LP Abortus Imminens
LP Abortus Imminens
: ANGGA KURNIAWAN
NIM
: I4051161016
LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS IMMINENS
A. Definisi
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan vaginal pada setengah awal
kehamilan.
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan viabel, dan serviks
tertutup.
Abortus imminens adalah wanita yang mengandung bayi hidup dengan usia
kehamilan kurang dari 24 minggu yang mengalami perdarahan vaginal dengan atau tanpa
nyeri abdomen ketika kondisi serviks masih tertutup.
Abortus iminens didiagnosa bila seseorang wanita hamil kurang daripada 20 minggu
mengeluarkan darah sedikit pada vagina. Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau
dapat berulang, dapat pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah
seperti saat menstruasi. Polip serviks, ulserasi vagina, karsinoma serviks, kehamilan
ektopik, dan kelainan trofoblast harus dibedakan dari abortus iminens karena dapat
memberikan perdarahan pada vagina. Pemeriksaan spekulum dapat membedakan polip,
ulserasi vagina atau karsinoma serviks, sedangkan kelainan lain membutuhkan
pemeriksaan ultrasonografi
B. Etiologi
1.
a.
b. Endometrium
kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia tua,
dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium polikistik.
c.
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan
oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu pertumbuhan dan kematian
janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi
menahun
3.
peritonitis
umum,
dan
penyakit
menahun
seperti
brusellosis,
4.
kelainan bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma
submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran dalam trimester
dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada
serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks yang luas
yang tidak dijahit.
C.
Manifestasi Klinis
Adanya perdarahan pada awal kehamilan melalui ostium uteri eksternum, disertai
nyeri perut ringan atau tidak sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan punggung
belakang yang semakin hari bertambah buruk dengan atau tanpa kelemahan dan uterus
membesar sesuai usia kehamilan.
D.
1.
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi (USG) Transvaginal dan Observasi Denyut Jantung Janin
Pemeriksaan USG transvaginal penting untuk menentukan apakah janin viabel
atau non viabel1,5 dan membedakan antara kehamilan intrauteri, ekstrauteri, mola,
atau missed abortion. Jika perdarahan berlanjut, ulangi pemeriksaan USG dalam tujuh
hari kemudian untuk mengetahui viabilitas janin. Jika hasil pemeriksaan meragukan,
pemeriksaan dapat diulang 1-2 minggu kemudian.
Bradikardia janin dan perbedaan antara usia kehamilan berdasarkan HPHT dengan
hasil pemeriksaan USG menunjukkan prognosis buruk. Data prospektif menyebutkan,
bahwa jika terdapat satu diantara tiga faktor risiko (bradikardia janin, perbedaan antara
kantung kehamilan dengan panjang crown to rump, dan perbedaan antara usia
kehamilan berdasarkan HPHT dan pemeriksaan USG lebih dari satu minggu)
meningkatkan presentase kejadian keguguran dari 6% menjadi 84%. Penelitian
prospektif pada umumnya menunjukkan presentase kejadian keguguran 3,4-5,5% jika
perdarahan terjadi setelah jantung janin mulai beraktivitas, dan identifi kasi aktivitas
jantung janin dengan USG di pelayanan kesehatan primer memberikan presentase
berlanjutnya kehamilan hingga lebih dari 20 minggu sebesar 97%.
2.
3.
4.
Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus
5.
E. Penatalaksanaan
1.
2.
3.
Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian
jika perdarahan terjadi lagi. Jika perdarahan terus berlangsung, nilai kondisi janin (uji
kehamilan atau USG). Jika perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemukan uterus
yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau
mola
4. Abstinensia sering kali dianjurkan dalam penanganan abortus imminens, karena pada
saat berhubungan seksual, oksitoksin disekresi oleh puting atau akibat stimulasi
klitoris, selain itu prostaglandin E dalam semen dapat mempercepat pematangan
serviks dan meningkatkan kolonisasi mikroorganisme di vagina
Intervensi :
No
1
Masalah Keperawatan
Kekurangan volume cairan
b.d perdarahan
Tujuan dan
Kriteria Hasil
NOC :
- Fluid balance
- Nutritional Status :
Food and Fluid
Intake
Intervensi
NIC
- Pertahankan
- Monitor
status
(kelembaban
adekuat,
urine output
dalam batas
normal
Nyeri akut b.d kerusakan NOC :
jaringan intra uteri
membran
nadi
hidrasi
- Mempertahankan
- Tekanan darah,
- Pain Level
- Pain Control
intake
mukosa,
Kriteria Hasil :
catatan
pemberian
cairan IV
NIC :
- Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi,
Kriteria Hasil
- Mampu
mengontrol nyeri
- Melaporkan
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan
faktor presipitasi
- Gunakan teknik komunikasi
bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
nyeri
Resiko Syok
(Hipovolemik)
NOC :
- Syok prevention
- Syok managemen
NIC :
- Monitor status sirkulasi BP,
warna
kulit,
suhu
kulit,
ritme,
nadi
perifer,
dan
kapiler refill
- Monitor input dan output
pernapasan
datangnya syok
jalan napas
DAFTAR PUSTAKA
1. Huda, Amin., & Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis: Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus. Jakarta: MediAction
2. Sucipto, Nur Ilhaini. 2013. Abortus Imminens: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan, dan
Penatalaksanaan. Balai Pengobatan Islam Aisyiyah Sangkapura, Pulau Bawean,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur. CDK-206 Vol 40 No. 7, Tahun 2013.
3. Balakrshnan, EK. 2014. Abortus. Universitas Sumatera Utara: Medan