Anda di halaman 1dari 15

Variasi Genetik Dominan

Hibridisasi dan Crossbreeding

Diajukan untuk memenuhi tugas:


Mata Kuliah Genetika Ikan
Disusun Oleh :
Aghnia Nur Islami

230110120087

Lathofah Maulida

230110120090

Andi Lia Fadhilah

230110120092

Fahmi Aziz

230110120115

Sofyan Yusuf

230110120123

Attindriya Nur M

230110120135

Nicolas

230110120149

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan


Universitas Padjadjaran
Jatinangor
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas Makalah
Hibridisasi. Tugas berupa makalah yang telah terselesaikan ini merupakan salah satu syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika Ikan.
Proses penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah kali ini. Semoga bantuan,
kebaikan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama penyelesaian makalah ini
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari
kata sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Jatinangor , September 2013

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya teknologi perkawinan silang pada hewan ,ada teknik baru
yang diciptakan dengan banyak keunggulan didalamnya yang dinamakan hibridisasi.
Hibridisasi adalah persilangan antara varietas dalam spesies yang sama yang
memiliki sifat unggul. Hasil dari hibridisasi adalah hibrid yang memiliki sifat perpaduan
dari kedua induknya.
Keuntungan mengembangbiakkan tanaman dan hewan dengan memperhatikan sifat
unggul adalah sebagai berikut : Dapat menghasilkan produk yang bermutu tinggi, Bisa
menghemat biaya dan tenaga kerja, Dapat mempercepat produksi, Tanaman dan hewan akan
berumur panjang karena sifat unggulnya yang tahan terhadap penyakit dan iklim.
Selain itu banyak juga para ilmuwan yang telah menggunakan teknik hibridisasi ini
pada komoditas mereka karena teknik ini dinilai efisien dan lebih cepat dalam meningkatkan
produktivitas.
Hibridisasi adalah suatu teknik mengawinkan dimana salah sau keuntungannya adalah
untuk memperbaiki produktivitas dengan keturunan campuran (hibrid). Hibridisasi dapat
dilakukan dengan mengawinkan antara dua individu yang berbeda ras atau spesies.
Penggunaan teknik hibridisasi adalah misalnya untuk meningkatkan produkivitas,
memperoleh populasi yang monosex, dan menghasilkan keturunan yang seragam karena
metode hibridisasi dinilai paling efisien.
Crossbreeding adalah teknik perkawinan silang pada rekayasa genetika ikan.

BAB II
ISI
2.1 Hibridisasi
2.1.1 Pengertian hibridisasi
Hibridisasi adalah teknik perkawinan yang digunakan untuk memperbaiki
produktivitas ketika tidak ada VA yang muncul dan sulit atau tidak mungkin untuk
memperbaiki fenotipe melalui seleksi, teknik pembiakan itu bisa dipakai untuk memperbaiki
produktivitas dengan keturunan campuran (hibrid). Hibridisasi dapat merubah produktivitas
pada variasi ke d (VD) .
VD adalah variasi genetik yang dihasilkan oleh interaksi dari alel dan beberapa lokus,
karena itu variasi genetik tergantung pada interaksi, dipisahkan selama meiosis dan tidak
dapat diturunkan dari induk keturunannya. Hibridisasi dapat dilakukan dengan mengawinkan
antara dua individu yang berbeda ras atau spesies.
Variasi dominansi genetik adalah variasi yang dihasilkan oleh beberapa generasi
dengan kombinasi yang berbeda dan biasanya berdasarkan keberuntungan. Variasi ini juga
dapat disebabkan oleh perubahan bahan genetik terutama melalui mutasi.
2.1.2 Penggunaan Metode Hibridisasi
a) Hibridisasi digunakan sebagai salah satu dari beberapa cara untuk memperbaiki
produktivitas, karena seleksi disini juga akan menentukan.
b) Hibridisasi akan tergabung dalam program seleksi selama persilangan terakhir pada
hewan untuk tumbuh.
c) Hibridisasi digunakan untuk memperoleh jenis baru.
d) Hibridisasi digunakan untuk menghasilkan keturunan yang seragam, karena
metodenya yang paling efisien.
e) Hibridisasi digunakan untuk memperoleh populasi yang monosex.
f) Hibridisasi digunakan untuk menghasilkan keturunan sebagai cadangan dalam
ekosistem air yang digunakan untuk mempertahankan populasi yang tak mampu lagi
bereproduksi sendiri.

2.1.3 Contoh pemakaian hibridisasi

Berikut beberapa contoh pemakaian hibridisasi untuk memperbaiki produktivitas :


a) Hibridisasi telah digunakan untuk memperbaiki produktivitas dalam kultur lele
dengan menggunakan metode stop gap sehingga akan menghasilkan keturunan lele
yang baik seterusnya.
b) Plumb et al ( 1975) telah menunjukan bahwa turunan lele melalui hibridisasi dapat
tahan terhadap penyakit (virus).
c) Giudice(1966), Yant et al (1976), and Chappell (1979) menemukan bahwa
penyilangan telah memperbaiki hasil 10 18%.
d) Chappel (1979) juga menemukan bahwa hibridisasi dapat memperbaiki seinabilitty
dan konversi makanan. Beberapa data dari chappell ditunjukan pada tabel berikut :

e) Horn (1981) dan Dunham et al (1983) menemukan bahwa hibridisasi dapat


memperbaiki produksi telur.
Selain contoh contoh diatas, hibridisasi juga telah digunakan untuk menghasilkan turunan
baru dari rainbow trout . brown trout, brook trout, cutthroat trout (Kincaid 1981), common
carp (Kirpichnikov 1981)dan turunan catfish (Dunham dan Smitherman 1985). Untuk contoh,
(Dunham dan Smitherman 1985) membuat biakan AU MK-3 (turunan catfish) dari
penyilangan antara Marion x Kansas. Populasi dari persilangan Marion x Kansas F1 telah
bertelur untuk menghasilkan persilangan Marion x Kansas F2, hasil dari persilangan F2 ini
telah terseleksi untuk memperbaiki berat tubuh. Generasi F3 (AU MK- 3) memiliki rata rata
pertumbuhan yang cepat, kemampuan rata rata bertelur sampai tiga tahun dan induk betina
per kilogram yang dihasilkan lebih berat daripada jenis lainnya. Gambar dibawah
menunjukan asal-usul biakan AU-MK-3 sebagai turunan catfish.

Bebetapa perkawinan silang juga menghasilkan populasi monosex. Populasi ini dihasikan
oleh perkawinan interspesifik (perkawinan dua spesies) pada sunfish (Childers 1976) dan
Tilapia (Hickling 1960; Pruginin et al. 1975). Contoh yang terpenting adalah terjadi pada
Tilapia. Hickling (1960) menemukan bahwa keturunan yang dihasilkan oleh hibridisasi
dengan dua spesies adalah jantan semua. (pada waktu itu Hickling tidak menyatakan bahwa
dia telah menyilangkan dua spesies, ia hanya menyatakan bahwa ia telah menyilangkan dua
jenis dalam spesies yang sama). Fenomena ini sangat penting; beberapa spesies Tilapia
mempunyai sistem determinasi seks WZ (F. Y Chen 1969). Kombinasi sebenarnya dari
kromosom seks pada induk akan menghasilkan keturunan yang jantan semua. Kombinasi ini
dihasilkan oleh hibridisasi antara betina XX dengan jantan ZZ:

Sebagai contoh, hibridisasi antara T nilotica betina X T hornonum jantan akan


dihasilkan populasi monosex:

Tetapi teknik ini tidak 100% berhasil dalam menghasilkan populasi jantan; beberapa
masih dihasilkan populasi betina. Hal ini disebabkan karena pengaruh sex autosom atau
perubahan gen sex (Avtalion dan Hammerman 1978; Hammerman dan Avtalion 1979;
Majumdar dan McAndrew 1983; Shelton et al. 1983).
Hibridisasi telah pula digunakan untuk memperbaiki keberhasilan menangkap ikan
pada situasi-situasi tertentu. Donaldson et al. (1957) menemukan bahwa cutthtoat trout hasil
hibridisasi lebih mudah ditangkap daripada biakan indukannya. Tave et al. (1981) juga
menemukan bahwa turunan dari perkawinan betina X jantan blue catfish lebih mudah
ditangkap dari pada indukannya.

2.2 Perencanaan crossbreeding


Banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam rekayasa genetika ikan dengan cara
perkawinan silang (crossbreeding). Oleh karena itu, perencanaan dalam crossbreeding harus
dilakukan secara matang walaupun hasil akhir dari perkawinan ini tidak dapat diramalkan.
2.2.1 Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam crossbreeding
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam crossbreeding antara lain:
a) Phylogenetik ikan, yaitu batas kesamaan takson dua jenis ikan yang memungkinan
untuk dikawinkan. Semakin dekat kekerabatan dua jenis ikan, maka kemungkinan
keberhasilan rekayasa ini lebih besar. Contoh, dua spesies ikan yang berbeda tapi
mempunyai genus yang sama akan lebih berhasil dikawinkan daripada spesies ikan
yang hanya memiliki kesamaan familinya.
b) Karotif spesies, yaitu kesamaan karotif dua spesies ikan yang akan dikawinkan.
Terutama untuk crossbreeding antar spesies (interspesies). Ikan yang memiliki kariotif
yang berbeda jika dikawinkan akan mempunyai kemungkinan sangat kecil untuk
berhasil.

c) Tingkah laku biologis ikan dan reproduksi ikan yang akan dikawinkan, hal ini perlu
diperhatikan karena kita tidak akan dapat mengawinkan ikan yang mempunyai
perbedaan waktu pemijahan dan perbedaan habitat yang digunakan untuk memijah.
Contoh, ikan yang memijah pada bulan juni. Ikan yang memijah diair tenang sulit
untuk dikawinkan dengan ikan yang memijah di air mengalir.
d) Kesalahan manusia untuk mencapai suatu kesuksesan dalam crossbreeding, kita harus
berusaha

semaksimal

mungkin

untuk

menekan

kegagalan

walaupun

hasil

crossbreeding pada umumnya ditentukan oleh keberuntungan.


e) Kombinasi kromosom jenis kelamin yang tepat ialah pada induk yang akan
menghasilkan keturunan jantan. kombinasi itu dihasilkan dari hibridasi XX betina
dengan ZZ jantan:

2.2.2 Macam-macam crossbreeding

Biasa
Crossbreeding biasa adalah variasi dari 2 keturunan silang, terjadi pada yang
masih ada satu garis keturunan ke beda garis keturunan. Davis (1976) menemukan

satu persilangan atas ikan air tawar pelangi,ikan air tawar coklat,dan membiarkan ikan
air tawar tumbuh lebih cepat dari induknya.
AxB
AB F1 hibrid

Backcross
Backcrossing adalah jenis lain dari perkawinan silang. Ketika F1 peranakan

dipasangkan kembali dengan satu dari induknya atau masih satu garis keturunan. Ini
dikatakan selesai untuk menghasilkan dengan presentasi besar di kelompoknya.
AxB
AB F1hibrid
AB hibrid x A

AB-Abackcross hibrid
Rotasi
persilangan dari tiga atau lebih bibit dan untuk menyilangkan pejantan murni
dari satu ras untuk menaikan tingkatan betina dari ras yang yang lain (Warwick dan
Legates,1979).

AxB
AB F1 hibrid
AB F1 hibrid x C
ABC F2 hibrid

%A
50
25
62.5

%B
50
25
12.5

%C
0
50
25

ABC F2 hibrid
xA

ABC-A F3 hibrid

2.2.3 Seleksi ulang


Seleksi ulang digunakan untuk memperbaiki hasil dari perkawinan silang (peranakan).
Sebagai contoh, tujuan utama pada kultur tilapia adalah menghasilkan populasi 1 jenis
kelamin laki laki, yang dibutuhkan untyk menceggah reproduksi selama tumbuh. Hibridisasi
di tilapia sering menghasilkan 5 15 % betina. Ini meniadakan usaha untuk menhasilkan
populasi jenis kelamin. Individu tilapia dikatakan menghasilkan 100% peranakan jantan serta
harus menjadi tempat yang timbal balik dengan seleksi berulang.

2.2.4 Heterosis
Heterosis adalah efek perubahan pada keturunan persilangan secara konsisten berbeda
dari penampilan induknya. Heterosis bukan mengacu pada penggabungan dua sifat baik dari
kedua induknya kepada keturunan hasil persilangan melainkan pada penyimpangan dari
penampilan yang diharapkan dari penggabungan dua sifat yang dibawa ke dua induknya.

Macam-macam heterosis, yaitu:


1. Heterosis antar induk ditentukan sebagai penyimpangan penampilan keturunan ke
satu dari rata-rata induknya. Penentuan heterosis ini diperlukan untuk kepentingan
kajian genetik namun kurang praktis.
2. Heterosis induk terbaik, dihitung sebagai selisih penampilan keturunan ke satu dari
induk dengan penampilan lebih baik.
3. Heterosis standar, digunakan dalam uji penampilan dan hitung berdasarkan selisih
penampilan hibrida dengan varietas standar.
Adapun pemanfaatan heterosis yakni; dalam perakitan varietas hibrida.
2.2.5 Inbreeding
Inbreeding adalah cara kawin silang yang dapat meningkatkan produktifitas. Istilah
ini selalu menggambarkan perubahan bentuk dan sifat suatu individu dan biasanya digunakan
sebagai cadangan yang kasar untuk menggambarkan perkembangan yang sesungguhnya atau
cacat tubuh. Perkawinan antara individu yang tidak sesuai dapat menghasilkan keturunan
yang satu homozigot atau lebih, dapat dibedakan homozigot yang dihasilkan dari inbreeding
atau tanpa inbreeding.

Perkawinan antara dua individu yang masih mempunyai hubungan keluarga. Dua
individu dikatakan masih mempunyai kaitan kekeluargaan, bila kedua individu tadi
mempunyai satu atau lebih moyang bersama (common ancertor), 6 sampai 8 generasi ke atas.
Anak dari hasil perkawinansilang dalam disebut individu yang tersilang dalam (inbreed
animl) (Hardjosubroto, 1994).

Secara

genetik,

semua

inbreeding

dilakukannya

adalah

menciptakan

homozygositas. Individu-individu yang terkait berbagi alel melalui satu atau lebih nenek
moyang. Ketika pasangan individu-individu yang terkait, alel yang mereka berbagi hasil dari
nenek moyang mereka dapat dipasangkan. Hal ini menghasilkan keturunan yang homozigot
pada satu atau lebih lokus, dan keturunan inbrida.
Perkawinan tidak terkait individu juga dapat menghasilkan keturunan yang homozygous
pada satu atau lebih lokus, jadi bagaimana Anda membedakan homozygositas yang
dihasilkan oleh perkawinan sekerabat dari itu yang dihasilkan tanpa perkawinan sekerabat
taksi? Secara genetik, bagaimana melakukan kedua bentuk homozygosity berbeda?
Jawabannya ada ( 1 ) anda tidak dapat membedakan antara dua; ( 2 ) genetika,ada yang
dibesarkan dan ada perbedaan. Mereka Mereka adalah sama. Satu-satunya perbedaan adalah
bahwa hewan inbred homozigot karena mereka memiliki alel yang sama oleh keturunan,
sedangkan noninbread individu homozigot karena mereka memiliki alel itu sama dalam
bentuk. Lagi, tidak ada kimia atau fisik untuk membedakan antara dua, selain cara alel yang
diwariskan.
Karena ada tidak ada perbedaan genetik, mengapa membuat perbedaan? Alasannya
adalah bahwa individu yang terkait secara genetik lebih mirip tha tidak terkait individu, yaitu,
mereka berbagi lebih alel di comon sehingga perkawinan terkait dari terkait individu akan,
rata-rata, menghasilkan keturunan yang lebih homozygous daripada orangtua tidak terkait.
Dengan demikian, perkawinan sekerabat meningkatkan homozygosity apa yang akan terjadi
jika pasangan tidak terkait. Ukuran peka (F) quantifies peningkatan persentase di
homozygosity atas rata-rata populasi.
Itulah semua perkawinan sekerabat Apakah. Inbreeding tidak berubah genefrequencies;
seleksi, hanyutan genetik, migrasi, dan mutasi chage frekuensi gen, tetapi perkawinan
sekerabat Apakah bukan karena perkawinan sekerabat meningkatkan homozygosity, itu

mengubah frekuensi genotypic dengan meningkatkan homozygotes dengan mengorbankan


heterozygotes. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 4.8
Tabel 4.8 Efek perkembangbiakan pada Genotypic frekuensi dan Allelic frekuensi di
lokus tertentu. Berikut perkawinan terjadi setiap hari.

Generasi
P1
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10

f(AA)
0.25
0.375
0.4375
0.46875
0.48437
0.49218
0.49609
0.49804
0.49902
0.49551
0.5

frekuensi genotip
f(Aa)
0.5
0.25
0.125
0.0625
0.03125
0.015625
0.007812
0.003906
0.001953
0.000976
0

f(aa)
0.25
0.375
0.4375
0.46875
0.48437
0.49218
0.49609
0.49804
0.49902
0.49951
0.5

frekuensi Allelic
f(A)
f(a)
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5

karena pembulatan kesalahan, frekuensi genotypic tidak selalu jumlah 1.0 untuk generasi
tertentu

BAB III

PENUTUP
Hibridisasi adalah teknik perkawinan yang digunakan untuk memperbaiki
produktivitas dengan keturunan campuran (hibrid). Penggunanaan metode ini banyak
digunakan dan bayak manfaatnya pula,diantaranya yang paling terasa akibat hibridisasi ini
adalah memperoleh jenis baru yang unggul,memperoleh populasi yg seragam dengan waktu
yg efisien, dan juga perkawinan dengan waktu singkat. Tetapi teknik ini juga mempunyai
kekurangan, seperti perkawinan Tilapia yang tidak berhasil menghasilkan populasi seragam
100%.
Hibridisasi juga tidak hanya dengan keturunan campuran tetapi ada juga perkawinan
silang atau lebih disebut (crossbreeding). Macam-macam croossbreeding yang beraneka
ragam menyebabkan pengaruh kualitas ketrunan yang dihasilkan, macam-macam
croossbreeding diantaranya biasa, backcross, rotasi, seleksi ulang, heterosis, dan yang
terakhir inbreeding. Inbreeding adalah salah satu diantara jenis croosbreeding yang paling
menguntungkan karena produktivitas meningkat dan keturuna berkualitas. Namun, dalam
prosesnya crossbreeding harus memperhatikan banyak aspek,seperti :

Phylogenetik ikan, yaitu batas kesamaan tkason dua jenis ikan yang akan dikawinkan.

Semakin dekat kekerabatan makan hasilnya akan lebih besar.


Karotif spesies, yaitu kesamaan karotif dua spesies ikan yang akan dikawinkan.

Terutama untuk crossbreeding antar spesies (interspesies).


Tingkah laku biologis dan reproduksi ikabn yang akan dikawinkan.
Kesalahan manusia
Dengan demikian, hibridisasi menguntungkan dalam teknik perkawinan untuk

memperbaiki produktivitas dan meningkatkan kualitas hasil perkawinan dengan keturunan


campuran hibrid.

Daftar Pustaka

Tave, Douglas, 1986. Genetics for Fish Hatchery Managers, ACI Publishing Company, Inc.
West Port. Conecticut.
Fpik.unair.ac.id/seleksi-hibridisasi-inbreeding (diunduh pada 18 September 2013)

Anda mungkin juga menyukai