Anda di halaman 1dari 21

MODUL

MASA KESETIAAN ANGGOTA


(MAKESTA)

1 Belajar, Berjuang, Bertaqwa

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN

2020

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan


oleh PAC IPNU IPPNU Kec. Kradenan dalam rangka mengantarkan calon anggota dari
kehidupan individu ke dalam kehidupan sosial (organisasi) dan merupakan wahana orientasi
dalam kehidupan berorganisasi dan merupakan pengkaderan tahap awal menuju perekrutan
dan pengenalan anggota terhadap organisasi IPNU-IPPNU yang diadakan di tingkat
kecamatan.

Berkenaan dengan kegiatan tersebut, kami telah menerbitkan modul Masa Kesetiaan
Anggota (Makesta) PAC IPNU IPPNU Kec. Kradenan tahun 2020. Modul ini berisi informasi
mengenai gambaran umum materi-materi yang disampaikan selama kegiatan.

Harapannya dengan adanya modul ini peserta lebih mudah dalam menangkap materi serta
mampu mendalami lebih dalam mengenai materi yang belum jelas ketika disampaikan oleh
pemateri.

Ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang ikut berperan dalam penyelesaian modul
Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) PAC IPNU IPPNU Kec. Kradenan tahun 2020 ini. Kami
mengucapkan selamat mengikuti serangkaian kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta)
PAC IPNU IPPNU Kec. Kradenan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


2 Belajar, Berjuang, Bertaqwa

Blora, Januari 2020

Penyusun

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


DAFTAR ISI

PENGANTAR......................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3

1. AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH........................................................................................4

2. KE-NU-AN.......................................................................................................................... 7

3. KE-IPNU DAN KE-IPPNU-AN..........................................................................................11

4. KEORGANISASIAN......................................................................................................... 16

5. KEPEMIMPINAN.............................................................................................................. 17

MARS IPNU......................................................................................................................... 20

MARS IPPNU....................................................................................................................... 20

3 Belajar, Berjuang, Bertaqwa

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH

A. Pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah

Kalimat Ahlussunnah wal Jama’ah berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari tiga kata
yaitu:

1. Ahlun artinya: golongan, keluarga, kelompok.


2. Assunnah artinya: sesuatu yang berasal dari Rasulullah Saw. baik barupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan nabi.
3. Al-Jama’ah artinya: jamatus shohabah, khulafaurrasyidin, assawwadul ‘adhom
(golongan mayoritas islam)

Jadi pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah ialah: golongan pengikut ajaran Islam yang
murni sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw., bersama para sahabat-
sahabatnya dan para salafus shalih.

B. Asal Mula Istilah Ahlussunnah wal Jama’ah

Istilah Ahlussunnah wal Jama’ah dengan pengertian di atas berasal dari hadits
Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani sbb: Yang artinya: “telah
berpecah belah umat Yahudi atas 71 golongan dan telah berpecah belah umat Nasrani
atas 72 golongan dan akan berpecah belah umatku menjadi 73 golongan, yang selamat
diantara mereka hanya satu, sedangkan sisanya binasa” sahabat bertanya: “siapakah
yang selamat itu?” Nabi menjawab: “Ahlussunnah wal Jama’ah” sahabat bertanya lagi:
4 “Apakah Ahlussunnah wal Jama’ah itu?” Nabi menjawab :Belajar, Berjuang,
“apa yang Bertaqwa
aku perbuat hari
ini dan para sahabatku”.

C. Latar Belakang Kelahiran Ahlussunnah wal Jama’ah

Pada masa Rasulullah Saw. masih hidup, di kalangan umat Islam kala itu, nyaris tak
ada permasalahan yang berkepanjangan, sebab, Rasulullah selalu dapat
menyelesaikannya dengan baik. Namun, setelah Rasulullah wafat, berbagai
permasalahan timbul di kalangan umat Islam waktu itu, dan tak jarang mengakibatkan
pertentangan yang serius di antara umat Islam. Sebagai bukti seriusnya pertentangan
itu adalah wafatnya Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib yang
dibunuh. Persoalan ini memang persoalan politik, tetapi pada akhirnya merembet pada
persolan akidah, peristiwa inilah yang sering disebut dengan Alfitnatul Qubro.

Sebagai buntut dari pertentangan antar umat Islam tadi, lahirlah berbagai kelompok
politik yang berkembang menjadi aliran kalam. Hal ini disebabkan dari perdebatan antar
kelompok mengenai siapa yang salah, siapa yang benar, siapa yang masuk surga,
siapa yang masuk neraka dan seterusnya.

Pada saat umat Islam sedang kebingungan dikarenakan pergolakan pemikiran politik
dan kalam ini, ada sekelompok orang yang tidak terlibat dengan pertentangan politik
dan masih berpegang teguh pada ajaran tauhid yang telah ditegakkan oleh Rasulullah
SAW., mereka inilah para pengamal substansi ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah, meski
saat itu belum terlembagakan, namun kelompok ini jumlahnya mayoritas. Para tokoh

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


pengamal ajaran yang belum bernama Ahlussunnah wal Jama’ah ini di antaranya, Abu
Musa Al-Asy’ari, Hasan Al-Basri (wafat 110 H) dll.

Ajaran Aswaja ini, terlembagakan pada masa Imam Al-Asy’ari (260-324 H) dan Imam
Al-M’aturidi (248-333 H). kedua imam ini saling berjauhan, dan tidak pernah bertemu
secara langsung, Imam Asy’ari berada di Basrah dan Imam Ma’turidi di Khurasan.
Namun, keduanya sama-sama memperjuangkan faham kalam Ahlussunnah wal
Jama’ah dengan doktrin sifat-sifat Allah yang populer dengan sifat 20 atau sifat 13.

Para pengikut kedua Imam ini, kemudian menyebarluaskan ajaran Islam ahlussunnah
wal jama’ah ini, sehingga samapai ke Indonesia dan umat Islam di berlahan dunia lain,
karena faham ini yang mayoritas dipegang oleh umat Islam di dunia.

D. Prinsip Sikap Ahlussunnah wWal Jama’ah

Sebagai gerakan pemelihara kemurnian ajaran islam, kaum Ahlussunnah wal Jama’ah
selalu berpedoman kepada prinsip-prinsip antara lain sebagi berikut :

1. Tawasuth (Moderat)
Dengan prinsip ini kita akan selalu mejadi kelompok yang dapat diterima oleh semua
pihak dan selalu menghindari segala bentuk pendekatan bersifat ekstrem.

2. I’tidal (Adil / Tegak Lurus)


Dengan sikap I’tidal kita harus berpegang kepada norma-norma yang sudah kita
yakini kebenarannya dan menghindarkan diri dari segala bentuk penyimpangan.
5 Belajar, Berjuang, Bertaqwa
3. Tasamuh (Toleran)
Apabila terjadi perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan maupun
dalam persoalan kemasyarakatan dan kebudayaan kita harus berlapang dada, tidak
terburu-buru menerima atau menolak pendapat orang lain. Namun terhadap sesuatu
yang sudah kita yakini kebenarannya kita harus berpegang kepada keyakinan kita.

4. Tawazun (Seimbang)
Sikap ini memberikan tuntunan kepada kita agar selalu menjunjung tinggi syariat dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dengan prinsip keseimbangan.
Seimbang antara dunia dan akhirat.

E. Dasar Berpijak Ahlussunnah wal Jama’ah

Ahlussunnah wal jama’ah adalah golongan pengikut ajaran islam yang selalu
berpegang teguh pada :

1. Al Qur’an
Karena islam adalah wahyu yang bersumber dari Allah sedangkan Al Qur’an adalah
firman Allah, maka sudah tentu pedoman hidup kita harus berpegang teguh kepada
kitabullah.

2. Sunnah Rosul

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


Al Qur’an bersifat global dan tidak rinci, karena itu Rasulullah diberi tugas untuk
menjelaskan secara gambling agar umatnya dapat mengerjakan perintah Allah
secara benar.

3. Ijma’ Para Sahabat


Golongan Ahlussunnah wal Jama’ah selalu berpegang teguh pada sunnah sahabat
karena beberapa pertimbangan antara lain:

a. Para sahabat hidup sezaman dengan Rasulullah, sehingga mereka mendenga


langsung sabda Rasulullah, melihat dan menghayati.
b. Banyak hadits yang menjelaskan kemampuan para sahabat dalam menghayati
dan mengamalkan ajaran islam bahkan menganjurkan umat Islam untuk
mengikuti jejak langkah para sahabat.

4. Qiyas (Analogi)
Qiyas adalah menetapkan hukum suatu perbuatan yang belum ada ketentuan
hukumnya berdasarkan suatu hukum yang sudah ditentukan nashnya, karena
persamaan antara keduanya.

6 Belajar, Berjuang, Bertaqwa

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


KE-NU-AN

A. Sejarah Berdirinya NU

Jam’iyah Nahdlatul Ulama berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H., bertepatan dengan
31 Januari 1926 M. di Surabaya. Pendirinya adalah KH. Wahab Hasbullah, KH. Hasyim
Asy’ari, KH. Bisri Jombang, KH. Ridwan Semarang dll.

Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama tidak bisa dilepaskan dari keadaan umat
Islam Indonesia saat itu, hal ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, umat Islam
Indonesia pada saat itu sedang berada dalam cengkraman kaum penjajah Belanda,
sehingga ketentraman umat Islam dalam menjalankan ibadah banyak terganggu, sebab
hak-hak mereka dirampas oleh kaum penjajah. Kedua, munculnya gerakan pembaruan
Islam yang berfaham wahabi, dengan menentang tradisi umat Islam yang sudah sejak
lama ada di Indonesia, sebagai warisan dari para wali. Mereka beranggapan bahwa
keislaman masyarakat Nusantara waktu itu belum sempurna, karena penuh dengan
praktek-praktek takhayul, bid’ah dan khurafat. Tuduhan syirik pun tak jarang
dialamatkan pada umat Islam Indonesia yang berpegang pada tradisi. Bukan hanya itu,
mereka juga telah membentuk kekuatan melalui pendirian organisasi-organisasi yang
berfaham wahabi.

Selain kedua faktor yang terjadi di Indonesia tadi, ada juga faktor internasional, yaitu;
kebijakan Raja Abdul Aziz bin Suud (Saudi Arabia) yang mematenkan satu faham
keagamaan saja, yaitu wahabi, dengan melakukan pelarangan bermadzab, larangan
7 berziarah ke makam Syuhada’ dan makam Rasulullah (Bahkan mereka bermaksud
Belajar, Berjuang, Bertaqwa
menghancurkan kubah hijau makan Rasulullah Saw. di Madinah), berdoa, bertawasul
dilarang keras, tidak boleh membaca sholawat Dalailul Khoirot sebab kesemuanya
dipandang sirik dan bid’ah. Parahnya lagi, raja ini bermaksud mengadakan Muktamar
Khilafah untuk mengukuhkan dirinya, menggantikan Daulah Usmaniyah, sebagai pusat
kekuasaan Islam. Umat Islam dari seluruh dunia diundang, termasuk juga Indonesia.

Delegasi Indonesia diwakili oleh tokoh Syarikat Islam, Muhammadiyah dan dari
kalangan pesantren. Namun dari kalangan pesantren, ditolak, sebab tidak mewakili
organisasi. Padahal kalangan pesantren sangat berkepentingan dalam muktamar itu,
mereka akan mengusulkan kepada raja Suud, agar memberikan kebebasan dalam
bermadzhab. Oleh karena itu, KH. Wahab Hasbullah, mengumpulkan tokoh-tokoh
pesantren se-Jawa dan Madura, yang menghasilkan keputusan untuk membentuk
Komite Hijaz sebagai utusan resmi dari kalangan pesantren.

KH. Hasyim Asyari menyarankan agar Komite Hijaz ini tidak hanya untuk sekedar
urusan muktamar saja, tetapi dikembangkan menjadi organisasi permanen untuk
memperjuangkan dan melestarikan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah. Akhirnya
usulan tersebut disepakati oleh para ulama yang hadir dalam pertemuan tersebut
dengan suara bulat, dan dibentuklah Jam’iyah Nahdlatul Ulama, pada tanggal 16 Rajab
1344 H. atau 31 Januari 1926 M.

Dengan demikian, Organisasi NU ini, berdiri untuk mempertahankan ajaran Islam


ahlussunnah wal jamaah yang mengakui dan mengikuti madzhab, juga sebagai bentuk
perlawanan terhadap kaum kolonial Belanda dalam perjuangan kemerdekaan.

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


Selain itu, berdirinya NU merupakan ujung dari perjalanan dan perkembangan gagasan
yang muncul di kalangan para kyai. Seab, sebelum lahir Nahdlatul Ulama, terlebih
dahulu muncul organisasi para pedagang yang bernama Nahdlatut Tujjar (tahun 1918),
kelompok diskusi Tashwirul Afkar (1922) dan gerakan pendidikan Nahdlatul Wathan.

B. Bentuk dan Sistem Organisasi Nahdlatul Ulama

1. Tujuan Nahdlatul Ulama

Dalam pasal 5 Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama dikatakan bahwa : “ Tujuan


Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham
ahlussunnah wal jamaah dan menurut salah satu dari madzhab empat untuk
terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi
kemaslahatan dan kesejahteraan umat”.
2. Struktur keorganisasian Nahdlatul ‘Ulama

Struktur organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari :


a. Pengurus Besar, berkedudukan di ibukota Negara

b. Pengurus Wilayah, berkedudukan di ibukota provinsi

c. Pengurus Cabang, berkedudukan di ibukota kabupaten/kota

d. Pengurus Cabang Istimewa, berkedudukan di luar negeri

8 e. Pengurus Majlis Wakil cabang, berkedudukan di ibuBelajar,


kota kecamatan
Berjuang, Bertaqwa

f. Pengurus Ranting, berkedudukan di ibukota kelurahan

Adapun, kepengurusan Nahdlatul ulama terdiri dari :


a. Mustasyar; penasehat yang terdapat di tiap tingkat kepengurusan (kecuali
tingkat ranting)

b. Syuriyah; adalah pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama

c. Tanfidziah; adalah pelaksana kebijakan organisasi

C. Perangkat Organisasi Nahdlatul Ulama’

Perangkat organisasi Nahdlatul ‘Ulamasolo terdiri atas:

1. Lembaga

Adalah perangkat departemen organisasi Nahdlatul Ulama’ yang berfungsi sebagai


pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama’, khususnya yang berkaitan dengan bidang
tertentu. Lembaga-lembaga tersebut adalah :

a. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama’ (LDNU) bertugas melaksanakan kebijakan


Nahdlatul Ulama’ di bidang penyiaran agama Islam ahlussunah wal jama’ah.

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


b. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama’ (LP Ma’arif NU) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama’ di bidang pendidikan dan pengajaran,
baik formal maupun non formal selain pondok pesantren.

c. Lembaga Sosial Mabarot Nahdlatul Ulama’ (LS Mabarot NU) bertugas


melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama’ di bidang sosial dan kesehatan.

d. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama’ (LPNU) bertugas melaksanakan


kebijakan Nahdlatul Ulama’ di bidang pengembangan ekonomi warga Nahdlatul
Ulama’.

e. Rabithoh Ma’ahid Islamiyah (RMI) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul


Ulama’ di bidang pengembangan pondok pesantren.

f. Lembaga Kemasyarakatan Keluarga Nahdlatul Ulama’ (LKKNU) bertugas


melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama’ di bidang kemaslahatan keluarga,
kependidikan dan lingkungan hidup.

g. Lembaga Tamir Masjid Indonesia (LTMI) bertugas melaksanakan kebijakan


Nahdlatul Ulama’ di bidang pengembangan dan kemakmuran masjid.

h. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam)


bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama’ dalam bidang kajian dan
pengembangan sumber daya manusia.

9 i. Lembaga Seni Budaya Nahdlatul Ulama’ (LesbumiBelajar, Berjuang,


NU) bertugas Bertaqwa
melajsanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama’ di bidang seni dan budaya.

j. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama’ (LPBHNU)


bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama’ di bidang penyuluhan dan
bantuan hukum.

k. Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz (JQHNU) bertugas melaksanakan kebijakan


Nahdlatul Ulama’ di bidang pengembangan seni baca dan metode pengajaran
dan hafalan Al Qur’an.

2. Lajnah
Adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama’ untuk melaksanakan program
Nahdlatul Ulama’ yang memerlukan penanganan khusus.

a. Lajnah Falaqiyah bertugas mengurus masalah hisab dan ru’yah.

b. Lajnah Ta’lif Wanafsir bertugas di bidang penerjemahan, penyusunan dan


penyebaran kitab-kitab menurut faham Ahlussunah wal jama’ah.

c. Lajnah Auqof bertugas menghimpun dan mengelola tanah serta bangunan yang
diwakafkan kepada Nahdlatul Ulama’.

d. Lajnah Waqof Infaq dan Shodaqoh bertugas menghimpun, mengelola dan


mentasarufkan zakat, infaq, dan shodaqoh.

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


e. Lajnah Bahtsul Masail Diniyah, bertugas menghimpun, membahas dan
memecahkan masalah maudzuiyah dan waqiiyah yang harus segera mendapat
kepastian hukum.

3. Badan Otonom

Adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama’ yang berfungsi membantu


melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama’, khususnya yang berkaitan dengan
kelompok masyarakat tertentu yang beranggotakan perseorangan.

a. Jam’iyah Ahli Thoriqoh Mu’tabaroh Annahdliyah (JATMAN), badan otonom yang


menghimpun pengikut aliran thoriqoh yang Mu’tabar di lingkungan Nahdlatul
Ulama’.

b. Muslimat Nahdlatul Ulama’ (Muslimat NU) menghimpun anggota perempuan


Nahdlatul Ulama’.

c. Fatayat Nahdlatul Ulama’ (Fatayat NU) menghimpun anggota perempuan muda


Nahdlatul Ulama’.

d. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menghimpun anggota pemuda Nahdlatul


Ulama’

e. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) menghimpun pelajar, santri, dan


mahasiswa laki-laki.
10 Belajar, Berjuang, Bertaqwa
f. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) menghimpun pelajar, santri dan
mahasiswa perempuan.

g. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama’ (ISNU) menghimpun para sarjana dan kaum
intelektual di kalangan Nahdlatul Ulama’.

h. Pagar Nusa menghimpun para anggota Nahdlatul Ulama’ yang suka dalam
bidang bela diri pencak silat

4. Lambang NahdlatulUlama terdiri dari :

a. Globe (bola dunia), melambangkan bumi tempat manusia hidup dan mencari
kehidupan yaitu dengan berjuang, beramal, dan berilmu. Bumi mengingatkan
bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah serta dikeluarkan
dari tanah pada hari kiamat.

b. Peta Indonesia yang terlihat pada globe, melambangkan bahwa NU berdiri di


Indonesia dan berjuang untuk kekayaan negara RI.

c. Tali bersimpul yang melingkari globe, melambangkan persatuan yang kokoh dan
ikatan di bawahnya melambangkan hubungan manusia dengan Allah SWT.
Untaian tali berjumlah 99, melambangkan Asmaul Husna agar manusia hidup
bahagia di dunia dan akhirat.

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


d. Bintang besar, melambangkan kepemimpinan nabi Muhammad SAW. Empat
bintang di atas garis khatulistiwa melambangkan kepemimpinan Khulafaur
Rosyidin (Abu bakar Shiddiq, Umar bin Khotob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib). Empat di bawah garis khatulistiwa melambangkan empat madzab (Imam
Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi). Jumlah bintang ada 9 melambangkan
Walisongo.

e. Tulisan arab “Nahdlatul Ulama” membentang dari kanan ke kiri, menunjukkan


nama organisasi yang berarti kebangkitan para Ulama.

f. Warna dasar hijau melambangkan kesuburan tanah air Indonesia, sedangkan


tulisan berwarna putih melambangkan kesucian.

KE-IPNU DAN KE-IPPNU-AN

A. Pendahuluan

IPNU-IPPNU merupakan Organisasi Badan Otonom Nahdlatul Ulama, dan bagian tak
terpisahkan dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda. Sebagai organisasi Banom,
11 IPNU-IPPNU dituntut senantiasa mengembangkan dan Belajar, Berjuang,peran
meningkatkan Bertaqwa
serta
fungsinya sebagai pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan kelompok
masyarakat pelajar, santri, mahasiswa dan remaja sebagai basis keanggotaannya. Ada
beberapa aspek yang melatar belakangi berdirinya organisasi IPNU-IPPNU yaitu :

1. Aspek Ideologis yaitu Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya


beragama Islam dan berhaluan Ahlus sunnah wal jama’ah sehingga untuk
melestarikannya perlu dipersiapkan kader-kader yang nantinya sebagai penerus
perjuangan NU dalam kehidupan beragama bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

2. Aspek Pedagogis yaitu adanya keinginan untuk menjembatani kesenjangan antara


pelajar dan santri serta mahasiswa di pendidikan umum dan pendidikan pondok
pesantren.

3. Aspek Sosiologis yaitu adanya persamaan tujuan, kesadaran dan keikhlasan akan
pentingnya suatu wadah pembinaan bagi generasi penerus para ulama dan
penerus perjuangan bangsa.

Sebagai organisasi Banom dari NU, IPNU-IPPNU selalu meletakkan posisinya sebagai
organisasi kader yang selalu meletakkan nilai-nilai dasar perjuangan Islam Ahluss
sunnah wal Jama’ah dalam setiap gerak langkahnya, dan secara otonomi memiliki
kepentingan dan cita-cita serta peraturan perundang-undangan sendiri. Sehingga
segala bentuk kebijakan dan pengembangan program IPNU-IPPNU harus selalu
mempertimbangkan kebutuhan sendiri.

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


B. Sejarah IPNU-IPPNU

1. Periode Perintis

Munculnya organisasi IPNU-IPPNU bermula dari adanya jam’iyah yang bersifat lokal
atau kedaerahan yang berupa kumpulan pelajar, sekolah dan pesantren, yang
semula dikelola oleh para Ulama. Contohnya jam’iyah Diba’iyah.

Di Surabaya didirikan Tsamrotul Mustafidin (1936).Selanjutnya Persatuan Santri


Nahdlatul Ulama atau Persanu (1939). Di Malang (1941) lahir Persatuan Murid NU.
Dan pada saat itu banyak para pelajar yang ikut pergerakan melawan penjajah. Pada
tahun 1945 terbentuk IMNU atau Ikatan Murid Nahdlatul Ulama. Di Madura (1945)
berdiri Ijtimauth Tolabiah dan Syubbanul Muslim, kesemuanya itu juga ikut berjuang
melawan penjajah dengan gigih. Di Semarang (1950) berdiri Ikatan Mubaligh
Nahdlatul Ulama dengan anggota yang masih remaja. Sedangkan 1953 di Kediri
berdiri (Perpenu) Persatuan Pelajar NU. Pada tahun yang sama di Bangil berdiri
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU). Pada tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Dari sekian banyak nama yang mendekati adalah
IPNU yang lahir di Medan pada tahun 1954.

2. Periode Kelahiran

Gagasan untuk menyatukan langkah dan nama perkumpulan diusulkan dalam


Muktamar LP Ma’arif pada 20 Jumadil Tsani 1373 H bertepatan 24 Februari 1954 M
di Semarang. Usulan ini dipelopori oleh pelajar Yogyakarta, Solo dan Semarang
12 Belajar, Berjuang, Bertaqwa
yang terdiri Sofyan Cholil, Mustahal, Abdul Ghoni, Farida Achmad, Maskup dan M.
Tolchah Mansyur. Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkanlah organisasi yang
bernama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dengan ketua pertama Rekan M.
Tolchah Mansyur.

Pada 29 April – 1 Mei 1954 diadakan pertemuan di Surakarta yang terkenal dengan
pertemuan Kolida (Konferensi Lima Daerah) yang dihadiri Yogyakarta, Semarang,
Surakarta, Jombang dan Kediri (diwakili Bpk. KH Asmuni Iskandar dari Gurah).
Dalam konferensi ini ditetapkan PD/PRT dan berusaha untuk mendapatkan
legitimasi/pengakuan secara formal dari NU.

Usaha untuk mencari legitimasi ini diwujudkan dengan mengirimkan delegasi pada
Muktamar NU ke X di Surabaya pada 8-14 September 1954. Delegasi dipimpin oleh
M. Tolchah Manshur, dengan beranggotakan 5 orang yaitu Sofyan Cholil, M Najib
Abdul Wahab, Abdul Ghoni dan Farida Achmad. Dengan perjuangan yang gigih
akhirnya IPNU mendapatkan pengakuan dengan syarat hanya beranggotakan putra
saja.

Pada 24 Februari – 3 Maret 1955 IPNU mengadakan Kongres ke I di Malang.


Bersamaan dengan itu di kota Solo, remaja-remaja putri sedang mengadakan
musyawarah dan menghasilkan organisasi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
(IPPNU), tepatnya tanggal 8 Rajab 1374 H bertepatan dengan tanggal 2 Maret 1955
yang juga ditetapkan sebagai hari lahir IPPNU.

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


Dari Kongres ke I – VI status IPNU-IPPNU masih menjadi anak asuh LP Ma’arif. Dan
ketika Kongres ke VI di Surabaya pada 20 Agustus 1966, IPNU-IPPNU meminta hak
Otonomi sendiri dengan tujuan agar dapat mengatur rumah tangganya sendiri dan
dapat memusatkan organisasi ini ke ibukota negara.

Pengakuan otonomi diberikan pada muktamar NU di Bandung tahun 1967, yang


dicantumkan dalam AD/ART NU Pasal 10 Ayat 1 dan ayat 9. Pada Muktamar NU di
Semarang tahun 1979 status IPNU-IPPNU terdapat pada pasal 2 Anggaran Dasar
NU.

C. Visi Dan Misi

Sesuai dengan PDPRT visi dan misi IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut :

◊ Visi

Adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu,
13 berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak
Belajar, Berjuang, Bertaqwa
dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

◊ Misi

1. Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah


organisasi.

2. Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.

3. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan


program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-
ammah), guna terwujudnya khaira ummah.

4. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain


selama tidak merugikan organisasi.

D. Citra Diri IPNU-IPPNU

Citra diri IPNU-IPPNU berorientasi serta berpijak pada kesemestaan organisasi dan
anggotanya untuk senantiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran
dengan kaidah “belajar, berjuang, dan bertakwa”, yang bercorak dasar dengan
wawasan kebangsaan, ke-Islaman, keilmuan, kekaderan dan keterpelajaran.

1. Wawasan Kebangsaan

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


Ialah wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan, yang mengakui kebhinekaan sosial, budaya yang menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan, hakekat dan martabat manusia yang memiliki komitmen
dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara berlandasakan prinsip keadilan,
persamaan dan demokrasi.

2. Wawasan Ke-Islaman
Ialah wawasan yang menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi
dan inspirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia.

3. Wawasan Keilmuan
Ialah wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk
mengembangkan sumberdaya anggota dan kader.

4. Wawasan Kekaderan
Ialah wawasan yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina
anggota agar menjadi kader-kader yang memiliki komitmen terhadap idiologi, cita-
cita, perjuangan organisasi, bertanggung jawab dalam mengembangkan dan
membentengi organisasi, juga diharapakan dapat membentuk pribadi yang
menghayati dan mengenal ajaran Islam ala ahlussunnah wal jama’ah.

5. Wawasan Keterpelajaran
Ialah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri
sebagai center of excellence pemberdayaan sumberdaya manusia terdidik yang
14 berilmu, berkeahlian dan visioner, yang diikuti kejelasan misiBerjuang,
Belajar, sucinya,Bertaqwa
sekaligus
strategi dan operasionalisasi yang berpihak kepada kebenaran, kejujuran serta amar
ma’ruf nahi munkar.

E. Struktur organisasi IPNU dan IPPNU

1. Pimpinan Pusat (PP) untuk tingkat nasional, (masa khidmat 3 tahun)

2. Pimpinan Wilayah (PW) untuk tingkat propinsi, (masa khidmat 3 tahun)

3. Pimpinan Cabang (PC) untuk tingkat kabupaten/kota, (masa khidmat 2 tahun)

4. Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) untuk luar negeri, (masa khidmat 2 tahun)

5. Pimpinan Anak Cabang (PAC) untuk tingkat kecamatan, (masa khidmat 2 tahun)

6. Pimpinan Ranting (PR) untuk tingkat desa atau kelurahan, (masa khidmat 1 tahun)

7. Pimpinan Komisariat (PK) untuk lembaga pendidikan, (masa khidmat 1 tahun)

F. Lambang IPNU

1. Lambang organisasi berbentuk bulat

2. Warna dasar hijau berlingkar kuning ditepinya dengan diapit dua lingkaran putih.

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


3. Dibagian atas tercantum huruf IPNU dengan titik diantaranya diapit oleh tiga garis
lurus pendek (satu diantaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya semua
berwarna putih).

4. Dibawahnya terdapat bintang sembilan, lima terletak sejajar yang satu diantaranya
lebih besar terletak ditengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit
membentuk sudut segi tiga, semua berwarna kuning.

5. Diantara bintang yang mengapit terdapat dua kitab dan dua bulu angsa yang
bersilangan berwarna putih.

Arti Lambang IPNU :

1. Warna hijau : subur, warna kuning : himmah/cita-cita yang tinggi, warna putih : suci.

2. Bentuk bulat : kontinuitas/terus-menerus/istiqomah

3. Tiga titik diantara huruf IPNU : Islam, Iman, Ihsan

4. Enam garis/strip pengapit huruf IPNU : Rukun Iman

5. Bintang : ketinggian cita-cita

6. Sembilan bintang : Lambang keluarga besar NU

15 7. 5 bintang diatas : 1 bintang yang besar ditengah : NabiBelajar,


Muhammad SAWBertaqwa
Berjuang,
8. 4 bintang di kanan kiri : Khulafaurrosyidin, yaitu sahabat : Abu Bakar As-Shidiq,
Umar bin Khotob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib RA.

9. 4 bintang di bawah : 4 madzhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi’i,
dan Imam Maliki ra.

10. Dua kitab : Al-Qur’an dan Al-Hadits

11. Bulu : Lambang ilmu, 2 bulu angsa bersilang : sintesis / perpaduan ilmu agama dan
ilmu umum.

12. Bintang bersudut 5 : Rukun Islam.

G. Lambang IPPNU

1. Lambang organisasi segitiga sama kaki.

2. Warna dasar hijau bergaris berwarna kuning yang diapit dua warna putih ditepinya.

3. Isi lambang : Bintang sembilan, yang satu besar terletak diatas, empat menurun
disisi kiri dan empat lainnya menurun disisi kanan dan berwarna kuning. Dua kitab
dan dua bulu ayam bersilang berwarna putih, dua bunga melati di sudut bawah
berwarna putih.

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


4. Dibawah dua bulu dan diantara dua bunga melati terdapat tulisan IPPNU dengan
titik diantara huruf-hurufnya berwarna putih.

Arti Lambang IPPNU :

1. Warna hijau: kebenaran, warna kuning : kejayaan dan himmah / cita-cita yang
tinggi, warna putih : kesucian.

2. Bentuk segi tiga: Islam – Iman – Ikhsan

3. Dua garis tepi: 2 Kalimat Syahadat

4. Sembilan bintang: Lambang keluarga besar NU

5. Satu bintang yang besar diatas: Nabi Muhammad SAW

6. Empat bintang menurun di sisi kanan: Khulafaur Rosyidin, yaitu sahabat : Abu
bakar Ashidiq, Umar bin Khotob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib RA.

7. Empat bintang menurun di sisi kiri: 4 madzhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali,
Imam Syafi’i, dan Imam Maliki ra.

8. Dua kitab : Al-Qur’an dan Al-Hadits

9. Bulu : Lambang ilmu, 2 bulu bersilang :aktif menuntut ilmu agama dan ilmu umum,
16 aktif membaca dan menulis. Belajar, Berjuang, Bertaqwa
10. Dua bunga: sintesis / perpaduan ilmu agama dan ilmu umum
11. Lima titik diantara huruf IPPNU: Rukun Islam.

KEORGANISASIAN

A. Pengertian Organisasi

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


Organisasi adalah proses kerja sama sejumlah yang terikat dalam hubungan formal
dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Dr. Sarwoto, dasar-dasar
organisasi dan manajemen) Organisasi adalah wadah sekumpulan orang yang
mengabungkan diri dengan tujuan tertentu (HM. Taylor dan AG. Mears) Organisasi
adalah tata hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya
tujuan, kerja sama dengan adanya pembagian tugas dan tangung jawab (John M. Gains,
Organisasi satu pengantar).

Dari pengertian di atas maka organsiasi dapat ditinjau dari dua sorotan :
1. Organisasi sebagai wadah, di mana kegiatan admisnistrasi dilaksanakan sehingga
bersifat statis atau seperti benda mati.
2. Organisasi sebagai hal yang hidup, manakala kita menyaksikan bahwa organisasi
dapat meprotes tindakan sewenang-wenang dari seorang oknum, organsiasi dapat
merevolusi, mendukun dan tidak menyetujuinya dari suatu kebijakan / kebijaksanaan.

B. Unsur-Unsur Organisasi
1. PD dan PRT (Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga)
2. Personalia Organisasi
3. Struktur Organisasi
4. Program organisasi
5. Pembagian kerja
6. Permusyawaratan

C. Macam-Macam Organisasi
17 Belajar, Berjuang, Bertaqwa
Organisasi terdiri dari berbagai macam, antara lain sebagai berikut:
1. Organisasi kemahasiswaan: Ekstra dan Intra Kampus
2. Organisasi profesi: Parfi, PWI, IKADIN dan IDI dll
3. Organisasi minat: Persebaya, Mitra dll
4. Organisasi Politik: PKB, PDI-P PAN dll
5. Organisasi keagamaan: NU,IPNU,IPPNU, Muhammadiyah
6. Organisasi sosial: LSM, Dll

D. Penutup

Bagaimanapun juga keberhasilan suatu organisasi terletak pada kerjasama yang baik
dan kejelasan program serta tujuan organisasi tersebut. Untuk itu beberapa cii yang
baik dari suatu organisasi antara lain:
1. Terdapat tujuan yang jelas.
2. Tujuan organisasi harus dipahami dan diterima oleh setiap anggota
3. Adanya kesatuan arah (unity of direction)
4. Adanya kesatuan perintah (Unity of command)
5. Adanya pembagian tugas (Job description)
6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
7. Penembapatan orang sesuai dengan keahliannya.

KEPEMIMPINAN

B. Pendahuluan

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


Dalam kehidupan sehari-hari, pada nmsuatu kelompok mulai dari yang kecil seperti
keluarga hingga kelompok yang besar seperti organisasi sampai negara diperlukan
adanya suatu pemimpin dan kepemimpinan.

Untuk memimpin dengan berhasil diperlukan kiat-kiat tertentu yang membantu seorang
pemimpin untuk berpikir, berbicara bahkan bertindak dalam kerangka tujuan yang ingin
dicapai. Konsep berpikir yang jelas dari seorang pemimpin sangat diperlukan dan
idealnya harus dapat dimengerti bawahannya. Dalam batas tertentu, sepanjang untuk
keperluan lembaganya.

Dengan demikian kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi sebagian besar


bergantung pada kualitas pemimpin organisasinya. Berangkat dari hal tersebut, orang
akan cenderung mengatakan bahwa kesimpulan tersebut dilatarbelakangi oleh budaya
bangsa Indonesia yang secara umum berpola paternalistik, atau berorientasi kepada
“Bapak”, “Patron”, Pemimpin”, “yang lebih senior”, atau yang sejenisnya. Saya tidak
mengingkari kebenaran latar belakang itu, namun saya hendak membawa keranah
yang lebih luas.

Pada dasarnya, manusia adalah ciptaan Tuhan yang mendapat tugas untuk menjadi
pemimpin dunia (khalifatullah). Tugas pertama adalah untuk memimpin dirinya sendiri
sendiri. Sayangnya, tidak jarang tugas ini yang tidak mampu kita lakukan. Kita mampu
mendidik orang lain – anak buah kita – untuk mempunya disiplin, misalnya, namun kita
sendiri tidak mau disiplin. Kita mampu membuat orang lain mematuhi aturan, namun
kita sendiri tidak mampu (atau tidak mau) mengikuti aturan tesebut. Kesemuanya
18 karena kita tidak meliki kompetensi kepemimpinan) Belajar, Berjuang, Bertaqwa

C. Fungsi Kepemimpinan

Sebelum kita memahami fungsi daripada kepemimpinan terlebih dahulu mari kita
pahami makna kepemimpinan. Secara etimologi leadership (kepemimpinan) berasal
dari bahasa Inggris yang artinya pemimpin atau kepemimpinan. Atau adapun secara
terminology dapat dirumuskan sebagai berikut: Kepemimpinan adalah kemampuan atau
kesiapan yang dimiliki oleh seseorang yang dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menunutun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia
menerima pengaruh tersebut, selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
pencapaian sesuatu maksud atau tujuan.

Salah satu hal yang perlu dipahami bersama adalah bahwa kepemimpinan berbeda
dengan keilmuan dan manajemen. Kepemimpinan adalah praktek dan bukan teori saja.
Oleh karena itu tugas pokok kepemimpinan adalah mengambil keputusan-keputusan
strategis, maka tatkala menjadi pemimpin yang terutama adalah bagaimana kita
memiliki tiga pilar utama kepemimpinan. Yakni kemampuan yang meliputi Intelligence
Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ). Sehinga dengan
demikian tidak cukup dengan IQ saja. Kualitas intelektual membuat kita mampu memilih
data, informasi, dan opini. Data emosional akan menunjukkan bahwa kita mampunyai
kemampuan untuk membuat keputusan dengan tepat, dan akurat. Dengan pengusaaan
SQ kita mempunyai fondasi nilai bahwa keputusan yang kita buat, apapun keputusan
itu, harus kita pertanggungjawabkan sendiri – mengingat, pemimpin selalu berkapasitas
alone-ness. Dalam ranah intelektual, pertanggungjawaban kita berikan kepada keilmuan

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


dan SOP yang sudah ada. Dalam ranah emosional, pertanggungjawaban kita berikan
kepada manusia-mansusia lain yang terkait sebagai manusia. Dalam ranah spiritual,
pertanggungjawaban akan diminta setelah kita mati dan menghadap Yang Maha Kuasa.

Alhasil, kita harus memahami tugas daripada seorang pemimpin adalah sebagai
pelopor dan penanggungjawab, ideologi dan perencana, bapak dan ibu atau orang tua
dan symbol of group, contoh dan pendukung, pengarah dan penggerak, wakil dari
anggota dan pengembang imajinasi. Dengan demikian, si pemimpin bukan pemimpin
saja, namun seorang bapak, penasehat, pelindung dan teladan. Pepatah mengatakan
“Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani adalah
BENAR!.

D. Tipologi Kepemimpinan

Ada empat macam tipe atau sifat-sifat seorang pemimpin:


1. Karismatik, yaitu: pemimpin yang mempunyai daya tarik dan wibawa yang sangat
tinggi, bisa dimiliki oleh orang-orang yang sangat alim lagi sholeh, meskipun orang
tersebut sangat mudah melimpahkan pengaruh kepada orang lain.
2. Otoriter yaitu: pemimpin yang tidak dapat mendengarkan kritik, pendapat atau saran
dari orang lain atau bawahannya, dalam mencpai tujuan disesuaikan dengan
keinginannya sendiri atau pribadi, sehingga pendekatan pada bawahan dengan cara
paksaan.
3. Liberal yaitu: pemimpin yang tidak tahu menahu dengan persoalan bawahannya dan
mebiarkan bawahannya mencari masalah dan pemecahannya sendiri.
19 4. Demokratik yaitu: kekuasaan sepenuhnya pada anggota, segala Bertaqwa
Belajar, Berjuang, keputusan
berdasarkan keputusan musyawarah. Bersama dengan anggotanya pemimpin
mencari masalah dan pemecahannya

E. Sifat-Sifat Seorang Pemimpin


1. Niat hikmah kepada Allah SWT dan organisasi
2. Taqwa kepada Allah SWT.
3. Adil, setia dan ikhlas berkorban serta pantang menyerah.
4. Penuh energi dan inisiatif juga gemar beraktifitas.
5. tidak emosional, simpatik, sopan dn fleksibel.
6. Cakap, banyak akal, terampil, komunikatif dan terbuka.
7. Tidak menunda perkerjaan dan selalu siap mental untuk jatuh dan bangkit kembali.

F. Sifat Kemasyarakatan Seorang Pemimpin

Sudah menjadi suatu kewajaran, bahwa seorang pemimpin hendaknya mampu dan bisa
untuk senantiasa berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya dengan secara meluas.
Dengan demikian seorang pemimpin dalam hidup bermasyarakat hendaknya juga
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Tawasuth dan I’tidal


Sikap tengah dan berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan
berlaku adil dan lurus di tengah-tengah kehidupan bersama, dengan sikap dasar ini

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


akan menjadi kelompok, panutan yang bersikap dan bertindak lurus serta selalu
bersifat membangun.

2. Tasammuh
Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan,
terutama masalah yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah, serta dalam
masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

3. Tawazzun
Sikap berimbang dalam berhikmah, menyerasikan hikmah kepada Allah SWT.
Hikmah kepada manusia, serta lingkungan hidpupnya, menyelaraskan kepentingan
masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

4. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar


Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan
bermanfdaat bagi kehidupan bersama, serta menolak dan mencegah semua hal-hal
yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.

“Apa yang paling penting dari seorang pemimpin adalah mengamalkan


terhadap apa yang diyakini (Walk Talk)”

20 Belajar, Berjuang, Bertaqwa

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)


MARS IPNU

Wahai pelajar Indonesia


Siapkanlah barisanmu
Bertekat bulat bersatu
Di bawah kibaran panji IPNU
Wahai pelajar islam yang setia
Kembangkanlah agamamu
Dalam Negara Indonesia
Tanah air yang ku cinta
Dengan berpedoman kita belajar
Berjuang serta bertakwa
Kita bina watak nusa dan bangsa
Tuk kejayaan masa depan
Bersatu wahai pelajar islam jaya
Tunaikanlah kewajiban yang mulya
Ayo maju pantang mundur
Dengan rahmat tuhan kita perjuangkan
Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur

21 Belajar, Berjuang, Bertaqwa


MARS IPPNU

Sirnalah gelap terbitlah terang


Mentari timur sudah bercahya
Ayunkan langkah pukul genderang
Segala rinyangan mundur semua
Tiada laut sedalam iman
Tiada gunung setinggi cita
Sujud kepala kepada tuhan
Tegak kepala lawan derita
Dimalam yang sepi dipagi yang cerah
Hatiku teguh bagimu ikatan
Dimalam yang hening dihati membakar
Hatiku penuh bagimu pertiwi
Mekar seribu bunga ditaman
Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu kucari amal kuberi
Untuk agama bangsa negeri

PAC IPNU IPPNU KEC. KRADENAN MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)

Anda mungkin juga menyukai