Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi
yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan
informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan
informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas kesehatan
kota dan Sitem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas juga merupakan pondasi dari
data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah informasi yang akurat, representatif
dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap
program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis, dan dibuat
laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan
perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,
dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu
puskesmas atau yang disbut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas
(SP2TP).
1.2. Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai kegiatan surveilans, pencatatan dan pelaporan data
surveilans di Puskesmas Pauh serta permasalahan yang ada dalam rangkaian kegiatan
tersebut.
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan surveilans, pencatatan
dan pelaporan data surveilans di Puskesmas Pauh serta permasalahan yang ada dalam
rangkaian kegiatan tersebut dan sebagai salah satu syarat menjalankan kepaniteraan klinik di
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

1.4. Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai
literatur, analisis, dan diskusi.

BAB II
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS
2.1. PENGERTIAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU
PUSKESMAS (SP2TP)
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan instrumen vital dalam
sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan di
puskesmas, kematian, dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan
keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau kota maupun kecamatan.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
2

ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981. Data SP2PT berupa Umum dan demografi,


Ketenagaan, Sarana, Kegiatan pokok Puskesmas. Menurut Yusran (2008) Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas. Sistem
pelaporan ini ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas maupun
untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen kesehatan. SP2TP
adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan
kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas
(termasuk Puskesmas dengan tempat tidur, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, bidan
di Desa dan Posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada
jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna
menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas

merupakan

sumber

pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan informasi baik faktor
utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk dikirim ke pusat serta
sebagai bahan laporan untuk kebutuhan. Menurut Bukhari Lapau (1989) data yang dikumpul
oleh puskesmas dan dirangkum kelengkapan dan kebenaranya. Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ialah laporan yang dibuat semua puskesmas
pembantu, posyandu, puskesmas keliling bidan-bidan desa dan lain-lain yang termasuk dalam
wilayah kerja puskesmas. Pencatatan dan pelaporan mencangkup: b.1: Data umum dan
demografi wilayah kerja puskesmas, b.2: Data ketenagaan puskesmas, dan b.3: Data sarana
yang dimiliki puskesmas.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal: (1) pencatatan,
pelaporan, dan pengolahan; (2) analisis; dan (3) pemanfaatan. Pencatatan hasil kegiatan oleh
pelaksana dicatat dalam buku-buku register yang berlaku untuk masing-masing program.
Data tersebut kemudian direkapitulasikan ke dalam format laporan SP3 yang sudah
dibukukan. Koordinator SP3 di puskesmas menerima laporan-laporan dalam format buku tadi
dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya untuk dikirim ke koordinator SP3 di
Dinas Kesehatan Kabupaten. Koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten meneruskan ke
masing-masing pengelola program di Dinas Kesehatan Kabupaten. Dari Dinas Kesehatan
Kabupaten, setelah diolah dan dianalisis dikirim ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan
Provinsi dan seterusnya dilanjutkan proses untuk pemanfaatannya. Frekuensi pelaporan
sebagai berikut: (1) bulanan; (2) tribulan; (3) tahunan. Laporan bulanan mencakup data
kesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB, dan penggunaan obat-obat. Laporan tribulanan meliputi
3

kegiatan puskesmas antara lain kunjungan puskesmas, rawat tinggal, kegiatan rujukan
puskesmas pelayanan medik kesehatan gigi. Laporan tahunan terdiri dari data dasar yang
meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan lingkungan, peran serta masyarakat dan lingkungan
kedinasan, data ketenagaan puskesmas dan puskesmas pembantu. Pengambilan keputusan di
tingkat kabupaten dan kecamatan memerlukan data yang dilaporkan dalam SP3 yang bernilai,
yaitu data atau informasi harus lengkap dan data tersebut harus diterima tepat waktu oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga dapat dianalisis dan diinformasikan.
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas
kesehatan kota dan Sitem Pencatatan dan Pelaporan Terpadi Puskesmas juga merupakan
fondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah informasi yang akurat,
representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan
kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat,
dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan
progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,
dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu
puskesmas atau yang disbut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas
(SP2TP).
Muninjaya (2004) berpendapat bahwa untuk pengembangan efektifitas Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas, standar mutu (Input, Proses, Lingkungan dan Output)
perlu dikaji dan dirumuskan kembali, masing-masing komponen terutama proses pencatatan
dan pelaporannya perlu ditingkatkan.
2.2. TUJUAN

SISTEM

PENCATATAN

DAN

PELAPORAN

TERPADU

PUSKESMAS (SP2TP)
Tujuan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) adalah agar
semua data hasil kegiatan Puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya
sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya
kesehatan masyarakat.
Tujuan Umum:
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya
guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yg menunjang.
Tujuan Khusus:

Sebagai dasar penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas.


Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
(Lokakarya mini)
4

Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas


Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
1. JENIS PENCATATAN TERPADU PUSKESMAS
Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar

gedung.
Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas
Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang diperoleh
dari pencatatan kegiatan harian progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas
seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Pencatatan dan pelaporan ini

menggunakan: family folder, kartu indeks penyakit, buku register dan sensus harian.
Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas
Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat
berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti
Kegiatan progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan
Pelaporan ini menggunakan kartu register dan kartu murid.
Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan

terpadu puskesmas atau yang disebut dengan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim ke dinas kesehatan Kabupaten atau kota setiap awal
bulan, kemudian ke Dinas Kesehatan kabupaten atau kota mengolahnya dan mengirimkan
umpan baliknya ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan Pusat. Umpan balik
tersebut harus dikirimkan kembali secara rutin ke Puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi
keberhasilan progam. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan puskesmas tidak punya
kewajiban lagi mengirimkan laporan ke Departemen Kesehatan Pusat tetapi dinkes
kabupaten/kota lah yang berkewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke Departemen
Kesehatan Pusat.
2. JENIS PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS
Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:
a. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.
b. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi
c. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam.
Laporan jenis ini ada 4 jenis yaitu:
LB1, berisi data kesakitan
LB2, berisi data kematian
LB3, berisi data progam gizi, KIA, KB, dll
LB4, berisi data obat-obatan
Bentuk Formulir Pelaporan
a. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO
b. Formulir LT: untuk data kegiatan
5

c. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian


d. LB1: laporan data kesakitan
Kasus lama
Kasus baru
e. LB2: laporan data kematian (tidak dipakai)
laporan obat-obatan (LPLPO)
f. LB3
Gizi
KB
Imunisasi
KIA
Pengamatan Penyakit Menular, seperti: diare, malaria, DBD, TB Paru, Kusta, Filaria,
ISPA, Rabies dan lain-lain.
g. LB4
Kunjungan Puskesmas
Kehatan Olahraga
Kesehatan Sekolah
Rawat Tinggal
Dll
h. LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)
LT 1
Keadaan sarana Puskesmas
Dasar UKS
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Jiwa
Program Pendidikan dan Pelatihan
Program Pemberantasan Penyakit dan Gizi
LT 2 (kepegawaian)
Tenaga PNS di Puskesmas
Tenaga PTT di Puskesmas
Tenaga PNS di Puskesmas Pembantu
LT 3 (peralatan)

Linen
Peralatan Laboratorium
Peralatan untuk Kesehatan Gigi
Peralatan untuk Penyuluhan
Peralatan untuk Tindakan Medis dan Non Medis
i. Laporan data dasar Puskesmas
LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran
serta)
LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Puskesma Pembantu
LSD3: peralatan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan, laporan semester, dan laporan
tahunan yang mencakup data kegiatan progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai
6

penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data
yang telah dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan
puskesmas

(micro

planning)

dan

lokakarya

mini

puskesmas

(LKMP).

Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistik
sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis
deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk tabel dan grafik informasi kesehatan dan
digunakan sebagai masukan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data
yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian
data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan.
2.5.

PROSEDUR PENGISIAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

a.
b.
c.
d.
e.

TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)


Prosedur pengisian SP2TP, yaitu:
Formulir SP2TP mengacu pada formulir cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan.
Pada formulir SP2TP diisi oleh masing-masing penanggung jawab program.
Penanggung jawab program bertangung jawab penuh terhadap kebenaran data yang ada.
Hasil akhir pengisian data di ketahui oleh kepala puskesmas.
Di dalam pengentrian ke komputer dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk atau staf

pengelola program bersangkutan.


f. Data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti didalam pertangungjawaban
akhir minimal 2 tahun.
g. Semua data diisi berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas.
2.6.

PENGORGANISASIAN PUSKESMAS
Pengorganisasian tingkat puskesmas didefinisikan sebagai proses penetapan

pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokan pekerjaan, pendistribusian


otoritas/wewenang dan pengintegrasian semua tugas-tugas dan sumber-sumber daya untuk
mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efisien. Secara aplikatif pengorganisasian
tingkat puskesmas adalah pengaturan pegawai puskesmas dengan mengisi struktur organisasi
dan tata kerja (SOTK) puskesmas yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
disertai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab serta uraian tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi), serta pengaturan dan pengintegrasian tugas dan sumber daya puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan dan program puskesmas dalam rangka mencapai tujuan puskesmas.
Berdasarkan definisi tersebut, fungsi pengorganisasian Puskesmas merupakan alat untuk
memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang dihubungkan dengan
personil/pegawai, finansial, material, dan metode puskesmas untuk mencapai tujuan

puskesmas yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan pegawai puskesmas.
Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal berikut:
a.

Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal Puskesmas untuk penggunaan

b.

sumber daya Puskesmas secara efisien,


Bagaimana
Puskesmas
mengelompokkan

kegiatannya,

dimana

setiap

pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program yang diberi


c.
d.

wewenang mengawasi stafnya.


Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas.
Cara pimpinan Puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam unit kerja
dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004, bahwa

untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas, perlu dilakukan pengorganisasian.


Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa
penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap
satuan wilayah kerja. Dengan perkataan lain, dilakukan pembagian habis seluruh program
kerja

dan

seluruh

wilayah

kerja

kepada

seluruh

petugas

puskesmas

dengan

mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para penanggungjawab ini


dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan. Kedua,
pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk
penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan:
a. Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua sektor terkait,
misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan
upaya kesehatan kerja.
b. Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar berbagai sektor
terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor
kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.
c. Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan:
d. Secara langsung yakni antar sektor-sektor terkait.
e. Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan
(Keputusan Menteri Kesehatan, 2004).
Ada 2 (dua) hal yang perlu pengorganisasian tingkat Puskesmas, yakni: (1)
Pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam RO (Rancangan Operasional) Puskesmas,
sehingga membentuk satu kesatuan program yang terpadu dan sinergi untuk mencapai tujuan
Puskesmas, dan (2) Pengorganisasian pegawai Puskesmas, yaitu pengaturan tugas dan
8

tanggung jawab setiap pegawai Puskesmas, sehingga setiap kegiatan dan program
mempunyai penanggung jawabnya. Dengan memahami fungsi pengorganisasian Puskesmas
akan

lebih

memudahkan

mempelajari

fungsi

penggerakan

dan

pelaksanaan

(actuating/aktuasi) dan akan diketahui gambaran pembimbingan dan pengarahan yang


diperlukan oleh pegawai Puskesmas sesuai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab
(Sulaeman, 2009).
Untuk kelancaran kegiatan SP2TP di Puskesmas, maka dibentuk pengorganisasian
yang terdiri dari:
a. Penanggung Jawab (Kepala Puskesmas)
Tugas penanggung jawab adalah memberikan bimbingan kepada koordinator SP2TP
dan para pelaksana kegiatan di Puskesmas.
b. Koordinator (Petugas yang ditunjuk Kepala Puskesmas)
Koordinator SP2TP bertugas:

Mengumpulkan laporan dari masing-masing pelaksana kegiatan.


Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan bulanan SP2TP dan
mengirimkan laporan tersebut ke DInas Kesehatan Dati II paling lambat tanggal

10 bulan berikutnya.
Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan tahunan SP2TP dan
mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Dati II paling lambat 31 Januari tahun

berikutnya.
Menyimpan arsip laporan SP2TP dari masing-masing pelaksana kegiatan.
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP kepada Kepala

Puskesmas.
Mempersiapkan pertemuan berkala setiap 3 bulan yang dipimpin oleh Kepala
Puskesmas dengan pelaksanaan kegiatan untuk menilai pelksanaan kegiatan

SP2TP.
c. Anggota (Pelaksana Kegiatan di Puskesmas)
d. Pelaksana kegiatan SP2TP bertugas:
Mencatat setiap kegiatan pada kartu individu dan register yang ada.
Mengadakan bimbingan terhadap Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa.
Melakukan rekapitulasi data dari hasil pencatatan dan laporan Puskesmas
Pembantu serta Bidan di Desa menjadi laporan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya. Hasil dari rekapitulasi ini merupakan bahan untuk mengisi/membuat

laporan SP2TP.
Setiap tanggal 5 mengisi/membuat laporan SP2TP dari hasil kegiatan masingmasing dalam 2 rangkap dan disampaikan kepada coordinator SP2TP Puskesmas.
Dengan rincian satu rangkap untuk arsip coordinator SP2TP Puskesmas dan satu
9

rangkap oleh Koordinator SP2TP Puskesmas disampaikan ke Dinas Kesehatan

Dati II.
Mengolah dan memanfaatkan data hasil rekapitulasi untuk tindak lanjut yang
diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya.
Bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan kegiatannya.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Situasi

3.1.1 Keadaan Geografis


Puskesmas Pauh terletak di kecamatan Pauh dengan wilayah kerja meliputi 9 kelurahan
dengan luas 146,2 Km2dengan batas-batas sebagai berikut7:

Sebelah Utara

: Kecamatan Koto Tangah dan Kab Solok

Sebelah Selatan

: Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung

Sebelah Barat

: Kecamatan Padang timur dan Kuranji

Sebelah Timur

: Kecamatan Lubuk kilangan dan Kab solok

3.1.2 Keadaan Demografi


10

Data kependudukan Kecamatan Padang Timur sebagai wilayah kerja Puskesmas


Andalas adalah7 :

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan


KELURAHAN
JUMLAH
Kelurahan pisang
6741
Kelurahan Binuang Kp Dalam
5617
Kelurahan Piai tangah
4405
Kelurahan cupak tangah
7863
Kelurahan Kapalo Koto
5841
Kelurahan Koto Luar
6955
Kelurahan Lambung Bukit
3123
Kelurahan Limau Manis Selatan
8263
Kelurahan Limau Manis
4861
Jumlah
53669

11

3.1.3 Sarana dan Prasarana Kesehatan


Wilayah Kerja Puskesmas Pauh sangat luas, oleh karena itu untuk melayani masyarakat,
Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 5 buah Puskesmas pembantu dan
3 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Pauh, yaitu7:
1. Puskesmas Pembantu Batu Busuk
2. Puskesmas Pembantu Pisang
3. Puskesmas Pembantu Piai Tangah
4. Puskesmas Pembantu Ulu Gadut
5. Puskesmas Pembantu Jawa Gadut
6. Poskeskel Limau Manis Selatan
7. Poskeskel Koto Lua
8. Poskeskel Pisang
Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Pauh mempunyai :

1 buah kendaraan roda empat ( Puskel )

5 buah kendaraan roda dua

Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu :

Klinik Swasta bersalin

: 1

Dokter Praktek Umum

: 3

Dokter Praktek Gigi

: 2

Bidan Praktek Swasta

: 8

Posyandu Balita

: 70

Posyandu Lansia

: 12

3.1.4 Tenaga Kesehatan Puskesmas Pauh


Puskesmas Pauh mempunyai tenaga kesehatan yang bertugas di dalam gedung induk
dan Puskesmas Pembantu. dengan rincian :

12

Tabel 2. Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Pauh


NO
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

JENIS KETENAGAAN
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Keperawatan
Rekam Medik
Akademi Perawat
Akademi Bidan
Pengatur Gizi / AKZI
Perawat
Bidan
Perawat Gigi
Sanitarian
Asisten Apoteker
Analis
SMU
Jumlah

JML
2
1
1
1
12
15
4
6
2
1
2
3
1
4
54

3.2 Kegiatan Surveilans di Puskesmas Pauh


3.2.1 Tujuan Surveilans

Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan penyakit menular dan degeneratif di
Puskesmas Pauh
Tujuan Khusus
1. Untuk memonitor kecenderungan penyakit endemik
2. Mendeteksi KLB, letusan, wabah (epidemi)
3. Untuk evaluasi intervensi
4. Memonitor kemajuan pengendalian
5. Memonitor kinerja program
6. Prediksi KLB, letusan, wabah (epidemi)
7. Memperkirakan dampak masa depan dari penyakit
Dari tujuan umum surveilans Puskesmas Pauh terlihat bahwa ruang lingkup kegiatan

surveilans di Puskesmas hanya pada surveilans penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Surveilans belum merambah pada ruang lingkup surveilans epidemiologi kesehatan
lingkungan dan prilaku, masalah kesehatan, dan kesehatan matra.
Untuk tujuan khusus kegiatan surveilans di Puskesmas Pauh, secara umum, tujuantujuan tersebut sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kemenkes dan rumusan para

13

ahli, tetapi berdasarkan hasil observasi dan analisa yang dilakukan oleh penulis tidak semua
tujuan tercapai. Hal ini akan dibicarakan lebih lanjut pada pembahasan berikutnya.
3.2.2 Sumber Daya Surveilans
a. Sumber Daya Manusia ( Petugas Surveilans )
Puskesmas Pauh saat ini memiliki satu orang petugas surveilans dengan latar
belakang belakang pendidikan Diploma III (AmK). Merujuk kepada Kepmenkes
Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Kesehatan tenaga surveilans pada tingkat puskesmas
adalah seorang epidemiolog terampil. Petugas ini mulai bekerja di Puskesmas Pauh
menjadi pemegang program surveilans semenjak tahun 2010. Sudah lama tidak
mengikuti pelatihan surveilans.
Berdasarkan keterangan petugas yang dimaksud jumlah petugas yang
menggawangi program surveilans saat ini tidak menjadi kendala dalam menjalankan
kegiatan program surveilans. Untuk pelatihan surveilans dirasakan memang sangat
dibutuhkan, sebagai penyegaran ilmu dalam menjalankan tugas.
b. Sarana Pendukung
Jalannya kegiatan surveilans di Puskesmas Pauh sudah memiliki sarana berupa
paket pedoman pelaksanaan epidemiologi kesehatan, paket formulir pencatatan,
paket peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi, dan satu unit kendaraan
bermotor roda dua. Sarana tersebut sebagian besar sudah memenuhi kriteria
ketersediaan sarana surveilans untuk tingkat rumah sakit atau puskesmas
berdasarkan

Kepmenkes

Nomor

1116/MENKES/SK/VIII/2003.

Kepmenkes

tersebut juga mewajibkan tersedianya satu paket komputer, satu paket alat
komunikasi, dan satu paket kepustakaan.
3.2.3 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data surveilans di Puskesmas Pauh sebagian besar
menggunakan metoda surveilans pasif. Petugas surveilans hanya menunggu laporan
kasus baru/lama dari tenaga medis/para medis di balai pengobatan, pustu, posyandu,
atau tempat pelayanan kesehatan lainnya di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Petugas
surveilans hanya tinggal mencatat dan menjumlahkan saja.

14

Metoda surveilans pasif relatif tidak akurat, walaupun dalam format pelaporan yang
dibuat sudah diuraikan tentang definisi ataupun batasan-batasan yang dibutuhkan, tetapi
seringkali para tenaga medis terlalu sibuk dan tidak merasakan kepentingannya untuk
turut berpartisipasi dalam kegiatan surveilans, sehingga sering terjadi perbedaan
persepsi ataupun tidak terlaporkan walaupun ditinjau dari aspek biaya metode ini lebih
murah8.
Apabila penyakit yang dilaporkan ditulis di formulir W1 (KLB/potensial KLB),
maka wajib hukumnya dalam waktu 1 x 24 jam dilakukan penyelidikan epidemiologi.
Pada proses pengumpulan data ini, relatif tidak ditemukan masalah yang berarti.
Pemegang program menjalankan kordinasi yang baik dengan petugas terkait lainnya
dalam mengumpulkan data. Pencatatan juga dilaksanakan dengan baik dan rapi di
formulir pencatatan yang telah ditentukan.
3.2.4 Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi Data
Berdasarkan pedoman STP Puskesmas, untuk data yang sudah berhasil
dikumpulkan, petugas surveilans melakukan pengolahan dan analisis bulanan terhadap
penyakit potensial KLB di daerahnya dalam bentuk tabel menurut desa/kelurahan dan
grafik kecenderungan penyakit mingguan serta menginterpretasikan analisis tersebut
dalam bentuk kesimpulan sebagai landasan rekomendasi untuk dilakukannya intervensi
oleh pihak yang berwenang.
Setiap tahunnya petugas surveilans puskesmas juga wajib melaksanakan analisis
tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan faktor risiko,
perubahan lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program. Puskesmas
memanfaatkan hasilnya sebagai bahan profil tahunan, bahan perencanaan Puskesmas,
informasi program dan sektor terkait serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota6.
Di Puskesmas Pauh, petugas surveilans tidak menjalankan fungsi ini dengan
memuaskan. Analisis dilakukan hanya dengan membaca data yang sudah diolah dalam
bentuk tabel, grafik, namun belum dalam bentuk peta sebaran. Analisis seperti ini akan
membingungkan dan dengan memasukkan faktor kapasitas petugas yang bukan
merupakan seorang epidemiolog terampil maka bisa diperkirakan hasil interpretasi yang
dihasilkan tidak tajam.
Grafik 1. 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Pauh tahun 2010
15

2992

TOTAL

3000
2500
2000
1500
1000
500

TOTAL
631 563
488 457
363 286 285
201 184

Grafik 2. 10
penyakit terbanyak di Puskesmas Pauh semester I 2011

16

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan
pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah
kerja puskesmas, dengan tujuan agar semua data hasil kegiatan Puskesmas dapat dicatat serta
dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna
menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Pencatatan kegiatan harian progam
puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung dan pelaporannya dapat berupa,
Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu, Laporan mingguan
untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi dan Laporan bulanan untuk
melaporkan kegiatan rutin progam.
4.2. Saran
Kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas yang sering terlambat sebaiknya
benar-benar menjadi perhatian khusus, yaitu dengan lebih mendisiplinkan lagi
petugas puskesmas dalam menyelesaikan laporannya.

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Entjang, Indan. 2000. ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Bandung:Citra Aditya


Bakti
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit tidak menular
Terpadu. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2003
3. Chin, James. Manual Pemberantasan Penyakit Menular Ed.17. Jakarta: Depkes RI;
2007
4. Buchari, Lapau. Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;
2009.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia;2003
6. Kasjono, Heru Subaris. Intisari Epidemiologi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2009
7. Puskesmas Pauh. Laporan Puskesmas Pauh Tahun 2011. Padang: Puskesmas Pauh;
2012
8. Setiawati, Elsa Pudji. Surveilans Infeksi Nosokomial. Bandung: FK Unpad; 2009

18

Anda mungkin juga menyukai