LP Manajemen Puskesmas
LP Manajemen Puskesmas
Oleh :
Anna Maulina Kustantie, S.Kep
NIM I4B112031
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP MANAJEMEN PUSKESMAS
kabupaten/kota
yang
bertanggung
jawab
menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2004). Dengan kata
lain, puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemelihatraan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Efendi & Makhfudli, 2009).
Pemerintah mulai mengenalkan konsep puskesmas yang tertuang dalam
Pembangunan Jangka Panjang (PJP) pada tahun 1986. Puskesmas dibangun untuk
menyelanggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi
seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya. Program kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas merupakan program pokok yang wajib
dilaksanakan oleh pemerintah untuk melindungi warga negaranya, termasuk
mengembangkan program khusus untuk penduduk miskin (Efendi & Makhfudli,
2009).
Setelah 32 tahun, puskesmas dikembangkan sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan di Indonesia, reformasi dan sistem desentralisasi yang mulai
dikembangkan tahun 2001 menghendaki adanya perubahan visi, misi, dan strategi
puskesmas. Kebutuhan untuk kembali mengkaji peran dan manajemen puskesmas
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 tentang
Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Perawat komunitas harus mengetahui dan
memahami program kerja puskesmas yang merupakan pelayanan keperawatan lini
pertama dalam komunitas. Sejak diperkenalkannya konsep puskesmas, berbagai
hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu (AKI) dan kematian bayi (AKB)
dan
masyarakat
untuk
hidup
sehat,
berperan
aktif
dalam
Pemberdayaan
perorangan,
keluarga
dan
masyarakat
ini
serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang,
puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait
upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Efendi
& Makhfudli, 2009).
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
penegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Proses dalam
melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
4) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5) Bekerja
sama
dengan
sector-sektor
yang
bersangkutan
dalam
Menggerakkan
pembangunan
berwawasan
kesehatan
diwilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya agar memerhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan, setidaknya terhadap lingkungan dan
perilaku masyarakat. Pengembangan perumahan untuk keluarga yang
dilaksanakan oleh pengembang atau individu sebaiknya melibatkan
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan memberikan masukan
berkaitan dengan terciptanya rumah yang sehat sehingga keluarga yang
tinggal di rumah tersebut sehat.
2)
3)
4)
keluarga
sebagai
pilar
utama
terlaksananya
asuhan
penunjang
kuratif,
puskesmas
dapat
mengembangkan
nursing
review
dan
prosedur
tetap
pelayanan
8. Kedudukan Puskesmas
a. Kedudukan dalam bidang administrasi
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan
bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administrative kepada
Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
b.
9. Satuan Penunjang
Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan serta
kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk
11
12
13
Unit I-III
Pelaksana teknis
Puskesmas
Pembantu
Unit IV-VII
Pelaksana Teknis
14
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
di
atas
merupakan
satu
kesatuan
yang
saling
terkait
dan
awal
sesuai
kondisi
kemampuan
masyarakat
di
wilayah
16
b. Penggerakkan Pelaksanaan
Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan
penjabaran lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan
penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini
puskesmas yang terdiri dari :
1) Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan
kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas
dengan melibatkan lintas program intern puskesmas.
2) Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan
dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral,
Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain
puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan
penilaian diperlukan instrumen yang sederhana. Instrumen yang telah
dikembangkan di puskesmas adalah:
1) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
2) Penilaian/Evaluasi
Kinerja
Puskesmas
stratifikasi.
17
sebagai
pengganti
dan
laporan
pelaksanaan
pertanggungjawaban
kegiatan,
serta perolehan
tahunan
yang
dan penggunaan
mencakup
berbagai
adalah
unit
pelaksana
teknis
Dinas
Kesehatan
Kesehatan
Kabupaten/Kota
bertanggungjawab
membina
serta
19
pembangunan
kesehatan
tersebut
harus
dapat
Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun
berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,
orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai
mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
20
b. Azaz Penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga
fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan
prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap
upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:
1) Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas
penyelenggaraan
puskesmas
yang
pertama
adalah
upaya
kesehatan
strata
pertama
oleh
dasarnya
merupakan
realisasi
pertanggungjawaban wilayah.
22
dari
pelaksanaaan
azas
Azas
penyelenggaraan
puskesmas
yang
kedua
adalah
23
24
bahan
pemeriksaan
(spesimen)
untuk
pemeriksaan
kesehatan
masyarakat,
misalnya
kejadian
luar
biasa,
upaya
kesehatan
masyarakat
wajib
dan
25
(2) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
(3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih)
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
14. Pembiayaan
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang
dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber
pembiayaan puskesmas, yakni:
a. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal
dari pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu
puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan
26
pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua
macam, yakni:
1) Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat.
2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung
dan peralatan pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota.
Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua
anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen
keuangan diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalnya
pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran
tersebut dikelola langsung olen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh
pemerintah kabupaten/kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran yang
diterima puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi
keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni seorang staf
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan kepala
puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah
disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
b. Pendapatan Puskesmas
Sesuai
dengan
kebijakan
pemerintah,
masyarakat
dikenakan
Penggunaan
dana
tersebut
secara
berkala
upaya
kesehatan
masyarakat
yang
memang
menjadi
tanggungjawab pemerintah.
c. Sumber Lain
Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber
lain seperti:
1) PT. ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang
diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada
para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) PT. (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana
tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
28
3) JPSBK/PKPSBBM
Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah mengeluarkan dana
secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman
yang telah ditetapkan. Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah
berlaku, akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai
dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masa yang akan datang
pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan
masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui
sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang
tetap ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam
keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan
menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola
dana kapitasi tersebut sebaik-baiknya, sehingga di satu pihak dapat memenuhi
kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap
memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka
puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari
pemerintah.
15. Instrumen Manajemen Puskesmas
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
a) Perencanaan tingkat Puskesmas
b) Lokakarya Mini Puskesmas
c) Penilaian Kinerja Puskesmas. Termasuk manajemen Sumber Daya
termasuk alat, obat, keuangan dan Tenaga serta didukung dengan
manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi
manajemen Puskesmas ( SIMPUS ) dan upaya peningkatan mutu
pelayanan ( antara lain melalui penerapan quality assurance ).
29
yaitu
pelaksanaan
fungsi-fungsi
manajemen
dan
30
identifikasi masalah,
ii.
prioritas masalah,
iii.
merumuskan masalah,
31
iv.
penyebab masalah
2) Penyusunan RUK
pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan
berbagai kebijakan yang berlaku secara global, nasional maupun
daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia
di puskesmas. Puskesmas haruslah mempertimbangkan masukan
dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan
Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus dilengkapi
pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,
prasarana, dan operasional puskesmas. RUK yang disusun tersebut
merupakan RUK untuk tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK
tersebut disusun pada bulan januari tahun berjalan (H) berdasarkan
hasil kajian pencapaian kegiatan pada tahun sebelumnya (H-1).
Dalam hal ini diharapkan penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan januari tahun berjalan
(H).
Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di
Dinas kabupaten/kota, kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah
kabupaten/kota melalui Dinas kesehatan kabupaten/kota. RUK
yang terangkum dalam usulan Dinas kesehatan kabupaten/kota
akan
diajukan
ke
DPRD
untuk
memperoleh
persetujuan
membuat
rencana
pelaksanaan
kegiatan.
Sumber
32
dengan
Sistem
Kesehatan
Nasional,
upaya
kesehatan
(P1),
Penggerakan
Pelaksanaan
(P2)
dan
Pengawasan
33
yang
pada
Puskesmas
dasarnya
sendiri,
dilaksanakan
dalam
rangka
setahun
sekali
meningkatkan
34
kegiatan
adalah
melalui
pertemuan
lokakarya
mini
ii.
iii.
iv.
ii.
hasil
kerja
petugas
puskesmas
dengan
cara
b) Tujuan khusus :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
pengorganisasian
untuk
dapat
terlaksananya
rencana
Masukan
ii.
Proses :
iii.
Keluaran :
36
bulanan
rutin
ini
dilaksanakan
untuk
memantau
Masukan :
ii.
Proses :
Analisis
hambatan
dan
masalah,
antara
lain
dengan
menggunakan PWS
iii.
Keluaran :
37
i.
ii.
Pengorganisasian
dilaksanakan
untuk
dapat
ii.
iii.
Masukan :
Proses :
Keluaran :
Masukan :
38
ii.
Proses :
iii.
Keluaran :
Kesepakatan bersama
dinas
kesehatan kabupaten /
mempunyai
peran
cukup
39
besar
dalam
upaya
mencapai
dinas
Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam
mendukung
pencapaian
tujuan
pembangunan
kesehatan
kabupaten / kota.
ii.
Tujuan Khusus
kegiatan.
Mengetahui
tingkat
kinerja
puskesmas
pada
akhir
tahun
40
ii.
iii.
iv.
yang
diselenggarakan
melalui
pendekatan
kesehatan
Teknis pelaksanaan
41
42
Skala 1 nilai 4
2.
Skala 2 nilai 7
3.
Skala 3 nilai 10
43
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
mi, Ani Auli, 2011, Keperawatan Komunitas. Makassar: Alauddin University
Press
Notoatmodjo S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.
Norfatmawati, Prayudha, Puskesmas: BAB II Tinjauan Pustaka 2011.
http://digilib.unismus.ac.id/files/disk1/105/jtpunimus-gdl-agussantos5214-3-bab2.pdf. Diakses tanggal 10 November 2012.
Sudiharto, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga: dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC
Sudayasa, Putu, 2010, Berbagi Info Tentang Puskesmas.http//www.puskel.com.
Diakses tanggal 10 November 2012.
Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. CV Sagung
Seto: Jakarta.
Widiastuti, Thanty, 2008, Tinjauan Umum Tentang Puskesmas, http:/
/id.scribd.com/doc/91211249/13/E-Tinjauan-Umum-Tentang-Puskesmas.
Diakses tanggal 10 November 2012
44