Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

Nama

: Yuliati Manik

NPM

: E1G06001

Prodi

: TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Kelompok

: 4 (Empat)

Hari/Jam

: Kamis, 12.00-13:40 WIB

Tanggal

: 24 November 2016

Dosen

: Drs. Syafnil M.Si


: Dra. Devi Silsia M.Si

Objek Praktikum

: TERMOKIMIA

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik panas
dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum, termokimia ialah
penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah sinonim dari termodinamika kimia.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai pristiwa-pristiwa perubahan kalor
dan termokimia. Misalnya seperti pada perebusan air. Suhu pada perebusan air meningkat dan
apabila di diamkan akan perlahan-lahan menurun, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama.
Aplikasi dari termokimia adalah penggunaan termos air panas, dimana termos air panas
selalu menjaga kalor/panas dari sistem agar perpindahan kalor/panas dari sistem ke lingkungan
menjadi lambat dan air yang didalam termos menjadi tetap panas.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengukur kalor reaksi dengan alat yang sederhana
2. Menghitung kalor pelarutan secara langsung
3. Mengumpulkan dan menganalisa data termokimia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hampir semua reaksi kimia disertai pembebasan atau penyerapan energi. Energi yang
menyertai perubahan kimia dapat berupa kalor, radiasi, listrik, kerja, dan lain-lain, tetapi yang
paling biasa ialah dalam bentuk kalor. Reaksi-reaksi yang membebaskan kalor disebut reaksi
eksoterm sedangkan reaksi yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Reaksi eksoterm
umumnya berlangsung lebih dramatis daripada reaksi endoterm. Contoh reaksi eksoterm ialah
pembakaran bensin, sedangkan contoh reaksi endoterm ialah fotosintesis. Jumlah kalor yang
menyertai reaksi kimia disebut kalor reaksi. (harnanto:2009)
Kalor adalah energy yang berpindah sebagai akibat adanya perbedaan suhu. Energy
berupa kalor selalu berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda dengan suhu rendah,
kalau di lihat dari segi molekul, hal ini berarti bahwa molekul dari benda panas akan
memberikan sebagian energy kinetiknya kepada molekul benda yang lebih dingin ketika kedua
benda itu bersentuhan. Akibatnya energy kinetic rata-rata dari molekul benda panas akan
berkurang dan suhunya akan turun, sedangkan benda dingin akan menerima energy dan suhunya
naik. Kalor akan mengalir antar kedua benda tersebut sampai suhunya sama. (syafnil:2015)
Dalam laboratorium, prubahan kalor yang terjadi akibat proses fisika maupun kimia dapat
diukur dengan calorimeter. Prinsip perhitungan entalpi reaksi melalui metode calorimeter
memanfaatkan Azas Black, yaitu kalor reaksi sebanding dengan masa zat yang bereaksi, dan
perubahan tempratur yang diakibatkan oleh reaksi tersebut. Secara matematis dinyatakan dalam
persamaan :Q=m.c. T. (syafnil:2015)
Cabang ilmu kimia yang mempelajari perubahan energi dalam proses atau reaksi kimia
disebut termokimia. (harnanto:2009)
Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik panas
dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum, termokimia ialah
penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah sinonim dari termodinamika kimia.
(anonim:2015).

BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat

Bahan

1. NaOH / kapur

1. Kalorimeter/ erlemeyer

2. HH4NO3

2. Gelas ukur

3. Aquades

3. Termometer
4. penangas air atau kompor
5. Batang pengaduk
6. Gelas piala

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Menentukan tetapan kalorimeter
1. Mengambil 30 mL aquades dengan gelas ukur.
2. Menuangkan kedalam kalorimeter.
3. Menutup kalorimeter yang sudah dilengkapi dengan termometer dan alat pengaduk, mencatat
suhu (Td).
4. Mengambil lagi 40 mL aquades dengan gelas ukur.
5. Menuangkan ke dalam gelas piala kering dan panaskan sampai suhu 60 70 oC.
6. Mengukur suhu air panas dengan tepat (Tp) dengan termometer.
7. Dengan hati-hati dan cepat, memindahkan cairan no 6 ke dalam kalorimeter (no 3) dan
menutup kembali. Mencatat suhu setiap 30 detik sambil diaduk.
8. Suhu larutan akan segera mencapai suhu maksimum, lalu perlahan-lahan turun. Bila mulai
turun, suhu dicatat setiap 1 menit sampai tidak ada lagi perubahan suhu.
Dengan menganggap bobot 40 mL aquades adalah 40 gram dan kalor jenis aquades adalah 4,184
J/g oC, maka tetapan kalorimeter dapat dihitung dari persamaan:
C. mp. (Tp - Tm) = C md (Tm Td) + W (Tm Td)
C

: kalor jenis aquades, 4,184 J/g oC

mp

: bobot aquades panas

md

: bobot aquades dingin

Tp

: suhu aquades setelah dipanaskan

Td

: suhu aquades sebelum dicampur

Tm

: suhu campuran

: tetapan kalorimeter, J/g oC

Dari persamaan ini nilai W dapat dicari. Mengulangi prosedur ini dan rata-ratakan hasil yang
didapat.
3.2.2 Menentukan H
1. Untuk percobaan ini dapat menggunakan NaOH / kapur dan NH4NO3 / urea.
2. Mengeringkan kalorimeter.
3. Mengambil 35 mL aquades dengan gelas ukur dan memasukkan ke dalam kalorimeter,meng
ukur suhunya dengan termometer, mencatat (suhu awal).
4. Menimbang 5 gram NaOH / kapur atau NH4NO3 / urea, lalu memasukkan ke dalam perubahan
suhu lagi (suhu tertinggi atau terendah = suhu akhir).
5. Mengulangi percobaan ini dengan bahan yang lain.
6. Menghitung kalor pelarutan untuk 5 gram zat dan untuk 1 mol zat.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Penentuan Tetapan Kalorimeter
PENGAMATAN
Suhu aquades panas oC
Suhu aquades dingin oC
Suhu campuran oC

ULANGAN
I
II
70 oC
60 oC
29 oC
29,5 oC
45 oC
46 oC

RATA-RATA
65 oC
29,25 oC
45,5 oC

Pengamatan Pelarutan NaOH


Waktu (menit)
1/2

Suhu ( oC )
31 oC

Waktu (menit)
5

Suhu (oC)
44 oC

32 oC
33 oC
34 oC
35 oC
36 oC
37 oC
39 oC
40 oC
42 oC

1
1
2
2
3
3
4
4
5
Catatan :
1.
2.
3.
4.

Vol aquades
Massa NaOH
Suhu aquades mula-mula
Suhu campuran

48 oC
49 oC
51 oC
54 oC
56 oC
58 oC
60 oC
61 oC
63 oC

6
6
7
7
8
8
9
9
10

= 40 mL
= 40 gr
= 29 oC
= 63 oC

Pengamatan Pelarutan Urea


Suhu ( oC )
31 oC
29 oC
29 oC

Waktu (menit)

1
1 1/2
Pengamatan Pelarutan
Waktu (menit)
1/2
1
1
2
2
3

Suhu ( oC )
45 oC
48 oC
48 oC
47 oC
46 oC
46 oC

Waktu (menit)
4
4
5
5
6
6

Suhu (oC)
46 oC
45 oC
45 oC
45 oC
43 oC
43 oC

4.2 Perhitungan
Penentuan Tetapan Kalorimeter
C. mp. (Tp Tm)

= C md (Tm Td) + W (Tm Td)

4,184 . 40 (65 45,5) = 4,184 . 40 (45,5 29,25) + W (45,5 29,25)


167,36 (19,5) = 167,36 (16,25) + W (16,25)
3263,52 = 2719,6 + 16,25W

16,25 W = 3263,52 2719,6


W = 33,472 J/g
Pengamatan Pelarutan NaOH
T NaOH = 32 oC menit ke 1
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (32 63)
40 (34)

= 40. C. (-31)

1360 = -1240 C
C = 1,096 J/g
T NaOH = 34 oC menit ke 2
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (34 63)
40 (34)

= 40. C. (-29)

1360 = -1160 C
C = 1,172 J/g
T NaOH = 36 menit ke 3
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (36 63)
40 (34)

= 40. C. (-27)

1360 = -1080 C
C = 1,259 J/g
T NaOH = 39 oC menit ke 4
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (39 63)
40 (34)

= 40. C. (-24)

1360 = -960 C
C = 1,416 J/g

T NaOH = 42 oC menit ke 5
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (42 63)
40 (34)

= 40. C. (-21)

1360 = -840 C
C = 1,619 J/g
T NaOH = 48 oC menit ke 6
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (48 63)
40 (34)

= 40. C. (-15)

1360 = -600 C
C = 2,266 J/g
T NaOH = 51 oC menit ke 7
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (51 63)
40 (34)

= 40. C. (-12)

1360 = -480 C
C = 2,833 J/g
T NaOH = 56 oC menit ke 8
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (56 63)
40 (34)

= 40. C. (-7)

1360 = -280 C
C = 4,857 J/g
T NaOH = 60 oC menit ke 9
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T

40. 1. (63 29) = 40. C. (60 63)


40 (34)

= 40. C. (-3)

1360 = -120 C
C = 11,333 J/g
T NaOH = 63 oC menit ke 10
Qair = QNaOH
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (63 63)
40 (34)

= 40. C. (-0)

1360 = -0 C
C = 0 J/g
Pengamatan Pelarutan Urea
T Urea = 31 oC 30 detik
Qair = QUrea
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (31 29)
40 (34)

= 40. C. (2)

1360 = 40 C
C = 34 J/g
T Urea = 29 oC 60 detik
Qair = QUrea
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (29 29)
40 (34)

= 40. C. (0)

1360 = 0 C
C = 0 J/g
T Urea = 29 oC 90 detik
Qair = QUrea
m . Cair . T = m . C . T
40. 1. (63 29) = 40. C. (29 29)

40 (34)

= 40. C. (0)

1360 = 0 C
C = 0 J/g

BAB V
PEMBAHASAN
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi
kimia. Termokimia mencakup kalor yang diserap atau dilepaskan dalam reaksi kimia, sumber
perubahan fase, atau dalam pengenceran suatu larutan. Didalam ilmu kimia, sumber perubahan
energi tambahan yang penting berasal dari kalor yang diberikan atau diambil dari isinya
membentuk sistem. Jadi kalor dapat diukur secara tidak langsung dengan cara mengukur kerja.
Pada percobaan berjudul Termokimia yang bertujuan untuk menentukan kalor reaksi
atau kalor pelarutan dengan kalorimeter. Termokimia merupakan kajian tentang kalor yang
dihasilkan atau dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia. Prinsip dari percobaan ini adalah Asas Black,

dimana Asas Black merupakan hukum yang mempelajari tentang perubahan kalor dari sistem ke
lingkungan maupun sebaliknya. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap (Qlepas
= Qterima). Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kalorimetri, yaitu
metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor berdasarkan pengamatan perubahan suhu
dalam sistem adiabatik, dengan menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter.
Tahap-tahap percobaan meliputi penentuan kapasitas kalor kalorimeter dan penentuan
kalor netralisasi. Percobaan ini diawali dengan mengukur suhu awal masing-masing larutan dan
kalorimeter, lalu larutan diletakkan di dalam kalorimeter serta diukur kembali suhunya tiap
30detik setelah dilakukan pencampuran.
Langkah-langkah yang kami lewati pada penentuan tetapan kalorimeter yaitu; mula-mula
kami mengambil 40 mL aquades menggunakan gelas ukur. Lalu kami tuangkan aquades tadi
kedalam kalorimeter dan kami tutup kalorimeter tersebut, kemudian kami ukur suhu
menggunakan termometer dan mempunyai suhu 29 oC, sekaligus mencatatnya. Berikutnya kami
mengambil lagi 40 mL aquades menggunakan gelas ukur, lalu kami tuangkan kedalam gelas
piala dan memanaskan hingga suhu 70 oC. Setelah itu kami tuangkan ke dalam kalorimeter,
sehingga aquades dingin dan aquades panas menyatu. Secara bersamaan kami mengaduk
aquades dan mengukur suhu menggunakan termometer setiap 30 detik. Secara berturut-turut
kami catat suhu yaitu 48oC, 47 oC, 46 oC, 45 oC. Pada ulangan kedua, kami melakukan prosedur
yang sama tetapi mendapatkan nilai suhu yang berbeda, yaitu: suhu aquades mula-mula (dingin)
bersuhu 29,5 oC, lalu kami panaskan hingga 60 oC. Setelah kami campur antara aquades dingin
dan aquades pans dalam kalorimeter, bersuhu 46 oC. Dari data ulangan satu dan dua tersebut,
kami menghitung nilai rata-rata dengan hasil: suhu aquades panas ialah 65 oC, suhu aquades
dingin 29,25 oC, dan rata-rata aquades campuran bersuhu 45,5 oC.
Pada percobaan menentukan H, adapun langkah-langkah yang kami lewati yaitu:
pertama-tama kami mencuci kalorimeter, kemudian kami mengambil 40 mL aquades
menggunakan gelas ukur dan memasukkannya ke dalam kalorimeter sekaligus mengukur
suhunya menggunakan termometer dan mencatatnya, yaitu 24 oC. Berikutnya kami menimbang
NaOH seberat 5 gram dan kami masukkan kedalam kalorimeter sambil mengaduknya. Kami juga
mengukur suhunya dengan waktu yang tidak menentu dan mencatat hasilnya.
Dari kedua percobaan tersebut, dapat kami pahami suhu aquades dingin saat dicampur
dengan aquades panas mula-mula akan naik, kemudian apabila sudah mencapai suhu maksimum

maka suhu akan turun kembali. Dan juga, apabila NaOH dicampur dengan aquades maka akan
menimbulkan suhu panas yang dapat menyamai atau melebihi suhu saat dicampur dengan
aquades panas.

BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini, praktikan sudah mampu mengukur kalor menggunakan alat yang
sederhana, mengukur kalor pelarutan secara langsung, dan mengumpulkan serta menganalisa
data dari termokimia.

5.2 Saran
Diharapkan untuk alat-alat praktikum di lengkapi lagi, agar praktikan bisa mencoba
langsung dengan alat-alat yang ada. Dan untuk ruangan terlalu padat dengan banyaknya jumlah
praktikan.

JAWABAN PERTANYAAN
1. Untuk melarutkan NaOH dalam prosedur 2, berapa H pelarutan jika seandainnya kalor yang
diterima kalorimeter adalah nol.
Jawab :
Q kalorimeter = 0

>>>

Q NaOH + QAquades = 0

QNaOH = - (maquades x CAquades x t ) + ( W x t )


= - ( 40x10-3 ) x (4,184 x 13 ) + (195, 253 x 10-3 x 13 )
= -2175,68 x 10-3 + 2538,289 x 10-3
= 362,609 x 10-3 joule

HNaOH

= QNaOH x MrNaOH
GramNaOH
= 362,609 x 10-3 x 40
5 gram
= 362,609 x 10-3 x 8
= 2900,872 x 10-3 J

2. Apa pengaruhnya terhadap H pelarutan, bila aquades diganti dengan pelarut lain seperti HCl?
Jawab :
Apabila aquades diganti dengan pelarut yang lain, maka akan terjadi perubahan terhadap
nilai H, misalnya apabila diganti dengan HCl, maka pada termometer tidak akan terjadi
penurunan suhu, karena massa jenis HCl lebih besar dan merupakan larutan yang pekat.
Sebaiknya apabila diganti dengan NaOH, maka akan diperlukan waktu yang relatif lebih lama
untuk mencapai perubahan/penurunan suhu, sehingga akan menyebabkan nilai H akan semakin
kecil.
3. Simpulkan harga H pelarutan NaOH, bila jumlah NaOH ditambah atau dikurangi dari 5 gram?
Jawab :
A. misal ditambah 1 gram
HNaOH

= QNaOH x MrNaOH
GramNaOH
= 362,609 x 10-3 x MrNaOH
GramNaOH
= 2417, 3933 x 10-3 J

B. Misal dikurangi 1 gram


HNaOH

= QNaOH x MrNaOH
GramNaOH
= 3626, 09 x 10-3 J

Jadi, apabila jumlah pelarut NaOH ditambah, maka H pelarutan NaOH akan semakin kecil,
dan berlaku sebaliknya. Apabila jumlah pelarut NaOH diurangi maka H pelarutan NaOH akan
menjadi semakin besar. Hal ini disebabkan bahwa H pelarutan berbanding terbalik dengan massa
pelarutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Termokimia. https://id.wikipedia.org/wiki/Termokimia Diakses pada 23/11/2015
Harnanto,ari. Dkk. 2009. Kimia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Syafnil. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Bengkulu: Laboratorium Teknologi
Pertanian

Anda mungkin juga menyukai