Anda di halaman 1dari 4

Efek Program Peningkatan Kemandirian Seksual Pada Mahasiswa Di

Korea Selatan
Abstrak
Tujuan : Tujuan pada studi ini untuk mengevaluasi keefektivitasan dari program
peningkatan kemandirian seksual pada mahasiswa di korea selatan
Subjek dan metode digunakan grup kontrol non equivalent mode pretestposttest. Data dikumpulkan pada 2008 menggunakan kuisioner dari 79 pelajar
yang diambil dari kelas seni yang menjadi grup eksperimental dan 77 pelajar
menjadi grup kontrol. Gurp eksperimental menerima edukasi sebanyak 4 sesi
selama 4 minggu. Isi program disusun untuk menganalisis konsep utama
mengenai kesehatan dalam rangka meningkatkan penggunaan kontrasepsi
dalam keadaan hubungan seksual. Data dianalisa dengan menggunakan
program IBM statistik SPSS 19.0, statistik deskriptif, chi-square test dan t-test
Hasil : hasil dari grup eksperimental setelah program peningkatan kemandirian
seksual lebih signifikan daripada grup kontrol yang telah mengikuti:
pengetahuan kotrasepsi (p<0,001), penggunaan kontrasepsi (p<0,001), dan
kemandirian seksual mengenai penggunaan kontrasepsi (p=0,019)
Kesimpulan : hasil ini mengindikasikan bahwa program peningkatan kemandirian
seksual lebih efektif dalam memperbaiki pengetahuan penggunaan kontrasepsi
dan kemandirian seksual antar mahasiswa di korea selatan. Untuk itu, program
peningkatan kemandirian seksual seharusnya digunakan oleh setiap mahasiswa
untuk meningkatkan kesehatan seksual mereka. Selain itu, studi dalam
hubungan antara edukasi mengenai kontrasepsi dan mengubah mengenai
perilaku seksual
Kata kunci : pengembangan program kemandirian individu universitas
mahasiswa kontrasepsi
Pendahuluan
Kemandirian seksual memiliki kemampuan dalam mengontrol dan merasakan
tekanan dari luar dalam konteks seksualitas (Sanchez et al. 2006). Hal ini melibatkan
kemampuan dalam membuat keputusan sendiri mengenai kehidupan seksualnya dalam
konteks personal dan etika sosial (WHO 2006). Memiliki tingkatan yang tinggi dari
kemandirian seksual dikaitkan pada kebebasan yang dimiliki dalam membuat keputusan
tentang seks (Albertyn 2000); Dengan demikian semua orang harus memiliki kebebasan
dalam kemampuan membuat keputusan mengenai kehidupan seksual mereka (WHO
2006).
Kemandirian seksual dapat di ekspresikan dengan berbagai cara yaitu memulai seks,
menolak seks yang tak diinginkan dan bersikeras menggunakan kondom (Auslander et
al. 2012). Orang yang memiliki tingkatan tinggi pada kemandirian seksualnya dapat
mengontrol dan melindungi kesehatan seksualnya. Sedangkan orang yang dengan
kemandirian seksual yang kurang atau rendah lebih buruk ketika membuat pilihan
seksual dan memikirkan yang termasuk dalam keadaan penggunaan kontrasepsi, dengan

hasil yang tidak diinginkan dan seks yang tak terlindungi dan masalah kesehatan,
termasuk kehamilan yang tak diinginkan dan penyakit menular seks
Kebanyakan remaja dikorea selatan memulai pacaran atau hubungan seks ketika mereka
menjadi mahasiswa. Ketika siswa masuk universitas sekitar usia 20 tahunan, melalui
persaingan yang sengit pada ujian masuk universitas, mereka diperbolehkan memiliki
hubungan dan kemudian meningkatkan kesempatan untuk berhubungan seks. Menurut
hasil salah satu studi bahwa rata rata hubungan seks di korea selatan ketika SMA waktu
umur mereka antara 17 19 tahun, 63,2% siswa SMA memiliki pasangan dan 5,8% laki
laki dan 1,8% siswa perempuan memiliki pengalaman hubungan seks selama SMA.
Bagaimanapun setelah masuk kampus, 84% mahasiswa di korea selatan memiliki
pasangan dan 50,8% laki laki san 19% mahasiswi memiliki pengalaman berhubungan
seks. Rata rata hubungan seks pada mahasiswa meningkat 10x lipat dibandingkan siswa
SMA dikorea selatan dan kemudian pada tahun tahun di kampus menjadi periode yang
penting untuk mengedukasi mengenai hubungan seks dan seks yang aman.
Bagaimanapun rata rata penggunaan kontrasepsi mahasiswa di korea selatan lebih
rendah dibandingkan mahasisw dinegara lain. Dilaporkan bahwa

Untuk proses penelitian, para peneliti pertama menghubungi dekan dan profesor
yang bertanggung jawab atas kelas seni liberal, menjelaskan tujuan, proses
penelitian, dan isi dari program peningkatan otonomi seksual, dan kemudian
mendapat izin untuk melakukan penelitian. Untuk validasi Confirma dari
kuesioner penelitian yang terdiri dari karakteristik umum dan tiga instrumen,
sebuah uji coba pertama dilakukan dengan 30 siswa di salah satu universitas di
mana penelitian ini dilakukan sebelum studi intervensi dan kata minor revisi
besar dilakukan untuk kejelasan. Dua profesor keperawatan kesehatan
perempuan dan satu ahli klinis untuk pendidikan seksual dan keperawatan
kesehatan perempuan dikonfirmasi kesesuaian dan ketepatan item yang
termasuk dalam instrumen. pengumpulan data untuk kelompok eksperimen
dilakukan dalam langkah-langkah berikut. Untuk perekrutan peserta, pada awal
kelas dan dengan izin dari guru yang bertanggung jawab atas kelas, peneliti
menjelaskan tujuan penelitian, konten, dan proses untuk kelas mahasiswa seni
liberal dalam satu universitas. Kemudian, pemberitahuan tertulis tentang
perekrutan peserta telah diposting selama 2 minggu di papan buletin di belakang
kelas. Sebelum memulai program pendidikan, penjelasan lebih lanjut mengenai
tujuan penelitian dan proses yang disediakan, dan, sebagai tambahan, para
siswa yakin bahwa tidak akan ada kerugian bagi mereka yang tidak
berpartisipasi dalam penelitian ini. Ditulis informed consent diperoleh
fromparticipantswho tertarik dalam studi dan pra-tes sebelum programwere
peningkatan seksual diberikan. Untuk melindungi peserta anonimitas, para
peserta diminta untuk memilih nomor empat digit yang mereka dapat dengan
mudah mengingat dan menulis nomor pada pretest dan posttest kuesioner alihalih menggunakan pengidentifikasi pribadi mereka. Rata-rata waktu untuk
menyelesaikan kuesioner, yang terdiri dari jumlah 31 item, itu 10 sampai 15
menit. Para peserta yang menyelesaikan kuesioner diperintahkan untuk
menjatuhkan survei mereka ke dalam kotak yang terletak di bagian belakang
kelas untuk mencegah partisipasi koersif
atau beban respon. Setelah pendidikan 4 minggu selesai, survei tindak lanjut
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang sama. Para peserta yang
menyelesaikan baik pre test dan post test survei menerima hadiah kecil sebagai
kompensasi.
Kesimpulan
Hasil dari studi ini mengindikasikan bahwa program peningkatan kemandirian
seksual sangat berperan dalam perbaikan dalam pengetahuan dan perilaku

mengenai penggunaan kontrasepsi dan kemandirian seksual untuk


menggunakan kontrasepsi. Tujuan utama diberikannya edukasi mengenai seks
untuk menolong mahasiswa mahasiswa dalam menggunakan kemandirian
seksual yang benar didalam seluruh keadaan yang mengarah ke seks. Kemudian
program peningkatan kemandirian seksual ini berdasarkan hasil HBM
memberikan peran yang positif dalam mengubah pengetahuan, perilaku dan
kepercayaan mengenai kontrasepsi dan pencegahan penyakit oleh mahasiswa
dan dengan demikian dapat berperan dalam menggunakan kontrasepsi
berdasarkan kemandirian seksual. Karena itu selama orientasi universitas,
konten program dapat dimanfaatkan pada mahasiswa tahun pertama yang mana
banyak dari mereka mendapatkan kekasih.

Anda mungkin juga menyukai