Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. M.Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat
dapat dipergunakan untuk mengambarkan struktur sosial dari suatu mayarakat
yang bersangkutan. Hubungan kekerabatan sangat erat bagi masyarakat di negaranegara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Hubungan kekerabatan
ini merupakan ikatan atas dasar hubungan darah (keturunan) yang dapat ditelusuri
berdasarkan garis keturunan ayah, ibu atau garis keturunan keduanya. Hubungan
kekerabatan menjadi lebih berarti apabila dihubungkan dengan berbagai segi
kehidupan yang akan membawa aspek budaya, agama, politik, keanggotaan suatu
klan dan lain sebagainya. Sehingga hubungan antar anggota dan kedudukan di
dalam organisasi sosial dapat dilihat berdasarkan ikatan kekerabatan yang
dimilikinya. Mengenai fungsi dan arti dari berbagai macam adat istiadat dan
pranata perkawinan, serta mengenai hak dan kewajiban warga dari berbagai
macam kelompok kekerabatan, dan mengenai kaitannya antara sistem kekerabatan
dengan kehidupan ekonomi, politik, agama dan sebagainya.

Sistem Kekerabatan

B. Rumusan Masalah :
1. Apa pengertian sistem kekerabatan ?
2. Apa pengertian rumah tangga dan keluarga inti ?
3. Apa saja kelompok sistem kekerabatan ?

Sistem Kekerabatan

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Kekerabatan
Kekerabatan merupakan unit sosial dimana anggota-anggotanya mempunyai
hubungan keturunan (hubungan darah). Seseorang dianggap sebagai kerabat oleh
orang lain karena dianggap masih satu keturunan atau mempunyai hubungan
darah dengan ego. Ego adalah seseorang yang menjadi pusat perhatian dalam
suatu rangkaian hubungan, baik dengan seseorang ataupun dengan sejumlah orang
lain. Sistem kekerabatan adalah serangkaian aturan yang mengatur penggolongan
orang-orang sekerabat. Mencakup berbagai tingkat hak dan kewajiban diantara
kerabat. Contohnya kakek, ayah, ibu, anak, cucu, keponakan dan seterusnya.
Sedangkan bentuk kekerabatan lain yang terjalin akibat adanya hubungan
perkawinan

antara

lain

mertua,

menantu,

ipar,

tiri

dan

lain-lain.

( Koentjaraningrat,1992)
Meyer Fortes menyatakan bahwa sistem kekerabatan dapat digunakan untuk
menggambarkan struktur masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat, yang berasal dari
dua macam keluarga, pertama adalah keluarga inti/ keluarga batih/ nuclear family.
Keluarga inti merupakan keluarga yang masih terdiri atas ayah, ibu dan anak yang
belum menikah. Anak tiri dan anak yang secara resmi di angkat sebagai anak
memiliki hak yang kurang lebih sama dengan anak kandung. Bentuk keluarga
yang seperti ini dapat di katakan bentuk yang sederhana.
Dan kedua keluarga luas/ keluarga besar/ extended familyKeluarga luas
merupakan perkembangan dari keluarga inti tersebut. Keluarga luas memiliki
anggota yang lebih banyak, dan ini nanti yang akan disebut sebagai kekerabatan.
Keluarga luas yakni, kekerabatan ini terdiri dari lebih dari satu keluarga inti.
Terutama di daerah pedesaan, warga keluarga luas umumnya masih tinggal

Sistem Kekerabatan

berdekatan, dan seringkali bahkan masih tinggal bersama- sama dalam satu
rumah. Kelompok kekerabatan berupa keluarga luas biasanya di kepalai oleh
anggota pria yang tertua.
Secara umum fungsi keluarga meliputi pengturan seksual, reproduksi,
sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan
perseorangan, dan kontrol sosial.1
Karakteristik keluarga dapat diidentifikasikan dengan hal berikut:
a)

Keluarga terdiri atas orang- orang yang bersatu karena ikatan perkawinan,

darah atau adopsi.


b) Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama- sama dalam satu
rumah, dan mereka membentuk satu rumah tangga. Satu rumah tangga terdiri
dari kakek, nenek,anak-anak, dan cucu, kadang satu rumah tangga terdiri atas
suami dan isteri, tanpa anak, atau dengan satu atau dua, tiga anak saja.
c) Keluarga merupakan satu kesatuan yang berinterksi dan berkomunikasi dan
memerankan peran masing- masing.
d) Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama.
B. Rumah Tangga Dan Keluarga Inti
Sebelum mengenal yang namanya kelurga inti, terlebih dahulu menelaah
tentang tingkatan manusia sepanjang hidup yang dalam antropologi disebut
dengan tingkat-tingkat daur hidup. Tingkatan daur hidup ialah, masa bayi, masa
penyapihan, masa kanak-kanak, masa remaja, masa puber, masa sesudah menikah,
masa kehamilan, masa lanjut usia dan lain-lain. Pada masa peralihan antara satu
tingkat kehidupan ketingkat berikutnya, biasanya diadakan upacara, dan sifatnya
universal. Misalnya; perkawinan, peralihan dari tingkat hidup remaja ketingkat
hidup berkeluarga, yaitu perkawinan, dengan perkawinan masyarakat itu dapat

1 Munandar- Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial,( bandung: PT Refika
Aditma, 2006), hal:115

Sistem Kekerabatan

memenuhi akan kebutuhan seorang teman hidup, harta dan gengsi tetapi juga
untuk memelihara hubungan baik dengan kelompok-kelompok kerabat tertentu.
Keluarga sebagai akibat dari perkawinan, akan terjadi suatu kesatuan sosial
yang disebut rumah tangga, yaitu yang mengurus perekonomian rumah tangga.
Yang dinamakan rumah tangga biasanya terdiri dari keluarga inti, tetapi mungkin
juga terdiri dua sampai tiga keluarga inti, karena rumah tangga itu dapat
diperbesar oleh populasi per generasi maupun secara menyisi dengan
menambahkan keluarga-keluarga inti lainnya.
Untuk mengetahui itu semua diambil sebagai contoh ialah,

masalah

perumahan yang sering kali menyebabkan keluarga muda terpaksa menumpang di


rumah orang tua mereka. Selama mereka belum mengurus ekonomi rumah tangga
mereka sendiri, dan masih turut makan dari dapur orang tua, maka keluarga muda
itu belum dikatakan membentuk rumah tangga.
Sebaliknya, kalau mereka sudah mengurus ekonomi rumah tangganya
sendiri, walaupun mereka masih tinggal di rumah orang tua, maka mereka dapat
dikatakan membentuk suatu rumah tangga. Dapur memang merupakan lambang
dari suatu rumah tangga, misalnya di Bali istilah untuk rumah tangga dikenal
dengan sebutan kuren yang berarti dapur.
Untuk menghitung jumlah rumah tangga biasanya seorang peneliti
menghitung jumlah dapur bukan jumlah bangunan, atau keluarga inti yang ada. Di
desa-desa orang iban di Kalimantan Barat, misalnya, satu rumah panjang yang
dibangun di tepi sungai, dihuni oleh seluruh anggota keluarga luas (kadangkadang bahkan lebih dari satu keluarga luas).
Untuk menghitung jumlah keluarga inti dalam rumah panjang tersebut kita
tinggal menghitung jumlah dapur yang ada.
Keluarga inti. Sebagai akibat dari perkawinan, akan juga terjadi suatu
kelompok kekerabatan yang di sebut keluarga inti. Yang termasuk dalam keluarga

Sistem Kekerabatan

inti ialah suami, istri dan anak-anak mereka yang belum menikah. Bentuk
keluarga semacam ini disebut keluarga conjugal. Keluarga inti ini merupakan
sistem kerjasama antar laki-isteri dan keturunan, dan merupakan pendidikan yang
penting dalam sosialisasi anak-anak yang dibesarkan.
Bentuk keluarga inti seperti ini adalah bentuk yang sederhana dan
berdasarkan monogami yaitu antara seorang laki-laki dan wanita. Keluarga inti
yang lebih kompleks adalah apabila dalam keluarga terdapat lebih dari seorang
suami atau isteri. Keluarga inti seperti ini adalah keluarga yang berdasarkan
poligami.
Secara khusus, keluarga inti dengan seorang suami tetapi lebih dari seorang
isteri disebut keluarga inti berdasarkan poligini, sedangkan keluarga inti dengan
seorang suami lebih tetapi lebih dari seorang suami disebut keluarga inti
berdasarkan poliandri.
Harus diingat bahwa pengertian rumah tangga dan keluarga inti, harus
dipisahkan secara tajam, yakni rumah tangga lebih besar dari keluarga inti,
ditambah dengan orang-orang yang menumpang, pembantu-ptembantu rumah
tangga, pelayan atau budak-budak, atau bahkan terdiri dari dua atau tiga keluarga
inti.
Keluarga inti diseluruh dunia memiliki dua fungsi pokok yaitu:
1. Dimana warganya dapat memperoleh dan mengharapkan bantuan serta
perlindungan dari sesama warga keluarga inti.
2. Keluarga inti merupakan kelompok di mana warganya diasuh dan memperoleh
pendidikan awalnya ketika mereka belum mandiri.
C. Kelompok-Kelompok Kekerabatan
Bentuk-bentuk keluarga inti adalah kesatuan yang dalam antropologi disebut
kingroup, atau kelompok kekerabatan. Selain keluarga inti masih banyak bentuk
kelompok yang kekerabatan yang lain, sebelum mempelajari berbagai bentuk
kelompok kekerabatan, perhatikankan dulu apa yang dimaksud dengan group atau

Sistem Kekerabatan

kelompok. Suatu kelompok adalah kesatuan individu yang diikat oleh sekurangkurangnya 6 unsur, yaitu:
1. Sistem norma-norma yang mengatur tingkah-laku warga kelompok,
2. Rasa kepribadian kelompok yang disadari semua warganya,
3. Interaksi yang intensif antarwarga kelompok,
4. System hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antawarga kelompok,
5. Pemimpin yang mengatur kegiatan-kegiatan kelompok dan
6. Sistem hak dan kewajiban terhadap harta produktif, harta konsumtif, atau
harta pusaka tertentu.
Dengan demikian hubungan kekerabatan merupakan unsur pengikat bagi
suatu kelompok kekerabatan. Tidak semua kelompok memiliki ke-6 unsur tersebut
di atas, kerena selain wujudnya berbeda-beda, ada pula yang berbeda nilainya.
Demikian juga nilai dari kelompok-kelompok kekerabatan berbeda-beda.
Di dalam sistem kekerabatan ada beberapa macam kelompok kekerabatan
antara lain:
1. Klen kecil(Unlineal) yaitu kelompok kekerabatan yang terdiri dari beberapa
keluarga luas keturunan dari satu leluhur. Ikatan kekerabatan berdasarkan
hubungan melalui garis keturunan pria saja(patrilineal), atau melalui garis
keturunan wanita(matrilineal). Biasanya dalam klen ini anggota kekerabatan
masih saling mengetahui dan mengenal dan masih tinggal di satu daerah.
Unlineal dibagi menjadi dua :
Matrilineal
Matrilineal merupakan prinsip menghitung anggota dengan menarik garis
keturrunan dari pihak perempuan ibu.
Patrilineal
Patrilineal merupakan prinsip mennghitung anggota kerabat dengan menarik garis
keturunan pihak laki-laki atau ayah.
2. Klen besar (Parental/Bilateral )

Sistem Kekerabatan

Dan yang kedua adalah klen besar /bilateral(parental) yaitu kelompok


kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan dari seorang leluhur, yang
diperhitungkn dari garis keturunan pria atau wanita, sosok leluhur yang
menurunkan para warga klen besar berpuluh- puluh generasi yang lampau itu
sudah tidak jelas lagi, dan seringkali sudah di anggap keramat. Jumlah yang
sangat besr menyebabkan mereka sudah tidak mengenal kerabat- kerabat yang
hubungan kekerabatannya jauh
3. Keluarga ambilineal kecil
Terjadi apabila suatu keluarga luas membentuk suatu kepribdian yang khas,
yang di sadari oleh para warga. Kelompok ambilinel kecil biasanya terdiri dari
sekitar 25- 30 jiwa sehingga mereka masih saling mengenal dan mengetahui
hubungan kekerabatan masing- masing.
4. Keluarga ambilineal besar
Keluarga ambilineal sering bisa terdiri dari lebih dari tiga atau empat angkatan,
tetapi banyak angkatan yang diturunkan oleh seorang nenek moyang yang tidak
saling mengenal dan tahu menahu lagi. Jumlah warga kelompok bisa mencapai
ratusan sehingga mereka sudah tidak saling mengenal dan tahu-menahu lagi.
5. Kindret
yakni, berkumpulnya orang- orang saling membantu dan melakukan kegiatankegiatan bersama saudara, sepupu, kerabat isteri, kerabat yang lebih tua dan
muda.Di mulai dari seorang warga yang memprakarsai suatu kegiatan.Dan
biasanya hubungan kekerabatan ini di manfaatkan untuk memperlancar bisnis
seseorang.
6. Fratri
Kelompok-kelompokkekerabatan yang patrilineal/matrilineal, sifatnya lokal dan
merupakan gabungan dari kelompok klen setempat baik besar/kecil.

Sistem Kekerabatan

Sistem Kekerabatan

7. Parohmasyarakat(moeity)
Kelompok kekerabatan gabungan klen seperti fratri tetapi selalu merupakan
separoh dari suatu masyarakat.2

2 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi II,( Jakarta: PT Renika Cipta, 1998), hal: 110

Sistem Kekerabatan

10

PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahassan di atas dapat disimpulkan bahwa kekerabat merupakan
unit sosial dimana anggota-anggotanya mempunyai hubungan keturunan
(hubungan darah). Sedangkan sistem kekerabatan adalah serangkaian aturan yang
mengatur penggolongan orang-orang sekerabat. Mencakup berbagai tingkat hak
dan kewajiban diantara kerabat.
Keluarga sebagai akibat dari perkawinan, akan terjadi suatu kesatuan
sosial yang disebut rumah tangga, yaitu yang mengurus perekonomian rumah
tangga. Yang dinamakan rumah tangga biasanya terdiri dari keluarga inti.
Keluarga inti ialah suami, istri dan anak-anak mereka yang belum menikah.
Di dalam sistem kekerabatn terdapat beberapa kelompok, diantaranya:
klen kecil(unlineal), klen besar (parental/bilateral ), keluarga ambilineal kecil,
keluarga ambilineal besar, kindret, fratri dan parohmasyarakat(moeity).

Sistem Kekerabatan

11

DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1992..Beberapa

Pokok

Antropologi

Sosial, Jakarta:

Dian

Rakyat.
Koentjaraningrat. 1998. Pengantar Antropologi II.Jakarta: PT Renika
Cipta.
M. Munandar,Soelaeman. 2006.Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep
Ilmu Sosial.Bandung: PT Refika Aditma
Ali

Syahbana,Takdir.Sistem

Kekerabatan.2012.http://takdiralisyahbanabcr.
blogspot.co.id/2012/05/sistem-kekerabatan.html, diakses pada
10 Mei 2016
Sumantri,

Prima

P.

2011.

Sistem

Kekerabatan.http://primapsumantri.blogspot.
co.id/2011/10/sistem-kekerabatan.html.
Samsul.2012.Sistem
Kekerabatan.http://samjavasentris.blogspot.co.id/2012/
10/sistem-kekerabatan.html

Sistem Kekerabatan

12

Anda mungkin juga menyukai