Anda di halaman 1dari 6

A.

DEFINISI
Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak-anak yang terjadi bersamaan dengan
demam .(Wong,2008:1260)
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (rektal lebih dari
38o C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.(Febry & Marendra,2010:39)
Kejang demam merupakan suatu kejang yang terjadi pada usia antara 3 bulan hingga 5 tahun
yang berkaitan dengan demam namun tanpa adanya tandatanda infeksi intrakranial atau adanya
penyebab yang jelas. (Meadow & Simon, 2005:113)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
karena peningkatan suhu tubuh yaitu 38oC yang sering di jumpai pada usia anak dibawah lima
tahun.
B. KLASIFIKASI
1. Kejang demam
kejang demam sederhana yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum. Jenis ini
muncul tanpa gangguan kesadaran. Pergerakan konvulsif secara dominan hanya memengaruhi
satu area. Aktivitas kejang dapat fokal kemudian menyebar pada batang tubuh dan menjadi
menyeluruh (kejang jacksonian). Kadang-kadang kejang diikuti oleh kelemahan sementara pada
anggota badan yang terlibat (paralisis Todd).
2. Kejang kompleks
Fenomena motorik, sensorik, atau emosional muncul sendiri-sendiri atau bergabung satu sama
lain/ bersamaan dengan kesadaran yang terganggu, Diagnosis dipastikan dengan EGG yang
umumnya menunjukan letupan dari lobus temporal.
Kejang kompleks berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau multiple (lebih dari 1 kali dalam
24jam). Di sini anak sebelumnya dapat mempunyai kelainan neurologi atau riwayat kejang
dalam atau tanpa kejang dalam riwayat keluarga. (Febry & Marendra,2010:39)
(Meadow & Simon, 2005:113)
C. ETIOLOGI

Penyebab kejang demam hingga kini belum diketahui.Namun, kondisi ini sering disebabkan oleh
infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran
kemih. Kejang tidak selalu tinbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak
begitu tinggi dapat menyebabkan kejang. (Febry & Marendra,2010:40)
Kejang dapat terjadi pada setiap orang yang mengalami hipoksemia (penurunan oksigen dalam
darah) berat,hipoglikemia, asodemia, alkalemia, dehidrasi, intoksikasi air, atau demam tinggi.
Kejang yang disebabkan oleh gangguan metabolik bersifat reversibel apabila stimulus
pencetusnya dihilangkan.
D. MANIFESTASI KLINIS
1.
2.
3.
4.

Suhu tubuh > 380 C


Anak sering hilang kesadaran saat kejang
Serangan kejang biasanya berlangsung singkat (kurang dari 15 menit)
Sifat bangkitan dapat berbentuk :
o Tonik : mata ke atas, kesadaran hilang dengan segera, bila berdiri
jatuh ke lantai atau tanah, kaku, lengan fleksi, kaki/kepala/leher
ekstensi, tangisan melengking, apneu, peningkatan saliva
o Klonik : gerakan menyentak kasar pada saat tubuh dan ekstremitas
berada pada kontraksi dan relaksasi yang berirama, hipersalivasi,

dapat mengalami inkontinensia urin dan feses


o Tonik Klonik
o Akinetik : tidak melakukan gerakan
5. Umumnya kejang berhenti sendiri, anak akan terbangun dan sadar
kembali tanpa adanya kelainan saraf
(Dewanto, 2009:93) (Eveline & Nanang, 2010:124)
E. PATOFISIOLOGI
Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa
gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan
oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak.
Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada
neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama
melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh kemampuan membran sel

sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan, berkurangnya
inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat (GABA )atau meningkatnya eksitasi
sinaptik oleh transmiter asam glutamate dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang. (Kania,
Nia:2007)

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Prymery Survey
1. Airway
Pada airway perlu diketahui bahwa proses kejang demam dapat
mempengaruhi system persyarafan mengalami gangguan sehingga tidak
berfungsi dengan optimal, kemungkinan otot pernapasan mengalami
penyempitan dan lidahnya menutup jalur pernapasan.
Diagnosa:
Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan kejang demam
Intervensi:
a. Pertahankan jalan napas dengan mengguanakan spatel lidah
b. Posisikan miring kepala klien
2. Breathing
Pada breathing akan terjadi gangguan pernapasan karena adanya
penutupan saluran pernapasan oleh lidah.
Diagnosa:
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan system neurologi
Intervensi:
a. Kaji RR
b. Kaji Nadi
c. Kaji tekanan darah
d. Kaji cuping hidung
e. Kaji retraksi dinding dada
f. Bunyi napas

3. Circulation
Pada sirkulasi terjadi suhu tubuh yang meningkat karena adanya
penyempitan pembuluh darah.
8

Diagnosa:
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Intervensi:
a. Kaji suhu
b. Turgor kulit
c. TD
d. Nadi
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat thermoregulation.
Diagnosa:
Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi aliran darah ke otak
Intervensi:
a. Kompres hangat pada bagian dahi
b. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obatpenurun panas.
4. Disability
Pada pasien dengan kejang demam berisiko cedera fisik yang
disebabkan defisit pengetahuan pada orang tua klienkarena kurangnya
informasi.
Diagnosa:
Resiko cedera
Intervensi:
a. Tidak menahan gerakan kejang
b. Tidak mengikat ekstremitas
Diagnosa:
Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis,
penatalaksanaan dan kebutuhan pengobatan bd kurangnya informasi
Intervensi:
a. Lakukan pendidikan kesehatan pada keluarga atau orangtua klen

5. Evaluasi
a. Jalan pernapasan kembali efektif
b. Pola pernafasan kembali efektif
c. Suhu tubuh kembali normal
d. Tidak terjadi cedera fisik
e. Pengetahuan orang tua bertambah.
B. Tindakan primer
1. Baringkan klien pada tempat yang rata dan jangan melawan gerakan
klien saat kejang
2. Bila klien muntah miringkan klien untuk mencegah aspirasi ludah atau
muntahan.
3. Bebaskan jalan nafas dengan segera :
a. Buka seluruh pakaian klien
b. Pasang spatel atau gudel/mayo (sesuaikan ukuran pada anak)
c. Bersihkan jalan nafas dari lendir dengan suction atau manual
dengan cara finger sweep dan posisikan kepala head tilt-chin lift
(jangan menahan bila sedang dalam keadaan kejang)
4. Oksigenasi segera secukupnya
5. Observasi ketat tanda-tanda vital
6. Kolaborasikan segera pemberian terapi untuk segera menghentikan
kejang. Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam,
yang dapat diberikan melalui anus.
10

DAFTAR PUSTAKA
Dewanto, George.2009.Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit
Saraf. Jakarta: EGC
Eveline & Nanang Djamaludin.2010. Pintar Merawat Bayi dan Balita, Jakarta:
Wahyu Media
Febry, Ayu Bulan K. D. & Marendra, Zulfito.2010. Pandai Mengatur Menu &
Tanggap Saat Anak Sakit. Jakarta: Gagas Media

Kania, Nia.Kejang Pada Anak.10 Februari 2015. http://


pustaka.unpad.ac.id/wp.../02/kejang_pada_anak.pd

Meadow, Roy & Simon J. Newell.2005. Lecture Notes: Pediatrika.Jakarta:


Erlangga
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma.2013. Aplikasi NANDA NOC-NIC
jilid:2.Yagyakarta:Mediaction Publisher
Wong,Donna L.2008.Buku Ajar Keperawatan Pediatric.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai