LENOVO
Aplikasi Sedimentologi
Sebagai ilmu pengetahuan sedimentologi sangat erat berhubungan dengan tiga ilmu
dasar: biologi, fisika mupun kimia. Biologi, yang mempelajari binatang dan tetumbuhan,
dapat mempelajari sisa kehidupan masa silam yang sudah menjadi fosil. Ilmu ini dikenal
dengan nama paleontologi. Paleontologi sangat bermanfaat dalam studi stratigrafi,
terutama dalam penentuan umur runtunan batuan berdasarkan kandungan fosilnya
(biostratigrafi) dan kaitannya dengan litostratigrafi. Hal ini sangat berguna bagi analisa
struktur dan sedimentologi regional. Selain itu paleontologi juga melukan studi lingkungan
purba dimana fosil itu hidup dan berhubungan dengan kehidupan lainnya. Studi
lingkungan kehidupan fosil secara mendalam akan dapat membantu mengetahui cuaca,
musim, bahkan kecepatan arus dan pengendapan batuan yang menyertai fosil tersebut.
Sedimentologi telah memberikan kontribusi ke berbagai bidang, baik dalam
pemanfaatan kekayaan alam maupun perekayasaan lingkungan. Banyak ahli sedimentologi
datang dari usaha minyak bumi dan sedikit dari usaha tambang lainnya.
LENOVO
pemilahan baik
tidak mengandung masa dasar ada perubahan besar butir mengecil ke atas ( fining
upward ) atau ke bawah ( coarsening upward ) tetapi bukan perlapisan bersusun
( graded bedding ). Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara
arus traksi dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan
campuran antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silangsiur dan perlapisan bersusun.
Arus pekat ( density ) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa
disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi,
media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam
geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus
yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan
gas yang keluar dari gunungapi. Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti
lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam.
Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh mekanisme
tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi lebih sering merupakan
gabungan berbagai mekanisme. Malahan dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara
mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu dalah:
sistem arus traksi dan suspensi
sistem arus turbit dan pekat
sistem suspensi dan kimiawi. Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam
media pembawa, baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda:
menggelundung ( rolling ), menggeser ( bouncing ) dan larutan ( suspension).
Kasifikasi Transpor Sedimen
Transpor sedimen diklasifikasikan berdasarkan sumber asalnya dan mekanisme
transpornya. Transpor material dasar adalah transor (pergerakan) material yang ditemukan di
dasar sungai.
Wash load: sedimen yang tidak ditemukan di dasar sungai karena secara permanen
tersuspensi.
Bed load: sedimen yang secara kontinu berada di dasar sungai, terangkut secara
Wash load adalah material yang lebih halus dibandingkan material dasar saluran.
Biasanya ukuran butirannya rata-rata D 50 = 60 mikrometer untuk mudah membedakan
antara wash load dan bed material load. Transport sedimen secara umum dinyatakan sebagai
berat / volume kering per waktu atau bulk volume yang memasukkan angka.
oleh
aspek
fisik,
kimia
dan
biologi
yang
dapat
m e m p e n g a r u h i karakteristik sedimen yang dihasilkannya. Secara umum dikenal lingkungan pengendapan, lingkungan darat transisi, dan laut. Beberapa contoh lingkungan
darat misalnya endapan sungai dan endapan danau, ditransport oleh air, juga dikenal dengan
endapan gurun dan glestsyer yang diendapkan oleh angin yang dinamakan eolian. E n d a p a n
transisi merupakan endapan yang terdapat di daerah antara darat dan
l a u t s e p e r t i delta, lagoon, dan litorial, sedangkan yang termasuk endapan laut adalah
endapan - endapan neritik, batial, dan abisal.
MEDIA TRANSPORTASI
Gravitasi
Kasus paling sederhana mengenai transportasi sedimen yang tidak signifikan
melibatkan media di sekitarnya adalah jatuhan partikel dari tebing atau lereng akibat
gravitasi. Jatuhan batuan (rock falls) menghasilkan gundukan sedimen di dasar lereng,
biasanya secara umum terdiri dari debris kasar yang kemudian tidak mengalami proses
sedimentasi kembali (rework).
Akumulasi ini terlihat sebagai scree (akumulasi debris batuan di dasar tebing, bukit,
atau lereng gunung, sering membentuk timbunan) di sepanjang sisi-sisi lembah di daerah
pegunungan. Akumulasi ini membentuk kerucut talus (talus cone) dengan suatu permukaan
pada sudut diam (angle of rest) kerikil, sudut maksimum dimana material akan tetap stabil
dan klastik tidak akan jatuh menuruni lereng. Sudut ini bervariasi dengan bentuk dan
distribusi ukuran butir, tetapi biasanya antara 30 dan 35 derajat dari bidang horizontal.
Endapan scree berada di daerah pegunungan (6.6.1) dan terkadang di sepanjang pantai:
endapan ini jarang terawetkan di dalam rekaman stratigrafi.
Air
Transportasi partikel di dalam air sejauh ini merupakan mekanisme transportasi yang
paling signifikan. Air mengalir di permukaan lahan di dalam channel dan sebagai aliran
permukaan (overland flow). Arus-arus di laut digerakkan oleh angin, tidal dan sirkulasi
samudra. Aliran-aliran ini mungkin cukup kuat untuk membawa material kasar di sepanjang
dasarnya dan material yang lebih halus dalam suspensi. Material dapat terbawa di dalam air
sejauh ratusan atau ribuan kilometer sebelum terendapkan sebagai sedimen. Mekanisme air
yang menggerakkan material ini akan dibahas di bawah.
Udara
Setelah air, udara adalah media transportasi terpenting. Angin berhembus di atas lahan
mengangkat debu dan pasir kemudian membawanya sampai jarak yang jauh. Kapasitas angin
untuk mentransportasikan material dibatasi oleh densitas rendah dari udara. Seperti yang akan
kita lihat di bagian 4.2.6, perbedaan densitas antara media dan klastik berpengaruh terhadap
keefektifan media dalam menggerakkan sedimen.
Es
Air dan udara adalah media fluida yang jelas, tapi kita juga dapat mempertimbangkan
es sebagai media fluida karena selama periode yang panjang es bergerak melintasi permukaan
lahan, meskipun sangat lambat. Es adalah fluida berviskositas tinggi yang mampu
mentransportasikan sejumlah besar debris klastik. Pergerakan detritus oleh es penting pada
daerah di dalam dan di sekitar tudung es kutub dan daerah pegunungan dengan gletser
semipermanen atau permanen (7.2, 7.3). Volume material yang digerakkan es sangat besar
ketika meluasnya es (glaciation).
http://zonageologi.blogspot.co.id/2012/07/mekanisme-atau-proses-transportasi.html