Anda di halaman 1dari 92

Laporan Praktikum Statistika Industri

Modul 2 Analisis Variansi


Kelompok 16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gagasan perhitungan ditetapkan oleh Sir Francis Galton (1822-1911) Persamaan
regresi adalah Persamaan matematik yang memungkinkan peramalan nilai suatu peubah
tak bebas (dependent variable) dari nilai peubah bebas (independent variable) Diagram
Pencar = Scatter Diagram. Diagram pencar merupakan diagram yang menggambarkan
nilai-nilai observasi peubah tak bebas dan peubah bebas. Nilai peubah bebas ditulis
pada sumbu X (sumbu horizontal). Nilai peubah tak bebas ditulis pada sumbu Y (sumbu
vertikal). Nilai peubah tak bebas ditentukan oleh nilai peubah bebas.
Pada dasarnya statistika dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang berhubungan
dengan pengembangan dan penggunaan metoda serta teknik untuk pengumpulan,
penyajian, penganalisisan dan pengambilan kesimpulan mengenai populasi berdasarkan
sekumpulan data. Dalam pengambilan kesimpulan, umumnya diperlukan metode
analisis dengan semua asumsi terpenuhi. Akan tetapi pada kenyataannya pemenuhan
asumsi tersebut kadang sulit untuk dilakukan, sehingga dalam banyak hal sering
bergantung pada ketepatan dalam pemilihan metode analisis yang tepat. Salah satu
metode analisis yang biasa digunakan adalah Analisis Variansi (ANOVA) untuk
rancangan percobaan. Sebelum dilakukan pengujian ANOVA, data hasil pengamatan
tersebut terlebih dahulu harus memenuhi asumsi-asumsi yang mendasari analisis
variansi tersebut. Hal tersebut perlu diperhatikan karena jika tidak terpenuhinya satu
atau lebih asumsi dapat mempengaruhi baik taraf nyata maupun kepekaan uji F atau t
terhadap penyimpangan sesungguhnya dari hipotesis nol. Misal dalam kasus
ketaknormalan, taraf nyata yang sesungguhnya biasanya lebih besar daripada yang
dinyatakan dapat mengakibatkan peluang ditolaknya hipotesis nol lebih besar, padahal
hipotesis itu benar. Tidak terpenuhinya asumsi-asumsi ANOVA dapat mengakibatkan
kekeliruan dalam pengambilam keputusan suatu hipotesis.
Oleh karena itu hubungan antara analisis variansi dan hasil sangat berpengaruh
besar yang dalam sebuah penelitian yang dilakukan, maka analisa variansi sangat
dibutuhkan dan sangat penting dalam penentuan rumusan atau penemuan suatu
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

konstanta pembentuk suatu fenomena alam yang berguna dalam memprediksi fenomena
yang akan terjadi selanjutnya.
Sebagai seorang mahasiswa teknik industri, ilmu mengenai analisis variansi sangat
diperlukan untuk melakukan prediksi sebelum mengambil keputusan dalam dunia kerja
nantinya dimana sebagai pedoman untuk mengambil suatu keputusan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan yang hendak dicapai dalam praktikum ini adalah :
1. Praktikan mampu melakukan analisis variansi sebagai analisa statistika untuk
data yang sesuai.
2. Praktikan diharapkan mampu membedakan karakteristik one-way anova dan
two-way anova.
3. Praktikan dapat mengolah data dengan menggunakan SPSS.
4. Praktikan dapat menganalisa output SPSS.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

1.3 Metodologi Praktikum

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Uji Asumsi Klasik

Pengolahan Data

Pengujian
a. Anova
b. Orthogonal Contrast
c. Perbandingan

(LSD,

Duncan,

Tukey)
d. Dunnets
e. Regresi Majemuk
Analisis

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1.1 Flowchart Metodologi Praktikum

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

1.4 Sistematika Penulisan


Berikut ini adalah sistematika penulisan modul 2 tentang Analisis Variansi :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah, prosedur
praktikum, flowchart praktikum, serta sistematika penulisan yang digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori-teori yang sesuai dan berhubungan dengan praktikum yang akan
dilaksanakan seperti tentang pengertian korelasi dan regresi linier, macam- macam
regresi dan sebagainya.
BAB III PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Berisi tentang pengolahan data untuk regresi sederhana, regresi majemukdan regresi
polinom (Excel, SPSS, maupun minitab)
BAB IV PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari percobaan serta saran.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Variansi


2.1.1

Definisi Analisis Variansi


Analisis variansi merupakan suatu metode analisis statistik yang termasuk ke

dalam cabang statistika inferensi. Anova atau analisis variansi merupakan salah satu
cara untuk menguji apakah ada persamaan nilai rata-rata dari satu atau lebih
populasi. Anova dibedakan menjadi dua yaitu one way anova dan two way anova.
Perbedaan antara keduanya terletak pada faktor yang mempengaruhi besarnya nilai
rata-rata tersebut. Pada one way anova klasifikasi pengamatan berdasarkan satu
kriteria, sedangkan pada two way anova klasifikasi berdasarkan dua kriteria. Secara
umum anlisis variansi menguji dua varian atau ragam berdasarkan hipotesis nol
bahwa kedua varian itu sama. Analisis Variansi sendiri pertama kali diperkenalkan
oleh R. A. Fisher.
(Modul Praktikum Statistika Industri 2014)

2.1.2

Tujuan Analisis Variansi


Tujuan semula Anova atau Analisi variansi sendiri adalah untuk memudahkan

analisis dan interpretasi data yang berasal dari penelitian-penelitian dalam bidang
pertanian dan biologi. Namun demikian, saat ini Anova sendiri juga digunakan dalam
bidang industri, social, ekonomi, psikologi, dan lain-lain. Analisis Variansi
merupakan alat yang digunakan untuk mengevaluasi kebaikan model regresi. Jadi
Anova bertujuan untuk menemukan variabel independen dalam penelitian dan
mengetahui interaksi antar variabel dan pengaruhnya terhadap suatu perlakuan.
Model regresi yang baik, salah satunya ditandai oleh ting-ginya koefisien
2
determinasi, dinotasikan R2 atau Radj
, yang dapat dihasilkan oleh Tabel Analisis

Variansi. Apabila terdapat himpunan data random yang saling independen, dan tidak
ada faktor yang mempenga-ruhi, maka data tersebut akan bervariasi terhadap
meannya. Pada data random yang dipengaruhi oleh suatu faktor, variasi terhadap
pengaruh faktor ikut berkontribusi.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

2.1.3

Asumsi-asumsi dalam Uji Analisis Variansi


Analisis variansi merupakan teknik statistika, oleh karena itu persyaratan-

persyaratan yang diperlukan oleh teknik tersebut haruslah dipenuhi agar analisis
terhadap sekumpulan data dapat dinyatakan shahih. Asumsi-asumsi yang mendasari
analisis variansi yang perlu diperhatikan agar pengujian menjadi shahih adalah :
1. Normalitas
Normalitas berarti nilai residual (ij) dalam setiap perlakuan (grup) yang
terkait dengan nilai pengamatan Yi harus terdistribusi secara normal. Jika
nilai residual terdistribusi secara normal, maka nilai Yi pun akan
berdistribusi normal. Apabila ukuran sampel dan varians sama, maka uji
ANOVA

sangat

tangguh

terhadap

asumsi

ini.

Dampak

dari

ketidaknormalan tidak terlalu serius, namun apabila ketidaknormalan


tersebut disertai dengan ragam yang heterogen, masalahnya bisa menjadi
serius.
2. Homoskedastisitas (kehomogenan ragam)
Asumsi lain yang mendasari analisis ragam adalah kehomogenan ragam
atau asumsi homoskedastisitas (homoscedasticity). Homoskedastisitas
berarti bahwa ragam dari nilai residual bersifat konstan. Asumsi
homogenitas mensyaratkan bahwa distribusi residu untuk masing-masing
perlakuan/kelompok harus memiliki ragam yang sama. Dalam prakteknya,
ini berarti bahwa nilai Yij pada setiap level variabel independen masingmasing beragam di sekitar nilai rata-ratanya.
3. Independensi (kebebasan galat)
Nilai residual dan data setiap pengamatan satuan percobaan harus saling
bebas, baik di dalam perlakuan itu sendiri (within group) atau diantara
perlakuan (between group). Apabila kondisi ini tidak terpenuhi, akan sulit
untuk mendeteksi perbedaan nyata yang mungkin ada.
4. Pengaruh Aditif
Pengaruh dari faktor perlakuan dan lingkungan bersifat aditif, maksudnya
tinggi rendahnya respons semata-mata akibat dari pengaruh penambahan
perlakuan dan atau kelompok. Pada model linier di atas, perlakuan (i)
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

dan galat (ij) bersifat aditif, dengan kata lain pengaruh penambahan yang
berasal dari perlakuan bersifat konstan untuk setiap ulangan dan pengaruh
ulangan bersifat konstan untuk setiap perlakuan. Nilai Respons (Yij)
merupakan nilai rata-rata umum ditambah dengan penambahan dari
perlakuan dan galat.

2.2 Rancangan Percobaan


2.2.1

Definisi Rancangan Percobaan


Rancangan percobaan merupakan aturan untuk mengambil contoh dari

populasi yang diteliti agar diperoleh penduga yang tepat dan teliti dengan biaya dan
waktu serta tenaga yang terbatas, atau dengan kata lain cara utnuk mendapatkan
jawaban bagi suatu permaslahan dengan tepat, teliti, sesuai biaya, waktu, dan tenaga
yang tersedia. Peranan rancangan percobaan sangat membantu dalam pemelitian
ilmiah yang berguna untuk memberi jawaban yang pasti mengenai dugaan-dugaan
atau pernyataan yang timbul mengenai suatu persaoalan.
(www.slideshare.net)

2.2.2

Tujuan Rancangan Percobaan


Tujuan dari Rancangan percobaan adalah :
1. Mengumpulkan data penelitian sebanyak mungkin sesuai dengan
rancangan percobaan yang diajukan
2. Memberi jawaban model penyelesaian masalah penelitian secara terbuka
dan seobjektif mungkin,seteliti mungkin ,dengan waktu singkat,biaya
hemat ,tenaga peneliti hemat.
3. Memonitor atau memantau dan mengendalikan parameter-parameter
penelitian.
4. Memperkecil kesalahan yang dibuat,antara lain kesalahan pengukuran dan
kurangnya motivasi peneliti.
5. Mengendalikan variabel luar yang tidak terkendali.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

6. Memberikan metode penelitian secara ilmiah dan terbuka untuk dikoreksi


oleh para pakar peneliti lain.
( Suharto,dkk.2004)

2.2.3

Istilah-istilah dalam Rancangan Percobaan


Terdapat beberapa istilah dalam perancangan percobaan yang perlu anda

ketahui, yaitu :

Perlakuan (treatment)
Perlakuan adalah suatu prosedur yng dikenakan pada tiap unit percobaan
dan diukur pengaruhnya serta diperbandingkan satu sama lainnya.

Satuan percobaan (experimental unit)


Satuan percobaan merupakan satuan atau unit terkecil dalm suatu
percobaan yang akan diberi suatu perlakuan. Unit terkecil tersebut
biasnaya berupa petak lahan, individu, sekandang ternak, dan lain-lain.

Satuan amatan
Merupakan suatu bagian dari suatu percobaan tempat dimana respon
suatu perlakuan diukur atau kepadanya diterpakan pengamatan tunggal.
Missal seekor sapi dalam percobaan makanan ternak.

Galat percobaan (experimental error)


Kekeliruan percobaan atau galat percobaan adlah suatu ukuran
ketidakmampuan materi percobaan untuk memberikan respon yang sama
apabila mendapatkan perlakuan yang sama. Namun ketidakmampuan ini
justru merupakan ciri spesifik dari materi-materi percobaan tersebut.
Dengan kata lainnya, galat adalah petunjuk bahwa materi percobaan
tersebut memberikan respon yang bervariasi, sekalipun semuanya
mendapatkan perlakuan yang sama.

Factor

Peubah bebas yang diduga berpengaruh terhadap respon (jenis


perlakuan) dalam suatu percobaan.
(Modul Praktikum Statistika Industri, 2014)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

2.2.4

Strategi Rancangan Percobaan


Dalam melakukan rancangan percobaan, selain harus mengetahui prinsip

utamanya, harus mengetahui juga dasar-dasar terpenting dalam melakukan rancangan


percobaan. Untuk keadan lingkungan, menggunakan rancangan percobaan, dimana
langkah-langkahnya antara lain adalah memperhatikan lingkungan dan bahan sekitar,
lalu kemudian menentukan rancangan standar atau rancangan baku. Kemudian untuk
keadaan tertentu, dilakukan rancangan perlakuan sesuai dengan tujuannya sendiri,
kemudain langkah terakhir dilakukan perlakuan penelitian. Dan yang terakhir adalah
untuk respon objek, digunakan rancangan respon, yaitu berdasarkan sifat dan
karakteristiknya dan variable penelitian.

2.2.5

Prinsip Dasar Rancangan Percobaan

a. Replikasi
Ulangan adalah diterapkannya satu perlakuan kepada lebih dari satu satuan
percobaan. Ulangan merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian dan
mempunyai
Meningkatkan

fungsi

untuk

presisi

(1)

dengan

Menyediakan
menurunkan

galat

percobaan;

simpangan

baku);

(2)
(3)

Meningkatkan generalisasi (kalau ulangan dilakukan a.l. pada tempat, waktu,


bahan yang berbeda). Besarnya ulangan ditentukan oleh: (1) besarnya
perbedaan yang ingin dideteksi; dan (2) keragaman data dan jumlah
perlakuan.
b. Pengacakan
Pengacakan adalah yang mendasari metode statistika dalam rancangan
percobaan. Pengacakan adalah penerapan perlakuan kepada satuan percobaan
sehingga semua/setiap satuan percobaan mempunyai peluang yang sama
untuk menerima suatu perlakuan. Konsep pengacakan ini berlaku juga untuk
pengambilan subsampel atau penentuan satuan pengamatan.
Pengacakan berfungsi: (1) Menghindarkan bias yaitu menjamin penduga
tidak bias untuk nilai tengah perlakuan dan galat percobaan; (2) Menjamin
adanya kebebasan antarpengamatan; (3) Mengatasi sumber keragaman yang
diketahui namun tidak dapat diduga pengaruhnya
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

c. Kontrol lokal
Kontrol lokal merupakan sebagian dari keseluruhan prinsip rancangan yang
harus dilaksanakan. Biasanya merupakan langkah-langkah atau usaha-usaha
yang berbentuk penyeimbangan, pemblokan, dan pengelompokan unit-unit
percobaan yang digunakan dalam rancangan. Salah satu caranya adalah
dengan mengelompokkan satuan eksperimen yang serupa ke dalam blok
tertentu. Pemblokiran dipergunakan untuk meningkatkan ketelitian setinggi
mungkin dari hasil percobaan.

2.2.6

Analisis Variansi untuk Rancangan Percobaan


Telah diketahui bahwa statistika berurusan dengan pengembangan dan

penggunaan metode serta teknik untuk pengumpulan, penyajian, penganalisisan, dan


pengambilan kesimpulan mengenai populasi berdasarkan sekumpulan data sehingga
ketidakpastian dari kesimpulan berdasarkan data itu dapat diperhitungkan dengan
menggunakan ilmu hitung peluang. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa analisis
hanyalah bersifat eksak apabila asumsi-asumsi, umumnya mengenai bentuk
distribusi, semuanya dipenuhi. Akan tetapi pada kenyataannya hal ini kadang-kadang
tidak terjadi atau sukar untuk dibuktikan, sehingga dalam banyak hal sering
bergantung pada kecakapan memilih metode analisis yang tepat untuk seuatu
persoalan, termasuk kedalamnya cara-cara perencanaan untuk memperoleh data yang
diperlukan. Sering terjadi bahwa data yang dikumpulkan tidak atau kurang
bermanfaat untuk keperluan analisis persoalan yang dihadapi. Untuk mengatasinya
diperlukan suatu rancangan percobaan, yaitu tiap langkah tindakan yang betul-betul
terdefinisikan, sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau
diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan. Dengan kata
lain, rancangan sebuah percobaan merupakan langkah-langkah lengkap, yang perlu
diambil jauh sebelum percobaan dilakukan agar data yang semestinya diperlukan
dapat diperoleh sehingga akan mengarah kepada analisis obyektif dan kesimpulan
yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas.
Pada dasarnya, aspek utama yang perlu dirancang dalam merencanakan suatu
percobaan adalah menentukan kondisi lingkungan komoditi teknik/teknologi dari
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

10

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

tempuhan-tempuhan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, menetapkan nilai


variabel variabel percobaan pada masing-masing tempuhan tersebut. Pemilihan
tempuhan yang akan dilakukan didasarkan pada banyak dan jenis informasi yang
ingin diperoleh.
Rancob mungkin saja dilakukan dengan bermacam-macam jenis dan
ragamnya. Tetapi disini dibatasi pembahasan untuk suatu rancob yang hanya
mempunyai sebuah faktor yang nilainya berubah-ubah, Rancob yang demikian
disebut rancob faktor tunggal. Faktor yang diperhatikan dapat memiliki sejumlah
taraf (lebih dari 2 taraf) dengan nilai yang bisa kualitatif, kuantitatif, bersifat tetap
ataupun bersifat acak. Dan analisis variansi disini adalah sebagai alat analisa utama.

2.3 Uji RAL


2.3.1

Definisi RAL
Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan dasar. Semua

rancangan random berpangkal pada RAL dengan menempatkan pembatasanpembatasan dalam alokasi perlakuan dalam lapangan percobaan. Apabila unit
percobaan terlalu heter0gen, salah satu cara untuk mengontrol variabilitas adalah
dengan mengadakan stratifikasi kedalam kelompok -kelompok yang lebih homogen.
RAL dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan beberapa perlakuan yang
disusun secara random untuk seluruh unit percobaan. Tidak ada pembatasan yang
dikenakan dalam menyusun perlakuan untuk tiap unit percobaan. Diterapkan pada
percobaan yang dilakukan pada lingkungan homogen (atau dapat dianggap
homogen), misalnya percobaan-percobaan yang dilaksanakan di laboratorium atau
rumah kaca dimana pengaruh lingkungan secara nisbi lebih mudah dikendalikan.
Perlu dijelaskan disini bahwa yang disebut "lingkungan" adalah faktor-faktor lain
diluar faktor yang sedang diteliti. Dalam percobaan RAL setiap unit percobaan
ditempatkan secara acak serta tidak mengikuti suatu pola baris atau lajur tertentu.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

11

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

2.3.2

Prinsip Dasar RAL


Dalam percobaan RAL setiap unit percobaan ditempatkan secara acak serta

tidak mengikuti suatu pola baris atau lajur tertentu.


Dua hal yang harus diperhatikan dalam rancangan acak lengkap adalah :
1.

Kecuali perlakuan, semua (media percobaan dan keadaan-keadaan lingkungan

lainnya) harus serba sama.


2.

Penempatan perlakuan ke dalam satuan-satuan percobaan dilakukan secara acak

lengkap, yang artinya kita perlakukan semua satuan percobaan sebagai satu kesatuan
dimana perlakuan-perlakuan (baik yang sama atupun tidak) ditempatkan ke
dalamnya secara acak.
Tabel 2.1 Analisis Variansi untuk Rancangan Acak Lengkap

Sumber
Variasi

Jumlah kuadrat

Derajat

Rataan

Kebebasan

kuadrat

hitungan

Perlakuan

Galat

Ti 2
JKA

JKG

i 1

= JKT- JKA
k

Jumlah

2.3.3

JKT

T 2 ..

nk

= yij2
i 1 j 1

T 2 ..
nk

k-1

k(n-1)

S i2

JKA
k 1

S2

JKG
k (n 1)

S i2
S2

Nk-1

Kelebihan RAL
Rancangan Acak Lengkap tentu saja memiliki beberapa kelebihan. Berikut

adalah beberapa kelebihan yang dimiliki Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai
berikut:

Merupakan rancangan percobaan yang paling sederhana.

Apabila terjadi penyimpangan didalam analisis dan tindakan, interpretasi


dapat lebih mudah

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

12

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

2.3.4

Kekurangan RAL
Selain kelebihan, Rancangan Acak Lengkap tentu saja juga memiliki

kekurangan, kurang lebih diantaranya adalah :

Susah mencari media percobaan dan keadaan- keadaan lingkungan yang


sama.

2.4 Uji RAK


2.4.1

Definisi RAK
RAK atau yang nama lainnya adalah Rancangan Acak Kelompok, umumnya

diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak homogen


(heterogen), misalnya percobaan-percobaan yang dilaksanakan di lapangan, dimana
terdapat 1 sumber keragaman diluar faktor penelitian. Dalam percobaan RAK setiap
unit percobaan ditempatkan secara acak dan mengikuti suatu pola baris atau lajur
tertentu, tegak lurus dari sumber keragaman yang ada di lapangan.
Rancangan acak kelompok menempatkan perlakuan ke dalam petak-petak
satuan-satuan percobaan dilakukan secara acak. Pengacakannya secara lengkap per
kelompok, artinya hasil pengacakan untuk menempatkan perlakuan dalam suatu
kelompok tidak boleh digunakan lagi untuk kelompok lainnya.

2.4.2

Prinsip Dasar RAK


Langkah langkah untuk melakukan analisis variansi sama dengan rancangan

acak lengkap, hanya saja berbeda dalam perhitungannya saja.


Tabel 2.2 Rumus Perhitungan ANOVA untuk Rancangan Acak Kelompok

Sumber

Jumlah kuadrat

Variasi

Derajat

Rataan

Kebebasan

kuadrat

hitungan

Perlakuan

T
JKA

i 1

T 2 ..

bk

k-1

S i2

JKA
k 1

b -1

S2

JKB
b 1

S i2
S2

Blok

T
j 1

.j

T 2 ..

bk

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

13

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Lanjutan Tabel 2.2 Rumus Perhitungan ANOVA untuk Rancangan Acak Kelompok

JKG

Galat

= JKT- JKA -

JKB
JKT

Total

S2

JKG
(b 1)(k 1)

yij2
i 1 j 1

2.4.3

(k 1)(b-1)

T 2 ..
bk

bk-1

Kelebihan RAK
RAL, tentu saja RAK juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Salah satu kelebihan RAK diantaranya adalah :

Perlakuan ditempatkan ke dalam petak- petak atau satuan- satuan


percobaan.

2.4.4

Kekurangan RAK
Selain kelebihan, RAK tentu saj juga memiliki beberapa kekurangan, salah

satu kekurangan RAK adalah sebagai berikut :

Memerlukan waktu yang cenderung lebih lama.


2.5 Uji Perbandingan Berpasangan
2.5.1

Uji Orthogonal Contrast


Ortoghonal contrast digunakan bila peneliti ingin menguraikan variansi

perlakuan menjadi bagian-bagian yang bebas. Biasanya si peneliti telah mempunyai


kontras tertentu yang ingin diselidiki. Dua kontras dengan koefisien {ci}dan
{di}adalah orthogonal jika :
a

c d
i 1

= 0.......................................................(2-1)

atau untuk desain yang tidak seimbang. jika :


a

n c d = 0.....................................................(2-2)
i 1

i i

( Modul Praktikum Statistika Industri. 2013 )

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

14

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

2.5.2

Uji LSD
Pengujian dilakukan dengan uji t antar seluruh pasangan grup mean. untuk

menentukan nilai LSD yang nantinya dipakai sebagai nilai perbandingan yang akan
dibandingkan dengan selisih rataan pertama yang ingin diuji. Uji ini akan sangat baik
digunakan apabila pengujian mean yang akan diperbandingkan sebelumnya telah
direncanakan.
LSD= t / 2, 45

2 xs 2
..(2-3)
n
( Montgomery. Douglas C. 1991)

2.5.3

Uji Duncan
Uji ini disebut juga uji rentangan-darab Duncan. Rentangan setiap himpunan

bagian dari p rataan sampel haruslah melibihi suatu nilai tertentu sebelum setiap p
rataan dikatakan berbeda. Nilai ini disebut rentangan berarti terkecil untuk p rataan.
Syi =

s2
.........................................................(2-4)
n
(Wapole/Meyers. 1995)

2.5.4

Uji Dunnet
Dunnet mengembangkan uji ini dan mempopulerkannya pada tahun

1955. Uji Dunnet mempertahankan MEER pada level yang tidak lebih dari taraf
nyata yang ditentukan. misal = 0.05. Pada metode ini. hanya membutuhkan satu
nilai pembanding yang digunakan untuk membandingkan antara kontrol dengan
perlakuan lainnya. Formulanya mirip dengan LSD. namun pada uji ini. nilai t yang
digunakan bukan t-student yang digunakan pada uji LSD. Dunnet menggunakan
tabel t tersendiri. yang biasanya terlampir pada buku-buku perancangan percobaan.

2.5.5

Uji Tukey
Metode Tukey menyangkut pencarian perbedaan yang berarti antara 2 rataan

dengan memakai suatu nilai kritis sebagai perbandingan semua perlakuan yang
berpasangan. Metode perbandingan oleh Tukey menyangkut pencarian perbedaan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

15

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

yang berarti antara reataan i dan j (ij) bila ( yi y j ) lebih besar daripada
q[ , k , v]s 1 .
n

2.6 Uji T
Uji ini berfungsi untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variable
bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variable terikatnya. Selain itu uji T dugunakan
untuk mengetahui apakah variable-variable independen secara parsial berpengaruh
nyata atau tidak. Derajat signifikasi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai
signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan , maka diterima hipotesis alternatif.

2.7 Uji F
Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah variable-variable independen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap variable-variable dependen. Derajat
kepercayaan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F
menurut tabel , maka hipotesis alternatif , sehingga variable independen berpengaruh
pada variable dependen.
(regeresi.berganda.uji.f.uji.t.htm)

2.8 Software SPSS


Dengan menggunakan Software SPSS kita dapat melakukan: Uji Normalitas Data.
Uji Homogenitas Data. Uji Linieritas. Uji Kebebasan (dengan menggunakan Uji Chi
square). Uji Anova. Uji Orthogonal Contrast. Uji Perbandingan Berpasangan (LSD.
Duncan.Tukey) dan Uji Perbandinagn Dengan Kontrol (Dunnets). Dari sini

kita

dimudahkan tanpa melakukan perhitungan manual karena biasanya perhitungan manual


yang akan dilakukan akan memakan waktu yang lama dan dengan menggunakan
formula atau rumus yang cukup rumit. Namun dengan menggunakan software SPSS.
kita tinggal memasukkan data dan dengan melakukan prosedur yang telah ada. kita akan
mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

16

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Untuk uji normalitas dan uji homogenitas mengunakan tools sebagai berikut:
Analyze

Desriptive

Eksplore

Uji Anova, uji orthogonal contras, uji perbandingan berpasangan (LSD, Duncan,
dan Tukey) dan perbandingan dengan kontrol (Dunnets) mengunakan tools sebagai
berikut:
Analyze

Compare Means

One Way Anova.

Untuk uji kebebasan mengunakan tools sebagai berikut:


Analyze

Non parametric

Chi Square

Untuk uji linearitas mengunakan tools sebagai berikut:


Graph

Interactive

Scatter Plot

2.9 Software Minitab


Permasalahan permasalahan statistika bukan suatu masalah rumit karena seiring
dengan perkembangan teknologi komputer. pekerjaan statistik sangat terbantu dengan
adanya program aplikasi komputer untuk statistik yang kini sudah banyak dipasarkan.
Komputer sangat membantu pekerjaan statistik. terutama dalam melakukan perhitungan
statistik yang menggunakan rumus matematika yang rumit dan banyak data. Salah satu
program statistik yang telah diakui banyak orang adalah program MINITAB.
Program MINITAB merupakan program statistiks yang diakui cukup andal oleh
banyak kalangan. baik dunia kampus maupun industri. Keunggulan MINITAB adalah
selain menyediakan metode metode statistik klasik seperti analisis regresi. analisis
faktor. analisis deskriminan. dan tabulasi silang. MINITAB juga menyediakan pula
metode metode statistik untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas seperti
pengendalian kualitas statistik. desain eksperimen. dan analisis realibilitas. MINITAB
juga mampu memberi nilai taksiran yang mendekati nilai sebenarnya.Pada modul ini
digunakan menu Stat yang merupakan menu untuk penggunaan beberapa metode
statistik untuk mengolah data seperti ANOVA. Submenu dari menu Stat yang
digunakan adalah ANOVA ( One-Way ANOVA ) yaitu submenu yang digunakan untuk
membuat ANOVA satu arah untuk variabel respon dalam satu kolom dan
membandingkan beberapa rata-rata populasi.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

17

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

2.10 Software Excell


Seperti sudah diketahui, MS Excel merupakan salah satu paket program alam
MS Office yang berguna untuk pengolahan lembar kerja (data yang disajikan dalam
bentuk tabel berupa kolom dan baris). MS Excel mampu melakukan perhitunganperhitungan numerik baik dengan operasi-operasi aritmetika biasa maupun dengan
fungsi-fungsi matematika, termasuk fungsi-fungsi statistika sederhana (statistiks
deskriptif). Dengan demikian, MS Excel dapat digunakan untuk analisis data statistiks.
Akan tetapi, untuk keperluan analisis data statistiks yang lebih rumit, pemakaian fungsifungsi matematika dasar dan statistika (built-in) memerlukan perhitungan manual yang
cukup panjang. Untunglah bahwa MS Excel menyediakan serangkaian tool khusus
untuk analisis data disebut Analysis ToolPak yang dapat digunakan untuk kemudahkan
analisis data statistiks mulai dari yang sederhana sampai yang cukup rumit, termasuk uji
hipotesis dan analisis (ko)varians serta analisis Fourier Cara pemakaiannya pun sangat
mudah. Pemakai tinggal memasukkan data pada lembar kerja Excel seperti biasa dan
parameter yang sesuai untuk setiap analisis, selanjutnya Tool akan menggunakan
fungsi-fungsi makro statistiks dan teknik yang sesuai kemudian menampilkan hasil
perhitungan/analisis dalam bentuk tabel output dan/atau grafik/diagram.
(Montgomery. Douglas C. 1991.)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

18

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

3.1 RAL
3.1.1

Pengumpulan Data
Berikut ini adalah tabel data hasil percobaan RAL mengenai jauhnya bola

tenis yang dipantulkan pada cor-coran dengan ketinggian awal 20cm, 40cm, 60cm,
80cm dilakukan sebanyak 10 kali untuk setiap perlakuannya.
Tabel 3.1 Data RAL

RAL
corcoran
corcoran
corcoran
corcoran
corcoran
corcoran
corcoran
corcoran
corcoran
corcoran

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

20cm

40cm

60cm

80cm

12

24

36

46

13

26

35

45

14

25

37

46

13

22

38

45

14

26

34

47

15

24

36

48

13

25

37

47

14

23

34

44

15

26

35

43

12

23

38

44

19

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.1.2

Uji Asumsi Analisis Variansi

3.1.2.1 Uji Normalitas


a. SPSS
-

Hipotesis
1. Ho : Data berdistribusi normal
2. H1 : Data tidak berdistribusi normal
3. = 0,05
4. Daerah kritis : nilai signifikansi < 0,05
5. Perhitungan :
Tabel 3.2 Uji Normalitas dengan SPSS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov

Statistic

VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
-

.178
.168
.149
.129

Df
10
10
10
10

Shapiro-Wilk

Sig.
*

.200
.200*
.200*
.200*

Statistic

df

Sig.

.907
.908
.918
.966

10
10
10
10

.258
.268
.341
.849

6. Keputusan
Uji Kolmogorov-Smirnov: Jangan tolak H0 untuk semua perlakuan
karena p > 0.05. Uji Shapiro-Wilk: Jangan tolak H0 untuk semua
perlakuan karena p > 0.05.
7. Kesimpulan
Uji Kolmogorov-Smirnov: Data pada semua perlakuan berdistribusi
normal. Uji Shapiro-Wilk: Data pada semua perlakuan berdistribusi
normal.

Analisis
Jumlah data untuk Kolmogorov-Smirnov yaitu 10 data baik untuk
perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3 maupun untuk perlakuan 4.
Pedoman dalam pengambilan keputusan dengan uji normalitas yaitu
bila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data tidak berdistribusi

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

20

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

normal, namun bila nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka data
berdistribusi normal.
Nilai signifikan untuk uji Kolmogorov-Smirnov yaitu:
a.

Perlakuan 1 yaitu 0,200 > 0,05

b.

Perlakuan 2 yaitu 0,200 > 0,05

c.

Perlakuan 3 yaitu 0,200 > 0,05

d.

Perlakuan 4 yaitu 0,200 > 0,05

Sehingga dapat disimpulkan untuk uji Kolmogorov-Smirnov, semua


taraf perlakuan berdistribusi normal.
Nilai signifikan untuk uji Shapiro-wilk yaitu:
a.

Perlakuan 1 yaitu 0,258 > 0,05

b.

Perlakuan 2 yaitu 0,268 > 0,05

c.

Perlakuan 3 yaitu 0,341 > 0,05

d.

Perlakuan 4 yaitu 0,849 > 0,05

Sehingga dapat disimpulkan untuk uji Shapiro-wilk, semua taraf


perlakuan berdistribusi normal.

Uji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot)


- Perlakuan 1

Gambar 3.1 SPSS Q-Q Plot (20cm)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

21

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Berdasarkan gambar maka dapat diketahui bahwa plots (titik


titik) tersebar disekitar garis dengan 2 plot yang terletak pada garis 0.
Plots yang tersebar jauh dari garis 0 menunjukan bahwa data tersebut
berdistribusi secara normal. Maka dapat disimpulkan gambar diatas
menunjukan bahwa data dengan perlakuan 1 (dijatuhkan dari ketinggian
20 cm) berdistribusi normal, sesuai dengan keadaan plots yang tersebar
jauh dari garis 0.

- Perlakuan 2

Gambar 3.2 SPSS Q-Q Plot (40cm)

Berdasarkan gambar maka dapat diketahui bahwa plots (titik


titik) tersebar jauh dari garis 0.Plots yang tersebar jauh dari garis 0
menunjukan bahwa data tersebut berdistribusi secara normal. Maka
dapat disimpulkan gambar diatas menunjukan bahwa data dengan
perlakuan 2 (dijatuhkan dari ketinggian 40 cm) berdistribusi normal,
sesuai dengan keadaan plots yang tersebar jauh dari garis 0.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

22

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

- Perlakuan 3

Gambar 3.3 SPSS Q-Q Plot (60cm)

Berdasarkan gambar maka dapat diketahui bahwa plots (titik


titik) tersebar jauh dari garis 0 dengan sebuah titik yang terletak pada
garis 0.Plots yang tersebar jauh dari garis 0 menunjukan bahwa data
tersebut berdistribusi secara normal. Maka dapat disimpulkan gambar
diatas menunjukan bahwa data dengan perlakuan 3 (dijatuhkan dari
ketinggian 60 cm) berdistribusi normal, sesuai dengan keadaan plots
yang tersebar jauh dari garis 0.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

23

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

- Perlakuan 4

Gambar 3.4 SPSS Q-Q Plot (80cm)

Berdasarkan gambar 3.12 maka dapat diketahui bahwa plots (titik


titik) tersebar jauh dari garis 0 dengan sebuah titik yang terletak pada
garis 0.Plots yang tersebar jauh dari garis 0 menunjukan bahwa data
tersebut berdistribusi secara normal. Maka dapat disimpulkan gambar
diatas menunjukan bahwa data dengan perlakuan 4 (dijatuhkan dari
ketinggian 40 cm) berdistribusi normal, sesuai dengan keadaan plots
yang tersebar jauh dari garis 0.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

24

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Uji Normalitas dengan Plot (Q-Q plot)


-Perlakuan1

Gambar 3.5 SPSS Detrended Q-Q Plot (20 cm)

Berdasarkan gambar maka dapat diketahui bahwa plots (titik


titik) terletak di sekitar garis ekspektasi. Pada gambar diatas tidak
terdapat plots yang berada tepat pada garis ekspektasi dan 4 garis
lainnya disekitar garis ekspektasi. Maka dapat disimpuliakan gambar
diatas menunjukan bahwa data dengan perlakuan 1 (dijatuhkan dari
ketinggian 20 cm) berdistribusi normal, sesuai dengan keadaan plots
yang tersebar didekat garis ekspektasi.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

25

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

-Perlakuan 2

Gambar 3.6 SPSS Detrended Q-Q Plot (40 cm)

Berdasarkan gambar maka dapat diketahui bahwa plots (titik


titik) terletak di sekitar garis ekspektasi. Pada gambar diatas tidak ada
titik yang terletak tepat pada garis, tetapi terletak pada jarak yang dekat
dengan garis. Maka dapat disimpulkan gambar diatas menunjukan
bahwa data dengan perlakuan 2 (dijatuhkan dari ketinggian 40 cm)
berdistribusi normal, sesuai dengan keadaan plots yang tersebar didekat
garis ekspektasi.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

26

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

-Perlakuan 3

Gambar 3.7 SPSS Detrended Q-Q Plot (60 cm)

Berdasarkan gambar maka dapat diketahui bahwa plots (titik


titik) terletak di sekitar garis ekspektasi. Pada gambar diatas tidak
terdapat sebuah titik yang terletak tepat pada garis ekspektasi dan titik
titik lainnya tersebar di dekat garis ekspektasi. Maka dapat disimpulkan
gambar diatas menunjukan bahwa data dengan perlakuan 3 (dijatuhkan
dari ketinggian 60 cm) berdistribusi normal, sesuai dengan keadaan
plots yang tersebar didekat garis ekspektasi.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

27

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

-Perlakuan 4

Gambar 3.8 SPSS Detrended Q-Q Plot (80 cm)

Berdasarkan gambar maka dapat diketahui bahwa plots (titik


titik) terletak di sekitar garis ekspektasi. Pada gambar diatas tidak
terdapat sebuah titik yang terletak tepat pada garis ekspektasi dan titik
titik lainnya tersebar di dekat garis ekspektasi. Maka dapat disimpulkan
gambar diatas menunjukan bahwa data dengan perlakuan 4 (dijatuhkan
dari ketinggian 80 cm) berdistribusi normal, sesuai dengan keadaan
plots yang tersebar didekat garis ekspektasi.
b. Minitab
-

Hipotesis
1. Ho : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. H1 : Data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
3. =0,05

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

28

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

4. Daerah kritis
P-Value < , maka sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
5. Perhitungan :
Probability Plot of C1
Normal

99

Mean
StDev
N
KS
P-Value

95
90

29.85
12.27
40
0.124
0.119

Percent

80
70
60
50
40
30
20
10
5

10

20

30
C1

40

50

60

Gambar 3.9 Output Minitab

6. Keputusan
Uji Kolmogorov-Smirnov: Jangan tolak H0 untuk semua perlakuan
karena p > 0.05.
7. Kesimpulan
Uji Kolmogorov-Smirnov: Data pada semua perlakuan berdistribusi
normal.

Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa
data dari hasil keempat perlakuan berdistribusi secara normal. Hal
tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan software Minitab
dimana data memiliki nilai KS value yang melebihi nilai = 0.05.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

29

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.1.2.2 Uji Linieritas


a. SPSS
-

Hipotesis

1. Ho : Model regresi linier


2. H1 : Model regresi tidak linier
3.
4. Daerah kritis = deviation from linearity < 0,05
5. Perhitungan :
Tabel 3.3 Uji ANOVA
ANOVA Table
Mean
Sum of Squares
VAR00001 * VAR00002

Between Groups

df

Square

(Combined)

5797.700

1932.567

974.403

.000

Linearity

5788.880

5788.880

2.919E3

.000

8.820

4.410

2.224

.123

71.400

36

1.983

5869.100

39

Deviation from
Linearity
Within Groups
Total

6. Keputusan
Jangan tolak H0 karena nilai deviation from linearity > 0,05 yaitu
0,123 > 0,05.Jadi bersifat linier.
7. Kesimpulan
Dilihat dari hasil diatas maka dihasilkan data memiliki model regresi
linier.

Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa
data dari hasil keempat perlakuan bersifat linierity. Hal tersebut sesuai
dengan perhitungan menggunakan software SPSS dimana data memiliki
nilai signifikasi dari deviation from linierity yang melebihi nilai =

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Sig.

30

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

0.05. Sifat linierity pada data tersebut menunjukan bahwa dengan 4


perlakuan yang berbeda menghasilkan nilai yang kelipatannya hampir
sama di setiap percobaan.

3.1.2.3 Uji Homogenitas Variansi


a. Manual
- Hipotesis
1. H0

: Ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi.

2. H1

: Tidak ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi.

3.

: 0.05

4. Daerah kritis

: 2 > 2

5. Perhitungan :
v = (jumlah baris 1) x (jumlah kolom 1) = (10 1) x (4 1) = 27
Dari tabel L5 didapat 2 (dengan nilai v = 27) = 40.113
ei =

jumlah lajur x jumlah baris


=
jumlah keseluruha n

= 13.341

Tabel 3.4 Perhitungan Manual Uji Homogenitas RAL

perlakuan
replikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
total

oi
12
13
14
13
14
15
13
14
15
12

1
ei
13.34171
13.45477
13.79397
13.34171
13.6809
13.90704
13.79397
13.00251
13.45477
13.22864
135

oi
24
26
25
22
26
24
25
23
26
23

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

2
ei
24.1139
24.31826
24.93132
24.1139
24.72697
25.13568
24.93132
23.50084
24.31826
23.90955
244

oi
36
35
37
38
34
36
37
34
35
38

3
ei
35.57789
35.8794
36.78392
35.57789
36.48241
37.08543
36.78392
34.67337
35.8794
35.27638
360

oi
46
45
46
45
47
48
47
44
43
44

4
ei
total
44.9665 118
45.34757 119
46.49079 122
44.9665 118
46.10972 121
46.87186 123
46.49079 122
43.82328 115
45.34757 119
44.58543 117
455 1194

31

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Tabel 3.5 Perhitungan Manual Lanjutan Uji Homogenitas RAL

perlakuan
replikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
total

p1
p2
p3
p4
(oi-ei)^2/ei
(oi-ei)^2/ei
(oi-ei)^2/ei
(oi-ei)^2/ei
0.1349
0.0005
0.0050
0.0238
0.0154
0.1163
0.0216
0.0027
0.0031
0.0002
0.0013
0.0052
0.0088
0.1853
0.1649
0.0000
0.0074
0.0655
0.1689
0.0172
0.0859
0.0513
0.0318
0.0272
0.0457
0.0002
0.0013
0.0056
0.0765
0.0107
0.0131
0.0007
0.1775
0.1163
0.0216
0.1215
0.1141
0.0346
0.2103
0.0077
0.669267833 0.580957673 0.639593592 0.211473107

total
0.164229
0.155891
0.009717
0.358983
0.259086
0.19613
0.052736
0.100985
0.436849
0.366686
2.101292

6. Keputusan
Jangan tolak H0 untuk

<

(2.101 < 40.113)

7. Kesimpulan
Data besifat bebas antara perlakuan dengan replikasi.

- Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa data
dari hasil keempat perlakuan bersifat bebas antara perlakuan dan
replikasi. Hal tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan
perhitungan manual dimana data memiliki nilai

<

(2.101 <

40.113). Sifat bebas antara perilaku dan replikasi menunjukan bahwa


banyak replikasi yang dilakukan tidak mempengaruhi nilai dari masing
masing perlakuan.

b. SPSS
- Hipotesis
1

H0 : Data bersifat homogen dalam variansi.

H1 : Data tidak bersifat homogen dalam variansi.

: 0.05

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

32

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Daerah kritis :
Software SPSS dan Minitab : p < 0.05

Perhitungan :
Tabel 3.6 Uji Homogenitas RAL
Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic

df1

4.585

df2
3

Sig.
36

.008

a. There are no valid cases for VAR00001 when VAR00002 = .. Statistics cannot be computed for
this level.

Levene Statistic : 0.008

6. Keputusan
Terima H0untuk Levene Statistic karena p > 0.05.
7. Kesimpulan
Data bersifat homogen dalam variansi dengan populasi yang dianggap
sama.

- Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa
data dari hasil keempat perlakuan bersifat homogen dalam variansi. Hal
tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan software SPSS
dimana data memiliki nilai signifikasi dan P value dari Levene Statistic
yang melebihi nilai = 0.05. Sifat homogen tersebut menunjukan
bahwa data dari hasil empat perlakuan memiliki variansi yang sama dari
populasinya dapat dianggap sama.

c. Minitab
- Hipotesis
1. H0 : Data bersifat homogen dalam variansi.
2. H1 : Data tidak bersifat homogen dalam variansi.
3. : 0.05

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

33

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

4. Daerah kritis :
Software SPSS dan Minitab : p < 0.05
5. Perhitungan :
Test for Equal Variances for C1
Bartlett's Test
Test Statistic
P-Value

1.33
0.721

Lev ene's Test


Test Statistic
P-Value

C2

0.61
0.613

1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

Gambar 3.10 Output Minitab Uji Homogenitas

Levenes test : 0.613


6. Keputusan
Jangan tolak H0 untuk Levene Statistic karena p > 0,05
7. Kesimpulan
Data bersifat homogen dalam variansi dengan populasi yang dianggap
sama.

- Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa data
dari hasil keempat perlakuan bersifat homogen dalam variansi. Hal
tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan software Minitab
dimana data memiliki nilai signifikasi dan P value dari Levene Statistic
yang melebihi nilai = 0.05. Sifat homogen tersebut menunjukan bahwa
data dari hasil empat perlakuan memiliki variansi yang sama dari
populasinya dapat dianggap sama.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

34

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.1.2.4 Uji Independensi (Chi-Square)


a. Manual
-

Hipotesis
1. H0 : Ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi.
2. H1 : Tidak ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi.
3.

: 0.05

4. Daerah kritis : 2 > 2


5. Perhitungan :
v = (jumlah baris 1) x (jumlah kolom 1) = (10 1) x (4 1) = 27
Dari tabel L5 didapat 2 (dengan nilai v = 27) = 40.113
ei =

jumlah lajur x jumlah baris


=
jumlah keseluruha n

= 13.341

Tabel 3.7 Perhitungan Manual Uji Independensi RAL

perlakuan
replikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
total

oi
12
13
14
13
14
15
13
14
15
12

1
Ei
13.34171
13.45477
13.79397
13.34171
13.6809
13.90704
13.79397
13.00251
13.45477
13.22864
135

oi
24
26
25
22
26
24
25
23
26
23

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

2
ei
24.1139
24.31826
24.93132
24.1139
24.72697
25.13568
24.93132
23.50084
24.31826
23.90955
244

oi
36
35
37
38
34
36
37
34
35
38

3
ei
35.57789
35.8794
36.78392
35.57789
36.48241
37.08543
36.78392
34.67337
35.8794
35.27638
360

oi
46
45
46
45
47
48
47
44
43
44

4
ei
total
44.9665 118
45.34757 119
46.49079 122
44.9665 118
46.10972 121
46.87186 123
46.49079 122
43.82328 115
45.34757 119
44.58543 117
455 1194

35

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Tabel 3.8 Perhitungan Manual Lanjutan Uji Independensi RAL

perlakuan
p1
p2
p3
p4
(oi-ei)^2/ei
(oi-ei)^2/ei
(oi-ei)^2/ei
(oi-ei)^2/ei
0.1349
0.0005
0.0050
0.0238
0.0154
0.1163
0.0216
0.0027
0.0031
0.0002
0.0013
0.0052
0.0088
0.1853
0.1649
0.0000
0.0074
0.0655
0.1689
0.0172
0.0859
0.0513
0.0318
0.0272
0.0457
0.0002
0.0013
0.0056
0.0765
0.0107
0.0131
0.0007
0.1775
0.1163
0.0216
0.1215
0.1141
0.0346
0.2103
0.0077
0.669267833 0.580957673 0.639593592 0.211473107

replikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
total

6. Keputusan :Jangan tolak H0 untuk

<

total
0.164229
0.155891
0.009717
0.358983
0.259086
0.19613
0.052736
0.100985
0.436849
0.366686
2.101292

(2.101 < 40.113)

7. Kesimpulan : Data besifat bebas antara perlakuan dengan replikasi.

Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa data

dari hasil keempat perlakuan bersifat bebas antara perlakuan dan replikasi.
Hal tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan perhitungan manual
dimana data memiliki nilai

<

(2.101 < 40.113). Sifat bebas antara

perilaku dan replikasi menunjukan bahwa banyak replikasi yang dilakukan


tidak mempengaruhi nilai dari masing masing perlakuan.

b. Minitab
-

Hipotesis

1. H0 : Ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi.


2. H1 : Tidak ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi.
3. : 0.05
4. Daerah kritis : 2 > 2

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

36

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

5. Perhitungan

Chi-Square Test: C1, C2, C3, C4


Expected counts are printed below observed counts
Chi-Square contributions are printed below expected counts
C1
12
13.34
0.135

C2
24
24.11
0.001

C3
36
35.58
0.005

C4
46
44.97
0.024

Total
118

13
13.45
0.015

26
24.32
0.116

35
35.88
0.022

45
45.35
0.003

119

14
13.79
0.003

25
24.93
0.000

37
36.78
0.001

46
46.49
0.005

122

13
13.34
0.009

22
24.11
0.185

38
35.58
0.165

45
44.97
0.000

118

14
13.68
0.007

26
24.73
0.066

34
36.48
0.169

47
46.11
0.017

121

15
13.91
0.086

24
25.14
0.051

36
37.09
0.032

48
46.87
0.027

123

13
13.79
0.046

25
24.93
0.000

37
36.78
0.001

47
46.49
0.006

122

14
13.00
0.077

23
23.50
0.011

34
34.67
0.013

44
43.82
0.001

115

15
13.45
0.177

26
24.32
0.116

35
35.88
0.022

43
45.35
0.122

119

10

12
13.23
0.114

23
23.91
0.035

38
35.28
0.210

44
44.59
0.008

117

Total

135

244

360

455

1194

Chi-Sq = 2.101, DF = 27, P-Value = 1.000

6. Keputusan
Jangan tolak H0 untuk

<

(2.101 < 40.113)

7. Kesimpulan
Data besifat bebas antara perlakuan dengan replikasi.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

37

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa data

dari hasil keempat perlakuan bersifat bebas antara perlakuan dan replikasi.
Hal tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan software Minitab
dimana data memiliki nilai

<

(2.101 < 40.113). Sifat bebas antara

perilaku dan replikasi menunjukan bahwa banyak replikasi yang dilakukan


tidak mempengaruhi nilai dari masing masing perlakuan.

3.1.3

Analisis Variansi (ANOVA)


a. Manual
-

Hipotesis

1. H0 : 1 = 2, 2 = 3, 3 = 4, 1= 3,1= 4,2= 4
2. H1 : Paling sedikit dua rataan tidak sama
3. : 0.05
4. Daerah kritis : F hitung > F tabel
RAL
v1=k-1=4-1=3
v2=k(n-1)=4(10-1)=36
Lihat tabel L6

x=2.872
5. Perhitungan :
Tabel 3.9 Perhitungan Jumlah dan Rata-Rata

perlakuan
replikasi
1
2
3
4
5
6
7
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

p1
12
13
14
13
14
15
13

p2
24
26
25
22
26
24
25

p3
36
35
37
38
34
36
37

p4 total
46 118
45 119
46 122
45 118
47 121
48 123
47 122
38

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Lanjutan Tabel 3.9 Perhitungan Jumlah dan Rata-Rata

8
9
10

14
23
34
44
115
15
26
35
43
119
12
23
38
44
117
total
135
244
360
455
1194
T2
18225 59536 129600 207025 414386
average 13.5
24.4
36
45.5
119.4
Tabel 3.10 Perhitungan Jumlah dan Rata-Rata Kuadrat

perlakuan
replikasi
p1
p2
p3
p4
total
1
144
576
1296
2116
4132
2
169
676
1225
2025
4095
3
196
625
1369
2116
4306
4
169
484
1444
2025
4122
5
196
676
1156
2209
4237
6
225
576
1296
2304
4401
7
169
625
1369
2209
4372
8
196
529
1156
1936
3817
9
225
676
1225
1849
3975
10
144
529
1444
1936
4053
total
1833
5972
12980
20725
41510
t2
3359889 35664784 168480400 429525625 637030698
Faktor Korelasi =

= 35640.9

JKT =
=41510 -35640.9=5869.1

JKA =
=414386 35640.9 = 5797.7
JKG=JKT-JKA
=5869.1-5797.7= 71.4
Rataan kuadrat perlakuan (
Rataan kuadrat galat ( )=
F hitung =

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

)=
=

=1932.567

=1.98333

= 974.4034

39

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan ANOVA

Sumber
variasi
JKA
JKG
JKT

Jumlah
derajat
kuadrat
kebebasan
5797.7
71.4
5869.1

rataan
f
kuadrat
hitungan
3
1932.567
974.4
36
1.98333
39

6. Keputusan
Karena F hitung > F table (974.403>2.872),, maka H0 ditolak pada
perhitungan manual.
7. Kesimpulan
Paling sedikit dua rataan tidak sama pada perhitungan manual.

Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa data

dari hasil keempat perlakuan memiliki paling sedikit dua rataan tidak sama.
Hal tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan uji ANOVA dimana
data memiliki nilai F hitung > F tabel (974.4 >2.872). dari hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa uji ANOVA ditolak, sehingga dapat
dilakuan uji berpasangan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari
masing masing rataan di tiap perlakuan.

b. SPSS
-

Hipotesis

1. H0 : 1 = 2, 2 = 3, 3 = 4, 1= 3,1= 4,2= 4
2. H1 : Paling sedikit dua rataan tidak sama
3. : 0.05
4. Daerah kritis : F hitung > F tabel
RAL
v1=k-1=4-1=3
v2=k(n-1)=4(10-1)=36

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

40

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Lihat tabel L6

x=2.872
5. Perhitungan :
Tabel 3.12 Output SPSS Uji ANOVA
ANOVA
VAR00001
Sum of Squares
Between Groups

Mean Square

5797.700

1932.567

71.400

36

1.983

5869.100

39

Within Groups
Total

Df

F
974.403

Sig.
.000

F Hitung SPSS = 974.403


6. Keputusan
Karena F hitung > F table(974.403>2.872, maka H0 ditolak pada
perhitungan software SPSS
7. Kesimpulan
Paling sedikit dua rataan tidak sama pada perhitungan software SPSS

Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa data

dari hasil keempat perlakuan memiliki paling sedikit dua rataan tidak sama.
Hal tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan uji ANOVA dimana
data memiliki nilai F hitung > F tabel (974.403 >2.872). dari hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa uji ANOVA ditolak, sehingga dapat
dilakuan uji berpasangan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari
masing masing rataan di tiap perlakuan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

41

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

c. Minitab
-

Hipotesis

1. H0 : 1 = 2, 2 = 3, 3 = 4, 1= 3,1= 4,2= 4
2. H1 : Paling sedikit dua rataan tidak sama
3. : 0.05
4. Daerah kritis : F hitung > F tabel
RAL
v1=k-1=4-1=3
v2=k(n-1)=4(10-1)=36
Lihat tabel L6

x=2.872
5. Perhitungan :
One-way ANOVA: C1 versus C2
Source
C2
Error
Total

DF
3
36
39

S = 1.408

SS
5797.70
71.40
5869.10

MS
1932.57
1.98

R-Sq = 98.78%

F
974.40

P
0.000

R-Sq(adj) = 98.68%

F Hitung Minitab = 974.40


6. Keputusan :
Karena F hitung > F table(974.40>2.872), maka H0 ditolak pada
perhitungan software Minitab
7. Kesimpulan :
Paling sedikit dua rataan tidak sama pada perhitungan software Minitab

Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa data

dari hasil keempat perlakuan memiliki paling sedikit dua rataan tidak sama.
Hal tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan uji ANOVA dimana
data memiliki nilai F hitung > F tabel (974.4 >2.872). dari hasil tersebut
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

42

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

maka dapat disimpulkan bahwa uji ANOVA ditolak, sehingga dapat


dilakuan uji berpasangan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari
masing masing rataan di tiap perlakuan.

3.1.4

Uji Perbandingan Berpasangan

3.1.4.1 Uji Orthogonal Contrast


a. Manual
-

Hipotesis

1. H0 : 1 = 22 = 3
1 = 33 = 4
1 = 42 = 4
2. H1: paling sedikit 2 rataan tidak sama
3. = 0,05
4. Daerah kritis = F hitung < F tabel
f 0 Ci < 1,9833
i = 1,2,3,4
5. Perhitungan Contrast
Tabel 3.13 Data Rata-Rata RAL

RAL
Cor - coran
Cor - coran
Cor - coran
Cor - coran
Cor - coran
Cor - coran
Cor - coran
Cor - coran
Cor - coran
Cor - coran
Rata-rata

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

20 cm
12
13
14
13
14
15
13
14
15
12
13.5

Ketinggian
40 cm
60 cm
80 cm
24
36
46
26
35
45
25
37
46
22
38
45
26
34
47
24
36
48
25
37
47
23
34
44
26
35
43
23
38
44
24.4
36
45.5

43

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

C1

=|

C2

= |

= |13,5 - 36| = 22,5

C3

= |

= |13,5 45,5| = 32

C4

= |

= |24,4 - 36| = 11,6

C5

= |

= |24,4 45,5| = 21,1

C6

= |

= |36 45,5| = 9,5

JK

= |13,5 24,4| = 10,9

JK

JK

JK

JK

JK

Tabel 3. 14 Perhitungan Uji Orthogonal Contras RAL

Sumber Variansi
Perlakuan

Jumlah

Derajat

Rata-

Kebebasan

Rata

5797,7

3 1932,567

F hitungan
974,403

Orthogonal
Contrast
C1

0,0061 < 1,9833

C2

0,026< 1,9833

C3

0,053 < 1,9833

C4

0,007 < 1,9833

C5

0,022 < 1,9833

C6

0,0046 < 1,9833

Error

5681,8

1816,6

974,28

Total

115,95

115,95

0,1187

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

44

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

6. Keputusan:
-

f 0 C1 < 1,9833, maka tolak H0.

f 0 C2< 1,9833, maka tolak H0.

f 0 C3 < 1,9833, maka tolak H0.

f 0 C4< 1,9833, maka tolak H0.

f 0 C5< 1,9833, maka tolak H0.

f 0 C6< 1,9833, maka tolak H0.

7. Kesimpulan :
Antara rataan P1,P2, P3, P4, P5 dan P6 tidak terdapat perbedaan yang
nyata

b. SPSS
-

Hipotesis

1. H0 : Semua rataan tidak terdapat perbedaan nyata.


2. H1: Paling sedikit dua rataan tidak sama.
3. = 0,05
4. Daerah kritis : p < 0,05
5. Perhitungan
Tabel 3. 15 Output SPSS Uji Orthogonal Contras RAL
Multiple Comparisons
Dependent Variable: pantulan bola
Scheffe
95% Confidence Interval

Mean Difference
(I) VAR00002
1.00

(J) VAR00002

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

2.00

-10.90000

3.00

-22.50000

.62981

.000

-24.3469

-20.6531

-32.00000

.62981

.000

-33.8469

-30.1531

1.00

10.90000

.62981

.000

9.0531

12.7469

3.00

-11.60000

.62981

.000

-13.4469

-9.7531

-21.10000

.62981

.000

-22.9469

-19.2531

22.50000

.62981

.000

20.6531

24.3469

2.00

11.60000

.62981

.000

9.7531

13.4469

4.00

-9.50000

.62981

.000

-11.3469

-7.6531

4.00
3.00

Std. Error
*

4.00
2.00

(I-J)

1.00

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

.62981

.000

-12.7469

-9.0531

45

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Lanjutan Tabel 3. 15 Output SPSS Uji Orthogonal Contras RAL


4.00

1.00

32.00000

.62981

.000

30.1531

33.8469

2.00

21.10000

.62981

.000

19.2531

22.9469

.62981

.000

7.6531

11.3469

3.00

9.50000

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Antara P1-P2 : nilai signifikansi 0,000 < 0,05


Antara P1-P3 : nilai signifikansi 0,000 < 0,05
Antara P1-P4 : nilai signifikansi 0,000 < 0,05
Antara P2-P3 : nilai signifikansi 0,000 < 0,05
Antara P2-P4 : nilai signifikansi 0,000 < 0,05
Antara P3-P4 : nilai signifikansi 0,000 < 0,05
6. Keputusan

Tolak H0 untuk P1 dengan P2, P1 dengan P3, P1 dengan P4, P2 dengan


P3, P2 dengan P4, dan P3 dengan P4.
7. Kesimpulan

Paling sedikit dua rataan tidak sama.


Untuk rataan P1 dengan rataan P2, P1 dengan P3, P1 dengan P4, P2
dengan P3, P2 dengan P4 dan P3 dengan P4 terdapat perbedaan secara
nyata.

Analisis Keseluruhan
Suatu rataan dikatakan tidak mempunyai perbedaan yang nyata apabila

nilai signifikansi 0,05. Dari hasil output

SPSS di atas menunjukkan

bahwa semua rataan memiliki nilai signifikansi < 0,05. Sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa untuk semua perlakuan memiliki rataan yang tidak
sama.
Berdasarkan Perhitungan manual terhadap uji Orthogonal kontras
dikatakan tidak mempunyai perbedaan yang berarti apabila nilai F0 Ci< F
Hitung. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa antara P1, P2, P3, P4, P5,
dan P6 tidak terdapat perbedaan secara berarti. Berdasarkan uji Orthogonal
Kontras untuk hasil manual, kesimpulan yang didapat untuk semua rataan
tersebut tidak terdapat perbedaan yang nyata.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

46

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.1.4.2 Uji LSD


a. Manual
-

Hipotesis

1. Ho = 1 = 2 = 3 = 4 = n
2. H1 = paling sedikit 2 rataan tidak sama
3. = 0.05
4. Daerah kritis hi h j > LSD
V = k(n-1) = 4 (10-1) = 36
LSD = t / 2,v

2 xs 2
n

= t 0,025,36

2 x(0.0205) 2
= 1,96 x 0,009 = 0,018
10

Daerah kritis hi h j > 0,018


5. Perhitungan
Tabel 3.16 Rata-Rata Tiap Taraf

Perlakuan

Rata Rata

P1

13,5

P2

24,4

P3

36

P4

45,5

Tabel 3.17 Perhitungan Uji LSD

No

Means Different

P1-P2

P1-P3

P1-P4

P2-P3

P2-P4

P3-P4

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Nilai mutlak

-10.9

10.9

-22.5

22.5

-32

32

-11.6

11.6

-21.1

21.1

-9.5

9.5

Keterangan
>0,018
>0,018
>0,018
>0,018
>0,018
>0,018

47

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

6.

Keputusan

: Tolak Ho untuk perbedaan rata-rata antara taraf P1-P2,

P1-P3, P1-P4, P2-P3, P2-P4 dan P3-P4.


7.

Kesimpulan

a.

Untuk rataan P1 dengan rataan P2 terdapat perbedaan secara nyata.

b.

Untuk rataan P1 dengan rataan P3 terdapat perbedaan secara nyata.

c.

Untuk rataan P1 dengan rataan P4 terdapat perbedaan secara nyata.

d.

Untuk rataan P2 dengan rataan P3 terdapat perbedaan secara nyata.

e.

Untuk rataan P2 dengan rataan P4 terdapat perbedaan secara nyata.

f.

Untuk rataan P3 dengan rataan P4 terdapat perbedaan secara nyata.

b. SPSS
-

Hipotesis

1. H0: Semua rataan tidak terdapat perbedaan nyata.


2. H1: Paling sedikit dua rataan tidak sama.
3. : 0,05
4. Daerah kritis

: p < 0,05

5. Perhitungan

:
Tabel 3. 18 Output SPSS Uji LSD RAL
Multiple Comparisons

Dependent Variable: pantulan bola


LSD
95% Confidence Interval

Mean Difference
(I) VAR00002
1.00

(J) VAR00002

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

2.00

-10.90000

3.00

-22.50000

.62981

.000

-23.7773

-21.2227

-32.00000

.62981

.000

-33.2773

-30.7227

1.00

10.90000

.62981

.000

9.6227

12.1773

3.00

-11.60000

.62981

.000

-12.8773

-10.3227

-21.10000

.62981

.000

-22.3773

-19.8227

22.50000

.62981

.000

21.2227

23.7773

2.00

11.60000

.62981

.000

10.3227

12.8773

4.00

-9.50000

.62981

.000

-10.7773

-8.2227

4.00
3.00

Std. Error
*

4.00
2.00

(I-J)

1.00

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

.62981

.000

-12.1773

-9.6227

48

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Tabel 3. 18 Output SPSS Uji LSD RAL


4.00

1.00

32.00000

.62981

.000

30.7227

33.2773

2.00

21.10000

.62981

.000

19.8227

22.3773

.62981

.000

8.2227

10.7773

3.00

9.50000

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

P1 P2 = 0,000
P1 P3 = 0,000
P1 P4= 0,000
P2 P3 = 0,000
P2 P4 = 0,000
P3 P4 = 0,000
6. Keputusan

Tolak H0 untuk P1 dengan P2, P1 dengan P3, P1 dengan P4, P2 dengan


P3, P2 dengan P4, dan P3 dengan P4.
7. Kesimpulan

Paling sedikit dua rataan tidak sama. Maka hal ini disimpulkan bahwa
rataan antara perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3 dan perlakuan 4
terdapat perbedaan yang nyata.

c. Minitab
-

Hipotesis

1.

H0

: Semua rataan tidak terdapat perbedaan nyata.

2.

H1

: Paling sedikit dua rataan tidak sama.

3.

: 0.05

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

49

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

4.

Daerah kritis : |f hitung| > f tabel; |f hitung| > 0,018


Daerah kritis > LSD
V = k(n-1) = 4 (10-1) = 36

t / 2 ,v
LSD =
= t 0,025,36

2 xs 2
n

2 x(0.0205) 2
= 1,96 x 0,009 = 0,018
10

Daerah kritis hi h j > 0,018


5.

Perhitungan

Level
1
2
3
4

N
10
10
10
10

Mean
13,500
24,400
36,000
45,500

StDev
1,080
1,430
1,491
1,581

Individual 95% CIs For Mean Based on


Pooled StDev
-------+---------+---------+---------+-(*
(*)
(*)
(*
-------+---------+---------+---------+-20
30
40
50

Pooled StDev = 1,408


Grouping Information Using Fisher Method
C2
4
3
2
1

N
10
10
10
10

Mean
45,500
36,000
24,400
13,500

Grouping
A
B
C
D

Means that do not share a letter are significantly different.


Fisher 95% Individual Confidence Intervals
All Pairwise Comparisons among Levels of C2
Simultaneous confidence level = 80,32%
C2 = 1 subtracted from:
C2
2
3
4

Lower
9,623
21,223
30,723

Center
10,900
22,500
32,000

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Upper
12,177
23,777
33,277

-----+---------+---------+---------+---(*)
(*)
(*)
-----+---------+---------+---------+----15
0
15
30

50

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

C2 = 2 subtracted from:
C2
3
4

Lower
10,323
19,823

Center
11,600
21,100

Upper
12,877
22,377

-----+---------+---------+---------+---(*)
(*)
-----+---------+---------+---------+----15
0
15
30

C2 = 3 subtracted from:
C2
4

Lower
8,223

Center
9,500

Upper
10,777

-----+---------+---------+---------+---(*)
-----+---------+---------+---------+----15
0
15
30

|P1-P2| = 10,9 > 0,018


|P1-P3| = 22,5 > 0,018
|P1-P4| = 32 > 0,018
|P2-P3| = 11,6 > 0,018
|P2-P4| = 21,1 > 0,018
|P3-P4| = 9,5 > 0,018
6. Keputusan : tolak H0 untuk P1, P2, P3 dan P4
7. Kesimpulan : Paling sedikit dua rataan tidak sama. Maka hal ini
disimpulkan bahwa rataan antara perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3
dan perlakuan 4 terdapat perbedaan yang nyata.

Analisis Keseluruhan
Rataan dikatakan tidak mempunyai perbedaan nyata apabila nilai

signifikansi 0,05. Dari hasil output SPSS di atas menunjukkan bahwa


semua rataan memiliki nilai signifikansi < 0,05. Sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa untuk semua rataan memiliki perbedaan yang nyata.
Untuk pengujian manual uji LSD terdapat syarat bahwa rataan
mempunyai perbedaan yang berarti apabila taraf percobaan lebih besar dari
nilai LSD. Berdasarkan hasil uji manual di atas menunjukkan bahwa untuk
semua rataan baik P1 dengan P2, P1 dengan P3, P1 dengan P4, P2 dengan
P3, P2 dengan P4, dan P3 dengan P4 memiliki taraf percobaan lebih besar
dari nilai LSD pada daerah kritis.. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
semua rataan tersebut terdepat perbedaan secara nyata.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

51

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.1.4.3 Uji Duncan


a. Manual
-

Hipotesis

1
2

H0 = 1 = 2 = 3 = 4
H1 = paling sedikit 2 rataan tidak sama

Rp =

4
5

S2 = 0,0205
Nilai Rp dilihat dari tabel dengan = 0.01 dan v= 36 menggunakan
perhitungan interpolasi
P=2
=
X = 2.87
P=3
=
X = 3.02
P=4
=
X = 3.11
Tabel 3.19 Perhitungan Uji Duncan

P
Rp
Rp

2
2,87
0,13

3
3,02
0,137

4
3,11
0,14

Data diterima jika


|Yi-Yj|<Rp
Tabel 3.20 Perhitungan Uji Duncan (2)

No
1
2
3
4
5
6

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Means Different
P4-P1
32
P4-P3
9,5
P4-P2
21,1
P2-P1
10,9
P2-P3
11,6
P3-P1
22,5

Rp
>0,14
>0,137
>0,13
>0,14
>0,137
>0,13

52

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Keputusan
Tolak Ho untuk perbedaan rata-rata antara taraf P4-P2, P3-P1, P4-P1, P4P3, P2-P1 dan P2-P3.

7 Kesimpulan :

Untuk P4-P2 terdapat perbedaan secara berarti.

Untuk P3-P1 terdapat perbedaan secara berarti.

Untuk P4-P1 terdapat perbedaan secara berarti.

Untuk P4-P3 terdapat perbedaan secara berarti

Untuk P2-P1 terdapat perbedaan secara berarti


Untuk P2-P3 terdapat perbedaan secara berarti.

b. SPSS
-

Hipotesis

1. H0: Semua rataan tidak terdapat perbedaan nyata.


2. H1: Paling sedikit dua rataan tidak sama.
3. : 0,05
4. Daerah kritis

: p < 0,05

5. Perhitungan
Tabel 3.21 Output SPSS Uji Duncan
VAR00001
a

Duncan

Subset for alpha = 0.05


VAR00002

1.00

10

2.00

10

3.00

10

4.00

10

Sig.

13.5000
24.4000
36.0000
45.5000
1.000

1.000

1.000

1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.

6.

Keputusan :
Jangan tolak H0 untuk P1, P2, P3, dan P4.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

53

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

7.

Kesimpulan :
Semua rataan tidak dapat perbedaan secara merata.

Analisis
Rataan dikatakan tidak mempunyai perbedaan nyata apabila nilai

signifikansi 0,05. Dari hasil output SPSS di atas menunjukkan bahwa


semua rataan memiliki nilai signifikansi > 0,05. Sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa untuk semua rataan tidak memiliki perbedaan yang
nyata.
Daerah kritis pada uji Duncan terletak pada |Yi-Yj| > Rp, sehingga
apabila hasilnya memenuhi daerah tersebut, maka jangan tolak H0 dan
artinya paling sedikit dua rataan tidak sama. Berdasarkan perhitungan
manual uji Duncan di atas didapat nilai rataan dari P4-P2, P3-P1, P4-P1, P4P3, P2-P1 dan P2-P3 lebih besar dari nilai Rp masing-masing perlakuan.
Sehingga untuk semua perlakuan terdapat perbedaan secara berarti

3.1.4.4 Uji Tukey


a. Manual
-

Hipotesis

1. H0 = 1 = 2 = 3 = 4
2. H1 = paling sedikit 2 rataan tidak sama
3. = 0.05
4. Daerah kritis |yi-yj| > T
V = k(n-1) = 4 (10-1) = 36
T0.05 = q0.05 (k, v)Syi
T0.05 = q0.05 (4,36) X

= 3,81 x

= 0,175

|yi-yj| > 0,175


5. Perhitungan :

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

54

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Tabel 3.22 Rata-Rata Tiap Taraf

Perlakuan

Rata Rata

P1

13,5

P2

24,4

P3

36

P4

45,5

Tabel 3.23 Perhitungan Uji Tukey

Nilai
No

Means Different

P1-P2

P1-P3

P1-P4

P2-P3

P2-P4

P3-P4

mutlak

-10.9

10.9

-22.5

22.5

-32

32

-11.6

11.6

-21.1

21.1

-9.5

9.5

Keterangan
>0,175
>0,175
>0,175
>0,175
>0,175
>0,175

6. Keputusan :
Tolak H0 untuk perbedaan rata rata antara taraf P4 P1, P4 P2, P3
P1, P2 P1, P4-P3, P3-P2
7. Kesimpulan :
a. untuk rataan P4 dengan rataan P3 terdapat perbedaan secara nyata.
b. untuk rataan P4 dengan rataan P2 terdapat perbedaan secara nyata.
c. untuk rataan P4 dengan rataan P1 terdapat perbedaan secara nyata.
d. untuk rataan P3 dengan rataan P2 terdapat perbedaan secara nyata.
e. untuk rataan P3 dengan rataan P1 terdapat perbedaan secara nyata.
f. untuk rataan P2 dengan rataan P1 terdapat perbedaan secara nyata.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

55

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

b. SPSS
-

Hipotesis

1. H0
2.

: Semua rataan tidak terdapat perbedaan nyata.

H1: Paling sedikit dua rataan tidak sama.

3.

: 0,05

4. Daerah kritis |yi-yj| > T


V = k(n-1) = 4 (10-1) = 36
T0.05 = q0.05 (k, v)Syi
T0.05 = q0.05 (4,36) X

= 3,81 x

= 0,175

|yi-yj| > 0,175


5. Perhitungan:
Tabel 3. 24 Output Uji Tukey RAL
Multiple Comparisons
Dependent Variable: pantulan bola
Tukey HSD
95% Confidence Interval

Mean Difference
(I) VAR00002
1.00

2.00

(J) VAR00002

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

2.00

-10.90000

3.00

-22.50000

.62981

.000

-24.1962

-20.8038

4.00

-32.00000

.62981

.000

-33.6962

-30.3038

1.00

10.90000

.62981

.000

9.2038

12.5962

-11.60000

.62981

.000

-13.2962

-9.9038

-21.10000

.62981

.000

-22.7962

-19.4038

22.50000

.62981

.000

20.8038

24.1962

11.60000

.62981

.000

9.9038

13.2962

.62981

.000

-11.1962

-7.8038

.62981

.000

30.3038

33.6962

4.00
1.00
2.00
4.00
4.00

Std. Error
*

3.00

3.00

(I-J)

-9.50000

.62981

.000

-12.5962

-9.2038

1.00

32.00000

2.00

21.10000

.62981

.000

19.4038

22.7962

.62981

.000

7.8038

11.1962

3.00

9.50000

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

P1 P2 = - 10,9
P1 P3 = - 22,5
P1 P4= - 32
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

56

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

P2 P3 = - 11,6
P2 P4 = - 21,1
P3 P4 = - 9,5
6. Keputusan

Tolak H0 untuk P1 dengan P2, P1 dengan P3, P1 dengan P4, P2 dengan


P3, P2 dengan P4, dan P3 dengan P4.
7. Kesimpulan

Untuk rataan P1 dengan rataan P2, P1 dengan P3, P1 dengan P4, P2


dengan P3, P2 dengan P4 dan P3 dengan P4 terdapat perbedaan secara
nyata.

c. Minitab
-

Hipotesis

1. H0

: Semua rataan tidak terdapat perbedaan nyata.

2. H1

: Paling sedikit dua rataan tidak sama.

3.

: 0.05

4. Daerah kritis : f hitung > crictical value


f hitung > 0,175
5. Perhitungan
Source
C2
Error
Total

DF
3
36
39

S = 1,408

Level
1
2
3
4

N
10
10
10
10

SS
5797,70
71,40
5869,10

MS
1932,57
1,98

R-Sq = 98,78%

Mean
13,500
24,400
36,000
45,500

StDev
1,080
1,430
1,491
1,581

F
974,40

P
0,000

R-Sq(adj) = 98,68%
Individual 95% CIs For Mean Based on
Pooled StDev
-------+---------+---------+---------+-(*
(*)
(*)
(*
-------+---------+---------+---------+-20
30
40
50

Pooled StDev = 1,408

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

57

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Grouping Information Using Tukey Method


C2
4
3
2
1

N
10
10
10
10

Mean
45,500
36,000
24,400
13,500

Grouping
A
B
C
D

Means that do not share a letter are significantly different.


Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals
All Pairwise Comparisons among Levels of C2
Individual confidence level = 98,93%
C2 = 1 subtracted from:
C2
2
3
4

Lower
9,203
20,803
30,303

Center
10,900
22,500
32,000

Upper
12,597
24,197
33,697

-----+---------+---------+---------+---(*)
(*)
(*)
-----+---------+---------+---------+----15
0
15
30

C2 = 2 subtracted from:
C2
3
4

Lower
9,903
19,403

Center
11,600
21,100

Upper
13,297
22,797

-----+---------+---------+---------+---(*)
(*)
-----+---------+---------+---------+----15
0
15
30

C2 = 3 subtracted from:
C2
4

Lower
7,803

Center
9,500

Upper
11,197

-----+---------+---------+---------+---(*)
-----+---------+---------+---------+----15
0
15
30

|P1-P2| = 10,9 > 0,175


|P1-P3| = 22,5 > 0,175
|P1-P4| = 32 > 0,175
|P2-P3| = 11,6 > 0,175
|P2-P4| = 21,1 > 0,175
|P3-P4| = 9,5 > 0,175
6. Keputusan

Tolak H0 untuk P1-P2,P1-P3, P1-P4,P2-P4, P3-P4

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

58

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

7. Kesimpulan

Untuk rataan P1 dengan rataan P2 terdapat perbedaan secara nyata.

Untuk rataan P1 dengan rataan P4 terdapat perbedaan secara nyata.

Untuk rataan P3 dengan rataan P4 terdapat perbedaan secara nyata.

Untuk rataan P1 dengan rataan P3 terdapat perbedaan secara nyata

Untuk rataan P2 dengan rataan P3 terdapat perbedaan secara nyata

Untuk rataan P2 dengan rataan P4 terdapat perbedaan secara nyata

Analisis Keseluruhan
Rataan dikatakan tidak mempunyai perbedaan nyata apabila nilai

signifikansi 0,05. Dari hasil output SPSS di atas menunjukkan bahwa


semua rataan

memiliki nilai signifikansi < 0,05. Sehingga diperoleh

kesimpulan bahwa untuk semua rataan memiliki perbedaan yang nyata.


Dari hasil output minitab diatas dapat dikatakan bahwa P1-P2, P1-P3,
P1-P4, P2-P4, P3-P4 tidak mengandung nilai nol, sehingga pada kesimpulan
P1-P2, P1-P3, P1-P4, P2-P4, P3-P4 terdapat perbedaan secara nyata, itu
disebabkan karena data yang diperoleh ditolak.
Dari hasil uji manual diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa antara P4
dengan P3, P4 dengan P2, P4 dengan P1, dan P3 denngan P2, dan P3
dengan P1 terdapat perbedaan yang secara nyata. Kesimpulannya adalah
berdasarkan uji Tukey yang telah dilakukan dengan SPSS, minitab maupun
manual, terdapat perbedaan yang nyata rataan antar perlakuan.

3.1.4.5 Uji Dunnet


a. Manual
-

Hipotesis

1
2
3

: =
:
v : 0.05

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

59

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Daerah kritis :

(k,v)
(4,36)

(4,36) = Interpolasi
x = 2.452
5

Perhitungan :
Tabel 3.25 Perhitungan Uji Dunnet
Ketinggian

Ratarata

20 cm

40 cm

60 cm

12
13
14
13
14
15
13
14
15
12

24
26
25
22
26
24
25
23
26
23

36
35
37
38
34
36
37
34
35
38

80
cm
46
45
46
45
47
48
47
44
43
44

13.5

24.4

36

45.5

150,947

Variansi

i= 1,2,,k

S2 = 150,947
=

= -5,8

= -2,62

0,05 (4,36)
0,05 (4,36)
0,05 (4,36)
6. Keputusan :
Tolak Ho untuk taraf P1-P4, P2-P4, dan P3-P4
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

60

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

7. Kesimpulan :

Untuk rataan P4 dengan rataan P1 terdapat perbedaan secara nyata.

Untuk rataan P4 dengan rataan P2 terdapat perbedaan secara nyata.

Untuk rataan P4 dengan rataan P3 terdapat perbedaan secara nyata

b. SPSS
1 H0

: Semua rataan tidak terdapat perbedaan nyata.

2 H1

: Paling sedikit dua rataan tidak sama.

: 0.05

4 Daerah kritis: p < 0.05


5 Perhitungan:
Tabel 3.26 Output Uji Dunnet RAL
Multiple Comparisons
Dependent Variable: pantulan bola
Dunnett t (2-sided)

95% Confidence Interval

Mean Difference
(I) VAR00002
1.00
2.00
3.00

(J) VAR00002
4.00
4.00
4.00

(I-J)

Std. Error

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

-32.00000

.62981

.000

-33.5444

-30.4556

-21.10000

.62981

.000

-22.6444

-19.5556

.62981

.000

-11.0444

-7.9556

-9.50000

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.


a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.

P1: nilai signifikansi= 0,000


P2: nilai signifikansi = 0,000
P3: nilai signifikansi = 0,000
6 Keputusan:
Tolak H0 untuk P1, P2, dan P3, karena nilai signifikansi kurang dari
daerah kritis p yaitu 0,05.
7 Kesimpulan:
Untuk rataan P1 , rataan P2, dan rataan P3 terdapat perbedaan secara
nyata.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

61

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

b. Minitab
- Hipotesis
1. H0
: Semua rataan tidak terdapat perbedaan nyata.
2. H1

: Paling sedikit dua rataan tidak sama.

3.

: 0.05

4. Daerah kritis : Jika tidak mengandung nilai nol


5. Perhitungan
Source
C2
Error
Total

DF
3
36
39

SS
5797,70
71,40
5869,10

S = 1,408

Level
1
2
3
4

:
MS
1932,57
1,98

R-Sq = 98,78%

N
10
10
10
10

Mean
13,500
24,400
36,000
45,500

F
974,40

P
0,000

R-Sq(adj) = 98,68%

StDev
1,080
1,430
1,491
1,581

Individual 95% CIs For Mean Based on


Pooled StDev
-------+---------+---------+---------+-(*
(*)
(*)
(*
-------+---------+---------+---------+-20
30
40
50

Pooled StDev = 1,408


Grouping Information Using Dunnett Method
Level
2 (control)
4
3
1

N
10
10
10
10

Mean
24,400
45,500
36,000
13,500

Grouping
A

Means not labeled with letter A are significantly different from


control level
mean.
Dunnett's comparisons with a control
Family error rate = 0,05
Individual error rate = 0,0192
Critical value = 2,45
Control = level (2) of C2
Intervals for treatment mean minus control mean
Level
---1

Lower

Center

Upper

-12,444

-10,900

-9,356

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

--+---------+---------+---------+--(*-)

62

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3
4

10,056
19,556

11,600
21,100

13,144
22,644

(-*)
(*-)
--+---------+---------+---------+---

----10

10

20

6. Keputusan
Semua Ho ditolak, karena tidak mengandung nilai nol.
7. Kesimpulan

Paling sedikit dua rataan sama. Atrau dengan kata lain adalah semua data
terdapat perbedaan yang nyata.

Analisis Keseluruhan
Rataan dikatakan tidak mempunyai perbedaan nyata apabila nilai

signifikansi 0,05. Dari hasil output SPSS di atas menunjukkan bahwa


semua rataan

memiliki nilai signifikansi < 0,05. Sehingga diperoleh

kesimpulan bahwa untuk semua rataan memiliki perbedaan yang nyata.


Dari pengujian Uji Dunnet secara minitab dapat disimpulkan bahwa
semua data memiliki perbedaan yang nyata. Hal ini dapat dilihat dari output
minitab yang tidak mengandung nilai nol. Sehingga H0 semua data
ditolak.Pada uji Dunnet, apabila

(k,v) maka H0 ditolak.

Selain dengan menggunakan software, perhitungan Uji Dunnet juga


dengan menggunakan cara manual. Berdasarkan pehitungan manual di atas,
dapat terlihat bahwa nilai

, dan

adalah lebih besar dari nilai

(k,v). Jadi untuk P1-P4, P2-P4, dan P3-P4 terdapat perbedaan secara
nyata.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

63

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.2 RAK
3.2.1

Pengumpulan Data
Tabel 3.27 Pengumpulan Data RAK

plastik
bata
seng
buku
walpole
kain
cor coran
kanopi
white board
karet
genteng
beton
3.2.2

20cm
11
13
9

40cm
28
24
20

60cm
33
31
25

80cm
41
44
29

100cm
55
53
45

8
14
10
16
12
14

21
25
21
24
22
21

30
35
35
38
34
32

36
48
48
46
41
43

43
57
59
58
57
61

14

22

36

47

56

Uji Asumsi Analisis Variansi

3.2.2.1 Uji Normalitas


a. SPSS
-

Hipotesis

1. H0 : Data berdistribusi normal.


2. H1 : Data tidak berdistribusi normal.
3. g : 0.05
4. Daerah kritis : p < 0.05
5. Perhitungan :
Tabel 3.28 Uji Normalitas RAK
Tests of Normality
a

Kolmogorov-Smirnov
Statistic

df

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

df

Sig.

.955

10

.729

VAR00001

.171

10

.200

VAR00002

.228

10

.148

.893

10

.182

10

.200

.947

10

.629

.200

.870

10

.099

VAR00003
VAR00004

.118
.214

10

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

64

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Kolmogorov-Smirnov
Intensitas 4

: 0. 200

Intensitas 6

: 0.148

Intensitas 8

: 0.200

Intensitas 10

: 0. 200

Shapiro-Wilk
Intensitas 4

: 0.729

Intensitas 6

: 0.182

Intensitas 8

: 0.625

Intensitas 10

: 0.099

6. Keputusan :

Untuk Uji Kolmogorov-Smirnov: berdasarkan nilai uji normalitas,


maka didapatkan nilai sig > 0,05. Sehingga jangan tolak H0 untuk
semua perlakuan.

Untuk Uji Shapiro-Wilk:

berdasarkan nilai uji normalitas, maka

didapatkan nilai sig > 0,05. Sehingga jangan tolak H0 untuk semua
perlakuan.
7. Kesimpulan :

Untuk Uji Kolmogorov-Smirnov: Data pada semua perlakuan


berdistribusi normal.

Untuk Uji Shapiro-Wilk: Data pada semua perlakuan berdistribusi


normal.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

65

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Analisis
Perlakuan 1

Gambar 3.11 Normal Q-Q Plot Untuk Perlakuan 1

Data hasil percobaan berdistribusi normal, dikarenakan data tersebar


merata pada garis expected normal namun masih terdapat nilai yang tidak
terletak pada garis expected normal atau dapat dikatakan persebarannya
tidak merata. Pada grafik di atas terdapat 8 buah titik itu terjadi karena
terdapat 4 unit percobaan memiliki nilai yang sama.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

66

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Perlakuan 2

Gambar 3.12 Normal Q-Q Plot Untuk Perlakuan 2

Data hasil percobaan meskipun berdistribusi normal, dikarenakan data


tersebar merata pada garis expected normal namun masih terdapat nilai
yang menjauhi garis. Pada grafik di atas terdapat 6 titik yang menandakan
bahwa 7 unit percobaan memiliki nilai yang sama bahkan terdapat 2 unit
yang datanya tepat pada garis expected normal.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

67

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Perlakuan 3

Gambar 3.13 Normal Q-Q Plot Untuk Perlakuan 3

Pada grafik di atas data seluruhnya berada di sekitar garis expected


normal dan persebarannya tidak menyebar jauh dari garis sehingga dapat
dikatakan data tersebut berdistribusi normal. Terdapat 9 data dalam grafik
tersebut jadi 2 unit percobaan memiliki nilai yang sama, bahkan terdapat 3
datanya tepat pada garis expected normal.

Perlakuan 4

Gambar 3.14 Normal Q-Q Plot Untuk Perlakuan 4

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

68

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Pada grafik di atas data seluruhnya berada di sekitar garis expected


normal dan persebarannya tidak menyebar jauh dari garis sehingga dapat
dikatakan data tersebut berdistribusi normal. Terdapat 8 data dalam grafik
tersebut jadi 4 unit percobaan memiliki nilai yang sama.

Perlakuan 1

Gambar 3.15Detrended Normal Q-Q Plot Untuk Perlakuan 1

Data hasil percobaan apabila dilihat dari grafik di atas memiliki sebaran
nilai yang cukup jauh dari garis 0 ,dalam persebarannya data juga tidak
merata sehingga data tersebut dapat dikatakan data tersebut berdistribusi
normal.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

69

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Perlakuan 2

Gambar 3.16 Detrended Normal Q-Q Plot Untuk Perlakuan 2

Data hasil percobaan apabila dilihat dari grafik di atas memiliki sebaran
nilai yang cukup acak. Bahkan ada 4 data yang menyimpang jauh dari garis
0,tetapi ada 2 data yang mendekati 0, maka data tersebut dapat dikatakan
berdistribusi normal karena tidak ada data yang tepat pada nilai 0. Serta data
tersebar secara merata.

Perlakuan 3

Gambar 3.17 Detrended Normal Q-Q Plot Untuk Perlakuan 3

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

70

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Data hasil percobaan apabila dilihat dari grafik di atas memiliki sebaran
nilai yang cukup jauh dari garis 0 bahkan terdapat salah satu data yang
sangat jauh dari garis 0, dalam persebarannya data juga tidak merata
sehingga data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal walaupun
terdapat satu data yang tepat pada garis nol.

Perlakuan 4

Gambar 3.18 Detrended Normal Q-Q Plot Untuk Perlakuan 4

Persebaran data pada grafik di atas sangat menyebar. Terdapat banyak


titik yang jauh dari garis 0 meskipun ada satu nilai yang berada dekat pada
garis. Sehingga data dapat disebut tidak berdistribusi normal walaupun ada
beberapa data yang dekat dengan garis 0.

b. Minitab
-

Hipotesis
1. H0 = data berdistribusi normal.
2. H1 = data berdistribusi normal.
3. = 0,05

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

71

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

4. Daerah kritis Nilai KS > 0.409


5. Perhitungan :
Probability Plot of x
Normal

99

Mean
StDev
N
KS
P-Value

95
90

27,52
12,02
40
0,095
>0,150

Percent

80
70
60
50
40
30
20
10
5

10

20

30
x

40

50

60

Gambar 3.23 Uji Kolmogorov Smirnov

6. Keputusan :
Berdasarkan nilai tabel Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov, maka
didapatkan Nilai KS < 0.409 (0.095 < 0.210). Sehingga jangan tolak
Ho.
7. Kesimpulan :
Data berdistribusi normal.

Analisis
Pada uji normalitas menggunakan SPSS, H0 diterima dengan memenuhi

syarat Nilai Sig > 0.05. Pada uji menggunakan Minitab, H0 diterima dengan
memenuhi syarat Nilai KS < 0.409 (0.095 < 0.210). Sehingga pada dua uji
dengan software berbeda di atas, didapatkan data berdistribusi normal pada
data RAK.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

72

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.2.2.2 Uji Linieritas


a. SPSS
-

Hipotesis
Pendekatan 1
1.

H0 = data berdistribusi normal.

2.

H1 = data berdistribusi normal.

3.

= 0,05

4.

Daerah kritis : nilai signifikansi < 0,05 , Jika nilai F Deviation from
Linearity dan signifikasi > 0.05, maka Ho diterima.

5.

Perhitungan :
Tabel 3.29 Uji ANOVA
ANOVA Table
Sum of
Squares

VAR00002 * VAR00001

Between Groups

(Combined)
Linearity

Deviation from
Linearity
Within Groups
Total

6.

Mean
df

Square

49.000

28

45.013

45.013

3.987

27

.148

1.000

11

.091

50.000

39

Sig.

1.750 19.250
495.14
3
1.624

Keputusan :
Hasil nilai Deviation from Linearity adalah 0.201. sehingga Ho
diterima karena nilai Deviation from Linearity > 0.05

7.

Kesimpulan:
Data berdistribusi normal.

Analisis
Pada Uji linearitas, Hal ini menunjukan bahwa pengambilan data yang

dilakukan tidak ada perlakuan khusus yang menjadikan data bersifat


linieritas. Sehingga dapat disimpulkan antara banayk angkatan barbel
dengan jumlah denyut jantung memenuhi syarat linearitas. Dari perhitungan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

73

.000
.000

.201

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

yang dilakukan maka diperoleh nilai deviation from linearity adalah 0.201.
Ho diterima karena nilai f deviation from linearity dan signifikasi > 0.05

3.2.2.3 Uji Homogenitas Variansi


a. Manual
-

Hipotesis
1

H0 = Variansi persamaan 1 = Variansi Persamaan 2 = Variansi


Persamaan 3 = Variansi Persamaan 4

H1 = Variansi persamaan 1 Variansi Persamaan 2 Variansi


Persamaan 3 Variansi Persamaan 4

= 0,05

Daerah kritis g > g


n = 10
k=4
g = 0.5017 (Tabel L.11 Walpole)

Perhitungan :
Tabel 3.30 Uji Homogenitas Variabel

percobaan
20
40
8
21
1
9
20
2
10
21
3
11
28
4
12
22
5
13
24
6
14
25
7
14
22
8
14
21
9
16
24
10
variansi= 6,544444 5,955556

g=

60
80
30
36
25
29
35
48
33
41
34
41
31
44
35
48
36
47
32
43
38
46
13,43333
36,01111
jum.variansi 61,94444

g=
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

74

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

g = 0,581345
6

Keputusan :
Berdasarkan nilai tabel Uji Variansi, maka didapatkan g < 0.5017
( 0.581345 > 0.5017 ). Sehingga terima Ho

Kesimpulan :
Nilai Variansi persamaan 1 = Variansi Persamaan 2 = Variansi
Persamaan 3 = Variansi Persamaan 4

b. SPSS
-

Hipotesis

1. H0 = Variansi persamaan 1 = Variansi Persamaan 2 = Variansi


Persamaan 3 = Variansi Persamaan 4
2. H1 = Variansi persamaan 1 Variansi Persamaan 2 Variansi
Persamaan 3 Variansi Persamaan 4
3. = 0,05
4. Daerah kritis Nilai Sig < 0.05
5. Perhitungan :
Tabel 3.31 Uji Homogenitas SPSS
Test of Homogeneity of Variances
VAR00001
Levene Statistic
2.291

df1

df2
3

Sig.
36

.095

6. Keputusan : Berdasarkan nilai tabel Test of Homogenity of


Variances, maka didapatkan Nilai Sig > 0.05 ( 0.095 > 0.05 ).
Sehingga jangan tolak Ho.
7. Kesimpulan: Nilai Variansi persamaan 1 = Variansi Persamaan 2 =
Variansi Persamaan 3 = Variansi Persamaan 4

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

75

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

c. Minitab
-

Hipotesis
1

H0 = Variansi persamaan 1 = Variansi Persamaan 2 = Variansi


Persamaan 3 = Variansi Persamaan 4
H1 = Variansi persamaan 1 Variansi Persamaan 2 Variansi

Persamaan 3 Variansi Persamaan 4


3

= 0,05

Daerah kritis P Value < 0.05

Perhitungan :
Test for Equal Variances: C1 versus C2
Test for Equal Variances for Jarak Pantulan
Bartlett's Test
Test Statistic
P-Value

9,59
0,022

Lev ene's Test


Test Statistic
P-Value

C2

1,79
0,166

2
4
6
8
10
12
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

14

Gambar 3.20 Uji Homogenitas RAK (Minitab)

Keputusan :
Berdasarkan nilai tabel Uji Homogenitas, maka didapatkan Nilai P
Value > 0.05 ( 0.022 > 0.05 ) dan (0.166 > 0.05). Sehingga jangan
tolak Ho.

7.

Kesimpulan :
Nilai Variansi persamaan 1 = Variansi Persamaan 2 = Variansi
Persamaan 3 = Variansi Persamaan 4

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

76

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Analisis
Pada dua uji dengan menggunakan SPSS dan minitab, didapatkan hasil

nilai Sig > 0.05 (0.095 > 0.05) pada perhitungan SPSS dan nilai P Value >
0.05 ( 0.022> 0.05 ) dan (0.166 > 0.05) pada perhitungan minitab. kemudian
pada perhitungan manual, nilai g < g (0.581345 < 0.5017) sehingga Ho
diterima. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing nilai variansi memiliki
persamaan.

3.2.2.4 Uji Independensi (Chi-Square)


a. Manual
-

Hipotesis
1.

H0 = Ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi

2.

H1 = Tidak ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi

3.

= 0,05

4.

Daerah kritis X2 > X2


V = (n-1) (k-1)
= (10-1) (4-1)
= 27
2

X = 40.113 (Tabel L.5 Walpole)


5.

Perhitungan :
Tabel 3. 32 Perhitungan Manual Oi Uji Independensi

Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Oi
4
11
13
9
8
14
10
16
12

6
28
24
20
21
25
21
24
22

8
33
31
25
30
35
35
38
34

10
41
44
29
36
48
48
46
41

113
112
83
95
122
114
124
109

77

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Lanjutan Tabel 3. 32 Perhitungan Manual Oi Uji Independensi

9
10

14
14

21
22

32
36

43
47

121 228 329 423

110
119
1101

Tabel 3.33 Perhitungan Manual Ei Uji Independensi

Perlakuan
replikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
total

1
oi
11
13
9
8
14
10
16
12
14
14
121

Ei
12,41871
12,30881
9,121708
10,44051
13,40781
12,52861
13,62761
11,97911
12,08901
13,07811

oi
28
24
20
21
25
21
24
22
21
22
228

Ei
23,40054
23,19346
17,18801
19,67302
25,26431
23,60763
25,67847
22,57221
22,77929
24,64305

3
oi
33
31
25
30
35
35
38
34
32
36
329

Ei
33,76658
33,46776
24,802
28,38783
36,45595
34,0654
37,05359
32,5713
32,87012
35,55949

oi
41
44
29
36
48
48
46
41
43
47
423

Ei
43,41417
43,02997
31,88828
36,49864
46,87193
43,79837
47,64033
41,87738
42,26158
45,71935

total
113
112
83
95
122
114
124
109
110
119

Tabel 3.34 Perhitungan manual X2 Uji Independensi

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Perlakuan
p1
p2
p3
(oi(oi(oiei)/ei
ei)/ei
ei)/ei
0,162073 0,904038 0,017403
0,038813 0,028047 0,181961
0,001624 0,460046 0,001581
0,570478 0,089507 0,091557
0,026155 0,002765 0,058147
0,510342 0,288031 0,025641
0,413002 0,109714 0,024173
3,64E-05 0,014505 0,062668
0,302083 0,138981 0,023033
0,064985 0,283476 0,005457
TOTAL

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

p4
(oiei)/ei
0,134247
0,021867
0,261606
0,006812
0,027149
0,403068
0,056479
0,018382
0,012902
0,035873
5,878709

78

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

6.

Keputusan :
Berdasarkan nilai tabel Perhitungan Manual, maka didapatkan Nilai
X2 < X2 (5,878709 < 40.113). Sehingga jangan tolak Ho.

7.

Kesimpulan :
Ada kebebasan antara perlakuan dan replikasi.

Analisis
Pada uji minitab dan manual, didapatkan nilai Chi-Sq < X2 (5,878709<

40.113), sedangkan pada perhitungan manual didapatkan Nilai X2 < X2


(5,878709< 40.113) sehingga data berdistribusi normal.

b. Minitab
-

Hipotesis
1.

H0 = Ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi

2.

H1 = Tidak ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi

3.

= 0,05

4.

Daerah kritis Nilai Chi-Sq > X2


V = (n-1)(k-1)
= (10-1)(4-1)
= 27
X2 = 40.113 (Tabel L5 Walpole)

5.

Perhitungan :

Chi-Square Test: C2; C3; C4; C5; C6


Expected counts are printed below observed counts
Chi-Square contributions are printed below expected counts
C2

C3

C4

C5

C6

Total

Chi-Square Test: 20; 40; 60; 80


Expected counts are printed below observed counts
Chi-Square contributions are printed below expected counts
20
1

40
11
12,42
0,162

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

60
28
23,40
0,904

80
33
33,77
0,017

Total
41
113
43,41
0,134

79

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

13
12,31
0,039

44
43,03
0,022

112

9
20
25
29
9,12 17,19 24,80 31,89
0,002 0,460 0,002 0,262

83

8
10,44
0,570

21
19,67
0,090

30
28,39
0,092

36
36,50
0,007

95

14
13,41
0,026

25
25,26
0,003

35
36,46
0,058

48
46,87
0,027

122

10
12,53
0,510

21
23,61
0,288

35
34,07
0,026

48
43,80
0,403

114

16
13,63
0,413

24
25,68
0,110

38
37,05
0,024

46
47,64
0,056

124

12
11,98
0,000

22
22,57
0,015

34
32,57
0,063

41
41,88
0,018

109

14
12,09
0,302

21
22,78
0,139

32
32,87
0,023

43
42,26
0,013

110

10

14
13,08
0,065

22
24,64
0,283

36
35,56
0,005

47
45,72
0,036

119

121

228

329

423

Total

24
23,19
0,028

31
33,47
0,182

1101

Chi-Sq = 5,879; DF = 27; P-Value = 1,000

6. Keputusan :
Berdasarkan nilai tabel Perhitungan Manual, maka didapatkan Nilai
Cji-Sq < X2 ( 5,879 < 40.113). Sehingga jangan tolak H0.
7. Kesimpulan :
Ada kebebasan antara perlakuan dengan replikasi

Analisis
Pada uji minitab, didapatkan nilai Chi-Sq < X2 (7,480 < 40.113),

sedangkan pada perhitungan manual didapatkan Nilai X2 < X2 (7,480 <


40.113) sehingga data berdistribusi normal.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

80

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.2.2.5 Uji Ketidakadiktifan


a. Manual
-

Hipotesis
1.

H0 : Uji aditif diterima

2.

H1 : Uji aditif ditolak

3.

4.

Daerah kritis : F Hitung > F

: 0,05

F ( 1,db) = F ( 1,36)= 4,116


Db= (K-1)b = (10-1)4 = 36
5.

Perhitungan :
Tabel 3.35 Data Perhitungan Uji Ketidakadiktifan RAK

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Yi
Di=(YiY)

1
11
13
9
8
14
10
16
12
14
14

Perlakuan
2
3
28
33
24
31
20
25
21
30
25
35
21
35
24
38
22
34
21
32
22
36

4
41
44
29
36
48
48
46
41
43
47

121
12,1

228
22,8

329
32,9

423
42,3

-15,425

-4,725

5,375

14,775

Total
113
112
83
95
122
114
124
109
110
119
1101

Yj
28,25
28
20,75
23,75
30,5
28,5
31
27,25
27,5
29,75

DJ=(YjY)
0,725
0,475
-6,775
-3,775
2,975
0,975
3,475
-0,275
-0,025
2,225

27,525

Tabel 3.36 Data Perhitungan Uji Ketidakadiktifan RAK (2)

-123,0144
-95,24938
940,53938
465,835

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Q = Yij (Di) (Dj)


-95,9175 128,5969 439,1869
-53,865 79,14688 308,7975
640,2375 -910,391 -2902,92
374,5744 -608,719 -2007,92

81

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Lanjutan Tabel 3.36 Data Perhitungan Uji Ketidakadiktifan RAK (2)

-642,4513 -351,422 559,6719 2109,87


-150,3938 -96,7444 183,4219
691,47
-857,63 -394,065 709,7688 2361,784
50,9025 28,58625 -50,2562 -166,588
5,39875 2,480625
-4,3 -15,8831
-480,4888 -231,289 430,5375 1545,096
Q
Q2

1816,394
3299289

Faktor Korelasi =

= 30305.03

JKT =
=35937 -30305.03=5631.975
JKA =

30305.03 =5074.475

=
JKB

JKG

JKTA =

=
30305.03
= 351.225
= JKT JKA JKB
= 5631.975 5074.475 351.225
= 206.275
( Q)2 jmlpercoba an

JKA JKB
JK pengujian sisa = JKG JKTA

3299289 40
= 0,228026
26534,63 21811,38

= 206,275 0,228026= 206,0469

KT pengujian (sisa)

KT tak aditif
=
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

JKpengujia n(sisa)
db

206,0469
= 7,6313
27

JKTA
db tak aditif

0,228026
= 0,114013
2

82

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Fhit

KT tak aditif
KT pengujian sisa

0,114013
=
7,6313

0,014940

Tabel 3.37 Analisis Variansi Data

Sumber
Variasi
Perlakuan
galat
Blok
Total

Jumglah
Kuadrat
5074.475
206.275
351.225
557500

Db
3
9
27
36

Rataan
Kuadrat
1.691.492
22.919
13.008
15.486

F hit
0.014940

6. Keputussan :
f hit < f tabel, 0.0014940< 4.116 , maka jangan tolak Ho.
7. Kesimpulan :
Maka dapat disimpulkan bahwa data aditif dan layak dianalisi ragam

Analisis
Daerah kritis pada uji ketidakaditifan adalah Daerah kritis f10.0312 <

2,96. Sehingga pada daerah tersebut, data akan ditolak. Berdasarkan


perhitungan manual di atas didapat nilai f hitung sebesar 0.0312, sehingga
keputusan jangan tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa data aditif dan
layak untuk dianalisis ragam

3.2.3

Analisis Variansi (ANOVA)


a. Manual
-

Hipotesis
1. H0 : 1 = 2 = 3 = 4
2. H1 : Paling sedikit dua rataan tidak sama
3.

: 0,05

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

83

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

4. Daerah kritis : F hitung > F tabel.


Menghitung F hitung
v1

= k1

v2

= (k-1) (n-1)

= 41

= (4-1) (101)

=3

= 27

Dengan cara interpolasi dari tabel L 6 didapatkan nilai F tabel.


2,96 x 30 27

x 2,96 27 24

2,96 x 3

x 2.96 3

x2,96 = 2,96x
2x = 5,92
x = 2,96
5. Perhitungan :
Tabel 3.38 Perhitungan Jumlah dan Rata-Rata RAK

perlakuan
replikasi
p1
p2
p3
p4
total
jumlah kuadrat
1
11
28
33
41
113
12769
2
13
24
31
44
112
12544
3
9
20
25
29
83
6889
4
8
21
30
36
95
9025
5
14
25
35
48
122
14884
6
10
21
35
48
114
12996
7
16
24
38
46
124
15376
8
12
22
34
41
109
11881
9
14
21
32
43
110
12100
10
14
22
36
47
119
14161
total
121
228
329
423
1101
490500
T2
14641 51984 108241 178929 1212201

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

84

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Tabel 3.39 Perhitungan Jumlah Rata-Rata Kuadrat RAK

Perlakuan
replikasi p1
p2
p3
p4
Total
1 121 784 1089 1681
12769
2 169 576
961
1936
12544
3 81
400
625
841
6889
4 64
441
900
1296
9025
5 196 625 1225 2304
14884
6 100 441 1225 2304
12996
7 256 576 1444 2116
15376
8 144 484 1156 1681
11881
9 196 441 1024 1849
12100
10 196 484 1296 2209
14161
total
1523 5252 10945 18217 122625
Faktor Korelasi =
JKT =

= 30305.03
-

=35937 -30305.03=5631.975
JKA =

30305.03 =5074.475

JKB

=
30305.03
= 351.225
JKG
= JKT JKA JKB
= 5631.975 5074.475 351.225
= 206.275
Rataan Kuadrat perlakuan (S12) =
=
2

Rataan Kuadrat blok (S2 ) =

Rataan Kuadrat Galat (S ) =


Fhitung =

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

= 1691.492
= 39.025

= 7.63981

= 221.404

85

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Tabel 3.40 Hasil Perhitungan ANOVA

Sumber Variasi JJumlah kuadrat Derajat Kebebasan


JKA
5074.475
9

Rataan kuadrat
1691.42

JKB

351.225

9.025

JKG
JKT

206.275
5631.975

27
39

7.639

F hitung
221.40

6. Keputusan :
karena F hitung > F tabel (221.40>2,96), sehingga H0 ditolak
7. Kesimpulan :
Paling sedikit dua rataan tidak sama.

Analisis
Berdasarkan uji ANOVA dengan software dan secara manual yang telah

dilakukan di atas terlihat bahwa nilai F hitung > dari F tabel (688,96> 2.96).
Dari hal ini, maka dapat diambil keputusan bahwa ANOVA ditolak.

b. Minitab
-

Hipotesis
Two-way ANOVA: Jarak Pantulan versus Alas; C3
Source
Alas
C3
Error
Total

DF
3
9
27
39

= 2,764

SS
5074,47
351,22
206,28
5631,97

MS
1691,49
39,02
7,64

R-Sq = 96,34%

F
221,40
5,11

P
0,000
0,000

R-Sq(adj) = 94,71%

Analisis

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

86

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

c. Excel
-

Hipotesis

Anova: Two-Factor Without Replication


SUMMARY
11
13
9
8
14
10
16
12
14
14

Count
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

40
60
80

10
10
10

Sum Average Variance


102
34
43
99
33
103
74 24,66667 20,33333
87
29
57
108
36
133
104 34,66667 182,3333
108
36
124
97 32,33333 92,33333
96
32
121
105
35
157
228
329
423

22,8 5,955556
32,9 13,43333
42,3 36,01111

ANOVA
Source of
Variation
Rows
Columns
Error

SS
334,6667
1902,067
163,9333

df
MS
F
P-value
F crit
9 37,18519 4,082961 0,005372 2,456281
2 951,0333 104,4242 1,25E-10 3,554557
18 9,107407

Total

2400,667

29

Analisis

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

87

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

3.2.4

Uji Perbandingan Berpasangan


3.2.4.1 Uji F
a. Manual
-

Hipotesis
1. H0 :
2. Ha :
3. = 0,05
4. Daerah kritis:
n = 10

k=4

v = n-1
= 10 1 = 9
Berdasarkan tabel L6 Walpole, maka nilai
f0,05 (9,9) = 3,18
f0,95 (9,9) = 1 : 3,18 = 0,31
Maka, daerah kritis berdasarkan uji F adalah f < 0,31 atau f > 3,18
5. Perhitungan:
Nilai variansi

= 6.544

= 5.955
= 13.433
= 36.011

Untuk perlakuan 1 dan 2:

Untuk perlakuan 1 dan 3:

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

88

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Untuk perlakuan 1 dan 4:

Untuk perlakuan 2 dan 3:

Untuk perlakuan 2 dan 4:

Untuk perlakuan 3 dan 4:

6. Keputusan :

Untuk perlakuan 1 dan 2, H0 ditolak.

Untuk perlakuan 1 dan 3, H0 ditolak.

Untuk perlakuan 1 dan 4, H0 ditolak.

Untuk perlakuan 2 dan 3, H0 ditolak.

Untuk perlakuan 2 dan 4, H0 ditolak.

Untuk perlakuan 3 dan 4, H0 diterima.

7. Kesimpulan :
tidak terdapat kesamaan variansi di antara perlakuan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

89

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan uji F yang dilakukan untuk menentukan

adanya kesamaan varian populasi, didapatkan kesimpulan bahwa pada data


RAK tidak terdapat kesamaan varian populasi. Hal ini dibuktikan dari
pengujian perlakuan, 1 dan 3, 1 dan 4, 2 dan 3 yang ditolak semua karena
berada pada daerah kritis, Jangan tolak H0 hanya pada pengujian perlakuan
1 dan 2; 2 dan 4 dimana hasilnya 5.502 > 3,18 dan 6.046 > 3,18. Tapi, H 0
tetap ditolak karena tidak semua varian memiliki kesamaan varian

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

90

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Statistika Industri Modul 2 yang telah kami jalani,
maka dapat disimpulkan :
1. Analisis variansi merupakan salah satu cara dari sekian banyak cara untuk
menguji rataan populasi. Dalam analisis kali ini dilakukan beberapa pengujian
seperti Uji Orthogonal Contrast, Uji LSD, Uji Duncan, Uji Tukey dan Uji
Dunnet. Berdasarkan hasil Uji ANOVA menggunakan software SPSS, Minitab,
Excel dan Manual didapatkan hasil bahwa tidak terdapat pasangan dengan rataan
yang sama. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai F uji anova RAL sebesar
85,43 dan RAK sebesar 335,59 dengan F tabel sebesar 2.87.
2. Terdapat empat uji asumsi klasik sebagai syarat sebuah data untuk dapat
melakukan analisis variansi ini, yaitu data harus lolos, Uji Linearitas, Uji
Normalitas, Uji Homogenitas Variansi dan Uji Independensi.
3. Uji ANOVA terdiri atas dua macam uji, One-Way Anova dan Two-Way Anova.
One-Way Anova digunakan untuk data RAL yang hanya memiliki satu
perlakuan. Sedangkan Two-Way Anova digunakan untuk data RAK yang terdiri
10 perlakuan berbeda.
4. SPSS merupakan salah satu software yang membantu dalam analisis variansi ini,
melalui SPSS dapat dilakukan empat uji yang akan menetukan apakah suatu data
dapat dilakukan analisis variansi atau tidak.

4.2 Saran
Setelah melakukan percobaan praktikum modul 2 ini, maka praktikan memberikan
beberapa saran untuk praktikum selanjutnya diantaranya :
1. Saat pengambilan data praktikum sedang berlangsung, sebaiknya praktikan
yang melakukan praktek percobaan dan mencatat data percobaan masingmasing satu orang dan lebih teliti dalam melakukannya, supaya menghindari
kesalahan penulisan data.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

91

Laporan Praktikum Statistika Industri


Modul 2 Analisis Variansi
Kelompok 16

2. Saat mengolah data menggunakan software maupun hitungan manual harus


benar-benar teliti agar tidak terjadi kesalahan pada hasil akhir yang terletak
pada kesimpulan apakah uji ANOVA tersebut diterima atau ditolak.
3. Saat membuat analisis praktikan seharusnya bisa dan lebih teliti dalam
memahami dan membaca output software.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

92

Anda mungkin juga menyukai