Rona ini merupakan unsur dasar dalam interpretasi citra. Rona merupakan tingkat
kecerahan suatu objek dengan tingkatan mulai dari hitam hingga putih atau
sebaliknya. Contohnya adalah perairan yang dangkal seperti bibir pantai memiliki
rona yang cerah.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rona antara lain karakteristik obyek
itu sendiri, cuaca saat perekaman, posisi obyek serta waktu perekaman dan warna
obyek di lapangan.
2. BENTUK
Bentuk merupakan ciri objek yang dapat dengan jelas telihat sehingga mudah untuk
mengenali objek berdasarkan bentuk objek, misalnya adalah lapangan sepak bola
yang terlihat berbentuk elips atau rumah yang rata-rata memiliki bentuk persegi
panjang. Berkaitan dengan bentuk, terdapat dua istilah bentuk yaitu bentuk umum
atau luar (shape) dan bentuk rinci (form).
Bentuk umum merupakan bentuk obyek secara umum, sehingga untuk menafsirkan
obyek yang ada pada citra hanya dengan melihat ciri khas yang ada pada obyek
secara umum pula. Misalnya adalah gunung berapi memiliki bentuk kerucut.
Sedangkan bentuk rinci adalah bentuk yang lebih memperinci bentuk umum.
Contohnya adalah gunung api dengan tipe strato yang tidak mutlak berbentuk
kerucut, tetapi masih ada bentuk lain seperti adanya aliran sungai di lereng gunung
serta adanya pataham sehingga membentuk igir kecil, lembah serta jurang.
2. UKURAN
3.
Ukuran ini berkaitan dengan skala citra, bisa berupa luas, panjang, tinggi atau
volume. Ukuran juga merupakan faktor pengenal objek yang dapat digunakan untuk
membedakan obyek yang sejenis yang ada pada citra. Misalnya ukuran lapangan
sepak bola memiliki ukuran yang lebih luas dibandingkan dengan lapangan tenis.
4. TEKSTUR
Tekstur dalam interpretasi citra dinyatakan berdasarkan tingkatan kasar atau halus
atau sedang suatu obyek. Tekstur merupakan pengulangan rona pada suatu
kelompok obyek. Misalnya perairan memiliki tekstur yang halus sedangkan
pepohonan memiliki tekstur yang kasar.
Contoh lainnya adalah tanaman padi memiliki tektur yang halus dan lahan yang
tengah ditanami tebu memiliki tekstur yang sedang
5. POLA
Pola merupakan tingkat kecenderungan bentuk suatu objek dan bisa menjadi
pertanda akan adanya objek lain baik itu hasil dari bentukan manusia (buatan)
ataupun alami. Contoh, kita kenal dengan beberapa pola aliran sungai, salah
satunya adalah pola aliran sungai trellis, ini bisa menunjukkan bahwa di lokasi
tersebut terdapat lipatan.
Contoh lainnya adalah pola pemukiman yang berkelompok yang mengindikasikan
adanya mata air atau pola pemukiman menyebar yang ada di daerah karst atau pola
pemukiman memanjang yang ada di di dekat jalan atau pantai.
6. BAYANGAN
Situs ini merupakan posisi suatu obyek terhadap obyek yang lain yang ada di
sekitarnya. Misalnya adalah pemukiman yang memiliki pola linier dengan mengikuti
panjang jalan atau pantai dan sekolah yang berada di dekat lapangan sepak bola.
8. ASOSIASI
Asosiasi merupakan keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lainnya.
Contoh dari asosiasi ini adalah keberadaan stasiun kereta api yang berasosiasi
dengan rel kereta api.
9. KONVERGENSI