Jurnal Pengetahuan PDF
Jurnal Pengetahuan PDF
Sucika Mhaznarino
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari fenomena kurangnya perhatian ibu terhadap perkembangan balitanya.
Sedangkan Perkembangan Motorik adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Data WHO
tahun 2006, lebih dari 200 juta anak dibawah lima tahun didunia gagal mencapai kognitif dan potensi sosial,
sehingga terjadi keterlambatan perkembangan dan keterampilan seperti autisme, cacat intelektual, attention
deficit serta keterlambatan dalam aspek berbahasa. Di Indonesia minimal lebih dari 10% anak menderita
ADHD (Attention Deficit Hyperactivities Dysorders) yang diperkirakan sekitar 7000 kasus setiap tahunnya.
Pada Kenagarian Manggilang kecamatan Pangkalan Koto Baru Tahun 2012 pencapaian deteksi dini masih
jauh dari target yaitu dari 508 balita yang dideteksi hanya 125 balita dengan persentase 24.6%. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu tentang perkembangan motorik balita
3-5 tahun di Kenagarian Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota Pada Bulan
April-Juli Tahun 2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dan pengambilan sampel dilakukan
secara Simple Random Sampling, yaitu sebanyak 72 responden. Data diambil melalui penyebaran kuisioner,
kemudian data diolah dengan menggunakan cara manual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72 responden umumnya memiliki pengetahuan rendah,
yaitu sebanyak 48 orang ibu yang mempunyai balita 3-5 tahun (66,67%), 17 orang ibu yang mempunyai
balita 3-5 tahun yang berpengetahuan sedang (23,61%), dan 7 orang ibu yang mempunyai balita 3-5 tahun
memiliki pengetahuan tinggi (9,72%).
Dari penelitian ini di harapkan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan kinerja dan mutu
pelayanan kebidanan terhadap perkembangan motorik pada balita, sehingga ibu yang memiliki balita
mengetahui perkembangan motorik pada anaknya dan diharapkan kepada ibu yang memiliki balita untuk
membawa anaknya keposyandu.
Kata Kunci
Sucika Mhaznarino
ABSTRACT
This study begins with the phenomenon of the lack of maternal attention to the development of their
babies. While the increase in the ability of Motor Development in the structure and function of the body is
more complex in a regular pattern and can be predicted, as a result of maturation. WHO data in 2006, more
than 200 million children under five in the world failed to achieve cognitive and social potential. Resulting
in delays in development and skills such as autism, intellectual disability, attention deficit and delay in
language aspect. In Indonesia, at least more than 10% of children suffer from ADHD ( Attention Deficit
Hyperactivities Dysorders ) is estimated to be about 7000 cases annually. At Kenagarian Manggilang Kec.
Pangkalan Koto Baru Year's 2012 achievement of early detection is still far from the target of 508 infants
were detected only 125 infants with a percentage of 24.6%. Purpose of this study was to determine the "
Knowledge and Attitudes picture of Mom on the Development of Motor Toddler 3-5 years at Kenagarian
Manggilang Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. 50 Kota of the Month from April to July in 2013 ".
The method used is descriptive method, and sampling is done by simple random sampling, as many
as 72 respondents. Data retrieved through the distribution of questionnaires, and the data processed using
the manual method.
The results showed that of the 72 respondents generally have low knowledge , as many as 48 mothers
with toddlers 3-5 years (66.67%), 17 mothers with toddlers 3-5 years old who are knowledgeable (23.61%),
and 7 mothers with toddlers 3-5 years old have a high knowledge (9.72%).
Of this research is expected to health workers to improve the performance and quality of obstetric
services for motor development in young children, so mothers who have children know the motor
development in children and is expected to mothers who have children to bring their children to posyandu.
Keywords
PENDAHULUAN
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.(Dian, 2011)
Pada saat ini di Indonesia telah
dikembangkan program anak-anak prasekolah
yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan
anak sedini mungkin dengan menggunakan APE
(Alat Permainan Edukatif). APE adalah alat
permainan
yang
dapat
mengoptimalkan
perkembangan anak disesuaikan dengan usianya
dan tingkat perkembangannya. (DDTK, 2006),
serta berguna untuk pengembangan aspek fisik
(kegiatan-kegiatan
yang
menunjang
atau
merangsang pertumbuhan fisik anak). aspek
bahasa (dengan melatih berbicara menggunakan
kalimat yang benar) dan aspek sosial (khususnya
dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu
dan anak, keluarga, dan masyarakat).
Pembangunan kesehatan sebagai bagian
dari upaya pembangunan manusia seutuhnya.
Melakukan pembinaan kesehatan anak sejak dini
melalui kesehatan ibu dan anak pembinaan
kesehatan ibu dalam perkawinan, semasa hamil,
dan melahirkan ditujukan untuk menghasilkan
keturunan yang sehat dan berpotensi tangguh
pembinaan kesehatan anak usia dini sejak masih
dalam kandungan hingga usia balita ditujukan
untuk melindungi anak dari ancaman kematian
dan sakit yang dapat membawa anak cacat serta
untuk meningkatkan kualitas hidup agar
1 anak
mencapai tumbuh kembang optimal.(Monic,
2005)
Pada masa balita ini perkembangan
kemampuan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Setiap kelainan / penyimpangan sekecil apapun
apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani
dengan baik akan mengurangi kualitas sumber
daya manusia dikemudian hari. Interaksi antara
anak dan orang tua, terutama peranan ibu sangat
bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara
keseluruhan karena ibu dapat segera mengenali
kelainan proses perkembangan anaknya sedini
Umur
<20
20-35
>35
Jumlah
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Jumlah
Pekerjaan
IRT
SWASTA
PNS
TANI
Jumlah
F
7
49
16
72
F
11
21
38
2
72
F
39
10
1
22
72
%
9,72
68,06
22,22
100
%
15,28
29,17
52,78
2,77
100
%
54,16
13,89
1,39
30,56
100
Pengetahuan
1.
2.
3.
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
7
17
48
72
9,7
23,6
66,7
100
Sikap
Positif
Negatif
Jumlah
F
31
41
72
%
43,1
56,9
100
PEMBAHASAN
Pengetahuan Responden
Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 72 orang responden di
Kenagarian Manggilang Kecamatan Pangkalan
Koto Baru yaitu 7 responden (9,7%)
berpengetahuan tinggi karena responden sering
mendapatkan
informasi
kesehatan
atau
penyuluhan tentang perkembangan balita.
Selanjutnya 17 responden (23,6%) memiliki
pengetahuan
sedang
karena
responden
mendapatkan informasi melalui tetangga dan
lingkungan sekitar. Kemudian 48 responden
(66,7%) memiliki pengetahuan rendah karena
sebagian besar responden tidak mendapatkan
informasi yang jelas baik dari tetangga,
lingkungan, maupun dari tenaga kesehatan.
Menurut
teori
yang
dikemukakan
(Notoadmodjo, 2010) pengetahuan adalah hasil
tahu dari manusia dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,
perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu umur, pendidikan, dan pekerjaan. Semakin
tinggi pendidikan maka seseorang akan mudah
menyesuaikan hal baru tersebut dan pendidikan
yang semakin tinggi pengalaman yang diperoleh
juga akan lebih luas. Sedangkan semakin tua
seseorang maka pengalaman didapatkan dalam
Sikap Responden
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa
lebih dari setengah responden memiliki sikap yang
negatif terhadap perkembangan motorik, yaitu
sebanyak 41 responden (56,9%). Hal ini
disebabkan karena banyaknya responden yang
belum terlalu mengenal perkembangan motorik
balita 3-5 tahun dan kurangnya dukungan serta
fasilitas, serta enggan maengambil keputusan,
sehingga banyak anggapan negatif yang timbul
dari masyarakat maupun responden sendiri.
Sikap merupakan reaksi atau respons
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Terwujudnya sikap menjadi
suatu perbedaan yang nyata diperlukan faktor
pendukung antar lain fasilitas dan persepsi
seseorang
terhadap
memutuskan
sesuatu.
(Notoatmodjo, 2007). Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi sikap, yaitu pengalaman pribadi,
pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, media
masa, lembaga pendidikan dan lembaga agama,
faktor emosional. (Notoatmodjo, 2003: 125)
Menurut
asumsi
penulis,
yang
menyebabkan adanya respon yang tidak baik
karena banyaknya responden yang belum terlalu
mengenal dan mengerti dengan perkembangan
motorik, dan kurangnya dukungan serta fasilitas,
serta enggan maengambil keputusan, sehingga
banyak anggapan negatif yang timbul dari
masyarakat maupun responden sendiri. Penulis
juga menyimpulkan hal-hal terkait yang
menyebabkan adanya respon yang tidak baik
tentang perkembangan motorik yang sesuai
dengan pendapat ahli adalah pengaruh orang lain,
media massa, dan faktor emosional. Pengaruh
orang lain disini dapat disimpulkan banyaknya
dari responden yang bersikap tidak baik karena
responden sering mendengar kabar tidak baik
maupun tidak mendapatkan dukungan yang baik
dari pihak-pihak yang dekat seperti orang tua,
teman, suami, maupun tetangga.
Pengaruh dari orang lain ataupun pihakpihak yang dipercaya oleh responden merupakan
suatu diantara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap responden. Media masa juga
berpengaruh terhadap sikap, pembentukan opini
dan kepercayaan responden. Ada dari beberapa
responden yang menyatakan enggan mengetahui
dan tidak mengerti dengan perkembangan motorik
dikarenakan kesibukannya diladang, karena
ladang
merupakan
lahan
untuk
mata
pencahariannya.
2.
SARAN
Bagi responden
Kepada masyarakat khususnya ibu-ibu
yang memiliki balita 3-5 tahun, dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan tentang kontrasepsi perkembangan
motorik. Tidak ada salahnya untuk memperjelas
3.
4.
5.
6.
7.
8.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Kembang.
Dinas
Kesehatan
Propinsi
Sumatera Barat : Jakarta.
Ester Monica, 2005. Perawatan Anak Sakit.
EGC : Jakarta.
Fatmawati
Yenni.
2010.
www.rusmanmalili.com/.../kti-tentangperkembangan-motorik
Hidayat Alimul Aziz. 2011. Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita. EGC : Jakarta.
Mayuni Anik,2010. Ilmu Kesehatan Anak
Dalam Kebidanan.
Trans Info Media : Jakarta
Muslihatun Nur Wafi, 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita.
Fitramaya : Yogyakarta.
Notoatmodjo, S, 2002. Metode Penelitan
Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
___________, 2003.
Metode Penelitan
Kesehatan.Rineka Cipta : Jakarta
___________, 2005.
Metode Penelitan
Kesehatan.Rineka Cipta : Jakarta
___________, 2010.
Metode Penelitan
Kesehatan.Rineka Cipta : Jakarta
Soetijiningsih, 2000. Tumbuh Kembang Anak.
EGC : Jakarta
Triton. 2006. Mengasuh dan Perkembangan
Balita. Yogyakarta:Oryza
Wahyuningsih,
E.2009.
Buku
Saku
Kebidanan. EGC : Jakarta
WHO.
1992.
data-indonesia-tentangperkembangan-motorik :JAKARTA
Widyastuti Palupi,2003. Asuhan Ibu dan
Bayi. EGC : Jakarta