Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAH

BERSAHABAT DENGAN ALAM BERSAMA LUKISAN ORGANIK

DISUSUN OLEH
NAMA : JULIANA
KELAS : XII. IA. 2
GURU PEMBIMBING
: DRS. WAGIYO, M.SI

SMA NEGERI 3 PRABUMULIH


TAHUN AJARAN 2015-2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Karya
Ilmiah Sederhana yang berjudul BERSAHABAT DENGAN ALAM

BERSAMA LUKISAN ORGANIK dengan baik.


Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan
ucapan rasa terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah membiayai dan memfasilitasi saya untuk
mengerjakandan menyelesaikan tugas ini.

2. Bapak Drs. Wagiyo, M.Si selaku Guru Pembimbing atau Guru


Mata pelajaran Bahasa dan Sastra indonesia yang telah memberi
saya tugas ini.
3. Rekan-rekan yang turut membantu dalam pembuatan karya
ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah sederhana ini


masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan karya
ilmiah sederhana yang akan datang.
Prabumulih, Desember 2015
Penyusun,
(Amilia Afifa)

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah
Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957
dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi
menjadi PN PERMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa
pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah
negara. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA

dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah


menjadi PN PERTAMINA.
Tahun-tahun penting dalam perjalanan sejarah perusahaan Pertamina adalah:
1957, Pendirian PT Perusahaan Minyak Nasional (PERMINA)
1960, PT Permina berubah menjadi PN Permina
1968, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertamina
1989, Pembentukan Divisi Utilisasi Gas Hulu di Pertamina
2001, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi
2003, Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero)
2007, Pendirian PT Pertamina Gas
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen Pertamina sebagai asset
nasional untuk turut memajukan masyarakat Indonesia. Semangat pemberdayaan
masyarakat yang telah berlangsung seiring berdirinya perusahaan ini adalah
komitmen untuk memberikan nilai tambah lebih terhadap masyarakat Indonesia.
Program CSR diselaraskan dengan kebutuhan komunitas di sekitar wilayah
operasi Pertamina, sebagai salah satu stakeholder penting, sekaligus untuk
mendukung keberhasilan bisnis Pertamina secara berkelanjutan.
Salah satu mitra binaan Pertamina yang ikut andil dalam program CSR sebagai
pelukis lukisan organik adalah Aang Sungkawa. CSR Pertamina bersama dengan
Aang Sungkawa diawali dengan pengajuan proposal yang berisi 2 ajuan, yaitu
menyangkut sepeda motor dan lukisan organik. Pertamina tertarik dengan apa
yang Aang Sungkawa sebut sebagai lukisan organik, lalu menyambut antusias
ajuan tersebut. Aang Sungkawa lalu sering diminta untuk menjadi narasumber
pelatihan, seperti pelatihan untuk anak-anak SMP atau juga guru-guru.

Karena banyak masyarakat yang belum mengetahui secara luas tentang seni rupa
dan pengetahuan tentang seni rupa mereka masih terlampau kurang, maka CSR
Pertamina bersama dengan Aang Sungkawa mulai mengembangkan aliran lukisan
organik kepada masyarakat luas.
2. TUJUAN
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui manfaat dari pembuatan
lukisan organik bagi masyarakat luas. Karena di zaman yang sekarang,
masyarakat kurang tertarik untuk mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang
seni rupa. Masyarakat juga sering mengabaikan dan menganggap bahwa limbah
yang selama ini di buang dan di biarkan saja tidak berguna. Namun, jika kita
bepikir luas, kita akan menyadari bahwa limbah itu bisa kita kembangkan
menjadi suatu karya yang luar biasa.
Oleh karena itu, dari karya ilmiah ini diharapkan agar masyarakat akan lebih
memiliki rasa antusias dan tertarik terhadap seni rupa, seperti seni lukis organik
yang dikembangkan oleh Aang Sungkawa.
3. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini antara lain:
1. Apa itu lukisan organik?
2. Bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat lukisan organik?
3. Apa manfaat yang diperoleh Aang Sungkawa saat mendapat bantuan dari
Pertamina?
4. Bantuan apa saja yang diberikan Pertamina kepada Aang Sungkawa?
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN LUKISAN ORGANIK

Ketika membuat sumur, kita menggali tanah sehingga tanah tersebut bertumpuktumpuk dan kotor. Tanah galian sumur tersebut tak ayal kita buang setelahnya
karena merasa jijik karena kotor dan menganggap hal itu tak berguna. Begitu juga
ketika kita memasak telur, ataupun melihat penjual martabak. Usai telur
dipecahkan, cangkangnya akan langsung dibuang begitu saja.
Namun pernahkah terpikir bahwa tanah galian sumur dan cangkang kulit telur
bisa menjadi sebuah karya seni rupa yang indah? Mungkin kita tidak menyadari
bahwa cangkang kulit telur dapat diolah menjadi kaligrafi. Tak tebesit juga dalam
pikiran untuk menggunakan tanah galian sumur sebagai cat warna untuk melukis.
Kita terlalu mengganggap hal-hal kecil seperti itu sudah tak bisa di olah kembali,
padahal sebenarnya kita dapat menggunakannya dan menghasilkan karya.
Salah satu karya yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan alam adalah lukisan.
Dengan menggunakan tanah kuning hasil galian sumur kita dapat membuatnya
menjadi cat warna kuning. Ataupun menggunakan limbah kayu yang diolah
menjadi arang dan menghasilkan warna hitam. Memadukan warna-warna jelmaan
dari tanah dan limbah tersebut diatas kanvas akan menghasilkan lukisan unik dan
indah untuk dilihat oleh kasat mata.
Lukisan organik adalah sebutan untuk lukisan yang dibuat menggunakan bahanbahan alam yang dipadukan. Lukisan ini tak kalah indahnya dengan lukisan yang
dibuat menggunakan cat warna sungguhan, bahkan terlihat lebih unik. Dengan
keunikannya mungkin orang-orang tak menyadari bahwa lukisan tersebut dibuat
dengan tanah liat kuning dan arang yang dianggap tak berguna.
Aliran seni lukis ini masih terdengar baru di telinga masyarakat, bahkan mungkin
ada segelintir orang yang belum mengetahui aliran seni lukis ini. Padahal
sebenarnya seni lukis organik ini sudah mulai dikembangkan dan disebarkan
kepada masyarakat, tak hanya di dalam negeri bahkan di luar negeri. Akan sangat
disayangkan jika masih ada orang yang belum mengetahui seberapa briliannya
ide untuk mengolah bahan organik menjadi lukisan ini.

Aang Sungkawa, sebagai salah satu mitra binaan program CSR Pertamina telah
menyebarluaskan pengetahuan tentang seni lukis organik kepada orang-orang
banyak. Lukisannya sudah menarik hati banyak masyarakat, bahkan juga
pengunjung juga pembeli dari luar negeri. Aang Sungkawa sendiri berharap agar
masyarakat lebih memiliki rasa untuk berkreatifitas lebih dengan menggunakan
bahan-bahan alam yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan.
2. BAHAN UNTUK MEMBUAT LUKISAN ORGANIK
Sesuai dengan namanya, lukisan organik dibuat dengan bahan organik atau bahan
alam. Hampir seluruh benda dari alam dapat kita gunakan menjadi bahan untuk
membuat lukisan. Tak hanya tanah liat dari galian sumur, namun daun-daun yang
sering di anggap sampah juga ampas kopi yang akan dibuang setelah kita
meminum kopi juga dapat digunakan sebagai bahan membuat lukisan.
Seperti Aang Sungkawa, beliau melukis menggunakan pewarna dari bahan
baku arang dan tanah galian sumur yang biasanya dibuang begitu
saja. Contohnya warna hitam yang berasal dari limbah kayu yang
diolah menjadi arang. Adapun warna merah bata dan kuning pada
lukisan berasal dari tanah galian sumur. Dan masih banyak lagi limbah
yang bisa diolah kembali dan digunakan sebagai bahan lukisan
organik.

Aang Sungkawa mengatakan, tak ada batasan untuk berkarya. Kita tak perlu
mempunyai alat dan bahan yang mahal untuk menghasilkan sebuah karya yang
hebat, karya yang hebat justru akan tercipta jika kita dapat berpikir luas dan
kreatif. Kita memiliki alam dengan kekayaan yang beraneka ragam, hal itu sudah
lebih dari cukup untuk kita manfaatkan sebagai bahan-bahan. Namun, kita tak
jarang mengabaikan alam, bahkan merusaknya.
Menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai bahan untuk membuat suatu karya
seni tak hanya sembarang menggunakan. Tak jarang orang-orang merasa jijik
terhadap alam, seperti merasa jijik memegang tanah liat. Rasa jijik itu pada
akhirnya membuat kita mengabaikan alam begitu saja. Untuk mengolah unsur-

unsur hayati dari alam kita tentu harus bersahabat dengan alam itu terlebih
dahulu. Dengan bersahabat dengan alam, kita tak akan merasa jijik maupun benci
terhadap alam.
3. MANFAAT YANG DIPEROLEH OLEH AANG SUNGKAWA KETIKA
BEKERJA SAMA DENGAN PERTAMINA
Aang Sungkawa, seorang seniman lukisan organik. Beliau lulusan dari
Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan Seni Rupa. Tempat tinggalnya
bersama keluarga dahulu adalah di ibukota Jakarta, dan pada akhirnya Aang
Sungkawa memutuskan merantau ke kota nanas Prabumulih untuk melanjutkan
hidup dan berkarya.
Aang Sungkawa mulai menggeluti aliran seni lukis organik pada akhir tahun
2008. Sebelum datang ke kota Prabumulih, beliau tinggal di Jakarta dan memiliki
profesi sebagai designer. Beliau bertemu dengan pihak Pertamina dan mulai
berkerja sama dalam program CSR. Pada awalnya beliau mengajukan proposal
yang berisi tentang sepeda motor dan lukisan organik. Pada akhirnya, pihak
Pertamina menyetujui ajuan tentang lukisan organik dan mulailah Aang
Sungkawa mengembangkan lukisan organiknya itu. Kemudian pihak BLK
mengajukan permohonan kepada Aang Sungkawa untuk melakukan pelatihan
tentang pengolahan limbah menjadi kerajinan.
Sejak saat itu, Aang Sungkawa sering menerima ajakan Pertamina untuk
mengajar diberbagai tempat. Aang Sungkawa juga termasuk dalam Dewan
Pengrajin Nasional, yang bertugas untuk memberi pelatihan tentang pengolahan
limbah menjadi barang kerajinan yang berguna bagi masyarakat. Beliau banyak
sekali menerima bantuan dari pihak Pertamina dalam melakukan pelatihan, dan
pada akhirnya beliau menjadi salah satu mitra binaan Pertamina EP Asset 2
Prabumulih Field.
Selama Aang Sungkawa bekerja sama dengan pihak Pertamina, Aang Sungkawa
menjadi lebih mudah untuk memasarkan karyanya kepada masyarakat.

Lukisannya mulai dikenal oleh orang banyak, dan aliran lukisan organik sudah
mulai tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Walaupun pihak Pertamina
memudahkan Aang Sungkawa dalam bidang marketing, beliau tidak merasa
tinggi hati dan tidak menyepelekan setiap hal yang dilakukannya dalam berkarya.
Aang Sungkawa beranggapan bahwa seseorang mau berbuat apapun, itu
tergantung dengan usaha orang tersebut. Seseorang masih perlu berusaha dengan
keras jika ingin meraih kesuksesan dalam berkarya, jangan haya bisa
mengandalkan bantuan orang atau istilah lainnya adalah bergantung dengan orang
lain. Aang Sungkawa sendiri sering didorong Pertamina untuk terus berkarya,
sehingga ia terus bersemangat untuk menciptakan setiap karya lukisnya yang
baru.
Bagi Aang Sungkawa bidang seni lukis organik ini dapat membantunya sebagai
sumber penghasilan. Aliran lukisan organik ini tidak menghabiskan banyak
modal, ia hanya perlu bermodalkan Rp. 100.000 untuk biaya bingkai lukisan yang
ia buat, sisanya yang berupa bahan-bahan seperti cat warna untuk melukis ia
manfaatkan kekayaan dari alam. Walau tak bermodalkan uang banyak, lukisan
organik ini ketika dijual dipasaran dapat meraih kocek mulai dari Rp. 800.000
sampai Rp. 900.000, bahkan juga sampai Rp. 2.000.000.
4. BANTUAN YANG DIBERIKAN PERTAMINA KEPADA AANG
SUNGKAWA
Pertamina memberikan bantuan kepada Aang Sungkawa berupa pelatihanpelatihan ke berbagai tempat. Pelatihan-pelatihan tersebut adalah pelatihan
tentang aliran lukisan organik yang diberikan oleh Aang Sungkawa kepada
masyarakat seperti siswa-siswa SMP maupun SMA dan juga guru-guru. Di
pelatihan itu, Aang Sungkawa mengajarkan bagaimana cara melukis
menggunakan bahan organik dan menjelaskan apa saja bahan yang harus diolah
terlebih dahulu lalu digunakan untuk melukis. Tak hanya itu, Pertamina juga
memberikan alat dan bahan kepada Aang Sungkawa dalam berkarya membuat

lukisan. Pertamina pun jugalah yang membeli sebagian dari hasil karya Aang
Sungkawa.
Namun Aang Sungkawa berkata, bahwa terkadang orang-orang yang diberi
bantuan tidak mau berusaha. Mereka yang awalnya memiliki semangat yang
tinggi untuk bekerja kemudian menjadi enggan untuk berusaha kembali. Orangorang yang telah mendapat bantuan terkadang merasa dirinya sudah lebih hebat
dan kemudian menyepelekan. Sikap ini membuat mereka lebih memilih untuk
melakukan hal instan dalam bekerja. Aang Sungkawa sangat tidak setuju dengan
sikap tinggi hati dalam berkarya dan hanya bergantung kepada orang lain dan
melakukan hal instan, ia beranggapan bahwa orang yang berusaha dari nol lah
yang merupakan orang-orang yang hebat. Usaha orang yang hanya ingin hal
instan dengan orang yang benar-benar berusaha sangatlah berbeda, ujarnya.
Seperti beliau yang dari awal tidak menggunakan cat-cat warna, alat dan bahan
lainnya yang biasanya digunakan untuk melukis. Alat dan bahan tersebut sangat
mahal. Baginya, membeli barang-barang tersebut haruslah mempunyai modal
yang besar, dan sayangnya saat memulai untuk berkarya beliau tak mempunyai
modal yang begitu besar. Beliau mulai berpikir lebih luas dan melihat keluar.
Alam mempunyai banyak hal yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Tentu ia
langsung berpikir bahwa ia juga dapat memanfaatkan hal tersebut untuk
lukisannya. Ia mulai mengolah berbagai bahan-bahan alam terutama bahan yang
tak dianggap berguna seperti limbah organik. Ia tak perlu mengeluarkan banyak
modal untuk membeli peralatan mahal, cukup dengan bersahabat dengan alam ia
sudah menjadi pelukis aliran lukis organik yang sukses.
Sulit untuk membangun masyarakat karena masyarakat sulit untuk berpikir
positif. Bagi Aang Sungkawa, pemikiran masyarakat sangat mempengaruhi
bagaimana ia berkarya dengan lukisan organiknya. Terkadang masyarakat merasa
kurang tertarik kepada suatu karya seni, apalagi jika tempat yang mengelola
karya seni tersebut jauh dari tempat tinggal mereka. Mereka akan langsung
berpikir bahwa ongkos ketempat tersebut mahal dan cukup membuang tenaga,
lalu rasa malas menyelimuti mereka dan lahirlah rasa ketidakpedulian. Namun

masyarakat akan merasa tertarik ketika orang yang mengembangkan karya seni
tersebut mengadakan pameran. Dengan pengenalan kecil seperti itu kepada
masyarakat, mereka mulai memiliki sepercik perasaan tertarik untuk mengetahui
lebih dalam tentang karya seni tersebut, khusunya untuk orang-orang pencinta
seni. Ditambah lagi dengan adanya pelatihan, masyarakat pun mulai merasa
antusias. Dapat kita simpulkan, apresiasi masyarakat sangatlah penting untuk
sebuah karya seni. Suatu karya seni akan menjadi populer dikalangan orang
banyak tergantung dengan apa yang dirasakan masyarakat terhadap karya seni
tersebut.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Lukisan organik adalah salah satu aliran karya seni yang diciptakan oleh
pemikiran seseorang yang berpikir kreatif yang luas. Aang Sungkawa telah
membuktikan bahwa tak ada batas pada setiap orang untuk berkarya. Tak perlu
untuk mengeluarkan banyak uang untuk membeli begitu banyak hal dan
bergantung kepada orang lain, dengan memanfaatkan kekayaan unsur hayati ia
sudah bisa menciptakan suatu karya yang begitu hebat. Ia juga tak lelah untuk
bekerja keras dan berusaha. Walau sudah dibantu begitu banyak oleh program
CSR Pertamina, namun ia tak menyepelekan. Aang Sungkawa mengajarkan kita
untuk tidak bergantung kepada orang lain dan tak kenal lelah untuk berusaha.
Dengan karyanya, ia juga memberitahu kepada setiap orang untuk tidak
mengabaikan alam. Alam mempunyai banyak kekayaan unsur hayati yang bisa
kita manfaatkan, sehingga kita harus memelihara dan tidak merusaknya.
2. SARAN
Suatu karya seni dipengaruhi oleh pemikiran masyarakat. Sulitnya masyarakat
untuk berpikir positif terhadap sesuatu akan membuat sebuah karya seni juga sulit
untuk dikembangkan. Namun sesungguhnya pengembangan masyarakat juga

begitu kurang. Maka dari itu, mengapresiasi suatu karya seni merupakan salah
satu usaha untuk mengembangkan masyarakat.
Apresiasi terhadap suatu karya salah satunya dapat dilakukan dengan mencari
tahu informasi tentang sebuah karya, seperti mencari tahu bagaimanakah bentuk
dari karya tersebut dan bagaimanakah cara menciptakannya. Kita dapat
mencarinya melalui media internet. Namun sayang, terkadang media internet
masih sulit diakses di desa-desa, dan tentu hal intu membuat mereka sulit untuk
mengetahui informasi. Oleh karena itu, akan sangat bagus jika program CSR
Pertamina memiliki rencana untuk membangun sebuah tower di desa-desa
tersebut sebagai salah satu langkah untuk mengembangkan masyarakat.
Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan masyarakat, tetapi kita
bisa memulainya dengan menunjukkan rasa apresiasi terhadap suatu karya. Kami
mengharapkan program CSR Pertamina untuk terus memberikan apresiasi kepada
karya-karya seni yang unik dan kreatif lainnya, layaknya lukisan organik Aang
Sungkawa yang mengolah kembali limbah sebagai bahan untuk membuat lukisan
yang indah. Mari sebisa mungkin kita tunjukkan rasa antusias terhadap suatu
karya sehingga karya tersebut dapat dikembangkan dan diperkenalkan lagi secara
luas kepada masyarakat diseluruh penjuru tanah air.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=5534
http://www.koran-jakarta.com/?22372-%E2%80%9Cenergi%E2%80%9D
%20untuk%20tumbuh%20bersama%20lingkungan
http://www.pertamina.com/en/social-responsibility/about-csr/
http://www.academia.edu/6635078/CSR_PERTAMINA

https://nusonegara.wordpress.com/2009/05/20/pertamina-danperubahannya-menuju-ke-perseroan-yang-menerapkan-good-corporategovernance/

Anda mungkin juga menyukai