Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Jurnal

EVALUASI KEBERHASILAN TAMAN LINGKUNGAN DI PERUMAHAN PADAT SEBAGAI


RUANG TERBUKA PUBLIK
Yang disusun oleh Aulia Hariz
Perusahaan Daerah Pasar Jaya
Jalan Raya Pramuka, Pasar Pramuka Lantai IV Jakarta Timur
Email: hariz.aulia@gmail.com
Studi Kasus :
Taman Lingkungan Di Kelurahan Galur, Jakarta Pusat
Pada kasus ini dilakukannya evaluasi taman lingkungan di Perumahan Padat
dengan tujuan untuk melihat keberhasilan taman tersebut sebagai ruang terbuka publik
yang sesuai dengan fungsinya. Evaluasi yang dilakukan pada studi kasus ini
merupakan penilaian suatu objek dengan membandingkan standar dengan fakta
dan hasil analisis untuk mengetahui apakah objek tersebut cenderung berhasil atau
mengalami kegagalan. Berikut adalah kriteria, dasar-dasar, teknik dan metode yang
dilakukan pada evaluasi studi kasus ini.
1. Pendahuluan :
Ruang Terbuka Publik, merupakan ruang yang penting untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan kenyamanan, rileksasi, dan melakukan kegiatan aktif atau pasif diluar
kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan masyarakat (Carr et al, 1992).
Ruang Terbuka Hijau, merupakan ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas
baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana
dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan
Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan).
Taman Lingkungan, merupakan bagian ruang terbuka publik yang dibangun dan
dikembangkan di lingkungan perumahan atau pemukiman, yang diperuntukan bagi
masyarakat umum dan diatur sebagai ruang terbuka kota atau sebagai bagian dari
pembangunan oleh pengembang swasta misalnya taman bermain, fasilitas olahraga, dan
lainnya (Carr et al, 1992). Pada tahun 2010, data Dinas Pertamanan Dan Pemakaman
DKI Jakarta, luasan ruang terbuka hujau di DKI Jakarta hanya sekitar 9,8% yang jika
mengacu kepada UU No.26 Tahun 2007 Tentang RT/RW, mengharuskan luasan ruang
terbuka hijau adalah 20%.

Keterbatasan ruang terbuka hijau ini lebih terlihat lagi di kawasan yang memasuki kriteria
padat penduduk, dimana ruang terbuka hijau tidak memiliki perbandingan yang sama
dengan jumlah orang yang dilayaninya.
2. Dasar Evaluasi Keberhasilan Taman Lingkungan Di Perumahan Padat Sebagai
Ruang Terbuka Publik :
2.1. Definisi Ruang terbuka, Taman Lingkungan, Dan Perumahan Padat :
Definisi Ruang Terbuka
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5/PRT/M/2008 Tentang
Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan,
Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam
bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjan/jalur dimana dalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang
terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Ruang terbuka hijau
sendiri perupakan area yang penggunaannya lebih terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
yang tumbuh alami maupun sengaja ditanam. Sementara ruang terbuka non hijau
merupakan ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk ruang terbuka hijau,
berupa lahan yang diperkeras maupun badan air.
Definisi Taman Lingkungan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, lahan
terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi, atau
kegiatan lain pada tingkat lingkungan.
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum disebutkan bahwa tanaman lingkungan
merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang terdiri dari :
i.

Ruang terbuka hijau RT, melayani satu RT dengan luas minimal 250m dan

ii.

berada pada radius kurang dari 300m dari rumah penduduk yang dilayani.
Ruang terbuka hijau RW, melayani satu RW dengan luas minimal 1.250m
dan berada pada radius kurang dari 1.000m dari rumah penduduk yang
dilayani.

Definisi Perumahan Padat

Pada Undang-Undang No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman,
bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan banguna yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
UN. Habitat, mengkriteriakan permukiman kumuh dengan beberapa kondisi :
i.
ii.
iii.

Memiliki kekurangan pelayanan dasar


Pemukiman terbuat dari struktur berkualitas buruk
Pemukiman sangat ramai dan ditandai dengan perumahan dan populasi

iv.
v.
vi.

yang berkepadatan tinggi


Memiliki lingkungan hidup yang tidak sehat
Penghuninya tidak memiliki jaminan kepemilikan lahan
Penghuninya mengalami kemiskinan tingkat tinggi dan pengucilan sosial

2.2. Kriteria Keberhasilan Ruang Terbuka Publik :


Berdasarkan studi literatur, ada kriteria yang memiliki kesamaan satu dengan lainnya,
yaitu :
i.

Aksesbilitas, Project For Public Space, 2004, menyatakan akses


merupakan hal penting dalam keberhasilan ruang terbuka publik, yaitu

ii.

kemudahan ruang terbuka publik untuk didatangi dan mudah dilihat.


Kesenangan dan menarik pengguna, Carr et al (1992) menyatakan ruang
publik haruslah responsif, yaitu dapat menjawab kebutuhan pengguna

iii.

dalam hal ini aktivitas aktif dan pasif yang dapat memberikan kesenangan.
Keamanan dan kenyamanan, Miller (2009), ruang publik haruslah aman,
dengan amannya sebuah ruang maka ruang tersebut dapat terus menerus

iv.

dikunjungi dan berfungsi dengan baik.


Mengikat masyarakat, Carr et al (1992), menyatakan ruang publik harus
memiliki makna dan keterkaitan bagi masyarakat, ruang yang bermakna
dan memiliki keterkaitan akan ditandai dengan adanya rasa peduli dari
masyarakat pada ruang tersebut.

2.3. Teknik Evaluasi Keberhasilan Taman Lingkungan Sebagai Ruang Terbuka


Publik Berdasarkan Presepsi Masyarakat :
Dalam penelitian teknik evaluasi yang digunakan adalah Post Occupancy Evaluation
karena evaluasi dilakukan setelah objek dibangun dan sudah digunakan cukup lama.

Post Occupancy Evaluation merupakan proses evaluasi yang dilakukan sete;ah dihuni
atau dimanfaatkan oleh pengguna dan berkaitan dengan pengukuran fungsional sehingga
berkenaan dengan kesesuaian antara bentuk dan pemanfaatan, presepsi pada
lingkungan maupun kenyamanan fisik.
Pendekatan Evaluasi yang digunakan adalah Evaluasi Semu (Psuedo Evaluation) karena
kriteria-kriteria dan evaluasi dibuat oleh evaluator sendiri. Evaluasi ini bersifat sumatif
yaitu evaluasi yang dilakukan di akhir program, dalam hal ini taman lingkungan yang telah
selesai dibangun. Selain itu evaluasi yang digunakan dalam studi ini berorientasi pada
masa lampau atau Evaluasi Ex-Post, karena evaluasi objek ini merupakan hasil dari
kebijakan yang telah dilakukan dalam hal ini taman lingkungan.

Tabel 1. Evaluasi Keberhasilan Taman Lingkungan Sebagai Ruang Terbuka


Publik

Kriteria

Variabel

Indikator Keberhasilan Variabel

Kemudahan

Aksesibel

akses

untuk mencapai taman

Frekuensi
Kemampuan

Taman

kunjungan

taman oleh masyarakat

Memberikan
Kesenangan

Dan

Menarik Pengguna

Tingkat

keberagaman

aktifitas yang dilakukan


di

taman

oleh

masyarakat
Tingkat

Kemampuan

Taman

keterawatan

Taman

lingkungan

mudah diakses oleh


masyarakat

menyatakan

sering

masyarakat ke taman

mengunjungi

taman

lingkungan

lingkungan dengan IQV0,5

Terdapat banyak jenis

Modus responden melakukan

kegiatan yang dapat

sedikitnya tiga kegiatan di

dilakukan di taman

taman dengan IQV0,5

Taman

lingkungan

Taman

lingkungan

taman menurut presepsi

dalam kondisi yang

Dan Nyaman

masyarakat

bersih

masyarakat
Tingkat

frekuensi

partisipasi
Kemampuan
Dalam

Taman
Mengikat

Masyarakat

masyarakat

Taman

lingkungan

aman

Partisipasi
masyarakat

dalam perawatan taman


(kerja

bakti)

yang

dilakukan masyarakat

pada

yang

RT/RW di taman

masyarakat

responden

menyatakan
kondisi

taman

terawat

IQV0,5
Modus

acara

menyatakan
kondisi

taman

bersih

masyarakat

yang

tinggi

kerja

dalam

bakti/merawat taman

dalam
dengan

responden
taman
aman

dengan
responden

menyatakan
berpartisipasi
di

sering
pada
taman

IQV0,5
Modus

Partisipasi

dengan

menyatakan

RT/RW

dalam

responden

IQV0,5
Modus

di taman (RT/RW)

partisipasi

Modus

lingkungan

tinggi

frekuensi

responden

IQV0,5
Modus

dalam acara komunitas

Tingkat

dicapai

oleh

Memberikan Rasa Aman

taman menurut presepsi

mudah

tinggi

terawat

keamanan

lingkungan

taman

dengan IQV0,5
Modus

masyarakat

Tingkat

menyatakan

yang

dalam kondisi yang

kebersihan

responden

Kunjungan

taman menurut presepsi

Tingkat

Modus

dengan

responden

menyatakan
merpartisipasi

acara

sering
dalam

kerja

bakti merawat taman dengan


IQV0,5

3. Metode Penelitian :
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey data sekunder (dilakukan
dengan studi literatur) dan survey data primer (dilakukan dengan observasi untuk
mengetahui kondisi ketiga taman lingkungan di Kelurahan Galur serta Kuesioner).

Beberapa metode analisis yang digunakan dalam studi ini :


i.

Analisis Konten
Dalam studi ini analisi konten digunakan untuk mendapat kriteris, indikator,
dan tolak ukur mengenai keberhasilan ruang terbuka dari literatur

ii.

mengenai ruang terbuka publik maupun evaluasi.


Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis ini digunakan untuk menjabarkan hasil observasi lapangan
terhadap objek studi. Hasil observasi tersebut diorganisasikan lalu
dikodingkan untuk mendapatkan penyajian data yang penting untuk studi

iii.

ini.
Analisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendapatkan hasil presepsi
masyarakat mengenai taman lingkungan sebagai ruang terbuka publik
yang berhasil berdasarkan variabel yang dipertimbangkan sebagai
indikator-indikator keberhasilan taman lingkungan sebagai ruang terbuka
publik. Analisis yang deskriptip kuantitatif yang digunakan dalam studi ini
adalah nilai modus beserta dengan indeks variasi kualitatif dari modus

iv.

tersebut.
Metode Evaluasi Checklist
Metode checklist adalah metode yang membantu desainer menggunakan
pengetahuan mengenai persyaratan yang telah ditentukan untuk menjadi
relevan dalam situasi serupa. Metode ini digunakan untuk memeriksa atau
menilai pemenuhan indikator-indikator keberhasilan taman lingkungan
berdasarkan kriteria dan variabel dri ruang terbuka publik yang berhasil.

RESUME JURNAL
EVALUASI KEBERHASILAN TAMAN LINGKUNGAN DI PERUMAHAN PADAT SEBAGAI RUANG
TERBUKA PUBLIK
Studi Kasus :

Taman Lingkungan Di Kelurahan Galur, Jakarta Pusat

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Evaluasi Perencanaan


Semester Ganjil Tahun Akademik 2016 M / 1437 H

Oleh :
Riva Nuradilah 10070314011

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2016 M / 1437 H

Anda mungkin juga menyukai