Jika kita mempunyai struktur maka analisis tegangan majemuk adalah mula-mula
akan kita bahas azas superposisi beserta pembatasannya dimana tegangan normal timbul
bersama oleh gaya aksial dan momen lentur. Ini ditinjau juga dengan pembicaraan mengenai
masalah-masalah pembebanan yang eksentris dan lenturan yang tak simetris. Kemudian kita
bahas pula tegangan geser akibat torsi dan gaya geser langsung yang bekerja simultan.
Akhirnya, pada penghujung kita akan meninjau pula suatu topik khusus yaitu mengenai pegas
ulir lilitan rapat. Dalam banyak persoalan, pengaruh deformasi terhadap tegangan adalah
kecil hingga dapat diabaikan. Ini akan kita jadikan pengandaian dalam bab ini. Dalam batang
di mana keseluruhan deformasi adalah kecil, diperbolehkan melakukan superposisi dari
pengaruh-pengaruh gaya terpakai yang terpisah. Dalam peninjauan ini lebih mendasar bila
yang kita superposisikan adalah regangan daripada tegangan karena memungkinkan kita
bekerja untuk kedua kasus kenyal dan tak kenyal.
Untuk sebuah batang yang secara bersamaan memperoleh gaya aksial P dan momen
lentur M, maka superposisi regangan diperlihatkan secara skematis dalam Gambar 7-2.
Sesuai dengan hokum Hooke, nilai tegangan akan sebanding dengan nilai regangan sehingga
diagram tegangan pada penampang adalah superposisi tegangan akibat gaya normal dan
tegangan akibat momen lentur.
Tegangan gabungan dapat juga ditulis:
N M .y
A
I
Untuk superposisis pada tegangan geser, maka dalam beberapa keadaan tegangan
geser tirnbul dari puntiran dan gaya geser langsung. Untuk persoalan di mana kedua macam
tegangan puntir dan geser langsung dapat kita tentukan bersama-sama, tegangan
geser majemuk dapat kita peroleh secara superposisi. Prosedur ini serupa dengan yang
digunakan sebelum ini dengan tegangan normal majemuk. Tetapi berhubung tegangan normal
bertindak hanya dengan arah mendekati atau menjauhi sebuah elemen bagian konstruksi,
maka tegangan geser dalam bidang suatu potongan dapat bertindak ke arah sembarang.