Semakin banyaknya jumlah penduduk dan semakin meningkat kebutuhan penduduk
mengakibatkan bertambahnya volume maupun jenis sampah yang dihasilkan dan tanpa diiringi dengan sistem pengelolaan sampah yang holistik menyebabkan dampak negatif. Sampah telah menjadi permasalahan nasional dalam Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008. Untuk itu perlu adanya pengelolaan sampah secara ekstensif akan memberikan manfaat secara ekonomi dan kesehatan lingkungan maupun masyarakat. Rekomendasi sistem perbaikan tentang pengelolaan sampah yaitu dengan memperbaiki tingkat pelayanan persampahan. Hal itu dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang. Berdasarkan Masterplan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang juga terdapat TPS di Kecamatan Lowokwaru yang kondisi fisiknya sudah tidak memadai yaitu TPS Landungsari, TPS Terminal Landungsari, TPS Tawangmangu, dan TPS Tasikmadu yang tidak memiliki pagar, landasan atas dan bawah yang rusak, serta dinding yang rusak. Oleh karena itu Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang harus melakukan perbaikan kondisi fisik dari TPS tersebut agar pengangkutan sampah dapat berjalan dengan baik Menurut Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Malang Tahun 2014, disebutkan bahwa terdapat beberapa target yang ingin dicapai dalam meningkatkan kinerja penananganan persampahan pada tahun 2014, yaitu persentase volume sampah yang terangkut sebesar 96% dan volume sampah yang termanfaatkan sebesar 28%. Kemudian pada tahun 2014, hanya 420-440 ton sampah yang terangkut ke TPA dari total 640 ton sampah yang dihasilkan per harinya atau sekitar 69%. Masalah lain yang timbul adalah banyaknya warga yang masih membuang sampah di sungai, khususnya warga yang menghuni sekitar DAS. Oleh sebab itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang harus menambah jumlah petugas sampah dan gerobak sampah serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal disekitaran sungai. Sehingga semua sampah terangkut semua ke TPS kemudian ke TPA.