Anda di halaman 1dari 2

PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RS ISLAM
SULTAN AGUNG
SEMARANG

Nomor Dokumen :

Nomor Revisi :

Halaman :

474/SPO/RSI-SA/I/2014

1/1

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Utama

18 Januari 2014
Dr. H. Masyhudi AM,M.Kes

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Panduan Praktik Klinis (Clinical Practice Guidline) adalah panduan yang berupa
rekomendasi untuk membantu dokter atau dokter gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kedokteran yang di
berikan oleh dokter dan dokter gigi.
2. Agar pasien mendapat pelayanan kedokteran yang berdasarkan pada nilai
ilmiah sesuai dengan kebutuhan medis pasien.
1. Dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit,
pedoman praktik klinik dan clinical pathway dan atau protokol klinis, dapat
digunakan untuk pedoman dalam memberikan asuhan klinik. (Peraturan
Direktur Nomor 87/PER/RSI-SA/I/2014 tentang Kebijakan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Islam Sultan Agung)
2. Panduan praktik klinis merupakan standar pelayanan yang harus diikuti
dokter/ dokter gigi dalam praktek kedokteran. (Peraturan Direktur Nomor
375/PER/RSI-SA/I/2014 tentang Panduan Penyusunan Panduan Praktik Klinis
Rumah Sakit Islam Sultan Agung)
1. Tugaskan masing masing SMF untuk menyusun PPK.
2. Adakan rapat pleno komite medik dengan untuk membahas PPK yang akan di
buat.
3. Susun pendataan kasus penyakit yang di buat PPK oleh SMF.
4. Bentuk tim penyusun berdasar kompetensi bagian.
5. Buatlah surat tugas kepada tim penyusun tentang pendelegasian pembuatan
panduan praktik klinis.
6. Lakukan kesepakatan bersama dan menyetujui hasil PPK yang telah di buat
tim penyusun dari masing-masing kasus penyakit.
7. Evaluasi PPK dalam pelayanan RS dengan melakukan audit medis minimal 2
(dua) kali setahun untuk komite medis dan 1 kali setahun untuk masingmasing SMF.
8. Tinjaulah kembali atau revisi PPK secara periodik setiap 2 tahun sekali,
dengan atau tanpa perbaikan didalam nya.
9. Ajukan ke Direktur PPK yang telah disusun untuk diberikan Surat Keputusan
pemberlakuan PPK tersebut pada pelayanan RS.
1. Masing-masing SMF
2. Komite Medis
3. Komite Mutu

PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RS ISLAM
SULTAN AGUNG
SEMARANG

Nomor Dokumen :

Nomor Revisi :

Halaman :

474/SPO/RSI-SA/I/2014

1/1

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur Utama

18 Januari 2014
Dr. H. Masyhudi AM,M.Kes

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Panduan Praktik Klinis (Clinical Practice Guidline) adalah panduan yang berupa
rekomendasi untuk membantu dokter atau dokter gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kedokteran yang di
berikan oleh dokter dan dokter gigi.
2. Agar pasien mendapat pelayanan kedokteran yang berdasarkan pada nilai
ilmiah sesuai dengan kebutuhan medis pasien.
1. Dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit,
pedoman praktik klinik dan clinical pathway dan atau protokol klinis, dapat
digunakan untuk pedoman dalam memberikan asuhan klinik. (Peraturan
Direktur Nomor 87/PER/RSI-SA/I/2014 tentang Kebijakan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Islam Sultan Agung)
2. Panduan praktik klinis merupakan standar pelayanan yang harus diikuti
dokter/ dokter gigi dalam praktek kedokteran. (Peraturan Direktur Nomor
375/PER/RSI-SA/I/2014 tentang Panduan Penyusunan Panduan Praktik Klinis
Rumah Sakit Islam Sultan Agung)
1. Tugaskan masing masing SMF untuk menyusun PPK.
2. Adakan rapat pleno komite medik dengan untuk membahas PPK yang akan di
buat.
3. Susun pendataan kasus penyakit yang di buat PPK oleh SMF.
4. Bentuk tim penyusun berdasar kompetensi bagian.
5. Buatlah surat tugas kepada tim penyusun tentang pendelegasian pembuatan
panduan praktik klinis.
6. Lakukan kesepakatan bersama dan menyetujui hasil PPK yang telah di buat
tim penyusun dari masing-masing kasus penyakit.
7. Evaluasi PPK dalam pelayanan RS dengan melakukan audit medis minimal 2
(dua) kali setahun untuk komite medis dan 1 kali setahun untuk masingmasing SMF.
8. Tinjaulah kembali atau revisi PPK secara periodik setiap 2 tahun sekali,
dengan atau tanpa perbaikan didalam nya.
9. Ajukan ke Direktur PPK yang telah disusun untuk diberikan Surat Keputusan
pemberlakuan PPK tersebut pada pelayanan RS.
1. Masing-masing SMF
2. Komite Medis
3. Komite Mutu

Anda mungkin juga menyukai