Anda di halaman 1dari 3

Percobaan

Pembuatan Sabun Cream


A. Tujuan
1. Mampu membuat sabun cream
2. Mampu menjelaskan proses pembuatan sabun cream
B. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal
:Jumat, 21 Oktober 2016
Waktu
:09.40-12-20 WIB
Tempat
:Laboratorium Biokimia FMIPA UNP
C. Landasan Teori
Sabun cream terdiri dari berbagai macam campuran zat kimia, yang digunakan sebagai
pembersih. Fungsinya sama dengan sabun yang lain, namun sabun cream mempunyai
keunggulan dari pada sabun biasa. Salah satu keunggulan sabun cream adalah mempunyai daya
cuci yang lebih baik, dan tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Bahan baku untuk pembuatan
sabun cream terdiri dari beberapa jenis yaitu : bahan aktif, bahan fungsi, bahan penunjang, bahan
tambahan, bahan pewangi, antifoam, dan bahan pewarna.
Bahan aktif yang digunakan dapat berupa sodium lauret sulfat. Beberapa nama dagang dari
bahan aktif adalah Emal, Neoplex (NP), dan lain-lain. Fungsi bahan aktif adalah untuk
mengaktifkan daya bersih. Bahan pengisi yang sering digunakan adalah Sodium Sulfat, yang
berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Bahan penunjang adalah Soda ash,
yang berfungsi meningkatkan daya bersih. Bahan penunjang lain adalah Sodium Tripoli Posfat
(STPP). Bahan aktif yang sering digunakan adalah Carboxyl Methil Cellulosa (CMC). Fungsi
CMC adalah untuk mencegah kembalinya kotoran ke pakaian, dan sering juga disebut sebagai
antiredeposisi. Bahan pewarna berfungsi untuk member warna pada sabun cream, dan bahan
pewangi berfungsi agar sabun cream yang dihasilkan laih harum. (Tim Kimia Terapan, 2016).
Sabun colek (sabun cream) mempunyai bentuk lembek dan tidak kering menyebabkan
mudah untuk digunakan, yaitu mudah ditakar serta mudah untuk membersihkan bagian-bagian
yang sulit pada pakaian maupun bahan yang lain.
Bahan sabun colek merupakan campuran garam Natrium atau Kalium dari asam lemak yang
dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali pada suhu 80-100 0C.
melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun colek mentah.
Bahan bahan yang perlu disiapkan diantaranya adalah dedocyl benzene sulfonat (DDBS),
soda kaustik, soda abu, pewarna, STTP, parfum dan air. Beberapa bahan tersebut merupakan
bahan-bahan dipasaran yang biasanya digunakan oleh pembuat sabun colek, selain itu masih
terdapat bahan lain yang bisa dipakai sebagai bahan pengganti bahan-bahan tersebut contohnya,
adalah STTP (Sodium Tryphosphate) sebagai bahan penunjang. (Purnomo, 2008).
a. Dedocyl benzene sulfonat (DDBS)
DDBS merupakan bahan aktif pembuatan sabun colek sebagian kalangan menyebutnya
dengan sebutan ABS (Alkyl Benzene Sulfonat). Bahan ini mutlak ada pada sabun colek karena
tanpa bahan ini, hasilakhir tidak bisa disebut sabun colek, dari segi penampakkan dan fungsinya.
Tanpa DDBS busa tidak akan timbul dan daya bersihnya menjadi berkurang. Bahan ini

merupakan cairan yang bewarna coklat tuadan berfungsi sebagai pembersih dengan cirri khas
adanya busa yang banyak.
b. Kaustik Soda
Kaustik soda berfungsi sebagai penetralisir sifat keasaman yang ditimbulkan DDBS. Bahan
ini berbentuk lempengan atau padatan yang tipis. Kaustik soda harus dilarutkan secara perlahanlahan dan hati-hati, karena mempunyai sifat yang cukup keras.
c. Soda Abu
Soda abu berbentuk bubuk dan warnanya putih, fungsinya untuk meningkatkan daya bersih
(sebagai bahan penunjang). Namun penambahan soda abu dengan tujuan untuk menaikkan daya
bersih sabun colek tidak boleh terlalu banyak karena dapat menimbulkan rasa panas ditangan
saat mencuci, oleh karena itu dalam penyusunan formula jumlah abu dibasahi maksimal 7%.
d. Pewarna dan parfum
Kedua bahan ini tergolong sebagai bahan tambahan, meskipun bahan ini tidak akan
mengurangi fungsi sabun colek, tetapi keberadaannya dapat meningkatkan daya tarik terhadap
konsumen. Sabun colek yang bewarna asli coklat muda dan berbau seperti tanah tidak akan
menarik bagi konsumen. Sementara parfum yang paling disukai konsumen adalah aroma jeruk
lemon, pemakaian aroma seperti itu diharapkan dapat menghilangkan bau amis pada peralatan
dapur.
e. Air
Air merupakan bahan pokok dalam pembuatan sabun colek, tanpa air reaksi pembuatan
sabun colek tidak akan sempurna. Disamping itu, air juga dapat mengontrol kekentalan sabun
colek sehingga kekentalannya pas. Air yang digunakan sebaiknya telah mengalami proses
demineralisasi.
f. STTP
STTP yang biasa disebut Sodium Trypoly Phosphat tidak suatu keharusan, boleh
ditambhakan boleh tidak. STTP menimbulkan efek positif yaitu air limbahnya dapat
menyuburkan tanaman. (Muryati, dkk, 2005)
Safonifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan larutan
alkali. Dengan kata lain saponifikasi adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan
mereaksikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan sintesa dan air serta garam karbonil
(sejenis sabun).
Sebelum sabun colek dikemas harus dilakukan control kualitas terhadap kekentalan, potensi
basa, kehalusan, kecepatan mongering dan potensi mengeluarkan cairan.
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida
dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterefikasi dengan gliserol masing-masing
lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C 12
(asam laurik) hingga C 18 (asam stearak) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak
jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan
natrium hidroksida membebaskan gliserol ( Balysinger, 2004).

Daftar Pustaka
Belysinger, Grace, et aal. 2004. CRC Handbook Of Chemistry and Physics. 85th .et.
Muryati, S. dkk. 2005. Keterampilan Hidup Berbasis Kimia Hijau. Semarang: FMIPA UNNES.
Purnomo, A. 2008. Sri Industri Rumah Tangga: Membuat Sabun Colek. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Tim Kimia Terapan. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Terapan. Padang: FMIPA UNP.

Anda mungkin juga menyukai