Bab IV - Uraian Pendekatan Dan Metodologi (Pek Jembatan) PDF
Bab IV - Uraian Pendekatan Dan Metodologi (Pek Jembatan) PDF
sudah
2. Kualifikasi dan bidang keahlian personil (Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung) serta
jumlah personil dan jumlah Orang-Bulan yang ditetapkan kerangka acuan kerja sudah
memadai untuk menghasilkan keluaran pekerjaan yang matang, terencana dan efisien.
3. Di dalam Kerangka Acuan Kerja beserta Berita Acara Penjelasan/Aanwijzing, telah
dilampirkan daftar item/komponen pekerjaan lengkap dengan kuantitasnya, sehingga
memudahkan bagi konsultan dalam menyusun proposal biaya
4. Sesuai dengan poin 2 dan 3, konsultan akan menyusun penawaran biaya dengan cermat,
realistis dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga biaya yang ditawarkan konsultan
untuk melaksanakan kegiatan ini tidak melampaui Pagu Dana.
IV.2. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI
IV.2.1 Umum
Secara umum yang dimaksud dengan perencanaan Jembatan meliputi kegiatan-kegiatan
antara lain : penentuan lokasi jembatan, alignment vertical dan horizontal terkait dengan
USULAN TEKNIS
IV - 1
trase jalan, kelas jembatan, perhitungan dimensi dan bentuk dari struktur atas dan bawah
jembatan, metode konstruksi serta perhitungan biaya. Disiplin ilmu yang terlibat antara lain
transportasi, lalu lintas, struktur jembatan, hidrologi, geoteknik, geodesi serta quantity
surveyor. Agar perencanaan menghasilkan struktur yang efisien dan ekonomis, ada beberapa
survey mendasar yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Survey Topografi
2. Survey Hidrologi
3. Survey Penyelidikan Tanah dan Geologi
4. Survey Transportasi / Lalu Lintas
Pemilihan dan tingkat ketelitian survey yang dilakukan sangat tergantung dari kondisi lahan
serta besar kecilnya proyek.
IV.2.2 Diagram Alir
Didalam melaksanakan pekerjaan ini agar menghasilkan hasil perencanaan yang efisien,
ekonomis dan selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak, maka kami menyusun alur
pelaksanaan pekerjaan seperti yang terlihat pada gambar di lembar berikut ini :
Kami membagi menjadi 5 (lima) tahapan kegiatan dimana hasil masing-masing tahapan akan
merupakan acuan atau titik tolak untuk tahapan berikutnya
Skema tahapan adalah sebagai berikut :
USULAN TEKNIS
IV - 2
TAHPENDAHULUAN
SPMK
- Administrasi
Proyek
- Mobilisasi
Personil
- Penyusunan
Rencana Kerja
- Persiapan
Fasilitas
Survey
Pendahuluan
Diagram IV-1
Skema Tahapan Pekerjaaan
TAHAP PRA-RANCANGAN
Rencana
Geometrik
Jembatan
Survey Lapangan
- Topografi
- Hidrologi
- Geoteknik / Geologi
- Lalu Lintas
Diskusi
dengan
BPKS dan
Instansi
terkait
Diskusi
dengan BPKS
dan Instansi
terkait
Kompilasi
dan Analisa
Data
Finalisasi
bentang
jembatan
Perencanaan dimensi
dan pembesian struktur
atas dan bawah
Diskusi
dengan
BPKS
Prakiraan
dimensi struktur
atas jembatan
Diskusi
dengan
BPKS
Penyusunan
laporan akhir
perencanaan
Perencanaan detail
fasilitas / bangunan
pelengkap
Perbaikan
Tidak
Tidak
Penyusunan spesifikasi
khusus
Diskusi dengan
BPKS
Perhitungan
pondasi jembatan
Penyusunan
dokumen
tender
Perbaikan
- Rincian volume
- Rincian RAB
Estimasi biaya
Review
Alternatif
Design
TAHAP AKHIR
Analisa struktur
gravitasi dan dinamis
Finalisasi
material
struktur atas
Alternatif Design
- Bentang jembatan
- Altarnatif struktur
atas
- Altarnatif struktur
bawah
-Pemilihan material
- Alternatif Metode
konstruksi
Laporan
Survey
Pendahuluan
Laporan
Hasil
Survey
ya
ya
USULAN TEKNIS
IV - 3
USULAN TEKNIS
IV - 4
Diagram IV-2
Rencana Kerja Survey Pendahuluan
Meninjau Rencana
Lokasi Jembatan
- Diskusi dengan Pimpro
- Menyiapkan kelengkapan
administrasi untuk
keperluan survey
Laporan Survey
Pendahuluan
Diskusi dan
mengumpulkan
informasi dari
instansi-instansi
terkait
Kesimpulan sebagai
arahan pekerjaan
selanjutnya
Presentasi / Diskusi ke
PPK Jasa Konsultan
SatKer PKPBPBS
b. Survey Topografi
A. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana jembatan di dalam
koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000 yang
akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1 : 500 untuk
perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.
B. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm atau
pipa pralon ukuran 4 inci yang di isi dengan adukan beton dan di atasnya
dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat.
Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan
dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang, di setiap sisi sungai/alur
dan 1 (buah) disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.
Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah
setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana Wilayah, notasi
dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang
cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya
50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diben' paku,
ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat wama
kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambalikan patok bantu. Untuk
memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di
atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
USULAN TEKNIS
IV - 5
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan
diberi nomor.
b. Pengukuran titik kontrol horizontal (apabila menggunakan alat konvensional).
Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dari
semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian
baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau
yang setingkat.
Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhlr pengukuran
dan untuk setiap interval 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila
pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan menggunakan alat
GPS Portable (Global Positioning System). Setiap pengamatan matahari
harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar biasa)
c. Pengukuran titik kontrol vertikal (apabila menggunakan alat konvensional)
Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/pembacaan
pergi-pulang.
Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon,
sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar,
jelas dan sama.
Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang
Bawah (BB), dalam satuan milimeter. Pada setiap pembacaan harus
dipenuhi : 2 BT = BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang, genap
d. Pengukuran situasi (apabila menggunakan alat konvensional)
Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jenbatan, rumah,
gedung dan sebagainya.
Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan
yang lebih tinggi.
Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
e. Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan sebagai
berikut :
Kondisi
- Datar, landai, dan lurus
- Pegunungan
- Tikungan
USULAN TEKNIS
Lebar Koridor
(m)
Interval (m)
Jalan baru
75 + 75
75 + 75
50
25
Interval (m)
Jembatan /
Longsoran
25
25
50 (luar) + 100
(dalam)
25
25
IV - 6
C. Persyaratan
Pemeriksaan dan koreksi alat ukur (apabila menggunakan alat Konvensional)
Sebelum melakukan pengukaran, setiap alat ukur yang akan digunakan
harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :
a. Pemeriksaaan theodolit
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Sumbu 11 tegak lurus sumbu 1.
Garis bidik tegak lurus sumbu II
Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
Kesalalian indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar :
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
2. Ketelitian dalam Pengukuran (apabila menggunakan alat konvensional)
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10 n ; (n adalah jumlah
titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS pertama ke
pengukuran GPS berikutnya).
b. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dan' 5".
3. Perhitungan (apabila menggunakan alat konvensional)
Pengamatan Matahari
Dasar perhitungan pengamatan matahari harus mengacu pada tabel
almanak matahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNT-AD
untuk tahun yang sedang berjalan dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan
Pengamatan Koordinat
1.
USULAN TEKNIS
IV - 7
4.
c.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x)
dan ordinat (y)-nya.
Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda
khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang
melintang harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk
gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) untuk yang tebing
aman sedangkan untuk daerah datar 0,25 meter. Semua gambar
topographi harus disajikan dengan menggunakan software komputer.
Tujuan
Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk
melakukan pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal
tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah, menentukan
jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta
mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya. Sangat
disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi tanah
dasar yang lunak (Soft Soil)
B.
Lingkup Pekerjaan
1. Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasar
topografi skala 1:250.000 s/d skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik
USULAN TEKNIS
IV - 8
disepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 - 1000 meter dan pada
lokasi jembatan.
a. Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, Jenis tanah, warna, perkiraan
prosentase butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda USCS.
b. Pemetaan
Jenis batuan yang ada disepanjang trase jalan dipetakan, batas-batasnya
ditetapkan dengan jelas sesuai dengan data pengukuran untuk selanjutnya
diplot dalam gambar rencana dengan skala 1:2000 ukuran A3. Pemetaan
mencakup jenis struktur geologi yang ada antara lain : sesar/patahan, kekar,
perlapisan batuan, dan perlipatan.
Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/kimia, kemudian
hasilnya diplot di atas peta geologi teknik termasuk didalamnya pengamatan
tentang : gerakan tanah, tebal pelapukan tanan dasar, kondisi drainase alami,
pola aliran air permukaan dan tinggi muka air tanah, tata guna lahan,
kedalaman (apabila rencana trase jalan tersebut harus melewati (daerah
rawa).
2. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
a.
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk setiap contoh
tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur
uji, lokasi, kedalaman). Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis
satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan contoh tanah
yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor
sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar
1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang, dengan diskripsi yang
lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.
b.
Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah ("split tube" untuk tanah keras atau
"piston tube" untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah harus diberi identitas
yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran tangan
dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan lebih dari 4 meter dan
pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk perhitungan
stabilitas lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan
interval sekurang - kurangnya 100 meter dan/atau setiap perubahan jenis
tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap pemboran
tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus
terlihat jelas identitas nomor bor tangan, dan lokasi. Semua contoh tanah
harus diamankan baik selama penyimpanan di lapangan maupun dalam
pengangkutan ke laboratorium.
c.
Pemboran Mesin (dilakukan untuk perencanaan pondasi jembatan).
Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan berikut
1. Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94
USULAN TEKNIS
IV - 9
d.
e.
f.
USULAN TEKNIS
IV - 10
3.
Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan,
maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada
disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenal quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,
perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan
yang mungkin timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan
foto-foto.
C.
Persyaratan
a.
Pengujian Lapangan
Metoda pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti
yang dijelaskan pada Tabel 1 pengujian lapangan pada berikut :
No.
Pengujian
1.
Resistivyti
2.
Standard
Test
Acuan
Keterangan
ASTM G57 78
Penetration
termasuk
ASTM D1586 94
Split
Spoon Sampling
harus
mencapai kedalaman
lapisan keras
3.
Stand Pipe
b.
AASHTO T252 84
Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan Laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada
Tabel 2 berikut :
Tabel 2 Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium
No.
Pengujian
Acuan
Keterangan
SIFAT INDEKS
1.
Kadar air
ASTM D 2216 92
2.
Batas susut
ASTM D 427 93
3.
Batas plastik
ASTM D 4318 93
- Fresh Condition
4.
Batas cair
SK-SNI M071989F
5.
Analisa saringan
SNI033423 1994
6.
Berat jenis
ASTM D 854 92
7.
Berat isi
SNI17421989
8.
TANAH
9.
Direct Shear
USULAN TEKNIS
SNI032813 1992
ASTM D 3080 90
IV - 11
No.
Pengujian
Acuan
Keterangan
- Fresh sample dioven 700C selama
satu hari
SIFAT PEMAMPATAN
TANAH
10.
Swelling
ASTM D 4546 90
- Fresh Condition
- Dioven 400C dan 700C selama satu
hari
KEPADATAN
11.
Pemadatan
SIFAT KELULUSAN
12.
Permeabilitas
Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan
rata-rata, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas
jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata
sebagai dasar perencanaan selanjutnya.
Untuk proyek ini survey lalu lintas hanya berdasarkan data data sekunder saja.
e. Survey Perkerasan Jalan
A.
Tujuan
Survey Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui data struktural perkerasan
yang ada, dengan meliputi lendutan suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan, daya
dukung tanah dasar dan susunan/lapisan perkerasan.
Untuk proyek ini survey perkerasan jalan hanya berdasarkan data data sekunder saja.
f. Inventarisasi Jalan dan Jembatan
A.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai
kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang
ditinjau.
B.
Lingkup Pekerjaan
a. Inventarisasi Jalan
Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m yang
tercatat selama berkendaraan. Untuk kondisi tertentu yang memerlukan data yang
lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek .
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah:
1. Lebar perkerasan yang ada dalam meter.
USULAN TEKNIS
IV - 12
2.
3.
4.
5.
2. Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Lasbutag, Penetrasi
Macadam dan lain - lain.
3. Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran
samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak
pagar/bangunan pendukung/tebing kepinggir perkerasan.
4. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang
ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
b. Inventarisasi Jembatan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai existing
jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sebagai berikut
1. Nama, lokasi, tipe dan kondisi jembatan.
2. Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar ruang bebas dan jenis lantai.
3. Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan.
4. Data yang diperoleh dicatat dalam satu format yang standar.
5. Foto dokumentasi minimum 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil
dari arah memanjang dan melintang. Foto ditempel pada format yang standar.
Perencanaan Geometri dan Alinyemen Jembatan
a. Kendala alinyemen horisontal dan vertical;
b. Kendala geoteknik;
c. Profil topografi;
d. Kendala di bawah lintasan atau sungai/laut;
e. Kebutuhan tinggi bebas vertikal.
Penentuan Bentang dan Lebar Jembatan
a. Profil topografi;
b. Teknolgi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan);
c. Faktor ekonomis;
d. Kebutuhan lalu lintas berdasarkan hasil survai lalu lintas;
e. Prediksi lalu lintas masa depan;
f. Kemungkinan dan kemudahan pelebaran jembatan pada masa akan datang.
Pemilihan Bentuk Struktur Jembatan
a. Kendala geometri;
b. Kendala material dan ketersediaannya;
c. Kecepatan pelaksanaan;
d. Kesulitan perencanaan dan pelaksanaan;
e. Pemeliharaan jembatan;
f. Biaya konstruksi.
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan
Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan
dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal
ataupun horisontal dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan
Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Struktur bawah jembatan harus direncanakan untuk menanggung beban struktur
atas melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan kombinasi terbesar dari
semua beban struktur atas, beserta beban-beban yang bekerja pada struktur bawah
yaitu: tekanan tanah lateral, gaya-gaya akibat aliran air, tekanan air, gerusan,
USULAN TEKNIS
IV - 13
USULAN TEKNIS
IV - 14
BACK/PARAPET WALL
BEARING PAD
TIMBUNAN
WING
WALL
DINDING
ABUTMENT
FOOTINGS
2. Pier
Dimasa lampau, pemilihan bentuk pier yang dilakukan ahli struktur jembatan lebih
cenderung dengan pertimbangan fungsional, estetika bentuk pier dilakukan hanya
berdasarkan intuisi. Namun dewasa ini, estetika dari sebuah jembatan seharusnya
melibatkan tenaga ahli yang berkompeten, misalnya arsitektur. Pemilihan bentuk,
warna, pencahayaan dan proporsional.
Secara keseluruhan akan membentuk struktur jembatan yang indah dan selaras dengan
lingkungan.
Untuk acuan awal dimensi dari bentuk-bentuk pier dapat dilihat pada lembar berikut ini :
8-10 M
1M
SLOPE
1:6
0.75 M
8-10 M
1M
SLOPE
1:6
0.75 M
0.75 M
USULAN TEKNIS
IV - 15
H
0.4H
0.3H
0.3H
0.7 M
0.15H
SLOPE
1:12
Untuk ratio
H
2,25
V
0.2H 0.1H
Single Hammer
H
0.4H
0.1H 0.2H
0.7 M
0.1H
Untuk 2,25
H
3 max H = 12 m
V
USULAN TEKNIS
IV - 16
Diagram IV-3
Tipe-tipe fondasi yang lazim dilaksanakan.
Fondasi Telapak
Fondasi Dangkal
Fondasi Lajur
Tiang Pra-cetak/
Tiang Pancang
Fondasi Tiang
Tiang Bor
Fondasi Dalam
Open Caisson
Fondasi Caisson
Pneumatic Caisson
Jenis fondasi sangat tergantung dari kedalaman layer tanah yang akan di pilih sebagai
bearing layer. Di bawah ini adalah diagram kedalaman tanah pendukung dengan jenis
fondasi yang dapat dilaksanakan.
USULAN TEKNIS
IV - 17
Kedalaman Bearing
Layer (m)
10
20
30
50
40
> 60
Fondasi Dangkal
Pipa baja
Pondasi
Tiang
Profil H Baja
Precast
Bore
Caisson
Open
Fondasi
Pneumatic
Jenis
Pondasi
Fungsi utama dari fondasi adalah mentransfer beban-beban dari struktur atas ke layer
tanah pendukung. Sehingga struktur fondasi harus mempunyai kekakuan dan kekuatan
yang memadai.
Hal-hal yang harus di kontrol untuk berbagai fondasi adalah sebagai berikut :
Daya Dukung
Defleksi
Item
Guling
Geser
Horisontal
Vertikal
Horisontal
Fondasi Dangkal
Fondasi Caisson
Fondasi Tiang
Defleksi horizontal dibatasi 1% dari lebar fondasi, tetapi tidak boleh lebih dari 5 cm.
Khusus untuk fondasi tiang, defleksi horizontal dibatasi tidak lebih dari 1,5 cm.
Pembatasan defleksi horizontal dimaksudkan agar defleksi yang terjadi pada fondasi
masih berada di dalam batas elastik, sehingga stabilitas fondasi tetap terjaga.
USULAN TEKNIS
IV - 18
Diagram IV-4
Alir Pemilihan Jenis Fondasi
Survey Detail
(*)
Tidak
aplicable
B
Aplicable
Aplicable
D
Aplicable
E
Aplicable
Tidak
aplicable
Tidak
aplicable
Tidak
aplicable
G
Tidak
aplicable
G
Aplicable
Aplicable
Tidak
aplicable
G
Tidak
aplicable
Tidak
aplicable
Aplicable
Aplicable
Tidak
aplicable
Jenis fondasi yang perlu didesain untuk
bahan-bahan perbandingan
Preliminary Desain
Altenatif tidak
terbaik
Altenatif terbaik
Tidak dilakukan
detail desain
Detail Desain
USULAN TEKNIS
IV - 19
A
B
:
:
C,D,E,F
USULAN TEKNIS
IV - 20
4. Cable Stayed
5. Suspension
Masing-masing jenis jembatan diatas mempunyai varian-varian tersendiri, sesuai dengan
material (baja, beton, composit), metode erection dan lain sebagainya.
Tabel dibawah ini menunjukan range bentang dengan berbagai jenis jembatan.
Type
Material
Slab
Beton
0 12
Beton
12 210
Baja
30 300
Baja
90 550
Beton
90 130
Baja
120 370
Baja
240 520
Beton
90 450
Baja
90 600
Baja
300 1400
Girder
Truss
Arch Rib
Arch Truss
Cable Stayed
Suspension
USULAN TEKNIS
IV - 21
10 20
50
Span Length ( m )
100
Precast Beam
I Beam
Simple Beam
T Beam
Hollow Beam
Continuous Beam
Simple Beam
Continuous Beam
T Beam
T Beam
Composite I Beam
T Beam
Fixed
Falsework
Slab
Simple Beam
T Beam
Box Beam
Slab
Continuous Beam
T Beam
Box Beam
Movable
Falsework
Incremental
Launching
Cantilevering
Slab
Continuous Beam
T Beam
Box Beam
Continuous Girder
Box Beam
Box Beam
Continuous Girder
Box Beam
Arch
Truss
Rigid Frame
Others
USULAN TEKNIS
Slab
T Beam
Box Girder
IV - 22
150
200
300
Plate Girder
10
20
30
40
50
60
70
80
Trus
Rigid Frame
Arch Type
Lohse Girder
Inversed Lohse Girder
Longer Truss
Trussed Langer Girder
Nielsen Type
Arch
Cable Stayed Bridge
Suspension Bdge
USULAN TEKNIS
IV - 23
140
150
160
170
180
190
200
250
500
1000
Concrete
Simple Span Reinforced Concrete Beam
2.
3.
4.
5.
System Struktur
Prakiraan Dimensi
1
1
L
11
15
H =
1
1
L
15 20
H =
1
1
L
40
70
h =
1
1
L
12 17
H =
1
1
L
40 60
h =
1
1
L
15 20
H =
1
6
d =
6.
1
L
50
1
4
1
5
f = L
d =
USULAN TEKNIS
1
8
f = L
1
L
60
IV - 24
No.
7.
System Struktur
Arches with rigid tie
8.
B.
1.
Composite Deck
Simple beams
2.
3.
C.
1.
Steel Trusses
Simple span deck at the top chord system
2.
3.
D.
1.
Prakiraan Dimensi
1
L
5
1
d =
L
35
1
f =
L
10
1
d =
L
50
f =
1
1
L
15 20
h =
1
1
L
20 25
h =
1
1
L
35 50
h =
1
8
h =
1
L
12
1
1
L
10
14
h =
1
6
1
7
h = L
1
3
1
5
f = L
1
1
L
50 60
h =
H= 5h
2.
Note : H
h
f
d
:
:
:
:
1
L
5
1
h =
L
20
f =
Tinggi
Tinggi pada tengah bentang
Tinggi parabolic
Tebal arch
Analisis Data
Perhitungan Kekuatan Struktur Jembatan
Untuk perencanaan detail struktur jembatan, harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
Perencanaan struktur jembatan harus diperhitungkan terhadap keamanan, daya
tahan serta ketersediaan material di lokasi.
USULAN TEKNIS
IV - 25
3.
USULAN TEKNIS
IV - 26
IV.3.2.
Album Gambar
Album Peta dan gambar ukuran A1 sebanyak 5 (lima) eksemplar dan Ukuran A3
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, yang berisi gambar-gambar :
a. Peta Lokasi
b. Gambar Denah dan Situasi Seluruh Kawasan
c. Gambar Desain Jembatan
d. Gambar Potongan Jembatan
e. Gambar Detail Potongan Jembatan
IV.3.3.
Spesifikasi Teknis
USULAN TEKNIS
IV - 27
Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan (inception report), merupakan laporan hasil temuan
awal, metodologi dan pendekatan, rencana kerja yang akan dilaksanakan
konsultan dalam menangani pekerjaan. Laporan pendahuluan, akan diserahkan
15 (lima belas) hari kalender setelah diterbitkan SPMK dan diterima setelah
dilakukan konsultasi dan pembahasan dengan Tim Teknis. Jumlah laporan yang
diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Garis besar laporan pendahuluan
berisi:
a. Temuan awal dan gambaran umum lokasi
b. Jadwal dan matrik penugasan serta tanggung jawab tenaga ahli
c. Metodologi dan pendekatan
d. Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan konsultan
b.
Laporan Akhir
Laporan ini merupakan laporan akhir detail perencanaan DED Jembatan
Kawasan Industri Balohan dengan mengakomodir semua masukan - masukan
hasil diskusi dari konsep laporan akhir dan dilampirkan foto-foto lokasi per
USULAN TEKNIS
IV - 28
Umum
BPKS menurut Undang-Undang diamanatkan sebagai lembaga yang bertugas untuk
melakukan pengusahaan Kawasan Sabang. BPKS telah dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000, sebagai konsekuensinya, maka Pemerintah
bersama Pemerintah Aceh telah mengamanatkan agar Kawasan Sabang
dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional dengan penekanan
bagi pembangunan pelabuhan utama (hub-port) yang fungsinya sebagai pelabuhan
impor ekspor (internasional) dan juga sebagai pelabuhan alih kapal (transhipment)
nasional. 1.2.
Berdasarkan visi, misi, strategi dan tahapan pengembangannya
telah ditetapkan 4 sektor prioritas (pengusahaan) dan 2 sektor andalan (pendukung
pengusahan) bagi pengembangan dan pembangunan Kawasan Sabang. 1.3.
Untuk mendukung salah satu sektor prioritas tersebut di atas maka dibutuhkan
prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting dalam sektor
perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Sejalan
dengan upaya pemenuhan kebutuhan prasarana transportasi ini akan dilaksanakan
pembangunan jembatan yang nantinya diharapkan dapat memperlancar arus
transportasi darat pada ruas lingkar di kawasan industri Balohan.
USULAN TEKNIS
IV - 29
IV.5.2.
Strategi
IV.4.2.1. Prinsip-Prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum perencanaan dasar yang biasa digunakan dalam penyusunan
Jembatan Kawasan Industri, yaitu:
a. Keadaaan Batas Ultimit
Adalah aksi yang diberikan pada jembatan yang menyebab-kan sebuah jembatan
menjadi tidak aman. Keadaan Batas ultimit terdiri dari :
a. Kehilangan keseimbangan statis.
b. Kerusakan sebagian jembatan.
c. Keadaan purna-elastis atau purna-tekuk dimana satu bagian jembatan atau
lebih mencapai kondisi runtuh.
d. Kehancuran dari bahan fondasi yang menyebabkan pergerakan yang
berlebihan atau kehancuran bagian utama jembatan.
b. Keadaan Batas Layan
Keadaan Batas Daya Layan akan tercapai jika reaksi jembatan sampai pada suatu
nilai, sehingga:
a. Tidak layak pakai
b. Kekhawatiran umum terhadap keamanan
c. Pengurangan kekuatan
d. Pengurangan umur pelayanan
c. Umur Rencana
Umur rencana jembatan diperkirakan 50 tahun, kecuali:
a. Jembatan sementara 20 tahun
b. Jembatan khusus 100 tahun
d. Persyaratan Pilar dan Kepala Jembatan
a. Gangguan terhadap jalannya air terbatas/seminimal mungkin
b. Menghindarkan tersangkutnya benda hanyutan
c. Memperkecil rintangan bagi pelayaran
d. Letak diusahakan sedapat mungkin sejajar dengan aliran arus banjir
e. Ruang Bebas Vertikal
Paling sedikit 1,0 m antara titik paling rendah bangunan atas jembatan dan tinggi
muka air banjir rencana pada keadaan batas ultimit.
f. Perkiraan Banjir Rencana
a. Tinggi muka air banjir sesuai dengan debit banjir rencana
b. Untuk perhitungan gerusan, muka air harus merupakan banjir rencana
terendah sesuai banjir rencana
c. Untuk perhitungan arus balik, muka air harus merupakan banjir tertinggi sesuai
banjir rencana
g. Persyaratan Tahan Gempa
Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan tahan gempa :
a. Resiko gerakan-gerakan
b. Reaksi tanah terhadap gempa di lapangan
c. Sifat reaksi dinamis dari seluruh struktur
h. Pokok-Pokok Perencanaan
Kriteria umum
a. Kekuatan unsur struktural dan stabilitas keseluruhan
b. Kelayanan struktural
c. Keawetan
USULAN TEKNIS
IV - 30
d. Kemudahan konstruksi
e. Ekonomis dapat diterima
f. Bentuk estetika
IV.4.2.2.
Tahapan Perencanaan
1. Tahap I
Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjelaskan fungsi
jembatan, geometri dan beban:
a. Lebar jembatan dan jumlah jalur
b. Lebar trotoir
c. Alinyemen jembatan
d. Geometri sungai
e. Karakteristik aliran sungai
f. Besaran-besaran tanah
g. Perlengkapan umum
h. Beb a n j em b a t a n
i. Jarak bebas vertikal dan horizontal
j. Bangunan atas yang tersedia
2. Tahap 2
Menggunakan informasi yang terkumpul dalam tahap 1 untuk
menentukan semua hambatan geometrik pada struktur yang
diusulkan
a. Alinyemen jalan yang diusulkan
b. Persyaratan aliran keadaan batas
c. Potensi gerusan
d. Lokasi bahan pondasi dan potensi kelongsoran tebing
e. Lokasi dan lebar alur utama sungai
f. Persyaratan konstruksi dan pelaksanaan
g. Persyaratan pemeliharaan
3. Tahap 3
Dengan kreatifitas tentukan daftar rencana alternatif terbaik. Dalam
batas hambatan geometrik yang ditentukan dalam tahap 2, dipilih 2
atau 3 kombinasi bangunan bawah/pondasi/bangunan atas yang
memenuhi pokok perencanaan secara baik
a. Rancangan percobaan
b. Jenis dan dimensi bangunan atas dan bangunan bawah
tipikal:
- Bangunan atas kayu
- Bangunan atas baja, komposit
- Bangunan atas beton bertulang
- Bangunan atas beton prategang
- Bangunan bawah tanah dengan pondasi langsung, sumuran dan
tiang pancang c.Pilihan alternative
4. Tahap 4
USULAN TEKNIS
IV - 31
5. Tahap 5
Perkirakan biaya untuk alternatif-alternatif tersebut. Perkiraan biaya
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif (bila ada) yang
ekonomis dapat diterima
6. Tahap 6
Selesaikan rencana sementara yang menghemat biaya dan buatlah:
gambar rencana, laporan perencanaan dan perkiraan biaya yang baru
Umum
Dalam kegiatan pekerjaan konsultansi ketentuan penggunaan fasilitas pendukung
yang dijamin oleh Pemberi Tugas harus mengacu kepada peraturan yang
dikeluarkan BAPPENAS dan fasilitas pendukung harus sesuai dengan kebutuhan
dan dipengaruhi oleh durasi pekerjaan.
Biasanya proyek-proyek dengan durasi pendek sampai dengan 6 bulan ada
beberapa fasilitas yang digunakan konsultan namun tidak ada penggantian dari
Pihak proyek seperti ruang kantor dan dengan segala jenis kelengkapan meubeler
kecuali alat kerja dan kelengkapannya.
IV.5.2.
USULAN TEKNIS
IV - 32