Anda di halaman 1dari 4

MENYUSUN

LATAR BELAKANG DAN PERUMUSAN


MASALAH PENELITIAN

Oleh:
Fredian Tonny Nasdian, Winati Wigna, Soeryo Adiwibowo, Sarwititi

Latar Belakang Penelitian


Pada babak awal suatu proposal atau laporan hasil penelitian, atau yang dikenal
sebagai bab Pendahuluan, umumnya dicantumkan tiga hal utama (atau sub-Bab),
yakni: latar belakang, perumusan masalah penelitian, dan tujuan penelitian.
Di dalam latar belakang penelitian yang esensial dicantumkan adalah
argumentasi tentang mengapa suatu topik penelitian dipilih. Argumentasi ini
disusun dengan memperhatikan:
a. Mengungkapkan konteks masalah sosial dari topik yang dipilih. Topik
yang diteliti sesuai dengan mandat keilmuan Program Studi KPM.
b. Mengungkapkan bukti atau data, konsep-konsep, dan hubungan antar
variabel yang terkait dengan topik yang akan diteliti dengan merujuk
pada fakta-fakta yang diperoleh dari pernyataan pihak otoritas, dari
observasi selintas, dan/atau dari bukti ilmiah berdasarkan literatur atau
laporan penelitian terkait.
Cara termudah untuk mengekspresikan bagian ini adalah dengan
mengkontradiksikan atau membanding antara kebijakan, teori, atau konsep-
konsep di satu pihak, dengan fenomena/masalah sosial yang real terjadi di lain
pihak.

Pengertian Masalah Sosial


Apa yang dinamakan masalah? Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) tidak
membedakan keterangan kata masalah dan soal. Untuk kedua kata itu
tertulis penjelasan sesuatu yang dicari pemecahannya. Akan tetapi dalam
keterangan soal ada pula tercantum tentang soal-jawab, tetapi tidak ada
masalah-jawab.
Dapat dikatakan bahwa perbedaan antara masalah dan soal adalah demikian:

Masalah, sesuatu yang masih dicari jawaban/pemecahannya


(lihat KUBI) dan tidak ada pihak yang tahu jawabannya (tidak ada

masalah-jawab). Soal, adalah sesuatu yang dicari pemecahan-


nya, tetapi ada satu pihak yang tahu jawabannya
Misalnya adalah soal Ujian Nasional (UN). Guru tahu jawaban UN, sedangkan
murid tidak mengetahui (soal-jawab). Mengirimkan soal-soal UN dari Jakarta ke
daerah menjelang akhir tahun ajaran, adalah masalah yang berat untuk
dipecahkan. Masalah yang dijumpai adalah:
Bagaimana caranya menjaga supaya tidak ada kebocoran soal?
Bagaimana caranya untuk menjamin agar soal ujian tiba tepat waktu?
Dalam aspek sosial, permasalahan sosial adalah ketidaksesuaian antara kondisi
sosial masyarakat dengan nilai-nilai atau harapan masyarakat.
A social problem is a condition that at least some people in a community
view as being undesirable. Untuk memperkaya wawasan anda carilah
pengertian-pengertian dan contoh masalah sosial di internet, seperti di
(http://www2.maxwell.syr.edu/plegal/TIPS/select.html).
Sebagai contoh:
Masalah kemiskinan merupakan kondisi masyarakat yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai/harapan mengenai kesejahteraan
Masalah korupsi tidak sesuai dengan nilai-nilai tata kelola yang baik
(good governance), kejujuran, integritas dan lain sebagainya.
Dengan demikian kita tahu, apa yang disebut masalah, yaitu sesuatu yang perlu
dipecahkan. Akan tetapi dalam tulisan ilmiah, tidak jarang dijumpai peneliti
mengkonstruksi permasalahan sosial sebagai berikut:
Pada tulisan ini saya akan mencoba membahas masalah penduduk di
Pulau Jawa
Oleh karena kita di Indonesia, maka kita sudah bisa menerka apa yang
dimaksud oleh kata masalah pada contoh di atas. Akan tetapi, seandainya
yang tercantum itu bukan Pulau Jawa, melainkan Pulau Christmas, maka
konstruksi kalimat permasalahan menjadi berbunyi:
Pada tulisan ini saya akan mencoba membahas masalah penduduk di
Pulau Christmas.
Apakah dari kalimat tersebut jelas apa yang dipermasalahkan? Bagaimana
pemecahan masalah penduduk? Dapat disimpulkan bahwa dengan hanya
mencantumkan kata masalah pada suatu kalimat, tidak selalu telah
mengungkapkan masalah.

Merumuskan Masalah (Research Questions)


Dalam proposal penelitian, mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas
adalah bagian terpenting dan termasuk yang paling menantang. Proposal
penelitian yang masalahnya tidak jelas dirumuskan akan menghasilkan temuan
penelitian yang kemungkinan tidak logis.
Dalam proposal penelitian merupakan suatu hal yang elementer bagi setiap
peneliti untuk mengkonstruksikan perumusan masalah pada bagian akhir dari
Bab Pendahuluan. Perumusan masalah umumnya diungkapkan dalam bentuk
kalimat ,tanya.
Ada peneliti yang merumuskan pertanyaan dalam dua aras (level), yakni
perumusan masalah yang bersifat umum (general research questions), dan
perumusan masalah yang bersifat spesifik (specific research questions). Namun
ada pula peneliti yang memformulasikan satu atau lebih perumusan masalah
tanpa kategori umum dan spesifik. Dalam mata kuliah MPS anda didorong agar
mampu untuk mengkonstruksikan perumusan masalah yang anda minati, tanpa
terikat pada kategori umum dan spesifik. Lebih lanjut lihat pula kuliah MPS ke-2
memaparkan tentang hal ini.
Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah perumusan masalah atau pertanyaan
penelitian harus disusun dengan efektif. Ciri-ciri perumusan masalah yang efektif
adalah:
Pertanyaan penelitian harus menarik (aktual, ada paradoks, dan sejauh
mungkin diterapkan pendekatan yang berbeda);
Pertanyaan penelitian harus relevan dengan topik penelitian yang dikaji,
dan diperkuat dengan maksud untuk mengisi potongan teka-teki yang
hilang, atau membuat hubungan antara fenomena sosial yang dikaji.
Pertanyaan penelitian harus diformulasikan dengan jelas. Buat
pertanyaan yang membumi dan batasi variabel yang diteliti.
Pertanyaan yang diajukan harus membawa implikasi penelitian dapat
dijalankan.
Contoh perumusan masalah yang memperhatikan aspek-aspek di atas adalah,
Semisal topik proposal anda adalah Intervensi Program Keluarga
Berencana (KB).
Perumusan Masalah: mengapa dua desa dengan karakteristik sosial
ekonomi yang relatif sama, dan menerima program KB dengan
intensitas intervensi yang sama namun hanya satu desa yang berhasil
menerapkan KB? Melihat situasi ini maka dipandang perlu dilakukan
penelitian untuk menjawab pertanyaan dimaksud.
3

Bila perumusan masalah dinyatakan seperti di atas, maka ini berarti


pada latar belakang penelitian (bagian awal Bab Pendahuluan) telah
diungkapkan fakta-fakta, konsep-konsep, dan hubungan antar variabel
yang terkait dengan topik Keluarga Berencana yang diteliti dengan
merujuk pada data, literatur, laporan penelitian dan sebagainya. Cara
termudah untuk mengekspresikan bagian ini adalah dengan
mengkontradiksikan atau membanding antara kebijakan, teori, atau
konsep-konsep terkait KB di satu pihak, dengan fenomena/masalah
sosial yang real terjadi di pihak lain.
Semisal topik penelitian anda adalah: Pendidikan Perempuan
Perumusan Masalah: mengapa tingkat pendidikan perempuan
cenderung lebih rendah dari tingkat pendidikan laki-laki, padahal
Undang-Undang Pendidikan sudah menjamin bahwa semua
warganegara berhak menerima pendidikan, dan semua fasilitas
pendidikan terbuka untuk semua warganegara? Melihat situasi ini maka
dipandang perlu dilakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan
dimaksud.
Bila perumusan masalah dinyatakan seperti di atas, maka ini berarti
pada latar belakang penelitian (bagian awal Bab Pendahuluan) telah
diungkapkan fakta-fakta, konsep-konsep, dan hubungan antar variabel
yang terkait dengan topik pendidikan perempuan yang diteliti dengan
merujuk pada data, literatur, laporan penelitian dan sebagainya. Cara
termudah untuk mengekspresikan bagian ini adalah dengan
mengkontradiksikan atau membanding antara kebijakan, teori, atau
konsep-konsep terkait pendidikan perempuan di satu pihak, dengan
fenomena/masalah sosial yang real dihadapi kaum perempuan di pihak
lain.


Anda mungkin juga menyukai