Anda di halaman 1dari 3

Titik center tap adalah titik tengah lilitan sekunder pada trafo CT yang

dihubungkan keluar lilitan dan bersifat sebagai sebagai ground. Jadi, semisal
terdapat 10 lilitan kawat pada bagian sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan
ke-6 dihubungkan pada sebuah kawat yang terhubung keluar lilitan.
Tegangan sekunder yang dihasilkan oleh trafo CT ini ada 2 macam,
mempunyai amplitudo yang sama namun saling berlawanan fasa, masingmasing sebesar 11VAC atau setengah dari tegangan sekunder pada trafo biasa
seperti contoh diatas. Tegangan sekunder trafo CT ini diukur dari salah satu ujung
lilitan terhadap titik center tap-nya.
Dalam perancangan sebuah power supply, jenis transformator step down
yang dipakai biasanya berhubungan dengan penentuan jenis penyearah yang akan
digunakan. Untuk jenis trafo biasa dibutuhkan penyearah jembatan dioda (dioda
bridge) yang dapat dibuat dari 4 dioda. Sedangkan untuk jenis trafo CT hanya
dibutuhkan penyearah dengan menggunakan 2 dioda saja. Artikel mengenai
penyearah ini akan dibahas lain waktu. Berikut gambar dari trafo CT.

www.elektronikaspot.com
f. Transformator core type, shell type dan

tiroid type

Tiroid type

2.5 Rugi-rugi
Rugi-rugi transformator terdiri dari beberapa macam, yaitu :
1. Rugi Tembaga (Pcu)
Rugi tembaga terdiri dari rugi-rugi tahanan murni yang disebabkan oleh arus
beban yang mengalir pada belitan primer maupun sekunder pada transformator.

Semakin besar arus yang mengalir maka kerugian akan semakin besar pula. Arus
beban tidak selalu konstan, maka rugi tembaga juga tidak konstan sehingga rugi
tembaga ini tergantung pada arus bebannya. Rugi tembaga dapat diketahui dengan
persamaan sebagai berikut
Pcu
=
(I2)2 . R2
Dimana, Pcu = Rugi tembaga (watt)
I2
= Arus pada kumparan sekunder (A)
R
= Tahanan kumparan di sisi sekunder (ohm)
( http://staff.ui.ac.id/internal/040603019/material/transformerpaper.pdf)
2. Rugi hysterisis
Merupakan rugi yang disebabkan oleh adanya gesekan-gesekan partikel pada inti
transformator akibat dari perubahan fliks magnet. Rugi ini dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut
=Kh . f . (Bmax)1,6
= Rugi hysterisis
= Frekuensi (Hz)
= Kerapatan fluks (Wb)
= Konstanta hysterisis
( http://staff.ui.ac.id/internal/040603019/material/transformerpaper.pdf)
3. Rugi Kopling
Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak
semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian
ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan
sekunder
4. Rugi Kapasitas Liar
Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan
transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk
frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan
sekunder secara tidak beraturan (bank winding)
5. Rugi Efek Kulit
Ph
Dimana, Ph
f
B
Kh

Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk
mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan
juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan
menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang
saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran
tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.

6. Kerugian arus eddy (arus olak). Merupakan rugi yang disebabkan oleh arus pusar
pada inti besi yang disebabkan oleh arus induksi yang mengalir pada transformator
yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Pe
Dimana, Pe
f
B
Ke

= Ke (f . Bmax)2
= Rugi Arus eddy (watt)
= Frekuensi (Hz)
= Kerapatan fluks (Wb)
= Konstanta Arus Eddy
( http://staff.ui.ac.id/internal/040603019/material/transformerpaper.pdf)

2.6 Segitiga Daya


Dari gambar dibawah daya dibagi menjadi tiga:

https://duniatehnikku.wordpress.com/2011/01/05/981/
A. Daya Nyata (P)
Daya nyata merupakan daya listrik yang digunakan untuk keperluan
menggerakkan mesin-mesin listrik atau peralatan lainnya.
Line to netral / 1 fasaP = V x I x Cos
Line to line/ 3 fasaP = 3 x V x I x Cos
Ket :
P = Daya Nyata (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Amper)
Cos = Faktor Daya

Anda mungkin juga menyukai