KESEPAKATAN BERSAMA
Antara
Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung
Pura,
Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan, Rumah Sakit Umum Insani
Langkat,
Rumah Sakit Umum Sapta Husada, Rumah Sakit PTPN II Tanjung Selamat,
Rumah
Sakit Umum Bersama, Rumah Sakit Umum Delia, PMI Kabupaten Langkat,
Rumah
Sakit Umum Bidadari Binjai dan Rumah Sakit Umum Latersia Binjai
Tentang
PELAYANAN RUJUKAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
di
KABUPATEN LANGKAT
Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat : Nomor 800-2810/SEKRT/U/X/2014
RSUD Tanjung Pura : Nomor 445-3425/RSTP/IX/2014
Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan : Nomor 168/L00000/2014-SO
Rumah Sakit Umum Insani Langkat : Nomor 78/PKS-EMAS/RSUI/IX/2014
Rumah Sakit Umum Sapta Husada Langkat : Nomor
004/PKS/R.S.U.SH/IX/2014
Rumah Sakit PTPN II Tanjung Selamat : Nomor IIRSTS/124/X/2014
Rumah Sakit Umum Bersama : Nomor II/SPKS/RSU/B/IX/2014
Rumah Sakit Umum Delia : Nomor 01/RS.DELIA/IX/2014
PMI Langkat : Nomor 034/1.02.11/ADM/IX/2014
Rumah Sakit Umum Bidadari Binjai : Nomor 008/RSUB/X/2014
Rumah Sakit Umum Latersia Binjai : Nomor 438/RS.L.B/IX/2014
Pada hari ini, Selasa tanggal tiga puluh bulan September tahun dua ribu
empat belas
bertempat di Graha Kardopa Hotel Binjai, yang bertanda tangan di bawah
ini:
dr. Sadikun Winato, MM, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Langkat, yang
berkedudukan di Kabupaten Langkat Jalan Imam Bonjol No. 53 Stabat,
dalam hal ini
bertindak dalam jabatan tersebut diatas untuk dan atas nama serta
secara sah mewakili
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan jejaringnya, Dokter Praktek
Swasta dan
Bidan Praktek Swasta di Kabupaten Langkat, selanjutnya dalam
kesepakatan ini disebut
PIHAK KESATU.
dr. H. Sofyan Armaya, selaku Direktur RSUD Tanjungpura, yang
berkedudukan di
Jalan Khairil Anwar No. 9 Tanjung Pura, dalam hal ini bertindak dalam
jabatan tersebut
di atas untuk dan atas nama serta secara sah memawakili RSUD Tanjung
Pura,
dr. Rudy, selaku Direktur RSU Insani, yang berkedudukan di Stabat, dalam
hal ini
bertindak dalam jabatan tersebut di atas untuk dan atas nama serta
secara sah
memawakili RSU Insani, selanjutnya dalam kesepakatan ini disebut PIHAK
KEEMPAT.
dr. Andi Falatehan, SpB, selaku Direktur RSU Sapta Husada, yang
berkedudukan di
Stabat, dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas untuk dan
atas nama serta
secara sah memawakili RSU Sapta Husada, selanjutnya dalam
kesepakatan ini disebut
PIHAK KELIMA.
dr. M. Faisal Lubis, selaku Direktur RS PTPN II, yang berkedudukan di
Tanjung
Selamat, dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas untuk dan
atas nama
serta secara sah memawakili RSU PTPN II Tanjung Selamat, selanjutnya
dalam
kesepakatan ini disebut PIHAK KEENAM.
dr. Chandra Wijaya, selaku Direktur RSU Bersama, yang berkedudukan di
Stabat,
dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas untuk dan atas
nama serta secara
sah memawakili RSU Bersama, selanjutnya dalam kesepakatan ini disebut
PIHAK
KETUJUH.
Wendy Isman Sitepu, selaku Direktur RSU Delia, yang berkedudukan di
Selesai, dalam
hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas untuk dan atas nama
serta secara sah
memawakili RSU Delia, selanjutnya dalam kesepakatan ini disebut PIHAK
KEDELAPAN.
Afrizal Khan, S.Kom, MM selaku Ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten
Langkat
yang berkedudukan di Jalan Imam Bonjol No. 100 Stabat, dalam hal ini
bertindak dalam
jabatan tersebut di atas untuk dan atas nama serta secara sah mewakili
Unit Donor
Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Langkat, selanjutnya dalam
kesepakatan ini
sebagai berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
1) Ibu adalah ibu hamil, bersalin, dan masa nifas (ibu yang telah
melahirkan sampai
dengan masa 42 hari) atau maternal;
2) Bayi baru lahir atau neonatal pada Kesepakatan Bersama ini adalah
bayi dengan
umur 0 28 hari;
3) Tata kelola klinis adalah penerapan tata kelola yang baik dalam
pelayanan medis
sesuai standar: manajemen resiko, keterbukaan, pendidikan dan
pelatihan, audit
klinis, efektivitas klinis, penelitian dan pengembangan;
4) PONED adalah Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di tingkat
pelayanan
dasar (Puskesmas);
5) PONEK adalah Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif di
tingkat
pelayanan rujukan (Rumah Sakit);
6) Kematian Ibu adalah kematian ibu hamil, bersalin, dan nifas yang
diakibatkan oleh
penyebab langsung maupun tidak langsung kecuali kecelakaan;
7) Kematian Bayi baru lahir adalah kematian bayi baru lahir yang
diakibatkan oleh
penyebab langsung maupun tidak langsung kecuali kecelakaan;
8) Angka Kematian Ibu adalah angka yang menunjukkan rasio kematian
ibu hamil,
bersalin dan nifas per 100.000 kelahiran hidup;
4
2). Secara umum tujuan dari kerjasama ini adalah menurunkan jumlah
kematian Ibu dan
bayi baru lahir sebagai bagian dari gerakan penyelamatan Ibu dan bayi
baru lahir
untuk percepatan pencapaian target 4 dan 5 MDGs di Kabupaten Langkat
3). Secara khusus tujuan pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini adalah:
a) Meningkatkan kualitas pelayanan sistim rujukan kegawatdaruratan
maternal dan
neonatal pada Puskesmas dan jaringannya, Bidan Praktek Swasta, Dokter
Praktek
Swasta dengan Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta;
b) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem rujukan antara
Puskesmas dan
jaringannya, Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta dengan Rumah
Sakit
Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta;
c) Membentuk jejaring kerjasama dan sinergi pelayanan rujukan
kegawatdaruratan
maternal dan neonatal antar Puskesmas dan jaringannya Bidan Praktek
Swasta,
Dokter Praktek Swasta dengan Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit
Swasta
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan masing-masing;
Pasal 3
Sasaran dan Target
1) Sasaran dari Kesepakatan Bersama ini adalah Fasilitas penyedia
layanan yang
tercakup dalam jejaring sistem rujukan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal
Kabupaten Langkat sebagai acuan dalam pengelolaan sistem rujukan
dalam;
a) Peningkatan Kualitas Pelayanan Rujukan dan Kegawatdaruratan ibu dan
bayi baru
lahir di Kabupaten Langkat dan daerah sekitarnya;
b) Kemitraan antara pemerintah daerah dengan swasta (public-private
partnership)
melalui pengembangan mekanisme rujukan antar fasilitas kesehatan
pemerintah
dengan fasilitas kesehatan swasta yang meliputi RSUD, Puskesmas dan RS
Swasta;
c) Alur rujukan melalui pemetaan fasilitas kesehatan sebagai jejaring
pelayanan
kesehatan antara Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit Umum Daerah,
Puskesmas
dan Jejaringnya, dan Bidan di Desa yang bertugas di Puskesmas Jejaring
Rujukan;
d) Alur data (laporan Rumah Sakit), kewajiban laporan kematian termasuk
kasus
Nearmiss melalui AMP;
e) Tugas pokok dan fungsi sesuai kewenangan setiap fasilitas,
f) Mekanisme pembiayaan jaminan kesehatan yang berlaku,
g) Akuntabilitas pelayanan kegawatdaruratan Ibu dan Bayi Baru Lahir dan
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi
h) Sistem pembinaan teknis keilmuan kebidanan dan bayi baru lahir bagi
dokter dan
bidan di Puskesmas Jejaring oleh dokter spesialis
i) Monitoring dan evaluasi jejaring rujukan
2) Fasilitas penyedia layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tersebut terdiri dari
FKTP, FKTL Rujukan Non-PONEK, FKTL Rujukan PONEK Wilayah dan FKTL
Rujukan
Provinsi atau Nasional.
7
3) Target adalah menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir di
Kabupaten
Langkat dan memantapkan sistim rujukan kegawatdaruratan maternal
dan neonatal
di Kabupaten Langkat sehingga dapat memberikan kontribusi penurunan
Jumlah
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKB) secara nasional dan zero
tolerant to
death (tidak ada toleransi pada kematian) di Kabupaten Langkat.
BAB II
RUANG LINGKUP YANG DISEPAKATI
Pasal 4
Objek dan Ruang Lingkup Kerjasama
1) Objek dari Kesepakatan Bersama ini adalah bidang Kesehatan Ibu dan
Bayi baru
lahir, khususnya pemantapan pelayanan sistim rujukan kegawatdaruratan
Maternal
dan Neonatal dengan melibtakan
a) Puskesmas dan jaringannya memberikan pelayanan fasilitas kesehatan
tingkat
pertama
b) RS memberikan pelayanan tingkat lanjutan
c) BPJS memberikan Jaminan pembiayaan kesehatan agar peserta
memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah
membayar iuran ataupun yang dibayarkan oleh pemerintah.
2) Ruang Lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi peningkatan kualitas
pelayanan
klinis dan rujukan gawat darurat Ibu dan Bayi Baru Lahir dalam jejaring
Rumah Sakit
Umum Daerah, Rumah Sakit Umum Swasta, Rumah Sakit Ibu dan Anak,
Puskesmas
dan jejaringnya, yang meliputi:
a) Alur dan Wilayah Rujukan
b) Mekanisme Rujukan
c) Sistem Informasi dan Komunikasi Rujukan
d) Tugas dan Peran di Setiap Tingkat Rujukan.
e) Pencatatan, pelaporan dan alur data
f) Pembiayaan
g) Pembinaan jejaring.
3) Rincian mengenai ruang lingkup Kesepakatan Bersama pada poin 2
(dua) diatas
diuraikan dalam Lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
Kesepakatan
Bersama ini.
Pasal 5
Alur dan Wilayah Rujukan
1) Alur rujukan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal
dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis, yaitu:
a) Dimulai dari FKTP, dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
(rujukan vertical)
atau ke tingkat pelayanan yang setingkat (rujukan horizontal)
Pasal 9
Pembinaan Jejaring
1) Pembinaan jejaring dimaksudkan untuk memperkuat hubungan,
kerjasama dan
mekanisme pembinaan antara perujuk (FKTP) dan penerima rujukan
(FKTL).
2) Pembinaan jejaring dapat dilakukan melalui supervisi Fasilitatif,
konsultasi teknis
medis, on the job mentoring dan magang di Rumah Sakit.
3) Segala pembiayaan yang timbul akibat pembinaan jejaring ini menjadi
tanggung
jawab kedua belah pihak
4) Pembinaan jejaring dilakukan berdasarkan skala prioritas yang
mengacu pada hasil
penilaian kenerja klinis fasilitas, keterampilan klinis staf dan kinerja
rujukan.
Pasal 10
Rencana Kerja
1). Para pihak berkewajiban menyusun rencana kerja untuk mendukung
pelaksanaan
kerjasama dan menindaklanjuti Maklumat Pelayanan dan umpan balik
pelayanan;
2). Penyusunan rencana kerja tersebut perlu diintegrasikan dalam rencana
kerja Dinas
Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah dan selanjutnya masuk dalam
proses
perencanaan dan penganggaran daerah;
3). Para pihak berkewajiban melaporkan kasus-kasus kematian ibu dan
bayi baru lahir
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan kepada Dinas Kesehatan
Kota
Binjai sesuai mekanisme yang berlaku;
4) Para pihak berkewajibana melakukan Audit Maternal dan Perinatal pada
setiap
kematian yang di fasilitasnya dan melakukan pembahasan dengan tim
pengkaji
secara berkala;
5) Para pihak berkewajiban melakukan pengkajian terhadap kasus-kasus
nearmiss
kematian ibu dan bayi untuk pembelajaran dan melaporkannya ke Dinas
Kesehatan
Langkat untuk wilayah Faskes di Kabupaten Langkat dan Dinas Kesehatan
Binjai
untuk wilayah Faskes di Kota Binjai;
6) Para pihak akan menyusun rencana kerja peningkatan kualitas tenaga
kesehatan
Pasal 11
Pembiayaan dan Sumber Pembiayaan
1) Pemanfaatan Jaminan dan Pembiayaan Kesehatan untuk Ibu dan Bayi
Baru Lahir oleh
JKN BPJS dan Jamkesda;
2) Pembiayaan setiap kasus rujukan dibebankan pada sumber
pembiayaan yang
menjadi penanggungnya.
3) Sumber pembiayaan yang dimaksud dalam ayat (2) meliputi dan tidak
terbatas pada
BPJS, Asuransi Kesehatan Daerah, Pribadi dan Sumber pembiayan lain.
4) Prosedur, tata cara dan tarif mengacu pada sumber pembiayaan
masingmasing
5) Dinas Kesehatan Langkat dan Kota Binjai serta Rumah Sakit akan
mengalokasikan
dana untuk pengadaan, pemeliharaan dan operasional ICT.
11
tidak mengikat;
Pasal 12
Organisasi Pengelola Kesepakatan
1) Agar kesepakatan jejaring sistem rujukan antara para pihak dapat
terkelola secara
berdaya guna dan berhasil guna maka pelaksanakan rujukan ini di
monitoring oleh
Pokja Percepatan Penurunan Jumlah Kematian Ibu dan Bayi Kabupaten
Langkat.
2) Susunan organisasi, peran dan tanggung jawab Pokja Sistim Rujukan
dijelaskan
dalam lampiran
3) Biaya oprasional Pokja ditanggung oleh Anggaran Pemerintah Daerah
Kabupaten
LANGKAT atau sumber lainnya yang tidak mengikat
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 13
Kewajiban Para Pihak
1). Dinas Kesehatan:
a) Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan atas
terlaksananya system
rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada pelayanan
kesehatan
tingkat pertama sampai lanjutan/rujukan.
b) Menkoordinir segala upaya yang berkaitan dengan terlaksananya
sistem rujukan
yang efektif, efisien dan berkeadilan.
c) Memberikan dukungan dalam bentuk penyediaan tenaga, peningkatan
keterampilan petugas, pembiayaan program, ketersediaan sarana dan
prasarana
khususnya ditingkat Puskesmas dan Peningkatan keterampilan Petugas
sesuai
dengan ketersedian anggaran dan kemampuan daerah.
d) Menyampaikan progress pelaksanaan system rujukan
kegawatdaruratan ibu dan
bayi baru lahir kepada Tim Gerakan (Pokja) Penyelamatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir
atau Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat secara berkala.
2). Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP):
a) Melakukan pemeriksaan ANC, mendeteksi resiko tinggi dan melakukan
rujukan
terencana.
b) Melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi prarujukan sesuai
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.
c) Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan
bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien rujukan melalui SIJARIEMAS.
Pasal 14
Hak Para Pihak
1) Para pihak mendapatkan informasi atau umpan balik secara berkala
terhadap
implementasi atau pelaksanaan kesepakatan bersama tentang system
rujukan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal di Kabupaten Langkat.
2) Mendapatkan supervisi, kunjungan, pembinaan dalam rangka
terlaksananya
kesepakatan bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
3) Berhak dipilih dan diusulkan untuk mendapatkan penghargaan atas
prestasi yang
dicapai sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 15
Pencatatan, Pelaporan dan Alur Data
1) Segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem pencatatan dan
pelaporan mengikuti
alur dan mekanisme sistem pelaporan yang berlaku di Dinas Kesehatan, di
Puskesmas dan masing-masing rumah sakit.
2) Data hasil pelayanan harus dimanfaatkan oleh Fasilitas untuk
peningkatan kinerja,
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Ibu dan bayi baru lahir serta
untuk
keperluan evaluasi pelaksanaan Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir di
Pasal 17
Audit Maternal Perinatal (AMP)
1) Setiap kematian maternal dan perinatal yang terjadi di masyarakat, di
FKTP, FKTL
harus dilaporkan dengan menggunakan formulir pemberitahuan kematian
dalam
kurun waktu 2 kali 24 jam.
2) Setiap fasilitas kesehatan wajib melakukan audit kematian jika terjadi
kematian
maternal dan perinatal di internal masing-masing (audit level I-III).
3) Setiap kematian maternal dan perinatal harus dilakukan penelusuran
kasus AMP atau
otopsi verbal (100%) oleh petugas kesehatan tingkat pertama.
4) 100% Kematian maternal dan minimal 25% kasus kematian Perinatal
perlu di kaji oleh
Tim Pengkaji AMP Kabupaten.
5) Penelusuran, pengkajian kasus kematian dan rencana tindak lanjut AMP
atas
BAB VI
JANGKA WAKTU KESEPAKATAN DAN PERSELISIHAN
Pasal 20
Jangka Waktu Kesepakatan
Direktur
RSUD Tanjung Pura
Kabupaten Langkat
dr. H. Syofyan Amaya
Pihak Kedua
Direktur
RS Pertamina PBerandan
Kabupaten Langkat
dr. Syamsu Alam Aliyah
Pihak Ketiga
Direktur
RSU Insani Stabat
Kabupaten Langkat
dr. Rudy
Pihak Keempat
Direktur
RSU Sapta Husada
Kabupaten Langkat
dr. Andi Falatehan, SpB
Pihak Kelima
Direktur
RS PTPN II Tj. Selamat
Kabupaten Langkat
dr. M. Faisal Lubis
Pihak Keenam
Direktur
RSU Bersama
Kabupaten Langkat
dr. Chandra Wijaya
Pihak Ketujuh
Direktur
RSU Delia
Kabupaten Langkat
Wendy Isman Sitepu
Pihak Kedelapan
Ketua
PMI
Kabupaten Langkat
Afrizal Khan, S.Kom. MM
Pihak Kesembilan
Direktur
RSU Bidadari
Kota Binjai
dr. Khairunnisa
Pihak Kesepuluh
Direktur
RSU Latersia
Kota Binjai
dr. Robinson Sembiring, M.Kes
Pihak Kesebelas
Menggetahui
Bupati Langkat
H. Ngogesa Sitepu, SH
Lampiran:
1. Alur dan Wilayah Rujukan
2. Mekanisme Rujukan
3. Tugas Pokok dan Fungsi Para Pihak
4. Sistem Informasi dan Komunikasi Rujukan
5. Jenis Kasus dan Gejala/Tanda Bahaya yang dapat Dirujuk
6. Alur Data dan Kewajiban Laporan Kematian
7. Pembiayaan Pelayanan Rujukan
8. Pembinaan Jaringan
Lampiran 1 Alur dan Wilayah Rujukan Hal. 1 dari 14
LAMPIRAN 1
ALUR DAN WILAYAH RUJUKAN
: Alur Rujukan
: Alur Umpan Balik
Alur dan wilayah rujukan disepakati berdasarkan hasil diskusi antara Dinas
Kesehatan,
Puskesmas PONED, RSUD Tanjung Pura, Rumah Sakit di Kabupaten Langkat dan
Rumah Sakit di
Kota Binjai yang ikut berjejaring dengan mempertimbangkan:
1. Pemetaan Kemampuan Rumah Sakit dalam menangani Kegawatdaruratan
Maternal dan
Neonatal Kabupaten Langkat dan 2 (dua) Rumah Sakit di Kota Binjai.
2. Pemetaan kemampuan Puskesmas PONED dalam menangani
Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal Kabupaten Langkat serta mempertimbangkan wilayah cakupan
Puskesmas
tersebut (Dana KAPITASI)
3. Rayonisasi Rumah Sakit Rujukan dari Faskes Tk I BPJS Kesehatan KCU Medan.
4. Data jarak dan waktu tempuh dari Puskesmas PONED ke rumah sakit dan dari
rumah sakit
ke rumah sakit lainnya
Penentuan Alur Rujukan dilakukan per-wilayah Rujukan (I, II dan III), dimana
pesertanya dibagi
menjadi 3 kelompok berdasarkan letak geografis sesuai dengan Wilayah Rujukan.
Nama-nama Rumah Sakit Swasta dan Puskesmas yang ikut berjejaring sesuai
dengan Wilayah
Rujukannya adalah sebagai berikut:
Lampiran 1 Alur dan Wilayah Rujukan Hal. 3 dari 14
Lampiran 1 Alur dan Wilayah Rujukan Hal. 4 dari 14
Full Time
(Tenaga
Tetap)
Part Time
(Tenaga
Tdk Tetap)
JML
Full Time
(Tenaga Tetap)
Part Time
(Tenaga
Tdk Tetap)
1 Tim Emergency )* 6 6 - 3 V - - - 2 Dokter Spesialis Obgyn 6 2 4 3 V - 1 1 3 Dokter Spesialis Anak 3 2 1 3 V - 1 1 4 Dokter Umum 10 10 - 7 V - 4 4 5 Bidan 60 60 - 55 V - 5 5 6 Perawat 70 70 - 39 V - 3 3 KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA JML
JAM OPERASIONAL
JML
JAM OPERASIONAL
JML
JAM OPERASIONAL
24 JAM - 7
HARI
HANYA
JAM
KERJA
24 JAM - 7
HARI
HANYA
JAM
KERJA
24 JAM - 7 HARI
HANYA
JAM
KERJA
1 Jumlah Tempat Tidur Perawatan Anak
a. Incubator 8 V - 4 V - 1 V b. Baby Box 40 V - 35 V - 2 V c. Tempat Tidur Anak 20 V - 10 V - - - 2
Jumlah Tempat Tidur Perawatan
Kebidanan
a. Tempat Tidur Nifas 8 V - 24 V - 1 V b. Bed Gynekology 4 V - 3 V - 1 V 3 Jumlah Bed di Ruang HCU - - - - - - - - -
4 Jumlah Bed di Ruang ICU 4 V - 6 V - - - 5 Jumlah Bed di Ruang NICU 6 V - - - - - - 6 Jumlah Bed di Ruang PICU 2 V - - - - - - 7 Jumlah Bed di Ruang IGD 8 V - 6 V - 2 V 8 Jumlah Unit Bank Darah/PMI 1 V - 1 V - - - 9 Jumlah Unit Laboratorium 1 V - 1 V - - - 10
Jumlah Unit Instalasi Radiologi (Rotgen
dan USG) 2 V - 1 V - - - 11 Jumlah Unit Farmasi 1 V - 1 V - 1 V 12 Jumlah Unit Ambulance Emergency 3 V - 2 V - 1 V -
JENIS PELAYANAN
MAMPU MELAYANI TIDAK
MAMPU
MELAYANI
MAMPU
MELAYANI
TIDAK
MAMPU
MELAYANI
MAMPU MELAYANI TIDAK
MAMPU
MELAYANI
24
JAM
JAM KERJA
24
JAM
JAM
KERJA
24
JAM
JAM KERJA
A KEGAWATDARURATAN MATERNAL
1 Eklamsi V - - V - - - - V
2 PEB V - - V - - - - V
3 HPP V - - V - - - - V
4 HAP V - - V - - - - V
5 Distosia V - - V - - - - V
6 Abortus V - - V - - - - V
7 KET V - - V - - - - V
8 Inversio Uteri V - - V - - - - V
9 Febris Puerperalis V - - V - - - - V
10
Hyperemesis gravidarum dengan
dehidrasi V - - V - - - - V
11 Persalinan kehamilan risiko tinggi dan
atau persalinan dengan penyulit V - - V - - - - V
B KEGAWATDARURATAN NEONATAL
1 Asfiksia V - - V - - - - V
2 Bayi Kecil/Prematur/IUGR V - - V - - - - V
3 Infeksi/Sepsis V - - V - - - - V
4
5
6
7
8
9
Ikterus V - - V - - - - V
Cyanotic Spell (penyakit jantung) V - - - - V - - V
Tetanus V - - V - - - - V
KELAINAN KONGENITAL V - - V - - - - V
ACPD V - - V - - - - V
HIPOTERMIA V - - V - - - - V
JML
JAM OPERASIONAL
JML
JAM OPERASIONAL
JML
JAM OPERASIONAL
24
JAM 7 HARI
HANYA
JAM KERJA
24
JAM 7 HARI
HANYA
JAM
KERJA
24 JAM
-7
HARI
HANYA
JAM
KERJA
24 JAM
-7
HARI
HANYA
JAM
KERJA
24 JAM
-7
HARI
HANYA
JAM
KERJA
1
Jumlah Tempat Tidur
Perawatan Anak
a. Incubator 5 V - 1 v - 2 - - 3 V - 2 V b. Baby Box 1 V - 6 V - 10 - - 5 V - 6 V c. Tempat Tidur Anak 11 V - 8 V - 10 - - 10 V - 6 V Lampiran 1 Alur dan Wilayah Rujukan Hal. 10 dari 14
2
Jumlah Tempat Tidur
Perawatan Kebidanan
a. Tempat Tidur Nifas 15 V - 15 V - 20 - - 10 V - 6 - V
b. Bed Gynekology 2 V - 4 V - 3 - - 1 V - 2 V 3 Jumlah Bed di Ruang HCU - - - - - - - - - - - - - - 4 Jumlah Bed di Ruang ICU - V - 3 V - 4 - - - - - - - 5 Jumlah Bed di Ruang NICU - - - - - - - - - - - - - - 6 Jumlah Bed di Ruang PICU - - - - - - - - - - - - - - 7 Jumlah Bed di Ruang IGD 3 V - 8 V - 5 - - 3 V - 2 V 8 Jumlah Unit Bank Darah/PMI - V - - - - - - - - - - - - 9 Jumlah Unit Laboratorium 1 V - 1 V - 1 - - 1 V - - - 10
Jumlah Unit Instalasi Radiologi
(Rotgen dan USG) 1 V - 1 V - 1 - - 1 V - 1 V 11 Jumlah Unit Farmasi 1 V - 1 V - 1 - - 1 V - 1 V 12
Jumlah Unit Ambulance
Emergency 4 V - 1 V - 1 - - 1 V - 1 V 13
Jumlah Unit Hotline
Emergency
1
No:
06189
61118 1
No:
061
89116
99 1 No: 1
No:
085261
679869 1
No:
081375
010008
JENIS PELAYANAN
MAMPU
MELAYANI
TIDAK
MAMPU
MELAYANI
MAMPU
MELAYANI
TIDAK
MAMPU
MELAYANI
MAMPU
MELAYANI
TIDAK
MAMPU
MELAYANI
MAMPU
MELAYANI
TIDAK
MAMPU
MELAYANI
MAMPU
MELAYANI
TIDAK
MAMPU
MELAYANI
24
JAM
JAM
KERJA
24
JAM
JAM
KERJA
24
JAM
JAM
KERJA
24
JAM
JAM
KERJA
24
JAM
JAM
KERJA
A
KEGAWATDARURATAN
MATERNAL
1 Eklamsi V - - V - - V - - V - - - - V
2 PEB V - - V - - V - - - - V - V 3 HPP V - - V - - V - - V - - - V 4 HAP V - - V - - V - - V - - - V 5 Distosia V - - V - - V - - V - - - V 6 Abortus V - - V - - V - - V - - - V 7 KET V - - V - - V - - V - - - V 8 Inversio Uteri V - - V - - V - - - - V - V 9 Febris Puerperalis V - - V - - V - - V - - - V -
10
Hyperemesis gravidarum
dengan dehidrasi V - - V - - V - - V - - - V 11 Persalinan kehamilan risiko
tinggi dan atau persalinan
dengan penyulit V - - V - - V - - - - V - V B
KEGAWATDARURATAN
NEONATAL
1 Asfiksia V - - V - - V - - V - - - - V
2 Bayi Kecil/Prematur/IUGR V - - V - - V - - V - - - V 3 Infeksi/Sepsis V - - V - - V - - V - - - - V
4 Ikterus V - - V - - V - - V - - - - V
5
Cyanotic Spell (penyakit
jantung) - - V V - - V - - - - V - - V
6 Tetanus V - - V - - V - - - - V - - V
7 KELAINAN KONGENITAL V - - V - - V - - - - V - - V
8 ACPD - - V V - - V - - - - V - - V
9 HIPOTERMIA V - - V - - V - - V - - - V Lampiran 1 Alur dan Wilayah Rujukan Hal. 12 dari 14
7 Jumlah Bed di Ruang IGD 3 V - 1 V 8 Jumlah Unit Bank Darah/PMI - V - 1 V 9 Jumlah Unit Laboratorium 1 V - 1 V 10 Jumlah Unit Instalasi Radiologi (Rotgen dan USG) 1 V - 1 V -
11 Jumlah Unit Farmasi 1 V - 1 V 12 Jumlah Unit Ambulance Emergency 4 V - 1 V 13 Jumlah Unit Hotline Emergency 1 No: 0618961118 1 No: 062020120
JENIS PELAYANAN
MAMPU MELAYANI TIDAK
MAMPU
MELAYANI
MAMPU MELAYANI TIDAK
MAMPU
MELAYANI
24
JAM
JAM KERJA
24
JAM
JAM KERJA
A KEGAWATDARURATAN MATERNAL
1 Eklamsi V - - V - 2 PEB V - - V - 3 HPP V - - V - 4 HAP V - - V - 5 Distosia V - - V - 6 Abortus V - - V - 7 KET V - - V - 8 Inversio Uteri V - - V - 9 Febris Puerperalis V - - V - 10 Hyperemesis gravidarum dengan dehidrasi V - - V - 11 Persalinan kehamilan risiko tinggi dan atau persalinan
dengan penyulit V - - V - B KEGAWATDARURATAN NEONATAL
1 Asfiksia V - - V - 2 Bayi Kecil/Prematur/IUGR V - - V - 3 Infeksi/Sepsis V - - V - 4 Ikterus V - - V - 5 Cyanotic Spell (penyakit jantung) - - V - V 6 Tetanus V - - V - 7 KELAINAN KONGENITAL V - - - V 8 ACPD - - V V - 9 HIPOTERMIA V - - V - Lampiran 2-Mekanisme Rujukan Hal. 1 dari 7
LAMPIRAN 2
MEKANISME RUJUKAN KEGAWATDARURATAN
A. Mekanisme Rujukan Gawat Darurat Ibu
ANC Ibu hamil di Puskesmas
dan Jaringannya
Ibu hamil dengan Risiko Tinggi
Rumah Sakit Rujukan
(Melakukan Penatalaksanaan
Ibu Hamil RESTI dan Penyulit)
Tingkat rujukan yang
lebih tinggi (RS Provinsi)
Stabilisasi Ibu hamil oleh
Puskesmas PONED
Normal
Puskesmas &
Jaringannya
(Pustu,Poskesdes,BPS)
Umpan
Balik
di Puskesmas PONED
Umpan
Balik
Puskesmas Memberikan
Pelayanan Kesehatan
Lanjutan (PNC)
*
*
Bila terjadi masalah/komplikasi pasca salin
Lampiran 2-Mekanisme Rujukan Hal. 2 dari 7
Umpan
Balik
Observasi
Lampiran 2-Mekanisme Rujukan Hal. 3 dari 7
Alur:
Pemeriksaan awal dan stabilisasi oleh
tim Emergensi
Lapor DU
Konsul SpOG
Kebutuhan
SDM: Tim Emergensi di setiap Shift
jaga, terdiri dari:
_ Bidan Senior
_ Bidan
_ Siswa Akbid
Sarana prasarana:
_ Trolly Emergency Maternal &
Neonatal
_ Set Partus
_ Perlengkapan/bahan
pencegahan infeksi
SOP:
_ Alur penanganan Pasien
Emergensi
_ Jobdesc staf (dokter spesialis,
triase, bidan dan siswa)
_ Protap stabilisasi pasien
emergensi
_ Komunikasi antar ruangan
Pengorganisasian tempat kerja
Ruang VK/OK
Alur:
Pemeriksaan awal dan
stabilisasi oleh tim Emergensi
Lapor DU
Konsul SpA
Kebutuhan
SDM: Tim Emergensi di setiap
Shift jaga, terdiri dari:
_ Perawat dengan
Kompetensi
_ Perawat/bidan
_ Siswa Akbid/Akper
Sarana prasarana:
_ Trolly Emergency
Neonatal
_ Meja resusitasi
_ Inkubator transport
_ Perlengkapan/bahan
pencegahan infeksi
SOP:
_ Alur penanganan Pasien
Emergensi
_ Jobdesc staf (dokter
spesialis, triase, perawat,
bidan dan siswa)
_ Protap stabilisasi pasien
emergensi
_ Komunikasi antar
ruangan
Pengorganisasian tempat
kerja
Ruang Perina
Rujukan kasus ibu dan bayi baru lahir dilakukan oleh dokter, bidan dan atau
petugas
kesehatan lainnya yang berkompeten
b. Waktu rujukan
Rujukan kasus ibu dan bayi baru lahir dilakukan segera setelah masalah
diidentifikasi dan
atau diagnosa ditegakkan dengan terlebih dahulu memperbaiki keadaan umum
dan tanda
tanda vital yang dapat dilakukan, misal: pemberian O2.
c. Tempat rujukan
Alur dan Tempat Rujukan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal sesuai pada
Lampiran I
(Alur dan Wilayah Rujukan)
d. Langkah-langkah dalam merujuk
1. Panggilan Telepon/SMS
A. Telepon
Bidan/dokter Puskesmas melakukan telepon ke IGD rumah sakit dengan
memberikan
data:
Nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, cara persalinan, APGAR score.
Penyakit/gejala-gajala ibu hamil dan neonatus yang akan dirujuk
Tanda-tanda vital ibu hamil dan neonatus yang akan dirujuk
Kapan gejala-gejala tersebut timbul dan bagaimana keadaannya
Tindakan dan obat-obat yg telah diberikan
Jenis dan jumlah cairan yg diberikan
Hasil pemeriksaan penunjang medis (USG, CTG dll.)
Dirujuk mempergunakan Jenis Asuransi kesehatan, kendaraan apa dan
perkiraan
waktu tiba sampai di Puskesmas/Rumah Sakit
Data yang telah diberikan diatas akan diinput ke dalam sistem rujukan di
alamat
http://langkat.rujukan.net
B. SMS
Bidan/dokter Puskesmas atau tenaga kesehatan yang sudah terdaftar di sistem
rujukan
Kabupaten Langkat melakukan SMS ke 0812 9000 1281 dengan format:
Rujukan Gawat-darurat Ibu Hamil:
r#kode rumahsakit#nama ibu#umur#nama suami# asuransi #golongan
darah#transportasi#diagnosa#tindakan prarujukan
Rujukan Gawat-darurat Bayi:
rb#kode rumahsakit#nama ibu#umur#nama suami# asuransi #golongan
darah#transportasi#diagnosa#tindakan prarujukan
atau dengan menginput informasi rujukan melalui website sistem rujukan di
alamat http://langkat.rujukan.net
2. Penatalaksanaan dalam perjalanan
Rujukan dilakukan dengan pendampingan bidan/petugas kesehatan.
Pengawasan terhadap sistem jalan nafas tetap dilanjutkan, kalau perlu O 2
diberikan.
Cairan infus dilanjutkan
Pemantauan tanda-tanda vital
Komunikasi dengan dokter/bidan/perawat rumah sakit selama perjalanan
Mencatat kondisi ibu dan neonatus selama perjalanan
3. Dokumentasi
Surat rujukan dengan diagnosa dan terapi
Lampiran 2-Mekanisme Rujukan Hal. 6 dari 7
Partograf
Buku KIA (buku pink)
Kelengkapan jaminan kesehatan (KTP, Kartu Keluarga, Kartu BPJS dll.)
A. Ketentuan Khusus
1. Bagi Bidan Poskesdes/Pustu yang karena keterbatasan waktu tempuh (bukan
karena
alasan jarak tempuh) untuk merujuk ke Puskesmas di wilayahnya, maka dapat
dilakukan
rujukan langsung ke Rumah Sakit Rujukan di masing-masing wilayah rujukan
(Lampiran I).
2. Dalam keadaan darurat (emergency) dan untuk menyelamatkan jiwa pasien
dengan
pertimbangan waktu tempuh, maka Bidan Desa, Bidan Praktek Swasta (BPS)
dapat merujuk
langsung ke Rumah Sakit Rujukan di masing-masing wilayah rujukan (Lampiran I)
dan
segara melapor ke dokter/Kepala Puskesmas setempat melalui media komunikasi
tentang
identitas, gejala, tindakan yang telah diberikan serta informasi lain yang
diperlukan.
B. Persyaratan
1. Bentuk surat rujukan dan tata cara pengisian surat rujukan sesuai format atau
dapat diisi
langsung pada Buku KIA dengan melampirkan Partograf (khusus kasus
persalinan).
2. Dokter penerima rujukan di Rumah Sakit berkewajiban memberikan jawaban
berupa
surat rujukan kembali kepada dokter/bidan yang merujuk setelah pasien selesai
dirawat/pulang sesuai format atau dapat diisi langsung pada buku KIA.
3. Setiap sarana pelayanan kesehatan harus mempunyai buku register
pelayanan rujukan
sesuai format.
4. Setiap sarana pelayanan kesehatan harus mempunyai standar prosedur
operasional
pelayanan rujukan (pengiriman dan penerimaan rujukan) sesuai format.
5. Pelayanan rujukan diberikan sesuai fungsi dan kemampuan sarana, prasarana
dan tenaga
kesehatan yang ada di setiap tingkat sarana pelayanan kesehatan.
6. Masyarakat harus mematuhi Alur Sistem rujukan tersebut untuk mendapatkan
Pembiayaan dari Jaminan Pelayanan Kesehatan.
7. Setiap dokter harus mendapat persetujuan atau penolakan pasien atau
keluarga pasien
sebelum tindakan medis akan dilakukan.
8. Persetujuan dapat diberikan baik secara tertulis .
9. Setiap tindakan yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan
persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
10. Persetujuan tersebut diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara
lengkap yang
sekurang-kurangnya mencakup :
a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain dan risikonya;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan;
11. Ketentuan lebih lanjut tentang prosedur persetujuan tindakan kedokteran
didasarkan
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Gawat Darurat
1. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus mempunyai standar pelayanan dan
penanganan gawat darurat (emergency);
Lampiran 2-Mekanisme Rujukan Hal. 7 dari 7
LAMPIRAN 3
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
PARA PIHAK DI SETIAP TINGKAT RUJUKAN
a. Poskesdes/Pustu/Bidan di Desa
1) Memeriksa dan mengumpulkan informasi pasien dalam pelayanan
kegawat
daruratan Maternal dan Neonatal.
2) Menyiapkan pasien untuk melengkapi administrasi rujukan (KK, KTP,
SKTM,
Kartu BPJS, Kartu JAMKESDA, Kartu Asuransi Mandiri, dll.)
3) Mengidentifikasi dan menegakkan diagnose pasien sesuai dengan level
rujukannya.
4) Melakukan konsultasi dengan pihak keluarga untuk proses rujukan
(persetujuan, transportasi maupun resiko-resiko yang mungkin terjadi)
5) Menghubungi tempat rujukan Puskesmas dalam wilayahnya/puskesmas
PONED atau rumah sakit tujuan rujukan melalui Si Jari Emas
6) Mengantar dan mendampingi pasien sampai ke tempat rujukan
7) Menindak lanjuti rekomendasi dokter Puskesmas sebelum pasien
diberangkatkan ke Puskesmas tujuan rujukan atau Rumah Sakit tujuan
rujukan
b. Puskesmas non Perawatan
1) Memeriksa dan mengumpulkan informasi pasien dalam pelayanan
kegawat
daruratan Maternal dan Neonatal.
2) Mengidentifikasi dan menegakkan diagnose pasien sesuai dengan level
rujukan
3) Penanganan pasien sesuai dengan SOP
4) Melakukan konsultasi dengan pihak keluarga untuk proses rujukan
(persetujuan, transportasi, maupun resiko-resiko yang mungkin terjadi)
5) Menghubungi tempat rujukan Puskesmas PONED/Rumah Sakit meIalui
SIJARI
EMAS
6) Menyiapkan kelengkapan administrasi rujukan
7) Mengantar dan mendampingi pasien sampai ketempat rujukan
c. Puskesmas Perawatan Non Poned
1) Memeriksa dan mengumpulkan informasi pasien dalam pelayanan
kegawat
daruratan Maternal dan Neonatal.
2) Mengidentifikasi dan menegakkan diagnose pasien sesuai dengan level
rujukan.
3) Penanganan pasien sesuai dengan SOP
4) Melakukan konsultasi dengan pihak keluarga untuk proses rujukan
(persetujuan, transportasi, maupun resiko-resiko yang mungkin terjadi)
5) Menghubungi tempat rujukan Puskesmas PONED/RS meIalui SIJARI
EMAS
6) Menyiapkan kelengkapan administrasi rujukan
7) Mengantar dan mendampingi pasien sampai ketempat rujukan
d. Puskesmas PONED
1) Memeriksa dan mengumpulkan informasi pasien dalam pelayanan
kegawat
daruratan Maternal dan Neonatal.
2) Mengidentifikasi dan menegakkan diagnosa pasien.
3) Penanganan pasien sesuai dengan SOP
4) Menerima pasien rujukan dari poskesdes/Pustu/Bidan di Desa,
Puskesmas non
Perawatan, puskesmas non PONED, Bidan Praktek Swasta.
5) Melakukan perawatan pasien dan jika memerlukan penanganan lebih
lanjut
maka segara dirujuk, dengan tahapan sebagai berikut:
oMelakukan konsultasi dengan pihak keluarga untuk proses rujukan
(persetujuan, transportasi, maupun resiko-resiko yang mungkin terjadi)
oMenghubungi tempat rujukan Rumah sakit melalui SIJARI EMAS
oMenyiapkan kelengkapan administrasi rujukan
oMengantar dan mendampingi pasien sampai ke Rumah Sakit rujukan.
e. BPS (Bidan Praktek Swasta), DPS (Dokter Praktek Swasta)
1) Memeriksa dan mengumpulkan informasi pasien dalam kegawat
daruratan
Maternal dan Neonatal
2) Mengidentifikasi dan menegakkan diagnose sementara pasien.
3) Penanganan pasien sesuai dengan SOP
4) Melakukan perawatan pasien dan jika memerlukan penanganan lebih
lanjut
maka segara dirujuk, dengan tahapan sebagai berikut :
oMelakukan konsultasi dengan pihak keluarga untuk proses rujukan
(persetujuan, transportasi, maupun resiko-resiko yang mungkin terjadi)
oMenghubungi tempat rujukan Rumah sakit melalui SIJARI EMAS
oMenyiapkan kelengkapan administrasi rujukan
oMengantar dan mendampingi pasien sampai ketempat rujukan dan
memberikan pelayanan sesuai protap rujukan BPS/DPS ke RS rujukan
f. Rumah Sakit FKTL Rujukan Ponek
1) Rumah Sakit Rujukan menerima pasien rujukan dari Poskesdes/ Pustu/
Bidan
di Desa, Puskesmas non Perawatan, Puskesmas Perawatan non PONED,
Puskesmas PONED, Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta dan RS
FKTL
rujukan PONEK lainnya
2) Melakukan persiapan menerima pasien Rujukan.
3) Mengidentifikasi dan menegakkan diagnose pasien dengan level
rujukan
4) Melakukan Penanganan dan perawatan pasien sesuai dengan SOP
5) Melakukan pembinaan terhadap Puskesmas PONED dan Rumah Sakit
dibawahnya dalam rangka menjaga standar pelayanan dan system
rujukan
LAMPIRAN 4
sesuai kebutuhan baik lewat SMS maupun telepon langsung (statis maupun
mobile) atau
melalui call center/Hotline ke rumah sakit rujukan sebagai berikut:
Lampiran 4-Sistem Komunikasi Hal. 2 dari 2
LAMPIRAN 5
JENIS KASUS DAN GEJALA TANDA BAHAYA
MATERNAL DAN NEONATAL UNTUK DIRUJUK
NO JENIS KASUS GEJALA
MATERNAL
A. ANTEPARTUM
1. Perdarahan
Antepartum :
a. Abortus Imminens - Perdarahan pervaginam / bercak, tes kehamilan (+)
- Serviks tertutup, uterus lunak
b. Abortus insipiens - Perdarahan sedang hingga banyak
- Nyeri perut bawah
- Seviks terbuka, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
c. Abortus inkomplit - Perdarahan sedang hingga banyak
- Nyeri perut bawah
- Seviks terbuka, ekspulsi sebahagian hasil konsepsi
d. Abortus Propokatus - Perdarahan pervaginam
- Demam, menggigil
e. Kehamilan Ektopik
Terganggu ( KET)
- Perdarahan bercak hingga sedang, tes kehamilan (+)
- Limbung/pingsan
- Nyeri perut bawah, nyeri goyang porsio
- Massa adneksa
- Cairan bebas intra abdomen
- Nyeri abdomen yang tak jelas
- anemis
f. Molahidatidosa - Tes kehamilan (+)
- Tidak ada janin, keluar jaringan seperti anggur dan darah
- Mual / muntah >>
- Kram perut bawah
- Sindroma mirip pre-eklamsia
- TFU lebih tinggi dari usia kehamilan
g. Plasentaprevia - Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan> 27 minggu
- Darah segar/bekuan darah
- Perdarahan dapat terjadi setelah miksi, aktivitas, kontraksi
Braxton hick/koitus
h. SolusioPlasenta - Perdarahan dengan nyeri intermiten / menetap
- Warna darah kehitaman dan cair
- Jika ostium terbuka terjadi perdarahan berwarna merah
kehitaman
- Jumlah darah yang keluar tidak sesuai dengan KU pasien
(skera mata)
i. Rupture Uteri - Perdarahan intra abdomen/ vagina
- Nyerihebatsebelumperdarahandansyok
j. Rupture Uteri iminem - Riwayat SC
- Induksi/stimulasi/augmentasi persalinan
B. INTRAPARTUM
1. Perdarahan Post Partum
a. Atonia uteri - Uterus tidak berkontraksi dan lembek setelah
persalinan
- Perdarahan segera setelah plasenta lahir > 350 cc
- Syok
b. Robekan jalan lahir
Grade III dan IV
- Perdarahan segera setelah anak lahir
- Darah segar yang mengalir setelah anak lahir
- Kontraksi uterus baik
- Plasenta lahir lengkap
- Keadaan ibu pucat, lemah dan menggigil
- Tampak adanya robekan pada jalan lahir
c. Retensioplasenta - Plasenta belum lahir setelah 30 menit
- Perdarahan segera
- Kontraksi uterus kurang baik
- Perdarahan lanjutan
d. Inversio uteri - Akibat tarikan berlebihan pada saat uterus tidak
berkontraksi
- Placenta sudah lahir, tidak teraba cervix uteri
- Nyeri abdomen sampai dengan syok
- Perdarahan > 350 cc
2. Partus lama /macet - Sesuaikan dengan partograf
a. Fase laten memanjang - Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8
jam inpartu
b. Fese aktif memanjang - Pembukaan serviks melewati kanan garis waspada
partograf
c. Distosia bahu - Kala pengeluaran bayi sulit, kepala lahir, bahu tidak
lahir
- Pembukaan serviks lengkap, tetapi tidak ada
kemajuan penurunan.
d. Mal presentasi dan mal
posisi
- Presentasi bukan letak belakang kepala seperti letak
dahi, letak muka
- Letak sungsang
- Letak lintang
e. Gawat janin dalam
persalinan
- DJJ kurang 110 x /mnt atau>160 x/menit
- Bisa diatas 120-160 namun tidak teratur
- Air ketuban hijau kental
d. KPD - Keluarnya cairan ketuban sebelum inpartu
Lampiran 5-Jenis Kasus & Tanda Bahaya Hal. 4 dari 5
Kematian di
Rumah Sakit
Kematian di fasilitas kesehatan
selain rumah sakit
Daftar Kematian
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Kematian di
masyarakat
Pemberitahuan
Kematian
Pemberitahuan
Kematian
Pemberitahuan
Kematian
Puskesmas
RMM&RMP/
RMMP&RMPP
Daftar Kematian
OVM dan OVP
seluruh kematian
Anonim dan Kode
Unik
RMM&RMP/
RMMP&RMPP
Pertemuan Tim
Pengkaji AMP
RMM&RMP/
RMMP&RMPP
LAMPIRAN 6
ALUR DATA, KEWAJIBAN LAPORAN KEMATIAN
A. Alur Pelaporan Kematian
Merupakan alur pengumpulan data menggunakan
formulir RMM&RMP, RMMP&RMPP dan OVM&OVP
Merupakan alur laporan kematian dan
rekapitulasinya
Merupakan alur penyampaian data yang sudah
lengkap untuk dikaji
KET:
BP) fasilitas
6 RMMP/RMPP Pemberi layanan di RS
antara atau Bidan
Koordinator untuk
kematian di tingkat
puskesmas kebawah
Dinas Kesehatan
secara rahasia oleh
kepala fasilitas
antara (Direktur/
kepala puskesmas/
Kepala BP)
2x1 minggu
setelah
laporan kematian
dan
audit medis
fasilitas
7 Review
Kelengkapan
Format
Sekretariat Kembali minta
kelengkapan data
Sebelum
Dianonimkan
Lampiran 7-Pembiayaan Hal. 1 dari 1
LAMPIRAN 7
PEMBIAYAAN PELAYANAN RUJUKAN
Pembiayaan Pelayanan Rujukan diatur sebagai berikut:
1. Proses rujukan yang menggunakan BPJS dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
teknis dan
peraturan yang berlaku
LAMPIRAN 8
PEMBINAAN JARINGAN
Guna mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi para pihak pada pelayanan
kegawatdarutaran ibu dan bayi baru lahir, dilakukanlah pembinaan dan
penguatan jaringan
sebagai berikut:
1. Masing-masing Wilayah Rujukan melakukan pertemuan berkala tiap 3 bulan
sekali untuk
RSU Latersia
RSU Bidadari
RSU Delia
Pusk.
Tanjung Langkat
Pusk. Bukit Lawang
Pusk. Bahorok
Pusk. Marike
Pusk. Serapit
Pusk. Selesai
Pusk.
Namu Ukur
Pusk. Namu Terasi
Pusk. Kuala
RSU Insani
RSU Sapta Husada
RSU Bersama
Pusk.
Stabat
Pusk. Karang Rejo
Pusk. Sambi Rejo
Pusk. Stabat Lama
Pusk.
Desa Teluk
Pusk. Secanggang
Pusk. Hinai Kiri
RSUD Tanjung Pura
RS PTPN II Tanjung
Selamat
Pusk.
Tanjung Beringin
Pusk. Sei Bamban
Pusk. Tanjung Selamat
Pusk. Sawit Sebrang
Pusk. Pantai Cermin
RS Pertamina
Pangkalan Brandan
Pusk.
Pangkalan Brandan
Pusk. Gebang
Pusk. Securai
Pusk. Desa Lama
Pusk. Pangkalan Susu
Pusk. Beras Basah
Pusk.
Besitang
Pusk. Pematang Jaya