Teori Fishbein N Azjen Tra N TPB Aslinya
Teori Fishbein N Azjen Tra N TPB Aslinya
Disusun oleh :
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
(25010111120011)
(25010111120064)
(25010111120213)
(25010111120219)
(25010111110251)
(25010111130214)
(25010111140303)
(25010111140355)
(25010111140356)
PENDAHULUAN
(intention) dan
perilaku.
Dalam
makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai teori tersebut untuk mengetahui
bagaimana perilaku muncul karena adanya niat dari orang tersebut.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
adalah
mengacu
pada
keyakinan
seseorang
suatu
tersebut.Sikap
perilaku
juga
dan
berarti
penilaian
perasaan
terhadap
perilaku
umum
yang
yang
mendorong
tanggapannya.
Faktor
sikap
seperti
gengsi
yang
juga
dapat
membawa
5. Subjective Norms adalah norma subjektif atau norma yang dianut seseorang
(keluarga).Dorongan
anggota
keluarga,termasuk
kawan
terdekat juga
dalam
masyarakat
dan
norma
subjektif.
of behavior ) .
Disamping
dipertimbangkan
konsekuensi
yang
itu
pentingnya
akan
juga
konsekuensi-
terjadi
bagi
individu
(e v a l u a t i o n r e g a r d i n g o f t h e o u t c o m e ) . K o m p o n e n
k e d u a mencerminkan dampak dari norma-norma subjektif dan norma sosialyang
mengacu pada keyakinan seseorang terhadap bagaimana dana p a y a n g
dipikirkan
orang-orang
yang
dianggap
penting
motivasi
berdasarkan
atas
niat
yang
s u d a h terbentuk.
menambahkan
suatu
faktor
yang
berkaitan
dengan
control
individu,
yaitu perceived behavior control( PBC ). Penambahan satu faktor ini kemudian
mengubah Theory of Reason Action ( TRA ) menjadi Theory of Planned
Behaviour ( TPB )
c. Keuntungan TRA
Keuntungan teori ini adalah memberikan pegangan untuk menganalisa
komponen perilaku dalam item yang operasional. Fokus sasaran adalah prediksi
dan pengertian perilaku yang dapat diamati secara langsung dan dibawah kendali
seseorang, artinya perilaku sasaran harus diseleksi dan diidentifikasikan secara
jelas.
Tuntutan
ini
memerlukan
pertimbangan
mengenai
perbedaan
perhatian
perilaku
seksual
dan
p e n c e g a h a n AI D S t i d a k a k a n s a m a a n t a r a k e l o m p o k homoseksual
dan kelompok lain tentang penggunaan kondom. Kelompok homoseksual
percayakondom dapat mencegah mereka terkena AIDS, tetapi bagi
kelompok lain, pengguna kondom justru akan menyebarluaskan perilaku
seksual.
d. Kelemahan TRA
Kelemahan TRA adalah kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang.
kehendak tidak selau menuju pada perilaku itu sendiri, terdapat hambatanhambatan yang mencampuri ataumempengaruhi kehendak dan perilaku. Selain
itu,TRA tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan perilaku dan
mengabaikan akibat-akibat jelas dari variabel eksternal (variabel demografi,
gender, usia, dan keyakinan kesehatan) terhadap pemenuhan kehendak
perilaku. Meskipun demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM
adalah bahwa pengaruh TRA berhubungan dengan norma subjektif. Menurut
TRA, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang
sama sekali berbeda. Hal ini berarti keputusan seseorang untuk melakukan suatu
tindakan tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan.
e. Aplikasi TRA
Theory of Reasoned Action(TRA) merupakan model untuk meramalkan perilaku
preventif dan telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang
berlainan, seperti pengaturan penggunaan substansi tertentu (merokok,
alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturanmakan, pencegahan
AIDS dan penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan
alkohol, penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran ( fitness)dan praktik
olahraga.
Contoh aplikasi dari TRA adalah pengguna NAPZA suntik untuk
berkunjung
ke
klinik Voluntary
Counseling
and Testing
(VCT).
informasi
tentang penggunaan
NAPZA
suntik
yang
aman
paling
penting
diantara
keduanya.
Kemudian
ia
juga
akan
melakukan
VCT
dan
dinyatakan
HIV
positif,
di a
tidak
dan
norma
penting
(teman
sesama
pengguna
NAPZA
suntik
yang
b. Variabel variable
Model teoritik dari Teori Planned Behavior (Perilaku yang direncanakan)
mengandung berbagai variabel yaitu :
1. Latar belakang (background factors)
Seperti usia, jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi, suasana hati, sifat
kepribadian, dan pengetahuan) mempengaruhi sikap dan perilaku individu
terhadap sesuatu hal. Faktor latar belakang pada dasarnya adalah sifat yang
hadir di dalam diri seseorang, yang dalam model Kurt Lewin dikategorikan
ke dalam aspek O (organism). Dalam kategori ini Ajzen (2005),
memasukkan tiga faktor latar belakang, yakni personal, sosial, dan
informasi. Faktor personal adalah sikap umum seseorang terhadap sesuatu,
sifat kepribadian (personality traits), nilai hidup (values), emosi, dan
kecerdasan yang dimilikinya. Faktor sosial antara lain adalah usia, jenis
kelamin (gender),
itu
,Ajzen
juga
mendefinisikan
norma
subjektif
juga
merupakan
sebuah
fungsi
belief, yang
biasa
besar
usaha
mereka
untuk
merencanakan,
sehingga
tertentu.
Dengan
kata
lain,
dilakukannya
atau
tidak
sikap
penentu
intensi
(PBC).
PBC
control beliefs
(kepercayaan mengenai
perceived power
(persepsi mengenai
Jika
seseorang memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang ada
yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut memiliki persepsi
yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang
tersebut akan memiliki persepsi yang rendah dalammengendalikan suatu perilaku
jika ia memiliki
control beliefs
yang kuat
mengenai faktor-faktor
yang
yang mungkin
intensi
terdekat dari suatu perilaku. Dipercaya bahwa semakin kuat intensi seseorang
untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, diharapkan semakin berhasil ia
melakukannya. Intensi adalah suatu fungsi dari beliefs dan atau informasi yang
penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku tertentu akan
mangarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Intensi bisa berubah karena waktu.
Semakin lama jarak antara intensi dan perilaku, semakin besar kecenderungan
terjadinya perubahan intensi. Karena Ajzen dan Fishbein tidak hanya tertarik dalam
hal meramalkan perilaku tetapi juga memahaminya,mereka mulai mencoba untuk
mengindentifikasi penentu-penentu dari intensi berperilaku.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Teori Reasoned Action (Theory Of Reasoned Action) / Teori Perilaku Yang
Direncanakan (Theory of Planned Behaviour) merupakan suatu teori yang
menjelaskan tentang perilaku manusia. Teori ini disusun menggunakan asumsi
dasar
bahwa
manusia
berperilaku
dengan
cara
yang
sadar
dan
4. Faktor pembeda antara kedua teori tersebut adalah pada determinan niat.
Dalam Theory Of Reasoned Action determinan niat terdiri atas dua hal, yaitu
sikap
dan
norma
subjektif
sedangkan
dalam Theory
of
Planned
3.2 Saran
Dalam menentukan sikap, ada baiknya jika kita lebih berhati-hati karena sikap akan
menentukan perilaku kita. Mempertimbangkan tentang pendapat orang lain dalam
menentukan perilaku memang perlu tapi keputusan untuk melakukan sebuah
perilaku tertentu tetap tergantung pada diri kita. Hal penting lainnya yang harus
diperhatikan dalam berperilaku adalah kontrol perilaku karena dengan begitu kita
akan lebih mengetahui apakah kita mampu untuk berperilaku sesuai dengan apa
yang kita niatkan atau tidak. Kita juga akan mengetahui halangan atau hambatan
yang akan kita hadapi sebagai konsekuensi dari perilaku yang akan kita lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
2007.
2. Graeff, Judith. A, et al, Komunikasi Untuk Kesehatan dan Perubahan
Perilaku. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta. 1996.
3. Kumala, Estidia. 2012. Diakses tanggal 4 November 2012. Dikutip dari
website:http://www.scribd.com/doc/82897774/laporan-observasi-FGDm
4. Machfoedz, Ircham dan Eko Suryani. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya.
5. Maulana, Heri D. J. Promosi Kesehatan, EGC. Jakarta. 2009
6. Ogden, Jane. Health Psychology. Open University Press. Buckingham. Philadelphia. 1996
Smert, Bart. Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 199 ogg,
Michael A. Social Psychology : An Introduction. Prentice Hall. 1995
Behavior-