Bantalan Luncur
Bantalan Luncur
Bantalan Luncur
Bantalan luncur adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu
poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat
berlangsung dengan halus dan aman. Jenis bantalan ini mampu menumpu poros
dengan beban besar. Atas dasar arah beban terhadap poros maka bantalan
luncur dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang
ditumpu bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.
2. Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban yang ditumpu
bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan luncur khusus adalah kombinasi dari bantalan radial dan
bantalan aksial.
Karena gesekannya yang besar pada saat mulai jalan, maka bantalan luncur
memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu
sederhana, karena gesekan yang besar akan menimbulkan panas pada bantalan,
sehingga memerlukan pendinginan khusus.
Arah pelumasan ada dua, yaitu:
Radial, yaitu arah pelumasan yang tegak lurus dengan sumbu poros.
Aksial, yaitu arah pelumasan yang sejajar dengan sumbu poros.
Gesekan kental pada umumnya terjadi antara poros dengan bantalannya. Pada
waktu poros berputar, sebagian minyak pelumas yang melekat pada permukaan
poros ikut terbawa berputar. Apabila kemudian celah di bawah poros menyempit
menjadi lebih kecil daripada celah tempat minyak pelumas memasuki ruang
bantalan, minyak pelumas yang terbawa berputar itu akan mengalir mengisi
hambatan. Akibatnya, sebagian minyak pelumas akan mengalir kembali
menimbulkan tekanan hidrodinamik di dalam lapisan minyak. Tekanan ini cukup
kuat untuk mengangkat poros hingga menyentuh permukaan bantalan.
Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap dan teratur
melalui sebuah katup jarum.
Pelumasan sumbu.
Cara ini menggunakan sumbu yang dicelupkan dalam mangkok minyak sehingga
minyak terisap oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini dipakai seperti dalam hal
pelumasan tetes.
Pelumasan percik.
Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini dipergunakan untuk
melumasi torak dan silinder motor bakar torak yang berputaran tinggi.
Pelumasan cincin.
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros sehingga
akan berputar bersamaan dengan poros sambil mengangkat minyak dari bawah.
Pelumasan pompa.
Di sini pompa digunakan untuk mengalirkan minyak ke dalam bantalan.
Pelumasan pompa sesuai untuk keadaan kerja dengan kecepatan tinggi dan
besar.
Pelumasan gravitasi.
Dari sebuah tangki yang diletakkan di atas bantalan, minyak dialirkan oleh gaya
beratnya. Cari ini dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi pada kecepatan
keliling sebesar 10 15.
Pelumasan celup.
Sebagian dari bantalan dicelupkan ke dalam minyak pelumas.
bantalan luncur
on 00.47
Label: IPTEK
A. Teori Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros sehingga putaran atau
gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara teratur, aman dan tahan lama.
Secara umum, bantalan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu bantalan luncur
dan bantalan gelinding. Bantalan dapat diklasifikasikan menurut beberapa
kategori, yaitu:
Menurut arah gaya terdiri dari bantalan radial (bantalan melintang, bantalan
dukung) untuk gaya radial dan bantalan aksial (bantalan memanjang, bantalan
spur) untuk gaya aksial.
Menurut penggunaan terdiri dari bantalan mesin perkakas, bantalan kotak roda
gigi, bantalan motor, bantalan transmisi, bantalan turbin, bantalan pekerjaan
gilas dan sebagainya.
Menurut desain terdiri dari bantalan mata, bantalan penutup, bantalan tetap,
bantalan gantung, bantalan ayun, bantalan kotak, bantalan cakram, bantalan
terpasang (building) dan sebagainya.
Menurut bahan terdiri dari bantalan logam putih, bantalan perunggu, bantalan
besi tuang merah, bantalan logam ringan, bantalan logam sinter dan
sebagainya.
Menurut pelumasan terdiri dari bantalan gemuk, bantalan minyak, bantalan
air, bantalan udara, bantalan pelumasan cincin, bantalan pelumasan aliran,
bantalan hidrostatis atau aerostatis.
memerlukan momen awal yang besar untuk memutar poros. Pada bantalan
luncur terdapat pelumas yang berfungsi sebagai peredam tumbukan dan getaran
sehingga akan meminimalisasi suara yang ditimbulkannya.
Kelebihan Bantalan Luncur:
1. Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
2. Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah.
3. Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara.
4. Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harganya lebih murah.
Kekurangan Bantalan Luncur:
1. Gesekan besar pada awal putaran.
2. Memerlukan momen awal yang besar.
3. Pelumasannya tidak begitu sederhana.
4. panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan
khusus.
Bantalan gelinding.
Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola ( peluru ), rol atau rol
jarum atau rol bulat. Bantalan gelinding lebih cocok untuk beban kecil. Putaran
pada bantalan gelinding dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen
gelinding tersebut. Apabila ditinjau dari segi biaya, bantalan gelinding lebih
mahal dari bantalan luncur.
Kelebihan:
1. Keausan dan panas yang ditimbulkan berkurang
2. Gesekan yang terjadi relatif konstan
3. Pemakaian pelumas minimum
4. Ukuran lebarnya kecil
5. Mudah penggantiannya
6. Ukurannya sudah distandarisasikan sehingga mudah mendapatkan dimana
saja
Kekurangan:
1. Untuk beban kejut (getaran karena ketidakseimbangan komponen mesin)
bearing lebih cepat rusak
2. Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban
3. Lebih mahal
1.
A. Pengertian-Pengertian
Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros sehingga putaran atau gesekan bolakbaliknya dapat berlangsung secara teratur, aman dan tahan lama. Secara umum, bantalan dapat
dibagi menjadi 2 macam, yaitu bantalan luncur dan bantalan gelinding. Bantalan dapat
diklasifikasikan menurut beberapa kategori, yaitu:
1.
Menurut arah gaya terdiri dari bantalan radial (bantalan melintang, bantalan dukung)
untuk gaya radial dan bantalan aksial (bantalan memanjang, bantalan spur) untuk gaya aksial.
Menurut penggunaan terdiri dari bantalan mesin perkakas, bantalan kotak roda gigi,
bantalan motor, bantalan transmisi, bantalan turbin, bantalan pekerjaan gilas dan sebagainya.
Menurut desain terdiri dari bantalan mata, bantalan penutup, bantalan tetap, bantalan
gantung, bantalan ayun, bantalan kotak, bantalan cakram, bantalan terpasang (building) dan
sebagainya.
Menurut bahan terdiri dari bantalan logam putih, bantalan perunggu, bantalan besi tuang
merah, bantalan logam ringan, bantalan logam sinter dan sebagainya.
Menurut pelumasan terdiri dari bantalan gemuk, bantalan minyak, bantalan air, bantalan
udara, bantalan pelumasan cincin, bantalan pelumasan aliran, bantalan hidrostatis atau
aerostatis
Perbedaan bantalan luncur dengan bantalan gelinding:
2.
3.
4.
5.
a) Bantalan luncur, terjadinya gesekan luncur antara poros dan bantalan karena adanya
lapisan pelumas antara kedua permukaan.
b) Bantalan gelinding, terjadinya gesekan menggelinding antara bagian yang berputar dengan
bagian yang diam melalui elemen gelinding, seperti : bola, rol, rol jarum.
Dari gambar dapat dilihat bahwa adanya penyimpangan antara perbandingan koefisien gesek
dengan viskositas pelumasan secara aktual dan teoritis. Secara teoritis, besar gaya gesek harus
didukung dengan pertambahan kekentalan dari pelumasan agar perbandingan selalu berimbang.
Namun pada kenyataannya, gaya gesek akan berkurang seiring dengan bertambahnya
viskositas sampai pada titik tertentu (titik A) hingga akhirnya menyamai perbandingan teoritis. Di
sinilah terlihat bahwa secara aktual, ada keadaan stabil dan tidak stabil. Keadaan tidak stabil
adalah penyimpangan sebelum mencapai titik A dan keadaan stabil ketika melewati titik A.
Arah pelumasan ada dua, yaitu:
1.
2.
1.
Radial, yaitu arah pelumasan yang tegak lurus dengan sumbu poros.
Aksial, yaitu arah pelumasan yang sejajar dengan sumbu poros.
Gesekan kental pada umumnya terjadi antara poros dengan bantalannya. Pada waktu poros
berputar, sebagian minyak pelumas yang melekat pada permukaan poros ikut terbawa berputar.
Apabila kemudian celah di bawah poros menyempit menjadi lebih kecil daripada celah tempat
minyak pelumas memasuki ruang bantalan, minyak pelumas yang terbawa berputar itu akan
mengalir mengisi hambatan. Akibatnya, sebagian minyak pelumas akan mengalir kembali
menimbulkan tekanan hidrodinamik di dalam lapisan minyak. Tekanan ini cukup kuat untuk
mengangkat poros hingga menyentuh permukaan bantalan.
C. Mekanisme Pelumasan
Pada saat poros berputar, terjadi gesekan antara poros dengan bantalannya. Sebagian minyak
pelumas yang melekat pada permukaan poros ikut berputar. Apabila sela antara poros dengan
bantalan menjadi lebih kecil daripada selah tempat minyak jadi lebih kecil daripada sela tempat
minyak pelumas yang terbawa berputar akan mengalami hambatan. Akibatnya sebagian akan
mengalami kembali dan menimbulkan tekanan hidrodinamik didalam lapisan minyak pelumas.
Tekanan itu cukup kuat, untuk mengangkat poros untuk tidak menyentuh permukaan bantalan,
putaran poros pada kecepatan rendah akan bergesekan dengan dinding bantalan (putarannya
tidak simetris dengan bantalan). Hingga pada kecepatan yang tinggi putaran poros akan stabil
dan tepat berada di tengah bantalan.
Arah pelumasan ada dua, yaitu:
Aksial, yaitu arah pelumasan yang tegak lurus dengan sumbu poros.
Radial, yaitu arah pelumasan yang sejajar dengan sumbu poros.
1.
Dalam suatu mesin terdapat bagian-bagian yang bergerak seperti poros engkol, piston, batang
torak, katup, dan sebagainya. Pelumasan dimaksudkan untuk menghindari hubungan (kontak)
langsung dari dua bagian yang bergesekan.
1.
1.
2.
3.
4.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
1.
Pelumasan tetes.
Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap dan teratur melalui sebuah
katup jarum.
1.
Pelumasan sumbu.
Cara ini menggunakan sumbu yang dicelupkan dalam mangkok minyak sehingga minyak terisap
oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini dipakai seperti dalam hal pelumasan tetes.
1.
Pelumasan percik.
Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini dipergunakan untuk melumasi torak
dan silinder motor bakar torak yang berputaran tinggi.
1.
Pelumasan cincin.
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros sehingga akan berputar
bersamaan dengan poros sambil mengangkat minyak dari bawah.
1.
Pelumasan pompa.
Pelumasan pompa sesuai untuk keadaan kerja dengan kecepatan tinggi dan besar.
1.
Pelumasan gravitasi.
Dari sebuah tangki yang diletakkan di atas bantalan, minyak dialirkan oleh gaya beratnya. Cari
ini dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi pada kecepatan keliling sebesar 10 15.
1.
Pelumasan celup.
Sebagian dari bantalan dicelupkan ke dalam minyak pelumas.
1.
1.
The American Automobile Manufacturers Association (AAMA) dan The Japan Automobile
Manufacturers Association (JAMA) melalui suatu organisasi yang disebut The International
Lubricant Standardization and Approval Committee (ILSAC), mengeluarkan standard ILSAC GF1 dan ILSAC GF-2 dan ILSAC GF-3.
Klasifikasi ACEA/CCMC (Pelumas Eropa)
Kandungan abu pelumas tidak dapat digunakan untuk menetapkan tingkat kinerja
pelumas.
Kandungan abu pelumas tergantung pabrikan mesin individual, tipe operasional mesin
pembuangan.
Kandungan abu pelumas tergantung pada metal dasar dan elemen lain seperti zinc,
Oli mesin motor yang ditetapkan oleh negara Jepang bersamaan dengan JAMA (Japanese
Automobile Manufacturers Association) terbagi atas :
Klasifikasi LMOA (The Locomotive Maintenance Officers Association)
Lembaga di USA yang mengkhususkan pada spesifikasi pelumas mesin diesel lokomotif.
Nomenklatur LMOA, dikenalkan dalam bentuk generation :
Klasifikasi API Axledan Manual Transmission
API, SAE dan ASTM membuat klasifikasi pelumas transmisi otomotif dan pelumas as roda
(gardan) yang khusus berkemampuan menerima beban.
Spesifikasinya dilambangkan dengan API GL, dibagai dalam 7 kelas yaitu :
MA, tidak ada kandungan friction Modifiers, sehingga kopling basah tidak slip.
o
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MB, ada ditambahkan sedikit kandungan Friction Modifiers, namun ditujukan untuk
mesin-mesin motor yang Advance Wet Clutch (Kopling basah yang khusus).
Generasi-1 diperkenalkan tahun 1940. Termasuk pelumas mineral dan pelumas lain yang
disenyawa
kan dengan detergent dan antioxidant. Base Number-nya <>
Generasi-2 diperkenalkan tahun 1964. Memperkenalkan dispersan tidak berabu dan
tingkat detergensi yang sedang (moderate). Pelumas dari performasi ini dikembangkan untuk
menurunkan tingkat pembentukan lumpur pada mesin dan memperpanjang usia filter. Base
Number-nya = 7.
Generasi-3 diperkenalkan tahun 1968.Pelumas dengan alkalinity retention, detergency
dan dispersancy yang lebih baik, pelumas ini diperkenalkan untuk mengatasi
keausan
ring.
piston. Base Number-nya = 10.
Generasi-4 diperkenalkan tahun 1976.Pelumas generasi sebelumnya dengan ditambah
aditif pelindung metal untuk kondisi operasi berat dan penggantian pelumas hingga 90 hari.
Pelumas ini harus memenuhi klasifikasi API Service CD dengan Base Number-nya = 13.
Generasi-5 diperkenalkan tahun 1989.Disebut juga pelumas generasi-4 long life,
pelumas ini didesain untuk hemat bahan bakar dan efisien pelumas serta interval 180 hari
pergantian.
API GL-1 (masih berlaku). Pelumas transmisi manual yang bekerja dengan kondisi
sedang dengan operasi tekanan unit rendah dan kecepatan luncur minimum. Friction modifiers
dan extreme pressure tidak dipergunakan untuk aplikasi ini. Pada kecepatan dan beban berat,
pelumas ini tidak ditambahkan aditif anti oksidasi dan aditif antu rust inhibitor.
API GL-2 (tidak berlaku lagi). Ditetapkan untuk roda gigi tipe worm-gear dan kecepatan
luncur diatas GL-1. Produk ini ditambahkan aditif antiwear atau extreme presure dengan
konsentrasi sedang.
API GL-3 (tidak berlaku lagi). Diperuntukkan untuk transmisi manual dan spiral bevel
axles, dengan kondisi kecepatan dan beban ringan sampai sedang. GL-3 tidak
direkomendasikan untuk aplikasi hypoid gear.
API GL-4 (masih berlaku). Dirancang untuk tugas spiral bevel dan hypoid gear yang
bekerja pada kecepatan dan beban sedang. Pelumas ini dapat dipergunakan untuk transmisi
manual dan aplikasi transaxle tertentu.
API GL-5 (masih berlaku). Dirancang untuk gear, khususnya hypoid yang bekerja dengan
kondisi kecepatan tinggi dan atau rendah serta torsi tinggi (high torque). Pelumas ini lulus untuk
kualifikasi MIL-L-2105D.
API GL-6 (tidak berlaku lagi). Dirancang untuk gear, dengan pinion offset yang sangat
tinggi, karena kebutuhan pinion offset yang lebih ringan dan lain-lain sebab maka GL-6 saat ini
tidak diproduksi lagi.
API MT-1 (masih berlaku). Dirancang untuk transmisi manual non synchronized yang
dipergunakan dalam bis dan truck tugas berat. Pelumas ini mampu memberikan perlindungan
terhadap degradasi thermal, component wear dan oil seal deterioration.
Soal Manometer :
Minyak ( specific weight = 8900 N/m3, viskositas = 0,10 N.s/m2) mengalir melalui suatu
tabung horizontal berdiameter 23 mm seperti pada gambar. Suatu manometer tabung U
digunakan untuk mengukur jatuh tekanan (pressure drop) sepanjang tabung. Tentukan
range nilai h (untuk aliran laminar)
BANTALAN LUNCUR
Rabu,
06
Bantalan luncur adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung dengan halus dan aman. Jenis
bantalan ini mampu menumpu poros dengan beban besar. Atas dasar arah beban terhadap poros
maka
bantalan
luncur
dapat
diklasifikasikan
sebagai
berikut
:
1. Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang ditumpu bantalan adalah
tegak
lurus
terhadap
sumbu
2. Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban yang ditumpu bantalan
sejajar
dengan
sumbu
3. Bantalan luncur khusus adalah kombinasi dari bantalan radial dan bantalan
poros.
adalah
poros.
aksial.
Karena
gesekannya
yang
besar
pada
saat
mulai
jalan,
maka bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak
begitu sederhana, karena gesekan yang besar akan menimbulkan panas pada bantalan, sehingga
memerlukan
pendinginan
khusus.
Pada
umumnya
Konstruksi
bantalan
luncur
berbentuk
silinder atau silinder yang dibelah dua yang pada bagian dalamnya biasanya dilapisi oleh bahan
yang
mempunyai
sifat-sifat
seperti
:
1. Mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban statis dan beban dinamis
2.
Tahan
aus
3.
Mampu
membenamkan
kotoran
atau
partikel-partikel
halus
4.
Dapat
menyesuaikan
diri
terhadap
lenturan
poros
atau
geometri
poros
5.
Tahan
korosi
6.
Koefisien
gesek
yang
rendah
7.
Mempunyai
ketahanan
terhadap
pengelupasan
lapisan
Ada beberapa jenis bahan yang biasa digunakan sebagai lapisan pada rangka bantalan, yaitu
paduan timah putih (Tin base alloy) dan paduan timah hitam (Lead base alloy). Paduan ini biasa
disebut
logam
putih
(white
metal)
atau
logam
Babbitt.
Logam Babbitt ini relatif lunak, sehingga untuk meningkatkan kemampuannya dalam menumpu
beban maka harus ditumpu oleh rangka bantalan (bearing shell) yang lebih kuat.
Rangka bantalan biasanya terbuat dari Baja, Besi cor atau paduan Tembaga. Logam Babbitt ini
kemudian dilapiskan pada permukaan dinding dalam dari rangka bantalan dengan cara
pengecoran,
pengelasan,
metal
spray
atau
elektro
plating.
Lapisan babbit ini harus dapat melekat dengan kuat pada rangka bantalan. Kekuatan ikatan antara
logam babbit dan rangka bantalan dapat dicapai dengan baik jika preparasi dari permukaan
rangka bantalan dilakukan dengan sempurna