Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kearsipan pada seksi Pendidikan
Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul?
2. Bagaimana gambaran efisiensi dan efektivitas kerja pegawai pada seksi
Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul?
3. Bagaimana peranan manajemen kearsipan dalam menunjang efisiensi dan
efektivitas

kerja pegawai pada seksi Pendidikan Madrasah Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul?


C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kearsipan pada seksi
Pendidikan
Gunungkidul.

Madrasah

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

b. Untuk mengetahui gambaran tentang efisiensi dan efektivitas kerja


pegawai pada seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Gunungkidul.
c. Untuk mengetahui peranan manajemen kearsipan dalam menunjang
efisiensi dan efektivitas kerja pegawai pada seksi Pendidikan Madrasah
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul.
2. Kegunaan Penelitian
Selanjutnya kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
a. Secara Teoritis
Dapat memperkaya wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan manajemen kearsipan serta memberikan
sumbangan konseptual bagi peneliti lain yang tertarik dengan penelitian
sejenis pada masa-masa yang akan datang.
b. Secara Praktis
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai pengelolaan arsip
bagi perkembangan ilmu kearsipan dan bagi Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Gunungkidul untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan
pengelolaan arsip yang dilakukan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya.
D. Kajian Penelitian Terdahulu
Fokus penelitian yang sedang dikerjakan perlu diulas melalui kajian
penelitian terdahulu untuk mengetahui letak perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan mendasarkan pada beberapa


literatur yang berkaitan dengan kearsipan.
Skripsi Ade Tarmidi yang berjudul Pengelolaan Arsip Dinamis dalam
Membantu Pengambilan Keputusan di KOPMA UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, penelitian ini menjelaskan bagaimana KOPMA UIN Sunan
Kalijaga dalam mengelola arsip khususnya arsip dinamis meliputi penciptaan,
pencatatan pada buku kendali, klasifikasi dan penyusunan, penyimpanan,
penemuan kembali, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan. Dalam hal ini,
arsip dinamis digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pengurus KOPMA
UIN Sunan Kalijaga dalam menyusun rencana dan mengambil keputusan.1
Selanjutnya dalam skripsi Siti Musyarofah yang berjudul Pelaksanaan
Manajemen Kearsipan dalam Ketatausahaan di SMP Dua Mei Ciputat
dijelaskan tentang bagaimana ketatausahaan SMP Dua Mei Ciputat dalam
melaksanakan manajemen kearsipan sesuai fungsi-fungsi manajemen kearsipan
yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen
kearsipan belum optimal, sehingga pihak sekolah perlu mengadakan pelatihan
dan pengembangan bagi pegawai TU agar mampu menciptakan ketatausahaan
yang lebih baik, khususnya dalam bidang menangani arsip sekolah.2

Ade Tarmidi, Pengelolaan Arsip Dinamis dalam Membantu Pengambilan Keputusan di


KOPMA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2011.
2
Siti Musyarofah, Pelaksanaan Manajemen Kearsipan dalam Ketatausahaan di SMP Dua
Mei Ciputat, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3006/1/SIT%20MUSYAROFAH-FITK.pdf

Kemudian artikel yang ditulis oleh Leni Haryanti dan Bambang Suratman
dengan judul Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Kearsipan di SMK Negeri 2
Tuban. Artikel ini memfokuskan pada efektif tidaknya pelaksanaan manajemen
kearsipan yang ada di SMK Negeri 2 Tuban, diukur dari kegiatan penciptaan
arsip, distribusi arsip, penggunaan arsip, pemeliharaan arsip, penyimpanan arsip,
penyusutan arsip, personalia kearsipan serta peralatan dan perlengkapan arsip.3
Jurnal milik Tri Handayani yang berjudul Manajemen Arsip Perguruan
Tinggi di Era New Public Service, menjelaskan bahwa hasil dari dilakukannya
kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, antara lain adalah diciptakannya arsip perguruan
tinggi. Arsip yang diciptakan sebagai akibat dari dilakukannya kegiatan
Tridharma Perguruan Tinggi antara lain Peraturan Akademik, SK Mengajar,
Daftar Hadir Dosen, Daftar Hadir Mahasiswa, Daftar Nilai, SK Penelitian,
laporan hasil penelitian, Jurnal, Laporan Kerja Praktik, Skripsi, Tesis, Disertasi.
SK Kegiatan Pengabdian berikut berkas laporannya, dan lain-lain. Arsip-arsip
tersebut harus dikelola dalam sistem kearsipan perguruan tinggi agar terkelola
secara sistematis, sejak arsip diciptakan di Perguruan Tinggi khususnya di
lingkungan Universitas Diponegoro hingga disusutkan dan akhirnya digunakan

Leni Haryanti dan Bambang Suratman, Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Kearsipan di


SMK Negeri 2 Tuban, Artikel, Fakultas Ekonomi UNESA Surabaya, 2014.
http://ejounal.unesa.ac.id/article/12377/55/article.pdf

lagi untuk fase berikutnya, tentunya dengan melibatkan seluruh fungsi


manajemen.4
Dari beberapa literatur yang telah dipaparkan di atas, terdapat persamaan
dan perbedaan dalam pembahasan masing-masing literatur. Secara umum,
persamaan keempat literatur tersebut adalah pembahasan tentang pengelolaan
arsip di berbagai lembaga/instansi. Sedangkan perbedaannya sebagaimana yang
telah dijelaskan sebelumnya pada tiap literatur tetap memiliki fokus kajian yang
berbeda. Begitu juga penelitian yang akan peneliti lakukan pada Seksi Pendidikan
Madrasah di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul memiliki letak
perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini akan menggali
secara khusus tentang pelaksanaan manajemen kearsipan, faktor penghambat
dalam pelaksanaan manajemen kearsipan dan bagaimana peranannya dalam
menunjang efisiensi dan efektivitas kerja pegawai.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini dibagi menjadi 3
bagian yaitu : bagian awal, bagian pokok/inti, dan bagian akhir. Sistematika
pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi ini meliputi : Halaman sampul luar memuat : judul,
lambang UIN Sunan Kalijaga, maksud penelitian, nama dan nomor induk
mahasiswa, nama program studi, nama fakultas, nama institusi dan tahun
4

Tri Handayani, Manajemen Arsip Perguruan Tinggi di Era New Public Servive, Jurnal
Kearsipan ANRI, Vol. 7, No. 12, 2012.
http://www.anri.go.id/assets/download/jurnal_kearsipan_Jurnal-Vol-7-2012.pdf

penyelesaian; Halaman pembatas; Halaman sampul dalam; Surat pernyataan


keaslian skripsi; Halaman surat persetujuan skripsi dari pembimbing;
Halaman surat persetujuan dari konsultan; Halaman pengesahan; Halaman
motto; Halaman persembahan; Kata pengantar; Halaman abstrak; Daftar isi;
Transliterasi; Daftar tabel; Daftar gambar; dan Daftar lampiran.
2. Bagian Pokok/Inti
Bagian inti skripsi ini peneliti menyajikan dalam bentuk bab-bab dan
pada tiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari bab
yang bersangkutan. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu,
sistematika pembahasan.
BAB II : Landasan Teori dan Metode Penelitian, bab ini terdiri dari
kajian teori dan metode penelitian.
BAB III : Gambaran Umum Kantor Kementerian Agama Gunungkidul,
pada bab ini berisi penjabaran profil kantor, meliputi letak geografis kantor,
sejarah kantor, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan staf/pegawai, serta
keadaan sarana dan prasarana.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini berisi pemaparan data
penelitian beserta penyajian hasil analisis data penelitian tersebut.
BAB V : Penutup, bab ini terdiri dari simpulan, saran-saram dan kata
penutup.
3. Bagian akhir
Bagian akhir skripsi ini diisi dengan daftar pustaka dan lampiranlampiran.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Teori Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Secara semantik kata manajemen yang umum digunakan saat ini berasal
dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan,

mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan,


melaksanakan, dan memimpin.5
Sedangkan

secara

terminologis,

pengertian

manajemen

telah

dikemukakan oleh para ahli. Di antaranya pengertian manajemen yang


dipaparkan oleh

Jame Stoner (1985) dalam tulisan Jalaludin Sayuti,

manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam rangka memanfaatkan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.6 Sementara menurut Marry Parker Follet, Management has
been called the art of getting things done through people (Manajemen adalah
seni untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan melalui orang lain).7 Selanjutnya
pengertian manajemen menurut pandangan manajerial adalah proses
mengadakan sarana dan sumber daya untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan dengan cara efektif dan efisien.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang manajemen, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah usaha mengatur organisasi dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan secara efektif dan efisien.
b. Fungsi Manajemen

Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi
dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Penerbit Kaukaba, 2012), hal. 1.
6
Ahmad Jalaludin Sayuti, Manajemen Kantor Praktis, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 2.
7
Ibid., hal. 2.

Pembahasan mengenai fungsi manajemen telah dikemukakan oleh para


ahli. Salah satunya pendapat G.R Terry (dalam Jaja Jahari dan Syarbini:
2013) menyebutkan fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing,
Actuating, dan Controlling.8
2. Tinjauan Teori Kearsipan
a. Konsep Arsip dan Kearsipan
1) Pengertian Arsip
Kata arsip dalam bahasa Indonesia juga telah disebutkan dalam
beberapa bahasa. Dalam bahasa Belanda disebut dengan archief. Dalam
bahasa Inggris disebut dengan archieve. Dalam bahasa latin, arsip disebut
dengan archivum atau archium. Sedangkan dalam bahasa Yunani disebut
dengan arche yang berarti permulaan. Kata arche tersebut kemudian
berkembang menjadi kata archia yang berarti catatan, kemudian
berkembang lagi menjadi kata arsipcheton yang berarti gedung
pemerintahan.9
Seiring dengan perkembangan bidang kearsipan, maka muncul banyak
ahli yang mengemukakan pendapat-pendapatnya mengenai arsip. The Liang
Gie (2012) menyebutkan Arsip adalah suatu kumpulan warkat yang
disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap
8

Jaja Jahari dan Amirulloh Syarbini, Manajemen Madrasah: Teori, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 7.
9
Donni Juni Priansa dan Agus Garnida, Manajemen Perkantoran: Efektif, Efisien, dan
Profesional, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.157.

kali diperlukan dapat secara tepat ditemukan kembali.10 Sementara itu,


Jalaludin Sayuti yang mengutip pendapat Mc Maryati menjelaskan
pengertian arsip adalah catatan tertulis baik dalam bentuk gambar atau bagan
yang memuat keteranagn mengenai suatu pokok persoalan atau peristiwa
yang masih berguna atau diperlukan sewaktu masa yang akan datang, seperti:
surat, kiutansi, faktur, pembukuan, daftar gaji, data pegawai, surat berharga,
dan lainnya.11
Lebih lanjut dalam organisasi publik, Undang-Undang No. 43 Tahun
2009 tentang kearsipan menyatakan:
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengertian tersebut juga dijelaskan dalam Keputusan Menteri Agama
No. 44 Tahun 2010 tentang pedoman penataan kearsipan di lingkungan
Kementerian Agama.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa arsip
adalah catatan tertulis atau rekaman tentang suatu kegiatan atau peristiwa
yang mempunyai arti penting bagi organisasi yang disimpan secara sistematis
agar setiap kali diperlukan dapat ditemukan secara tepat dan cepat.
2) Pengertian Kearsipan
10
11

153.

The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2012), hal. 118.
Ahmad Jalaludin Sayuti, Manajemen Kantor Praktis, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 152-

Aktivitas yang berhubungan dengan pengeloaan arsip atau administrasi


arsip sering disebut dengan istilah kearsipan. Sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang kearsipan, bahwa kearsipan
adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.

Selanjutnya, berdasarkan

Keputusan Menteri Agama No. 44 Tahun 2010 tentang pedoman penataan


kearsipan di lingkungan Kementerian Agama menyatakan kearsipan adalah
kegiatan penyelenggaraan atas pengelolaan arsip mulai dari tata naskah,
pengurusan surat, pengelolaan arsip aktif dan inaktif, sampai dengan
penyusutannya.
Adapun Sedarmayanti (dalam Priansa dan Agus: 2012) menjelaskan
kearsipan adalah kegiatan mengatur dan menyusun arsip dalam suatu tatanan
yang sistematis dan logis, menyimpan serta merawat arsip untuk digunakan
secara aman dan ekonomis.12 Pendapat lain dikatakan oleh Jalaludin Sayuti
(2013) bahwa kearsipan atau filling adalah suatu kegiatan menempatkan
dokumen-dokumen penting dalam tempat penyimpanan yang baik dan
menurut aturan tertentu, sehingga bila diperlukan dapat ditemukan dengan
mudah dan cepat. 13
b.

12

Fungsi Kearsipan

Donni Juni Priansa dan Agus Garnida, Manajemen Perkantoran: Efektif, Efisien, dan
Profesional, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.158.
13
Ahmad Jalaludin Sayuti, Manajemen Kantor Praktis, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 153.

Arsip mempunyai peranan penting sebagai pusat ingatan dan sumber


informasi bagi suatu organisasi. Hal ini dijelaskan lebih rinci dalam fungsi
kearsipan yaitu:14
1) Alat penyimpan warkat;
2) Alat bantu perpustakaan, khususnya pada organisasi besar yang
memakai sistem sentralisasi;
3) Alat bantu bagi pimpinan dan manajemen dalam mengambil
keputusan;
4) Alat perekam perjalanan organisasi;
5) Mengefektifkan dan mengefesiensikan pekerjaan;
6) Alat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi organisasi;
7) Alat untuk memberikan keterangan yang diperlukan bagi orang yang
membutuhkan data;
8) Sumber informasi kegiatan atau peristiwa yang terjadi di kantor.
c. Jenis-jenis Arsip
Pada dasarnya arsip memiliki banyak jenis. Berikut dijelaskan beberapa
jenis arsip:
1) Arsip Berdasarkan Media
a) Arsip berbasis kertas, merupakan arsip berupa teks atau gambar
atau numeric yang tertuang di kertas.

14

Donni Juni Priansa dan Agus Garnida, Manajemen Perkantoran,, hal. 158-159.

b) Arsip audio-visual, merupakan arsip yang dapat dilihat dan


didengar. Misalnya: kaset video, film, VCD, cassete recording,
foto.
c) Arsip kartografik dan arsitektual, merupakan arsip berbasis kertas
tetapi isinya memuat gambar grafik, peta, maket, atau gambar
lainnya, karena bentuknya unik dan khas maka dibedakan dari
arsip berbasis kertas pada umumnya.
d) Arsip elektronik, merupakan arsip yang dihasilkan oleh teknologi
informasi, khususnya komputer.15
2) Arsip Berdasarkan Fungsi
a) Arsip dinamis, adalah arsip yang digunakan secara langsung
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
operasional perkantoran sehari-hari. Arsip dinamis terbagi
menjadi dua macam, yaitu arsip aktif dan arsip inaktif.
(1) Arsip aktif yaitu arsip yang sering dipergunakan secara terusmenerus untuk berbagai keperluan kantor atau arsip dengan
frekuensi cukup tinggi karena sering diperlukan untuk
kegiatan kantor.
(2) Arsip inaktif yaitu arsip yang sudah tidak dipergunakan lagi
secara terus-menerus untuk kegiatan perkantoran atau arsip
dengan frekuensi penggunaan rendah. Akan tetapi, arsip
15

Ibid., hal. 160.

inaktif masih perlu disimpan untuk berjaga-jaga jika suatu saat


diperlukan karena berkaitan dengan pekerjaan yang sedang
dilakukan atau berguna sebagai bahan referensi di kemudian
hari.16
b) Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung
untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
operasional kantor sehari-hari, akan tetapi mempunyai nilai
tertentu sehinggan tetap disimpan dan dilestarikan dengan alasan
historis, sebagai bahan bukti, atau untuk kepentingan umum.
3. Tinjauan Teori Manajemen Kearsipan
a. Pengertian Manajemen Kearsipan
Pendapat

Odgers

(2005)

dikutip

oleh

Badri

Munir

Sukoco

mendefinisikan manajemen arsip sebagai proses pengawasan, penyimpanan,


dan pengamanan arsip, baik dalam bentuk kertas maupun media elektronik. 17
Sementara Wursanto mengatakan manajemen kearsipan merupakan salah satu
pekerjaan kantor, baik badan usaha pemerintah maupun badan usaha swasta,
kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan
surat dan dokumen kantor lainnya.
Definisi lain manajemen kearsipan seperti yang dikemukakan oleh
Charman (1998) bahwa manajemen kearsipan sebagai proses yang
16

Ida Nuraida, Manajemen Administrasi Perkantoran, (Yogyakarta: PT Kanisius, 2014), hal.

105.
17

Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Jakarta: Erlangga,


2007), hal. 82.

menitikberatkan pada efisiensi administrasi perkantoran, pengelolaan, dan


pemusnahan dokumen apabila tidak diperlukan lagi.18
Manajemen kearsipan merupakan cara pengelolaan yang sistematis
terhadap daur atau siklus hidup arsip, meliputi penciptaan, pemeliharaan,
penggunaan, pemusnahan, perlindungan dan pelestarian arsip.19
b. Ruang Lingkup Manajemen Kearsipan
Siklus hidup arsip sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, akan
dikemas ke dalam ruang lingkup manajemen kearsipan yang merujuk pada
fungsi manajemen secara umum yaitu planning, organizing, actuating, dan
controlling, maka ruang lingkup manajemen kearsipan mencakup keempat
fungsi manajemen tersebut.
1) Perencanaan
Pada tahap ini meliputi aspek penciptaan dan penerimaan arsip,
penetapan tempat dan peralatan dalam menyimpan arsip
2) Pengorganisasian
3) Pelaksanaan
4) Pengendalian
4. Tinjauan Tentang Efisiensi dan Efektivitas Kerja
a. Konsep Efisiensi Kerja
b. Konsep Efektivitas Kerja
18
19

105.

Ibid., hal 82.


Ida Nuraida, Manajemen Administrasi Perkantoran, (Yogyakarta: PT Kanisius, 2014), hal.

B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang bertujuan memahami fenomena yang diamati oleh
subjek penelitian.20 Tujuan lain penelitian kualitatif juga disebutkan oleh
Nana Syaodih (2012) yaitu to describe and explore dan to describe and
explain. Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik karena
dilakukan pada kondisi yang alamiah. Objek yang diteliti adalah objek
alamiah yaitu objek yang berkembang apa adanya dan tidak dimanipulasi oleh
peneliti.21. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek
sesuai apa adanya, dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.22
2. Sumber Data Penelitian
Yang dimaksud dengan sumber data penelitian adalah subjek dari mana
data diperoleh.23 Dengan kata lain sumber data penelitian berkenaan dengan
sumber yang dijadikan rujukan untuk memperoleh data. Arikunto (2010)
mengklasifikasikan sumber data menjadi tiga tingkatan huruf p dari bahasa
20

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang: Arruz
Media, 2012), hal. 29.
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 14-15.
22
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), hal. 157.
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal. 172.

Inggris, yaitu person, place, dan paper.24 Maka dalam penelitian ini, peneliti
akan memperoleh data melalui tiga sumber, yaitu:
a. Person
Person adalah sumber data yang bisa memberikan data atau informasi
berupa jawaban lisan. Dalam hal ini disebut informan atau narasumber.
Informan atau narasumber dalam penelitian ini harus memenuhi
kualifikasi 3M, yaitu mengetahui, memahami, dan mengalami secara
langsung kejadian atau kondisi di lokasi penelitian.25
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa narasumber sebagai
berikut:
1) Kepala

Seksi

Pendidikan

Madrasah,

sebagai

pimpinan

seksi

Pendidikan Madrasah
2) Pegawai/staf seksi Pendidikan Madrasah yang berjumlah enam orang,
sebagai sumber daya manusia yang bergerak langsung di bidangnya.
b. Place
Place adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan
diam dan bergerak. Keadaan diam, misalnya kondisi ruangan, kelengkapan
sarana dan prasarana, dan lain-lain. Sedangkan keadaan bergerak,
misalnya aktivitas pegawai, kinerja, dan lain-lain.
c. Paper

24
25

Ibid., hal 172.


Riduan Zein, Mp-2. 2014, Week 9-10a. Pptx. Pdf (tidak diterbitkan), Oktober, 2014.

Paper yaitu sumber data yang menyajikan huruf, angka, gambar, atau
simbol-simbol lain.

Dengan kata lain disebut dokumen atau arsip.

Dokumen yang dimaksud adalah dokumen-dokumen atau arsip apapun


yang berkaitan dengan topik penelitian. Misalnya dokumen tentang profil
kantor, jumlah pegawai, sarana prasarana, dan lain-lain.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan peneliti lakukan adalah:
a.

Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dengan melakukan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang tampak.26

b.

Wawancara Mendalam (In-depth Interview)


Dalam metode ini pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan
structured interview, karena dalam in-depth interview memiliki tujuan
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta untuk mengeluarkan pendapat dan ideidenya.27

c.
26

Dokumentasi

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,


(Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 310.
27
Ibid., hal. 320.

Dokumentasi
observasi

dan

merupakan
wawancara

pelengkap
dalam

dari

penelitian

penggunaan

metode

kualitatif. 28

Metode

dokumentasi adalah suatu pengumpulan data dengan menghimpun dan


menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik.29 Pada penelitian di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Gunungkidul, peneliti akan mengumpulkan data profil kantor, berupa
letak geografis kantor, sejarah kantor, visi dan misi, struktur organisasi,
keadaan staf/pegawai, serta keadaan sarana dan prasarana.
4. Teknik Penentuan Validitas dan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk
menentukan validitas dan keabsahan data. Wiliam Wiersma dalam tulisan
Sugiyono (2013) mendefinisikan triangulasi sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.30
Lebih lanjut triangulasi dibagi menjadi tiga yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.31 Triangulasi sumber dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Kemudian triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik berbeda. Dan triangulasi waktu dapat

28

Ibid., hal. 329.


Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 221.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 372.
31
Ibid., hal 373-374.
29

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan wawancara, observasi atau


teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
5. Teknik Analisis Data
Analisis

data

dalam

penelitian

kualitatif

dilakukan

pada

saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam


periode tertentu. Menurut Miles dan Huberman (1984), aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas.32 Aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu
data reduction, data display, dan conclusion/verification.
Langkah-langkah analisis data model Miles Huberman yaitu:33
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Banyaknya jumlah data yang diperoleh dari lapangan, maka perlu dicatat
secara teliti dan rinci, kemudian dilakukan analisis data melalui reduksi
data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting yang berkaitan dengan topik
penelitian, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles

32
33

Ibid., hal. 337.


Ibid., hal. 338-345.

dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk


menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.
c. Conclusion/Verification (Kesimpulan/Verifikasi)
Langkah yang ke tiga dalam analisis data kualitatif yaitu penerikan
kesimpulan dan verifikasi dengan didukung oleh bukti-bukti yang valid
untuk mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian
kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang ada sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai