Category: News
Published on Tuesday, 27 August 2013 20:21
Written by Super User
Hits: 2070
awalnya Kuhn berpandangan bahwa paradigma tersebut bebas nilai, Kuhn excludes values
from paradigmatic analysis kata Scot dan kawan-kawannya (Scott et all., 1981 : 64). Namun
kemudian dia melakukan modifikasi dan mendefinisikan paradigma, bukan saja sebagai (a) an
achievement, a new, accepted way of solving a problem which then is used as a model of future
work, tetapi juga sebagai (b) a set of shared values, the methods, standard and generalizations
shared by those trained to carry on the scientific work modeled on that paradigma (Kuhn, 1970;
Elgues. 1985 : 215).
Dalam uraian ini penulis cenderung untuk secara sederhana mengartikan paradigma
sebagai teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan
berisikan teori pokok, konsep asumsi, metodologi atau cara pendekatan yang dapat dipergunakan
para teoritis dan praktisi dalam menanggapi sesuatu permasalahan baik dalam kaitan
pengembangan ilmu maupun dalam upaya pemecahan permasalahan bagi kemajuan hidup dan
kehidupan kemanusiaan (Mustopadidjaja AR. 1985).
Paradigma New Public Management
Menurut Asmawi Rewansyah (2010), berawal dari kenyataan bahwa birokrasi
pemerintahan yang terlalu besar, boros, inefisien dan merosotnya kinerja pelayanan publik,
Ronald Reagan (Presiden Amerika Serikat) mengeluarkan pernyataan bahwa government is not
solution to our problem, government is the problem.
Kata administrasi dirasakan kurang agresif, maka digunakan kata manajemen
(bisnis/privat) guna mentransformasi prinsip-prinsip bisnis atau wirausaha kedalam sektor
publik. Kemudian paradigma ini lebih dikenal dengan New Public Management (NPM) yang melihat
bahwa paradigma Old Public Administration (OPA) kurang efektif dalam memecahkan masalah dan
dalam memberi pelayanan publik, termasuk membangun warga masyarakat. Konsep dan strategi
pemangkasan birokrasi (banishing bureaucracy), sebagai opersionalisasi dari Reinventing
Government.
Osborne & Plastrik (1997) mengemukakan makna mewirausahakan/ reinventing, sebagai
transformasi fundamental terhadap sistem dan organisasi sektor publik untuk menciptakan
peningkatan secara menakjubkan dalam hal efektivitas, efisiensi, adaptabilitas dan kapasitasnya
untuk berinovasi. Tranformasi tersebut intinya bagaimana membangun sektor publik yang
bersifat
self
renewing
system dengan
pendekatan
prinsip-prinsip
bisnis
(wirausaha). Banishing bureaucracy berisi 5 strategi untuk melaksanakan prinsip Reinventing
Government yang bernama The Five CSyaitu :
1. Core Strategy (Strategi inti). Menata kembali secara jelas mengenai tujuan, peran, dan arah
organisasi.
2. Consequence Strategy(Strategi Konsekuensi). Strategi yang mendorong persaingan
sehat guna meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai, melalui penerapan Reward and
Punishment dengan memperhitungkan resiko ekonomi dan pemberian penghargaan.
3. Customer strategy (Strategi pelanggan). Memusatkan perhatian untuk bertanggung jawab
terhadap pelanggan. Organisasi harus menang dalam persaingan dan memberikan kepastian
mutu bagi pelanggan.
4. Control strategy (Strategi kendali). Merubah lokasi dan bentuk kendali dalam organisasi.
Kendali dialihkan kepada lapisan organisasi paling bawah yaitu pelaksana atau masyarakat.
Kendali organisasi dibentuk berdasarkan visi dan misi yang telah ditentukan. Dengan
demikian terjadi proses pemberdayaan organisasi, pegawai, dan masyarakat.
5. Cultural strategy(Strategi Budaya). Merubah budaya kerja organisasi yang terdiri dari
unsur-unsur kebiasaan, emosi dan psikologi, sehingga pandangan masyarakat terhadap
budaya organisasi publik ini berubah (tidak lagi memandang rendah).
Selanjutnya,
dalam NPM, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dwiyanto
(2008),
mengutarakan
tujuh
komponen
doktrin
Menurut Asmawi Rewansyah (2010) bertitik tolak dari doktrin, prinsip-prinsip dan cirriciri dari paradigma NPM, maka nampaknya paradigma NPM lebih cocok untuk merformasi
sektor
perekonomian.
Dalam
bidang
perekonomian,
pemerintah
harus
berjiwa entrepreneurial, inovatif, dan kreatif agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
sekaligus kesejahteraan masyarakat demokratis dan kurang diperhatikannya peran
kepemimpinan (leadership) dalam suatu organisasi, sehingga paradigma NPM bergeser ke
paradigma New
Public
Service
(NPS)
King dan Stivers (1998) dalam buku Government is Us, mendesak agar para
administrator melibatkan warga masyarakat. Mereka harus melihat rakyat sebagai warga Negara
(bukan sebagai pelanggan), sehingga dapat saling membagi otoritas dan melonggarkan kendali,
serta percaya terhadap keefektifan kolaborasi. Mereka harus membangun trust dan bersikap
responsif terhadap kepentingan atau kebutuhan masyarakat, dan bukan semata mencari efisiensi
yang lebih tinggi sebagaimana dituntut dalam NPM. NPS mengutamakan keterlibatan warga
masyarakat yang harus dilihat sebagai investasi yang signifikan.
Denhardt dan R.B. Denhardt (2003), menyarankan meninggalkan prinsip paradigma OPA
dan paradigma NPM, beralih ke prinsip paradigma NPS dalam administrasi publik, yaitu para
birokrat/administrator harus :
1. Melayani dari pada mengendalikan (service rather than steer);
2. Mengutamakan kepentingan publik (seek the public interest);
3. Lebih menghargai warga Negara dari pada kewirausahaan (value citizenship over
entrepreneurship);
4. Berpikir strategis, dan bertindak demokratis (think strategically, act democratically);
5. Melayani warga masyarakat, bukan pelanggan (serve citizen not customer);
6. Menyadari akuntabilitas bukan merupakan hal mudah (recognize that accountability is not
simple);
7. Menghargai orang, bukan hanya produktivitas (value people, not just productivity).
Beberapa permasalahan tentang ketidakpuasan kinerja pemerintah, keinginan dan harapanharapannya tidak didengar, hak-haknya dipasung, aspek dan peluang publiknya dihambat,
adanya dominasi hak rakyat, berisi keras kepada rakyat, bertindak represif dan lupa bahwa
kedaulatan ini adalah milik rakyat, bahkan pilihan untuk kebutuhan-kebutuhan publik dan suara
demokrasi yang substantif telah ditinggalkan atau diabaikan begitu saja bagi pejabat. Padahal
mereka para pejabat publik ada, karena adanya rakyat yang memiliki hak suara sebagai
instrumen penting dalam memulai wacana pemerintah ke depan. Secara praksis pemerintah
dalam pelayanan publik harus memperhatikan ide brilian yang digagas oleh paradigma the new
public services karena membawa pesan moral sebagaimana tuntutan masyarakat kontemporer
dewasa ini. Paradigma the new public service (NPS) manakah yang diterapkan pemerintah dalam
pelayanan publik? Apakah paradigma NPS cukup handal bagi pemerintahan di Indonesia dalam
mengatasi persoalan-persoalan yang muncul dalam melayani warga negara? Atau sebaliknya
keinginan warga negara dengan harapan yang begitu banyak berakhir di kekuasaan birokrasi
yang birokratis mengandalkan hirarki, tidak efisien, tidak efektif, tidak transparan, bahkan
berujung pada praktek-praktek patrimonial yang melindungi (memberikan hak-hak istimewa
kepada seseorang) dan memihak pada afiliasi ras, suku, etnis, partai politik dan pemerintahan
yang sedang berjalan Menuju Paradigma The New Public Service(NPS)
Gagasan Denhardt & Denhardt tentang Pelayanan Publik Baru(PPB) menegaskan bahwa
pemerintah seharusnya tidak dijalankan seperti layaknya sebuah perusahaan tetapi melayani
masyarakat secara demokratis, adil, merata, tidak diskriminatif, jujur dan akuntabel . Karena bagi
paradigma ini; (1) nilai-nilai demokrasi, kewarganegaraan dan kepentingan publik adalah
merupakan landasan utama dalam proses penyelenggaraan pemerintahan; (2) nilai-nilai tersebut
memberi energi kepada pegawai pemerintah atau pelayan publik dalam memberikan
pelayanannya kepada publik secara lebih adil, merata, jujur, dan bertanggungjawab.
tersebut. (2) Karakter; para penyelenggara pelayanan memiliki perasaan yang kuat tentang siapa
mereka dan apa yang terpenting. Karakter organisasi diturunkan dari kesepakatan kepercayaan
yang kuat, dikomunikasikan secara internal dan eksternal melalui aktivitas terpusat secara
prinsip. Aparat birokrat sebagai pelayanan memancarkan integritas,kepercayaan, kepedulian,
keterbukaan, dan secara krusial sebuah hasrat untuk belajar. (3) Keputusan; organisasi yang
melakukan segala sesuatu, pencapaian atas tujuan dan mendemonstrasikan karakter melalui
penggunaan aturan yang luas atas perangkat manajemen.
Organisasi yang memiliki inovasi di dalam sebuah era yang tidak pernah berhenti
melakukan perubahan, mewujudkan bahwa perangkat dan teknik yang mereka kerjakan
bermakna dalam memiliki batas akhir. Kerjasama kelompok merupakan elemen yang esensial .
Mewujudkan standar pelayanan publik yang partisipatif, kesamaan hak, keterbukaan dan
akuntabel sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, memerlukan pernyataan kedua pihak baik lembaga pemerintahan maupun
warga negara. Artinya untuk dapat melaksanakan stndar pelayanan publik tersebut, para
provider and user, harus membuat kesepakatan secara demokratis atau dengan sistem
(citizen charter), yang berorientasi visi dan misi pelayanan, standar yang berlakukan (mulai dari
jadwal, lamanya pelayanan, ruang pelayanan, alur pelayanan, hak dan kewajiban provider and
user, sanksi sanksi bagi provider and user, serta saran, kritik, dan metode keluhan yang
disampaikan user kepada provider.
Penutup
Dengan demikian dari paradigma the new public service yang dipaparkan diatas, penulis
berpendapat bahwa semua ini menekankan pada partisipasi warga negara dalam merumuskan
program-program layanan publik yang berpihak pada kebutuhan warga negara, memiliki hak
yang sama, memberi ruang bagi partisipasi publik dan transparansi para penyedia layanan dalam
menghadapi warga negara, akuntabilitas sesuai dengan program, norma dan implementasi yang
dijalankan lembaga birokrasi selama ini.
Paradigma pelayanan publik minimal yang harus diterapakan provider kepada user adalah
akumulasi berbagai program yang berorientasi pada pilihan sekaligus suara publik sebagai
cerminan dari perjuangan yang digalakkan pemerintah menuju paradigma pelayanan publik yang
mau mendengar suara warga negara sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan setiap
kebijakan pelayanan publik, termasuk didalamnya pelayanan perijinan dan sejenisnya. Semoga
berhasil.
pihak warga, dan perilaku aktif bukan pasif . Dengan kata lain, dalam New Public
Management, keterlibatan warga menyangkut "perilaku produktif yang dapat
meningkatkan tingkat dan kualitas layanan yang diberikan .
Dalam New Public Service, fokus utama implementasi adalah keterlibatan warga dan
pembangunan komunitas. Warga tidak diperlakukan untuk terlalu campur tangan
dengan pelaksanaan, mereka juga tidak digunakan sebagai alat untuk pengurangan
biaya. Sebaliknya, keterlibatan warga dipandang sesuai dan perlu bagian dari
implementasi kebijakan dalam demokrasi.
Dari berbagai penjelasan yang ada maka dapat dilihat beberapa perbedaan mendasar
teori NPM dan NPS. NPM menekankan pada teori ekonomi sedangkan NPS pada teori
demokrasi dan beragam pendekatan lain.
bertindak dalam perilaku untuk melayani kepentingan diri mereka. Dengan cara
ini,lembaga publik tidak bertanggung jawab, baik secara langsung maupun tidak
langsung, untuk warga negara atau kepentingan publik atau umum.
3. Dalam pandangan dominan terhadap akuntabilitas administratif disarankan dalam
perspektif Manajemen Publik Baru adalah ketergantungan pada privatisasi.
Akuntabilitas New Public Service
Ukuran efisiensi dan hasil yang penting, tetapi mereka tidak dapat mengatasi atau
mencakup seluruh harapan untuk administrator publik untuk bertindak bertanggung
jawab, etis, dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kepentingan umum.
Dalam NPS, cita-cita dankepentingan kewarganegaraan berada di tengah . NPS
mengakui bahwa menjadi pegawai negeri adalah menuntut, menantang, kadangkadang heroik berusaha melibatkan akuntabilitas kepada orang lain, kepatuhan
terhadap hukum, moralitas, penghakiman, dan tanggung jawab.
tersebut, kepemimpinan tidak berada dalam diri seseorang, melainkan agregasi pilihan
individu menggantikan kebutuhan untuk beberapa fungsi kepemimpinan.
NPM melihat kepemimpinan dalam hal tidak manipulasi individu maupun manipulasi
insentif. Sebaliknya, kepemimpinan dipandang sebagai bagian alami dari pengalaman
manusia, tunduk baik rasional dan kekuatan intuitif, dan peduli dengan memfokuskan
energi manusia pada proyek-proyek bermanfaat
Dalam NPS, kepemimpinan didasarkan pada nilai-nilai dan dibagi seluruh organisasi dan
dengan masyarakat. Perubahan dalam konseptualisasi peran administrator publik
memiliki implikasi yang mendalam untuk jenis tantangan kepemimpinan dan tanggung
jawab yang dihadapi oleh masyarakat pegawai. Pertama, administrator publik harus
mengetahui dan mengelola lebih dari hanya persyaratan dan sumber daya dari program
mereka. Sempit pandangan tidak sangat membantu warga yang dunianya tidak mudah
dibagi oleh program departemen dan kantor.
Untuk melayani warga, maka, administrator publik tidak hanya harus tahu dan
mengelola sumber daya mereka sendiri, mereka juga harus menyadari dan terhubung
sumber-sumber lain dari dukungan dan bantuan, melibatkan warga dan masyarakat
dalam proses. Mereka tidak berusaha untuk mengontrol, juga tidak menganggap bahwa
Nilai Rakyat, Bukan Hanya Produktivitas
Organisasi publik dan jaringan di mana mereka berpartisipasi lebih mungkin untuk
berhasil dalam jangka panjang jika mereka beroperasi melalui proses kolaborasi dan
kepemimpinan bersama didasarkan pada penghormatan bagi semua orang.
Dalam pendekatan manajemen dan organisasi, NPS menekankan pentingnya
pengelolaan melalui orang. Sistem perbaikan produktivitas , proses rekayasa ulang, dan
pengukuran kinerja dilihat sebagai alat penting dalam merancang sistem manajemen.
Tapi NPS menunjukkan bahwa upaya rasional tersebut untuk mengontrol perilaku
manusia cenderung gagal dalam jangka panjang jika, pada saat yang sama, perhatian
memadai diberikan kepada nilai-nilai dan kepentingan masing-masing anggota dari
sebuah organisasi.
Old Public Administration menggunakan kontrol untuk mencapai Efisiensi didasarkan
pada gagasan bahwa efisiensi adalah Nilai unggul dan bahwa orang tidak akan menjadi
produktif dan bekerja keras kecuali Anda membuat mereka. Dalam pandangan ini,
pekerja akan menjadi produktif hanya jika mereka diberi insentif moneter, dan ketika
mereka percaya bahwa manajemen dapat dan akan menghukum mereka karena kinerja
yang buruk. Karyawan motivasi tidak dianggap dalam cara yang langsung.
New Public Management menggunakan Insentif untuk mencapai Produktivitas . Seperti
yang kita lihat sebelumnya, teori public choice didasarkan pada sejumlah penting
asumsi tentang perilaku orang dan cara terbaik untuk mengelola itu perilaku untuk
mencapai tujuan kebijakan publik. Teori principal agent berlaku asumsi ini untuk
menjelaskan hubungan antara eksekutif dan pekerja dalam sebuah organisasi
menggunakan kontrak metafora. Karena tujuannya adalah efisiensi, pertanyaannya
kemudian menjadi suatu pendekatan apa yang paling murah yang dapat digunakan
organisasi untuk menjaga karyawan mencari sendiri, bukan organisasi, tujuan dan
memverifikasi bahwa mereka melakukannya.
New Public Service menghargai pelayanan publik yang ideal dengan asumsi tentang
motivasi dan penanganan orang-orang di NPS berbeda dengan OPA dan New Public
Management. Manajer sektor publik memiliki tanggung jawab khusus dan kesempatan
yang unik untuk memanfaatkan "jantung" dari pelayanan publik. Orang-orang tertarik
terhadap pelayanan publik karena mereka termotivasi oleh nilai-nilai pelayanan publik.
Nilai-nilai-untuk melayani orang lain, untuk membuat dunia lebih baik dan lebih aman,
dan untuk membuat demokrasi bekerja-mewakili yang terbaik dari apa artinya menjadi
warga negara di pelayanan masyarakat.
Sebuah kerangka teoritis yang memberikan prioritas penuh untuk demokrasi,
kewarganegaraan, dan pelayanan untuk kepentingan umum. Yang telah disebut
kerangka New Public Service. NPS menawarkan alternatif penting dan layak untuk baik
tradisional dan model managerialist sekarang yang dominan dalam manajemen publik .
Ini merupakan alternatif yang telah dibangun atas dasar eksplorasi teoritis
dan inovasi praktis dalam lembaga-lembaga publik. Hasilnya adalah model normatif,
sebanding dengan model seperti lainnya.
Model New Public Service berdasarkan kewarganegaraan, demokrasi, dan pelayanan
untuk kepentingan umum sebagai alternatif model sekarang dominan didasarkan pada
teori ekonomi dan kepentingan. Sementara perdebatan antara teori akan terus dan
sementara praktisi administrasi akan menguji dan mengeksplorasi kemungkinankemungkinan baru, penting untuk mengakui bahwa ini bukan hanya perdebatan abstrak
Sumber: transparansi.or.id
atau pemerintahan paling rendah, yang diutamakan adalah masukan dan proses,
bukan hasil. Karenanya, yang selalu diperhatikan oleh para pelaku birokrasi adalah
jangan sampai ada sisa pada akhir tahun buku.
2.
Birokrasi kita tidak pernah menyadari bahwa ada perubahan besar di dunia.
Di mana semua hal harus mengacu kepada pasar, bisnis harus mengacu kepada
permintaan pasar, dan kalau mau berhasil dalam kompetisi ia harus mampu
melayani pasar. Pasar birokrasi adalah seluruh masyarakat, yang dilayani oleh
birokrasi bukannya pejabat pemerintahan atau pimpinan birokrasi itu sendiri, tetapi
rakyat.
Birokrasi sangatlah commanding dan sentralistik, sehingga tidak sesuai dengan
kebutuhan zaman mondial kini dan masa depan, di mana dibutuhkan kecepatan
dan akurasi pengambilan keputusan.