Rancang Bangun Smart Prison: Solusi Sistem Kemanan Penjara Masa Depan
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Lucky Rizky F.
Siti Nurul Afizah
Rizky Gigih P
Saktya Hutami P.
Faishal Afif N.
2414100094
2414100013
2212100112
2212100180
4214101035
2014
2014
2012
2012
2014
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Lucky Rizky F.
Siti Nurul Afizah
Rizky Gigih P
Saktya Hutami P.
Faishal Afif N.
2414100094
2414100013
2212100112
2212100180
4214101035
2014
2014
2012
2012
2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul
i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
RINGKASAN.........................................................................................................iv
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang.........................................................................................................1
Tujuan......................................................................................................................2
Manfaat....................................................................................................................2
GAGASAN..............................................................................................................2
Kondisi Kekinian.....................................................................................................2
Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya...................................3
Gagasan Baru yang ditawarkan................................................................................4
Pihak-Pihak yang Terkait dalam Pelaksanaan Program...........................................7
Langkah Strategis untuk Pelaksanaan Program.......................................................8
KESIMPULAN........................................................................................................8
Inti Gagasan.............................................................................................................8
Teknik Implementasi Gagasan.................................................................................9
Prediksi Keberhasilan..............................................................................................9
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
iii
RINGKASAN
Era globalisasi dan dinamika kehidupan modern yang dihadapi negara saat
ini menimbulkan banyak masalah seperti melonjaknya beberapa harga kebutuhan
pokok, tidak stabilnya harga kebutuhan masyarakat, minimnya lapangan
pekerjaan yang tersedia, pemutusan hubungan kerja yang semakin meningkat
sehingga menyebabkan tuna karya akibat banyaknya perusahaan yang mengalami
krisis keuangan karena biaya produksi yang semakin mahal dan pendapatan yang
didapatkan tidak sebanding pengeluarannya, dan gaya hidup yang dipengaruhi
oleh era globalisasi. Dengan semakin banyaknya tuna karya di Indonesia ini maka
tingkat kriminalitas semakin tinggi. Pengawasan pelaku kejahatan atau narapidana
di lembaga hukum di Indonesia sendiri sangatlah minim sehingga dapat memicu
tingginya angka pelarian napi.
Berdasarkan data Depkumham RI pada Januari 2008, penghuni lembaga
pemasyarakatan di seluruh Indonesia mencapai 130.832 dengan rincian 54.307
tahanan dan 76.525 napi. Jumlah itu tidak seimbang dengan kapasitas penjara
yang hanya 81.384. Jumlah lembaga pemasyarakatan di Indonesia, baik untuk
anak maupun dewasa, adalah sebanyak 457 lembaga pemasyarakatan dengan daya
tampung sekitar 90.000 narapidana (Fatwa, 2010). Dengan jumlah napi yang
sebanyak itu maka penjara menjadi kelebihan kapasitas. Sedangkan, pengawasan
yang dilakukan sangat minim sekali, dikarenakan jumlah sipir yang sedikit. Hal
itu menyebabkan banyaknya narapidana yang kabur. Sering sekali koran harian
atau berita di televisi menampilkan berita mengenai narapidana kabur yang
diakibatkan oleh kelalaian petugas sipir.
Rancang bangun Smart Prison ini mampu meningkatkan keamanan lapas,
dikarenakan sistem tersebut terdiri dari peralatan teknologi yang terintegrasi satu
sama lain. Komponen-komponen penyusun sistem tersebut adalah smart band,
kamera HDCCTV dengan teknologi image processing, dan terahertz scanner
yang digunakan untuk mendeteksi adanya barang-barang berbahaya masuk lapas..
Semua teknologi yang telah disebutkan di atas terintegrasi dalam suatu sistem
yang dipantau dan dikontrol di dalam ruang kontrol, termasuk semua pintu sel dan
gerbang yang ada di lapas. Untuk mendukung agar sistem tersebut dapat bekerja
dibutuhkan pasokan energi listrik yang cukup besar. Maka dari itu diberikan solar
cell sebagai pemasok energi utama.
Sistem keamanan penjara yang ada di Indonesia masih banyak yang
menggunakan sistem tradisional dan sangat minim tingkat keamanannya. Dengan
dilakukan kerja sama dari berbagai pihak yang terkait dalam mewujudkan sistem
ini tentunya akan melahirkan terobosan baru dalam pemanfaatan teknologi di
lingkungan lapas. Oleh karena itu, dengan diterapkannya sistem ini sangat
dimungkinkan akan mencegah berbagai hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
narapidana kabur, masuknya narkoba ke dalam lapas dan kerusuhan di dalam
lapas.
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Era globalisasi dan dinamika kehidupan modern yang dihadapi negara saat
ini menimbulkan banyak masalah seperti melonjaknya beberapa harga kebutuhan
pokok, tidak stabilnya harga kebutuhan masyarakat, minimnya lapangan
pekerjaan yang tersedia, pemutusan hubungan kerja yang semakin meningkat
sehingga menyebabkan tuna karya akibat banyaknya perusahaan yang mengalami
krisis keuangan karena biaya produksi yang semakin mahal dan pendapatan yang
didapatkan tidak sebanding pengeluarannya, dan gaya hidup yang dipengaruhi
oleh era globalisasi. Dengan semakin banyaknya tuna karya di Indonesia ini maka
tingkat kriminalitas semakin tinggi. Selain itu, banyak sekali perdagangan
narkoba, human trafficking, korupsi, terorisme, dll. Untuk mengurangi angka
kejahatan, di Indonesia dibentuk lembaga hukum mulai dari, Makamah Agung,
Kejaksaan, Kemenkumham, hingga Kepolisian. Hal ini sangatlah penting dalam
mengurangi kejahatan agar negara menjadi aman, tentram, dan damai.
Pengawasan pelaku kejahatan atau narapidana di lembaga hukum di Indonesia
sendiri sangatlah minim sehingga dapat memicu tingginya angka pelarian napi.
Beberapa kendala yang sering dihadapi oleh lembaga hukum dalam pengawasan
narapidana selain minimnya pengawasan narapidana pada suatu lembaga
permasyarakatan yaitu pemantauan narapidana secara manual yang dibantu
dengan kamera CCTV masih memiliki efektivitas yang rendah, minimnya aparat
yang bertugas dalam menjaga narapidana disuatu lembaga permasyarakatan dan
buruknya manajemen lapas. Beberapa media berita yang menyampaikan
banyaknya narapidana kabur seperti yang terjadi di Lambaro, Banda Aceh,
sebanyak 7 tahanan lembaga permasyarakatan berhasil melarikan diri saat petugas
tertidur terlelap. Kemudian, belum lama ini, 22 narapidana di Lapas Merauke,
Papua, menyerang sipir penjara dan melarikan diri. Kejadian ini berawal ketika
petugas yang akan mengunci pintu utama penjara diserang 50 napi. Sebagian napi
urung kabur setelah sipir mengeluarkan tembakan peringatan. Dalam beberapa
bulan yg lalu kejadian hampir serupa berlangsung di LP Binjai, Sumatra Utara dan
LP Muaro Padang, Sumatra Barat. Di LP Binjai, tiga napi nekat kabur saat
petugas penjara sedang menyiapkan acara shalat Idulfitri. Sedangkan di LP Muaro
Padang, enam narapidana kabur dari penjara pada 9 Oktober silam. Tiga napi yang
kabur antara lain adalah tahanan dengan hukuman mati kasus pembunuhan.
Buntutnya, tiga pejabat LP Muaro Padang dicopot. Mereka dianggap bertanggung
jawab atas kaburnya enam napi dari LP kelas dua tersebut. (liputan6.com, 2007).
Dengan melihat kondisi tersebut dibutuhkan suatu sistem baru yang dapat
mencegah pelarian narapidana. Sistem ini diharapkan bisa memonitoring seluruh
kegiatan di dalam lembaga permasyarakatan, mencegah terjadinya narapidana
yang kabur dari lembaga permasyarakatan, dan mencegah adanya barang
berbahaya seperti narkoba masuk ke dalam lapas. Sistem ini sangat diperlukan
sehingga dapat membantu keamanan yang ada di dalam penjara.
Tujuan
Tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat suatu sistem antisipasi untuk pencegahan narapidana melarikan diri
dari lembaga permasyarakatan.
2. Membuat sistem pencegahan peredaran barang-barang terlarang seperti
narkoba masuk ke dalam lapas.
3. Sebagai sarana pembantu bagi sipir lembaga permasyarakatan dalam
mengawasi para warga binaan mereka yang jumlahnya sangat banyak
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan solusi dalam penekanan jumlah narapidana yang kabur dari
lembaga permasyarakatan.
2. Memberikan solusi pencegahan peredaran barang-barang terlarang seperti
narkoba masuk ke dalam lapas..
3. Membantu sipir penjaga lembaga permasyarakatan dalam mengawasi dan
memonitoring segala situasi dalam lembaga permasyarakatan.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Berdasarkan data Depkumham RI pada Januari 2008, penghuni lembaga
pemasyarakatan di seluruh Indonesia mencapai 130.832 dengan rincian 54.307
tahanan dan 76.525 napi. Jumlah itu tidak seimbang dengan kapasitas penjara
yang hanya 81.384. Jumlah lembaga pemasyarakatan di Indonesia, baik untuk
anak maupun dewasa, adalah sebanyak 457 lembaga pemasyarakatan dengan daya
tampung sekitar 90.000 narapidana (Fatwa, 2010). Dengan jumlah napi yang
sebanyak itu maka penjara menjadi kelebihan kapasitas. Sedangkan, pengawasan
yang dilakukan sangat minim sekali, dikarenakan jumlah sipir yang sedikit. Hal
itu menyebabkan banyaknya narapidana yang kabur. Sering sekali koran harian
atau berita di televisi menampilkan berita mengenai narapidana kabur yang
diakibatkan oleh kelalaian petugas sipir.
Salah satu contoh, dikutip dari koran harian CNN Indonesia pada 2
November 2015, Sebanyak 14 tahanan dan narapidana di Rumah Tahanan Negara
(Rutan) Pancur Batu, Medan, Minggu (1/11) kabur setelah memukul petugas sipir
yang sedang jaga di pintu depan. Kanit Reskrim Polsek Pancur Batu Iptu Herman
Sembiring saat dihubungi wartawan menjelaskan petugas kepolisian saat ini
tengah berupaya memburu belasan orang tahanan yang melarikan diri. Satu orang
tahanan, menurut dia, sudah berhasil ditangkap saat mau naik kendaraan umum.
"Kaburnya seluruh tahanan Rutan Cabang Pancur Batu itu diduga karena
lemahnya penjagaan. Saat itu hanya ada satu orang petugas jaga, dan melihat
kondisi itu, lalu tahanan memanfaatkannya,"ujar Herman. Dia menjelaskan, para
tahanan tersebut datang secara diam-diam, dan langsung memukul petugas jaga,
serta merampas kunci pintu depan."Kemudian, para tahanan itu lari dan berpencar
ke arah belakang Rutan Pancur Batu, serta kabur," kata Kanit Reskrim...
Contoh lainnya, dikutip dari kolom harian Sindo 1 November 2014,
Akibat kelalaian petugas sipir di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Salambue,
Kota Padangsidimpuan, seorang napi bernama Gunawan Rasyid Harahap kabur,
Sabtu 20 September 2014. Napi kasus pencurian tersebut kabur dari Lapas
Salambue ketika membersihkan halaman depan lembaga itu. Diduga, saat kabur
para sipir lalai karena tidak ada satu orangpun yang mengawasinya sehingga dia
leluasa kabur. Informasi yang diperoleh dari Lapas Klas II Salambue tersebut,
para sipir sudah terbiasa membiarkan para napi membersihkan halaman luar tanpa
ada pengawalan. Bahkan, sejumlah napi dipekerjakan sebagai keamanan di bagian
depan lapas itu. Tidak jarang, para napi tersebut diduga menjadi juru parkir
kendaraan yang datang berkunjung ke lapas itu. Kalapas Salambue Dwi Sarwona
mengakui, adanya napi yang kabur. Menurut dia, napi tersebut kabur ketika
sedang membersihkan halaman luar. Sebelum kabur, dia sedang membersihkan
halaman luar lapas ini, ungkapnya kepada wartawan ketika ditemui di lokasi,
Minggu (21/9/2014). Menurutnya, minimnya para sipir yang ada di lembaga itu
memaksa dia untuk menggunakan jasa para napi membersihkan halaman
depan..
kabur. Selain itu minimnya jumlah penjaga yang ada juga menjadi salah faktor
pendukung banyaknya narapidana yang kabur. Selain itu setiap ruangan yang
berkaitan langsung dengan narapidana hanya di lengkapi dengan kunci dan
gembok. Adapun penambahan pengawasan di lapas hanya berupa pemasangan
CCTV yang dalam pengaplikasiannya masih kurang baik untuk mencegah
narapidana kabur ataupun mengawasi kegiatan di Lapas akibatnya barang-barang
terlarang seperti narkoba masih dapat beredar luas di lapas (Arif, 2016). Selain
itu, penerapan sel khusus yang tujuannya meningkatkan pengamanan masih tidak
dapat mencegah narapidana kabur.
Gagasan Baru yang ditawarkan
Gagasan baru yang dapat ditawarkan untuk meningkatkan keamanan lapas
adalah dengan menerapkan suatu sistem keamanan yang sangat baik. Sistem
keamanan tersebut terdiri dari peralatan teknologi yang diintegrasikan satu sama
lain.
Pertama adalah penggunaan suatu alat yang dapat mencegah adanya
narapidana kabur. Alat ini berupa gelang (smart band) yang dipasang di lengan
setiap narapidana. Narapidana yang mencoba keluar dari wilayah lapas akan
segera tertangkap dikarenakan alat ini akan memberikan peringatan kepada sipir
yang bertugas.
digunakan untuk pemancar sinyal dari alat ke receiver yang ada di petugas.
Komponen terakhir yang dibutuhkan pada alat ini adalah receiver. Dalam
komunikasi radio, receiver adalah perangkat elektronik yang menerima
gelombang radio dan mengubah informasi yang dibawa oleh mereka ke bentuk
yang dapat digunakan. Pada alat ini receiver berfungsi untuk menerima sinyal
yang dikirimkan oleh transmitter agar segera diproses oleh mikrokontroler.
Frekuensi yang ditangkap receiver RF 433 MHz akan mengaktifkan Transmitter
Remote Control dan diteruskan ke receiver Remote Control untuk mengaktifkan
pneumatic ketika silinder menyentuh limit switch maka solenoid door lock akan
aktif. Transmitter remote control akan berupa gelang yang dipasangkan pada
narapidana tersebut. Dalam pembuatan alat menggunakan wireless RF 433 MHz
ini menggunakan dua buah arduino untuk transmitternya dirakit menggunakan
Arduino Nano sedangkan receiver modul wireless RF 433 MHz dirakit
menggunakan Arduino Mega2560. Untuk menghubungkan modul transmitter
wireless RF 433 MHz ini sangat mudah yaitu dengan cara menghubungkan Vcc
dengan sumber 5 VDC, kemudian ATAD atau DATA dihubungkan ke port D12,
untuk GND dihubungkan ke Ground Arduino. Receiver remote control ini
berfungsi untuk menerima sinyal dari transmitter untuk mengendalikan
pneumatik. Receiver terdiri dari rangkaian osilator (transmitter) yang
mengkonversi pulsa frekuensi radio yang diterima dari pemancar menjadi pulsa
kotak yang bisa diterima sebagai sinyal digital.
Untuk meningkatkan sistem keamanan digunakan teknologi image
processing dengan pengolahan citra. Citra (image) adalah istilah lain untuk
gambar. Sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan
sangat penting dalam bentuk informasi visual, citra mempunyai karakteristik yang
tidak dimiliki oleh data teks, yaitu kaya dengan informasi (Munir, 2015). Agar
mendapatkan gambar diperlukan kamera dalam hal ini adalah CCTV. Penggunaan
CCTV biasa di setiap sudut ruang memang dapat digunakan untuk mengawasi
kondisi lapas namun dalam penggunaannya masih memiliki keterbatasan apabila
resolusi yang dimiliki oleh CCTV tersebut sangat minim. Oleh karena itu, kamera
tersebut perlu digantikan dengan kamera yang memiliki resolusi sangat baik,
kamera yang digunakan adalah HDCCTV jenis analog dikarenakan pada CCTV
jenis ini mempunyai kelebihan resolusi yang dihasilkan sangat baik dan data yang
didapat real time tanpa jeda waktu. Dengan menggunakan HDCCTV akan
melakukan pengambilan citra sehingga akan didapatkan gambar objek. Selain itu
demi meningkatkan keamanan di setiap tempat strategis dan luar ruangan
diberikan kamera 360 yang dapat merekam dari segala arah. Pada kamera tersebut
juga tetap diterapkan teknologi image processing.
Kemudian gambar objek diproses menggunakan metode template
matching untuk mengidentifikasi dan melakukan tracking gambar objek tersebut.
Setelah didapatkan citra gambar objek kemudian proses selanjutnya
adalah membandingkan dengan database. Database yang ada merupakan wajah
para narapidana yang terdapat pada lapas. Apabila kamera mendeteksi adanya
narapidana yang tidak berada di dalam sel pada waktu yang dilarang keluar dari
sel dan cocok dengan database maka output yang dihasilkan berupa suara alarm
dan penguncian seluruh gerbang lapas secara otomatis.
Selanjutnya di setiap pintu masuk dari lapas diberikan terrahertz
detector dimana akan dianalisis apakah orang yang masuk ke dalam lapas
membawa barang berbahaya, seperti narkoba, senjata tajam atau bahan peledak.
Radiasi frekuensi terahertz memiliki kombinasi yang unik dari sifat yang
diinginkan untuk pencitraan noninvasif dan spektroskopi dari bahan. Banyak
bahan menunjukkan fitur spektral karakteristik dalam rentang frekuensi THz
(terutama> 1 THz), memungkinkan spektroskopi THz yang digunakan sebagai
alat yang dapat secara unik mengidentifikasi sifat kimia. Spektroskopi THz dapat
juga membangkitkan getaran dalam molekul. Hal tersebut membuat spektroskopi
THz berpotensi untuk memberikan informasi baik itu sifat kimia dan strukturnya.
Memang, THz-TDS telah terbukti menjadi teknik yang sangat baik dan sensitif
untuk mempelajari dinamika struktur dari Kristal, memberikan tambahan
informasi untuk analisis sampel. Lebih jauh lagi, penting untuk dicatat bahwa
THz-TDS dapat memberikan informasi spectral melengkapi dari spekstroskopi
raman. THZ-TDS lebih unggul dibandingkan dengan spektroskopi lainnya dalam
rentang farIR, seperti Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy dimana
THz-TDS tidak sensitif terhadap latar belakang termal (dan karenanya manfaat
dari rasio signal-to-noise tinggi), dan tidak memerlukan pendingin kriogenik
detektor bolometer. Radiasi frekuensi THz mempunyai energy foton yang lebih
rendah dibandingkan dengan X-ray membuat THz lebih sesuai untuk scan
personal,sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan(Davies, A. Giles
2008). Apabila didapati barang-barang tersebut maka pintu tidak akan terbuka dan
sistem akan memberikan peringatan kepada sipir yang bertugas.
DAFTAR PUSTAKA
10