Reduksi Sampah Melalui TPS 3R
Reduksi Sampah Melalui TPS 3R
fotokopi, menggunakan alat tulis yang dapat diisi kembali. Namun demikian,
diperlukan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk merubah perilaku
tersebut.
Upaya reduksi untuk skala rumah tangga dapat dilakukan melalui:
pemilihan produk dengan pengemas yang dapat didaur-ulang, menghindari
pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah
besar, memggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill), dan mengurangi
penggunaan bahan sekali pakai.
Sementara itu, untuk skala perkantoran, sekolah, dan fasilitas umum upaya
reduce dapat dilakukan melalui: penggunaan kedua sisi kertas untuk penulisan
dan fotokopi, penggunaan alat tulis yang dapat diisi kembali, penyediaan
jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas); pemaksimalan penggunaan
alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali, khusus
untuk rumah sakit, penggunaan insinerator untuk sampah medis; penggunaan
produk yang dapat diisi ulang, dan pengurangan penggunaan bahan sekali
pakai.
Untuk kawasan komersial, pusat perdagangan dan pasar resuksi dilakukan
dengan cara memberikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang
mengembalikan kemasan yang dapat digunakan kembali, memberikan
tambahan biaya bagi pembeli yang meminta kemasan/bungkusan untuk produk
yang dibelinya, memberikan kemasan/bungkusan hanya pada produk yang
benar-benar memerlukannya, menyediakan produk yang kemasannya tidak
menghasilkan sampah dalam jumlah besar, mengenakan biaya tambahan untuk
kantong plastik belanjaan, menjual atau mem berikan sampah yang telah
terpilah kepada yang memerlukannya
Reuse ( R2); berarti penggunaan kembali sampah secara langsung, baik
untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain, penggunakan kembali bahan atau
material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan), seperti
menggunakan kertas bolak-balik, mengunakan kembali botol bekas minuman
untuk tempat air, mengisi kaleng susu dengan susuisi ulang (refill),
menggunakan kembali wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang,
menggunakan baterai yang dapat dicharge kembali dan lain-lain.
Untuk skala rumah tangga, reuse dapat dilakukan melalui penggunaan
kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya,
penggunaan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang, penggunaan
batere yang dapat di-charge kembali, dan menjual atau memberikan sampah
yang telah terpilah kepada pihak yang memerlukan.
Di perkantoran, sekolah dan fasilitas umum reuse dapat dilakukan dengan
cara penggunaan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang, penggunaan
peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali, dan
pengunaan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
Di Kawasan komersial, pusat perdagangan dan pasar reuse dapat dilakukan
melalui penggunaan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk
produk lain, seperti pakan ternak, memberi insentif bagi konsumen yang
membawa wadah sendiri, atau wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan
yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia, penyediaan perlengkapan
untuk pengisian kembali produk umum isi ulang (minyak, minuman ringan), dan
lain-lain.
Recycle (R3), mendaurulang berarti memanfaatkan kembali sampah setelah
mengalami proses pengolahan. Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur
ulang dan mudah terurai, mengolah sampah organik menjadi kompos, mengolah
sampah non organik menjadi barang bermanfaat, mengolah sisa kain perca
menjadi selimut, kain lap, keset kaki, dsb atau mengolah botol/plastik bekas
menjadi biji plastik untuk dicetak kembali menjadi ember, hanger, pot dan
sebagainya merupakan contoh recycle yang dapat dilakukan pada skala rumah
tangga.
Sementara itu untuk perkantoran, sekolah, dan fasilitas umum yang
mungkin dilakukan adalah mengolah kertas bekas menjadi bubur kertas dan
kembali dicetak menjadi kertas dengan kualitas sedikit lebih rendah, sampah
basah yang dapat diolah menjadi kompos dan lain-lain.
Untuk kawasan komersial, pusat perdagangan dan pasar recycle dapat
dilakuakn melalui penjualan produk-produk hasil daur-ulang sampah dengan
lebih menarik, memberi insentif kepada masyarakat yang membeli barang hasil
daur-ulang sampah, megolah kembali buangan dari proses yang dilakukan
sehingga bermanfaat bagi proses lainnya, melakukan penanganan sampah
organik menjadi kompos atau memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan, dan
melakukan penanganan sampah anorganik
Membangun Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
Untuk membangun TPS 3R berbasis masyarakat harus memenuhi
karakteristik sebagai beriku: 1) Mampu melayani 1000 jiwa atau setara dengan
200 KK atau setara dengan 3 m3 per hari; 2) Sampah masuk sudah dalam
keadaan terpilah antara sampah yang dapat dikomposkan (organik) dan sampah
tidak dikomposkan (non-organik); 3) Menggunakan lahan minimal 200 m 2; 4)
Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak manual atau gerobak
motor dengan kapasitas 1 m3; dan 5) Terdapat fasilitas pemilahan, pengomposan
dan penanganan barang daur ulang. Persyaratan lain yang juga harus dipenuhi
adalah sebagai berikut.
Lokasi
Kawasan perumahan baru (cakupan pelayanan 2000 rumah) memerlukan
TPS 3R dengan luas 1000 m2. Sedangkan untuk cakupan pelayanan skala RW
(200 rumah), diperlukan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dengan luas 200
- 500 m2. TPS3R dengan luas 1000 m2 dapat menampung sampah dengan atau
tanpa proses pemilahan sampah di sumber. TPS3R dengan luas < 500 m 2 hanya
dapat menampung sampah dalam keadaan terpilah (50%) dan sampah campur
50 %. TPS 3R dengan luas < 200 m2 sebaiknya hanya menampung sampah
tercampur 20 % dan sampah yang sudah terpilah 80 %.
Kriteria Utama Lokasi untuk pembangunan TPS 3R adalah: 1) Batasan
administrasi lahan TPS 3R dalam batas administrasi yang sama dengan area
pelayanan TPS 3R berbasis masyarakat; 2) Status kepemilikan lahan milik
pemerintah atau lainnya yang dibuktikan dengan Akte/Surat Pernyataan Hibah
untuk pembangunan prasarana dan sarana TPS 3R berbasis masyarakat; 3)
Ukuran minimal lahan yang harus disediakan 200 m 2; 3) Mempunyai kegiatan
lingkungan berbasis masyarakat
Sedangkan untuk kriteria pendukung di anataranya adalah: 1) Berada di
dalam wilayah permukiman penduduk, bebas banjir, ada jalan masuk, sebaiknya
tidak terlalu jauh dengan jalan raya; 2) Cakupan pelayanan minimal 200 KK atau
minimal mengolah sampah 3 m3/hari ; 3) Ada tokoh masyarakat yang disegani
dan mempunyai wawasan lingkungan yang kuat; 4) Penerimaan masyarakat
untuk melaksanakan kegiatan 3R merupakan kesadaran masyarakat secara
spontan; 5) Masyarakat bersedia membayar retribusi pengolahan sampah; dan
6) Sudah memiliki kelompok aktif di masyarakat seperti: PKK, Kelompok/forum
kepedulian terhadap lingkungan, karang taruna, remaja mesjid, klub jantung
sehat,
klub manula,
pengelola kebersihan/sampah,
Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yang sudah terbentuk.
Fasilitas TPS3R meliputi wadah komunal, areal pemilahan, areal
komposting (kompos dan kompos cair), dan dilengkapi dengan fasilitas
penunjang lain seperti saluran drainase, air bersih, listrik, barrier (pagar tanaman
hidup) dan gudang penyimpan bahan daur ulang maupun produk kompos serta
biodigester (opsional).
Fasilitator
Agar pelaksanaan TPS 3R berkelanjutan perlu kehadiran fasilitator.
Fasilitator adalah orang yang memahami permasalahan TPS 3R yang terdiri
fasilitator bidang pemberdayaan dan bidang teknis. Peran Fasilitator secara
umumm dalam Perencanaan TPS 3R adalah menyeleksi lokasi, pembentukan
kelompok swadaya msyarakat (KSM), social mapping, survai komposisi sampah,
penentuan teknologi, penyusunan RKM, pembuatan DED dan RAB dan
pengoperasian TPS 3R.
Tugas fasilitaor secara khusus untuk bidang pemberdayaan adalah:
memfasilitasi dan membantu masyarakat untuk dapat membentuk KSM dan
membantu pemilihan anggota KSM secara demokratis, Melaksanakan survai
sosial guna memperoleh masukan dari masyarakat berkenaan dengan
penyelenggaraan TPS 3R berbasis masyarakat, memfasilitasi penyusunan
Rencana Kerja Masyarakat (RKM), tahap pelaksanaan, dan pasca pembangunan
sarana 3R; dan memfasilitasi koordinasi antara pemerintah daerah, Satker, dan
masyarakat. Sedangkan untuk fasilitator bidang teknis bertugas: melakukan
survai lapangan untuk mengetahui komposisi serta timbulan sampah di lokasi
terpilih,
melaksanakan
pelatihan
dan
supervisi
dalam
pelaksanaan,
pembangunan dengan pendekatan teknis pada kelompok masyarakat pelaksana
3R, memberikan dukungan dan bantuan teknis pada masyarakat dalam
pembuatan rancangan teknik pengolahan sampah 3R, serta penyusunan RAB;
membantu masyarakat dalam mengawasi pembangunan prasarana dan sarana
TPS 3R; melaksanakan pelatihan dan supervisi dalam rangka operasi dan
pemeliharaan serta perbaikan sarana 3R; mendampingi dan melatih kelompok
masyarakat dalam mengelola sarana 3R; membantu masyarakat dalam
melaksanakan monitoring sendiri pada pelaksanaan TPS 3R; dan melaporkan
hasil kegiatan ditingkat masyarakat secara periodik (bulanan) kepada instansi
penanganan sampah di kabupaten/kota.
Disain
Tempat penampungan sampah sementara (TPS) perlu dikondiskan sesuai
dengan sumber sampah yang sudah dipilahkan. Berarti TPS yang dibuat harus
dipisahkan/dipilahkan untuk sampah organik dan sampah anorganik. (sampah
basah dan sampah kering). Di lokasi TPS ini selain dipisahkan untuk sampah
basah dan kering di lokasi TPS ini juga dapat melakukan kegiatan pemilahan lagi,
apabila sampah yang berasal dari sumber belum dilakukan pemilahan, atau
sampah dari sumber sudah dilakukan pemilahan tetapi belum sempurna.
Selain kegiatan pemilahan sampah di Tempat penampungan sampah
sementara (TPS), dapat dilakukan pengolahan sampah (intermediate treatment)
dengan melakukan program pengomposan untuk sampah organik, dan kegiatan
daur ulang sampah anorganik seperti kertas, plastik, besi, aluminium, karton,
sampah elektronik/e-Waste dll. Jadi dengan adanya pemilihan dan pengolahan
yang ada di setiap sumber sampah sampah yang akan diangkut ke TPA akan
berkurang semaksimal mungkin; demikian pula proses pengolahan dengan daur
ulang kompos dan sampah organic akan menjadi lebih optimal.
Tempat Penampungan sampah Sementara 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)
terbagi menjadi dua lokasi, terdiri dari:
DAFTAR PUSTAKA
Ichrom, Y.N., A. Suryono, I. Hanafi Manajemen Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu Berbasis Masyarakat (Suatu Studi Pada Dinas Cipta Karya dan Tata