Anda di halaman 1dari 42

BAB IV

BANTALAN LUNCUR
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Latar Belakang
Bantalan mempunyai sifat mengurangi gesekan saat komponen mesin berputar.
Bantalan adalah komponen yang digunakan untuk menopang sesuatu yang berputar
untuk mengurangi gesekan. Pada sektor industri, banyak alat-alat permesinan yang
bekerja. Kerja dari alat-alat mesin itu memerlukan komponen yang dapat membantu
menahan beban dari poros mesin yang bekerja. Alat tersebut yaitu bantalan (bearing).
Bantalan yang paling umum digunakan adalah bantalan luncur (journal bearing) dan bantalan
gelinding (roller bearing).

Dalam dunia industri, banyak sekali ditemukan alat berat atau mesin-mesin besar
dimana mesin tersebut melakukan pergerakan atau sebuah kerja. Gerakan mesin
tersebut tidak selalu berjalan halus, maka dari itu diperlukan sebuah komponen yang
dapat membantu menahan beban dari kerja mesin tersebut yaitu, bantalan luncur atau
journal bearing. Journal bearing biasa digunakan sebagai bantalan pada poros supaya
pada saat perpindahan daya mengurangi terjadinya kehilangan daya akibat gesekan.
Selain itu journal bearing juga sangat cocok digunakan untuk alat yang memiliki
kecepatan rotasi yang tinggi.
4.1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan bantalan luncur ini adalah untuk mengetahui beberapa
fenomena pada bantalan luncur yang antara lain adalah:
1. Mengetahui distribusi tekanan bantalan luncur pada arah radial dan aksial.
2. Mengamati

mekanisme

bantalan

luncur

karena

pengaruh

putaran

dan

pembebanan.
3. Membandingkan tekanan pada bantalan luncur yang diperoleh dari pengujian
terhadap teoritisnya.
4. Mengetahui aplikasi dari bantalan luncur.
5. Menghitung nilai eksentrisitas dari bantalan luncur.

4.2 Landasan Teori


4.2.1

Teori Axial Load dan Radial Load


Menurut arah bebannya, sebuah bantalan dibagi menjadi dua jenis yaitu beban

aksial dan beban radial. Beban aksial adalah beban yang searah dengan poros (seperti
pada Gambar 4.1), sedangkan beban radial adalah beban yang tegak lurus dengan poros
(seperti pada Gambar 4.2). (Peter Childs 2004)

Gambar 4.1 Axial Load

Gambar 4.2 Radial Load


(Khurmi 2005)

4.2.2

Teori Sliding Contact Bearing dan Rolling Contact Bearing


Berdasarkan sifat kontak, yaitu sliding contact bearing dimana elemen luncurnya

berada sepanjang permukaan kontak dari elemen bergerak (seperti Gambar 4.3) dan
tetapnya serta rolling contact bearing dimana bola baja atau roller berada di antara
elemen bergerak dan tetapnya (seperti Gambar 4.4). (Peter Childs 2004)

Gambar 4.3 Sliding Contact Bearing

Gambar 4.4 Rolling Contact Bearing


(Khurmi 2005)

1.2.3

Teori Bantalan Luncur


Bantalan luncur adalah bantalan dimana terjadi gesekan luncur antara poros dan

bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan
lapisan pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan
beban besar.
Berdasarkan tebal lapisannya antara jurnal dengan bearingnya, bearing dibagi
menjadi 4, yaitu :
a) Thick film bearing : Disebut juga hydrodynamic lubricated bearing. Pada bearing
ini permukaan kerja dipisahkan secara komplit dengan permukaan lainnya oleh
lapisan pelumas yang tebal seperti pada Gambar 4.5. (Khurmi 2005)

Gambar 4. 5 Thick Film Bearing (Khurmi 2005)


b) Thin film bearing : Pada bearing ini, walaupun terdapat lapisan pelumas, sebagian
permukaan kerja berkontak dengan lainnya seiring berjalannya waktu seperti pada
Gambar 4.6. (Khurmi 2005)

Gambar 4.6 Boundary Lubricated Bearing


(www.astbearings.com 2016)

c) Zero film bearing : Pada bearing ini, bearing beroperasi tanpa pelumas sama
sekali seperti pada Gambar 4.7. (Khurmi 2005)

Gambar 4.7 Bushing Pintu


(www.tm.tanggomotor.com 2012)
d) Hydrostatic or externally pressurized lubricating bearing : Bearing ini dapat
menopang beban steady tanpa gerakan relatif antara jurnal dengan bearing.
(Khurmi 2005)

Gambar 4.8 Hydrostatic Bearing


(www.tm.tanggomotor.com 2012)
Teori bantalan luncur dimulai dengan menentukan beberapa variabel yang relevan
sebagai dasar analisa bantalan luncur. Oleh karena itu perlu dibuat diagram gambar
seperti berikut:

Gambar 4.9 Diagram Gambar Bantalan Luncur.

(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Mekanis 2016)


Gambar 4.9 memperlihatkan bantalan luncur dengan pembebanan W arah radial,
dan diputar sebesar N berlawanan arah jarum jam (ccw), dengan c adalah clearance atau
perbedaan antara sumbu journal (poros) dengan sumbu bearing (bantalan) dan r adalah
jari-jari poros. adalah attitude angle yaitu sudut antara pembebanan dengan sumbu
pusat, adalah crank angle atau sudut antara garis OD dengan OA, dan adalah sudut
antara r (OB) dengan garis OD, sedangkan yaitu sudut pada segitiga OAO.
Gambar 4.9 tersebut di atas jika dikembangkan dalam koordinat x-y menjadi
seperti gambar berikut:
U

x
h

journal surface

D
bearing surface

Gambar 4.10 Pengembangan Permukaan Poros dan Bantalan Luncur.


Mengacu pada Gambar 4.9, dapat dilihat bahwa jari-jari dari poros adalah r
maka jari-jari bantalan adalah r + c, dengan c adalah radial clearance. Poros eksentris
dengan besar OO, yang dikenal dengan istilah eksentrisitas (e). Ketebalan lapisan h
pada nilai yang ditunjukan adalah:

h A B r c OB

(4.1)

Dari gambar 4.9 juga dapat ditentukan bahwa

OB
r

sin sin

(4.2)

(4.3)

e
r

sin sin

(4.4)

dan

sehingga persamaan (4.3) menjadi

sin
r

sin 1

(4.5)

Kemudian substitusi persamaan (4.5) ke persamaan (4.2) didapat

OB

r
e

sin sin 1 sin
sin
r

r 2 e 2 sin 2 e cos

(4.6)

Jika persamaan (4.6) ini disubstitusikan ke persamaan (4.1), maka akan didapat

h c e cos r r 2 e 2 sin 2
karena r adalah hampir sama dengan

(4.7)

r 2 e 2 sin 2 maka persamaan (4.7) menjadi

h c e cos

(4.8)

Ini adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan oli (h).
Pada teori ini juga terdapat bilangan tak berdimensi e/c, yang biasanya disebut
dengan rasio eksentrisitas (ecentricity ratio) atau attitude dari bantalan yang diberi
simbol n [1]. Sehingga persamaan (4.8) dapat ditulis menjadi:
h c1 n cos

(4.9)

Nilai rasio eksentrisitas (n) dan ketebalan lapisan oli (h) tersebut di atas dapat
ditentukan langsung dengan menggunakan grafik Sommerfield berikut, yaitu dengan
memasukan angka Sommerfield (S) dengan persamaan:
r
S
c

N'
P

(4.10)

dan menentukan variabel l/d untuk kasus bantalan luncur pada alat ini dengan
menggunakan rumus interpolasi berikut:

l d 3

1
l
l
8 1 d 1 2 d

1
l
l
1 1 4
4
d
d

l
1
l
l
1 4 y 1 2 1 4 y1
d
3
d
d

1
l
l
y1 2 1 1 2 y1 4

24
d
d

dimana y adalah nilai yang dicari dan y, y1, y1/2, y1/4 adalah nilai dari variabel l/d.

(4.11)

Gambar 4.11 Chart Sommerfield Number, Minimum Film-Thickness Variable and


Eccentricity Ratio
Untuk menentukan nilai distribusi tekanan pada lapisan oli dapat menggunakan
persamaan Reynolds, dengan memisalkan dx r d pada persamaan

h 2

p
h
6 rU
x
x

(4.12)

p
h
6 r U

(4.13)

memberikan hasil:

h 2

dengan mengintegrasikan terhadap dan mensubstitusi h pada persamaan(1.9) didapat

p 6 Ur
1
k

c 2 1 n cos 2 c1 n cos

(4.14)

dimana k adalah konstanta integrasi.


Persamaan ini tidak dapat langsung digunakan sebagai penyelesaian. Namun
dengan membuat substitusi berikut:

1 n2
1 n cos

untuk 1 n cos

dan
1 n2
1 n cos

untuk d

Dengan mensubstitusikannya ke persamaan (4.12) dan diintegrasikan, maka didapat

po

dp

6 Ur
c2

1 n

3
2 2

0 1 n cos d

c1 n

5
2 2

0 1 n cos

(1.15)
dimana po = tekanan ketika atau = 0. Integrasi dan evaluasi konstanta k dengan
mencatat bahwa tekanan p adalah sama ketika adalah 0 atau 2, menghasilkan:
p po

6 Ur n 2 n cos sin

c 2 2 n 2 1 n cos 2

(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Mekanis 2015)


4.2.2

Kurva Stribeck
Kurva stribeck digunakan untuk memprediksi regime dari pelumasan, dimana

kurva tersebut diplot terhadap koefisien gesek dan parameter stribeck. Dari Kurva
Stribeck tersebut dapat diidentifikasi regime dari pelumasan, dimana regime tersebut
dapat dibagi atas tiga bagian yaitu boundary lubrication (BL), mixed lubrication (ML),
dan elastohydrodynamic lubrication (EHL). Jika permukaan dipisahkan oleh fluid film
karena gerakan, mekanisme pelumasan itu disebut hydrodynamic lubrication (HL) dan
ketika kontact bodies mengalami deformasi elastis karena tekanan kontak mekanisme
pelumasan itu disebut elasto-hydrodynamic lubrication (EHL).

Gambar 1.12 Kurva stribeck (sap.ui.ac.id 2011)

4.2.3

Aplikasi Bantalan Luncur

1. Piston
Pada piston terjadi kontak antara kepala pinston dengan dinding ruang bakar.
Hal ini membuat dibutuhkannya bantalan luncur untuk mengurangi gesekan yang terjadi
antara kepala piston dengan dinding ruang bakar.

Gambar 1.13 Piston (antarafoto.com 2010)


2. As Roda Sepeda Motor
Pada as roda motor terjadi gesekan antara as roda dengan cincin bagian dalam
dari roda tersebut. Untuk itu dibutuhkan pelumasan agar gaya gesek berkurang.

Gambar 1.14 As Roda Sepeda Motor (otomotifnet.com 2014)

3. Roda Lokomotif
Pada lokomotif, khususnya bagian poros pada roda dibutuhkan bantalan luncur
dengan pelumasan untuk menahan beban sehingga gesekan yang terjadi antara poros
dan roda berkurang.

Gambar 1.15 Roda Lokomotif (antarafoto.com 2013)


4. Engine Sepeda Motor
Pada engine sepeda motor dibutuhkan bantalan luncur pada bagian antara poros
roda gigi dengan cincin bagian dalam dari roda gigi tersebut.

Gambar 1.16 Engine Sepeda Motor (otomotifnet.com 2015)

1.3 Elemen Bantalan Luncur


1. Elemen Panel Pengukur/Manometer
Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer kolom cairan biasanya
digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan
atmosfir).

Gambar 1.17 Manometer


2. Reservoir
Reservoir adalah tempat menampung oli, terbuat dari botol yang menghadap
kebawah agar oli bisa turun ke bearing.

Gambar 1.18 Reservoir


3. Poros
Poros berfungsi sebagai penerus daya atau putaran dari motor DC. Poros
dihubungkan dengan motor DC, sehingga dapat berputar ketika motor DC
dinyalakan.

Poros

Gambar 1.19 Poros


4. Bantalan
Bantalan terbuat dari bahan resin, sehingga terlihat agak transparan. Bantalan
menopang beban mesin agar putaran menjadi halus.

Bantalan

Gambar 1.20 Bantalan


5. Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energy gerak mekanik. Motor DC berfungsi
sebagai sumber daya.

Gambar 1.21 Motor DC

6. Seal
Seal adalah ruang tertutup antara komponen statis dengan komponen bergerak, pada
komponen mesin seal ini yang mencegah pelumas keluar.

seal

Gambar 1.22 Seal


7. Beban
Beban terbuat dari besi silinder, diameter pembeban ini yaitu D = 24 mm, P = 30
mm. Massa beban ini 100 gr 2 untuk diletakan di sisi kiri dan sisi kanan paada
pengujian bantalan.

beban

Gambar 1.23 Beban


8. Tiang Penyangga Beban
Tiang penyangga beban terbuat dari material as besi dengan diameter 7 mm, dan
panjang 78 mm. Tiang ini berfungsi sebagai tempat meletakkan beban pada
pengujian bantalan ini.

Tiang
Penyangga
Beban

Gambar 1.24 Tiang Penyangga Beban


9. Inverter
Inverter adalah alat yang mengatur putaran motor sesuai dengan yang kita inginkan,
dia merubah masukan listrik 220 V, menjadi variasi tegangan menuju motor DC.

Gambar 1.25 Inverter


1.4 Prosedur Percobaan
1.4.1 Langkah Percobaan
Setelah semua pengesetan alat oleh asisten telah dilakukan, maka prosedur
percobaan yang dilakukan berikutnya adalah:
1. Menghidupkan motor dengan putaran awal 1300 rpm berlawanan arah jarum
jam (ccw), kemudian dibiarkan selama 10 menit. Seimbangkan posisi bantalan
dengan memberikan pembebanan sedemikin rupa pada batang beban.
2. Setelah minimal 10 menit, amati dan catat kenaikan tinggi oli pada masingmasing selang manometer, dan catat pula kenaikan plat pengukur pada bantalan.
3. Memberikan variasi putaran (merubah kecepatan putar motor) antara 1300 rpm
sampai 2300 rpm.
4. Mengamati dan mencatat kembali kenaikan tinggi oli dan kenaikan plat
pengukur yang terjadi karena pengaruh perubahan putaran tersebut.
5. Menganalisa data hasil pengamatan dengan hasil perhitungan teoritis.
6. Hasil data dari pengamatan diolah dengan bantuan persamaan-persamaan yang
relevan pada landasan teoritis. Kenaikan tinggi oli pada manometer diolah untuk
mendapatkan distribusi tekanan sedangkan kenaikan plat pengukur pada
bantalan diolah untuk mendapatkan nilai eksentrisitas.
1.5 Pengolahan Data
1.5.1

Spesifikasi Alat Peraga Bantalan Luncur

1. Dimensi

Panjang

: 90 cm

Lebar

: 80 cm

Tinggi

: 285 cm

2. Pelumasan

Jenis Pelumas

: TURALIK 48 ISO 46

Viskositas

: 40,44 Cp (5,8 x 10-6 reyn)

Densitas

: 876 kg/m3 (0,032 lb/in3)

3. Part Inti

Panjang total poros

: 15 cm

Panjang efektif poros

: 7 cm

Panjang total bantalan

: 10 cm

Panjang efektif bantalan

: 7 cm

(2,76 in)

Clearance

: 2,5 mm

(0,098 in)

Beban bantalan (W)

: 0,902 kg

(1,99 lb)

Jari-jari bantalan (r)

: 27,5 mm

(1,08 in)

Diameter efektif poros

: 5 cm

Diameter bantalan

: din = 5,5 cm, dout = 8 cm

Berat total bantalan

: 0,694 kg

4. Kondisi Operasi

Percepatan gravitasi (g)

: 9,81 m/s2

Lama Pengoperasian

: 75 menit

Massa Pembebanan

: 200 gr

Variasi putaran

: 1300-2300 RPM

5. Motor

1.5.2

Jenis Motor

: Motor DC

Putaran maksimal

: 2300 RPM

Daya input minimal

: 105 watt

Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Data Hasil Pengamatan


No.
Luban
g
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

1.5.3

Posisi Oli pada Manometer (cm) Ps=68.475


N=
N=
N=
N=
N=
1300
1500
1700
2000
2300
74.1
90.8
95.4
94.5
82.7
66.6
74.4
57.8
59
51.3
40.3
23.1
16
49.9
115.4
114

74.1
90.8
95.2
94.2
83.1
66.5
74.5
57.6
58.6
50.8
39.5
22.2
17.8
54.6
113.4
112.8

74.2
90.6
95.1
94.2
83.3
66.5
74.5
57.6
58.4
50.3
38.7
21
19.2
58.4
111.8
112.2

74.2
90.3
95.1
94.4
83.3
66.7
75.3
57.8
58.1
49.4
36.5
18.5
23.6
64.3
107.4
110

74.4
89.3
94.4
95.4
84.3
66.9
76.8
58.5
58.3
48.2
33.4
15
28.7
71
100
105.3

Tabel Perhitungan Percobaan

1.5.3.1

Data Distribusi Tekanan Arah Radial (P-PS) 1300 RPM

Tabel 1.2 Distribusi Tekanan Arah Radial 1300 RPM


p-ps
No.
Luban
g

ps = 68.475 cm
N = 1300

5.625

22.325

26.925

26.025

14.225

-1.875

5.925

38.8

-9.475

10

-17.175

11

-28.175

12

-45.375

13

-52.475

14

-18.575

15

46.925

16

45.525

N = 1300 Rpm
60

46.93
40

26.9326.03
22.33
14.23

20

P-Ps

5.62
1

5.93
-1.88
-9.48
5
6
7 -10.68
8
9
10 11
-17.18

12

13

14

-18.58

15

-20

-28.18
-40

-45.38

-52.48

-60
Nomor Selang

Gambar 1.26 Grafik Cartesian P-Ps 1300 RPM


Tabel 1.3 Distribusi Tekanan Tiap Sudut 1300 RPM
Luban
g
8-9
8
7
6
3
16
15
14
13
12
11
10
9
8-9

45.53

Teta

p-ps(cm)

p-po(cm)

p-po (Pa)

p-po (psi)

0
3
33
63
93
123
153
183
213
243
273
303
333
360

-10

0
-0.675
15.925
8.125
36.925
55.525
56.925
-8.575
-42.475
-35.375
-18.175
-7.175
0.525
0

0
-58.01
1368.52
698.23
3173.17
4771.57
4891.88
-736.90
-3650.11
-3039.97
-1561.88
-616.59
45.12
0

0
-0.008
0.198
0.101
0.460
0.692
0.709
-0.107
-0.529
-0.441
-0.226
-0.089
0.007
0

-10.675
5.925
-1.875
26.925
45.525
46.925
-18.575
-52.475
-45.375
-28.175
-17.175
-9.475

-10

16

P-Po (Pa)
6000

4891.88
4771.57

4000

3173.17
1368.52
2000
698.23
0.00 -58.01
0

33

63

93

123

45.12 0.00
-616.59

1300
rpm
-736.90
153 183 213

-2000

243

273

303

333

360

-1561.88

-3650.11

-3039.97

-4000
-6000
Sudut

Gambar 1.27 Grafik Cartesian P-Po (Pa) 1300 RPM

P-Po (psi)
0

360

333

33
0.000
0.000
0 -0.008
0.198
0.007

303
-0.089

-1

-0.226
273

0.101
0.460

-0.441
-0.529
-0.107
243

183

93

0.692
0.709

213

63

123

153

Gambar 1.27 Grafik Polar Distribusi Tekanan pada Tiap Sudut 1300 RPM

1.5.3.2

Data Distribusi Tekanan Arah Radial (P-PS) 1700 RPM


Tabel 1.4 Distribusi Tekanan Arah Radial 1700 RPM
P-Ps
No.
Gambar 1.29

Luban

1700 RPM

Tabel 1.5 Distribusi


RPM
Lubang
7-8
7
6
3
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7-8

Teta
0
3
33
63
93
123
153
183
213
243
273
303
333
360

Ps = 68.475 cm

Grafik Cartesian P-Ps

N= 1700
1
2
3
4 s(cm)
p-p
5-10.8
6
-10.875
7
6.025
8
-1.975
9
26.625
10
43.725
11
43.325
12
-10.075
13
-49.275
14
-47.475
15
-29.775
16
-18.175
-10.075

-10.8

5.725
22.125
26.625
25.725
p-po(cm)
14.825
0
-1.975
-17.875
6.025
-0.975
-10.875
-8.975
-10.075
19.625
-18.175
36.725
-29.775
36.325
-47.475
-17.075
-49.275
-56.275
-10.075
-54.475
43.325
-36.775
43.725
-25.175
-17.075
0

Tekanan Tiap Sudut 1700

p-po (Pa)
0
-1536.10
-83.79
-771.27
1686.49
3155.98
3121.61
-1467.35
-4836.03
-4681.34
-3160.28
-2163.43
-1467.35
0

p-po (psi)
0
-0.223
-0.012
-0.112
0.245
0.458
0.453
-0.213
-0.701
-0.679
-0.458
-0.314
-0.213
0

P-Po (Pa)
4000
3155.98
3121.61

3000
2000

1686.49

1000

P-Po

0.00
0 -83.79
0
3 -771.27
33 63
-1000
-2000

0.00
93 123
1700153
rpm183 213 243 273 303 333 360
-1467.35
-1467.35
-1536.10
-2163.43

-3000

-3160.28

-4000
-4681.34
-4836.03

-5000
-6000

Sudut

Gambar 1.30 Grafik Cartesian P-Po (Psi) pada 1700 RPM

p-po (psi)
360

333

33
0.000

303

273

0.000

-0.012
-0.112
-0.223
63
p-po (psi)
0.245
-0.213
-0.314
0.458
93
-0.679
-0.458
-0.701
-0.213

0.453

243

123
213

183

153

Gambar 1.31 Grafik Polar Distribusi Tekanan Tiap Sudut pada 1700 RPM

1.5.3.3 Data Distribusi Tekanan Arah Radial (P-PS) 2300 RPM

Tabel 1.6 Distribusi Tekanan Radial 2300 RPM


p-ps
No.
Lubang

ps = 68.475 cm
N = 2300

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

5.925
20.825
25.925
26.925
15.825
-1.575
8.325
-9.975
-10.175
-20.275
-35.075
-53.475
-39.775
2.525
31.525
36.825

N = 2300 Rpm
60

31.53

40

25.93

20
0
-20

8.33
-1.57
3

-9.98 -10.18
8

2.53
10
-20.28

11

12

-35.08

-40
-60

36.83

-53.48
Nomor Lubang

13

-39.78

14

15

16

Gambar 1.32 Grafik Cartesian P-Ps 2300 RPM


Tabel 1.7 Distribusi Tekanan pada Tiap Sudut 2300 RPM
Lubang

Teta

p-ps(cm)

p-po(cm)

p-po (Pa)

p-po
(psi)

7-8
7
6
3
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7-8

0
3
33
63
93
123
153
183
213
243
273
303
333
360

-4

0
0.325
-9.575
17.925
28.825
23.525
-5.475
-47.775
-61.475
-43.475
-28.275
-18.175
-17.975
0

0
27.9291
-822.83
1540.4
2477.09
2021.63
-470.5
-4105.6
-5282.9
-3736.1
-2429.8
-1561.9
-1544.7
0

0
0.004
-0.119
0.223
0.359
0.293
-0.068
-0.595
-0.766
-0.542
-0.352
-0.226
-0.224
0

8.325
-1.575
25.925
36.825
31.525
2.525
-39.775
-53.475
-35.475
-20.275
-10.175
-9.975

-4

P-Po (Pa)
2477.09

3000
2000
1000
00
0
-1000

1540.4
27.93
-822.83
3

33

2021.63
-470.5

63

93

123

153 183 213


2300 rpm

243

-2000
-3000
-4000

273

303

-1561.88

-3736.05
-2429.83
-4105.57

-5000
-6000
Sudut

-5282.89

333

0
360

-1544.69

Gambar 1.33 Grafik Cartesian P-Po (Pa) pada 2300 RPM

P-Po (Psi)
0

360

333

33
0.000

0.000
-0.224

303

-0.226
-0.352

0.004
-0.119

N=2300

0.359

-0.766
-0.542

273

63

0.223

93

-0.595

0.293
-0.068
243

123
213

183

153

Gambar 1.34 Grafik Polar Distribusi Tekanan Tiap Sudut pada 2300 RPM

Tabel 1.8 Nilai Eksentrisitas

1.5.4

RPM

Kenaikan
Bantalan

e = ch

1300
1700
2300

(mm)
1
1.1
1.2

(mm)
1.5
1.4
1.3

(inchi)
0.05906
0.05512
0.05118

Tabel Perhitungan Teoritis

1.5.4.1 Data Distribusi Tekanan Arah Radial (P-PS) 1300 RPM


S=

r 2 N
c P

()

S=

1,08
0,098

5,8 x 106
1300
60
1,99
2 x 1,08 x 2,76

= 0,046

n= 0,78
p p0 =

6 Ur n ( 2+ nCos ) sin
c 2 (2+n 2)(1+nCos)2

6 x 5,8 x 106
p p0 =

1,08
( 1300
60 )

0,098

= 0,532

0,78 ( 2+0,78 cos ) sin


(2+0,78 2)(1+0,78 Cos)2

[ ]
A
B

e=n x c
0,78 x 0,098

0,07644 inch

Tabel 1.9 Data Teoritis Distribusi Tekanan Radial 1300 RPM


Luban

Cos

Sin

g
8-9

A
0

B
8,264

A/B
0

P-P0 (Psi)
0

P-P0 (Pa)
0

0,999

0,052

0,113

8,255

0,014

0,007

50,384

33

0,839

0,544

1,127

7,138

0,158

0,084

579,149

63

0,454

0,891

1,636

4,786

0,342

0,182

1253,860

93

-0,052

0,999

1,527

2,403

0,635

0,338

2330,297

16

123

-0,544

0,839

1,032

0,865

1,193

0,634

4374,125

15

153

-0,890

0,455

0,464

0,243

1,904

1,013

6984,204

14

183

-0,999

0,051

-0,048

0,127

0,379

-0,202

-1390,715

13

213

-0,840

0,543

-0,570

0,311

1,835

-0,976

-6729,746

12

243

-0,456

0,890

-1,142

1,083

1,054

-0,561

-3865,964

11

273

0,050

0,999

-1,588

2,815

0,564

-0,300

-2069,343

10

303

0,542

0,840

-1,588

5,282

0,301

-0,160

-1102,587

333

0,890

0,457

-0,959

7,485

0,128

-0,068

-470,211

8-9

360

8,264

P-Po (Pa)
8000
6000
4000
2000

P-Po (Pa)

0
0

33 63 93 123 153 183 213 243 273 303 333 360

-2000
-4000
-6000
-8000

Gambar 1.35 Grafik Cartesian Distribusi Tekanan Radial Teoritis 1300 RPM

P-Po (Psi)
0

360

333

33
0

303

P-Po

63
-2

273

93

243

123
213

153

183

Gambar 1.36 Grafik Polar Distribusi Tekanan Radial 1300 RPM

1.5.4.2 Data Distribusi Tekanan Arah Radial (P-PS) 1700 RPM


S=

S=

1,08
0,098

r 2 N
c P

()

5,8 x 10
1700
60
1,99
2 x 1,08 x 2,76

= 0,059

n = 0,71
p p0 =

6 Ur n ( 2+ nCos ) sin
c 2 (2+n 2)(1+nCos)2

]
[

6 x 5,8 x 106 (1800/60)1,08 0,74 ( 2+ 0,74 cos ) sin


p p0 =
0,0982
(2+0,74 2)(1+0,74 Cos)2
= 0,1174

[ ]
A
B

e=n x c

0,74 x 0,098
0,0725 inch

Tabel 1.10 Data Teoritis Distribusi Tekanan Radial 1700 RPM


Luban
g
8-9

Cos

1.00

Sin

0.00

0.9945

36

A/B

P-P0 (Psi)

P-P0 (Pa)

7.322

0.1045

0.200733

7.289

0.027539

0.003233

22.29147

0.8092

0.5875

1.073953

6.208

0.172993

0.020309

140.0284

66

0.4073

0.9133

1.484404

4.162

0.356686

0.041875

288.7171

96

-0.1037

0.9946

1.360361

2.149

0.633024

0.074317

512.3976

16

126

-0.5869

0.8097

0.910194

0.852

1.068265

0.125414

864.7013

15

156

-0.9130

0.4080

0.391582

0.310

1.26364

0.148351

1022.847

14

186

-0.9947 -0.1029 -0.09451

0.216

-0.43735

-0.05135

-354.014

13

216

-0.8101 -0.5862 -0.59304

0.452

-1.31239

-0.15407

-1062.31

12

246

-0.4087 -0.9127 -1.10793

1.262

-0.87818

-0.1031

-710.836

11

276

0.1021

-0.9948 -1.46378

2.880

-0.5082

-0.05966

-411.362

10

306

0.5856

-0.8106 -1.39035

5.019

-0.277

-0.03252

-224.219

336

0.9123

-0.4095 -0.76973

6.799

-0.11321

-0.01329

-91.6405

8-9

360

1.00

7.322

0.00

P-Po (Pa)
1500

1000

500
P-Po (Pa)
P-Po

0
0

6 36 66 96 126156186216246276306336360

-500

-1000

-1500

Gambar 1.37 Grafik Cartesian Distribusi Tekanan Radial Teoritis 1700 RPM

P-Po (Psi)
0

360

0.2

336

36
0

306

P-P0 (Psi)

66
-0.2

276

96

246

126
216

156

186

Gambar 1.38 Grafik Polar Distribusi Tekanan Radial 1700 RPM


1.5.4.3 Data Distribusi Tekanan Arah Radial (P-PS) 2300 RPM
2

S=

S=

1,08
0,098

r N
c P

()

5,8 x 10
2300
60
1,99
2 x 1,08 x 2,76

= 0,08086

n= 0,65

p p0 =

6 Ur n ( 2+ nCos ) sin
2
2
2
c
(2+n )(1+nCos)

6 x 5,8 x 106
p p0 =

1,08
( 2300
60 )

0,098

0,,65 ( 2+ 0,65cos ) sin


(2+ 0,652)(1+0,65 Cos)2

= 0,15

[ ]
A
B

e=n x c
0,65 x 0,098

0,0637 inch

Tabel 1.11 Data Teoritis Distribusi Tekanan Radial 2300 RPM


Luban
g
8-9

Cos

1,00

Sin

0,00

A/B
0

P-P0
(Psi)
0

A
0

B
6,595

P-P0 (Pa)
0

0,995

0,104

0,180

6,567

0,027

0,004

28,304

36

0,809

0,588

0,965

5,641

0,171

0,026

176,856

66

0,407

0,913

1,344

3,875

0,347

0,052

358,839

16

96

-0,104

0,995

1,249

2,107

0,593

0,089

613,282

15

126

-0,587

0,810

0,852

0,927

0,919

0,138

950,545

14

156

-0,913

0,408

0,373

0,400

0,932

0,140

963,439

13

186

-0,995

-0,103

-0,091

0,303

-0,299

-0,045

-309,333

12

216

-0,810

-0,586

-0,561

0,543

-1,034

-0,155

-1069,505

11

246

-0,409

-0,913

-1,029

1,306

-0,788

-0,118

-814,550

10

276

0,102

-0,995

-1,336

2,755

-0,485

-0,073

-501,626

306

0,586

-0,811

-1,254

4,618

-0,272

-0,041

-280,934

336

0,912

-0,409

-0,690

6,148

-0,112

-0,017

-116,098

8-9

360

1,00

0,00

6,595

P-Po (Pa)
1500
1000
500

P-Po (Pa)

0
0

36 66 96 126 156 186 216 246 276 306 336 360

-500
-1000
-1500

Gambar 1.39 Grafik Cartesian Distribusi Tekanan Radial Teoritis 2300 RPM

P-P0 (Psi)
360

0
0.2

336

36
0

306

66

P-P0 (Psi)

-0.2
276

96

246

126
216

186

156

Gambar 1.40 Grafik Polar Distribusi Tekanan Radial 2300 RPM

1.6 Analisa Data

1.6.1 Perbandingan Distribusi Tekanan Arah Radial Secara Percobaan dan


Teoritis pada 1300 RPM

Perbandingan P-Po (Pa) Teoritis dan Percobaan


8000
6000
4000
2000
P-Po

Teoritis

0
-2000

3 33 63 93 123153183213243273303333360

Percobaan

-4000
-6000
-8000
Nomor Lubang

Gambar 1.41 Grafik Cartesian Perbandingan Distribusi Tekanan Teoritis dan Pengujian
1300 RPM

Perbandingan P-Po (Psi) Teoritis dan Percobaan


360

0
2.000

333

33
0.000

303

63

Percobaan
Teoritis

-2.000
273

93

243

123
213

183

153

Gambar 1.42 Grafik Polar Perbandingan Teoritis dan Pengujian 1300 RPM
Dari grafik cartesian dan diagram polar perbandingan teoritis dan pengujian pada
1300 rpm, dapat dibandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan dan juga teori :

Pada kecepatan 1300 rpm nilai tekanan yang diperoleh pada lubang 16 sebesar
0.709 Psi dan nilai teoritis sebesar 0.634 Psi

Nilai eksentrisitas yang didapat pada engujian adalah sebesar 0.05906 in dan
teoritis sebesar 0.07644 pada kecepatan 1300 rpm

1.6.2 Perbandingan Distribusi Tekanan Arah Radial secara Percobaan dan


Teoritis pada 1700 RPM

Perbandingan P-Po Teoritis dan Percobaan (Pa)


4000
3000
2000
1000

percobaan

0
-1000

6 36 66 96 126 156 186 216 246 276 306 336 360

teoritis

-2000
-3000
-4000
-5000
-6000

Gambar 1.43 Grafik Cartesian Perbandingan Tekanan Teoritis dan Pengujian 1700
RPM

Perbandingan P-Po Teoritis dan Percobaan (Psi)


360

0
1.000

333

33
0.000

303

63

Percobaan
Teoritis

-1.000
273

93

243

123
213

183

153

Gambar 1.44 Grafik Polar Perbandingan Teoritis dan Pengujian 1700 RPM

Dari grafik cartesian dan diagram polar perbandingan teoritis dan pengujian pada
1700 rpm, dapat dibandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan dan juga teori :

Pada kecepatan 1700 rpm nilai tekanan yang diperoleh pada lubang 16 sebesar
0.458 Psi dan nilai teoritis sebesar 0.148 Psi

Nilai eksentrisitas yang didapat pada engujian adalah sebesar 0.05512 in dan
teoritis sebesar 0.0725 pada kecepatan 1700 rpm
1.6.3 Perbandingan Distribusi Tekanan Arah Radial secara Percobaan dan
Teoritis pada 2300 RPM

Perbandingan Distribusi P-Po (Pa) Teoritis dan Percobaan


3000
2000
1000
0
-1000

0 6 36 66 96 126156 186 216246 276 306336 360

Percobaan
Teoritis

-2000
-3000
-4000
-5000
-6000

Gambar 1.45 Grafik Cartesian Perbandingan Tekanan Teoritis dan Pengujian 2300
RPM

Perbandingan Distribusi P-Po (Psi) Teoritis dan Percobaan


360

0
1.000

333

33
0.000

303

63

Percobaan
Teoritis

-1.000
273

93

243

123
213

183

153

Gambar 1.46 Grafik Polar Perbandingan Teoritis dan Pengujian 2300 RPM
Dari grafik cartesian dan diagram polar perbandingan teoritis dan pengujian pada
2300 rpm, dapat dibandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan dan juga teori :

Pada kecepatan 2300 rpm nilai tekanan yang diperoleh pada lubang 16 sebesar
0.359 Psi dan nilai teoritis sebesar 0.140 Psi

Nilai eksentrisitas yang didapat pada engujian adalah sebesar 0.05118 in dan
teoritis sebesar 0.0637 pada kecepatan 2300 rpm

1.7 Kesimpulan dan Saran


1.7.1 Kesimpulan
1. Distribusi tekanan pada pengujian arah radial lebih besar daripada arah aksial
2. Semakin tinggi putaran poros, maka tekanan pada dinding bantalan cenderung
semakin besar.
3. Distribusi tekanan pada hasil pengujian lebih besar dari pada hasil teoritis.
4. Bantalan luncur banyak dipakai di dunia industri, misalnya pada turbin, lokomotif,
sepeda motor, dan kipas angin.
5. Dari grafik perbandingan tekanan teoritis dan pengujian terlihat bahwa tekanan
pengujian tidak sesuai dengan teoritisnya karena beberapa faktor :

Cepatnya pembacaan pada manometer yang seharusnya ditunggu sampai kenaikan


tinggi oli steady state.

Terjadinya kebocoran pada alat pengujian bantalan luncur.

Kekentalan oli sebagai pelumas bantalan semakin berkurang akibat pemakaian


secara terus-menerus.

Adanya pengaruh getaran dari motor sehingga menyebabkan posisi pembebanan


tidak tepat dan inverter tidak stabil.
1.7.2 Saran

1. Dalam menyeimbangkan posisi bantalan, lakukan pembebanan pada batang beban


dengan benar agar posisi bantalan tidak berubah saat terjadi getaran akibat putaran
motor AC.
2. Sebaiknya melakukan perawatan secara rutin pada alat uji, jika ditemukan
kerusakan yang tidak bisa diperbaiki maka alat sebaiknya diganti yang baru
3. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam membaca distribusi tekanan pada pipa
manometer
4. Sebelum melakukan pengujian, sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu
materi tentang bantalan luncur agar saat melakukan pengujian tidak terjadi
kesalahan.

5. Dibutuhkan ketelitian dalam melakukan analisa data pengujian agar tidak terjadi
kesalahan dalam perhitungan data dan analisa.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet praktikum fenomena dasar mekanis 2014.
Khurmi, R. S. 1996. A Textbook of Machine Design. 2005. Eurasia Publishing House
(PVT.) LTD. New Delhi.
Pertamina industrial-hydraulic-oil.pdf
Peter.R.N. Childs. Mechanical Design Second Edition. 2004. University of Sussex, UK
www.antarafoto.com diakses pada 29/05/2015
www.cnbearingcorp.com diakses pada 28/05/2015
www.otomotifnet.com diakses pada 29/05/2015
www.powerplant.persiangig.com diakses pada 28/05/2015
www.sap.ui.ac.id diakses pada 29/05/2015
www.tm.tanggomotor.com diakses pada 28/05/2015
www.timken.com/en-us/products/seals diakses pada 28/05/2015

Anda mungkin juga menyukai