Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pembelajaran
Alokasi Waktu
Tahun
: 2016/2017
3.5.3
3.5.4
3.5.5
3.5.6
KD 4.5
4.5.1 Mempresentasikan proses dinamika litosfer melalui bagan
Berdasarkan penyebab
Berdasarkan kedalaman
Iklim
Bahan induk
Organisme
Topografi
Waktu
Jenis tanah
-
Tanah vulkanis
- Tanah litosol
- Tanah laterit
Tanah alluvial
- Tanah Podzoliq
- Tanah humus
Tanah gambut
- Tanah latosol
Tanah kapur
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan kedua (135 menit) Discovery learning
Sintak
Pendahuluan
Rincian kegiatan
Waktu
Memberikan salam
20
menit
apersepsi
guru
menyampaikan
dan
pembentukan
tanah
serta
yang
sudah
digambarkan
dengan
Stimulation
materi tersebut.
Kegiatan inti
Mengamati
berkelompok,
100
(stimulasi/pem
Secara
berian
rangsangan)
guru.
Problem
statement
Pada
video/
peserta
gambar
didik
tersebut
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
prosesnya.
Peserta didik diinstruksikan untuk membuat 6
kelompok untuk memecahkan gambar/ video
Data collection
(pengumpulan
data untuk
menjawab
menit
pertanyaan)
Data
processing
(pengolahan
data dari
untuk
informasi yang
telah
dikumpulkan)
menjawab
pertanyaan
yang
telah
Verification
kelompok lain.
Guru menunjuk salah satu dari peserta didik
(pembuktian
untuk
atau mencoba
dari hasil
pengolahan
membaca
hasil
sementara
dari
informasi)
Mengomunikas Peserta didik mempersentasikan hasil diskusi
ikan
Penutup
kelompok.
Kelompok diskusi yang lain menanggapi hasil
yang telah dipaparkan oleh temannya.
Kesimpulan
15
menit
hasil belajar.
Evaluasi
individu
dikumpulkan
pertemuan
dan
lembaga-lembaga
konservasi
yang
tanh
serta
menyediakan
dan
litosfer
dan
pengaruhnya
bagi
Media
1.1 Power point mengenei
1.2 Papan tulis
1.3 Buku geografi kelas X
1.4 Video mengenei proses seisme dan proses hasil tenaga eksogen
1.5 Gambar mengenei proses seisme dan proses hasil tenaga eksogen
2.
Sumber belajar
1.1 Wardiyatmoko, K. Geografi untuk SMA dan MA Kelas X. 2013. Jakarta :
Penerbit Erlangga
1.1 Nugroho, Eko Sapto dkk. Geografi Peminatan untuk SMA dan MA Kelas X.
2013. Jakarta : Penerbit Mediatama
1.2 Internet
G. Penilaian
1. Teknik penilaian
Penilaian proses dilakukan melalui observasi. kerja kelompok, kinerja
presentasi, dan laporan tertulis (lembar intrumen terlampir)
Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis, hasil kerja
2. Bentuk Instrumen
Pertemuan kedua
1.3 Uraian terlampir
Mojokerto,
Juli 2016
Mengetahui,
Guru Pamong
Mahasiswa PPP
NIP. 19618171985011005
NIM 13040274006
Menyetujui,
Kepala Sekolah
LAMPIIRAN
Lembar Penilaian
didalam bumi.
Gempa tektonik dapat digunakan untuk mengetahui struktur lapisan kulit
bumi.
- Gempa dapat digunakan untuk menentukan jenis konstruksi bangunan.
b. Dampak negatif
- Bangunan roboh atau ambruk
- Terjadi tsunami apabila pusat gempa nya didasar laut.
- Sarana dan prasarana transportasi rusak.
3. Persebaran tanah di Indonesia
a. Tanah Vulkanis (tanah gunung api)
Tanah Vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang
dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah tersebut sangat subur karena mengandung
unsure hara atau mineral yang diperlukan tanaman. Jenis tanah ini terdapat di
pilau Jawa, Sumatera, Bali, Lombok.
b. Tanah Aluvial
Tanah alluvial adalah jenis tanah yang berasal dari pasir atau lumpur yang
dibawa oleh aliran sungai lalu diendapkan pada daerah dataran rendah atau
lembah. Unsure hara yang terkandung dalam tanah alluvial sangat bergantung
pada asal daerahnya dan tanah ini berwarna kelabu. Persebaran tanah alluvial ini
banyak terdapat pada daerah Pantai Timur Sumatera, Pantai Utara Jawa.
Pemanfaatannya dipergunakan untuk daerah persawahan.
c. Tanah Gambut atau orgasonol (Tanah Rawa)
Tanah Gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan bahan organic yang
tinggi, tingkat keasaman (PH) juga tinggi, miskin unsure hara, drainase jelek dan
pada umumnya kurang subur. Persebarannya : Kalimantan, Sumatera selatan,
Riau, Jambi, dan Papua bagian selatan. Pemanfaatan tanah gambut untuk
persawahan, palawija, dan tanaman perkebunan seperti karet dan kelapa.
d. Tanah Podzoliq
Tanah ini terbentuk dari batuan kuarsa, banyak ditemukan di Sumatera, Jawa
Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Jenis tanah ini berwarna
merah sampai kuning, bersifat asam sekali. Kandungan bahan organic sedikit, dan
kandungan unsure hara rendah. Pemanfaatan tanah podzoliq ini cocok untuk
tanaman karet, pinus dan akasia.
e. Tanah Kapur/Mediterania (Terarosa)
Tanah kapur yaitu jenis tanah hasil pelapukan dari batuan kapur (batuan
endapan). Tanah ini terdapat di daerah-daerah pegunungan kapur, seperti
pegunungan Kidul, dan Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah. Tanah ini
berwarna hitam dan miskin unsure hara, sehingga jenis tanah ini kurang subur.
Tanah kapur baik untuk tanaman Jati dan Palawija.
f. Tanah Litosol.
Tanah Litosol adalah jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak
begiti tebal. Tanah ini berasal dari jenis batuan-batuan keras yang belum
g. Tanah Latosol.
Tanah latosol merupakan jenis tanah tua, tanah ini terbentuk dari batu api yang
kemudian mengalami proses pelapukan lebih lanjut. Jenis tanah ini banyak
terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah.
Jenis tanah Latosol bersifat asam dan kandungan bahan organiknya rendah hingga
sedang. Tanah ini cocok untuk hutan tropis.
h. Tanah Fodzol (Tanah Pucat)
Tanah ini terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan yang tinggi,
berwarna merah hingga kuning. Tanah fodzol banyak terdapat di Sumatera Utara
dan Sumatera Barat. Tanah fodzol mengandung unsure hara yang sangat miskin,
tidak subur dan sulit ditanami. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu
mete.
i. Tanah Mergel
Tanah mergek adalah campuran tanah liat, kapur dan pasir. Persebaran tanah
mergel terdapat di Kediri dan Madiun (Jawa Timur) serta Nusa Tenggara. Tanah
ini subur dan cocok dimanfaatkan untuk tanaman Jati.
j. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian karena pengaruh suhu rendah dan
curah hujan tinggi, mengakibatkan berbagai mineral yang dibutuhkan oleh
tanaman larut dan meninggalkan sisa oksidasi besi dan alumunium sehingga
tanah ini tidak subur. Tanah laterit terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan
Kalimantan Barat. Pemanfaatannya cocok untuk keplapa dan jambu mete.
k. Tanah Humus
Tanah humus terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Tanah humus sangat
subur dan dapat ditemukan dibawah batuan dan tumbuh-tumbuhan yang lebat.
Tanah humus biasanya berwarna hitam.
4.
Organisme
Organisme hidup yang berperan dalam proses pembunuhan tanah terutamah
vegetasi dan jasad renik. Vegetasi akan berpengaruh pada pelapukan fisik, kimia,
dan organik, sedangkan jasad renik akan mempercepat proses pembusukan sisasisa bahan organik.
d. Topografi
Topografi adalah keadaan (relief) muka bumi pada suatu daerah. Pembentukan
tanah memerlukan tempat atau relief tertentu. Pada daerah yang reliefnya datar,
pembentukan tanah akan lebih cepat daripada di daerah yang miring. Karena di
daerah datar, tanah yang sudah terbentuk sulit untuk tererosi.
e. Waktu
Perubahan batuan induk untuk menjadi tanah memerlukan waktu yang cukup
lama. Biasanya untuk membentuk tanah setebal 30 cm memerlukan waktu 100
tahun.
Lampiran 2
Lembar pengamatan
LEMBAR PENGAMATAN DISKUSI
Nama
No
Peserta
Didik
Indikator
Pengungkapan
gagasan yang
Ya
orisinil
Tidak
Kebenaran
Konsep
Ya
Tidak
Ketepatan
Penggunaan
Ya
Istilah
Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Keterangan diisi dengan cek (V)
Lembar Penilaian Kelompok
Hari/Tanggal
: .
Topik
: ..
Nama Kelompok
: ...
Nama Anggota
: .
.
.
.
.
Kriteria
NILAI
KET
A => 80
dengan baik
B = 70-80
C =< 70
Kerjasama kelompok
Hasil tugas diskusi
Penggunaan bahasa yang baik
RATA-RATA