Anda di halaman 1dari 17

Tugas Menejemen Perubahan

Menejemen Perubahan di PT. Kereta Api Indonesia

Harry M. Hamzah
134010486

Dosen Penguji:
Nono Wibisono, SE.,Msc.,Ph.D

Jurusan Manajemen (Reguler Sore)


Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan 2016

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan akan terjadi pada berbagai bidang kehidupan, baik individu,
kelompok masyarakat, lembaga, organisasi, termasuk perusahaan. Perubahan
yang dimaksud meliputi misalnya perubahan dalam perilaku, perubahan dalam
sistem nilai, perubahan dalam metode dan cara bekerja, perubahan dalam
peralatan yang digunakan, perubahan dalam cara berfikir, dan perubahan dalam
hal bersikap. Perubahan juga bisa bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru,
memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru,
penggabungan, melakukan reorganisasi, atau terjadinya peristiwa yang sangat
mengganggu dan sangat signifikan. Perubahan dalam organisasi sangat penting
dilakukan agar perusahaan dapat mempunyai daya saing, beradaptasi dengan
pembaharuan dan meningkatkan keuntungan serta memperkecil kerugian
sehingga perusahaan dapat bertahan dan tetap ada dalam interaksi dengan
lingkungan luar.
Salah satu perusahaan yang melakukan perubahan adalah PT Kereta Api
Indonesia (PT KAI). Berbagai inovasi digagas oleh direktur PT KAI demi
memberikan pelayanan yang terbaik. Sebenarnya perubahan dan inovasi oleh PT
KAI ini merupakan bagian dari self renewing system yakni sebuah sistem yang
mempunyai mekanisme memperbarui dirinya sendiri sesuai perkembangan
lingkungan internal dan eksternalnya. Perubahan yang dilakukan PT KAI juga
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas perusahaan, upaya dalam
menghadapi persaingan, perubahaan lingkungan dan terkologi serta banyak lagi
alasan lainnya.

B. Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.

Bagaimana perubahan-perubahan yang dilakukan PT KAI ?


Apa saja yang menjadi pemicu perubahan di PT. KAI?
Apa saja hambatan yang terjadi dalam perubahan di PT. KAI?
Bagaimana dampak yang terjadi dengan adanya perubahan dari PT KAI ?

C. Profil perusahaan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta
Api Indonesia (Persero) meliputi angkutan penumpang dan barang (Wikipedia,
2014). Adapun visi serta misi perusahaan adalah sebagai berikut:

Visi : Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada


pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

Misi : Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha


penunjangnya melalui praktik bisnis dan model organisasi terbaik untuk
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian
lingkungan berdasarkan empat pilar utama yaitu : Keselamatan, Ketepatan
waktu, Pelayanan dan Kenyamanan.

D. Sejarah singkat perusahaan


Seusai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17
Agustus 1945, karyawan perusahaan kereta api yang tergabung dalam Angkatan
Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari
Jepang. Pada tanggal 28 September 1945, kekuasaan perkeretaapian berada di
bawah tangan bangsa Indonesia yang ditegaskan oleh pembacaan pernyataan
sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA, sehingga sudah tidak ada
campur tangan oleh Jepang. Maka pada tanggal 28 September 1945, ditetapkan
sebagai Hari Kereta Api serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Repoeblik
Indonesia (DKARI). Nama DKARI kemudian diubah menjadi Perusahaan Negara
Kereta Api (PNKA). Nama itu diubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan Kereta
Api (PJKA) pada tanggal 15 September 1971. Pada tanggal 2 Januari 1991, nama
PJKA secara resmi diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) dan
semenjak tanggal 1 Juni 1999diubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
sampai sekarang.

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Perubahan
1. Perubahan Organisasi
Perubahan adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi.
Menurut Kurt Lewin dalam Coram dan Bernard (2001) perubahan organisasi
merupakan suatu proses yang sistematis yakni perubahan dari sebuah topik yang
hanya menarik untuk beberapa akademisi dan praktisi menjadi suatu topik yang
menarik untuk para eksekutive perusahaan untuk kelangsungan hidup organisasi.
Perubahan dalam organisasi dibedakan ke dalam dua jenis, antara lain :
a. Perubahan operasional, yaitu perubahan yang bersifat parsial dan
umumnya tidak menimbulkan dampak yang besar bagi unit-unit lain.
Misalnya perubahan kemasan produk dan seragam karyawan.
b. Perubahan strategis, yaitu perubahan yang menimbulkan dampak luas dan
memerlukan unit-unit terkait, atau bahkan seluruh komponen perusahaan.
Jika satu komponen diubah maka komponen yang lain akan ikut berubah.
Macam-macam perubahan strategis antara lain :

Perubahan budaya dan nilai-nilai dasar perubahan.


Perubahan arah/fokus bisnis.
Perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan
penghasilan (revenue) atau pemakaian sumber daya-sumber daya.

Bagi daft (2004), perubahan strategis adalah sebuah perubahan yang


cenderung radikal, dan perubahan operasional di nilai tak ubahnya sebagai
perubahan incremental.
a. Perubahan incremental adalah perubahan yang secara kontinyu dilakukan
suatu organisasi untuk memelihara keseimbangan umum organisasi.
Biasanya perubahan seperti ini dilakukan terbatas pada salah satu bagian
organisasi dan dampaknya relatif hanya di rasakan oleh bagian itu sendiri.
Misalnya, perbaikan mesin-mesin (introduksi mesin-mesin baru yang lebih
efisien, lebih fleksibel).
b. Perubahan radikal cenderung mengubah referensi, arah, dan kebijakan
organisasi. Biasanya perubahan ini mentransformasi seluruh bagian
institusi. Misalnya, perubahan struktur organisasi dari vertical-fungsional
menjadi matrix, horizontal-teamwork.

2. Kekuatan yang Mendorong Perubahan


Kekuatan-kekuatan lingkungan dimana organisasi mereka beroperasi secara
konstan berubah dan mereka harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu
agar tetap survive. Perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasi ditimbulkan
oleh aneka macam kekuatan eksternal dan internal, yang sering kali berinteraksi
hingga mereka saling memperkuat satu sama lainnya.
Menurut Kinicki dan Kreitner (2003) perubahan dapat dipicu oleh faktor-faktor :
a. Faktor eksternal, pemicunya :

Karakteristik demografi, yang terdiri dari usia, pendidikan, gender, dan


migrasi.
Peningkatan teknologi, berupa otomatisasi industry dan perkantoran.
Perubahan pasar, terdiri atas merger dan akuisisi.
Tekanan sosial dan politik, seperti terjadinya perang, krisis nilai dan krisis
kepemimpinan.

b. Faktor internal, pemicunya :

Masalah sumber daya manusia, berupa peningkatan kebutuhan


Ketidakpuasan kerja
Produktivitas
dan lain-lain.

B. Perubahan yang Terjadi di PT. KAI


1. Perubahan Identitas (Rebranding)
Perubahan Identitas atau rebranding artinya perubahan pada nama, logo,
slogan dari perusahaan. Perubahan logo pada PT KAI diinstruksikan oleh Ignasius
Jonan selaku Direktur Utama PT KAI yang baru untuk mengawali langkah PT
KAI ke dalam tingkat yang lebih tinggi lagi. Beliau bertanggungjawab atas
kinerja PT KAI dan ingin menyebarkan semangat baru kepada semua insan PT
KAI. Selama ini beliau melihat PT KAI cenderung bergerak lambat dan stagnan
karena masih dibantu oleh dana negara, sehingga sulit untuk berkembang. Beliau
merasa sudah saatnya PT KAI bergerak mandiri. Oleh karena itu, semangat
Bangun dan Lari! segera disuarakan oleh beliau untuk menyadarkan semua
insan PT KAI bahwa sudah sepantasnya PT KAI sebagai perusahaan jasa kereta
api terbesar bergerak cepat dan mandiri tanpa bantuan pemerintah. Penyuaraan
semangat baru ini ditandai dengan perubahan logo yang diresmikan pada tanggal
28 September 2011, tepat pada hari ulng tahun PT KAI yang ke 66.
Selain itu, perubahan ini juga dilatarbelakangi oleh rencana pemerintah yang
akan mendatangkan perusahaan swasta untuk masuk dalam industri
perkeretaapian Indonesia, sehingga persaingan dalam memberi pelayanan terbaik
akan terwujud dan monopoli perusahaan yang terjadi akan berakhir. Oleh karena
itu, perubahan logo ini menjadi salah satu realisasi dari semangat Bangun dan
Lari! yaitu sebuah langkah cepat yang diambil oleh PT KAI untuk mewaspadai
adanya persaingan yang ketat dari perusahaan swasta lain dengan cara
memperlihatkan citra yang lebih baik kepada masyarakat dengan lebih awal
sebelum perusahaan swasta datang. Tujuan Perubahan Logo PT KAI Tujuan
umum dari perubahan logo itu sendiri adalah PT KAI ingin menunjukkan kepada
masyarakat luas bahwa PT KAI sudah berubah. PT KAI melakukan perubahan
dalam bentuk restrukturisasi dan reformasi, sehingga berpengaruh dalam
perubahan nilai, mindset serta budaya kerja dalam PT KAI itu sendiri.
Perubahan logo dan nama yang terjadi pada PT. KAI terjadi beberapa kali,
antaralain:
a. Logo DKA, PNKA, dan PJKA (Tahun 1953 - Tahun1988)

Logo DKA, PNKA, dan PJKA (Tahun 1953 - Tahun1988)

b. Logo segilima warna biru PJKA (Tahun 1988- Tahun 1990)

Logo segilima warna biru PJKA & PERUMKA (1988-1990)

c. Logo Perumka dan PT Kereta Api (26 April 1991 - 28 September 2011)

Logo Perumka, PT Kereta Api dan PT Kereta Api Indonesia (1990-28 September 2011)

d. Logo PT Kereta Api Indonesia (28 September 2011-sekarang)

Logo PT Kereta Api Indonesia (28 September 2011-saat ini)

2. Perubahan Teknologi

Teknologi Self Check In

Setelah adanya sistem pemesanan tiket secara online, selanjutnya perubahan


teknologi yang dilakukan oleh PT. KAI diantaranya adalah memberlakukan
sistem Self Check In atau cetak tiket secara mandiri. Hanya dengan
memasukkan nomer booking dan nomor identitas atau KTP, kemudian stasiun
keberangkatannya, penumpang yang telah membeli tiket secara online atau
melalui minimarket, bisa langsung mencetak tiketnya sendiri lewat printer atau
mesin pencetak yang ada tanpa perlu antri di loket. Layanan self check in ini
memudahkan pengguna KA dalam mendapatkan tiket. Penumpang yang sudah
memesan tiket di cannel eksternal atau agen resmi dan sudah mendapatkan kode
booking tidak perlu lagi antri di loket stasiun, bisa mencetak sendiri di sistem self
check tersebut. Saat ini sistem ini baru tersedia di beberapa Stasiun besar di
Indonesia.
Perubahan sistem yang dilakukan oleh PT KAI ini merupakan perubahan
strategis, dimana terdapat perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi,
peningkatan penghasilan (revenue) dan pemakaian sumber daya teknologi untuk
menerapkan sistem baru tersebut.

Aplikasi KAI Acess

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terus berinovasi diiringi dengan


perkembangan teknologi dengan tujuan memenuhi harapan pelanggannya. Salah
satunya dengan pengembangan layanan kemudahan dalam membeli tiket. Tidak
dapat dipungkiri kebutuhan masyarakat terhadap teknologi menjadi salah satu
kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga hal tersebut menjadi peluang PT. KAI
untuk menginovasi produk layanan jasanya, yakni dengan meluncurkan aplikasi
KAI Access pada tahun 2014.

Aplikasi KAI Access ini pernah dibuat sebelumnya pada tahun 2011
dengan nama KABILA atau Kereta Api Mobile Application. Kabila menggunakan
teknologi sms base sesuai dengan teknologi yang sedang berkembang saat itu.
Para pengguna Kabila dapat mengakses informasi jadwal, tarif, lokasi serta berita
berita seputar PT. KAI. Kemudian aplikasi tesebut berkembang pada tahun 2013
dengan diluncurkannya Kereta Api Indonesia Official mobile Application untuk
pengguna Blackberry. Aplikasi tersebut diperbaharui dengan fitur pemesanan tiket
via online.
Maraknya pengguna android, IOS dan Mobile phone membuat aplikasi
tersebut melebarkan pasar untuk dapat di digunakan pada berbagai smartphone
pada tahun 2014, dengan nama KAI Access. Tampilan latarnya biru dan orange
seperti logo PT. KAI, aplikasi ini siap digunakan. Fitur fitur yang ditampilkan
menarik dan user friendly sehingga para pengguna tidak sulit untuk menggunakan
aplikasi ini.
Fitur yang ditawarkan pada aplikasi ini diantaranya Booking Ticket,
Schedule, Booking Check, History, Profile, News, Map, dan About. Fitur
unggulan aplikasi ini yaitu Booking Ticket yang terletak pada pojok kiri atas
tampilan. Pada fitur ini, pengguna dapat melakukan pemesanan tiket hingga
proses pembayaran. Lalu fitur Schedule adalah fitur yang memudahkan
pengguna untuk melihat jadwal kereta, namun apabila jadwal tersebut sesuai dapat
dilanjutkan dengan menu pemesanan dan pembayaran tiket kereta. Fitur Booking
Check berguna untuk melihat kembali detail tiket yang sudah dipesan. Sedangkan
pada fitur History yakni untuk melihat aktifitas pemesanan atau pembelian tiket
kereta. Menu ini akan menampilkan 10 riwayat pemesanan terakhir. Sedangkan
pada Profile, digunakan untuk melihat data pribadi pemesan (nama, no. ID, No
HP, alamat, jenis kelamin, tanggal lahir) yang akan digunakan untuk data
pemesanan. Fitur News digunakan untuk memberikan berita yang otomatis
terhubung dengan website corporate, fitur ini memunculkan 10 berita terakhir
sehingga pemesan akan selalu mendapatkan Informasi perkembangan PT. KAI.
Lalu fitur Map digunakan untuk untuk melihat peta stasiun terdekat dari posisi
pemesan. Fitur yang terakhir yaitu About, merupakan informasi mengenai daftar
waktu dari stasiun asal dan tujuan KA, syarat dan ketentuan pemesanan ticket, dan
lain lain.

3. Perubahan Layanan
Pada tahun 2009, PT KAI melakukan restrukturisasi terhadap 4 layanan yaitu
pelayanan, keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu. Perubahan yang
dilakukan olek PT KAI ini merupakan perubahan strategis yang cenderung radikal
karena melakukan perubahan arah/focus bisnis.
Bererapa perubahan layanan yang terjadi antara lain:

Pelayanan

Dulu Pelayanan dalam pembelian tiket kereta api masih terjadi antrian panjang
yang kadang dapat menghambat proses pembelian tiket. Sehingga banyak praktik
percaloan yang menjual tiket kereta api, serta penumpang dapat naik kereta api
tanpa menggunakan tiket tetapi langsung membayar di dalam kereta api kepada
kondektur, sehingga banyak terjadi kebocoran terhadap pendapatan PT KAI.
Namun sekarang, Perusahaan melakukan perubahan pelayanan berupa
pelayanan pembelian tiket kerata api, pembelian tiket kereta api sekarang lebih
mudah dan menghindari berbagai antrian panjang, tiket dapat dibeli tanpa harus
ke stasiun kereta api, tetapi sudah tersedia di indomart, menggunakan ponsel,
menghilangkan calo dalam pembelian tiket, sehingga tidak ada penumpang gelap
dan jumlah penumpang sesuai kapasitas. Selain pelayanan dalam pembelian tiket,
perusahaan juga melayani penumpang sesuai dengan kebutuhan penumpang.

Kenyamanan

Sebelumnya, dalam memelihara kenyamanan pelanggan juga masih kurang,


terlihat dari masih banyaknya yang berjualan di dalam kereta api, banyaknya
penumpang gelap, penumpang melebihi kapasitas, merokok di dalam kereta, dan
lain sebagainya, itulah sebagian keluhan penumpang yang membuat mereka tidak
nyaman di dalam kereta.
Perubahan dalam menunjang kenyamanan penumpang, perusahaan merubah
berbagai keluhan-keluhan yang dirasakan penumpang yaitu dengan menertibkan
Pedagang Kaki Lima (PKL) di dalam kereta, menertibkan penumpang gelap,
membatasi penumpang sesuai kapasitas sehingga penumpang jarak jauh dilarang
berdiri, serta menertibkan atau memberikan larangan merokok di dalam kereta.

4. Perubahan Struktur Organisasi


Perubahan struktur organisasi di PT KAI terlihat dari bentuk struktur
organisasi yang konvensional menjadi lebih modern, atau dari yang tidak banyak
pembagian-pembagian menjadi lebih banyak pembagian, bisa dikatakan bentuk
struktur organisasinya lebih gemuk.
Perubahan yang paling terlihat saat pengangkatan Ignatius Jonan menjadi
direktur utama di Tahun 2009. Pada saat itu susunan PT. KAI banyak yang
berubah serta banyak perubahan mengenai berbagai kebijakan didalamnya.

5. Perubahan Fasilitas
Fasilitas yang ada dalam menunjang kebutuhan konsumen PT.KAI pun
banyak yang dirubah/ diperbaharui. Contohnya kursi untuk kelas ekonomi yang
mulanya usang, diperbaharui menjadi bagus, rapi dan nyaman digunakan.
Dan pada bulan Agustus 2016, PT. KAI membeli unit-unit kereta baru untuk
kelas ekonomi. Sehingga aka nada fasilitas tambahan seperti AC, TV serta
colokan listrik yang mulanya tidak ada.

6. Perubahan SDM
Menurut data yang dikeluarkan oleh PT. KAI di website mengenai profil SDM
PT. KAI setidaknya terdapat lima perubahan mendasar dalam sistem manajemen
SDM Perseroan, yaitu perubahan sistem remunerasi, meniadakan senioritas,
perekrutan (pro hire), penegakan hukum, dan pengembangan SDM. Dari
keseluruhan pegawai PT. KAI sebanyak 27.030 orang , 24.393 pegawai berstatus
organik dan 1.226 berstatus Pegawai Kontrak Magang (PKM). Komposisi tidak
termasuk 7 Dewan Komisaris, 10 Dewan Direksi dan 1.359 berstatus Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Pada tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah
pegawai lulusan SMA ke atas. Peningkatan tertinggi pada lulusan perguruan tinggi
Strata 1 sebesar 27% menjadi 1.033 pegawai dari 809 pegawai pada tahun 2012.
Sementara itu lulusan SMP ke bawah turun. Jumlah pegawai lulusan SD turun
21% dari menjadi 2.269 pegawai dari tahun 2012 sejumlah 2.886 pegawai. Dalam
pengelolaan SDM tersebut, tingkat keluar masuk (turnover) pegawai menjadi
perhatian perseroan. Pada tahun 2013 terdapat penambahan 1.354 pegawai dan
pengurangan pegawai 1.456 orang. Penambahan pegawai merupakan hasil
perekrutan. Pengurangan pegawai disebabkan pegawai pensiun normal, pensiun
dini, pengunduran diri, meninggal dunia, atau pensiun dikarenakan menjadi
direksi.

Dengan kata lain, kali ini PT. KAI berhasil mengimplementasikan doktrin
NPM penghematan yang lebih tinggi dalam penggunaan sumberdaya.
Data stastistik mengenai komposisi pegawai PT. KAI 2009 - 2013 berdasarkan
pendidikan :

Pendidikan

SD
SMP
SLTA
D3
S1
S2
S3

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

7922
6845
9771
449
452
93
-

6845
7013
12801
360
561
78
-

5717
6728
13019
355
627
74
-

4017
3946
18915
323
612
80
-

2886
3415
19507
340
809
73
-

Dari data diatas, terlihat bahwa tahun 2009 terdapat kenaikan jumlah
pegawai baik lulusan SD-SLTA, namun mengalami penurunan pegawai dengan
tingkat pendidikan D3-S2. Meskipun selalu peningkatan jumlah pegawai dari SDSLTA, namun D3-S2 terjadi penurunan. Beberapa kritikan memang ada karena
SDM dari PT. KAI terhitung rendah dengan lulusan SLTA mendominiasi, tetapi
manajemen PT. KAI dalam merekrut pegawai lebih melihat kinerja, dedikasi,
integritas, siap bekerja keras dan kompetensi dibandingkan hanya titel pendidikan.

7. Perubahan dari Segi Bisnis atau Usaha Perusahaan


Seiring bertambah banyaknya persaingan di dunia bisnis terutama jasa
transportasi, perusahan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai mengembangkan
usahanya dengan mendirikan berbagai anak perusahaan serta bekerja sama dengan
perusahaan lain.
Perusahaan perusahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

Reska Multi Usaha

PT Reska Multi Usaha adalah anak perusahaan PT Kereta Api


Indonesia bergerak dalam bidang usaha Restorasi KA, Service On Train (SOT),
Jasa Boga (Catering), Resto & Cafe, Parkir, Housekeeping, On Trip Cleaning

(OTC), Cuci Kereta, RES-TV dan Pendukung Kenyamanan. Perusahaan ini


berkantor pusat di Bandung.

PT KAI Commuter Jabodetabek

PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di


lingkungan PT Kereta Api Indonesia yang mengelola KA Commuter Jabodetabek.
Tugas pokok perusahaan yang baru ini adalah menyelenggarakan pengusahaan
pelayanan jasa angkutan kereta api komuter dengan menggunakan sarana Kereta
Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan Bekasi
(Jabodetabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.

PT KA Pariwisata

PT KA Pariwisata adalah anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia bertujuan


untuk menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
di pasar dalam wilayah Indonesia di bidang pariwisata kereta api, dan kegiatan
usaha yang mendukung pariwisata kereta api dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas. Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta, di Gedung Jakarta
Railway Center.

PT Railink

Kegiatan usaha yang dijalani PT Railink yakni pengoperasian, pengelolaan


dan pengusahaan kereta api bandara, pengembangan dan pengelolaan stasiun
kereta api di bandara dan di pusat kota, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana kereta api, pembangunan prasarana kereta api, konsultasi dan desain
sistem perkeretaapian, pengusahaan jasa lainnya yang menunjang usaha-usaha
pokok. PT Railink mengoperasikan Bandara Kuala Namu Medan. Perusahaan
ini berkantor pusat di Jakarta dan sedang mengembangkan pembangunan KA
Bandara Soekarno Hatta Tangerang yang direncanakan rampung akhir 2015.

PT Kereta Api Logistik (KALOG)

PT Kereta Api Logistik adalah anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia yang
memiliki usaha di bidang layanan distribusi logistik berbasis kereta api. Fungsi
dan peran kontributif KALOG terhadap jasa layanan yang telah disediakan oleh
induknya adalah sebagai pencipta nilai tambah (value creator) sepanjang rantai
nilai (value chain) layanan distribusi logistik, termasuk layanan yang telah
disediakan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero), seperti angkutan barang dan
pergudangan. Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta.

KA Property Management

PT KA Property Management memiliki usaha di bidang pengelolaan


aset/properti perkeretaapian milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) maupun
pihak lainnya dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan serta memberikan nilai

tambah aset/properti tersebut guna memenuhi standar mutu terbaik dengan


menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Perusahaan ini berkantor pusat di
Jakarta.
C. Faktor Pemicu Perubahan
1. Faktor Kepuasan Pelanggan
Pergantian Direksi pada tahun 2009 membuat perusahaan menjadi semakin
giat dalam melakukan banyak perubahan dan perbaikan dalam berbagai aspek
bisnis perusahaan, mulai dari perubahan struktur organisasi yang semula
konvensional menjadi lebih modern, revitalisasi asset-asset perusahaan,
pembenahan prosedur perusahaan, pengelolaan SDM perusahaan secara
menyeluruh, dan lain-lain. Sebelumnya, kereta api dan stasiun di Indonesia
identik dengan kekumuhan dan kesemrawutan, banyak keluhan dari masyarakat
akan buruknya pelayanan PT KAI (DetikNews, 2011). Ditambah pula dengan
adanya tekanan publik terkait dengan keamanan dan kenyamanan serta
keselamatan transportasi kereta api. Namun, PT KAI belum juga menanggapi
keluhan dari masyarakat untuk memperbaiki pelayanannya. Beberapa hal inilah
yang menyebabkan PT KAI harus membuat perubahan perubahan yang mampu
membuat sistem operasional menjadi lebih baik.

2. Faktor Laba dan Rugi


Ketidakpercayaan masyarakat atas apa yang sudah diutarakan sebelumnya
mengakibatkan rugi dalam beberapa tahun. Itulah yang menjadi salah satu faktor
pemicu perubahan di PT. KAI. PT. KAI mengharapkan kondisi keuangannya
membaik setelah dilakukan perubahan.

D. Hambatan dalam Proses Perubahan


Dalam proses perubahan di PT Kereta Api Indonesia (Persero), terjadi
pertentangan baik pertentangan dari pihak internal maupun dari pihak eksternal,
hal tersebut merupakan hambatan tersendiri dalam proses perubahan di PT KAI
(Persero).
1. Pihak Internal
Pihak internal merupakan orang-orang yang berada didalam organisasi atau
perusahaan yang berhubungan langsung dengan organisasi atau perusahaan. Pihak
internal di PT KAI sendiri seperti karyawan perusahaan, tidak sedikit melakukan
penolakan, karena menurut mereka perubahan tersebut akan berdampak bagi
mereka, baik berdampak terhadap tingkat kesulitan kerja, waktu kerja, dan lainlain. Waktu perubahan yang relatif cepat, sehingga karyawan tidak mampu atau

tidak bisa mengimbangi perubahan yang sudah ditetapkan oleh pimpinan,


sehingga tidak sedikit karyawan perusahaan yang tidak bisa mengikuti perubahan,
akibatnya mereka tersingkirkan dengan pensiun dini atau bahkan dipecat oleh
perusahaan apabila karyawan tersebut menghambat proses perubahan, tentunya
pemecatan tersebut secara proporsional atau pemecatan dilakukan ketika sudah
memenuhi syarat karyawan tersebut harus dikeluarkan.

2. Pihak eksternal
Pihak eksternal merupakan orang-orang yang berada di luar organisasi. Pihak
eksternal tersebut seperti masyarakat, masyarakat belum cukup tau bahwa
perusahaan sedang melakukan perubahan, sehingga perusahaan butuh waktu
panjang untuk mengsosialisasikan kepada masyarakat tentang perubahan yang
dilakukan perusahaan PT KAI.
Salah satu contoh hambatan yang terjadi salah satunya tentang perubahan
teknologi yang dilakukan PT KAI untuk penjualan tiketnya yaitu menggunakan
sistem Self Check In atau cetak tiket secara mandiri, ada beberapa hambatan
yang dihadapi oleh perubahan ini, diantaranya adalah :
1. Sistem Self Check In atau cetak tiket secara mandiri belum menyeluruh
di semua stasiun di seluruh Indonesia, hanya ada di beberapa stasiun besar
saja.
2. Sistem Self Check In belum tersosialisasikan di semua kalangan
masyarakat.
3. Banyak pengguna kereta api yang masih bingung menggunakan sistem ini,
dikarenakan memang karena sistem ini masih tergolong baru dan butuh
pembelajaran untuk semua masyarakat yang akan menggunakannya.
Itulah beberapa hal yang membuat perubahan untuk menggunakan sistem
Self Check In atau cetak tiket secara mandiri ini belum dilakukan secara
menyeluruh.

E. Dampak Perubahan
Bagi PT. KAI sendiri perubahan-perubahan yang dilakukan sangat berdampak
positif dalam hal keuangan. Ditandai dengan kenaikan laba yang signifikan dari
tahun ke tahun.
Laba Rugi PT. KAI dari tahun ke tahun dapat dilihat dari table berikut:
No.

Tahun

Biaya TenagaKerja, Gaji,


Tunjangan, dll. (Rp.)

1
2
3
4
5
6
7

2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013

N/A
900 Milyar
1600 Milyar
1900 Milyar
2100 Milyar
2400 Milyar

Laba/ Rugi
Perusahaan
(Rp.)
-38.6 Milyar
-82.6 Milyar
154 Milyar
210 Milyar
201 Milyar
425 Milyar
560 Milyar

Keteranga
n
Rugi
Rugi
Untung
Untung
Untung
Untung
Untung

Selain dari faktor keuntungan, ada pula dampak lainnya dari perubahan pada
masing-masing jenis perubahan yang dilakukan. Antara lain:
1. Dampak Perubahan Identitas
POSITIF

PT. KAI memiliki identitas baru yang menggambarkan citra perusahaan


yang menjadi kebanggaan dari semua orang yang terlibat didalamnya.
Munculnya kepercayaan masyarakat kepada PT. KAI..

NEGATIF

Masyarakat merasa asing dengan tampilan baru. Butuh proses adaptasi


karena masyarakat sudah terbiasa dengan brand yang lama.

2. Dampak Perubahan Teknologi

Mempermudah pelanggan dalam pembelian tiket


Mepercepat efisiensi efektifitas waktu

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Pada dasarnya perubahan dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas
perusahaan untuk jangka panjang. Tentunya dalam proses perubahan akan
dihadapkan dengan berbagai hambatan baik dari internal maupun eksternal.
Perubahan sekecil apapun akan berdampak terhadap perusahaan, baik berdampak
positif maupun sebaliknya, tergantung usaha-usaha yang dapat menunjang
perubahan-perubahan yang ditetapkan perusahaan.
Perubahan perubahan yang dilakukan perusahaan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) pada dasarnya mengalami perubahan yang sangat baik, boleh dikatakan
perusahaan mengalami trasformasi. Seperti kita lihat perubahan-perubahan di PT
KAI yang cukup bagus ini terlihat dari kepercayaan masyarakat yang masih
menggunakan jasa transfortasi kereta api sampai saat ini, melihat pada saat ini
persaingan di bidang jasa transfortasi cukup tinggi serta kenaikan keutungan yang
cukup signifikan dari tahun ke tahun. Selain itu, PT KAI mampu menata ulang
perusahaan, baik dari segi pelayanan, manajerial perusahaan, kenyamanan
penumpang, penertiban didalam kereta, dan lain sebagainya. Sehingga boleh
dikatakan perubahan yang dilakukan PT KAI terbilang berhasil, serta keberhasilan
PT KAI tdk terlepas dari sosok Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan yang
selalu memberikan pembinaan mengenai tata kelola perusahaan kepada para
pejabat internal perusahaan, selain itu Ignasius Jonan berani melakukan gebrakangebrakan untuk meningkatkan kualitas perusahaan.

B. Saran
Adapun saran dari penulis untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah
perusahaan harus memberikan berbagai pelatihan kepada karyawan perusahaan
agar karyawan dapat menyesuaikan terhadap perubahan yang dilakukan
perusahaan, serta sosialisasi perubahan harus ditingkatkan baik kepada pihak
internal maupun pihak eksternal agar tidak terjadi kesalahfahaman yang dapat
menghambat proses perubahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai