Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK

BALITA 3-5 TAHUN DI KENAGARIAN MANGGILANG KEC.PANGKALAN KOTO BARU


KAB.50 KOTA TAHUN 2013

Sucika Mhaznarino

ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari fenomena kurangnya perhatian ibu terhadap perkembangan balitanya.
Sedangkan Perkembangan Motorik adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Data WHO
tahun 2006, lebih dari 200 juta anak dibawah lima tahun didunia gagal mencapai kognitif dan potensi sosial,
sehingga terjadi keterlambatan perkembangan dan keterampilan seperti autisme, cacat intelektual, attention
deficit serta keterlambatan dalam aspek berbahasa. Di Indonesia minimal lebih dari 10% anak menderita
ADHD (Attention Deficit Hyperactivities Dysorders) yang diperkirakan sekitar 7000 kasus setiap tahunnya.
Pada Kenagarian Manggilang kecamatan Pangkalan Koto Baru Tahun 2012 pencapaian deteksi dini masih
jauh dari target yaitu dari 508 balita yang dideteksi hanya 125 balita dengan persentase 24.6%. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu tentang perkembangan motorik balita
3-5 tahun di Kenagarian Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota Pada Bulan
April-Juli Tahun 2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dan pengambilan sampel dilakukan
secara Simple Random Sampling, yaitu sebanyak 72 responden. Data diambil melalui penyebaran kuisioner,
kemudian data diolah dengan menggunakan cara manual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72 responden umumnya memiliki pengetahuan rendah,
yaitu sebanyak 48 orang ibu yang mempunyai balita 3-5 tahun (66,67%), 17 orang ibu yang mempunyai
balita 3-5 tahun yang berpengetahuan sedang (23,61%), dan 7 orang ibu yang mempunyai balita 3-5 tahun
memiliki pengetahuan tinggi (9,72%).
Dari penelitian ini di harapkan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan kinerja dan mutu
pelayanan kebidanan terhadap perkembangan motorik pada balita, sehingga ibu yang memiliki balita
mengetahui perkembangan motorik pada anaknya dan diharapkan kepada ibu yang memiliki balita untuk
membawa anaknya keposyandu.

Kata Kunci

: Pengetahuan, Sikap,dan Perkembangan Motorik Balita 3-5 Tahun.

KNOWLEDGE AND ATTITUDES PICTURE OF MOM ON THE DEVELOPMENT OF MOTOR


TODDLER 3-5 YEARS AT KENAGARIAN MANGGILANG KECAMATAN PANGKALAN KOTO
BARU KABUPATEN 50 KOTA IN 2013

Sucika Mhaznarino

ABSTRACT

This study begins with the phenomenon of the lack of maternal attention to the development of their
babies. While the increase in the ability of Motor Development in the structure and function of the body is
more complex in a regular pattern and can be predicted, as a result of maturation. WHO data in 2006, more
than 200 million children under five in the world failed to achieve cognitive and social potential. Resulting
in delays in development and skills such as autism, intellectual disability, attention deficit and delay in
language aspect. In Indonesia, at least more than 10% of children suffer from ADHD ( Attention Deficit
Hyperactivities Dysorders ) is estimated to be about 7000 cases annually. At Kenagarian Manggilang Kec.
Pangkalan Koto Baru Year's 2012 achievement of early detection is still far from the target of 508 infants
were detected only 125 infants with a percentage of 24.6%. Purpose of this study was to determine the "
Knowledge and Attitudes picture of Mom on the Development of Motor Toddler 3-5 years at Kenagarian
Manggilang Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. 50 Kota of the Month from April to July in 2013 ".
The method used is descriptive method, and sampling is done by simple random sampling, as many
as 72 respondents. Data retrieved through the distribution of questionnaires, and the data processed using
the manual method.
The results showed that of the 72 respondents generally have low knowledge , as many as 48 mothers
with toddlers 3-5 years (66.67%), 17 mothers with toddlers 3-5 years old who are knowledgeable (23.61%),
and 7 mothers with toddlers 3-5 years old have a high knowledge (9.72%).
Of this research is expected to health workers to improve the performance and quality of obstetric
services for motor development in young children, so mothers who have children know the motor
development in children and is expected to mothers who have children to bring their children to posyandu.
Keywords

: Knowledge, Attitudes, and Toddlers 3-5 Years of Motor


Development

PENDAHULUAN
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.(Dian, 2011)
Pada saat ini di Indonesia telah
dikembangkan program anak-anak prasekolah
yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan
anak sedini mungkin dengan menggunakan APE
(Alat Permainan Edukatif). APE adalah alat
permainan
yang
dapat
mengoptimalkan
perkembangan anak disesuaikan dengan usianya
dan tingkat perkembangannya. (DDTK, 2006),
serta berguna untuk pengembangan aspek fisik
(kegiatan-kegiatan
yang
menunjang
atau
merangsang pertumbuhan fisik anak). aspek
bahasa (dengan melatih berbicara menggunakan
kalimat yang benar) dan aspek sosial (khususnya
dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu
dan anak, keluarga, dan masyarakat).
Pembangunan kesehatan sebagai bagian
dari upaya pembangunan manusia seutuhnya.
Melakukan pembinaan kesehatan anak sejak dini
melalui kesehatan ibu dan anak pembinaan
kesehatan ibu dalam perkawinan, semasa hamil,
dan melahirkan ditujukan untuk menghasilkan
keturunan yang sehat dan berpotensi tangguh
pembinaan kesehatan anak usia dini sejak masih
dalam kandungan hingga usia balita ditujukan
untuk melindungi anak dari ancaman kematian
dan sakit yang dapat membawa anak cacat serta
untuk meningkatkan kualitas hidup agar
1 anak
mencapai tumbuh kembang optimal.(Monic,
2005)
Pada masa balita ini perkembangan
kemampuan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Setiap kelainan / penyimpangan sekecil apapun
apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani
dengan baik akan mengurangi kualitas sumber
daya manusia dikemudian hari. Interaksi antara
anak dan orang tua, terutama peranan ibu sangat
bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara
keseluruhan karena ibu dapat segera mengenali
kelainan proses perkembangan anaknya sedini

mungkin dan memberikan stimulasi yang efektif


pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh
dalam aspek fisik, mental dan sosial, karena
sekarang ini banyak keluarga yang secara
berlebihan memberikan alat permainan kepada
anak yang tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan anak sehingga mengakibatkan
timbulnya gangguan
atau penyimpanganpenyimpangan terhadap tumbuh kembang anak
(Soetjiningsih, 2000).
Jumlah balita di Indonesia sekitar 10% dari
seluruh populasi. Maka sebagai calon generasi
penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita
di Indonesia perlu mendapat perhatian serius.
Pembinaan pertumbuhan perkembangan anak
secara komprehensive dan berkualitas yang
diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi,
deteksi dan intervensi dini penyimpangan
pertumbuhan perkembangan balita dilakukan pada
masa kritis (Depkes, 2005).
Berdasarkan data WHO tahun 2006, lebih
dari 200 juta anak dibawah lima tahun didunia
gagal mencapai kognitf dan potensi sosial.
Sehingga terjadi keterlambatan perkembangan dan
keterampilan seperti autisme, cacat intelektual,
dan attention deficit serta keterlambatan dalam
aspek berbahasa. Menurut dr. Ika Widyawati,
fakultas kedokteran Universitas Indonesia tahun
2000 lalu memperkirakan terdapat kurang lebih
6.900 anak penyandang autis di Indonesia. Bukan
hanya autisme gangguan perkembangan lainnya
seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivities
Dysorders) didunia juga sangat memprihatinkan
dengan prevalensi 3 hingga 5%. Di Indonesia
minimal lebih dari 10% anak menderita ADHD
yang diperkirakan sekitar 7.000 kasus setiap
tahunnya. Dan masih banyak gangguan
perkembangan lainnya yang terjadi pada anak
seperti gangguan bicara dan bahasa 56,61% serta
keterlambatan duduk atau berdiri 10,09%
(Widodo, 2006).
Menurut profil kesehatan Indonesia tahun
2009 tentang cakupan deteksi dini tumbuh
kembang balita diperoleh persentase sebesar
52,05%, sementara target yang harus dicapai 70%.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya dari orang tua
yang
cenderung
menyediakan
perawatan
kesehatan, nutrisi, dan stimulasi yang buruk
kepada anak mereka.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota tahun 2012
untuk cakupan deteksi dini tumbuh kembang

balita di Kabupaten 50 Kota didapatkan dari


29.407 jumlah anak balita, yang dideteksi hanya
sebanyak 11.766 dengan persentase 40%. Dari
data tersebut pada tahun 2012 jumlah balita
banyak terdapat di Kecamatan Pangkalan Koto
Baru yaitu 1.510 sedangkan yang dideteksi
sebanyak 355 dengan persentase 23.5%.
Angka yang tercatat masih jauh dari target.
Yang mana Kecamatan Pangkalan Koto Baru ini
memiliki 3 kenagarian yaitu Kenagarian
Pangkalan, Manggilang, dan Koto Alam.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas
Pangkalan Koto Baru untuk cakupan deteksi dini
tumbuh kembang balita, persentase terendah
terdapat di Kenagarian Manggilang dengan
jumlah balita 1-5 tahun sebanyak 508, dan
khususnya balita yang berumur 3-5 tahun
sebanyak 288 dan yang dideteksi hanya sebanyak
125 dengan persentase 24.6%.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan
pada tanggal 18 Maret s/d 05 April 2013 dengan
15 orang ibu yang memiliki balita usia 3-5 tahun
di Kanagarian Manggilang Kecamatan Pangkalan
Koto Baru, 11 orang diantaranya tidak mengetahui
Perkembangan motorik balita usia 3-5 tahun.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu
tentang Perkembangan Motorik Balita 3-5 Tahun
di Kanagarian Manggilang Wilayah Kerja
Puskesmas Pangkalan Koto Baru Tahun 2013.

SUBJEK DAN METODE


PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metoda penelitian deskriptif. Metoda penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
suatu fenomena yang ada di dalam masyarakat
(Notoatmodjo,2010). Dengan tujuan untuk
mendiskripsikan Gambaran pengetahuan dan
sikap Ibu tentang Perkembangan Motorik Balita
Usia 3-5 Tahun di Kanagarian Manggilang
Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan Koto Baru
Tahun 2013. Penelitian ini telah dilakukan di
Kanagarian Manggilang Kecamatan Pangkalan
Koto Baru pada bulan April Juli 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibuibu yang mempunyai balita 3-5 tahun , adapun
jumlah ibu-ibu yang mempunyai balita 3-5 tahun
adalah 288 orang di Kanagarian Manggilang

Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan Koto Baru


tahun 2013
Teknik pengambilan sample dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
tekhnik simple random sampling yaitu
pengambilan sampel secara acak sederhana,
dimana sampel yang digunakan adalah ibu-ibu
yang memiliki balita yang berumur 3-5 tahun.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Di
Kenagarian
Manggilang
Kecamatan
Pangkalan Koto Baru Pada Bulan April-Juli
2013
No
1

Umur
<20
20-35
>35
Jumlah
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Jumlah
Pekerjaan
IRT
SWASTA
PNS
TANI
Jumlah

F
7
49
16
72
F
11
21
38
2
72
F
39
10
1
22
72

%
9,72
68,06
22,22
100
%
15,28
29,17
52,78
2,77
100
%
54,16
13,89
1,39
30,56
100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa


dari 72 responden, sebagian besar (68,06%)
responden berusia antara 20-35 tahun. Ditinjau
dari pendidikan (52,78%) responden memiliki
latar belakang pendidikan SMA, dan lebih dari
separuh (54,16%) reponden bekerja sebagai ibu
rumah tangga.
Hasil Penelitian
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Ibu yang Mempunyai Balita 3-5 Tahun tentang
Perkembangan Motorik Di Kenagarian
Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru
Pada Bulan April-Juli 2013
No

Pengetahuan

1.
2.
3.

Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

7
17
48
72

9,7
23,6
66,7
100

Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa


dari 72 responden, (66,7%) responden memiliki
pengetahuan rendah tentang Perkembangan
Motorik Balita 3-5 Tahun.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu yang
Mempunyai Balita 3-5 Tahun tentang
Perkembangan Motorik Di Kenagarian
Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru
Pada Bulan April-Juli 2013
No
1.
2.

Sikap
Positif
Negatif
Jumlah

F
31
41
72

%
43,1
56,9
100

Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa


dari 72 responden, lebih dari separuh (56,9%)
responden memiliki sikap yang tidak baik tentang
Perkembangan Motorik Balita 3-5 tahun

PEMBAHASAN
Pengetahuan Responden
Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 72 orang responden di
Kenagarian Manggilang Kecamatan Pangkalan
Koto Baru yaitu 7 responden (9,7%)
berpengetahuan tinggi karena responden sering
mendapatkan
informasi
kesehatan
atau
penyuluhan tentang perkembangan balita.
Selanjutnya 17 responden (23,6%) memiliki
pengetahuan
sedang
karena
responden
mendapatkan informasi melalui tetangga dan
lingkungan sekitar. Kemudian 48 responden
(66,7%) memiliki pengetahuan rendah karena
sebagian besar responden tidak mendapatkan
informasi yang jelas baik dari tetangga,
lingkungan, maupun dari tenaga kesehatan.
Menurut
teori
yang
dikemukakan
(Notoadmodjo, 2010) pengetahuan adalah hasil
tahu dari manusia dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,
perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu umur, pendidikan, dan pekerjaan. Semakin
tinggi pendidikan maka seseorang akan mudah
menyesuaikan hal baru tersebut dan pendidikan
yang semakin tinggi pengalaman yang diperoleh
juga akan lebih luas. Sedangkan semakin tua
seseorang maka pengalaman didapatkan dalam

hidup akan semakin banyak, dan sebaliknya.


Semakin tinggi pekerjaan seseorang maka akan
semakin luas pula pola pikir dan semakin banyak
informasi yang didapatkan seseorang, dan
sebaliknya.
Masih
banyaknya
ibu-ibu
yang
mempunyai
balita
3-5
tahun
memiliki
pengetahuan rendah tentang perkembangan
motorik, diasumsikan karena adanya faktor-faktor
pendukung yang telah disebutkan diatas. Dengan
membandingkan pernyataan ahli dan hasil
penelitian
tampak
ketidaksesuaian
antara
keduanya, dilihat dari hasil penelitian banyak dari
responden yang berpendidikan tinggi seperti SMA
(52,78%), tetapi memiliki pengetahuan yang
rendah
tentang
perkembangan
motorik.
Selanjutnya dilihat dari faktor umur, terdapat
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang
ada, sebagian besar responden berusia 20-35 tahun
yang seharusnya sudah memiliki cukup banyak
pengalaman tentang perkembangan motorik
khususnya pada balita 3-5 tahun, tetapi tetap
memiliki pengetahuan yang rendah tentang
perkembangan motorik.
Faktor lainnya yaitu pekerjaan yang
banyak disandang oleh responden yaitu sebagai
ibu rumah tangga (54,16%). Kurangnya
pengetahuan yang dimiliki ibu rumah tangga
disebabkan oleh terhambat atau terbatasnya
pergaulan responden yang hanya bekerja dirumah
dan mendapat informasi yang seadanya saja
tentang perkembangan motorik. Dan ibu-ibu yang
mempunyai suami dengan mata pencaharian
petani cenderung mengikuti suaminya ke ladang,
dan diladang tersebut sangat susah untuk
mendapatkan informasi.
Faktor
umum
yang
menyebabkan
rendahnya pengetahuan ibu tentang perkembangan
motorik adalah kurangnya informasi yang mereka
peroleh dari berbagai sumber baik dari media
massa seperti televisi, radio, ataupun penyuluhan
dari tenaga kesehatan khususnya bidan, serta
sedikitnya informasi yang didapatkan dari teman
ataupun keluarga dan lingkungan.
Penelitian yang dilakukan penulis ini
mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh Firatul Hayani pada tahun
2010 bahwa dari 50 orang yang dijadikan sampel
penelitian, 36 orang memiliki pengetahuan yang
rendah, 11 orang memiliki pengetahuan sedang,
dan 3 orang memiliki pengetahuan tinggi.

Sikap Responden
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa
lebih dari setengah responden memiliki sikap yang
negatif terhadap perkembangan motorik, yaitu
sebanyak 41 responden (56,9%). Hal ini
disebabkan karena banyaknya responden yang
belum terlalu mengenal perkembangan motorik
balita 3-5 tahun dan kurangnya dukungan serta
fasilitas, serta enggan maengambil keputusan,
sehingga banyak anggapan negatif yang timbul
dari masyarakat maupun responden sendiri.
Sikap merupakan reaksi atau respons
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Terwujudnya sikap menjadi
suatu perbedaan yang nyata diperlukan faktor
pendukung antar lain fasilitas dan persepsi
seseorang
terhadap
memutuskan
sesuatu.
(Notoatmodjo, 2007). Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi sikap, yaitu pengalaman pribadi,
pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, media
masa, lembaga pendidikan dan lembaga agama,
faktor emosional. (Notoatmodjo, 2003: 125)
Menurut
asumsi
penulis,
yang
menyebabkan adanya respon yang tidak baik
karena banyaknya responden yang belum terlalu
mengenal dan mengerti dengan perkembangan
motorik, dan kurangnya dukungan serta fasilitas,
serta enggan maengambil keputusan, sehingga
banyak anggapan negatif yang timbul dari
masyarakat maupun responden sendiri. Penulis
juga menyimpulkan hal-hal terkait yang
menyebabkan adanya respon yang tidak baik
tentang perkembangan motorik yang sesuai
dengan pendapat ahli adalah pengaruh orang lain,
media massa, dan faktor emosional. Pengaruh
orang lain disini dapat disimpulkan banyaknya
dari responden yang bersikap tidak baik karena
responden sering mendengar kabar tidak baik
maupun tidak mendapatkan dukungan yang baik
dari pihak-pihak yang dekat seperti orang tua,
teman, suami, maupun tetangga.
Pengaruh dari orang lain ataupun pihakpihak yang dipercaya oleh responden merupakan
suatu diantara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap responden. Media masa juga
berpengaruh terhadap sikap, pembentukan opini
dan kepercayaan responden. Ada dari beberapa
responden yang menyatakan enggan mengetahui
dan tidak mengerti dengan perkembangan motorik
dikarenakan kesibukannya diladang, karena
ladang
merupakan
lahan
untuk
mata
pencahariannya.

Diladang responden hidup tanpa listrik,


dan tidak ada media bagi responden untuk
mendapatkan
informasi-informasi
terutama
tentang perkembangan motorik, dan tempat
pelayanan kesehatan sulit untuk dijangkau dari
ladang tersebut. Kesibukan responden diladang
membuat responden mengabaikan perhatian pada
anaknya, seperti pemenuhan nutrisi untuk
anaknya. Untuk kembali kerumah responden
hanya satu kali seminggu bahkan dua kali
seminggu. Karena keadaan tersebut responden
susah untuk mengetahui tentang perkembangan
motorik.
Pendidikan,
umur,
dan
pekerjaan
seseorang mempengaruhi kemampuan kognitif
dan menunjukkan pemahaman yang baik tentang
kesehatan terutama tentang perkembangan
motorik karna dengan pendidikan, umur, dan
pekerjaan
akan
menunjukkan
perubahan
pengetahuan, sikap dan perbuatan. Sama halnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Firatul
Hayani pada tahun 2011 diperoleh hasil bahwa
dari 50 orang yang dijadikan sampel penelitian, 44
orang bersikap negatif dan 6 orang memiliki sikap
yang positif tentang perkembangan motorik.

KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian
deskriptif dan
pembahasan yang telah dikemukakan tentang
pengetahuan dan sikap ibu tentang Perkembangan
motorik balita 3-5 tahun di Kenagarian
Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru
Kabupaten 50 Kota tahun 2013, dapat
disimpulkan bahwa :
1.

2.

66,7% responden memiliki pengetahuan yang


rendah tentang perkembangan motorik balita
3-5 tahun.
56,9% responden memiliki sikap yang
negative tentang perkembangan motorik
balita 3-5 tahun.

SARAN
Bagi responden
Kepada masyarakat khususnya ibu-ibu
yang memiliki balita 3-5 tahun, dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan tentang kontrasepsi perkembangan
motorik. Tidak ada salahnya untuk memperjelas

apa sebenarnya perkembangan motorik itu, ibu


bisa menanyakan atau mencari informasi langsung
ke tenaga kesehatan terutama bidan, agar tidak ada
lagi tanggapan negatif akibat kurang pahamnya
ibu tentang perkembangan motorik.

3.
4.

Bagi instansi kesehatan


Di kenagarian Manggilang diharapkan
tenaga kesehatan dapat memberikan informasi
yang lebih baik dan sesering mungkin tentang
perkembangan motorik melalui penyuluhan agar
dapat mengubah pikiran negatif menjadi pikiran
positif. Menganjurkan pada ibu-ibu yang memiliki
balita 3-5 tahun untuk mengetahui tentang
perkembangan motorik.

5.
6.

7.

8.

Bagi institusi pendidikan


9.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan
informasi bagi mahasiswa di STIKes Prima
Nusantara khususnya tentang perkembangan
motorik balita 3-5 tahun, sehingga wawasan
mahasiswa tentang perkembangan motorik dapat
bertambah.
Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini agar dapat
menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
tentang keadaan atau apapun yang ada
dimasyarakat sehingga dapat mengaplikasikan
ilmu nantinya dalam berpraktek sebagi bidan dan
dapat mengaplikasikan pembelajaran metode
penelitian yang di dapat di akademik.
Bagi peneliti lanjutan
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
dapat membawa pengaruh yang lebih positif lagi
terhadap responden dan dalam penelitiannya dapat
mempertajam pertanyaan berdasarkan teori yang
ada tetapi dapat dimengerti oleh responden,
karena
penelitian
ini
mungkin
banyak
kekurangannya, baik dari segi jumlah sampel yang
digunakan maupun waktu penelitian yang relatif
singkat.

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek,
Jakarta : Rineka Cipta
DDTK, 2006. Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi danIntervensi Dini Tumbuh

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Kembang.
Dinas
Kesehatan
Propinsi
Sumatera Barat : Jakarta.
Ester Monica, 2005. Perawatan Anak Sakit.
EGC : Jakarta.
Fatmawati
Yenni.
2010.
www.rusmanmalili.com/.../kti-tentangperkembangan-motorik
Hidayat Alimul Aziz. 2011. Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita. EGC : Jakarta.
Mayuni Anik,2010. Ilmu Kesehatan Anak
Dalam Kebidanan.
Trans Info Media : Jakarta
Muslihatun Nur Wafi, 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita.
Fitramaya : Yogyakarta.
Notoatmodjo, S, 2002. Metode Penelitan
Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
___________, 2003.
Metode Penelitan
Kesehatan.Rineka Cipta : Jakarta
___________, 2005.
Metode Penelitan
Kesehatan.Rineka Cipta : Jakarta
___________, 2010.
Metode Penelitan
Kesehatan.Rineka Cipta : Jakarta
Soetijiningsih, 2000. Tumbuh Kembang Anak.
EGC : Jakarta
Triton. 2006. Mengasuh dan Perkembangan
Balita. Yogyakarta:Oryza
Wahyuningsih,
E.2009.
Buku
Saku
Kebidanan. EGC : Jakarta
WHO.
1992.
data-indonesia-tentangperkembangan-motorik :JAKARTA
Widyastuti Palupi,2003. Asuhan Ibu dan
Bayi. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai