*Corresponding Author
Drs. Agusmal Dalimunthe,M.S,Apt.
Departemen Teknologi Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Jl. Tri Dharma No.5, Pintu 4, Kampus USU Medan 20155
Telp. (061) 8223558. Fax. (061) 8219775
E-mail: agusmal@usu.ac.id
Medan,
April 2015
Disetujui Oleh:
Pembimbing I
PENDAHULUAN
Salah satu sumber pati adalah
jagung. Pati jagung mempunyai ukuran
granula yang tidak homogen yaitu 1 m - 7
m untuk yang kecil dan 15 m - 20 m
untuk yang besar. Granula besar berbentuk
oval polihedral dengan diameter 6 m - 30
m. Granula pati yang lebih kecil kurang
tahan terhadap perlakuan panas dan air
dibanding granula yang besar (Singh dkk.
2005).
Pomeranz
(1991)
menyatakan
bahwa
gelatinasi
adalah
proses
pembengkakan
granula
pati
ketika
dipanaskan dalam media air. Naiknya suhu
pemanasan
akan
meningkatkan
pembengkakan
granula
pati.
Pembengkakan granula pati menyebabkan
terjadinya penekanan antara granula yang
satu dengan granul lainnya. Mula-mula
pembengkakan granula pati bersifat
reversible, tetapi ketika suhu tertentu sudah
terlewati, pembengkakan granula pati
menjadi
irreversible.
Kondisi
pembengkakan granula pati yang bersifat
irreversible ini disebut dengan gelatinasi,
sedangkan suhu terjadinya peristiwa ini
disebut dengan suhu gelatinasi. Pati yang
telah
mengalami
gelatinasi
dapat
dikeringkan,
tetapi
molekul-molekul
tersebut tidak dapat kembali lagi ke sifatsifat semula. Pati gelatinasi yang telah
kering tersebut masih mampu menyerap air
dalam jumlah yang cukup besar.
Pati
yang
telah
mengalami
gelatinasi dapat membentuk pasta dari
granula-granula yang membengkak yang
tersuspensi di dalam air panas dan molekulmolekul amilosa yang terdispersi di dalam
air. Molekul-molekul amilosa tersebut akan
terus terdispersi, asalkan pati tersebut
dalam kondisi panas. Dalam kondisi panas,
pasta masih memiliki kemampuan mengalir
yang fleksibel dan tidak kaku (Winarno,
2002). Berdasarkan sifat ini peneliti
melakukan penelitian untuk menggunakan
pati jagung gelatinasi sebagai bahan
pengikat tablet. Pati gelatinasi merupakan
pati yang telah dibuat dengan cara
F2
F3
F4
F5
F6
Allopurinol (mg)
100
100
100
100
100
100
0
10
5
q.s
7
0
5
q.s
9
0
5
q.s
11
0
5
q.s
13
0
5
q.s
15
0
5
q.s
F7
10
0
17
0
5
q.s
Mg stearat
Talkum
1
1
1
1
1
1
Uji Preformulasi
Sudut diam
Massa granul sebanyak 100 gram
dimasukkan kedalam corong yang telah
dirangkai, permukaannya diratakan. Lalu
penutup bawah corong dibuka, biarkan
granul mengalir sampai habis. Tinggi
kerucut yang terbentuk diukur.
Sudut diam diukur dengan rumus:
tg = 2h/D
Keterangan : = sudut diam
D = diameter
h= tinggi kerucut (cm )
Waktu alir
Uji waktu alir dilakukan menurut
metode yang dibuat oleh Cartensen (1977).
Granul sebanyak 100 gram dimasukkan
kedalam corong yang telah dirangkai,
kemudian
permukaannya
diratakn.
Penutup bawah corong dibuka dan secara
serentak stopwatch dihidupkan. Stopwatch
dihentikan saat granul telah habis melewati
corong dan dicatat waktu alirnya.
Indeks tap
Kedalam gelas ukur 100 ml,
dimasukkan sejumlah granul hingga 100
ml. Ditap dengan alat yang dimodifikasi
sampai konstan. Setelah hentakan,
volumenya dihitung dengan rumus:
V 1V 2
I=
x 100%
V1
1
1
1
1
1
1
1
1
Dimana:
V1 = Volume sebelum ketukan/mampet
V2 = Volume setelah ketukan/ mampet
Evaluasi Tablet .
Uji kekerasan tablet
Sebelum
tablet
dimasukkan
diantara anvil dan punch, tablet dijepit
dengan cara memutar skrup pemutar
sampai lampu stop menyala, ditekan knop
tanda panah ke kanan sampai tablet pecah.
Dan dicatat angka yang menunjukkan
jarum penunjuk skala pada saat tablet
diperoleh, menggunakan
sebagai blanko.
HCl
0.1
Keseragaman kandungan
Timbang 10 tablet satu persatu,
digerus setiap tablet ditimbang setara 50
mg. 50 mg dimasukkan ke dalam labu
tentukur 100 ml dan dilarutkan dengan lalu
dicukupkan dengan Asam Klorida 0,1 N
sampai garis tanda. Dipipet 10 ml lalu
dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,
ditambahkan dengan Asam Klorida 0,1 N
sampai garis tanda, dipipet 2,0 ml
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml
dicukupkan dengan Asam Klorida 0,1 N
sampai garis tanda, menggunakan HCl 0.1
N sebagai blanko.
Uji disolusi tablet allopurinol
Medium: HCl 0,1 N
Alat : tipe- II (Metode Dayung)
Kecepatan putaran: 75 rpm
Waktu : 45 menit
Prosedur:
Satu tablet dimasukkan dalam
wadah disolusi yang berisi 900 ml medium
disolusi dengan suhu 370 0,50C.
Kemudian diputar dengan kecepatan 75
rpm. Pada waktu 45 menit, larutan adekuat
dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan
dalam labu tentukur 100 ml. Larutan
disolusi yang telah dipipet diganti dengan
5 ml HCl 0,1 N. Selanjutnya larutan yang
telah dipipet di dalam labu tentukur 100
ml, diencerkan dengan asam klorida 0,1 N
sampai garis tanda, dan diukur serapannya
pada panjang gelombang maksimum yang
diperoleh, dan sebagai blanko digunakan
asam klorida 0,1 N. Lalu kadarnya
dihitung dengan persamaan regresi.
Pengujian dilakukan terhadap 6 tablet.
Syarat: Dalam waktu 45 menit
harus larut tidak kurang dari 75% ( Q )
dari jumlah yang tertera pada etiket.
ii
= 17,9 g / 23
0,778 0,716
x100%
0,778
Bobot jenis =
= 7,969%
Berdasarkan perhitungan di atas
didapat bahwa bobot jenis pati jagung
gelatinasi sebesar 7,852%. Menurut Aulton
(1988), pati yang memiliki nilai bobot
jenis kurang dari 18% biasanya
memberikan sifat alir yang baik.
Mikroskopik
Uji mikroskopik dilakukan untuk
mengetahui bentuk hilus dan lamella
amilum di bawah mikroskop. Pada uji
mikroskopik, amilum jagung alami
memiliki bentuk bulat dan bersudut, tidak
memiliki lamella, dan memiliki hillus yang
terletak ditengah, hal ini sesuai dengan
Farmakope Indonesia IV. Amilum jagung
gelatinasi memiliki bentuk dan letak hilus
yang sama dengan amilum jagung alami
serta tidak memiliki lamella, hanya saja
amilum gelatinasi memiliki susunan yang
berbeda yaitu bergerombol serta memiliki
ukuran yang lebih besar. Ukuran
partikelnya yang lebih besar dibandingkan
amilum
alami
diakibatkan
oleh
mengembangnya amilum pada proses
gelatinasi.
Keterangan:
F1 : Formula tablet dengan konsentarsi
pati jagung alami 10%
F2 : Formula tablet dengan konsentrasi
pati jagung gelatinasi 7%
F3 : Formula tablet dengan konsentrasi
pati jagung gelatinasi 9%
F4 : Formula tablet dengan konsentarsi
pati jagung gelatinasi 11 %
F5 : Formula tablet dengan konsentarsi
pati jagung gelatinasi 13 %
F6
5,17
F7
5,47
Syarat 4 8kg
1,25
1,40
< 15
menit
0,09
0,05
< 0,8%
N
O
1
2
3
4
5
6
7
FORMU
KADAR RATALA
RATA (%)
F1
100,0931 + 1,6687
F2
98, 9643 + 2,6673
F3
100,2829 + 1,3467
F4
99,1198 + 3,1495
F5
100,9397 + 1,9620
F6
100,2338 + 0,9401
F7
100,4604 + 1,2038
Berdasarkan data dari Tabel 6,
menunjukkan bahwa kadar allopurinol
yang diperoleh antara 96,1791 % 102,9017 % seluruhnya memenuhi
persyaratan kadar menurut Farmakope
Indonesia Edisi IV yaitu tidak kurang dari
93% dan tidak lebih dari 107% dari yang
tertera pada etiket.
Keseragaman Kandungan
FOR
MUL
A
1
2
3
4
5
6
7
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
KESERAGAM
AN
KANDUNGAN
(%)
93,9670
103,059
103,139
105,518
98,022
98,514
97,368
RSD
2,347
2,200
2,326
3,122
1,978
3,045
4,633
FORMU
LA
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
Disolusi Tablet
Keterangan:
F1 : Formula tablet dengan konsentarsi
pati jagung alami 10%
F2 : Formula tablet dengan konsentrasi
pati jagung gelatinasi 7%
F3 : Formula tablet dengan konsentrasi
pati jagung gelatinasi 9%
F4 : Formula tablet dengan konsentarsi
pati jagung gelatinasi 11 %
F5 : Formula tablet dengan konsentarsi
pati jagung gelatinasi 13 %
F6 : Formula tablet dengan konsentrasi
pati jagung gelatinasi 15%
F7 : Formula tablet dengan konsentrasi
pati jagung gelatinasi 17%
10
Disolusi
(%)
120
100
80
60
40
20
0
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
Formula
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan,
maka
kesimpulan
dari
penelitian ini adalah
a. Pati jagung gelatinasi dapat digunakan
sebagai
bahan
pengikat
pada
pembuatan tablet Allopurinol secara
granulasi basah.
b. Range konsentrasi pati jagung
gelatinasi yang paling baik digunakan
sebagai
bahan
pengikat
pada
pembuatan tablet Allopurinol secara
granulasi basah adalah 7-13%.
DAFTAR PUSTAKA
Anief,
M.
(2007).
Farmasetika.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University Press. Hal. 127.
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta:
UI Press. Hal. 154 - 155, 244.
Aulton, M.E. (1988). Pharmaceutic the
Science of Dosage Form Design.
Hongkong: ELBS Press. Hal. 756.
11
12