LP Askep Pneumonia
LP Askep Pneumonia
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap
tahunnya menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk Amerika.Meskipun
sudah ada kemajuan dalam bidang antibiotic, pneumonia tetap merupakan
penyebab keatian keenam di Amerika Serikat.Mnculnya orhanisme
nosokomial, yang resisten terhadap antibiotic, ditemukannya organismorganisme baru (seperti Legionella), bertambahnya jumlah pejamu yang
lemah daya tahan tubuhnya dan adanya penyakit seperti AIDS semakin
memperluas spectrum dan derajat kemungkinan penyebab-penyebab
pneumonia, dan ini juga menjelaskan mengapa pneumonia masih
merupakan masalah kesehatan yang mencolok.Bayi dan anak kecil lebih
rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mererka masih belum
berkembang dengan baik.Pneumonia pada orang tua dan orang yang lemah
akibat penyakit kronik tertentu.Pasien peminum alcohol, pasca bedah dan
penderita penyakit pernapasan kronik atau infeksi virus juga mudah
terserang penyakit ini. Hamper 60% dari pasien-pasien yang kritis di ICU
dapat mendeerita pneumonia, dan setengah dari pasien-pasien tersebut
akan meninggal.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan dari Pneumonia?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yaitu:
1.3.1
Tujuan umum
untuk lebih memahami apa itu Pneumonia serta bagaimana
pengobatannya
1.3.2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan
dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area
alveoli.(Axton & Fugate, 1993).
Peradangan akut
parenkim
paru
yang
biasanya
berhubungan
pengisian
dengan
cairan
di
2.2 ETIOLOGI
Bakteri
penyebab
staphylococcus
pneumonia
aureus,
yang
streptococus,
paling
umum
aeruginosa,
adalah
legionella,
3.
4.
2.4 KLASIFIKASI
Secara garis besar pneumonia dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1.
Aspirasi pneumonia
Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru-
paru.Pada bayi baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau ASI.
2.
muncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari
demam,batuk lalu sesak nafas.
3.
2.3 PATOFISIOLOGI
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif
seperti menghirup bibit penyakit di uadara.Ada beberapa mekanisme yang
pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.Partikel infeksius
difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan
epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paruparu, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan
juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral.
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons
inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi
leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag.
Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas
pada foto toraks.Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi
dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan
interstisial.Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran
napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.
Pohon Masalah
virus
Micoplasma
(mirip bakteri)
Bakteri
jamur
Masuk sasaluran
pernafasan
Paru-paru
hipothalamus
Hipertermi
Reseptor nyeri:
infeksi
Kringat
berlebih
Peradangan/ inflamasi
Histamine
Prostaglandin
bradikinin
Risti kekurangan
cairan &elektrolit
produksi
skreet mngkat
odema
dispnea
Nyeri
kelelahan
Nadi lemah
batuk
Gangguan pola
napas
Kapasitas transportasi
O2 menurun
Gangguan pertukaran
gas
Pnekanan diafragma
Pe tekanan Intra
abdomen
Anureksia
Saraf pusat
Nutrisi berkurang
Peningkatan
Metabolisme
Risti terhadap
gangguan nutrisi
Menggigil, demam
Nyeri dada
Takipnea
Sesak nafas
Batuk
Kelelahan
2.5 KOMPLIKASI
Efusi pleura
Hipoksemia
Pneumonia kronik
Bronkaltasis
Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paruparu yang diserang tidak mengandung udara dan kolaps).
Kanker
Trakeostomi
Bedah abdominal
Riwayat merokok
Alkoholisme
Malnurisi
1.
2.
Pemeriksaan
gram/kultur,
sputum
dan
darah:
untuk
dapat
4.
5.
6.
7.
2.7 PENATALAKSANAAN
Pengobatan umum pasien-pasien pneumonia biasanya berupa pemberian
antibiotik yang efektif terhadap organisme tertentu, terapi O2 untuk
menanggulangi hipoksemia.
Beberapa contoh pemberian antibiotic seperti :
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
PENGKAJIAN
1. Data dasar pengkajian pasien
2. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
3.
Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
4. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes
mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk,
penampilan kakeksia
(malnutrisi)
5. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia,
artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)
7. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda :
sputum:merah muda, berkarat
perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6-8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas
pemeliharaan rumah
2.
3.
4.
5.
Dispnea, sianosis
Batuk efektif
Nafas normal
Sianosis
No.
1
Intervensi
Rasional
Kaji frekuensi/kedalaman
cairan.
indikasi.
Berikan cairan
11
indikasi
Intervensi
Rasional
kemudahan bernafas
terhadap demam/menggigil
12
master venturi.
Intervensi
Rasional
Tentukan karakteristik
ditusuk.
pijatan punggung,
menghilangkan ketidaknyamanan
tenang / berbincangan.
Kolaborasi: Berikan
sesuai indikasi
13
No.
1
Intervensi
Rasional
menimbulkan mual/muntah,
penyebab masalah.
dasar.
14
No.
1
Intervensi
Rasiona
suhu
demam meningkat
memanjang, takikardia.
2
Kaji
turgor
kulit,
laju
demam
metabolik
dan
kelembapan indikator
langsung
keadekuatan
mulut
karena
nafas
mungkin
mulut
kering
dan
O2
tambahan.
3
Kolaborasi:
misalnya
beri obat
antipiretik,
antimitik. banyak
kehilangan
dapat
penggunaan
memperbaiki/mencegah
kekurangan
5
Tekankan
mL/hari
cairan
atau
sedikit
sesuai
individual
3.4 IMPLEMENTASI
Dx 1: Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi
trachea bronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
Implementasi keperawatan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
16
b.
c.
b.
c.
d.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-efusipleura.html
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/07/askep-efusipleura.html
Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC , Jakarta
Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta
Baughman C Diane.2000, Keperawatan medical bedah, EGC, Jakrta
Doenges E Mailyn.1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
perencanaandan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC, Jakarta
Hudak,Carolyn M.1997,Keperawatan kritis : pendekatan holistic. Vol.1,
EGC,Jakarta
18
19