Anda di halaman 1dari 45

Laboratorium Fenomena Dasar Mesin

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarang ini kita sudah tidak asing lagi dengan istilah bantalan.
Ketika seseorang teringat tentang bantalan orang akan langsung berpikiran
mengenai bearing / klahar.

Sebagaimana arti dan fungsi dari bantalan yang merupakan elemen mesin,
yang berguna untuk menumpu poros, merupakan salah satu komponen yang
sangat penting dalam perkembangan teknologi sekarang ini. Bantalan pada
mesin disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung. Bantalan luncur
adalah bantalan dimana terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan
pelumas.

Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban


besar. Berdasarkan arah beban, yaitu radial bearing dan thrust bearing Pada masa
sekarang ini kita sudah tidak asing lagi dengan istilah bantalan.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan distribusi tekanan pelumas bantalan luncur dengan variasi
beban
2. Menghitung gaya angkat hidrodinamis dengan variasi beban

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang
memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk
menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan
yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Pada umumya bantalan dapat
diklasifikasikan menjadi dua (2) bagian yaitu bantalan luncur dan bantalan
gelinding.

Bantalan luncur adalah mesin yang mampu menahan poros berbeban


dengan perantaraan minyak pelumas agar putaran poros dapat berlangsung
secara baik, bantalan ini mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan
beban besar, karena konstruksinya sederhana dan bantalan ini dapat dibuat
dengan mudah, karena ketika tidak beroperasi bantalan dan poros bersentuhan
hal ini akan menyebabkan gesekan yang besar pada poros saat mulai beroperasi
sehingga sistim memerlukan momen yang besar.

Panas yang ditimbulkan dalam bantalan ini akibat gesekan antara


molekul minyak pelumas dan sangat kecilnya jarak ruang antara bantalan
dengan poros terutama pada beban besar, oleh karena itu untuk bantalan yang
menanggung beban besar .

Dengan adanya lapisan pelumas, bantalan luncur dapat meredam


tumbukan dan gesekan sehingga waktu beroperasi hampir tidak menimbulkan

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
suara.Ada berbagai macam jenis bearings yang digunakan untuk berbagai tujuan
yang berbeda – beda.

Diantaranya :

1. Ball bearing
Adalah salah satu jenis bearing yang paling sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari – hari. Bearing jenis dapat menghandle beban radial dan beban
aksial,beban yang terdapat pada dinding bantalan disalurkan ke ball bearing.

2. Roller bearing
Bearing seperti ini aplikasinya dapt kita jumpai pada belt conveyor roller.
Dimana bearing ini digunakan untuk beban yang lebih berat.

3. Ball thrust bearing


Bearing jenis ini aplikasinya dapat kita jumpai pada aplikasi dengan
kecepatan rendah dan tidak cocok digunakan untuk beban radial. Bantalan ini
menggunakan jenis roln kerucut, bantalan ini mampu mengambil/menahan
beban radial tinggi dan beban aksial dalam satu arah.

4. Tapered roller bearing


Bantalan dengan elemen bergulir yang dapat menunjang kekuatan aksial
dan radial. Pengaplikasian tepered roller bearing biasanya digunakan untuk
kendaraan angkutan berat seperti bus dan truk.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

Gambar 2.1 Roller Bearing

Bantalan luncur adalah mesin yang mampu menahan poros berbeban


dengan perantaraan minyak pelumas agar putaran poros dapat berlangsung secara
baik. Bantalan ini dapat menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar,
karena konstruksinya sederhana.

Bantalan ini dapat dibuat dengan mudah, karena ketika tidak beroperasi
bantalan dan poros bersentuhan. Hal ini menyebabkan gesekan yang besar saat
poros mulai berputar sehingga sistem memerlukan momen yang besar.Panas yang
ditimbulkan dalam bantalan ini akibat gesekan antara minyak pelumas dan sangat
kecilnya jarak ruang antara bantalan dengan poros terutama pada beban besar,
oleh karena itu untuk bantalan yang menanggung beban besar diperlukan sistem-
sistem pendinginan khusus.

1. Desain Ball bearing


Data yang perlu diketahui dalam perhitungan bantalan yaitu: putaran poros (n),
diameter poros (d). Dan yang dihitung yaitu:

A. Gaya gaya tumpuan (fr) : Fr=√ F2H + F2V

Dimana :

Fr = gaya radial (lb)

Fh = gaya horinzontal (lb)

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
Fv = gaya vertical (lb)

B. Beban Ekivalen (p) : P=V × Fr

Dimana :

 P = beban ekivalen (lb)


 V = faktor putaran 1 untuk ring dalam berputar 1,2 untuk ring luar
berputar
 Fr = gaya radial (lb)

( )
b
C 106
C. Umur Bantalan (L10) : L10=
P 60 × n

Dimana :

L10 =umur bantalan (jam)

C = basic dynamic load rating (lb)

P = beban ekuivalen (lb)

B = Konstanta yang tergantung dari type bantalan 3 untuk ball bearing


10/3 untuk roller bearing

N = Putaran poros (rpm)

Bantalan secara umum diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bantalan Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros


a. Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.

b. Bantalan Gelinding

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol
jarum atau rol bulat.

2. Atas Dasar Arah Beban Terhadap Poros


a. Bantalan Radial: Arah beban yang ditumpu bantalan ini tegak lurus
sumbu poros.
b. Bantalan Aksial : Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan Gelinding Khusus : Bahan ini dapat menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Menurut pemakaiannya terdapat bantalan untuk penggunaan umum,
bantalan poros engkol, bantalan utama mesin perkakas, bantalan roda kereta
api.Karena bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar dalam
pemakaiannya, maka diperlukan pelumasan yang caranya tidak begitu sederhana.
Panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama pada beban besar,
memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun demikian, karena adanya lapisan
pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir
tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan
gelinding sehingga dapat lebih murah.

Bantalan luncur dapat di klasifikasikan menurut beberapa cara :

Menurut bentuk dan Letak bagian poros yang ditumpu bantalan, yaitu bagian
yang jurnal bantalan, macam-macamnya adalah :

1. Bantalan Radial yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder, ellips, dll.
2. Bantalan Aksial, yang berbentuk engsel, kerah, Michel, dll.
3. Bantalan Khusus yang berbentuk bola
Menurut pemakaiannya terdapat bantalan untuk penggunaan umum,
bantalan poros engkol, bantalan utama mesin perkakas, bantalan roda kereta
api, dll. Dalam teknik auto mobil bantalan luncur dapat berupa bus, bantalan
logam, sinter dan bantalan plastik.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

a. Mempunyai kekuatan cukup ( tahan beban dan kelelahan )


b. Dapat mempunyai/ menyesuaikan diri
c. Mempunyai sifat anti las ( tidak dapat menempel ) terhadap poros jika
terjadi kontak dan gesekan antara logam dengan logam.
d. Sangat tahan karat
e. Cukup tahan aus
f. Dapat membenamkam kotoran atau debu kecil yang terkurung dalam
bantalan.
g. Murah harganya dan tidak terlalu terpengaruh oleh temperaturDalam
praktek, bahan yang mempunyai semua sifat diatas jarang terdapat.

2. Bahan-Bahan Untuk Bantalan

a. Paduan Tembaga
Perunggu, perunggu fosfor dan perunggu timah hitam yang sangat baik
dalam kekuatan, ketahanan panas, tahan karat dan ketahanan terhadap
kelelahan.
b. Logam Putih
Termasuk dalam golongan ini adalah logam putih berdasarkan Sn( yang
biasa disebut dengan babit ) dan logam putih berdasar Pb.

2.2 Bahan Untuk Bantalan Tanpa Pelumasan

Bahan ini mengandung pelumas di dalamnya sehingga dapat dipakai sebagai


bantalan yang melumasi sendiri. Bantalan semacam ini dipakai bila tidak
memungkinkan perawatan secara biasa :

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
a. Jika letak bantalan tidak memungkinkan pemberian pelumas dari luar,
atau juga pemakaian minyak tidak dikehendaki.
b. Jika bantalan mempunyai gerakan bolak-balik sehingga kemungkinan
terbentuknya lapisan minyak sangat kecil
c. Untuk alat-alat kimia atau pengolahan air
d. Untuk kondisi khusus, seperti beban besar, temperatur tinggi/rendah atau
keadaan hampa.

Jenis- Jenis Bantalan Tanpa Pelumas antara lain :

a. Bantalan Plastik
b. Bantalan Logam yang diresapi minyak
c. Pelumas Padat

Bahan-Bahan Bantalan Khusus :

a. Bantalan Kayu
b. Bantalan Karet
c. Bantalan Grafit Karbon
d. Bantalan Permata

Cara-Cara Pelumasan Untuk Bantalan Luncur, antara lain :

Dalam pemilihan cara pelumasan sangat perlu diperhatikan konstruksinya,


kondisi kerja, dan letak bantalan. Tempat pelumasan dan lokasi, bentuk serta
kekasaran alur minyak, juga merupakan faktor-faktor penting. Jadi cara
pelumasan tidal selalu tetap atau pelumasan harus direncanakan atas dasar
pengalaman.

1. Pelumasan Tangan

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
Cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah atau kerja
yang tidak terus-menerus. Kekurangannya adalah bahwa aliran pelumas
tidak selalu tetap atau pelumasan menjadi tidak teratur.
2. Pelumasan Tetes
Dari sebuah wadah, minyak terus diteteskan dalam jumlah yang
tetap dan teratur melalui sebuah katup Jarum. Cara ini adalah untuk beban
ringan dan sedang.
3. Pelumasan Sumbu
Cara ini menggunakan sebuah sumbu yang dicelupkan dalam
mangkuk minyak sehingga terisap oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini
dipakai seperti pelumas tetes.

4. Pelumasan Percik
Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini digunakan
untuk melumasi torak dan batang silinder motor bakar torak yang
berputaran tinggi.

5. Pelumasan Cincin
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros
sehingga akan berputar bersama poros sambil mengangkat minyak dari
bawah. Cara ini dipakai untuk beban sedang.

6. Pelumasan Pompa
Disini pompa digunakan untuk mengalirkan minyak kedalam
bantalan. Cara ini dipakai untuk melumasi bantalan yang sulit letaknya
seperti : bantalan utama pada motor yang berkecepatan tinggi pada saat
memiliki beban.

7. Pelumasan Grafitasi

Dari sebuah tangki yang diletakkan diatas bantalan, minyak dialirkan


oleh gaya beratnya. Cara ini dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi
pada kecepatan keliling sebesar 10-15 m/s.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
8. Pelumasan Celup
Sebagian dari bantalan dicelupkan dalam minyak. Cara ini cocok
untuk bantalan dengan poros tegak, seperti pada turbin air.

Panas yang timbul dalam bantalan akibat gesekan antara molekul


minyak pelumas dan sangat kecilnya jarak ruang antara bantalan dan
poros, terutama pada beban besar. Oleh sebab itu untuk Bantalan yang
menanggung beban berat diperlukan sistem pendingin khusus. Dengan
lapisan pelumas, bantalan luncur dapat meredam tumbukan dan gesekan
sehingga waktu beroperasi hampir tidak menimbulkan suara.

2.3 Teknik Pelumasan

Teknik Pelumasan adalah suatu cara untuk mengurangi dan


memperkecil gesekan dan keausan dengan menempatkan suatu lapisan tipis
(film) fluida diantara permukaan-permukaan yang bergerak atau bergesek
yang selanjutnya disebut bahan pelumas. Bahan pelumas yang umum adalah
berupa cairan (liquids) dan semi-liquid, tapi dapat juga berupa padat atau gas,
atau kombinasi cair, padat dan gas.

Bahan pelumasan dalam wujud cair seperti minyak pelumas dan sangat
kecil jarak ruang antara bantalan dan poros ,terutama beban besar . oleh sebab
itu bantalan yang menanggung beban berat diperlukan sistem pendingin
khusus . dengan lapisan pelumas bantalan luncur dapat meredam tumbukkan
dan gesekan sehingga waktu beroperasi hampir tidak menimbulkan
suara.Bahan pelumas dalam wujud cair seperti minyak mineral mempunyai
kekentalan bervariasi tergantung pada pemakaiannya.

Penyebab-penyebab kerusakan pada bearing:

2.3 Kesalahan bahan 

 faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak


halus maupun berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
 faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik
pada bearing.
1. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak
sesuai dengan petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).

2. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan


buku petunjuk dan keadaan lapangan (real).

3. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai
standart yang ditentukan. 

Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:

 Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin


luar yang berputar yang menimbulkan gesekan dengan
housing/poros

 Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang


kurang sehingga pada saat berputar suhu bantalan akan cepat
meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang lebih.

 Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga


bantalan saat berputar akan tersendat-sendat.

Terjadi misalignment dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya


tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak
sejajar tersebut akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat
merusak bearing. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor
kerusakan bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik,
sehingga timbul getaran yang dapat merusak komponen tersebut.

2.3 Karena terjadi unbalance (tidak imbang)

Seperti pada impeller, dimana bagian-bagian pada impeller tersebut tidak


balance (salah satu titik bagian impeller memiliki berat yang tidak seimbang).
Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran mengalami perubahan gaya

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi), sehingga
berpengaruh pula pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi
pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang
tinggi dan merusak komponen.

Panas yang timbul dalam bantalan akibat gesekan antara molekul minyak
pelumas dan sangat kecilnya jarak ruang antara bantalan dan poros. terutama
pada beban besar Oleh sebab itu untuk Bantalan yang menanggung beban
berat diperlukan sistem pendingin khusus, dengan lapisan pelumas, bantalan
luncur dapat meredam tumbukan dan gesekan sehingga waktu beroperasi
hampir tidak menimbulkan suara.

2.4 Pemeriksaan visual pada bantalan.

Pada pemerriksaan ini yang perlu di periksa yaitu dari sisi samping dan
permukaan kerja dari tanda-tanda keausan. Disamping itu dapat juga
memeriksa diagram /kotoran yang terjadi dengan meraba atau melihat grease
yang ada di bearing.

a. Pembersihan.

Sebelum pemeriksaan fisik dilakukan, perlu dibersihkan terlebih dahulu


dengan cara menghilangkan semua kotoran yang ada di bearing. Pembersihan
dapat dilakukan secara manual yaitu dengan kuas atau lap.

b. Pembersihan fisik.

Yang dimaksud dengan pembersihan fisik disini meliputi pemeriksaan


tanda-tanda kerusakan dan tanda-tanda kerusakan fisik yang di bandingkan
dengan perasaan antara bearing baru. Pemeriksaan tersebut antara lain :

1. Bunyi

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara memegang cincin dalam
kemudian diputar cincin luarnya. Rasakan dengan perasaan dan
bandingkan dengan bearing baru.

2.Pengukuran celah
Pemeriksaan celah dapat dilakukan dengan perasaan dengan cara
digoyang kea rah aksial atau diukur dengan feeler gauge, kemudian
bandingkan dengan standar aksial yang diijinkan. 

3. Tanda kerusakan normal fatique


Tanda ini menunjukkan bahwa bearing sudah melebihi umur yang
telah ditentukan. Jika pada bearing sudah terdapat tanda normal fatique,
maka bearing harus diganti.

4. Pemasangan pada rumah bearing


Flaking (flek) yang terdapat pada sisi yang bertolak belakang,
disebabkan oleh rumah bearing yang oval. Untuk mengatasinya, rumah
bearing digerinda lagi.

5. Tanda kerusakan karena kotoran pada rumah bearing


Jika pada saat pemasangan terdapat kotoran pada bearing, maka
permukaan lintasan cincin dalam akan terlihat tanda-tanda goresan.

6. Tanda kerusakan keretakan


Jika beban yang terjadi tidak ditumpu penuh oleh bearing, cincin luar
dan cincin dalam tidak akan mampu menahan beban dan akan terjadi
keretakan.

7. Tanda kerusakan creep


Kerusakan creep pada sisi bearing, terjadi karena ketidaktepatan
toleransi suaian antara cincin dalam dengan poros atau cincin luar dengan
lubangnya, hal ini menyebabkan bearing akan bergeser

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
8. Kerusakan freeting
Freeting terjadi karena sebagian sisi cincin luar suaiannya longgar,
sehingga terjadi penggeseran ketika berputar. Hal ini dapat disebabkan
karena porosnya lentur.

Dibeberapa tempat, biasanya jika bearing sudah dilepas dari lubang


atau porosnya sudah pasti bearing itu diganti. Hal ini sangatlah merugikan
karena belum tentu bearing tersebut rusak. Bisa jadi bearing rusak bukan
karena pengoperasiannya, melainkan karena cara membukanya yang tidak
tepat. Untuk itu diperlukan ketelitian dan skill yang mumpuni dalam
memasang dan melepas bearing, jangan sampai poros dan lubang jadi
rusak karena cara yang salah.

Sekalipun demikian,karena adanya lapisan pelumas,bantalan ini


dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak
bersuara.Tingkat ketilitian yangdiperlukan tidak setinggibantalan gelinding
sehingga dapat lebih murah.Pelumasanya pun sangat sederhana,cukup
dengan gemuk bahkan pada yang memakai sil sendiri tak perlu pelumas
lagi. Meskipun ketelitianya sangat tinggi,namun karena adanya gerakan
elemen gelinding dan sangkar,pada putaran tinggi bantalan ini agak gaduh
dibandingkan dengan bantalan luncur.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

Gambar 2.2 Bantalan luncur

Karena bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar


dalam pemakaiannya, maka diperlukan pelumasan yang caranya tidak
begitu sederhana.Panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama
pada beban besar, memerlukan pendinginan khusus.Sekalipun demikian,
karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan
getaran sehingga hampir tidak bersuara.Bantalan luncur mampu menumpu
poros putaran tinggi dengan beban besar.

2.3 Bantalan luncur aksial

Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial


yaitu terutama pada saat terjadi melepas / menghubungkan plat kopling
saat mobil berjalan. Konstruksi bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi
dua dan dipasang pada poros jurnal bagian paling tengah.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

Gambar 2.3 Bantalan Luncur radial dan aksial

2.4 Bantalan gelinding / roll

Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol yang


terpisah atau terbagi, sehingga pemasangan / pelepasannya dengan jalan
membagi poros engkol terlebihdahulu.Bantalan roll ini banyak digunakan
pada motor-motor 2 tak .

Kontruksi bantalan ini disesuaikan dengan beban yang di terimanya :

a. Bantalan gelinding aksial

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
b. Bantalan gelinding radial

c. Bantalan gelinding kotak sudut (mengatasi aksi aksial dan radial)

Gambar 2.4 Bantalan gelinding

Karena bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar


dalam pemakaiannya, maka diperlukan pelumasan yang caranya tidak
begitu sederhana.Panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama
pada beban besar, memerlukan pendinginan khusus.Sekalipun demikian,
karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan
dan getaran sehingga hampir tidak bersuara.Tingkat ketelitian yang
diperlukan tidak setinggi bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah.

Bantalan luncur dapat di klasifikasikan menurut beberapa cara :

Menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu bantalan,


yaitu bagian yang jurnal bantalan, macam-macamnya adalah :
1. Bantalan Radial yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder, ellips,
dll.
2. Bantalan Aksial, yang berbentuk engsel, kerah, Michel.

Berdasarkan bahannya bantalan luncur dibedakan menjadi:

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
a. Bantalan satu bahan
Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis bahan saja seperti besi
tuang kelabu atau perunggu. Jenis ini hanya digunakan pada motor
dengan beban.

b. Bantalan dua bahan

Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung dan untuk


bagian luncurnya. Untuk bagian pendukungnya terbuatdari Cuprum
( Cu).

Gambar 2.5 Bantalan Luncur dua bahan

Ketika seseorang teringan tentang bantalan orang akan langsung


berpikiran mengenai bearing/klahar. Bantalan mempunyai sifat mengurangi
gesekan saat komponen mesin berputar. Bantalan adalah komponen yang
digunakan untuk menopang sesuatu yang berputar. Pada sector industry, banyak
alat-alat permesinan yang bekerja. Kerja dari alat-alat mesin itu memerlukan
komponen yang dapat membantu menahan beban dari poros mesin yang bekerja.
Alat tersebut yaitu bantalan (bearing).

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
Sebagaimana arti dan fungsi dari bantalan yang merupakan elemen mesin,
yang berguna untuk menumpu poros, merupakan salah satu komponen yang
sangat penting dalam perkembangan teknologi sekarang ini. Bantalan pada
mesin disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambar Alat Uji

8 4

3
7
2

1
Gambar 3.1 Instalasi Pengujian Bantalan Luncur

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
Keterangan gambar :

1. Motor 5. Plat Plang


2. Bantalan 6. Slang Tekan (16 buah)
3. Poros 7. Bantalan Oli
4. Tekanan Untuk Slang 8. Tabung Fluida

3.2 Alat dan fungsinya

1. Tachometer
Untuk menentukan putaran

2. Beban
Untuk memberikan beban pada poros

3. Stopwatch
Untuk menghitung waktu putaran

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

3.3 Prosedur Percobaan

1. Persiapkan alat uji


2. Cek seluruh instalasi dan pastikan semua sudah terpasang.
3. Pastikan di bak tanki/ terisi oil
4. Catat ketinggian awal pada manometer dari aliran nomor (1-16)
5. Berikan pembebanan berdasarkan data yang diambil
6. Hidupkan alat uji dengan menekan tombol on
7. Tunggu beberapa saat hingga stabil sehingga tidak terjadi pergerakan
pada fluida
8. Ulangi percobaan sesuai dengan ketentuan catat tekanan atau
ketinggian oli referensi (dalam point) dan tutup kran oli
9. Bersihkan alat uji setelah melakukan pengujian

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

3.4 Parameter - parameter Yang Digunakan

Dalam menganalisa fenomena yang terjadi dalam pengujian bantalan


luncur ini digunakan parameter sebagai berikut :

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB IV

ANALISA DATA

4.1Tabel Hasil Pengujian

Tekanan Ho M1=250gr M2=300gr M3=350gr


Fluida

P1 61 81 97 102

P2 55 74 91 97

P3 62 80 87 92

P4 53 63 80 90

P5 77 91 97 101

P6 87 96 104 110

P7 98 100 101 101

P8 91 107 117 121

P9 94 109 119 123

P10 89 102 111 114

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
P11 94 112 129 138

P12 52 55 69 82

P13 44 54 56 68

P14 103 124 135 138

P15 78 110 125 127

P16 53 74 70 159

4.2 Analisa Hasil Pengujian

A. Pembebanan 250 gr

Po + ρ.g.ho = P1 + ρ.g.h1

P1 = Po + ρ.ց ho1 = p1+ρ.ց h1

= 1,01×105 N/m2+(880 kg/m3 × 10 × 0,61m)

= (880 kg/m3 × m/s 10 × 0,81 m)

= 101.000 N/m2 + 5,368 – 7,128

= 99,240N/m2

P2 =Po+ρ.ց ho2= p2+ρ.ց h2

=1,01 × 105 N/m2 +(880kg/m3×10m/s×0,55m)

=(880kg/m3×10m/s×0,74m)

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
=101.000 N/m2 + 4,480 – 6,512

=98,968N/m

P3 = Po+ρ.ց ho3=p3+ρ.ց h3

=1,01×105N/m2+(880 kg/m3×10m/s × 0,62m)

= (880 kg/m3×10 m/s ×0,80m)

=1,01,000 N/m2 + 5.456 – 7.040


= 99,416 N/m2

P4 = Po + ρ.ց ho4 = P4+ρ.ց h4

=101×105N/m2+(880kg/m3×10m/s×0,53)

=(880kg/m3×10 m/s × 0,63 m)

= 100.,120 N/m3

P5 = Po+ρ.ց ho5 = P5+ρ.ցh5

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3×10m/s×0,77 m)

= 101,000 N/m3+6,776-8,008

= 99,768 N/m2
P6 = Po+ρ.ց ho6 = P6+ρ.ց h6

= 101×105 N/m2+(880 kg/m3×10 m/s × 0,87m)

=(880 kg/m3×10 m/s × 0,96m)

= 101,000+7,656-8,448

= 100,208 N/m2

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
P7 = Po+ρ.ց ho7 = P7+ρ.ց h7

=101×102 N/m+(880 kg/m3 ×10 m/s ×0,98m)

=(880 kg/m3×10m/s×1,00m)

=101,000+8,624-8,800

= 100,824 N/m2

P8 = Po+ρ.ց ho7 = P8+ρ.ց H8


= 101×105 N/m2 + (880 kg/m3 ×10 m/s × 0,92m)
= (880 kg/m3 × 10 m/s × 1,07 m)
= 101,000 + 8,008– 9,416
= 99,592 N/m2
P9 = Po+ρ.ց ho9 = P9+ρ.ց h9
= 101×105 N/m2 + (880 kg/m3 ×10 m/s ×0,94 m)
= (880 kg/m3×10 m/s × 1,09)
=99,680 N/ m2
P10 = Po.ρ.ց ho10 = P10+ρ.ց h10
= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,89 m)
= (880 kg/m3 × 10 m/s × 1,02m)
= 101.000 + 7,832– 8,976
= 99.856 N/m2
P11 = Po.ρ.ց ho11 = P11+ρ.ց h11
= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,94 m)
= (880 kg/m3 × 10 m/s × 1.12m)
= 101.000 + 8,272 – 9,856
= 99.416 N/m2
P12 = Po.ρ.ց ho12 = h12+ρ.ց h12

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
= 101×105 N/m2 + (880 kg/m3 ×10 m/s × 0,52 m)
= (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,55m)
= 101.000 + 4,576 – 4,840
= 100.736 N/ m2
P13 = Po.ρ.ց ho13 = h13 + ρ.ց h13
= 101 ×105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,44 m)
= (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,54 m)
= 101,000 + 3,872 – 4,752
= 100,120 N/m2
P14 = Po.ρ.ց ho14 = P14 + ρ.ց h14
= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 1,03 m)
= (880 kg/m3 × 10 m/s × 1,24m)

= 101,000 + 9,064–10,912

= 99,152N/m2

P15 = Po.ρ.ց ho15 = P15 + ρ.ց h15

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,78 m)

= (880 kg/m3 × 10 m/s × 1,10m)

= 101,000 + 6,864 – 9,680

= 98,184 N/m2

P16 = Po.ρ.ց ho16 = P16 + ρ.ց h16

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,53 m)

= (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,74m)

= 101,000 + 4,664– 6,512

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
= 99,152 N/m2

B. Pembebanan 300 gr

P1 = Po+ρ.ց ho1 = P1+ρ.ց h1

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,61m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 1,97 m)

= 101,000 N/m2+15,368 - 8,536

= 97,832N/m2

P2 = Po+ρ.ց ho2 = P1+ ρ.ց h2

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s ×0,55 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 0,91 m)

=101,000 N/m2 + 4,480 – 8,008

= 97,472 N/m2

P3 = Po+ρ.ց ho3 = P1+ ρ.ց h3

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s ×0,62 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 0,87 m)

=101,000 N/m2 + 5,456 – 7,656

= 98,800 N/m2

P4 = Po+ρ.ց ho4 = P1+ ρ.ց h4

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s ×0,53 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 0,80m)

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
=101,000 N/m2 + 4,664 – 7,040

= 98,624 N/m2

P5 = Po+ρ.ց ho5 = P1+ ρ.ց h5

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s ×0,77m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 0,97 m)

=101,000 N/m2 + 6,776– 8,536

= 99240N/m2

P6 = Po+ρ.ց ho6 = P1+ ρ.ց h6

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s ×0,87 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 1,04 m)

=101,000 N/m2 + 7,656 – 9,152

= 99,504 N/m2

P7 = Po+ρ.ց ho7 = P1+ ρ.ց h7

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s ×0,98 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 1,01 m)

=101,000 N/m2 + 8,642 – 8,880

= 100,754 N/m2

P8 = Po+ρ.ց ho8 = P1+ ρ.ց h8

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,791m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 1,17 m)

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
=101,000 N/m2 + 8,008 – 10,296

= 98,712 N/m2

P9 = Po+ρ.ց ho9 = P1+ ρ.ց h9

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,94m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 1,19 m)

=101,000 N/m2 + 8,272 – 120,472

= 98,800 N/m2

P10 = Po+ρ.ց ho10 = P1+ ρ.ց h10

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,09 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 1,11m)

=101,000 N/m2 + 7,833– 9,768

= 99,064 N/m2

P11 = Po+ρ.ց ho11 = P1+ ρ.ց h11

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,94 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 0,69m)

=101,000 N/m2 + 8,272– 9,856

= 99,416N/m2

P12 = Po+ρ.ց ho12 = P1+ ρ.ց h12

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,52 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 0,69 m)

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
=101,000 N/m2 + 4,576 – 6,072

= 99,504 N/m2

P13 = Po+ρ.ց ho13 = P1+ ρ.ց h13

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,44 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 0,54 m)

=101,000 N/m2 + 3,872 – 4,752

= 100,120 N/m2

P14 = Po+ρ.ց ho14 = P1+ ρ.ց h14

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 1,03 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 1,35 m)

=101,000 N/m2 + 9,064 – 11,880

= 98,184 N/m2

P15 = Po+ρ.ց ho15 = P1+ ρ.ց h15

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,78m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 1,25 m)

=101,000 N/m2 + 6,864– 11,000

= 96,864 N/m2

P16 = Po+ρ.ց ho16 = P1+ ρ.ց h16

= 101 × 105 N/m2 + (880 kg/m3 × 10 m/s × 0,63 m)

=(880 kg/m3 × 10 m/s × 0,70m)

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
=101,000 N/m2 + 4,664 – 6,160

= 99,540 N/m2

C. Pembebanan 350 gr

P1 = Po+ρ.ց ho1 = P1 + +ρ.ց ho1

= (1,01.105)+880.10.0,62 = P1+880.10.1,02
= 101,000 + 15,368 = 8.976 +P1

= 107424 = P1 + 8.976

= 107424 - 8.976

= 97,392 N/m2

P2 = Po+ρ.ց ho2 = P2 + +ρ.ց ho2

= (1,01 – 105) + 880.10.055 = P2 + 880.10.0,97

= 101,000 + 4,4800= P2+8,536

= 107600 = P2+8,8536

= 96.944N/m2

P3 = Po+ρ.ց ho3 = P3 + +ρ.ց ho3

= (1,01.105)+880.10.0,62 = P3+880.10.0,97

= 101,000 + 6,072 = P3+8,536

= 107.072 = P3 + 8536

= 98536 N/m2

P4 = Po+ρ.ց ho4 = P4 + +ρ.ց ho4

= 101,000 + 880.10.0,69 = P4 + 880.10.0,92

= 5,456 = P4 + 8,096

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
= 98,360 N/m2

P5 = Po+ρ.ց ho5 = P5 + +ρ.ց ho5

= (1,01.105) +880.10.0,77 = P5+880.10.1,01

= 101.000 + 6,776 = P5 +8,888

= 107512 = P5 + 8,888

= 9,8888 N/m2

P6 = Po+ρ.ց ho6 = P6 +ρ.ց ho6

= (101. 105) + 880.10.0,87 = P6 + 880.10.1,20

= 101.000 + 7,656 = P6 +9,680

= 109.536 = P6 + 9,680

= 98,976N/m2

P7 = Po+ρ.ց ho7 = P7 +ρ.ց ho7

= (1,01.105) + 880.10.0,98 = P7 + 880.10.1,01

= 101.000 + 8,642 = P7 + 8,888

= 109.536 = P7 + 8,888

=100,754N/m2

P8 = Po+ρ.ց ho8 = P8 +ρ.ց ho8

= (1,01.105) + 880.10.0,91 = P8 + 880.10.1,21

= 101.000 + 8,008 + =P8 + 10,648

= 107600 =P8 + 10,648

= 98,360 N/m2

P9 = Po+ρ.ց ho9 = P9 +ρ.ց ho9

= (1,01.105) + 880.10.0,94 = P9 + 880.10.1,23

= 101.000 + 8,272 = P9 +10,824

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
= 98,448 N/m2

P10 = Po+ρ.ց ho10 = P10 +ρ.ց ho10

= (1,01.105) + 880.10.0,89 = P10 + 880.10.1,14

= 101.000 + 7,832 = P10 + 10,032

= 98,800N/m2

P11 = Po+ρ.ց ho11 = P11 +ρ.ց ho11

= (1,01.105) + 880.10.0,94 = P11 + 880.10.1,38

= 101.000 + 8,272 = P11 + 12,144

= 109008 = P11 + 12,144

= 97,128 N/m2

P12 = Po+ρ.ց ho12 = P12 +ρ.ց ho12

= (1,01.105) + 880.10.0,52 = P12 + 880.10.1,81

= 101.000 + 4,527 = P12 + 7,128

= 108480 = P12 +7,128

= 98,399N/m2

P13 = Po+ρ.ց ho13 = P13 +ρ.ց ho13

= (1,01.105) + 880.10.0,85 = P13 + 880.10.0,91

= 101.000 + 7480 = P13 + 8008

= 108480 = P13 + 8008

= 100472 N/m2

P14 = Po+ρ.ց ho14 = P14 +ρ.ց ho14

= (1,01.105) + 880.10.1,03= P14 + 880.10.1,38

= 101.000 + 9,064= P11 + 12.144

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
= 110.240 = P14 + 12.144

= 97,920 N/m2

P15 = Po+ρ.ց ho15 = P15 +ρ.ց ho15

= (1,01.105) + 880.10.0,78= P15 + 880.10.1,27

= 101.000 + 6,864 = P15 + 11,176

= 1098832 = P15 + 11,176

= 96,688N/m2

P16 = Po+ρ.ց ho16 = P16 +ρ.ց ho16

= (1,01.105) + 880.10.0,53= P16 + 880.10.0,59

= 101.000 + 4,664 = P16 + 5,192

= 108.128 = P16 + 5,192

= 100,472/m2

4.4 Analisa Hasil Pembahasan

4.2 Hasil pembahsan bantalan luncur

Tekanan M1 M2 M3

Fluida 250 gr 300 gr 350 gr

P1 99,240N/m2 97,832 N/m2 97,392 N/m2

P2 98,968N/m2 97,472 N/m2 96,944N/m2

P3 99,416 N/m2 98,800N/m2 98,360 N/m2

P4 100,120 N/m2 98,624N/m2 97,744 N/m2

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

P5 99,768 N/m2 99,240N/m2 98,888 N/m2

P6 100,208 N/m2 99,504 N/m2 98,976 N/m2

P7 100,824 N/m2 100,754 N/m2 100,754 N/m2

P8 99,592 N/m2 98,712 N/m2 98,360 N/m2

P9 99,680N/m2 98,800 N/m2 98,448N/m2

P10 99,856 N/m2 99,064 N/m2 98,800 N/m2

P11 99,416N/m2 99,416 N/m2 97,128 N/m2

P12 100,736 N/m2 99,504 N/m2 98,399 N/m2

P13 100,120 N/m2 100,120 N/m2 98,888 N/m2

P14 99,152N/m2 98,184 N/m2 97,920 N/m2

P15 98,184 N/m2 96,864 N/m2 96,688 N/m2

P16 99,152 N/m2 99,604N/m2 100,472 N/m2

4.5. Grafik Analisa Data

4.3 Hubungan Distribusi Tekanan Dengan Massa 250 gram

P1 81

P2 74

P3 80

P4 63

P5 91

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

P6 96

P7 100

P8 107

P9 109

P10 102

P11 112

P12 55

P13 54

P14 124

P15 110

P16 74

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

4.4 Hubungan Distribusi Tekanan Massa 300 gram

P1 97

P2 91

P3 87

P4 80

P5 97

P6 104

P7 101

P8 117

P9 119

P10 111

P11 129

P12 69

P13 56

P14 135

P15 125

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

P16 70

4.5 Hubungan Distribusi Tekanan Massa 350 gram

P1 102

P2 97

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

P3 92

P4 90

P5 101

P6 110

P7 101

P8 121

P9 123

P10 114

P11 138

P12 82

P13 68

P14 138

P15 127

P16 159

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

4.6 Analisa Pembahasan

Dari hasil pembahasan dapat dinyatakan bahwa semakin kecil pemebebanan


yang diberikan, maka semakin kecil pula harga suatu beban (P) yang didapat. Dari

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
grafik pengaruh hubungan titik pengukuran terhadap beban tekanan rata-rata baik
secara aksial maupun radial. Apabila semakin banyak atau besar suatu titik
pengukuran maka akan terjadi peningkatan tehadap tekanan rata-rata.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dengan telah dilakukannya pratikum dengan job bantalan luncur ini


maka pratikan menyimpulkan bahwa dengan adanya minyak pelumas
maka putaran poros dapat berlangsung dengan baik.
2. Dengan adanya pelumas maka kita akan dapat mengurangi gesekan
antara bantalan dan poros.
3. Dengan dilakukannya pratikum ini maka pratikan telah mengetahui
hubungan grafik pembebanan secara aksial dan radial.

5.2 Saran

Dalam melihat hasil ketinggian minyak pelumas sewaktu pembebanan,


pratikan hendaknya berhati-hati, dan diperhatikan dengan teliti Jaga agar tidak
terjadi gelembung udara pada slang minyak pelumas agar data yang diambil
lebih akurat.

Muhammad Faris Khan


2110017211008
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

DAFTAR PUSTAKA

PENUNTUN PRATIKUM FENOMENA DASAR MESIN, JURUSAN TEKNIK


MESIN, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI, UNIVERSITAS
BUNG HATTA.

Eddy, N. 2014. Analisisi Getaran Pada Bantalan Luncur oleh Yang Diakibatkan

oleh Penganruh Kekentalan Pelumasan. Yogyakarta. Prosiding


Seminar

Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 : B111-116.

Erinofiardi. 2011. Desain Umur Bantalan Carrier Idler Belt Convenyor PT.
Pelindo II Bengkulu. Jurnal Teknik Mesin, 8(1) : 41-49.

Aji, K. 2007. Deteksi Kerusakan bantalan gelinding pada pompa sentrifugal


dengan

analisa sinyal getaran. Jurnal Teknik Mesin. 7(1) : 1-85.

Muhammad Faris Khan


2110017211008

Anda mungkin juga menyukai