari – 5 Maret 1955) Lima cabang IPNU Putri
(Surakarta, Malang, Lumajang, Kediri, Yogyakarta)
4. 2 Maret 1955/ 8 Rojab 1374 H adalah hari deklarasi IPNU Putri (kelak IPPNU)

Tujuan IPPNU yaitu Terbentuknya kesempurnaan pelajarputri Indonesia yang


bertaqwa, berakhlaqul karimah, berilmu dan berwawasan kebangsaan.

1. Aqidah dan Asas IPPNU, IPPNU beraqidah Islam menurut faham ahlus sunnah
waljamaah dan mengikuti salah satu madzab: Hanafi, Maliki, Syafi‟i dan
Hambali. IPPNU berasaskan Pancasila
2. Sifat IPPNU Organisasi kepelajaran, kemasyarakatan dan keagamaan yang
bersifat nirlaba.
3. Fungsi IPPNU
 Wadah berhimpun pelajar Putri Nahdlatul Ulama umtuk melanjutkan
nilai-nilai dan cita-cita pejuangan NU
 Wadah komunikasi, interaksi dan integrasi pelajar putri NU untuk
menggalang ukuwah islamiyah dan mengembangkan syiar islam
ahlussunnah wal jama‟ah
 Wadah keilmuan
 Wadah kaderisasi NU pada basis pelajar putri untuk mempersiapkan
kader-kader bangsa

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

D. LAMBANG IPPNU

Makna Lambang IPPNU


a. Lambang organisasi segitiga sama kaki.
b. Warna dasar hijau bergaris berwarna kuning yang diapit dua warna putih
ditepinya.
c. Isi lambang: Bintang sembilan, yang satu besar terletak diatas, empat menurun
disisi kiri dan empat lainnya menurun disisi kanan dan berwarna kuning. Dua
kitab dan dua bulu ayam bersilang berwarna putih, dua bunga melati di sudut
bawah berwarna putih.
d. Dibawah dua bulu dan diantara dua bunga melati terdapat tulisan IPPNU dengan
titik diantara hurufhurufnya berwarna putih.

Arti Lambang IPPNU:

a. Warna hijau: kebenaran, warna kuning: kejayaan dan himmah / cita-cita yang
tinggi, warna putih: kesucian.
b. Bentuk segi tiga: Islam – Iman – Ikhsan
c. Dua garis tepi: 2 Kalimat Syahadat
d. Sembilan bintang: Lambang keluarga besar NU
 1 bintang yang besar diatas: Nabi Muhammad SAW
 4 bintang menurun di sisi kanan: Khulafaur Rosyidin, yaitu sahabat: Abu
bakar Ashidiq, Umar bin Khotob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
Tholib RA.
 4 bintang menurun di sisi kiri: 4 madzhab, yaitu Imam Hanafi, Imam
Hambali, Imam Syafi‟i, dan Imam Maliki ra.
e. Dua kitab: Al-Qur‟an dan Al-Hadits

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

f. Bulu: Lambang ilmu, 2 bulu bersilang: aktif menuntut ilmu agama dan ilmu
umum, aktif membaca dan menulis.
g. Dua bunga: sintesis / perpaduan ilmu agama dan ilmu umum
h. Lima titik diantara huruf IPPNU: Rukun Islam.
E. Hubungan IPNU dan IPPNU dengan ORMAS Lain
1. Hubungan IPNU dan IPPNU dengan NU
a. Sebagai perangkat dan Badan Otonom NU, secara kelembagaan memiliki
kedudukan yang sama / sederajat dengan Badan Otonom lainnya (pasal 13 ayat
4 ART NU).
b. Sebagai anggota pleno Syuriah (pasal 14 avat 3)
c. Sebagai anggota pleno Tanfidziyah (pasal 14 ayat 5)
d. Sebagai anggota gabungan Syuriah dan Tanfidziyah NU ( pasal 14 ayat 7 )
2. Hubungannya dengan Badan Otonomi lain
Dalam upaya mengenergikan Perjuangan misi dan visi NU ke depan, maka
IPNU dan IPPNU perlu mempercepat kerjasama dan menjalin koordinasi yang baik
dengan Badan Otonom lain serta memperjelas posisi IPNU dan IPPNU di semua
tingkatan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan bidang garapannya masing-
masing.
3. Ekstern
IPNU dan IPPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang memiliki
tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan Nahdlatul
Ulama serta Cita-cita bangsa Indonesia.

Berangkat dari abstraksi ke-IPNU dan IPPNU-an, seperti diuraikan di atas ada
beberapa catatan yang harus digaris bawahi, bahwa agar NU tetap eksis akan banyak
ditentukan oleh kiprah warga NU itu sendiri, sejauh mana IPNU dan IPPNU dapat
mengaktualisasikan diri dalam berbagai bentuk, baik wawasan, ide maupun
keterlibatannya dalam ikut memikirkan dan menyelesaikan masalah-masalah
kebangsaan, yang semuanya itu hanya akan maupun diwujudkan dengan 3 ( tiga ) pilar:

 Kualitas pengurus (kader)


 Kualitas organisasi
 Kualitas program-program kerjanya

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

F. Struktur Kepengurusan IPNU dan IPPNU


1. Struktur Singkatan Tingkat Periodesasi IPNU Dan IPPNU
a. PP (Pimpinan Pusat) tingkat Ibu Kota. Masa jabatan 3 Tahun
b. PW (Pimpinan Wilayah) tingkat Propinsi. Masa jabatan 3 Tahun
c. PC (Pimpinan Cabang) tingkat Kabupaten/Kota. Masa jabatan 2 Tahun
d. PAC (Pimpinan Anak Cabang) tingkat Kecamatan. Masa jabatan 2 Tahun
e. PK (Pimpinan Komisariat) tingkat Sekolah/Ponpes/PT. Masa jabatan 1 Tahun
f. PR Pimpinan Ranting tingkat Desa/kelurahan. Masa jabatan 2 Tahun.
2. Permusyawaratan IPNU dan IPPNU
a. KONGRES
b. KONGRES LUAR BIASA
c. RAKERNAS ( Rapat Kerja Nasional )
d. KONBES ( Konferensi Besar )
e. RAPIMNAS ( Rapat Pimpinan Nasional )
f. KONWIL ( Konferensi Wilayah )
g. KONFERENSI WILAYAH LUAR BIASA
h. RAKERWIL ( Rapat Kerja Wilayah )
i. RAPIMWIL ( Rapat Pimpinan Wilayah )
j. KONCAB ( Konferensi Cabang )
k. KONFERENSI CABANG LUAR BIASA
l. RAKERCAB ( Rapat Kerja Cabang )
m. RAPIMCAB ( Rapat Pimpinan Cabang )
n. KONFERANCAB ( Konferensi Anak Cabang )
o. KONFERENSI ANAK CABANG LUAR BIASA
p. RAPAT KERJA ANAK CABANG
q. RAPAT PIMPINAN ANAK CABANG
r. RAPAT ANGGOTA
s. RAPAT KERJA ANGGOTA

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MATERI KEORGANISASIAN

Filosofi

 “Bekerjalah dengan struktur yang rapih, seperti bangunan yang kokoh.” (Q.S. As-Shaf
64:1)
 “Kebaikan yang tidak terorganisir bisa dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir.”
(Ali bin Abi Thalib)
 “Berpegang teguhlah dengan mengikat tali kebersamaan.” (Q.S. Ali-Imran 3: 103)
 “Serahkan suatu pekerjaan pada ahlinya, kalau tidak tunggulah kehancurannya.”
(Hikmah)

Organisasi:

 Organisasi bukanlah pasar apalagi bazaar. Ada sebilangan orang, ada pemimpin dan
ada tujuan bersama yang hendak dicapai.
 Filosofi Shalat Berjamaah: ada pemimpin dan ada yang dipimpin; shaf yang rapat dan
lurus; kriteria pemimpin yang fasih, hapalan dan pengetahuan keagamaannya luas,
berpengalaman.
 Filosofi Angkutan Kota: ada kumpulan orang, ada kerja sama, ada tujuan, ada
pemimpin (Man, Money, Method, Machine, Material, Market).

Manajemen:

 Shalat Berjamaah: imam berada di depan makmum; imam mengingatkan makmum


ihwal kerapihan shaf; makmum mengingatkan iman ketika melakukan kesalahan;
makmum tidak boleh mendahului imam; makmum yang berada tepat di belakang
imam harus memiliki kriteria imam.
 Angkutan Kota: angkot memiliki pernyataan tujuan (vision statement) karena tujuan
akan menentukan trayek; supir lebih sering melihat ke depan (visioner) dibanding
melihat spion ke belakang (menyesali masa lalu/bercermin pada pengalaman); supir
mengatur gas (semangat, ambisi) rem (ideologi, norma) dan kemudi (tujuan).

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

A. Pengertian
Secara harfiah atau lughot organisasi berasal dari bahasa yunani Organa yang
menurut bahasa latin Organom. Sedangkan menurut bahasa inggris Organition, menurut
bahasa belanda Organisatie, kesemuanya mempunyai arti kumpulan.
Secara definisi atau istilah organisasi menurut para ahli ialah:
1. John M. Gaus “organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang untuk dapat
memungkinkan tercapai banyak tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas
dan tanggung jawab.
2. G.R. Terry :Organisasi berasal dari kata Organism yaitu suatu struktur yang
dengan bagian-bagian yang sedemikian rupa di integrasi sehingga hubungan
antara satu sama lain saling dipengaruhi dan mempengaruhi hubungan mereka
secara keseluruhan.
3. Menurut Stephen P. Robbins pengertian organisasi adalah kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
4. Menurut James D. Mooney pengertian organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mewujudkan tujuan bersama.
5. Menurut Chester I. Bernard definisi organisasi adalah suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Berdasarkan unsur-unsur dasar ini sekedar sebagai pegangan dapatlah


dirumuskan definisi yang lebih mendekati praktek organisasi sehari-hari sebagai berikut :
“Organisasi adalah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.”.

Unsur-unsur organisasi menurut Wursanto (2003:54) terdiri dari:

1. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi sering disebut dengan istilah


pegawai atau personil.
2. Kerja sama, maksudnya adalah suatu perbuatan bantu membantu atau suatu
perbuatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
3. Tujuan bersama, merupakan arah atau sasaran yang ingin dicapai dan juga
menggambarkan apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-


peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (equipment), terdiri dari semua sarana yang berupa materi, mesin-
mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/ bangunan/kantor).
5. Lingkungan (environment)
6. Kekayaan alam, misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca, flora, dan fauna.
7. Kerangka atau konstruksi mental organisasi, berupa prinsip-prinsip organisasi.

Adapun prinsip organisasi yang dikemukakan Syamsi (1994:14) yaitu:

1. Perumusan tujuan dengan jelas (formulation of the objectives). Setelah tujuan


ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan tersebut dengan
rinci dan jelas, termasuk juga jelas batas-batasnya. Perumusan tujuan tersebut
dalam prakteknya dijabarkan dalam tugas pokok.
2. Pembagian tugas pekerjaan (division of works). Adanya pembagian kerja bisa
membantu dalam memperingan tugas koordinasi dimana pembagian tugas kerja
ini dapat melancarkan pengawasan dan juga menghemat biaya.
3. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (delegation of authorithy and
responsibility). Untuk dapat menjalankan tugas dengan baik, maka para petugas
atau pejabat harus dilimpahi wewenang. Sebagai konsekuensi itu harus disertai
pertanggungjawaban yang sepadan. Wewenang yang dilimpahkan itu meliputi
wewenang untuk menjalankan tugasnya, wewenang untuk memerintah
bawahannya dan wewenang untuk menggunakan fasilitas yang dibutuhkan.
4. Banyaknya tingkat hierarkis (level of hierarchy). Yang dimaksud dengan
tingkatan hierarki disini adalah banyaknya tingkatan unit kerja dalam suatu
organisasi. Sebaiknya jangan terlalu banyak karena perintah dari pucuk pimpinan
harus sampai juga pada unit kerja yang paling bawah.
5. Rentangan pengawasan (span of control). Yang dimaksud dengan rentangan
pengendalian adalah banyaknya bawahan yang sebaiknya masih bisa diawasi
dengan baik.
6. Memahami akan tugas masing-masing dan kaitan tugas secara keseluruhan
(understanding by the individual of his own task and the task of the whole).
Masing-masing unit kerja memang mempunyai tugas tertentu. Namun, jangan
sampai merasa bahwa unit kerjanya saja yang paling penting sedangkan unit kerja
lainnya hanya dianggap sebagai pelengkap saja.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

B. Manfaat dan Fungsi Organisasi


Dari sedikit uraian diatas kita paling tidak mempunya gambaran setelah kita
berorganisasi lalu mengapa manusia harus berorganisasi, untuk mengetahui hal itu maka
perlu mengetahui fungsi organisasi dalam kehidupan kita sebagai elemen masyarakat.
Secara ringkas fungsi organisasi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana komunikasi antar manusia (human relation)
2. Sebagai alat untuk mencapai tujuan bersama.
3. Sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dari anggota
organisasi.

Manfaat organisasi untuk para anggotanya, diantaranya adalah:

1. Memudahkan tercapainya tujuan bersama


2. Melatih mental seseorang agar lebih baik
3. Memudahkan pemecahan masalah
4. Melatih kepemimpinan seseorang
5. Pergaulan menjadi lebih luas
6. Menambah wawasan para anggota organisasi
7. Membentuk karakter seseorang
8. Ajang pembelajaran bagi para anggota
C. Prinsip-prinsip Organisasi
Prinsip organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui dan
dilakukan, ibarat rumah prinsip merupakan tiangnya, prinsip tersebut adalah:
1. Memiliki tujuan atau rumusan yang jelas
2. Setiap anggota memahami dan menerima tujuan tersebut
3. Adanya kesatuan arah atau persepsi
4. Adanya suatu perintah atau komando
5. Adanya keseimbangan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
anggota
6. Adanya pembagian tugas / job description
7. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja
8. Adanya transportasi yang cukup
9. Garis kekuasaan tanggung jawab serta hirarki tata kerjanya tergambar dalam
struktur organisasi.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

D. Macam-macam Organisasi
Macam organisasi apabila diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Atas dasar usia
a. Pelajar, Remaja, Pemuda pemula (IPNU-IPPNU, IRM, PII)
b. Mahasiswa, (PMII, HMI, GMNI)
c. Pemuda dewasa (GP.ANSOR, PMM, KNPI, FKPPI, Pemuda
Muhammadiyah)
2. Organisasi Politik
a. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
b. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
c. Partai Golongan Karya (GOLKAR), dll.
3. Organisasi Profesi
a. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
b. Persatuan Pengusaha Indonesia (PPI)
c. Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dll.

Adapun tujuan organisasi kemasyarakatan adalah sesuai dengan tujuannya


masing-masing. Dalam mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD‟45, wadah persatuan Negara RI bab III pasal 5,6 dan 7 berisi tentang
hak dan kewajiban organisasi kemasyarakatan berfungsi:

1. Sebagai wadah penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingannya


2. Wadah pengembangan dan pembinaan anggotanya dengan berusaha mewujudkan
tujuan nasional.
3. Wadah peran serta dalam mensukseskan pembangunan
4. Sarana penyalur aspirasi anggota dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal
balik anggota dan antar ormas dengan organisasi kekuatan politik badan
perwakilan rakyat pemerintah.

Hak-hak organisasi kemasyarakatan antara lain:

1. Melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan


2. Mempertahankan hak hidup organisasi sesuai dengan tujuan organisasi

Kewajiban organisasi kemasyarakatan adalah:

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

1. Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


2. Menghayati, mengamalkan dan mengamankan pancasila serta UUD‟45 serta
murni dan konsekwen
3. Memelihara persatuan dan kesatuan

Dalam sebuah organisasi untuk melaksanakan programprogramnya diperlukan


kepanitiaan agar kegiatannya dapat terlaksana sesuai dengan target yang ingin dicapai,
oleh karenanya di butuhkan mangemen yang baik agar kepanitiaan berjalan sesuai yang
direncanakan.
Manajemen Kepanitian

1. Planning (perencanaan)
a. Format kegiatan
b. Analisa kebutuhan (idealis, terlaksana, taktis)
c. Teknis pelaksanaan
d. Tujuan pelaksanaan (visi dan misi)
e. Obyek kegiatan
2. Organiting (pengorganisasian)
a. Pembentukan struktur kepanitiaan : SC, OC (Stering Comite, Organiting
Comite)
b. Job description (Pembagian tugas)
3. Actuating (pelaksanaan)
a. Administratif
 Surat pengangkatan panitia
 Surat perlengkapan panitia + job description
 Surat musyawarah
 Surat chek akhir
 Surat pemberitahuan yang terkait kegiatan
 Surat permohonan bantuan
 Pembuatan proposal
 Dan lain-lain yang (dipandang perlu)
b. Penggalian dana
c. Pengembangan opini
d. Operasional job description

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

e. Kegiatan / pelaksanaan
4. Controling (pengontrolan /pengecekan):
Time Schedule (jadwal Waktu Kerja) Rapat kepanitian
 Pembuatan proposal
 Penggalian dana
 Chek kegiatan setting kegiatan
 Protokoler
 Pelaksanaan kegiatan
 Klarifikasi
 Evaluasi kegiatan (Persiapan, Pelaksanaan, Hasil)
5. Evaluating (evaluasi): Laporan pertanggung jawaban, Pembubaran kepanitiaan.

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

MATERI KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

A. DEFINISI
Kepemimpinan (leadership) adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan

B. UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN :
1. Pemimpin / Atasan
 Mempunyai wewenang untuk memimpin
 Mendelegasikan tugas
2. Anggota / Subordinate / Bawahan
 Membantu pemimpin sesuai tugasnya
3. Misi – Tujuan – Target
 Direalisasi sesuai landasan budaya/filosofi organisasi

C. GAYA KEPEMIMPINAN
Tiga gaya kepemimpinan:
1. Memaksa (autocratic, otoriter)
 Pemimpin mengambil keputusan, anggota harus
mentaatinya
 Untuk anggota baru, tidak disiplin, prestasi menurun
 Untuk memulai usaha baru, usaha dalam kondisi kritis
2. Terpimpin (democratic, consultative)
 Pemimpin dan anggota bersama-sama membuat pemecahan masalah
 Anggota mengungkapkan gagasan, pemimpin mengarahkan
3. Bebas (free-rein, participative)
 Anggota diberi kebebasan mengembangkan kreasinya
 Untuk anggota berketrampilan tinggi, cerdas, bermotivasi tinggi

D. WEWENANG/KEKUASAAN (POWER)
Wewenang digunakan untuk mengarahkan dan menerangkan peranan /
tanggungjawab seseorang. Jenis-jenis Wewenang/kekuasaan:

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

1. Wewenang Struktural
 karena jabatan dalam organisasi
2. Wewenang Kearifan (Karismatik)
 karena memiliki sikap dan perilaku positif, pengetahuan, kemampuan dan
pengalaman
3. Wewenang Moral
 karena memiliki integritas, bermoral baik, berada di tengah
anggota terutama saat ada masalah
4. Wewenang Reputasi
 karena prestasi masa lalu
5. Wewenang Jasmaniah
 Karena bentuk atau penampilan fisik seseorang baik yang nyata maupun
kesan yang terpantul darinya
 Semakin banyak jenis wewenang yang dimiliki seorang pemimpin maka
semakin BAIK
 Pemimpin yang baik menggunakan kewenangan secara CERDAS dan PEKA
sehingga menjadi sangat berwenang tanpa sewenang-wenang
 Menjadi pemimpin bukan berarti mendapatkan hak untuk MEMERINTAH,
tetapi justru kewajiban memberi TELADAN KUALITAS sehingga orang lain
bisa menerima perintahnya tanpa merasa direndahkan
 Kepemimpinan adalah TINDAKAN, bukan KEDUDUKAN

E. KARAKTERISTIK PRIBADI PEMIMPIN


1. Memiliki kecerdasan cukup tinggi
2. Memiliki kecakapan berkomunikasi
3. Memiliki kecakapan mendidik
4. Emosi terkendali
5. Memiliki motivasi berprestasi
6. Memiliki kepercayaan diri
7. Memiliki ambisi

F. CARA MEMOTIVASI BAWAHAN


1. Tegurlah tapi jangan kasar

Modul Masa Kesetiaan Anggota


PAC IPNU-IPPNU WRINGINANOM

2. Pekalah terhadap manusia


3. Bijaksana terhadap hal-hal sensitif dibawah ini:
 Jangan remehkan seorang bawahan
 Jangan kritik bawahan didepan orang lain
 Sekali-kali beri perhatian penuh bawahan
 Jangan mementingkan diri sendiri dan bawahan berpikir demikian
 Jangan memunculkan anak emas
 Selalu berusahalah mengembangkan bawahan
 Mengertilah hal-hal kecil namun sangat menyentuk bawahan
 Jangan membanggakan diri di hadapan bawahan
 Jangan racuni iklim kerja yang sudah baik karena adanya seorang bawahan
yang kurang berprestasi
 Jangan terombang-ambing dalam mengambil keputusan

Modul Masa Kesetiaan Anggota

Anda mungkin juga menyukai