Makalah Ilmu Lingkungan
Makalah Ilmu Lingkungan
PENGENALAN AMDAL
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan
DISUSUN
AHMAD FAISAL MAULANA
F 221 16 121
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan hidayahNYA sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan
makalah tersebut.
Makalah ini penulis susun dengan tujuan agar dapat memberikan informasi
kepada pembaca khususnya penulis sehingga lebih memperkaya pengetahuan tentang
AMDAL. Penulis memahami bahwa tanpa bantuan dari semua pihak makalah ini
tidak akan selesai tepat waktu sehingga olehnya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis juga menyadari banyaknya kekurangan dalam makalah ini sehingga
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam
penyusunan makalah-makalah berikutnya dapat lebih baik lagi
Palu, 9 Oktober 2016
Penulis
Ahmad Faisal Maulana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
BAB II ISI
1. KONSEP DASAR AMDAL
2. SEJARAH AMDAL DI INDONESIA
3. UNDANG UNDANG YANG MENGATUR TENTANG AMDAL
4. JENIS DOKUMEN AMDAL
5. PRINSIP KERJA DALAM ANDAL
6. KAWASAN YANG DILINDUNGI DALAM ANDAL
7. KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP YANG TETAP DAN BERUBAH
8. PENILAIAN KOMPONEN HIDUP DALAM KEGIATAN
9. KAJIAN DAN PENYAJIAN TELAAH DALAM LINGKUNGAN HIDUP
10. PROSES/PROSEDUR PENYUSUNAN AMDAL
11. TAHAPAN STUDI AMDAL
12. MANFAAT AMDAL
13. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
14. PERBANDINGAN PRSES AMDAL DI INDONESIA
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
BAB II
ISI
2
3
3
3
4
4
5
7
9
9
9
10
10
11
13
15
16
18
19
19
Oleh karena itu setiap rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan harus
menempatkan rencana atau kegiatan tersebut sebagai bagian dari Pembangunan
Berwawasan Lingkungan (PBL) yang bertujuan untuk melestarikan kemampuan
sumber daya alam, serta memelihara dan meningkatkan keserasian kualitas
lingkungan hidup.
Salah satu hal yang dilakukan untuk mencapai indicator dari Pembangunan
Berwawasan Lingkungan ialah AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup ).
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan ( UU RI
No. 32/2009 ). AMDAL adalah proses pengkajian terpadu yang mempertimbangkan
aspek ekologi, sosial-ekonomi, dan sosial-budaya sebagai pelengkap studi kelayakan
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu
proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, dan
Kultural.
Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) merupakan Telaahan secara
cermat & mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan (UU
RI No. 23/1997)
berlakunya PP. No. 27 Tahun 1999 mulai 7 November 2000 dan satu hal penting yang
diatur dalam PP No. 27 Tahun 1999 ini adalah pelimpahan hampir semua kewenangan
penilaian AMDAL kepada daerah.
Ketentuan-ketentuan di atas mengacu pada peraturan pemerintah PP. No. 27 Tahun
1999 Pasal 1 butir 1. Peraturan ini masih berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Selain
mengacu pada peraturan tersebut di atas, maka landasan peraturan pemerintah tersebut
di atas mengacu pada undang-undang yaitu UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup. Jadi sudah jelas acuan peraturan dan perundangannya,
jadi sebagai bangsa dan masyarakat Indonesia kita wajib melaksanakannya sebagai
perwujudan berbangsa dan bermasyarakat yang baik
C.UNDANG-UNDANG
TENTANG AMDAL
YANG
MENGATUR
A. UNDANG-UNDANG (UU)
UURI No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup jo No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup jo No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan
Hidup
UURI No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
UURI No. 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya
UURI No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
UURI No. 5 Tahun 1994 Tentang Konvensi PBB Mengenai Keanekaragaman
Hayati
UURI No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
UURI No. 6 Tahun 1994 Tentang Konvensi Kerangka Kerja PBB Mengenai
Perubahan Iklim
B. PERATURAN PEMERINTAH (PP)
PP RI No. 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
PP RI No. 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
PP RI No. 19 Tahun 1994 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
PP RI No. 69 Tahun 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta
Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang
PP RI No. 29 Tahun 1986 jo No. 51 Tahun 1993 jo No. 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
PP RI No. 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut
PP RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
C. KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPRES)
Kepres RI No. 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri
Kepres RI No. 23 Tahun 1990 Tentang Bappedal
Kepres RI No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
D. KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP (KEPMEN LH)
3.
4.
5.
F. KAWASAN YANG
ANDAL
DILINDUNGI
DALAM
G.
KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP
YANG TETAP DAN BERUBAH
Komponen Lingkungan Hidup yang Harus Dipertahankan Tetap Lestari Fungsi &
Keberadaannya dalam ANDAL (Kepmen LH No. 11/1994):
Hutan lindung, hutan konservasi & cagar biosfer
Sumberdaya air
Keanekaragaman hayati
Warisan alam & budaya
Kesehatan & kenyamanan lingkungan
Kwalitas udara
Daya dukung lingkungan
Nilai-nilai budaya yang berorientasi & selaras dengan lingkungan
H.PENILAIAN KOMPONEN
HIDUP DALAM KEGIATAN
LINGKUNGAN
TELAAH
Perairan/terestrial
Udara/atmosfir
Kehidupan manusia atau aspek Sosekbudkesmas (Kondisi Sosial Ekonomi
Budaya & Kesehatan Masyarakat)
Identifikasi Dampak yang Potensial Muncul:
Daftar uji (check list)
Bagan alir (flow chart)
Matriks interaksi (interaction matrices)
Tingkat Pentingnya Dampak (SK MenLH No. 49/1987; Kepka Bapedal No. 56/1994):
Jumlah manusia terkena dampak
Luas persebaran dampak
Intensitas dampak
Lama berlangsungnya dampak
Komponen lingkungan terkena dampak
Sifat kumulatif dampak
Sifat berbaliktidak berbaliknya dampak
L.MANFAAT AMDAL
1. Bagi Pemerintah :
Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak (khusus untuk
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui)
Mencegah rusaknya sumberdaya alam lain yang berada di luar lokasi proyek, baik yang
diolah oleh proyek lain, diolah oleh masyarakat, ataupun yang sama sekali belum diolah
Menghindarkan perusakan lingkungan hidup (seperti: timbulnya berbagai pencemaran air,
udara, tanah, dsb) Tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan & keselamatan masyarakat
M.
KEBIJAKAN
INDONESIA
PEMBANGUNAN
DI
model. Banyak negara yang mengadopsi sistem pembangunan berbasis hutang luar
negeri.
Semua negara yang kalah perang di Negara Eropa mengikuti model pembangunan
sebagaimana yang dilakukan oleh Inggris. Dan sebagaimana yang dapat disaksikan
bahwa melalui skema pembangunan berbasis hutang luar negeri, maka tingkat
kesejahteraan masyarakatnya menjadi setarap lebih baik. Oleh karena itu lalu menjadi
rujukan bagi negara-negara lain di dunia.
Negara Amerika Latin, Afrika, Asia dan lainnya juga melakukan hal yang sama.
Negara-negara yang secara ekonomi berhasil seperti Inggris, Belanda, Perancis,
Jepang, Kanada, Amerika Serikat dan sebagainya lalu membentuk organisasi donor
untuk negara-negara yang tergolong dunia ketiga. Hampir seluruh negara berkembang
masuk ke dalam skema bantuan luar negeri, termasuk Indonesia.
Belanda kemudian membentuk Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI)
yang menghimpun dana dari seluruh dana pendonor untuk membantu pembiayaan
pembangunan di Indonesia. Skema ini tampaknya di awal akan berhasil. Sebab
pembangunan yang selama ini tidak bisa dilakukan ternyata bisa dilaksanakan.
Pemerintah pun kemudian merumuskan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
yang dijadikan sebagai pedoman untuk membangun Indonesia. Secara konseptual,
skema pembangunan yang tertuang di dalam GBHN tentulah sangat baik. Hal ini
dapat dipahami sebab yang merumuskan adalah para pakar pembangunan dalam
disiplin ilmu yang sangat mencukupi.
Di lima tahun awal pembangunan, tampaknya skema hutang luar negeri ini akan
berhasil. Banyak infrastruktur ekonomi dibangun. Prasarana jalan, pasar, industri,
infrastruktur pertanian, perkebunan, tambang dan sebagainya dilakukan dengan sangat
getol. Makanya, terjadilah peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai.
Dengan demikian, skema hutang luar negeri dalam proses pembangunan sepertinya
berada di jalur yang benar atau on the right track.
Namun demikian, cerita sukses ini kemudian direduksi oleh tindakan korupsi yang
tidak tertanggungkan. Banyak proyek yang anggarannya berasal dari dana luar negeri
ternyata dikorupsi. Jadi korupsi telah mengkorupsi Indonesia. Uang jutaan dollar yang
dipinjam dari luar negeri kemudian nyasar ke kantong-kantong pejabat. Akibatnya,
proyek yang sesungguhnya dapat digunakan sebagai sarana untuk menyejahterakan
rakyat hanya dapat menyejahterakan individu-individu pelaksana proyek
pembangunan.
Indonesia pun diambang bangkrut hingga akhirnya memaksa pemerintahan harus
mengevaluasi kembali program pembangunannya. Hanya sayangnya bahwa program
bantuan luar negeri melalui skema hutang luar negeri tersebut sudah menjerat
pemerintah Indonesia. Kita sudah tidak lagi memiliki kemandirian dalam membiayai
pembangunan. Hingga sekarang kita masih sangat tergantung kepada hutang luar
negeri untuk pembiayaan proyek-proyek pembangunan.
Namun demikian, sebagaimana yang diungkapkan oleh Direktur Pembiayaan Luar
Negeri Multilateral bahwa pemerintah sudah berusaha secara maksimal untuk
mengurangi hutang luar negeri. Hanya saja memang masih ada hal-hal tertentu yang
memang harus didanai oleh hutang luar negeri untuk mempercepat proses pencapaian
targetnya.
N.PERBANDINGAN
INDONESIA
PROSES
AMDAL
DI
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dewasa ini kesadaran terhadap lingkungan hidup di negara indonesia semakin
membaik, walaupun masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
lain, hal ini di buktikan dengan gencarnya isu-isu lingkungan yang mulai banyak
digembar gemborkan di media massa, salah satunya adalah tentang analisis mengenai
dampak lingkungan (AMDAL) suatu kawasan. namun ironisnya sampai saat sekarang
masih banyak masyarakat yang masih belum mengerti AMDAL, bahkan AMDAL
yang notabene Tata cara penyusunannya telah diatur di dalam (PermenLH no 08 tahun
2006 tentang pedoman penyusunan AMDAL) secara jelas, seringkali penyusunan
AMDAL hanya dengan meng-copy paste dari AMDAL yang lainnya.
2. SARAN
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan
olehnya Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
pada makalah-makalah berikutnya