Anda di halaman 1dari 5

Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella

Thypi.Kuman Salmonella Typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air
yang tercemar. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5Fyaitu food (makanan), fingers (jaritangan/kuku), fomitus (muntah), fly
(lalat), dan melalui feses. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya
seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh
orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam lambung, sebagian kuman
akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal
dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu
masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial.

Etiologi
Penyebab demam tifoid dan demam paratifoid adalah S.typhi, S.paratyphi A,
S.paratyphi B danS.paratyphi C. (Arjatmo Tjokronegoro, 1997). Ada dua sumber penularan
salmonella typhi yaitu pasien dengan demam tifoid dan pasien dengan carier. Carier adalah
orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam
tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

Patofisiologi
Kuman Salmonella typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air
yang tercemar. Sebagian kuman dimusnakan oleh asam lambung. Sebagian lagi masuk ke
usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyeri di ileum terminalis yang mengalami
hipertrofi. Di tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman
Salmonella Typi kemudian menembus ke lamina propia, masuk aliran limfe dan mencapai
kelenjar limfe mesenterial, yang juga mengalami hipertrofi. Setelah melewati kelenjarkelenjar limfe ini salmonella typi masuk ke aliran darah melalui ductus thoracicus. Kuman
salmonella typi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus.
Salmonella typi bersarang di plaque peyeri, limpa, hati dan bagian-bagian lain sistem
retikuloendotelial. Semula disangka demam dan gejala-gejala toksemia pada demam tifoid
disebabkan oleh endotoksemia. Tapi kemudian berdasarkan penelitian ekperimental

disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam dan gejalagejala toksemia pada demam tifoid. Endotoksin salmonella typi berperan pada patogenesis
demam tifoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat
salmonella typi berkembang biak. Demam pada tifoid disebabkan karena salmonella typi dan
endotoksinnya merangsang sintesis dan penglepasan zat pirogen oleh zat leukosit pada
jaringan yang meradang.

Masa tunas demam tifoid berlangsung 10-14 hari. Gejala-gejala yang timbul amat
bervariasi. Perbedaaan ini tidak saja antara berbagai bagian dunia, tetapi juga di daerah yang
sama dari waktu ke waktu. Selain itu gambaran penyakit bervariasi dari penyakit ringan yang
tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian hal
ini menyebabkan bahwa seorang ahli yang sudah sangat berpengalamanpun dapat mengalami
kesulitan membuat diagnosis klinis demam tifoid.
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu food (makanan), fingers (jari tangan/kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan
melalui feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella
thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat
akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.
Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci
tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang
sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam lambung, sebagian kuman akan
dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan
mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu
masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-selretikuloendotelial ini
kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman
selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia.Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia
bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada
patogenesis typhoid, karenamembantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam

disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60
hari) bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selama masa inkubasi penderita
tetap dalamkeadaan asimtomatis. (Soegeng soegijanto, 2002)

Manifestasi Klinik
Masa tunas 10 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,
sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin
ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan
tidak bersemangat, nafsu makan kurang.
Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten
dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik
setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.
Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu
berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap,
bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue),
ujung dan tepinya kemerahan.
Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam
yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma (kecuali penyakitnya berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan).
Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu
pertama demam

Test Diagnostik
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah untuk kultur (biakan empedu) Salmonella typhosa dapat ditemukan dalam
darah penderita pada minggu pertama sakit, lebih sering ditemukan dalam urine dan feces
dalam waktu yang lama.
b. Pemeriksaan widal
Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnosis thypoid
abdominalis secara pasti. Pemeriksaan ini perlu dikerjakan pada waktu masuk dan setiap
minggu berikutnya. (diperlukan darah vena sebanyak 5 cc untuk kultur dan widal)
b.

Pemeriksaan sumsum tulang belakang

Terdapat gambaran sumsum tulang belakang berupa hiperaktif Reticulum Endotel System
(RES) dengan adanya sel makrofag.

Penatalaksanaan Medik
a.

Perawatan

Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan
diberikan pengobatan yakni :

Isolasi pasien.
Desinfeksi pakaian.
Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama,

lemah, anoreksia dan lain-lain.


Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali
(istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian
berjalan diruangan.

b.

Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan
tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2
gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung.
Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa.
c.

Obat
Cloramphenicol

Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid.


Dosis untuk anak : 50 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas
panas/minimal 14 hari.

Kotrimaksasol

Dosis untuk anak : 8 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas
panas/minimal 10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga diterapi dengan
ampicillin 100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.

Anda mungkin juga menyukai