BANTALAN LUNCUR
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Latar Belakang
Bantalan mempunyai sifat mengurangi gesekan saat komponen mesin berputar.
Bantalan adalah komponen yang digunakan untuk menopang sesuatu yang berputar
untuk mengurangi gesekan. Pada sektor industri, banyak alat-alat permesinan yang
bekerja. Kerja dari alat-alat mesin itu memerlukan komponen yang dapat membantu
menahan beban dari poros mesin yang bekerja. Alat tersebut yaitu bantalan (bearing).
Bantalan yang paling umum digunakan adalah bantalan luncur (journal bearing) dan bantalan
gelinding (roller bearing).
Dalam dunia industri, banyak sekali ditemukan alat berat atau mesin-mesin besar
dimana mesin tersebut melakukan pergerakan atau sebuah kerja. Gerakan mesin
tersebut tidak selalu berjalan halus, maka dari itu diperlukan sebuah komponen yang
dapat membantu menahan beban dari kerja mesin tersebut yaitu, bantalan luncur atau
journal bearing. Journal bearing biasa digunakan sebagai bantalan pada poros supaya
pada saat perpindahan daya mengurangi terjadinya kehilangan daya akibat gesekan.
Selain itu journal bearing juga sangat cocok digunakan untuk alat yang memiliki
kecepatan rotasi yang tinggi.
4.1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan bantalan luncur ini adalah untuk mengetahui beberapa
fenomena pada bantalan luncur yang antara lain adalah:
1. Mengetahui distribusi tekanan bantalan luncur pada arah radial dan aksial.
2. Mengamati
mekanisme
bantalan
luncur
karena
pengaruh
putaran
dan
pembebanan.
3. Membandingkan tekanan pada bantalan luncur yang diperoleh dari pengujian
terhadap teoritisnya.
4. Mengetahui aplikasi dari bantalan luncur.
5. Menghitung nilai eksentrisitas dari bantalan luncur.
aksial dan beban radial. Beban aksial adalah beban yang searah dengan poros (seperti
pada Gambar 4.1), sedangkan beban radial adalah beban yang tegak lurus dengan poros
(seperti pada Gambar 4.2). (Peter Childs 2004)
4.2.2
berada sepanjang permukaan kontak dari elemen bergerak (seperti Gambar 4.3) dan
tetapnya serta rolling contact bearing dimana bola baja atau roller berada di antara
elemen bergerak dan tetapnya (seperti Gambar 4.4). (Peter Childs 2004)
1.2.3
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan
lapisan pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan
beban besar.
Berdasarkan tebal lapisannya antara jurnal dengan bearingnya, bearing dibagi
menjadi 4, yaitu :
a) Thick film bearing : Disebut juga hydrodynamic lubricated bearing. Pada bearing
ini permukaan kerja dipisahkan secara komplit dengan permukaan lainnya oleh
lapisan pelumas yang tebal seperti pada Gambar 4.5. (Khurmi 2005)
c) Zero film bearing : Pada bearing ini, bearing beroperasi tanpa pelumas sama
sekali seperti pada Gambar 4.7. (Khurmi 2005)
x
h
journal surface
D
bearing surface
h A B r c OB
(4.1)
OB
r
sin sin
(4.2)
(4.3)
e
r
sin sin
(4.4)
dan
sin
r
sin 1
(4.5)
OB
r
e
sin sin 1 sin
sin
r
r 2 e 2 sin 2 e cos
(4.6)
Jika persamaan (4.6) ini disubstitusikan ke persamaan (4.1), maka akan didapat
h c e cos r r 2 e 2 sin 2
karena r adalah hampir sama dengan
(4.7)
h c e cos
(4.8)
Ini adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan oli (h).
Pada teori ini juga terdapat bilangan tak berdimensi e/c, yang biasanya disebut
dengan rasio eksentrisitas (ecentricity ratio) atau attitude dari bantalan yang diberi
simbol n [1]. Sehingga persamaan (4.8) dapat ditulis menjadi:
h c1 n cos
(4.9)
Nilai rasio eksentrisitas (n) dan ketebalan lapisan oli (h) tersebut di atas dapat
ditentukan langsung dengan menggunakan grafik Sommerfield berikut, yaitu dengan
memasukan angka Sommerfield (S) dengan persamaan:
r
S
c
N'
P
(4.10)
dan menentukan variabel l/d untuk kasus bantalan luncur pada alat ini dengan
menggunakan rumus interpolasi berikut:
l d 3
1
l
l
8 1 d 1 2 d
1
l
l
1 1 4
4
d
d
l
1
l
l
1 4 y 1 2 1 4 y1
d
3
d
d
1
l
l
y1 2 1 1 2 y1 4
24
d
d
dimana y adalah nilai yang dicari dan y, y1, y1/2, y1/4 adalah nilai dari variabel l/d.
(4.11)
h 2
p
h
6 rU
x
x
(4.12)
p
h
6 r U
(4.13)
memberikan hasil:
h 2
p 6 Ur
1
k
c 2 1 n cos 2 c1 n cos
(4.14)
1 n2
1 n cos
untuk 1 n cos
dan
1 n2
1 n cos
untuk d
po
dp
6 Ur
c2
1 n
3
2 2
0 1 n cos d
c1 n
5
2 2
0 1 n cos
(1.15)
dimana po = tekanan ketika atau = 0. Integrasi dan evaluasi konstanta k dengan
mencatat bahwa tekanan p adalah sama ketika adalah 0 atau 2, menghasilkan:
p po
6 Ur n 2 n cos sin
c 2 2 n 2 1 n cos 2
Kurva Stribeck
Kurva stribeck digunakan untuk memprediksi regime dari pelumasan, dimana
kurva tersebut diplot terhadap koefisien gesek dan parameter stribeck. Dari Kurva
Stribeck tersebut dapat diidentifikasi regime dari pelumasan, dimana regime tersebut
dapat dibagi atas tiga bagian yaitu boundary lubrication (BL), mixed lubrication (ML),
dan elastohydrodynamic lubrication (EHL). Jika permukaan dipisahkan oleh fluid film
karena gerakan, mekanisme pelumasan itu disebut hydrodynamic lubrication (HL) dan
ketika kontact bodies mengalami deformasi elastis karena tekanan kontak mekanisme
pelumasan itu disebut elasto-hydrodynamic lubrication (EHL).
4.2.3
1. Piston
Pada piston terjadi kontak antara kepala pinston dengan dinding ruang bakar.
Hal ini membuat dibutuhkannya bantalan luncur untuk mengurangi gesekan yang terjadi
antara kepala piston dengan dinding ruang bakar.
3. Roda Lokomotif
Pada lokomotif, khususnya bagian poros pada roda dibutuhkan bantalan luncur
dengan pelumasan untuk menahan beban sehingga gesekan yang terjadi antara poros
dan roda berkurang.
Poros
Bantalan
6. Seal
Seal adalah ruang tertutup antara komponen statis dengan komponen bergerak, pada
komponen mesin seal ini yang mencegah pelumas keluar.
seal
beban
Tiang
Penyangga
Beban
1. Dimensi
Panjang
: 90 cm
Lebar
: 80 cm
Tinggi
: 285 cm
2. Pelumasan
Jenis Pelumas
: TURALIK 48 ISO 46
Viskositas
Densitas
3. Part Inti
: 15 cm
: 7 cm
: 10 cm
: 7 cm
(2,76 in)
Clearance
: 2,5 mm
(0,098 in)
: 0,902 kg
(1,99 lb)
: 27,5 mm
(1,08 in)
: 5 cm
Diameter bantalan
: 0,694 kg
4. Kondisi Operasi
: 9,81 m/s2
Lama Pengoperasian
: 75 menit
Massa Pembebanan
: 200 gr
Variasi putaran
: 1300-2300 RPM
5. Motor
1.5.2
Jenis Motor
: Motor DC
Putaran maksimal
: 2300 RPM
: 105 watt
1.5.3
74.1
90.8
95.2
94.2
83.1
66.5
74.5
57.6
58.6
50.8
39.5
22.2
17.8
54.6
113.4
112.8
74.2
90.6
95.1
94.2
83.3
66.5
74.5
57.6
58.4
50.3
38.7
21
19.2
58.4
111.8
112.2
74.2
90.3
95.1
94.4
83.3
66.7
75.3
57.8
58.1
49.4
36.5
18.5
23.6
64.3
107.4
110
74.4
89.3
94.4
95.4
84.3
66.9
76.8
58.5
58.3
48.2
33.4
15
28.7
71
100
105.3
1.5.3.1
ps = 68.475 cm
N = 1300
5.625
22.325
26.925
26.025
14.225
-1.875
5.925
38.8
-9.475
10
-17.175
11
-28.175
12
-45.375
13
-52.475
14
-18.575
15
46.925
16
45.525
N = 1300 Rpm
60
46.93
40
26.9326.03
22.33
14.23
20
P-Ps
5.62
1
5.93
-1.88
-9.48
5
6
7 -10.68
8
9
10 11
-17.18
12
13
14
-18.58
15
-20
-28.18
-40
-45.38
-52.48
-60
Nomor Selang
45.53
Teta
p-ps(cm)
p-po(cm)
p-po (Pa)
p-po (psi)
0
3
33
63
93
123
153
183
213
243
273
303
333
360
-10
0
-0.675
15.925
8.125
36.925
55.525
56.925
-8.575
-42.475
-35.375
-18.175
-7.175
0.525
0
0
-58.01
1368.52
698.23
3173.17
4771.57
4891.88
-736.90
-3650.11
-3039.97
-1561.88
-616.59
45.12
0
0
-0.008
0.198
0.101
0.460
0.692
0.709
-0.107
-0.529
-0.441
-0.226
-0.089
0.007
0
-10.675
5.925
-1.875
26.925
45.525
46.925
-18.575
-52.475
-45.375
-28.175
-17.175
-9.475
-10
16
P-Po (Pa)
6000
4891.88
4771.57
4000
3173.17
1368.52
2000
698.23
0.00 -58.01
0
33
63
93
123
45.12 0.00
-616.59
1300
rpm
-736.90
153 183 213
-2000
243
273
303
333
360
-1561.88
-3650.11
-3039.97
-4000
-6000
Sudut
P-Po (psi)
0
360
333
33
0.000
0.000
0 -0.008
0.198
0.007
303
-0.089
-1
-0.226
273
0.101
0.460
-0.441
-0.529
-0.107
243
183
93
0.692
0.709
213
63
123
153
Gambar 1.27 Grafik Polar Distribusi Tekanan pada Tiap Sudut 1300 RPM
1.5.3.2
Luban
1700 RPM
Teta
0
3
33
63
93
123
153
183
213
243
273
303
333
360
Ps = 68.475 cm
N= 1700
1
2
3
4 s(cm)
p-p
5-10.8
6
-10.875
7
6.025
8
-1.975
9
26.625
10
43.725
11
43.325
12
-10.075
13
-49.275
14
-47.475
15
-29.775
16
-18.175
-10.075
-10.8
5.725
22.125
26.625
25.725
p-po(cm)
14.825
0
-1.975
-17.875
6.025
-0.975
-10.875
-8.975
-10.075
19.625
-18.175
36.725
-29.775
36.325
-47.475
-17.075
-49.275
-56.275
-10.075
-54.475
43.325
-36.775
43.725
-25.175
-17.075
0
p-po (Pa)
0
-1536.10
-83.79
-771.27
1686.49
3155.98
3121.61
-1467.35
-4836.03
-4681.34
-3160.28
-2163.43
-1467.35
0
p-po (psi)
0
-0.223
-0.012
-0.112
0.245
0.458
0.453
-0.213
-0.701
-0.679
-0.458
-0.314
-0.213
0
P-Po (Pa)
4000
3155.98
3121.61
3000
2000
1686.49
1000
P-Po
0.00
0 -83.79
0
3 -771.27
33 63
-1000
-2000
0.00
93 123
1700153
rpm183 213 243 273 303 333 360
-1467.35
-1467.35
-1536.10
-2163.43
-3000
-3160.28
-4000
-4681.34
-4836.03
-5000
-6000
Sudut
p-po (psi)
360
333
33
0.000
303
273
0.000
-0.012
-0.112
-0.223
63
p-po (psi)
0.245
-0.213
-0.314
0.458
93
-0.679
-0.458
-0.701
-0.213
0.453
243
123
213
183
153
Gambar 1.31 Grafik Polar Distribusi Tekanan Tiap Sudut pada 1700 RPM
ps = 68.475 cm
N = 2300
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
5.925
20.825
25.925
26.925
15.825
-1.575
8.325
-9.975
-10.175
-20.275
-35.075
-53.475
-39.775
2.525
31.525
36.825
N = 2300 Rpm
60
31.53
40
25.93
20
0
-20
8.33
-1.57
3
-9.98 -10.18
8
2.53
10
-20.28
11
12
-35.08
-40
-60
36.83
-53.48
Nomor Lubang
13
-39.78
14
15
16
Teta
p-ps(cm)
p-po(cm)
p-po (Pa)
p-po
(psi)
7-8
7
6
3
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7-8
0
3
33
63
93
123
153
183
213
243
273
303
333
360
-4
0
0.325
-9.575
17.925
28.825
23.525
-5.475
-47.775
-61.475
-43.475
-28.275
-18.175
-17.975
0
0
27.9291
-822.83
1540.4
2477.09
2021.63
-470.5
-4105.6
-5282.9
-3736.1
-2429.8
-1561.9
-1544.7
0
0
0.004
-0.119
0.223
0.359
0.293
-0.068
-0.595
-0.766
-0.542
-0.352
-0.226
-0.224
0
8.325
-1.575
25.925
36.825
31.525
2.525
-39.775
-53.475
-35.475
-20.275
-10.175
-9.975
-4
P-Po (Pa)
2477.09
3000
2000
1000
00
0
-1000
1540.4
27.93
-822.83
3
33
2021.63
-470.5
63
93
123
243
-2000
-3000
-4000
273
303
-1561.88
-3736.05
-2429.83
-4105.57
-5000
-6000
Sudut
-5282.89
333
0
360
-1544.69
P-Po (Psi)
0
360
333
33
0.000
0.000
-0.224
303
-0.226
-0.352
0.004
-0.119
N=2300
0.359
-0.766
-0.542
273
63
0.223
93
-0.595
0.293
-0.068
243
123
213
183
153
Gambar 1.34 Grafik Polar Distribusi Tekanan Tiap Sudut pada 2300 RPM
1.5.4
RPM
Kenaikan
Bantalan
e = ch
1300
1700
2300
(mm)
1
1.1
1.2
(mm)
1.5
1.4
1.3
(inchi)
0.05906
0.05512
0.05118
r 2 N
c P
()
S=
1,08
0,098
5,8 x 106
1300
60
1,99
2 x 1,08 x 2,76
= 0,046
n= 0,78
p p0 =
6 Ur n ( 2+ nCos ) sin
c 2 (2+n 2)(1+nCos)2
6 x 5,8 x 106
p p0 =
1,08
( 1300
60 )
0,098
= 0,532
[ ]
A
B
e=n x c
0,78 x 0,098
0,07644 inch
Cos
Sin
g
8-9
A
0
B
8,264
A/B
0
P-P0 (Psi)
0
P-P0 (Pa)
0
0,999
0,052
0,113
8,255
0,014
0,007
50,384
33
0,839
0,544
1,127
7,138
0,158
0,084
579,149
63
0,454
0,891
1,636
4,786
0,342
0,182
1253,860
93
-0,052
0,999
1,527
2,403
0,635
0,338
2330,297
16
123
-0,544
0,839
1,032
0,865
1,193
0,634
4374,125
15
153
-0,890
0,455
0,464
0,243
1,904
1,013
6984,204
14
183
-0,999
0,051
-0,048
0,127
0,379
-0,202
-1390,715
13
213
-0,840
0,543
-0,570
0,311
1,835
-0,976
-6729,746
12
243
-0,456
0,890
-1,142
1,083
1,054
-0,561
-3865,964
11
273
0,050
0,999
-1,588
2,815
0,564
-0,300
-2069,343
10
303
0,542
0,840
-1,588
5,282
0,301
-0,160
-1102,587
333
0,890
0,457
-0,959
7,485
0,128
-0,068
-470,211
8-9
360
8,264
P-Po (Pa)
8000
6000
4000
2000
P-Po (Pa)
0
0
-2000
-4000
-6000
-8000
Gambar 1.35 Grafik Cartesian Distribusi Tekanan Radial Teoritis 1300 RPM
P-Po (Psi)
0
360
333
33
0
303
P-Po
63
-2
273
93
243
123
213
153
183
S=
1,08
0,098
r 2 N
c P
()
5,8 x 10
1700
60
1,99
2 x 1,08 x 2,76
= 0,059
n = 0,71
p p0 =
6 Ur n ( 2+ nCos ) sin
c 2 (2+n 2)(1+nCos)2
]
[
[ ]
A
B
e=n x c
0,74 x 0,098
0,0725 inch
Cos
1.00
Sin
0.00
0.9945
36
A/B
P-P0 (Psi)
P-P0 (Pa)
7.322
0.1045
0.200733
7.289
0.027539
0.003233
22.29147
0.8092
0.5875
1.073953
6.208
0.172993
0.020309
140.0284
66
0.4073
0.9133
1.484404
4.162
0.356686
0.041875
288.7171
96
-0.1037
0.9946
1.360361
2.149
0.633024
0.074317
512.3976
16
126
-0.5869
0.8097
0.910194
0.852
1.068265
0.125414
864.7013
15
156
-0.9130
0.4080
0.391582
0.310
1.26364
0.148351
1022.847
14
186
0.216
-0.43735
-0.05135
-354.014
13
216
0.452
-1.31239
-0.15407
-1062.31
12
246
1.262
-0.87818
-0.1031
-710.836
11
276
0.1021
-0.9948 -1.46378
2.880
-0.5082
-0.05966
-411.362
10
306
0.5856
-0.8106 -1.39035
5.019
-0.277
-0.03252
-224.219
336
0.9123
-0.4095 -0.76973
6.799
-0.11321
-0.01329
-91.6405
8-9
360
1.00
7.322
0.00
P-Po (Pa)
1500
1000
500
P-Po (Pa)
P-Po
0
0
6 36 66 96 126156186216246276306336360
-500
-1000
-1500
Gambar 1.37 Grafik Cartesian Distribusi Tekanan Radial Teoritis 1700 RPM
P-Po (Psi)
0
360
0.2
336
36
0
306
P-P0 (Psi)
66
-0.2
276
96
246
126
216
156
186
S=
S=
1,08
0,098
r N
c P
()
5,8 x 10
2300
60
1,99
2 x 1,08 x 2,76
= 0,08086
n= 0,65
p p0 =
6 Ur n ( 2+ nCos ) sin
2
2
2
c
(2+n )(1+nCos)
6 x 5,8 x 106
p p0 =
1,08
( 2300
60 )
0,098
= 0,15
[ ]
A
B
e=n x c
0,65 x 0,098
0,0637 inch
Cos
1,00
Sin
0,00
A/B
0
P-P0
(Psi)
0
A
0
B
6,595
P-P0 (Pa)
0
0,995
0,104
0,180
6,567
0,027
0,004
28,304
36
0,809
0,588
0,965
5,641
0,171
0,026
176,856
66
0,407
0,913
1,344
3,875
0,347
0,052
358,839
16
96
-0,104
0,995
1,249
2,107
0,593
0,089
613,282
15
126
-0,587
0,810
0,852
0,927
0,919
0,138
950,545
14
156
-0,913
0,408
0,373
0,400
0,932
0,140
963,439
13
186
-0,995
-0,103
-0,091
0,303
-0,299
-0,045
-309,333
12
216
-0,810
-0,586
-0,561
0,543
-1,034
-0,155
-1069,505
11
246
-0,409
-0,913
-1,029
1,306
-0,788
-0,118
-814,550
10
276
0,102
-0,995
-1,336
2,755
-0,485
-0,073
-501,626
306
0,586
-0,811
-1,254
4,618
-0,272
-0,041
-280,934
336
0,912
-0,409
-0,690
6,148
-0,112
-0,017
-116,098
8-9
360
1,00
0,00
6,595
P-Po (Pa)
1500
1000
500
P-Po (Pa)
0
0
-500
-1000
-1500
Gambar 1.39 Grafik Cartesian Distribusi Tekanan Radial Teoritis 2300 RPM
P-P0 (Psi)
360
0
0.2
336
36
0
306
66
P-P0 (Psi)
-0.2
276
96
246
126
216
186
156
Teoritis
0
-2000
3 33 63 93 123153183213243273303333360
Percobaan
-4000
-6000
-8000
Nomor Lubang
Gambar 1.41 Grafik Cartesian Perbandingan Distribusi Tekanan Teoritis dan Pengujian
1300 RPM
0
2.000
333
33
0.000
303
63
Percobaan
Teoritis
-2.000
273
93
243
123
213
183
153
Gambar 1.42 Grafik Polar Perbandingan Teoritis dan Pengujian 1300 RPM
Dari grafik cartesian dan diagram polar perbandingan teoritis dan pengujian pada
1300 rpm, dapat dibandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan dan juga teori :
Pada kecepatan 1300 rpm nilai tekanan yang diperoleh pada lubang 16 sebesar
0.709 Psi dan nilai teoritis sebesar 0.634 Psi
Nilai eksentrisitas yang didapat pada engujian adalah sebesar 0.05906 in dan
teoritis sebesar 0.07644 pada kecepatan 1300 rpm
percobaan
0
-1000
teoritis
-2000
-3000
-4000
-5000
-6000
Gambar 1.43 Grafik Cartesian Perbandingan Tekanan Teoritis dan Pengujian 1700
RPM
0
1.000
333
33
0.000
303
63
Percobaan
Teoritis
-1.000
273
93
243
123
213
183
153
Gambar 1.44 Grafik Polar Perbandingan Teoritis dan Pengujian 1700 RPM
Dari grafik cartesian dan diagram polar perbandingan teoritis dan pengujian pada
1700 rpm, dapat dibandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan dan juga teori :
Pada kecepatan 1700 rpm nilai tekanan yang diperoleh pada lubang 16 sebesar
0.458 Psi dan nilai teoritis sebesar 0.148 Psi
Nilai eksentrisitas yang didapat pada engujian adalah sebesar 0.05512 in dan
teoritis sebesar 0.0725 pada kecepatan 1700 rpm
1.6.3 Perbandingan Distribusi Tekanan Arah Radial secara Percobaan dan
Teoritis pada 2300 RPM
Percobaan
Teoritis
-2000
-3000
-4000
-5000
-6000
Gambar 1.45 Grafik Cartesian Perbandingan Tekanan Teoritis dan Pengujian 2300
RPM
0
1.000
333
33
0.000
303
63
Percobaan
Teoritis
-1.000
273
93
243
123
213
183
153
Gambar 1.46 Grafik Polar Perbandingan Teoritis dan Pengujian 2300 RPM
Dari grafik cartesian dan diagram polar perbandingan teoritis dan pengujian pada
2300 rpm, dapat dibandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan dan juga teori :
Pada kecepatan 2300 rpm nilai tekanan yang diperoleh pada lubang 16 sebesar
0.359 Psi dan nilai teoritis sebesar 0.140 Psi
Nilai eksentrisitas yang didapat pada engujian adalah sebesar 0.05118 in dan
teoritis sebesar 0.0637 pada kecepatan 2300 rpm
5. Dibutuhkan ketelitian dalam melakukan analisa data pengujian agar tidak terjadi
kesalahan dalam perhitungan data dan analisa.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet praktikum fenomena dasar mekanis 2014.
Khurmi, R. S. 1996. A Textbook of Machine Design. 2005. Eurasia Publishing House
(PVT.) LTD. New Delhi.
Pertamina industrial-hydraulic-oil.pdf
Peter.R.N. Childs. Mechanical Design Second Edition. 2004. University of Sussex, UK
www.antarafoto.com diakses pada 29/05/2015
www.cnbearingcorp.com diakses pada 28/05/2015
www.otomotifnet.com diakses pada 29/05/2015
www.powerplant.persiangig.com diakses pada 28/05/2015
www.sap.ui.ac.id diakses pada 29/05/2015
www.tm.tanggomotor.com diakses pada 28/05/2015
www.timken.com/en-us/products/seals diakses pada 28/05/2015