TEKNIK SURVEI
DAN PEMETAAN
JILID 3
SMK
TEKNIK SURVEI
DAN PEMETAAN
JILID 3
Untuk SMK
Penulis
: Iskandar Muda
Perancang Kulit
: TIM
Ukuran Buku
MUD
t
18,2 x 25,7 cm
MUDA, Iskandar.
Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 3 untuk SMK oleh
Iskandar Muda ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
x, 175 hlm
Daftar Pustaka : Lampiran. A
Glosarium
: Lampiran. B
Daftar Tabel
: Lampiran. C
Daftar Gambar : Lampiran. D
ISBN
: 978-979-060-151-2
ISBN
: 978-979-060-154-3
Diterbitkan oleh
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan
penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para
pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan,
dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft
copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah
Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar
ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya,
kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
kami harapkan.
Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
ii
PENGANTAR PENULIS
Penulis mengucapkan puji syukur ke Hadirat Allah SWT karena atas ridho-Nya buku
teks Teknik Survei dan Pemetaan dapat diselesaikan dengan baik. Buku teks Teknik
Survei dan Pemetaan ini dibuat berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dibuat,
silabus mata kuliah Ilmu Ukur Tanah untuk mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Sipil dan D3
Teknik Sipil FPTK UPI serta referensi-referensi yang dibuat oleh penulis dalam dan luar
negeri.
Tahap-tahap pembangunan dalam bidang teknik sipil dikenal dengan istilah SIDCOM
(survey, investigation, design, construction, operation and mantainance). Ilmu Ukur Tanah
termasuk dalam tahap studi penyuluhan (survey) untuk memperoleh informasi spasial
(keruangan) berupa informasi kerangka dasar horizontal, vertikal dan titik-titik detail yang
produk akhirnya berupa peta situasi.
Buku teks ini dibuat juga sebagai bentuk partisipasi pada Program Hibah Penulisan
Buku Teks 2006 yang dikoordinir oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Penulis mengucapkan terima kasih :
1. Kepada Yth. Prof.Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia di Bandung,
2. Kepada Yth. Drs. Sabri, selaku Dekan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung,
atas perhatian dan bantuannya pada proposal buku teks yang penulis buat.
Sesuai dengan pepatah Tiada Gading yang Tak Retak, penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam proposal buku teks ini, baik
substansial maupun redaksional. Oleh sebab itu saran-saran yang membangun sangat
penulis harapkan dari para pembaca agar buku teks yang penulis buat dapat terwujud
dengan lebih baik di masa depan.
Semoga proposal buku teks ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan
penulis khususnya serta memperkaya khasanah buku teks bidang teknik sipil di perguruan
tinggi (akademi dan universitas). Semoga Allah SWT juga mencatat kegiatan ini sebagai
bagian dari ibadah kepada-Nya. Amin.
ii
i
ii
iv
xvi
xvii
1
5
6
11
18
25
25
46
50
50
60
3.1. Pengertian
3.2. Pengukuran Sipat Datar Optis
3.3. Pengukuran Trigonometris
3.4. Pengukuran Barometris
60
60
78
81
90
iii
Dasar Vertikal
4.3. Prosedur Pengukuran Sipat Datar
Kerangka Dasar Vertikal
4.4. Pengolahan Data Sipat Datar
Kerangka Dasar Vertikal
4.5. Penggambaran Sipat Datar
Kerangka Dasar Vertikal
91
95
103
104
120
136
137
139
JILID 2
6. Macam Besaran Sudut
6.1. Macam Besaran Sudut
6.2. Besaran Sudut dari Lapangan
6.3. Konversi Besaran Sudut
6.4. Pengukuran Sudut
144
144
144
145
160
189
192
197
199
203
208
210
211
216
228
iv
234
235
240
247
252
252
254
264
272
275
306
JILID 3
12. Pengukuran Titik-titik Detail Metoda
Tachymetri
337
12.1.Tujuan Pengukuran Titik-Titik
Detail Metode Tachymetri
12.2.Peralatan, Bahan dan Prosedur
Pengukuran Tachymetri
337
351
378
378
379
381
382
382
384
386
387
387
388
390
392
393
408
435
435
435
436
440
463
469
469
469
474
479
488
A
B
C
D
vi
DESKRIPSI
Buku Teknik Survei dan Pemetaan ini menjelaskan ruang lingkup Ilmu ukur
tanah, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada Ilmu Ukur tanah untuk
kepentingan studi kelayakan, perencanaan, konstruksi dan operasional pekerjaan
teknik sipil. Selain itu, dibahas tentang perkenalan ilmu ukur tanah, aplikasi teori
kesalahan pada pengukuran dan pemetaan, metode pengukuran kerangka dasar
vertikal dan horisontal, metode pengukuran titik detail, perhitungan luas, galian
dan timbunan, pemetaan digital dan sistem informasi geografis.
Buku ini tidak hanya menyajikan teori semata, akan tetapi buku ini
dilengkapi dengan penduan untuk melakukan praktikum pekerjaan dasar survei.
Sehingga, diharapkan peserta diklat mampu mengoperasikan alat ukur waterpass
dan theodolite, dapat melakukan pengukuran sipat datar, polygon dan tachymetry
serta pembuatan peta situasi.
vii
PETA KOMPETENSI
Program diklat
Tingkat
Alokasi Waktu
Kompetensi
No
1
:
:
:
:
Sub Kompetensi
Pengantar survei dan
pemetaan
a.
b.
c.
d.
e.
2
Teori Kesalahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3
Pengukuran kerangka
dasar vertikal
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
Pembelajaran
Pengetahuan
Keterampilan
Memahami ruang lingkup plan Menggambarkan diagram
alur ruang lingkup pekerjaan
surveying dan geodetic
survei dan pemetaan
Memahami ruang lingkup
pekerjaan survey dan
pemetaan
Memahami pengukuran
kerangka dasar vertikal
Memahami Pengukuran
kerangka dasar horisontal
Memahami Pengukuran titiktitik detail
Mengidentifikasi kesalahankesalahan pada pekerjaan
survey dan pemetaan
Mengidentifikasi kesalahan
sistematis (systematic error)
Mengidentifikasi Kesalahan
Acak (random error)
Mengidentifikasi Kesalahan
Besar (random error)
Mengeliminasi Kesalahan
Sistematis
Mengeliminasi Kesalahan
Acak
Dapat melakukan
Memahami penggunaan sipat
pengukuran kerangka dasar
datar kerangka dasar vertikal
vertikal dengan
Memahami penggunaan
menggunakan sipat datar,
trigonometris
trigonometris dan
Memahami penggunaan
barometris.
barometris
Dapat melakukan
Memahami tujuan dan
pengukuran kerangka dasar
sasaran pengukuran sipat
vertikal dengan
datar kerangka dasar vertikal
menggunakan sipat datar
Mempersiapkan peralatan,
kemudian mengolah data
bahan dan formulir
dan menggambarkannya.
pengukuran sipat datar
kerangka dasar vertikal
Memahami prosedur
pengukuran sipat datar
kerangka dasar vertikal
Dapat mengolah data sipat
datar kerangka dasar vertikal
Dapat menggambaran sipat
datar kerangka dasar vertikal
viii
No
5
Sub Kompetensi
Proyeksi peta, aturan
kuadran dan sistem
koordinat
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
Pembelajaran
Pengetahuan
Keterampilan
Membuat Proyeksi peta
Memahami pengertian
berdasarkan aturan kuadran
proyeksi peta, aturan kuadran
dan sisten koordinat
dan sistem koordinat
Memahami jenis-jenis
proyeksi peta dan aplikasinya
Memahami aturan kuadran
geometrik dan trigonometrik
Memahami sistem koordinat
ruang dan bidang
Memahami orientasi survei
dan pemetaan serta aturan
kuadran geometrik
Mengaplikasikan besaran
Mengetahui macam besaran
sudut dilapangan untuk
sudut
pengolahan data.
Memahami besaran sudut
dari lapangan
Dapat melakukan konversi
besaran sudut
Memahami besaran sudut
untuk pengolahan data
Cara pengikatan ke
belakang metode
collins
a. Tujuan Pengikatan ke
Belakang Metode Collins
b. Peralatan, Bahan dan
Prosedur Pengikatan ke
Belakang Metode Collins
c. Pengolahan Data Pengikatan
ke Belakang Metoda Collins
d. Penggambaran Pengikatan ke
Belakang Metode Collins
Cara pengikatan ke
belakang metode
Cassini
ix
No
10
Sub Kompetensi
Pengukuran poligon
kerangka dasar
horisontal
a.
b.
c.
d.
e.
f.
11
Pengukuran luas
a.
b.
c.
d.
12
Pengukuran titik-titik
detail
a.
b.
c.
d.
Pembelajaran
Pengetahuan
Keterampilan
Dapat melakukan
Memahami tujuan
pengukuran kerangka dasar
pengukuran poligon
horisontal (poligon).
Memahami kerangka dasar
horisontal
Mengetahui jenis-jenis poligon
Mempersiapkan peralatan,
bahan dan prosedur
pengukuran poligon
Memahami pengolahan data
pengukuran poligon
Memahami penggambaran
poligon
Menghitung luas
Menyebutkan metode-metode
bedasarkan hasil dilapangan
pengukuran luas
dengan metoda saruss,
Memahami prosedur
planimeter dan autocad.
pengukuran luas dengan
metode sarrus
Memahami prosedur
pengukuran luas dengan
planimeter
Memahami prosedur
pengukuran luas dengan
autocad
Melakukan pengukuran titikMemahami tujuan
titik dtail metode tachymetri.
pengukuran titik-titik detail
metode tachymetri
Mempersiapkan peralatan,
bahan dan prosedur
pengukuran tachymetri
Memahami pengolahan data
pengukuran tachymetri
Memahami penggambaran
hasil pengukuran tachymetri
13
14
a. Memahami tujuan
perhitungan galian dan
timbunan
b. Memahami metode-metode
perhitungan galian dan
timbunan
c. Memahami pengolahan data
galian dan timbunan
d. Mengetahui cara
penggambaran galian dan
timbunan
No
15
Sub Kompetensi
Pemetaan digital
a.
b.
c.
d.
16
Sisitem informasi
geografik
a.
b.
c.
d.
Pembelajaran
Pengetahuan
Memahami pengertian
pemetaan digital
Mengetahui keunggulan
pemetaan digital
dibandingkan pemetaan
konvensional
Memahami perangkat keras
dan perangkat lunak
pemetaan digital
Memahami pencetakan peta
dengan kaidah kartografi
Memahami pengertian sistem
informasi geografik
Memahami keunggulan
sistem informasi geografik
dibandingkan pemetaan
digital perangkat keras dan
perangkat lunak sistem
informasi geografik
Mempersiapkan peralatan,
bahan dan prosedur
pembangunan sistem
informasi geografik
Memahami jenis-jenis analisis
spasial dengan sistem
informasi geografik dan
aplikasinya pada berbagai
sektor pembangunan
Keterampilan
337
offset
menggunakan
peralatan
mistar,
busur
sebagainya.
derajat,
dan
Metode
lain
tachymetri
lensa
keunggulan
Pengukuran
tersebar
di
permukaan
menggambarkan
bumi
situasi
yang
daerah
pengukuran.
Pengukuran
sesudah
optis
pembacaan
hal
tiitk-titik
rambu,
digital.
ketepatan
detail
sudut
dan
metode
horizontal
detail
pengukuran
dilakukan
kerangka
dasar
dari
adalah
ketinggian Z.
rendah
elektronis
dalam
detail
dan
mempunyai
orde
dibandingkan
ketelitian
orde
lebih
posisi
pengukuran
planimetris
tachymetri
X,
Y,
dan
pengukuran
kerangka dasar.
untuk
sipat
datar
trigonometri,
orang,
3 atau 4 orang.
sedangkan
pada
pengukuran
panjang
yang
asal-mulanya
338
cara
sekarang.
untuk
ini
diperlukan
jarak
alat
digunakan
yang
benang
dapat
silang
sipat datar.
Peralatan
stasiun
menggabungkan
kota
theodolite,
yang
baru,
EDM,
dan
vertikal.
Yang
dihasilkan
alih
tachymetri.
Namun
pengukuran
tachymetri
banyak
proyek
demikian,
prinsip
dan
tachymetri
untuk
adalah
dan
metodenya
dua
benang
horizontal
detail-detail
fotografi,
seperti;
sungai,
339
f =
gabungan
lensa
objektif
f1
C
c
i
b'
R
a
a'
gambar
menggambarkan
objektif
simpul
titik
321,
dan
yang
melewati
pusat
lensa
f1 =
(sebenarnya
dengan
adalah
diafragma),
titik
(jarak
benang
adalah
selang
antara
benang-benang
stadia.
silang
sewaktu
teropong
340
Stadia.
beragam
sewaktu
lensa
pembidikan
berbeda,
tetapi
gambar
sederhana
dapat
ditunjukkan
dianggap nol.
permukaan rambu
Benang
Dari gambar 321, didapat :
d
R
=
f
i.
stadia
yang
menghilang
dulu
f
atau d = R
i
untuk
menghindari
kekacauan
dengan
f
+C
dan D = R
i
Faktor
pertama
Satu-satunya
Untuk
variabel
di
ruas
kanan
pengali
harus
kali
instrumen
menentukan
ditentukan
yang
faktor
pada
dipakai,
pengali,
341
Sebagai contoh:
sudut
1,1)/3,01
dalam
menentukan
99,3.
f/i.
Ketelitian
Meningkat
dalam
vertikalnya
pekerjaan
(sudut
kemiringan)
tachymetri
tinggi
dengan
tachymetri
untuk
m = sudut miring.
Beda tinggi
sin 2m + i t; t = BT
bidikan miring
Kebanyakan pengukuran tachymetri adalah
dengan garis bidik miring karena adanya
keragaman topografi, tetapi perpotongan
benang stadia dibaca pada rambu tegak
lurus dan jarak miring direduksi menjadi
jarak horizontal dan jarak vertikal.
342
para
juru
ukur
penyelesaiannya.
untuk
Dalam
memperoleh
Apendiks
dan
90q
sampai
106q
untuk
= 307,5 ft
Rumus lengkap untuk menentukan selisih
elevasi antara M dan O adalah
mengecek
Misalnya
hasil-hasil
sebuah
sudut
memakai
tabel.
vertikal
15q00
sebagai berikut.
Contoh :
elevasi titik O.
Penyelesaian :
perpotongan
rambu
ft,
jarak-jarak
343
yaitu,
satu
membaca
sudutsudut
vertikal
batang,
lipatan
atau
potongan-
biasa.
kalau
memungkinkan
untuk
dibuat
lebih
panjang
dapat
sulit
ditangani.
Seringkali
bagian
bidikan
maksimum
dengan
antara
benang
tengan
dalam
persamaan
reduksi
berbeda
membantu
untuk
memudahkan
tachymetri.
Alat
hitunganini
dapat
344
D,
angka bulat.
instrumen)
bila
teropong
Ilmu
dalam
pengukuran
menentukan
silang
tetap sederhana.
gelas
terumpun
rumus :
lengkung.
hitung
yang
diperlukan
jarak.
tengah,
kedua
Dua
selisih
dan
yang
serentak
garis
dalam
elevasi
dan
garis-garis
terpasang
dengan
stadia
tetap,
garis-garis
345
elevasi.
Sudut
vertikal
secara
otomatis
yang
perubahan
alidade
sudut
planset
bekerja
vertikal.
memakai
atas
dasar
Kebanyakan
suatu
jenis
untuk
Sebuah rambu topo khusus yang berkaki
dapat dipanjangkan dengan angka nol
terpasang pada t.i. biasanya dianjurkan
tachymetri
yang
pekerjaan
dua
rambu
dengan
benang
vertikal.
b. Dengan benang tengah kira-kira t.i.
letakkan benang bawah pada tanda
sejumlah
kesalahan
dalam
ini
menyebabkan
pemegang
mana
titik-titik
c.
terbuka
rambu metrik.
yang
akan
sekrup
penggerak
halus
vertikal.
e. Perintahkan pemegang rambu untuk
pindah
titik
ke
berikutnya
dengan
346
f.
daripada
pencatatan
pengukuran
dan
titik.
Reduksi
catatan
sewaktu
sipat
datar
trigonometris.
TI
tinggi
atau
dengan
memasang
rambu
tachymetri.
Selanjutnya
poligon
pendek
yang
pada
dilaksanakan
poligon
panjang
12.1.10 Topografi
Metode tachymetri itu paling bermanfaat
dalam penentuan lokasi sejumlah besar
detail topografik, baik horizontal maupun
vetikal, dengan transit atau planset. Di
wilayah-wilayah
bidikan
transit-optis
perkotaan,
pembacaan
sebuah
sudut
vertikal
tidak
horizontal.
Galat
menit
tadi
347
(kasus
umum),
sudut-sudut
Kelalaian
mendatarkan
untuk
mengira
kedudukan
Kebanyakan
galat
dalam
pekerjaan
penunjuk
nonius.
Ketelitian sipat datar trigonometris dengan
jarak optis tergantung pada panjang bidikan
dan ukuran sudut vertiak yang diperlukan.
yang salah.
b. Kekacauan tanda plus dan minus pada
sudut-sudut vertikal.
Galat indeks.
c.
348
c.
12.1.15 Pengukuran untuk pembuatan
satu
unsur
penting
pada
peta
tachymetri menggunakan
theodolite berkompas
garis
kontur.
cara
berdiri,
untuk
Menggunakan
pengukuran
pengukuran
detil
topografi
dan
pembidikan
ke
rambu
ukur,
a. Tempatkan alat
di atas
titik
efisien.
a. Alat
ukur
ukur
pengukuran
yang
digunakan
pada
untuk
pembuatan
peta
unting-unting,
kotak.
rambu
ukur
yang
c.
Arahkan
teropong
sehingga
ke
bayangan
rambu
tegak
ukur
garis
d. Kendorkan
kunci
sehingga
jarum
Setelah
bergerak, baca
jarum
jarum
magnet
bergerak
bebas.
setimbang
dan
tidak
catat azimuth
349
e. Kencangkan
teropong,
kunci
gerakan
kemudian
baca
tegak
bacaan
(temporary adjustment).
catat
dalam
buku
ukur.
Bila
sehingga
beda
tinggi
yang
1. Deklinasi magnet.
2. Refraksi lokal.
titik
alam
maupun
buatan
pengukuran
dengan
cara
theodolite
Kesalahan
alat,
misalnya:
diperoleh
dari
pengukuran
cara
polar
350
b.
pemetaan,
pengukuran.
c.
kompas.
351
Letak
titik
berjauhan,
kerangka
sehingga
dasar
pemetaan
diperlukan
1. Azimuth,
titik
bawah,
4. Tinggi alat.
c.
boussole di K3 dan K4
titik penolong
c.
horizontal
dan
vertikal
titik-titik
f.
Plot
poligon
berdasarkan
koordinat
definitif.
pengukur
Theodolitee
dapat
tegak.
Alat
pengukur
sudut
penyetel
SK
yang
352
dinamakan limbus.
a. Theodolitee
yaitu
jenis
suatu
berbentuk
yang
pelat
yang
berbentuk
alat
pembaca
b. Theodolitee
nonius.
c.
reiterasi,
repetisi,
yaitu
jenis
lingkaran
tegak lurus.
Bagian
atas,
terdiri
dari
Perbedaan
sumbu
mendatar
jenis
ditempatkan
repetisi
dengan
diletakkan
penyangga
diatas
kaki
difragma
dan
repetisi.
tp yang
dengan
Selain
menggunakan
Theodolite,
pengukuran
titik-titik
detail
metode
353
berguna
untuk
di
permukaan
tanah
atau
sebaliknya.
2. Statif
ketinggiannya.
Statip
saat
4. Patok
Patok dalam ukur tanah berfungsi untuk
memberi tanda batas jalon, dimana titik
setelah diukur dan akan diperlukan lagi
pada
waktu
ditanam
lain.
didalam
Patok
tanah
biasanya
dan
yang
yang
berbentuk
kerucut
354
7. Payung
Payung ini berfungsi sebagai pelindung
dari panas dan hujan untuk alat ukur itu
Gambar 328. Jalon di atas patok
jamuran, dll).
antara
3m-5m
pembacaan
perhitungan-perhitungan/ pengukuran di
lapangan. (terlampir)
6. Rambu Ukur
Rambu ukur dapat terbuat dari kayu,
campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Ukuran lebarnya r 4 cm,
panjang
antara
3m-5m
pembacaan
355
mana
akan
melakukan
pengukuran.
3. Cat dan kuas
digunakan untuk menandai dimana kita
mengukur
dan
dimana
pula
hilang
karena
sebelum
akan
kita
perhitungan
mempengaruhi
Paku
Paku terbuat dari baja (besi) dengan
ukuran 10 mm. Digunakan sebagai
tanda apabila cat mudah hilang dan
patok kayu tidak dapat digunakan,
dikarenakan rute (jalan) yang digunakan
terbuat dari aspal.
pengukuran
digunakan
untuk
pengukuran
di
lapangan. (terlampir)
12.2.4 Prosedur pengukuran :
Gambar 333. Cat dan Kuas
4. Alat tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat
hasil pengkuran di lapangan.
x
Benang
Benang berfungsi sebagai:
Pengukuran
metode
tachymetri
d. mekuruskan plesteran
e. menggantungkan unting-unting
356
sudut
maka
tersebut
pojok-pojok bangunan.
terbaca
buatlah
sudut
inklinasi
semua
data
sebanyak-banyaknya
(patok pertama).
gelembung
dari
nivo
berikutnya,
6. Selanjutnya
tachymetri
datar
7.
yang
dengan
dan
pengukuran
polygon
horizontal
dipindahkan
data
dengan
pergerakan vertikal.
pengolahan
satu
lakukan
detail lainnya.
detail
selanjutnya
biasa
planimetris
baik
lapangan
sudut
adalah
sudut
4. Bacalah
dipastikan
titik
detail
pada
titik
posisi
dapat
Setelah
3. Pada
pada
2. Ketengahkan
zenith
Pengukuran
tachymetri
selesai.
357
diukur
sebagai
pengukuran
situasi
untuk
daerah
pembacaan
satuan
menit
atau
keperluan
akan
terlihat
skala
bersifat
koinsidensi
mempergunkan
tromol
mikrometer.
tanda
positif
atau
tanda
positif
atau
negatif.
diperhatikan
tersebut:
pembacaan
skala
tromol
bahwa
untuk
benang
tengah
dari
sistim
4. Perlu
dicatat).
alat
harus
diukur
dan
358
BT
1. BA' BT COSi
BA' BT
BA BT
( BA BT ) COSi
BA' BT
BA' ( BA BT ) COSi BT
2. BT BB' COSi
BT BB'
BT BB
( BT BB) COSi
BT BB '
3. BA
BB
O'
7. Sini
O' BT
d AB
dAbx
d AB Sini
4. dAbx
O' BT
. i 100 BT
'HAB = Tinggi alat + (BA- BB) i Sin 2i i
50 BT
5. dABx
Catatan :
Tinggi alat = Hasil pengolahan data
sipat datar
6. Catatan :
dABx
'HAB
359
1
BA
i
Z
BT
i
Z
Z
BB
d AB
? HAB
O'
i
Ta
dABX
Titik Nadir
membuang
bantuan computer.
kesalahan
besar
yang
360
keperluan
pembuatan
hasil
pengukuran
sebelumnya.
peta
peta.
diolah
sesuai
dengan
metoda
manual
komputer
yang
menghasilkan
informasi
spasial
titik-titik
sama
pengukuran
vertikal
dengan
sipat
dan
datar
penggambaran
kerangka
penggambaran
dasar
pengukuran
definitif
titik-titik
ikat,
sedangkan
maupun
digital
sehingga
ikat
memanjang
dapat
digambar
sehingga
menggunakan
diperoleh
pada
dapat
arah
diperoleh
Gambar 337.Theodolitee O BT O
361
Jalan
Garis Kontur
Rute Pengukuran
Titik Detail
Tiang Listrik
Pohon
Pohon
LEGENDA
SKALA 1 : 100
TACHYMETRI
DIPERIKSA
JUDUL GAMBAR
DI GAMBAR
MATA PELAJARAN
INSTITUSI
CATATAN
362
363
DIPERIKSA
KONTUR TEMPAT PENGUKURAN TITIK-TITIK
DETAIL TACHYMETRI
JUDUL GAMBAR
DI GAMBAR
MATA PELAJARAN
INSTITUSI
CATATAN
GOR
DIREKSI KEET
PKM
FPBS
Gedung PKM
Jalan
Garis Kontur
Rute Pengukuran
Titik Detail
Tiang Listrik
Pohon
Pohon
LEGENDA
DIPERIKSA
JUDUL GAMBAR
DI GAMBAR
MATA PELAJARAN
INSTITUSI
CATATAN
364
Garis Kontur
Rute Pengukuran
Titik Detail
LEGENDA
DIPERIKSA
JUDUL GAMBAR
DI GAMBAR
MATA PELAJARAN
INSTITUSI
CATATAN
365
366
P E N G U K U R A N S IT U A S I D E T A IL
L abo ratorium Ilm u U ku r T anah Juru san T ekn ik B an gunan
N o.L em bar
P eng u ku ran
C uaca
M end ung
A lat U k ur
T ach ym etri
L okasi
D iuk ur O leh
T ingg i
A lat/
P atok
T itik
U kur
D ari
K elom pok 8
Ke
S ketsa :
T ang gal
B acaan S u dut
o ' ''
Instruktur
B enang
Jarak
(m )
T engah
H o rizon tal
V ertikal
d ari
M iring
D atar
B eda T inggi
A tas
B aw ah
T inggi
A tas
L aut
(m )
K et
367
Pengukuran
Lokasi
Diukur Oleh
Tinggi
Alat/
Patok
Titik
Ukur
Dari
1
Kelompok 8
Tanggal
Bacaan Sudut
o ' ''
Mendung
Alat Ukur
Instruktur
Benang
Jarak
(m)
Tengah
Miring
Datar
Bawah
Vertikal
31334'
9222'
1.314
4414'
9200'20''
1.1285
230'
87
1.234
1312'
87
1.307
2054'
8630'
1.2565
13240'
9812'
0.6795
15259'
9618'
0.609
19047'
9618'
0.0865
2123'
9216'
1.16
1.22
10
2527'
9218'
1.245
1.345
1.42
1.336
1.292
1.3
0.957
1.72
0.748
1.472
1.142
1.35
1.163
0.719
0.64
0.7
0.518
0.97
0.76
1.1
1.145
Sketsa :
2
3
4
10
6
9
Beda Tinggi
Atas
Horizontal
Ke
1
dari
Cuaca
Tinggi
Atas
Laut
(m)
Ket
368
No.Lembar
Pengukuran
Cuaca
Mendung
Alat Ukur
Tachymetri
Lokasi
Diukur Oleh
Tinggi
Alat/
Patok
Titik
Ukur
Dari
2
Kelompok 8
Tanggal
Instruktur
Bacaan Sudut
o ' ''
Benang
Jarak
(m)
Tengah
Miring
Datar
Beda Tinggi
Atas
Bawah
Horizontal
Vertikal
714'
933'
0.597
9130'
934'
0.484
0.55
1349'
9033'
1.006
1.056
17245'
9035'
1.5
1.1
21230'
9215'
0.634
0.688
24256'
918'
0.915
2455'
9120'
0.938
Ke
1
1.30
dari
0.658
0.535
0.418
0.955
1
0.58
0.98
0.85
1.035
0.84
27256'
9120'
1.223
2919'
8819'
1.12
1.16
10
143'
9118'
1.111
1.126
1.266
1.18
1.08
1.095
Sketsa :
10
9
1
8
2
6
7
3
4
Tinggi
Atas
Laut
(m)
Ket
369
No.Lembar
Pengukuran
Cuaca
Mendung
Alat Ukur
Tachymetri
Lokasi
Diukur Oleh
Tinggi
Alat/
Patok
Titik
Ukur
Dari
3
Kelompok 8
Tanggal
Instruktur
Jarak
(m)
Bacaan Sudut
o ' ''
Benang
Tengah
Miring
Datar
Vertikal
8447'
9280'
0.75
14023'
948'
0.753
15055'
948'
0.688
1.28
0.8
0.7
0.78
0.725
0.725
0.65
19437'
945'
22136'
0.547
0.625
9128'
0.51
0.61
23451'
892'
1.29
2449'
892'
0.839
0.908
26217'
892'
1.117
1.203
28257'
8819'
1.808
10
4457'
8819'
1.499
0.522
0.41
1.38
1.2
0.77
1.03
1.85
1.765
1.95
1.048
Sketsa :
1
2
3
4
5
6
7
10
9 8
Beda Tinggi
Atas
Bawah
Horizontal
Ke
1
dari
Tinggi
Atas
Laut
(m)
Ket
370
No.Lembar
Pengukuran
Cuaca
Mendung
Alat Ukur
Tachymetri
Lokasi
Diukur Oleh
Tinggi
Alat/
Patok
Titik
Ukur
Dari
4
Kelompok 8
Tanggal
Instruktur
Bacaan Sudut
o ' ''
Jarak
(m)
Benang
Tengah
Miring
Datar
Vertikal
1502'
938'
0.853
17249'
9218'
0.56
20429'
9212'
0.843
1.25
0.905
0.805
0.608
0.502
0.878
0.808
340
9212'
2.145
2.18
34214'
8918'
1.437
1.514
35427'
8919'
1.288
13'
8919'
1.565
2.11
1.36
1.39
1.185
1.645
1.485
8
1229'
8918'
1.051
4131'
8919'
1.22
10
9143'
8918'
1.401
1.092
1.01
1.35
1.09
1.413
1.388
Sketsa :
5
4
6
7
8
9
10
1
2
Beda Tinggi
Atas
Bawah
Horizontal
Ke
1
dari
Tinggi
Atas
Laut
(m)
Ket
371
Pengukuran
Lokasi
Diukur Oleh
Tinggi
Alat/
Patok
Titik
Ukur
Dari
5
Kelompok 8
Tanggal
Mendung
Alat Ukur
Instruktur
Benang
Jarak
(m)
Bacaan Sudut
o ' ''
Tengah
Miring
Datar
Bawah
Vertikal
19024'
9417'
0.810
24149'
9415'
1.263
1.55
34151'
9425'
0.85
0.876
38'
9425'
0.528
0.57
2020'
905'
0.9
0.98
3244'
905'
0.692
6037'
905'
0.881
7018'
903'
0.925
917'
904'
1.005
11316'
907'
1.442
1.30
0.86
0.76
0.975
0.823
0.485
0.82
0.763
0.62
0.938
0.823
0.51
0.34
1.15
0.86
10
1.468
1.416
Sketsa :
6
7
2
9
1
10
Beda Tinggi
Atas
Horizontal
Ke
1
dari
Cuaca
Tinggi
Atas
Laut
(m)
Ket
372
Pengukuran
Lokasi
Diukur Oleh
Tinggi
Alat/
Patok
Titik
Ukur
Dari
6
Kelompok 8
Tanggal
Bacaan Sudut
o ' ''
Alat Ukur
Benang
Jarak
(m)
Tengah
Miring
Datar
901'
1.07
12112'
902'
1.24
1339'
896'
1.39
1.105
1.034
1.34
1.14
1.495
1.285
14254'
896'
1.077
1.15
22131'
899'
1.205
1.255
35152'
8910'
1.222
30442'
8910'
1.405
31242'
8917'
1.84
3002'
8918'
1.51
10
32220'
8915'
1.554
1.003
1.155
1.262
1.182
1.138
1.672
1.898
1.782
1.555
1.465
1.586
1.5225
Sketsa :
10
2
4
5
6
Beda Tinggi
Atas
Bawah
Vertikal
901'
1.30
Mendung
Instruktur
Horizontal
Ke
1
dari
Cuaca
Tinggi
Atas
Laut
(m)
Ket
373
Pengukuran
Lokasi
Diukur Oleh
Tinggi
Alat/
Patok
Titik
Ukur
Dari
7
Kelompok 8
Tanggal
Bacaan Sudut
o ' ''
Mendung
Alat Ukur
Instruktur
Benang
Jarak
(m)
Tengah
Miring
Datar
Bawah
Vertikal
26036'
8919'
0.697
32136'
968'
0.59
33136'
9219'
0.653
34215'
9220'
0.734
0.782
119'
9112'
0.387
0.437
3152'
9112'
0.467
5415'
910'
0.815
11218'
910'
1.45
18014'
910'
1.609
10
19419'
932'
1.727
1.30
0.723
0.67
0.625
0.555
0.705
0.6
0.685
0.337
0.515
0.418
0.85
0.78
1.482
1.418
1.652
1.565
1.769
1.685
Sketsa :
6
7
1
8
10 9
Beda Tinggi
Atas
Horizontal
Ke
1
dari
Cuaca
Tinggi
Atas
Laut
(m)
Ket
374
No.Lembar
Pengukuran
Cuaca
Mendung
Alat Ukur
Tachymetri
Lokasi
Diukur Oleh
Tinggi
Alat/
Patok
Titik
Ukur
Dari
8
Kelompok 8
Tanggal
Bacaan Sudut
o ' ''
Instruktur
Benang
Jarak
(m)
Tengah
Miring
Datar
Bawah
Vertikal
3517'
8914'
1.371
305'
8916'
0.879
4037'
8916'
1.125
6023'
8916'
1.328
1.363
9444'
9116'
1.599
1.632
14156'
9116'
1.975
16219'
9125'
2.219
1.31
1.33
1.213
0.946
0.811
1.17
1.08
1.293
1.565
2.02
1.93
2.305
2.132
1.363
18323'
9628'
1.268
19410'
9629'
1.031
1.082
10
20348'
9629'
1.796
1.826
1.173
0.98
1.765
Sketsa :
10
1
4
3
Beda Tinggi
Atas
Horizontal
Ke
1
dari
Tinggi
Atas
Laut
(m)
Ket
375
Model DiagramModel
Alir IlmuDiagram
Ukur TanahAlir
Pertemuan ke-12
Pengukuran
Titik-Titik Detail
Detail Metode
Tachymetri
Pengukuran
titik-titik
Metode
Tachymetri
Metode Offset
Metode Tachymetri
Peralatan :
- Teknologi lensa optis
- Elektronis digital
Peralatan sederhana
- Pita ukur
- Jalon
- Meja ukur
- Mistar
- Busur derajat
Keunggulan :
- Kecepatan
- Ketepatan
Theodolite
Elektronis Digital
Total Station
Optis
X, Y, Z
(Titik-titik detail)
- Azimuth Magnetis
- Sudut Vertikal (Inklinasi/Zenith)
- Benang Atas, Tengah, Bawah
- Tinggi Alat
Unsur Alam :
Perubahan slope
Unsur Buatan :
Pojok-pojok
bangunan
376
Rangkuman
menghasilkan
377
Soal Latihan
Jawblah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran Tachymetri ?
2. Jelaskan tujuan pengukuran titik-titik detail metode tachymetri!
3. Sebutkan perbedaan dari pengukuran tachymetri untuk titik bidik horizontal dengan
pengukuran tachymetri untuk bidikan miring?
4. Sebutkan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pengukuran titik-titik detail metode
tachymetri! Jelaskan!
5. Diketahui : Xa = 100,64 ; Ya = 100,46 ; Ta = +800
Target
B
Tinggi
Benang
Benang
Benang
Alat
Atas
Tengah
Bawah
1.54
1.654
1.543
1.432
Azimuth
Inklinasi
DA
o
47 4747
01 0101
1.52
1.726
1.585
1.444
100 2757
02o0202
1.55
1.744
1.663
1.583
179o0909
-1o0101
1.58
1.932
1.745
1.558
269o3636
-2o0202
1.52
1.832
1.738
1.644
358o2324
-3o0201
I
o
378
menghubungkan
titik
dengan
memberikan
informasi
slope
atau
melintang
permukaan
permukaan
tanah
asli
terhadap
kontur
membuat
perpotongan
dapat
proyeksi
bidang
dibentuk
tegak
dengan
garis-garis
mendatar
dengan
+ 41 m
+ 40 m
+ 39 m
Kontur ( Khayal )
379
permukaan
Bentuk
tanah
garis
yaitu
kontur
dengan
dalam
cara
dimensi
Alam
Peta
Gbr.3
g.
h.
Garis kontur memiliki sifat sebagai berikut :
a.
b.
interval
Tidak bercabang.
tergantung
pada
c.
Tidak berpotongan.
d.
sungai.
e.
f.
Tidak
tergambar
bangunan.
jika
i.
melewati
interval
garis
garis
skala
kontur
peta
adalah
kontur
yang
1/500
380
j.
tinggi.
gunung.
l.
Satu
garis
n.
kontur
mewakili
satu
"V"
menandakan
lembah/jurang
ketinggian tertentu..
Gambar 345. Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landai
suatu
381
meter.
merupakan
Atau :
jarak
antara
dua
bidang
interval
kontur
dibuat
sama,
25
meter
jumlah cm dalam 1 km
i=
i = n. log n. tan
dimana : n =
0.01S 1
dipetakan
S = Angka skala
382
Skala
1 : 1000
dan Lebih
besar
1 : 1 000
s/d
1 : 10 000
1 : 10 000
dan
lebih kecil
Bentuk Muka
Tanah
Datar
Bergelombang
Berbukit
Datar
Bergelombang
Berbukit
Datar
Bergelombang
Interval
Kontur
0.2 - 0.5 m
0.5 - 1.0 m
1.0 - 2.0 m
0.5 - 1.5 m
1.0 - 2.0 m
DhAB
sAB
2.0 - 3.0 m
D = tan-1
1.0 - 3.0 m
2.0 - 5.0 m
Dimana :
D = Kemiringan tanah
5.0 - 10.0 m
Berbukit
Bergunung
D = arc tan
0.0 - 50.0 m
'h
S
titik-titik
detail
gradient
yang
diukur.
Kontur
adalah
sudut
antara
digunakan untuk:
a.
Menentukan
profil
tanah
memanjang,
longitudinal
(profil
sections)
volume
(gambar 351)
suatu
bendungan
383
c.
Menentukan
jalan
atau
route/trace
saluran
suatu
yang
(gambar 352)
Gambar 351. Bentuk, luas dan volume daerah genangan berdasarkan garis kontur.
384
Pengukuran
titik-titik
detail
untuk
385
a.
semua
medan
menggunakan
sipat
dan
datar
dapat
pula
memanjang
386
b.
Pengukuran langsung
Titik
detail
ketinggian
dicari
yang
yang
sama
mempunyai
dan
ditentukan
garis-garis
kontur
merupakan
garis
pengukuran
sedangkan pada
langsung
sulit
harus
tersebut
menggunakan
lebih
cara
pengukuran
dan
diperoleh
dengan
prinsip
interpolasi
tersebut
kemudian
kita
Penarikan
garis
kontur
perolehan
posisi
titik-titik
berdasarkan
tinggi
(spots
dan grafis.
cara
sedangkan
perhitungan
interpolasi,
pada
pada
pengukuran
dan
387
6V dapat dihitung.
Rumus umum :
V = 3 A A
0
r 0
r 0
n2
2
n2
2
atau
V
b. Cara hitungan (Numeris)
Cara ini pada dasarnya juga menggunakan
dua
titik
yang
ketinggiannya,
dikerjakan
diketahui
hitungan
secara
posisi
numeris
(eksak)
atau
dan
interpolasinya
n1
r
r n
2
1
h
2
A0 AN 2 Ar Ar1.Ar ....(ii)
3
r 0
r 1
n 1
r
2
h
A0 AN 2 Ar ............(iii)
2
r 0
Cara grafis
Cara grafis dilakukan dengan bantuan garisgaris sejajar yang dibuat pada kertas
ganjil
dan lain-lain).
timbunan.
kontur
diukur
luasnya
dengan
Dibawah
ini
secara
singkat
dasarnya
volume
tanah
dihitung
388
hanya
akan
diberikan
metode
piramida.
bidang
datar
h
^ A0 A1 A1 A2
2
2h
A0 4 A1 A2
6
disekelilingnya.
disebut piramida.
Volume prisma :
h
A0 A0 .A1 A1 A1 A1.A2 A2
3
Keterangan :
Volume piramida:
VR = h A0 A0 A1 A1 ...........................(V )
3
luas
bidang-bidang
yang
detail,
ada
masalah
perhitungan, seperti :
Rumus lain yang dapat digunakan adalah
rumus rata-rata awal dan akhir yaitu:
389
penyelidikan
nilai
yang
sekarang
berada.
lapangan
mengenai
banjir.
banjir
dari
kehilangan
pada
kondisi
bisa
diukur
390
Col
atas
punggung
sedangkan
(lihat
disisinya
Saddle
garis
titik-titik
rendahnya
luas
dan
ketinggian
terdapat
lembah
yang
Pass
Plateau
daerah ketinggian.
391
392
sudut peta.
c.
Setelah
mengukur
utara
kompas,
A=B+(CxD)
Keterangan :
A = deklinasi magnetis pada saat tertentu
D = variasi magnetis.
Contoh:
Diketahui bahwa:
- Deklinasi magnetis tahun 1943 (pada
saat peta dibuat) adalah: 0 30'(=B).
Metode penggambaran:
393
atau
kedalaman.
Gridding
merupakan
394
aplikasi Surfer:
tersebut
4 MB.
dapat
dilakukan
menggunakan
ini
berada
pada
kondisi
lembar
yang
plot
ini
masih
kosong.
Pada
peta
dibentuk
dan
lokasi
diinginkan.
tiga dimensi.
x Surfer
menanyakan
Jawab
pertanyaan
dari
tiga
bagian, yaitu:
x Surface plot,
x Worksheet,
x Editor.
operator
melakukan
pengaturan
395
396
3.2 Worksheet
Worksheet merupakan lembar kerja yang
digunakan untuk melakukan input data XYZ.
Data XYZ adalah modal utama dalam
pembuatan peta pada surfer. Dari data XYZ
ini dibentuk file grid yang selanjutnya
diinterpolasikan menjadi peta-peta kontur
yang
merupakan
perpotongan
397
3.3 Editor
Jendela
adalah
tempat
yang
dalam
jendela
plot.
memungkinkan
kelompok
dipasangkan
Kemampuan
penggunaan
teks
yang
pada
ini
sebuah
sama
untuk
berbagai
peta.
398
Jendela
editor
menangkap
juga
hasil
digunakan
untuk
perhitungan
volume.
ini
memungkinkan
peta
yang
jendela
editor.
Jendela
tersebut
dapat
Editing
mendapatkan
GS Scripter
bentuk
peta
kontur
yang
digunakan
pembuat
otomasi
untuk
dalam
membuat
peta.
Beberapa
hal
yang
Dengan
yang
dapat
dilakukan
surfer.
sistem
secara
manual
ekstensi .bas.
5. Simbolisasi peta
peta
kontur
yang
sama.
399
400
Seandai
peta
dasar
tersebut
401
402
istilah
Map.
grid-ding.
Proses
gridding
dimensi
dalam
Surfer
diawali
Data
XYZ
selanjutnya
403
Desktop
bersama-sama
melalui
proses
di
atas
adalah
antarmuka
fasilitas
ikon-ikon
yang
overlay.
surfer
untuk
surfer
dapat
segera
dilakukan
digunakan
dengan
masuk
pada
Klik start.
digunakan
Pilih program.
pembuatan kontur.
sebagai
dasar
interpolasi
404
pengolahan
dalam
surfer
dapat
405
Model Diagram
Alir IlmuDiagram
Ukur Tanah Pertemuan
Model
Alir ke-13
Garis Kontur, Sifat dan Interpolasinya
Garis
Kontur,
Sifat
dan
Interpolasinya
Dosen Penanggung Jawab : Dr.Ir.Drs.H.Iskandar Muda Purwaamijaya, MT
Garis Kontur
Tujuan :
Untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah
Informasi slope
(kemiringan tanah rata-rata)
Input :
Posisi Spot Heights
(Titik-Titik Tinggi)
Gambar 383. Model diagram alir garis kontur, sifat dan interpolasinya
Input :
* Tinggi Spot
Heights
* Jarak antar
spot heights di
atas kertas
406
Rangkuman
Berdasarkan uraian materi bab 13 mengenai garis kontur, sifat, dan interpolasinya,
maka dapat disimpulkan sebagi berikut:
1. Garis kontur adalah garis khayal yang mengubungkan titik titik dengan ketinggian yang
sama. Tujuan pembuatan garis kontur di atas peta adalah untuk memperlihatkan naik
turunnya keadaan permukaan tanah.
2. Aplikasi dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope ( kemiringan tanah
rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur
proyek ( bangunan ) dan perhitungan galian serta timbunan ( cut and fill ).
3. Sifat sifat garis kontur :
a. Berbentuk kurva tertutup, tidak bercabang dan tidak berpotongan.
b. Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai, menjorok ke arah jalan menurun jika
melewati permukaan jalan dan tidak tergambar jika melewati bangunan.
c.
Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal, garis
kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai dan satu garis
kontur mewakili satu ketinggian tertentu..
d. Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar
maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta , jika
berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan dengan nilai skala peta
dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan dengan nilai
skala peta.
e. Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur,
pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah
bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
f.
4. Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan dan
merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Interpolasi garis kontur
menggunakan prinsip segitiga sebangun yaitu :dj = di (Tj To ) / ( Ti To )
407
Soal latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini !
1. Apa yang dimaksud dengan garis kontur ?
2. Apa tujuan pembuatan garis kontur dan sebutkan aplikasi dari garis kontur ?
3. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat garis kontur?
4. Sebutkkan dan lengkapi dengan gambar kegunaan garis kontur ?
5. Apa yang dimaksud dengan Interval kontur dan Indeks kontur?
6. Sebutkan bentuk muka tanah dengan interval konturnya ?
7. Apa yang dimaksud dengan interpolasi garis kontur?
8. Jelaskan bagaimana cara menginterpolasi garis kontur ?
9. Perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta kontur ?
10. Hal hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan garis kontur ?
408
baik
pada
pekerjaan
pembuatan
jalan,
Sekalipun
permukaan
tanah
asli
sama
memenuhi
profil
melintang
sepanjang
koridor
jalur
syarat
daya
dukung
tanah.
lebih ekonomis.
menghitung
kontur
ditempat
terhadap
selisih
tinggi
ketinggian
perpotongan
garis
garis
proyek
kontur
dengan
garis
proyek.
1. Meminimalkan
galian
dan
penggunaan
timbunan
volume
pada
tanah,
dapat
se-efisien
409
maupun
timbunan,
dengan
volume
langsung
jarang
kubik).
Volume
dapat
diperoleh
Galian
dan
timbunan
untuk
yang
dikalikan
dengan
jarak
Untuk
tersebut.
dimaksud
langsung.
tidak
baik
itu
kita
ketahui
dengan
tampang
tentang
apa
yang
tampang/penampang
memanjang,
maupun
Penampang
Survei
secara
lapangan
cepat
dapat
dan
tepat
merupakan
gambar
irisan
lunak
CAD
dapat
langsung
disajikan
410
penampang.
Pada
gambar
penampang
dalam
horizontal
pada
arah
tegak.
gambar
Skala
penam pang
Pengukuran
penampang
bisa
dilakukan
P
pengukuran
penampang
dengan
cara
pada
kondisi
langsung
bisa
jenis
medannya,
FP
Tergantung
dan
FP
teristris.
pekerjaan
dilakukan
ataupun
FP
ekstra
tidak
atau
alat
sounding
untuk
"
merupakan
potongan
melintang
sungai,
potongan
sungai.
Pada
perencanaan
411
rute
tegak
informasi perencanaan.
sedangkan
gambar
skala
bisa
Penampang melintang
menggunakan
alat
sipat
datar,
dalam.
memanjang.
Pada
menyajikan
unsur
unsur
rancangan
sehingga
sebagai
alamiah
dan
digunakan
pengukuran
potongan
potongan
melintang
sungai
melintang
adalah
melintang
sebagai
juga
data
umum
penggambaran
Pada perencanaan rute juga dikenal gambar
rencana
umumnya
melintang
diukur
bangunan
412
melintang
yang
rancangan
arah
misalnya,
menunjukkan
perkerasan
menunjukkan
melintang.
jalan,
penimbunan
serta
PMB
tebal
cara
struktur
struktur
penggalian
sarana
jalan
dan
drainase
kelihatan
konstruksi
pekerjaan
pematokan
(stake
diawali
out).
dengan
Pematokan
yang
akan
terkena
galian
dan
konstruksi melintang
pada
potongan
kelipatan
100
jarak
genap,
pada
misalnya
perencanaan
dan
tiap
25
pada
saat
pelaksanaan konstruksi.
misalnya
rencana
pembuatan
413
menggunakan
theodolite,
pita
414
ketinggian
profil
tanah
yang
disebut
atas
pengukuran
elevasi-elevasi
orthogonal
kekiri
dan
kekanan
sumbu, titik tinggi dan rendah, dan lokasiGambar 395. Stake out beberapa titik sekaligus
pekerjaan
dimulai
pekerjaan
galian
dengan
i ni
dapat
dilaksanakan
di
sesuai rencana.
Setelah
stake
dan
out
selesai,
timbunan
mengolah
data
dapat
yang
ujung
menganggap
diukur
bahwa
dan
perubahan
dengan
luas
415
L + L2
V = A0 1
Keterangan :
V
= Volume
A1
A2
melintang
dan
memanjang
L1 + L 2
V = A
= AL
2
c. Volume prisma dan piramid kotak
Rumus volume prisma yaitu:
Gambar 396. Volume cara potongan melintang
V =
rata-rata
menghitung volume tanahnya, har ga ratarata ini dikalikan dengan luas potongan
lintang Ao.
h
( A1 + 4 Am + A2 )
6
Di mana:
h
= tinggi prisma
416
V =
h
A1 + A1 A2 + A2
3
417
V = h/3{ Ao + An + 2S Ar + S( Ar-1Ar)1/2
r pada 2SAr berselang ;
1 <= r <= n - 1,
r pada S(Ar-1 Ar)1/2 berselang ;
1 <= r <= n.
Untuk n = 1 diperoleh :
V = h/3 {Ao + A1 + (A0 A1)1/2}
= h/3 { Ao + ( A0 A1)1/2 + A1 }
Cara garis kontur dengan luas rata -rata
V = h/2 { Ao + An + 2S Ar }
r bernilai 1 <= r <= n - 1 .
Untuk n = 1 diperoleh :
V = h/2 ( Ao + A1 )
r pada 2r + 1 berselang ;
r pada 2r berselang ;
0 <= r <= 1/2( n - 2).
yang
bergelombang
mungkin
V = h/3(Ao + A2 + 4 A1)
= h/3(Ao + 4 A1 + A2).
Bila n adalah ganjil, bagian yang terakhir
dihitung dengan cara piramida kotak atau
cara rerata luas penampang awal dan akhir.
Cara garis kontur dengan rumus piramida
kotak :
418
pemakaian teknis.
b. Luas prismoidal
Luas prismoidal berlaku untuk volume-
pekerjaan
yang
dapat
Kebanyakan
termasuk
dianggap
volume
klasifikasi
prismoidal .
pekerjaan
ini,
tanah
tetapi
nisbi
tanah
pada
proyek-proyek
horizontal
diagram
(keseimbangan)
massa
kemudian
material
yang
masih
ekonomis.
c. Hitungan volume
tambahan).
perencanaanya
memberi
seharusnya
timbangan
volume
barangkali
dipakai
untuk
timbunan.
Untuk mencapai keseimbangan, volume
volume
method ).
timbunan
dikembangkan
atau
419
method)
Volume berdasarkan garis tinggi dapat
diperoleh dari peta garis tinggi dengan
pengukuran luas memakai planimeter
terhadap wilayah yang dibatasi masingmasing garis tinggi dan meng alikan luas
perata garis tinggi yang berdampingan
rendah
dari
profil
yang
ada,
profil
a.
yang
ada.
Apabila
luas
semua
Sebuah
prisma
didefinisikan
sebuah
bentuk
padat
hitungan
dapat
permukaan
luas
Perhitungan
Simpson,
(volume).
volume
yaitu
Hal
ini
dengan
pekerjaan
metode
galian
dan
bidang
(solid)
ataupun
sebagai
yang
lengkungan
Menurut Simpson:
potongan
melintang,
yang
mempunyai
+ 4M}
menghitung
sembarang
pisma
420
akan
merupakan
lapisan
harga
rata-rata
dari
luas
kita
perhitungan
yaitu
kedua
dibatasi oleh
tersebut,
volume
Hitungan
menghasilkan
dilakukan
titik-titik
dengan
ketinggian
dapatkan
untuk
kedua
lapisan
tersebut:
atau
Kalau
menghitung
titik
ketinggian,
maka
lapisan
pengukuran
yang
dilakukan
adalah
dijumlahkan,
kontur
ini
kedua
akan
volume
didapatkan
potongan
2. Volume garis kontur
awal
ditambah
dua
kali
prisma.
bahwa
bidang
Sehingga
yang
andaikan
dibentuk
oleh
Sumber-sumber galat
Beberapa Galat yang biasa ada pada
penentuan
1. Membuat
luas
tampang
Galat
dan
dalam
volume
pengukuran
tampang melintang
2. Kelalaian
memakai
dimana dibenarkan.
rumus
prismoidal
421
2. Gambarkan
penampang
batas
bersangkutan
yang
dimungkinkan
oleh
data
perbedaan
lapangan.
4. Memakai angka volume melebihi yard
masing-masing
irisan
melintang
yang
dan
tinggi
perlihatkan
muka
tanah
asli
persegi terdekat.
Kesalahan-kesalahan besar
kesalahan
khas
yang
dibuat
tanda-tanda
dengan cermat.
aljabar
bentuk
metode koordinat
3. Memakai
volume
luas
ujung
pyramidal
atau
bentuk
galian
beberapa
dan
bentuk
timbunan
gambar
di
atas,
penampang
untuk
paju
(wedgeshaped)
4. Mencampur adukkan kuantitas galian
dan timbunan
timbunan
Untuk menghitung galian dan timbunan
tanah
berdasarkan
melintang.
irisan
Pengolahan
data
penampang
dilakukan
titik
untuk
mana
irisan
yang
akan
penampang
Gambar 404. Penampang melintang jalan ragam 2
422
tanah (m )
A1 = Luas
bidang
galian
atau
bidang
timbunan
galian
atau
pada
irisan
2
penampang berikutnya (m )
d
4. Setelah
luas
penampang
selanjutnya
masing -masing
melintang
hitung
volume
irisan
diperoleh,
timbunan
Untuk
berikut :
Volume = ( a1 + a2 ) x d
2
mempermudah
Keterangan :
Tabel 40. Tabel perhitungan galian dan timbunan
STA
dalam
Timbunan
Sta. awal
G1
T1
Sta. A
Ga
Ta
Sta. B
Gb
Tb
Sta. C
Gc
Tc
:
:
Volume (m3)
Jarak
(meter)
Galian
Timbunan
d1
G1 + Ga
.d 1
2
T1 + Ta
.d1
2
d2
Gb + Gc
.d 2
2
Tb + Tc
.d2
2
dst
dst
dst
dst
dst
dst
Total
? Gn
? Tn
? dn
?Vol G
? Vol T
423
keadaan asli.
dan timbunan
a.
galian
Materi yang terdapat di alam itu berada
terjadi
pengembangan
Load factor =
Load factor =
volume
yang
dalam
persen.
Sebagai
contoh
Sw = B 1 x100 % = 1 1 x 100 %
L
Swell (%)
B/ L
1
%
Load factor 100
demikian
tanah
liat
tersebut
mempunyai S
welling Factor 0,80 atau 80
%.
b. Perubahan
volume
tanah
akibat
timbunan
Dalam pekerjaan tanah yang dimaksud
dengan
digunakan persamaan :
Sw =
(B L ) 100 %
L
untuk
timbunan
membuat
adalah
badan
tanah
jalan,
yang
tanggul,
disebut
(shringkage)
volume
penyusutan
424
Tabel 41. Daftar load factor dan procentage swell dan berat dari berbagai bahan
MATERIAL
Lb/BCY
% Selt
Lb/LCY
Load factor
(%)
Bauksit
Caliche
Cinders
Karnotit, Bijih Uranium
Lempung, Tanah Liat Asli
Kering untuk digali
3200
3800
1450
3700
3400
3100
33
82
52
35
22
11
2400
2100
950
2750
2800
2500
75
55
66
74
82
81
350
25
2800
80
2800
41
2000
74
3100
11
2800
74
2700
2500
2150
35
35
35
2000
1850
1600
74
74
74
1900
35
1400
74
4700
43
3300
70
3850
33
2900
75
3300
25
2550
80
3200
3400
2600
4600
3650
2850
3200
3800
3400
3550
25
27
23
64
12
12
12
12
27
75
2550
2700
2100
2800
3250
2550
2850
3400
2700
4050
3050
80
79
81
61
89
89
89
89
79
57
4700
75
2700
57
425
Tabel 42. Daftar load factor dan procentage swell dan berat dari berbagai bahan
MATERIAL
Lb/BCY
% Selt
Lb/LCY
Load factor
(%)
4900
4400
18
69
4150
2600
85
59
5500
5100
4250
2700
3200
3500
3250
3750
4950
4950
71009450
18
18
67
12
12
12
12
10
67
67
75 7 2
4700
4350
2550
2400
2850
2900
2900
3400
2950
2700
41005400
85
85
60
89
89
89
89
91
60
60
2300
43
1600
70
4400
49
2950
67
Tanah permukaan
(Top soil)
Traprock - pecah
1 x100 %
C
Sh = % Penyusutan (shringkage).
= Berat jenis tanah keadaan asli
(Lb/curf)
C
Dimana :
57 5 8
Berat
Contoh :
Misal akan dihitung volume dari galian
sebagai berikut :
jenis
tanah
pada
(lb/curf)
X1
c.
X2
Untuk
menghitung
volume
galian
atau
h2
d
h1
a
b
seperti:
cara
sederhana,
cara
426
Luas galian :
L = [d (X1 + X2) + aha1 + (b-a) h 2]
Kalau a = b maka,
b
C
B
h2
1
A m
b + 2mh2
y1 y 2 y 3 y 4 y1
/
/
/
/
x1 x 2 x 3 x 4 x1
h1
Perbanyaklah
yang
menurut
ditandai
dan
diagonal-diagonal
jumlahkan
semua
(b + 2 mh 2)
= bh2 + hi (b+2mh2)
Hitungan luas dengan cara koordinat,
1
X
dihitung tersendiri.
427
d. Perhitungan Volume
Cara yang paling mudah untuk menghitung
volume adalah dengan mengambil luas ratarata bidang awal dan bidang akhir kemudian
dikalikan dengan jarak L.
VA = (A1 + A2) L m 3
L
3
(D1 D 2 ) (x1 x2) m
12
X2
Hasil ini cukup baik kalau daerahnya rata,
tidak
jauh
beda.
Karena
cara
ini
D2
D1
X1
VP =
L
( A1 + 4 Am + A1 )
B
Dimana :
VP
Am
Contoh Soal:
1.
Hitunglah
penampang galian !
seluruh
luas
428
3/12
2,5/8
2/0
1,5/10
A1
0/6
A2
Penyelesaian :
Untuk sebelah kiri,
0 0 3 2,5 2 0
/ / /
/ /
0 6 12 8 0 0
Luas 2 A1 = 0 + 18 + 30+ 16+ 0 (0 + 0 + 24 + 0 + 0)
= 64 24
= 40 m 2
Untuk sebelah kanan,
0 0 1,5 2 0
/ /
/ /
0 6 10 80 0
Luas 2 A2 = 0 + 9 + 20+ 0 (0 + 0 + 0 + 0)
= 29 0
= 29 m 2
Luas seluruh penampang :
A=
1
( 40 + 29)
2
= 34,50 m 2
0/6
0/0
6
429
2.
penampang
0 2 2 ,5 1,5 0 0
/ /
/
/ /
0 0 3 9 6 0
timbunan.
Penampang
mempunyai
koordinat
Y
0/0
0/6
0/6
1
2
1,5/9
A1
A2
2,5/3
2,5/11
2/2
Gambar 411. Penampang timbunan
Luas 2 A2 = 0 + 0 + 4,5+ 0 + 0 (0 + 9 +
Penyelesaian :
22,5 + 37,5)
= 4,5 37,5
= 29 m
0 2 2,5 0 0
/ /
/ /
0 0 11 6 0
Luas 2 A1 = 0 + 0 + 0+ (0 + 15 +
+0)
= 64 24
= - 37 m
22
A=
1
( 37 33 ) = - 35 m 2
2
430
C
3/4
2,5/9
1,5/4
6 cm
6 cm
0/7
0/0
0/5
2/6
3/13
Penyelesaian :
= 56 37
Untuk timbunan ,
2 A2 = 19 m
A2 = 9,5 m 2
0 2 3 0 0
/ / / /
0 6 13 7 0
Luas 2 A1 = 0 + 18 + 0+ 0 (0 + 26 +
21 + 0)
= 18 47
2 A1 = - 29 m
A1
14.6
Penggambaran Galian
dan Timbunan
= -14,5 m 2
Penggambaran
galian
dan
timbunan
sejumlah
titik
yang
telah
Untuk galian,
0 0 3 2 ,5 1,5 0
/ / /
/ /
0 5 11 9 4 0
431
432
Peta Situasi
dengan GarisGaris Kontur
Pengukuran
Sipat Datar Profil
Memanjang dan
Melintang di
Lapangan
meter
kubik
Perencanaan Kavling
Perumahan
Perangkat Lunak
CAD dan GIS
GPS
(Global Positioning System)
Total Station
433
Rangkuman
Berdasarkan uraian materi bab 14 mengenai perhitungan galian dan timbunan,
maka dapat disimpulkan sebagi berikut:
1.
Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garisgaris kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profi l
melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan.
2.
Adapun Tujuan lain dari perhitungan galian dan timbunan sebagai berikut :
a.
b.
Untuk menentukan peralatan (alat-alat berat) yang digunakan pada pekerjaan galian
maupun timbunan, dengan mempertimbangkan kemampuan daya operasional alat
tersebut.
4.
5.
Beberapa kesalahan khas yang dibuat dalam hitungan pekerjaan tanah adalah:
a.
b.
Memakai persamaan untuk hitungan volume stasiun angka bulat padahal yang ada
adalah stasiun angka pecahan.
c.
Memakai volume luas ujung untuk bentuk pyramidal atau bentuk paju
(wedgeshaped). Mencampur adukkan kuantitas galian dan timbunan.
434
Soal Latihan
Jawablah pertanyaan pertanyaan dibawah ini!
1.
Sebutkan beberapa kesalahan khas yang dibuat dalam hitungan pekerjaan tanah?
2.
Penggambaran galian dan timbunanan dilakukan pada setiap titik irisan penampang
melintang. Berikan beberapa contoh penggambaran galian dan timbunan?
3.
4.
5.
Materi yang terdapat di alam berada dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan
baik, sehingga hanya sedikit bagian -bagian yang kosong atau terisi udara di antara butirbutirnya. Apa yang terjadi jika material tersebut digali? Bagaimana cara menghitung
vulume galian dan timbunan, serta berikan contoh dan gambarnya?
435
lingkungan.
Pekerjaan
unsur
muka
bumi
yang
di
dalam
dilakukan
pembesaran
atau
symbol
ditentukan
bidang
computer
satuan
koordinat
(titik
dan
garis
15.2 Keunggulan
pemetaan
digital dibanding pemetaan
konvensional
digital
adalah
suatu
proses
Pemetaan Konvensional
Penyimpanan
Skala
Pemanggilan Kembali
Cek manual
Pemutahiran
Mahal
Analisa Overlay
standar
berbeda
dan
dan
memakan
waktu
tenaga
Rumit
Penayangan
mahal
436
15.3
dasar
Digital
perangkat
dapat
keras
dikelompokan
digitasi
(digitizer),
Penyiam
yaitu
perlengkapannya
papan
ketik
komputer
seperti
(keyboard),
dan
monitor,
unit
pusat
data
dapat
disk,dan flashdisk
atau
berkaitan
sendiri
yaitu
berdiri
tekstual
dengan
tanpa
informasi
grafis.
2. Pemrosesan
data
grafis
manipulasi
penyajian
pembuatan
peta-peta
penggabungan
kodifikasi
informasi
penyajian
meliputi
grafis,
tematik,
grafis,
dengan
437
- Survei
tabel-tabel,
- Laporan
berhubungan
petanya,
dicetak
kepentingan
berdasarkan
dan
- Laporan
keinginan
pengguna.
mempunyai
fungsional
kesatuan
ada
dan
serta
features
grafis
yang
dengan
serta
yang
digunakan
karakteristik
yang
(atribut,
topologi
model
fungsional),
berlaku
dari
orientasi absolute
- Laporan-laporan
3. Sistem keluaran
berupa
langsung
- Survei lapangan,
dapat
digitasi
antar
muka
sistem
kerja
yang
dilibatkan
pada
aplikasi
bertanggung
sistem
program-program
masukan
yang
menghasilkan
dalam
aplikasi
yang
penulisan
untuk
jawab
tertentu
(workstation)
penunjang tertentu.
untuk
komunitas
438
Perangkat Intelegensia
Sistem keluaran
hardcopy,
pemrograman
pembangunan
serta
softcopy,
atau
elektronik
dicetak.
Pengajian
softcopy
biasanya
dalam
tidak
bentuk
digunakan
Sistem masukan
bentuk
Sistem
masukan
terdiri
komputer.
Keluaran
elektronik
ini
dari
dalam
file-file
bentuk
dimaksudkan
untuk
elektronis
untuk
menghasilkan
keluaran
hardcopy
ditempat lain.
(keyboard),
alat
digitasi
peta
Sistem penyimpanan
Sistem
disket,atau flashdisk.
penyimpanan
data
dapat
Sistem pengolahan
439
- Sistem koordinat
perencanaan irigasi.
Tampilan untuk topografi kajian.
garis
pembuatan
basis
penggabungan
perencanaan
grafis,
pemisahan
informasi
untuk
sistem
irigasi
harus
yang
menyajikan
tema-tema
lingkaran,
berhubungan
dengan
pembuatan
ellips
dan
fasilitas-fasilitas
lain
untuk
penggambaran
dapat
mudah
dengan
kemajuan
hidrologi,
teknologii
Informasi
hidrologi
sungai,
sehingga
dapat
menghasilkan
penyajian
terdiri
nama
guna
dibutuhkan
peruntukan
para
perencana
atau
pengambilan keputusan.
a. Tahap dalam pemetaan digital
1. Membangun basis geografi
jaringan
sungai,
batas
berbagai
dari
sistem
lahan
terdiri
lahan
dari
batas
nama
peruntukan lahan.
3.
data
yang
dibutuhkan
440
informasi
atribut
komputer
dan
dimasukkan
kedalam
terhadap
adalah
digital.
dihubungkan
tersebut
melalui
media
proses
Namun
kartografi
PTD
tanah
secara
bukan
mentransformasikan
berarti
peta-peta
tanah
informasi-informasi
dari
15.4 Peralatan,
bahan
dan
prosedur pemetaan digital
digambar
secara
pengalaman
manual
surveyor
berdasarkan
yang
subyektif.
dalam
digunakan
untuk
mewujudkan
masyarakat
yang
Sistem
untuk
Informasi
Geografis
menproses
informasi-
sebagai
penciptaan
dan
a. Data spasial
menggunakan
observasi
yang
data
lapangan
digabungkan
metode-metode
dan
laboratorium
dengan
pengolahan
spasial
PTD
perencanaan
menggunakan
variabel-variable
menjadi
pengelolaan
berkelanjutan
nasional,
untuk
Pemanfaatan
mengoptimasi
lapangan.
Tujuan
survai
PTD
tanah
di
adalah
meningkat
media
penting
untuk
pembangunan
sumber
pada
regional
daya
dan
alam
cakupan
maupun
yang
wilayah
lokal.
data
spasial
semakin
setelah
adanya
teknologii
441
yang
masyarakat di atas.
memiliki
data
terintegrasi
secara
proses pemutakhirannya.
3. Antisipasi
1. Fleksibilitas
penggunaannya
berbagai
kepentingan
untuk
sektoral
pembangunan.
2. Semakin
meluasnya
komputer
personal
penggunaan
dengan
berbagai
meluasnya
pemanfaatan
berarti.
berbasis
teknologi
peta
diharapkan
digital.
SIG
kontribusinya
semakin
dalam
Pemetaan
pemetaan
digital
yang
menawarkan
menjamin
442
Gambar 418. Beberapa hasil pemetaan digital, yang dilakukan oleh Bakosurtanal
foto
udara
dikombinasikan
penting,
Penambahan
dalam pemeliharaannya.
seperti
jalan
data
hasil
dan
sungai.
proses
cek
dilakukan
d. Produk
pengikatan
pemetaan
sektoral
443
type NJ 13
pemetaan.
warna.
jalan.
memuat
3. Peta digital, didistribusikan dalam media
CD-ROM
sangat
membantu
dalam
lapisan-lapisan
(layer):
jalan/komunikasi/transportasi,
pemukiman, vegetasi, perairan dan
kontur.
Gambar 420. Hasil Foto Udara yang dilakukan di daerah Nangroe Aceh Darussalam yang dilakukan
pasca Tsunami, untuk keperluan Infrastruktur Rehabilitasi dan Konstruksi
444
445
Gambar 421. Hasil foto udara yang dilakukan di daerah nangroe aceh darussalam yang dilakukan
pasca tsunami, untuk keperluan infrastruktur rehabilitasi dan konstruksi
(DEM) dengan
10 meter.
I.
digital
Perkembangan teknologi komputer yang
semakin cepat, canggih dan berkemampuan
tinggi meliputi: kapasitas
memori
yang
lain,
bahkan
sampai
pada
proses
paket
digitizer/mouse
program,
berdampak
pula
pada
maupun
dengan
446
mengamankan
a.
utamanya
satelit
navigasi
dipadukan
dengan
yang
teknologi
dapat
besar,
melalui
yakni
pemanfaatan
pembuatan
citra
satelit
peta
yang
pembuatan
peta
tersebut
juga
mentransfer,
membuat
lainnya
untuk
sehingga
disebar
luaskan
peta-peta
buat-an
pertahanan,
kepentingan
militer,
keamanan
maka
digital
Dengan
semakin
pembuatan
hal
dan
tersebut
peta
mudahnya
proses
menyebabkan
banyak
akan
berusaha
untuk
dapat
ataupun diperjual-belikan.
Dishidros
pemetaan
komputer,
data
dan
cenderung
mengikuti
yang
berkaitan
lapangan
dengan
pekerjaannya
perencanaan
dan
kehutanan,
pertanian,
berklasifikasi
mereka
(tergantung
rahasia
kadarnya),
memperolehnya
harus
dan
terbatas
alternatif
untuk
memperoleh
peta
prosedur
memberikan
informasi
dimana
melalui
mencari
lain
lain
yang
tentang
untuk
dapat
medan
447
bumi
produk
Bakosurtanal.
Dengan
belakangan ini
diliput
perkembangan teknologi
dengan
citra
satelit
dan
citra
disk
yang
dapat
dipesan
oleh
pihak
satelit,
sehingga
diperlukan
dan
yang dibutuhkan.
dikembangkan
adalah
pihak
lain
untuk
pengguna
melaksanakan
ketepatan
dengan
kegiatan
jalan
pengecekan
saat
ini
yang
dapat
citra
satelit
dan
persiapan-persiapan
pemetaan
digital.
ke
Dengan
asing,
tidak
menutup
digital.
lebih
oleh
data/peta
setiap
saat
mengitari
bumi
untuk
dapat
memiliki
dan
memanfaatkannya.
Penggunaan peta digital.
Penggunaan peta digital pada dasarnya
sama saja dengan peta biasa, hanya
wujudnya yang agak berbeda, dimana peta
biasa hanya dapat digunakan dalam bentuk
lembaran atau helai sedangkan peta digital
448
kepentingan
lain-lain
diedit
sehingga
dan
sewaktu-waktu
dicetak
dapat
kembali
sesuai
bidang
taktis
maupun
pertahanan
strategis
keamanan/militer
negara kita.
c. Penggunaan
peta
diharapkan
digital
yang
(memperoleh
ijin)
redaksional
1. Dapat di salah gunakan oleh pihak-pihak
dapat
Masalah
pembuatan
terutama
melalui
serta
satelit
yang
tidak
berwenang
dapat
dan
diperjual-belikan
secara
sangat
peta
digital
penggunaan
sulit
dicegah,
terutama
pihak
yang
memperoleh
tidak
seharusnya
dan
boleh
mempergunakannya
cepat.
dengan
untuk
citra
Selain
itu
perkembangan
yang
me-nguasai
Republik Indonesia.
segala
menjadi
disebabkan
dapat
negara-negara
pengguna
alam,
dislokasi
sesuatu
yang
rahasia
negara.
3. Data
tentang
wilayah
militer
dan
seharusnya
Hal
ini
kondisi
Republik
medan/alam
Indonesia
dapat
mengetahui
memesan
lain.
dapat
/
keadaan/kondisi
Demikian
pula
secara
langsung
membeli
kepada
lembaga/perusahaan
yang
membuat
komputer
dan
yang
saling
dihubungkan
penggunaan
peta-peta
digital
449
didapat/diperoleh
yang
ditetapkan
oleh
pemerintah
Republik Indonesia.
dipantau
sebaiknya
dan
pembuatan
tentang
kepastian
dimonitor,
namun
peta-peta
digital
negara/negara lain.
Semakin
banyak
dipertimbangkan
faktor
yang
dalam
harus
pembuatan
perencanaan
berikut :
pelaksanaan
tanah/lahan
sebagai
satunya
dokumen
rahasia,
harus
pembangunan
pembangunan
secara
terutama
langsung,
membutuhkan
yang
dalam
medan/permukaan
bumi
skala/kadar
sesuai
hal
ini
diberlakukan
porosedur
untuk
Topografi
TNI-AD.
seperti
memperoleh
Tidak
peta
diijinkan
dan
cepat
tertentu
dengan
Negeri
RI,
Departemen
dalam
bentuk
perundang-
cepat
diatur
dalam
bentuk
Perlu
untuk
tentang
dalam
dengan
melalui
ketentuan-
dan
diberlakukan
data
salah
tuntutan
akurat
dan
Prosedur
ketentuan
oleh
yang
yang
Pemerintah
diberlakukan
RI.
dapat
topografi
Topografi
TNI-AD
produk
sesuai
Direktorat
dengan
kadarnya.
2. Dalam hal pemilikannya perlu pula diatur
ketentuan/per-undangan
yang
450
berwenang
dan
mengawasi
penggunaannya.
4. Penggunaan data peta digital haruslah
terkoordinir
dengan
baik,
baik
(Ditwilhan),
Bakosurtanal
menetapkan
berwenang
mengatur/mengadakan
data
peta
digital
kepada
instansi
5. Penjualan
dan
lembaga/instansi
dan
yang
berkompeten
pekerjaan
survei
dalam
diterapkan
ini
ketentuan
termasuk
diberlakukan
rangka
yang
terhadap
ada
pembuatan
dapat
dan
kondisi
data
Indonesia
mendukung
pembuatan
mewujudkan
perundangan
maupun
penggunaan
e. Perundang-undangan
survei
dan
perundangan
Surta
(Survei
masing-masing
lembaga/instansi,
merupakan
potensi
pelaksanaan
yang
pembuatan
pengamanan
terhadap
data
digital,
sebab
orientasi
terhadap
aspek
pemetaan
mereka
terutama
451
segi
pengamanannya
yang
antara
lain
disebabkan oleh :
kegiatan-kegiatan
bagaimana
yang
digolongkan
karena
teknologi
memungkinkan
dengan
yang
ada
peliputan
seluruh
diletakkan
pada
wahana
satelit
diselenggarakan
dilakukan
oleh
pemerintah
baik
di
Indonesia
beberapa
sipil
instansi
maupun
militer,
3. Pengertian
tentang
data
peta
yang
dan
informasi
yang
jelas
penghambat
kemajuan
dilibatkan
sebagai
sangat
kegiatan
membantu
pengamanan
terhadap
yang
akan
dijalankan.
dilaksanakannya
peta
kegiatan
digital
dengan
survei
dan
data
dan
tingkat
penyalahgunaan
data
kebocoran
tersebut
dan
semakin
a. Perkembangan teknologi.
peta.
negatif
membutuhkan
khususnya
dalam
upaya
suatu
meluruskan/menyamakan
upaya
persepsi
untuk
kita
452
juga
mengadakan
terhadap
dipertimbangkan
pengkriteriaan
dipergunakan
langsung
oleh
pihak
juga
yang
tertentu
benar-benar
perlu
peta-peta
untuk
dilakukan
pengklasifikasian
rahasia berupa
hasil
dari
citra
satelit
dengan
1:25.000
penggunaannya
sampai
1:100.000,
terbatas
untuk
militer
dapat
rahasia
dan
mana
yang
bukan.
5. Dengan
tersedianya
tenaga/sumber
penonjolan
penanganan
pemetaan
digital
453
BW
BV
AZ BU
KABUPATEN PURWAKARTA
BT
ng
no
Cibi
BS
BR
BQ
AY BP
BO
BN
CIKALONG WETAN
CIPENDEY
WADUK CIRATA
BM
SKALA
BL
1 : 100000
0
5 Km
AX BK
BJ
BI
KABUPATEN SUBANG
BH
CISARUA
BG
AW BF
a
al
im
PARONGPONG
BE
LEMBANG
NGAMPRAH
BD
BC
BB
KABUPATEN CIANJUR
PADALARANG
AV BA
CIMAHI UTARA
AZ
AY
CIMENYAN
CIMAHI TENGAH
AX
CILENGKRANG
AW
AU AV
AU
CIMAHI SELATAN
BATUJAJAR
KODYA BANDUNG
AT
AS
KABUPATEN SUMEDANG
CILENYI
WADUK SAGULING
AR
MARGAASIH
AT AQ
AP
CILILIN
CIPONGKOR
AO
RANCAEKEK
MARGAHAYU
DAYEUH KOLOT
AN
CICALENGKA
AM
BOJONGSOANG
Citarik
AL
SINDANGKERTA
Ciw
id
ey
AS
AK
KATAPANG
CIKANCUNG
Ciatrum
AJ
GUNUNG HALU
AI
PAMENGPEUK
AH
AR AG
BALEENDAH
CIPARAY
SOREANG
AF
AE
BANUARAN
MAJALAYA
AD
guk
Ciin
AQ AB
AA
Cik
Z
Y
X
PASAR JAMBU
ng
CIWIDEY
EBUN
PACET
KABUPATEN GARUT
SITU PATENGAN
PANGALENGAN
KETERANGAN
KERTASARI
Waduk
Irigasi Teknis
SITU CILENCA
1
2
DA
Irigasi Semiteknis
Sungai
Batas
a. Kabupaten
b. Kecamatan
Irigasi Sederhana
Tadah hujan
W A
SUN
V
U
T
S
AO R
Q
P
O
N
AN M
L
K
J
I
AM H
G
F
E
D
AL C
B
A
aju
KABUPATEN CIANJUR
SEL
AT
AP W
PASEH
ARUM SARI
AC
Jalan Tol
Rencana Tol
Jalan Negara
Jalan Pronpinsi
Jalan Kabupaten
Jalan Desa
Jalan Kereta Api
DKI
JAWA TENGAH
Kabupaten Bandung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
454
BW
BV
AZ
BU
PETA T EK STU R T A N A H
K A B U PA T EN B A N D U N G
K A B U PA TE N P U RW A K A R TA
BT
BS
Ci
bi no
ng
BR
PR O PIN SI JA W A BA R AT
BQ
AY
BP
BO
BN
C IKA L O N G W E T A N
CIPE N D E Y
W AD U K C IR AT A
BM
SK A LA
R EPE H R A P IH K E RT A R A H A R JA
BL
AX
1 : 1000 00
0
5 Km
BK
BJ
BI
K A B U P A TE N S U B A N G
BH
CISA RU A
BG
AW
BF
C
im
ala
P AR ON G PO N G
BE
L E M BA N G
N G A M P RA H
BD
BC
BB
AV
K A B U P A TE N C IA N JU R
P A DA L A RA N G
BA
CIM A H I U T AR A
AZ
AY
C IM EN Y A N
C IM A H I T E N G AH
AX
C IL E N G K RA NG
AW
AU
AV
AU
C IM A H I S E LA T A N
BA T U JA JA R
KODYA BANDUNG
AT
AS
K A B U PA TEN S U M ED A N G
C IL E N Y I
W AD U K SA G UL ING
AR
AT
M AR GA A S IH
AQ
AP
CIL IL IN
CIPO N G K OR
AO
R AN CA EK E K
M ARG A H A YU
D A Y E UH KO L O T
AN
C ICA L E N G K A
AM
BO JO NG S OA N G
Cit arik
AL
id
ey
S IN D A N GK E RT A
Ciw
AS
AK
K A T A PA N G
CIKA N C UN G
C iatrum
AJ
G UN U N G H A L U
AI
P A M E N GP EU K
AH
AR
AG
BA L E EN D A H
CIPA R AY
SO RE A N G
AF
AE
BA N U AR AN
M A JAL A Y A
AD
guk
Ciin
AQ
AB
AA
Cik
Z
Y
X
AM
AL
ng
PA S AR J AM B U
C IW ID E Y
E BU N
P AC E T
V
U
T
S
R
Q
P
O
N
M
L
K
J
I
H
G
F
E
D
C
B
A
K A B U P A T EN G A R U T
PA N G AL E N G AN
K ETER A N G A N
K E RT A SA RI
W aduk
H alus
1
2
Sungai
Sedang
Batas
a. K abupaten
b. K ecam atan
K asar
Jalan T ol
Rencana T ol
Jalan N egara
Jalan Pronpinsi
Jalan K abupaten
Jalan D esa
Jalan K ereta A pi
AT
SUN
DA
SEL
AN
aju
K A B U PA TE N C IA N JU R
AP W
AO
PA S E H
A RU M SA RI
AC
D KI
SU M B E R PE T A RU PA BU M I BA K O SU R T A N A L T A H U N 2004
JAW A T E NG AH
K abu paten B an du n g
53
54
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
455
pemula
memulai
menu)
2.
program
AutoCAD
3.
Secara
konvensional
yang
dapat
downkemudian
a) Instalasi Digitaizer
dibawahnya,
disamping,
kerjakan
adalah
ditangani
memasangnya
oleh
sistem
sesuai
operasi
456
digitizer tersebut.
mengalami
instalasi berikut.
1.
bagiannya
adalah
kotak
"Current
Pointing Device"
2. Pada kotak tersebut, ada kotak pilihan
4.
Digitizer
kesulitan
mestinya
karena
sudah
kendali
dapat
Pointer
pada layar
mouse
digerakkan,
secara
otomatis
457
5. Teruskan
.
langkah
tersebut
dengan
baris
statistik.
Gambar 428. Grid untuk pengujian digitizer
perintah
Tingkat
akan
ditampilkan
akurasi
kalibrasi
benar
koordinatnya.
Sebagai
grid
yang
benar
dan
proses
pointing
dilakukan dengan akurat dan sangat hatihati, nilai RMS tersebut akan berkorelasi
dengan tingkat akurasi digitizer.
kita
B(3000,0),
validitas pengujian.
beri
koordinat
A(0,0),
perintah
"Digitize
point
#1:",
memulai
proses
digitasi,
3. Pada
Sebelum
458
No.
Jenis
bingkai
Garis
langkah berikut.
Nama
Warna
Layer
luar
petanya
dengan
langkah-
1. Bingkai
Black
Continuous
2. Grid
Black
Continuous
Red
Continuous
5. Jalan_Lokal
12
Continuous
entitas
6. Jalan Setapak
12
Dashed
Continuous
3. Jalan_Arteri
7. Sungai
Blue
8. Permukiman
Yellow Continuous
9.Kantor
Black
Continuous
10. Teks
Black
Continuous
memulai
digitasi
3. Pada
terpisah
prompt
ketikkan
untuk
memudahkan
"Specify
koordinat
start
kiri
bawah
point",
peta
koordinat-koordinat
kanan-bawah,
peta,
digitizer,
rekatkanlah
secukupnya.
Langkah
sebuah
layer).
dengan
cellotape
pertama
buatlah
Kiri-bawah
:293667,9046097
Kanan-bawah
:307427,9046162
Kanan-atas
:307364,9059988
Kiri-atas
:293600,9059923
: 307427,9046162
To point
: 307364,9059988
To point
: 293600,9059923
To point
: C (ENTER)
459
2.
@375<90.
dahulu
harus
Grid
menghitung
dengan
terlebih
koordinat
metrik
(UTM)
(a)
(b)
(c)
blok.
Pada
gambar
digital,
kita
akan
Untuk
menyelesaikan
pekerjaan
langkah berikut.
1.
460
0.
Kotak
lainnya
boleh
mengorientasikan
digitizer
sesuai
gunakan
1. Ketik
perintah
Array
(tanda
minus
adalah
minimal
ukuran
Al,
langkah-langkah berikut.
1. Gunakan
menu
Tool
>
Tablet
>
Calibrate.
2. Pada
baris
perintah
akan
muncul
461
Gambar 431. Digitasi jalan arteri dan jalan lokal, (a) peta asli, (b) hasil digitasi
jalan, kotak kecil adalah vertex (tampil saat objek terpilih).
1.
pantai
dan
sebagainya,
kita
harus
[Through]"
pilih
Through
dengan
Misal :
1.
3.
462
1.
2.
4.
hasil
sesuai
mengetik
dengan
menelusurinya.
Sisi
jalan
Penjiplakan
scanner
itu
ukuran
harus
asli
perintah
diskalakan
dipeta,
dengan
dengan
langkah-
1. Command ; Sc
digitasi
dengan
autocad
atau
move,distant
obyek,
Hatch,
layer,
copy,
Diperbesar 1.5 X
Diperkecil 0.5 X
1. Command : Pl (polyline)
kegiatan
menjiplak
peta
atau
next
point
(Arc/Halfwidth/length/
or
undo/Width):
463
harus
atas
Jalan Arteri
menentukan
Layer/tema
tiap-tiap
: Red
maka akan
muncul
perintah-perintah
digitasi tersebut
mewakili
mendalaminya
referensi-referensi
23546
pelaksanaan
kita
pemetaan
Digital
dapat
membaca
mengenai
pemetaan
digital.
1. Command : Pl (polyline)
next
(Arc/Halfwidth/length/
dikenal
point
or
undo/Width):
next
point
mengaturnya
Kartogarfi.
ilmu
yang
Selain
dan
seni
disebut
unsur
ilmu
yang
sebagai
yang
(Arc/Halfwidth/length/undo/Width)
adanya
dalam
penjiplakan
tidak
serta
beberapa
diperhatikan.
istilah
yang
perlu
464
pernah
Lambert
Connical
memuat
misalnya
pada
detail
peta,
sedangkan
digunakan
adalah
LCO
Orthomorphic)
peta-peta
zaman
peta
Bakosurtanal
Koordinasi
Survei
Nasional),
dan
dan
TM3
(Badan
Pemetaan
(Transverse
4. Penyajian Detail
2. Skala Peta
Informasi skala peta dapat ditampilkan
secara numeris (angka perbandingan
jarak di peta dengan jarak dilapangan)
dan atau dalam bentuk skala grafis,
yakni skala yang digambarkan dengan
penggalan garis dan
nilai
panjang
dibaca
(tanpa
harus
dan
Nasional).
peta.
lebih
kecil
benar.
Hal
tersebut
berbeda
terlalu
Pada
dan
peta
tidak
digital,
informasi
mana
yang
harus
diperbesar.
padat
Dalam
teknik
koordinat
lokal
atau
berikut ini.
465
a. Generalisai
Generalisai
adalah
dan
Detail
tertentu
seringkali
perlu
ditonjolkan
bentuk
rumit
Kelokan-kelokan
yang
disederhanakan.
terlalu
agar
lebih
informatif,
466
Model
Alir
Model Diagram
Alir IlmuDiagram
Ukur Tanah Pertemuan
ke-15
Pemetaan Digital (Digital Mapping)
Pemetaan Digital
Dosen Penanggung Jawab : Dr.Ir.Drs.H.Iskandar Muda Purwaamijaya, MT
Penginderaan Satelit
Foto Udara
Pengukuran Terestris
Peta Geologi, Peta Hidrologi, Peta Topografi, Peta Situasi, Peta Gempa, Peta Tata Guna
Lahan, Peta Jaringan Prasarana dan Sarana
Peta-Peta
Tematik
Peta-Peta
Berbagai Macam
Skala
Demand :
Sistem Pemetaan yang cepat, tepat, murah dan mudah untuk revisi
Pemetaan Digital
Proses Konversi
(Digitalisasi)
Peta Analog
Hardware
Software
Peta Digital
Brainware
Manpower
467
Input System
Scanner
Numerical Processor
Processing System
Random Acces
Memory
Hardware
Hard Disk
Compact Disk
Storage System
Flash Disk
Softcopy
Hardcopy
Output System
Screen
Features
Otomatisasi Peta
Pemetaan Digital
Skala peta tidak berperan
CAD
Software
Software
Programmer
Computer
Engineer
Brainware
System Analyst
Geodetic Engineer
468
Rangkuman
Berdasarkan uraian materi bab 15 mengenai pemetaan digital (digital mapping),
maka dapat disimpulkan sebagi berikut:
1. Peta adalah sarana informasi (spasial) mengenai lingkungan. Pemetaan adalah suatu
proses penyajian informasi muka bumi yang fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan
buminya maupun sumbu alamnya, berdasarkan skala peta, system proyeksi peta, serta
symbol-symbol dari unsur muka bumi yang disajikan.
2. Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta dalam format digital
yang dapat disimpan dan dicetak sesuai keinginan pembuatnya baik dalam jumlah atau
skala peta yang dihasilkan. Format digital terdiri dari 2 macam, yaitu:
a. Raster
b. Vektor
3. Di bawah ini terdapat beberapa keunggulan dan kekurangan pemetaan digital dengan
konvensional, yaitu:
Pemetaan digital
Pemetaan Konvensional
Penyimpanan
Pemanggilan Kembali
Cek manual
Pemutahiran
Analisa Overlay
Analisa Spasial
Rumit
Penayangan
mahal
4. Pemetaan digital terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, tenaga kerja, dan
perangkat intelegensia. Terdapat beberapa tahapan dalam pemetaan digital, yaitu:
a. Membangun basis geografi,
- Resolusi peta dan akurasi yang tersaji pada basis lahan geografi
- Tampilan untuk topografi kajian.
b. Informasi sistem geologi terdiri dari batas batuan, nama batuan, sesar, kekar, dan
morfologi,
c. seluruh data yang dibutuhkan dimasukkan kedalam bentuk digital.
469
Soal Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan pemetaan digital ?
2. Metode PTD menggunakan variabel-variabel pembentuk tanah yang dapat diperoleh
secara digital (misalnya remote sensing, digital elevation model, peta-peta tanah) untuk
mengoptimasi survai tanah di lapangan. Tujuan PTD adalah :
3. Jelaskan pengertian dari Pemetaan Digital ( Digital Mapping) !
4. Sebutkan dan jelaskan peralatan-peralatan dan bahan serta prosedur yang harus
dipenuhi dalam Pemetaan Digital !
5. Jelaskan manfaat dan kerugian (dampak) yang dapat ditimbulkan dengan menggunakan
sistem Pemetaan Digital (Digital Mapping) !
6. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah penggunaan perangkat lunak pada Pemetaan
Digital !
7. Jelaskan apa hubungan antara Pemetaan Digital (Digital Mapping) dengan Sistem
Informasi Geografis (SIG) !
469
untuk
memasukkan,
memangggil
menyimpan,
kembali,
menganalisis
dan
mengolah,
menghasilkan
data
dalam
dari
pelayanan
perencanaan
pengumpulan
pengamatan
data,
kemudian
dan
untuk
perencanaan
dan
umum
pengelolaan
lainnya.
Dengan
menggunakan CAD
secara konvensional
Penanganan
menjadi
Design).
baku
Sistem
Informasi
Geogafis
unik
yang
sering
dinamakan
Revisi
data
geospatial
dan
pemutakhiran
data
dicari,
direpresentasikan
dianalisis
dan
470
lebih efisien
peta.
Keputusan
yang
akan
diambil
Peta
GIS
Pekerjaan
Manual
Penyimpanan
Pemanggilan
Kembali
Database
Skala dan
Digital dan
standar
terpadu
berbeda
Pencarian
Cek
dengan
manual
penggunaan
komputer
Komputer
Pemutahiran
Sistematis
Mahal dan
memakan
waktu
Analisa
Sangat
Memakan
Overlay
cepat
waktu dan
tenaga
Analisa
Mudah
Rumit
Murah dan
mahal
Spasial
Penayangan
cepat
Yang Melatar belakangi berkembangnya
penggunaan SIG, diawali oleh kelompok
survei dan pemetaan, ilmu komputer dan
geografi kuantitatif. Dan lebih berkembang
lagi dengan didukungnya perkembangan di
471
(Computer
Aided
Automatic
Mapping)
Mapping/Facilitate
yang
mulai
dapat
472
membentuk
objek
linear.
Setiap
garis
Aceh
Darussalam
sebelum
bencana Tsunami
Gambar 439.
atau
informasi
yang
membuat
standar,
membuat
pemutakhiran
diperlukan,
jadwal
kesalahan-kesalahan (Akumulasi
473
Umur data
Cakupan area
Komponen pengamatan
Kerelevanan
Format
Assesibilitas
Pengambilan data
Pra-pengolahan
Pengolahan spesifik
Analisis data
Aplikasi/modeling
Penyajian
Biaya
Pemakai
berpandangan
bahwa
jika
Bila
kita
tidak
terlalu
peduli
tentang
Sumber-sumber
Kegagalan
mendapatkan
hubungan
yang sebenarnya
-
Diperoleh
kesalahan
disebabkan;
keputusan
yang
kesalahan
dalam
SIG
proses
ini
ini
tidak
biasanya
digitasi,
proses
tidak
yang besar
pada
kenampakan
spasial
sebenarnya,
misalnya
aspek
menunjukan
diantaranya,
kesalahan
umum,
kesalahan
menyebabkan
peluang
pengolahan.
total
standar
kepenyebaran
deviasi
sempitnya
rendah
penyebaran
Ini
kesalahan
mengacu
Kesalahan
dari
variasi
pengukuran awal :
-
Keakuratan posisi
Keakuratan isi
alami
atau
474
keras
(hardware),
perangkat
Pemasukan data
lunak
Pengamatan bias
Variasi alami
analisis,
(software)
dan
pemodelan
prosedur
untuk
(modelling),
dan
dapat
metodologi,
definisi
kelas
interval,
dikelompokan
sesuai
dengan
interpolasi
a. Peralatan pemasukan data, misalnya
papan
digitasi
(digitizer),
Penyiam
utama
SIG
adalah
sistem
perlengkapannya
papan
yaitu
ketik
komputer
seperti
(keyboard),
dan
monitor,
unit
pusat
475
analisis
(terutama
topologi),
(Cowen,
ditambahi
perangkat
analisis
476
cukup
yang
harus
terpenting
bagi
memilih
sesuai
dapat
analisis
yang
diinginkan.
sering
didominasi
oleh
proses
pemasukan data.
a.
mencakup
dalam data
ini
bertujuan
bentuk
yang
dapat
dipakai
dari
pada
pengadaan
sangat
mempengaruhi
jumlah
sumber.
besar
tujuan
SIG
harus
di
buat
bahwa
secara
agar
SIG
dapat
langsung,
sesuai
dari
persiapan
awal
untuk
dapat
berbentuk
menghasilkan
tampilan
informasi
produk
sesuai
yang di inginkan.
dan
kualitas
kadang-kadang
merupakan
data
baku
sebaiknya
awal.
Sebelum
data
dimasukan
477
betapa
pentingnya
membangun
dan
Manajemen,
Penyimpanan
prosedur
dan
berbeda.
beberapa
penghilangan
dan
fungsi-
beberapa variasi
dibedakan
manipulasi
dan
metode
yang
tidak
hanya
akan
mengotomatiskan
aktivitas
tempat
data),
demikian
dimana
data
kecepatan
operasi
seperti
bentuk
penyimpanannya.
juga
kendala
digali,
dengan
penarikan
dan
Jika
analisis
bank
antara
Perlu
teknik
untuk
harus
perbaikan,
data
mencakup
penyelamatan
Pemanggilan Data
dipakai
penggunaannya,
kualitas data.
juga
susah
b.
buruk,
data,
media
pelaksanaan
Metode
tertentu,
tetapi
pengambilan
juga
akan
keputusan
mengantisifasi
cara-cara
data
478
produk
suatu
baik
dalam
bervariasi
keakuratan,
SIG
hal
dan
pemakainya.
dapat
kualitas,
kemudahan
Tetapi
produk
yang
syarat
kualitas
secara
khusus
kartografi.
Untuk
arahan
komoditas
pengembangan
pertanian
kabupaten
yang
lebih
menitik
bertakan
pertimbangan kartografi.
16.4.1 Sumber data dan Alat pemasukan
Data
Sistem informasi geografi berkaitan erat
dengan data dan informasi yang bereferensi
geografis. Data dan informasi tersebut
umumnya diperoleh dari berbagai sumber
antara lain : peta-peta yang telah ada, foto
udara, citra satelit, citra radar, atau mungkin
hasil pengukuran lapang bahkan suatu
bank-data atau SIG yang telah ada.
Beberapa
peta
yang
sering
digunakan
479
480
menjadi
masalah.
Untuk
memberikan
berbagai
piranti
pilihan-pilihan
lunak
telah
format
atau
481
Produsen
data
yang
bersifat
umum
kertas
yang
dikenal
secara
atau
sedangkan
digitasi
scanner
menggunakan
alat
menghasilkan
data
Gambar 461.
482
4. Dengan scanner
ditentukan
oleh
spesifikasi
teknis
Kualitas
akan
sedikit
dijelaskan
secara
garis
meja
digitizer
ditentukan
oleh
besarnya:
1.
suhu,
kelembaban,
drift,
dan
kalibrsi
al, 1984),
dengan
Dengan
menggunakan
memakai
papan
Proses
papan
pendigitasian
a. Penyiapan
didigitasi
peta
peta-peta
terdiri
yang
dari
akan
483
b. Perekam
koordinat-koordinat
peta
3.
Pemasukan
( digitasi aktual)
c.
Pengeditan
dan
perbaikan
data
dengan
prosedur
lain.
Disini
kenampakan
dipakai
ini
membutuhkan
tenaga
kerja
dengan
instrument
fotogrametri
seperti
Koordinat Gometri
dari
digitasi
Teknik
Pemasukan
dengan
Fotogrametrik
2.
Data
untuk
menghitung
seperti
planimetrik
dan
stereofoto-plotter.
kenampakan
data
elevasi
Data
elevasi
digital
melalui
dapat
Pendigitasian
secara
manual
yang
lapang,
dan
dapat
menghasilkan
data
yang
ada
dan
manual.
dalam
bentuk
mengkonversi
data
gambar
raster.prosedurnya
484
atau putih).
sungai
yang
kompleks
sehingga
obyek
yang
meragukan
untuk
yang
tidak
terlihat
pada
peta.
sungai
pada
peta
dapat
dilengkapi.
6. Pemasukan data dengan konversi data
digital lain
digambar kembali.
didasarkan
sekarang
mempunyai
kemampuan
kemudahan
hampir
semua
piranti
lunak
Komputer (Screen-digitizing)
karena
geometri
yang
data
menggunakan
dengan
cara
ini
langsung
diterima
komputer
setelah
di
edit
sesuai
dengan
peta biasanya
bersifat
interaktif.
Perkembangan
485
berkurang
semakin
khususnya
berkembangnya
dengan
penggunaan
mouse.
Positioning System)
Pemasukan data melalui system satelit
Kelemahan
yang
pemasukan
data
diantaranya:
ditemukan
pada
pada
prosedur
Sarananya
(alat
penerima)
dengan
Data
yang
direkam
pada
daerah
bentuk
segmen
seperti
data
kontur
selanjutnya
dimanfaatkan
untuk
untuk
korelasi
data
analisis
lokasi
atau
pendigitasian
titik,
Ketidak
bergantungannya
ketersediaan peta
pada
486
Konvensinal
-
GPS
Ketelitian
-Ketelitian
tergantung skala
tidak
dalam
pemrosesannya.
bergantung skala
Cocok
untuk
Cocok
untuk
pengkoleksian
pengkoleksian
secara selektif
dat
Kecepatan
pendigitasian
dikontrol
yang
dibutuhkan
harus
besaran
operator
Kecepatan
tidak
pendigitasian
oleh
pengguna
ada
salahnya
penulis
dikontrol
oleh
kecepatan
dan
kondisi lalu-lintas
Pendigitasian
-
data
melalui
proses
di
Indonesia
foto udara
masih
dengan
lebih
dominan
penyiam
dapat
Digitizer 2 dimensi
-Digitizer 3 dimensi
Pendigitasian
point- mode
-Pendigitasian
metode
dengan
penentuan
atau
pseudo
tentu
mempunyai
nilai
lebih
secara
ekonomi.
Dalam keadaan tertentu agar penyiaman
berjalan dengan baik serta menampilkan
kinematik
Pendigitasian
stream-mode
-Pendigitasian
metode
dengan
penentuan
kinematik GPS
ini
penggambaran
terjadi,
kembali
maka
ini
proses
merupakan
487
karena
tidak
membutuhkan
garis
yang
pengerjaannya
banyak,
selain
juga
akan
rumit
keahlian khusus.
2. Pelaksanaan digitasi akan dilakukan
lebih cepat jika peta telah bersih dan
konsisten. Berdasarkan pengalaman,
dibutuhkan waktu yang banyak untuk
melakukan pengeditan atau perbaikan
ini.
peta
maka
Umumnya
jika
terdapat
dalam
jumlah
juga
mudah
diperhitungkan.
diperlukan
ini
dibandingkan
bersamaan
penggambaran
lebih
pengeditan
objek
efisien
dilakukan
atau
mengandung
sedikit
pemasukan
masih
peta-peta
sangat
yang
dipakai
sangat
bersih,
data
yang
mengandung
diperlukan.
masing-masing
masalah,
Dari
sisi
teknik
teknik
488
murah,
mempunyai
sehingga
penyiaman
dapat
sifat
tambahan
yaitu
akan
murah
luasan.
dan
baik,
membuat
teknologi
tetapi
tetap
tidak
mempunyai
berdimensi
dua,
sehingga
dapat
dengan
sesuai
tiga,
Walaupun
SIG
dengan
dapat
tujuan
bekerja
spesifikasi
dari
karena
SIG
dapat
menampilkan
yang
utama
adalah
data
berbentuk
16.5.1 Jenis
data
penyajian
secara
dalam
Penyajiannya
bentuk
menitik
koordinat.
beratkan
pada
suatu
data horizontal
sebagai berikut:
dalam
kartografis
spasial
penyusunan
manajemen
Lapisan
data
vertikal
terdiri
dari
seperangkat
hubungan
antara
kenampakan
geografis
dengan
berdasarkan
atribut
pemisahan
(tema)nya.
Berbagai
obyek
dapat
sesuai
dengan
Pada
kebutuhan
prinsipnya
489
adalah :
x
dikombinassikan
sebagai
suatu
lapisan transportasi
dikombinasikan
sama.pembagian
sebagai
suatu
Lapisan
pemilikan
tanah
dan
bersifat
temporal
ini
penyimpanaan
ini
data
bertingkat
Pelapisan data berdasarkan waktu biasanya
terdapat pada tema yang bersifat dinamik
Lapisan
demikian
lapisan hidrologi
x
yang
yang
Pembuatan
peta
dengan
490
BW
BV
AZ BU
KABUPATEN PURWAKARTA
BT
BS
on
Cibin
BR
BQ
AY BP
BO
BN
CIKALONG WETAN
CIPENDEY
WADUK CIRATA
BM
SKALA
BL
1 : 100000
5 Km
AX BK
BJ
BI
KABUPATEN SUBANG
BH
CISARUA
BG
AW BF
Cim
al
PARONGPONG
BE
LEMBANG
NGAMPRAH
BD
BC
BB
KABUPATEN CIANJUR
PADALARANG
AV BA
CIMAHI UTARA
AZ
AY
CIMENYAN
CIMAHI TENGAH
AX
CILENGKRANG
AW
AU AV
AU
CIMAHI SELATAN
BATUJAJAR
KODYA BANDUNG
AT
AS
KABUPATEN SUMEDANG
CILENYI
WADUK SAGULING
AR
MARGAASIH
AT AQ
AP
CILILIN
CIPONGKOR
AO
RANCAEKEK
MARGAHAYU
DAYEUH KOLOT
AN
CICALENGKA
AM
BOJONGSOANG
Cita
AL
SINDANGKERTA
Ciw
id
ey
AS
AK
rik
KATAPANG
CIKANCUNG
Ciatrum
AJ
GUNUNG HALU
AI
PAMENGPEUK
AH
AR AG
BALEENDAH
CIPARAY
SOREANG
AF
AE
BANUARAN
ARUM SARI
Ciinguk
AC
AQ AB
AA
Cik
Z
Y
X
AP W
AM
AL
PASAR JAMBU
ng
CIWIDEY
EBUN
PACET
KABUPATEN GARUT
SITU PATENGAN
PANGALENGAN
KETERANGAN
KERTASARI
Waduk
SITU CILENCA
1
Batas
SUN
DA
Sungai
a. Kabupaten
b. Kecamatan
AT
AN
aju
KABUPATEN CIANJUR
V
U
T
S
R
Q
P
O
N
M
L
K
J
I
H
G
F
E
D
C
B
A
SEL
AO
PASEH
MAJALAYA
AD
DKI
JAWA TENGAH
Kabupaten Bandung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
Gambar 463. Peta kedalaman tanah efektif di daerah jawa barat Bandung
BW
BV
AZ
BU
KABUPATEN PURWAKARTA
BT
BS
bin
Ci
on
BR
BQ
AY
BP
BO
BN
CIKALON G W ETAN
CIPENDEY
W AD UK CIRA TA
BM
SKALA
BL
AX
1 : 100000
0
5 Km
BK
BJ
BI
KABUPATEN SUBANG
BH
CISARUA
BG
AW BF
im
al
PARON GPON G
BE
LEMBANG
N GAMPRAH
BD
BC
BB
AV
KABUPATEN CIANJUR
PA DALARAN G
BA
CIMAH I UTARA
AZ
CIM EN YAN
AY
AX
CILENG KRAN G
AW
AU
AV
AU
BA TUJAJAR
KODYA BANDUNG
AT
AS
KABUPATEN SUMEDANG
CILENY I
W AD UK SA GULING
AR
AT
M ARGA ASIH
AQ
AP
CILILIN
CIPONG KOR
AO
RA NCA EKEK
MA RGAH AYU
DA YEU H KOLOT
AN
CICALENGKA
AM
AL
rik
id
ey
SINDA NG KERTA
AS
Ci
AK
K ATAPANG
CIK ANCU NG
C iatrum
AJ
G UN UNG HALU
AI
PAM EN GPEUK
AH
AR
AG
BALEEND AH
CIPARA Y
SOREANG
AF
AE
BA NUA RAN
M AJALAYA
AD
guk
Ciin
AQ
AB
AA
Cik
Z
Y
X
AM
AL
KABUPATEN GARUT
KETERAN GAN
KER TASARI
W aduk
SITU CILENCA
DA
1
2
Batas
a. K abupaten
b. K ecamatan
DKI
K abupaten Bandung
2 3 4 5 6
53
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Sungai
JAWA TEN GA H
EB UN
PA CET
SUN
AN
PASA R JAM BU
ng
CIW ID EY
V
U
T
S
R
Q
P
O
N
M
L
K
J
I
H
G
F
E
D
C
B
A
SEL
AT
aju
KABUPATEN CIANJUR
AP W
AO
PASEH
A RU M SA RI
AC
66
67
68
69
70
491
administrasi
dapat juga
tergantung
keterbatasan
piranti
lunak
pada
dan
khususnya
pada
disuatu
perusahaaan
berdasarkan
tile
dapat
Gambar 465. Peta pemisahan data vertikal dipakai untuk penunjukan kawasan hutan dan perairan Indonesia
basis-data
patokan
yang
stabil
dan
dipakai
Adakalanya
horizontal
dalam
pemecahan.
pembagian
dibuat
secara
berdasarkan
area
menggabungkan
yang
terpisah,
tile-tile
tersebut
dan
untuk
492
Untuk
kasus
Indonesia,
peta
ukuran
nasional,
peta
seperti
tofografi
(peta
menyediakan
perangkat
lunak
sebagai
perpustakaan
peta.
perpustakaan
membutuhkan
pengelolaannya
produksinya.
manajemen
maupun
otomatis
ini
khusus
baik
perangkat
Pada
beberapa
hal
ukuran
tile
untuk
493
Selain
karena
hambatan
volume
sering
alat
otomatis
awal
dipakai
maka
khususnya
pada
tahap
jika
akhir
proses
dan
penggambaran
dengan
Pemetaan otomatis
Pemetaan tematik
Pemodelan tumpang-tindih
Statistik spasial
dimaksudkan
fungsi
Analisis spasial
Penambangan spasial
Konversi
disini
adalah
menjadi
data
peta
tabulasi
data
atau atribut
Untuk
kelompok
mengelompokan
kriteria.
Kelengkapan
diantaranya:
penting
dan
memerlukan
khusus
yang
perlu
seksama.
faktor-faktor
ini
persyaratan
dievaluasi
secara
1. fungsi
menyederhanakan
analisis
berbagai
ini,
Aranoff
menjadi
pemanggilan
(1993)
kelompok
klasifikasi
pengukuran data
2. fungsi tumpang tindih
3. fungsi tetangga, dan
4. fungsi jaringan atau keterkaitan
494
selanjutnya dibandingkan
Pengukuran Data
peta
tematik
banyak
baik
penyajian
dimensi
data
Untuk
atribut
lain
tertentu.
atribut
di
menjalankan
buat
berbeda.
fungsinya
akibat
data
penerapan
fungsi-fungsi
dengan
dilakukan
atau
simbol
geometrik
dimensi.
Pada
SIG
baru
kecuali
yang
bersifat
Operasi
disini
memakai
data
atribut
hasil
yang
jelas
adalah
untuk
ada
atau
membuat
identitas
spasial
baru
sebelumnya
dan
untuk
anggota
Beberapa
dalam
merupakan
sebelumnya,
kelompok
bentuk
obyek
untuk
arsip
mengidentifikasi
dipakai
obyek
fungsi
menjadi
berdasarkan
klasifikasi
di
495
penetapan
sebagai
kelas
dalam
atribut.
setiap
Misalnya
poligon
klasifikasi
daerah
pertanian
dan
4.
Fungsi-fungsi Pengukuran
pengukuran,
yang
dapat
dikelompokan diantaranya:
-
panjang garis
seterusnya.
pertanian,
nilai
kehutanan,dan
untuk
daerah
seterusnya.
Proses
Nilai-nilai
ini
selanjutnya
dapat
Fungsi-fungsi
pengukuran
lunak
SIG
kompleks.
paling
siap
dialihkan
permukiman. Melalui
menjadi
perubahan kriteria
proses
seperti
keperluan
perkotaan
untuk
daerah
sering
melakukan
berupa
juga
dapat
pengukuran
korelasi
sehingga
operator
dapat
perhitungan
yang
sangat
dapat
dihitung
dengan
formula
lunak
menggunakan
berbasis
data
vektor
sistem
juga
koordinat.
496
pararel
dikalikan
dengan
tinggi.
tumpang-tindih
Operasi-operasi
ciri-ciri
dalam
SIG
mengevaluasi
tetangga
yang
pemadam
sejauh
Km
kebakaran.
dari
stasiun
Setiap
fungsi
lebih
a. Pemanfaatan fungsi logika dan fungsi
spesifikasi
pada
tersebut
lingkungan
sekeliling
unsur-unsur
dalam
lingkungan
c.
tetangga
lingkungan
menyebar
Operasi tumpang-tindih
Operasi
pada
ditentukan
dan pembagian.
dua
peta
operasi
tetangga.
lingkungannya.
Fungsi
Ada
ini
yaitu :
a.Target
langsung
b.Tetangga, dan
c. Fungsi
yang
menentukan
nilai
tetangga
497
No
Fungsi
Uraian
Rata-rata
Nilai
atau
dari tetangga
Aplikasi
rata-rata
Diversitas
Nilai
standar
Posisi Geografis
Mayoritas/
kerapatan
minoritas
sering
muncul
spesies
paling
Dominasi
Maksimum/
Nilai maksimum
Minimum
atau
spesies
Lebih
Nilai
besar/kecil
perbandingan
minimum
dari lingkungan
flora, dll
dengan
an,
jarang
pendapat
deviasi
atau
kejahata
n,tingkat
kerapatan
2
Kerapatan
tetangga
Total
Hasil
(penjumlah
penjumlahan
an)
pada beberapa
lokasi tetangga
bersangkutan.
obyek
dengan
seperti
kertas
Cara
atau
dilengkapi legenda
penyajian
transfaransi
yang
(Global
bantuan
Positioning
satelit
yang
System).
mampu
Begitupun
498
kedua
dalam
melakukan
menjelaskan
peranannya
mampu
tidak
makna
yang
mengikat.
belum
walaupun
median,
spasial,
perhitungan
dapat
non
berurutan.Dan
keberadaan
bersifat
pengoperasiannya
persentil
Atribut Geografis
Berfungsi
yang
mutlak
(nilai
nol).
Semua
operasi
4 bentuk yaitu:
membedakan
antara
satu
bersifat
membedakan
atau
pinus,
hutan,
kebun
dan
Waktu
Pengetahuan
mengenai
keadaan
kecenderungan
data
berubah
499
dideskripsikan dalam
pengertian
dan
kecepatan
waktu
Management
System/DBMS),
basis
pengelolaan
data
dan
basisdata
sistem
dibandingkan
SIG
dapat
pendataan,
juga
dikaitkan
analisis,
dengan
penyajian
dan
pengontrolan
kualitas.
vektor
No
Analisis
Raster
Vektor
Pengumpulan
Cepat
Lambat
Data
Data
dapat dipakai
untuk berbagai
Volume Data
Besar
Kecil
aplikasi
program
berbeda,
termasuk
Penampilan
Sedang
Baik
program
dimana
tujuannya
berbeda
dibandingkan
Grafik
4
5
Struktur Data
sederhana
Kompleks
Akurasi
Rendah
Tinggi
Buruk
Baik
Geometri
6
Analisis
Analisis
Baik
Sedang
Kerugian
penyimpanan
basisdata
Pengguan
basisdata
memerlukan
keahlian
Generalisasi
Sederhana
Kompleks
Integrasi
Mudah
Sulit
dengan
Inderaja
Tipe data
data
ruangan
10
tujuan
Jaringan
7
dengan
Kontinyu
Diskrit
Pengguna
harus
paham
dengan
500
Fungsi
topografi
dipakai
untuk
memperhitungkan
Kebanyakan
fungsi-fungsi
menggunakan
tetangga-tetangga
canggih)
nilai-nilai
tertentu.
topografi
untuk
File (berkas)
File ( berkas) terdiri dari berbagai catatan
(record), dimana setiap record mempunyai
ruang (field). Setiap record mempunyai data
yang berisi topik tunggal atau lebih, masing-
dan
aspek,
yang
di
hitung
dengan
yang
digunakan
menerjemahkan
memanggil
inforamsi
record
untuk
membantu
dari
file,
Kunci
Screening
merupakan
proses
lebih.
Digitizing
(feature)
yang
dapat
dibentuk
permukaan
bumi,
biasanya
berasosiasi
relief
suatu
daerah.
Untuk
digunkan
pengertian-pengertian
dalam
SIG
dengan
nama
file
file
dan
lokasi
tersebut
pada
data
Tentukan
penyimpanan
Ok.
-
501
konfirmasi
(Save).
untuk
membuat
point-point
yang
lainnya.
-
Setelah
point
selesai
dibuat.
klik Ok.
penyimpanan
-
nama
dan
lokasi
Ok.
memulai
nama
file
Tentukan
Tentukan
file
dan
lokasi
pembuatan
Polygon,
dimana
yang lainnya.
Editing.
(save).
penyimpanan
konfirmasi
c.
untuk
kita
mengiginkan
untuk
lainnya.
melalui
polygon
Editing,
kita
Pilih
yes
pada
option
segmen
garis
(boundary)
tinggal
memindah-mindahkan
502
button
kiri
mouse)
untuk
kuning.
button
kiri
maouse
dua
Setelah
poligon-poligon
selesai
pulldown
konfirmasi
(Save).
terpilih
tersebut
Pilih
Theme
yes
pada
untuk
Stop
option
penyimpanan
tersebut
muncul
perimeter
Editing
untuk
memulai
mengedit
adalah
area
(keliling),
(luas)
kedua
dan
atribut
tabel tersebut.
oleh
kemudian
tentukan
field
Type
pengguna,
melainkan
secara
(lebar kolom).
(number
menu
Editing,
Spasial
yang
record
record terisi.
-
(Save).
Isi
untuk
angka,
string
setiap
record
dengan
feature-nya
dapat
menggunakan
ikon
select,
503
name
area,
seperti
Ok
Poligon
sekelompok
Area,
dengan
ketikan
nama
[shape].
Return
width
16,
dan
decimal
data
Thiessen
titik
hujan.
Jika
dibangun
data
disekeliling
sehingga
batas-batas
ini
kelemahan,
curah
mempunyai
yang
beberapa
akan
diuraikan
diantaranya:
Pada
item
edit
box
1. Pembagian
suatu
wilayah
menjadi
lokasi
pengamatan.
Hal
ini
dapat
daerah-daerah
yang
ini
merupakan
pendekatan
yang
sebenarnya.
Suatu
dari
data
pengamatan.
504
dapat
dilakukan
karena
Pendekatan
regresi
polinominal
dapat
tunggal.
detail
akan
hilang.
Kriging
merupakan
tetapi
analisis
geografi.
Misalnya
poligon
untuk
data
besar
akan
lambat
mudah dilakukan
dipengaruhi
diantaranya:
yang
tidak
diketahui
dengan
berdekatan.
Titik-titik yang
oleh
beberapa
Keakuratan pengukuran
Jumlah
dan
distribusi
faktor
titik
yang
model
sederhana
dengan
Pembuatan Kontur
data
Garis-garis
raster.
tebal
sederhana,
Sel
yang
ditandai
yang
garis
diturunkan
dengan
interpolasi
untuk
kekurangan
masing-masing.
kontur
dipakai
untuk
505
506
Penjelasan Arcview
aplikatif,
berperan
dapat
ESRI
garis-garis
dibuat
kontur
sebagai
suatu
bidang
memilki
melakukan
Perangkat
lunak
yang
sudah
ada
dengan
cara
meng-explore,
untuk
juga
visualisasi,
menjawab query
Bagaimanapun
kemampuan-kemampuan
dapat
mengevalusi
digunakan
untuk
menyimpan,
mengelompokan
dan
komponen program
; View, theme,
Theme
merupakan
bangunan
system
ArcView
yang
dasar
merupkan
membentuk
tertentu.
Sumber
suatu
data
Tematik
yang
dapat
MAPinfo,
raster.
-
View
mengorganisasikan
theme.
informasi
spasial
dan
dapat
507
menampung
beberapa
layer
atau
Layout
digunakan
untuk
menggabungkan
Table
merupakan
representasi
data
dipersiapkan
sebuah table
hardcopy)
semua
dokumen
Sript
untuk
merupakan
pembuatan
bahasa
(semi)
grafis
ArcView.
508
Model DiagramModel
Alir IlmuDiagram
Ukur Tanah
Pertemuan ke-16
Alir
Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographical Information System (GIS)
Sistem Informasi Geografis
Dosen Penanggung Jawab : Dr.Ir.Drs.H.Iskandar Muda Purwaamijaya, MT
ID (Identifier) di
Centroid / di
dalam poligon
Posisi X, Y
Informasi
lain (z, ...)
Data
Grafik
Struktur
Data Raster
Data
Atribut
Struktur
Data
Network
Struktur
Data Vektor
* Kompleksitas Data
- Raster : Simpel
- Vektor : Rumit
* Data Capture
- Raster : Cepat
- Vektor : Lambat
* Akurasi
- Raster : Kurang
- Vektor : Baik
* Resolusi
- Raster : Terbatas
- Vektor : Detail
* Memori
- Raster : Besar
- Vektor : Kecil
Struktur
Data Hirarki
Struktur Data
Relasional
(Modus)
Implementasi Sistem
(7)
Pemrograman
(6)
Kategorisasi Data:
- Jenis Data
- Tingkat Ketelitian
(3)
Umpan Balik
(8)
Revisi
(9)
509
Rangkuman
Berdasarkan uraian materi bab 16 mengenai sistem informasi geografis, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. SIG atau GIS merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mampu mengaitkan
data base grafis (dalam hal ini adalah peta) dengan data base atributnya yang sesuai.
Sistem Informasi Geogafis merupakan suatu kemajuan baru dari kelanjutan pengguna
Komputer grafik Auto CAD (Computer Aided Design). Sistem Informasi Geogafis
merupakan kombinasi antara CAD dengan data base yang dikaitkan dengan suatu
pengenal unik yang sering dinamakan identifier (ID) tertentu.
2. Keuntungan menggunakan SIG
a. Penanganan data geospatial menjadi lebih baik dalam format baku
b. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
c.
Data geospatial dan informasi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan
GIS
Pekerjaan Manual
Penyimpanan
Pemanggilan Kembali
Cek manual
Pemutahiran
Sistematis
Analisa Overlay
Sangat cepat
Analisa Spasial
Mudah
Rumit
Penayangan
mahal
5. Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukkan data, pengolahan, analisis,
pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial.
510
Soal Latihan
Jawablah pertanyaan pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Apa yang di maksud dengan SIG?
2. Coba jelaskan pengertian Geoprosessing?
3. Sebutkan cara pemasukan data spasial?
4. Ada beberapa tahapan dalam pendigitasian peta, coba sebutkan?
5. Dalam SIG ada beberapa fungsi analisis, jelaskan?
Lampiran : A
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1983). Ukur Tanah 2. Jurusan
Teknik Sipil PEDC. Bandung
Barus, B dan U.S. Wiradisastra. 2000.
Sistem Informasi dan Geografis.
Bogor.
Budiono, M. dan kawan-kawan. 1999. Ilmu
Ukur Tanah. Angkasa. Bandung.
Darmaji, A. 2006. Aplikasi Pemetaan Digital
dan Rekayasa Teknik Sipil dengan
Autocad Development. ITB. Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1999. Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan. Depdikbud. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003.
Standar Kompetensi Nasional Bidang
SURVEYING. Bagian Proyek Sistem
Pengembangan. Jakarta.
Gayo, Yusuf., dan kawan-kawan. 2005.
Pengukuran Topografi dan Teknik
Pemetaan. PT. Pradjna Paramita.
Jakarta.
Gumilar, I. 2003. Penggunaan Computer
Aided Design (CAD) pada Biro Arsitek.
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
FPTK UPI. Bandung.
Gunarta, I.G.W.S. dan A.B. Sailendra. 2003.
Penanganan Masalah Jalan Tembus
Hutan secara Terintegrasi : Kajian
terhadap
Kebutuhan
Kelembagaan
Stakeholders. Jurnal Litbang Jalan
Volume 20 No.3 Oktober. Departemen
Pekerjaan Umum. Bandung.
Gunarso, P. dan kawan-kawan. 2004. Modul
Pelatihan SIG. Pemkab Malinau
A-1
Lampiran : A
Bandung
Jawa
Barat).
Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri
A Pengukuran Tinggi. Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Bandung.
Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri
B Pengukuran Horisontal. Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan
Institut
Teknologi
Bandung.
Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri
C Pemetaan Topografi. Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Bandung.
Purworaharjo,U. 1982. Hitung proyeksi
Geodesi
(Proyeksi
Peta).
Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan
Institut
Teknologi
Bandung.
Staf
Ukur
Tanah.
1982.
Petunjuk
Penggunaan
Planimeter.
Pusat
Pengembangan Penataran Guru
Teknologi. Bandung.
Ukur
Tanah.
A-2
Lampiran : B
GLOSARIUM
Absis
Analog
Astronomis
:
:
Automatic level
Azimuth
Barometri
Benchmark
Bowditch
BPN
CAD
:
:
Cassini
Collins
Coordinate Set
Cosinus
Cross hair
Cross Section
Datum
Digital
B-1
Lampiran : B
Digitizer
Distorsi
DGN
Dumpy level
:
:
Ellipsoid
Equator
Flattening
Fokus
Fotogrametri
Geodesi
Geodesic
Geoid
Geometri
Gradien
Grafis
Greenwich
:
:
Grid
Hexagesimal
Higragirum
Horisontal
Indeks
B-2
Lampiran : B
Interpolasi
Intersection
Galat
GIS
:
:
GPS
Gravitasi
GRS-1980
Hardcopy
Hardware
Informasi
Inklinasi
:
:
Interpolasi
Jalon
Jurusan
Kalibrasi
Kartesian
Kompas
:
:
Kontrol
Kontur
Konvergensi
Konversi
:
:
Koordinat
B-3
Lampiran : B
Koreksi
Kuadran
Kuadrilateral
Latitude
Leveling head
Logaritma
Longitude
:
:
:
Long Section
Loxodrome
Mapinfo
MSL
Mistar
Meridian
Nivo
Normal
Oblique
Offset
Ordinat
Orientasi
Orthodrome
Overlay
:
:
B-4
Lampiran : B
Pantograph
Paralel
Pegas
Pesawat
Phytagoras
:
:
Planimeter
Planimetris
Point Set
:
:
:
Polar
Polyeder
:
:
Polygon
Profil
Proyeksi peta
Radian
RAM
Raster
Remote Sensing
Resiprocal
Reversible level
Rotasi
B-5
Lampiran : B
Sarrus
Scanner
Sentisimal
Simetris
Sinus
:
:
Skala
Softcopy
Software
Stadia
:
:
:
Statif
Tachymetri
:
:
Tangen
Tilting level
TM-3
Topografi
Total Station
Trace
Transit
Transversal
Triangulasi
Triangulaterasi
Tribach
Trigonometri
:
:
Trilaterasi
Orang yang menemukan rumusan perhitungan luas dengan nilainilai koordinat batas kurva.
Alat yang mengubah gambar-gambar atau peta-peta analog
Menjadi gambar-gambar/peta-peta digital dengan cara
mengkilas.
Sistem besaran sudut yang menyajikan sudut dengan sebutan grid,
centigrid, centicentigrid. Satu putaran = 400g, 1g=100c, 1c=100cc.
Bagian yang dibagi sama besar oleh suatu garis diagonal.
Besar sudut yang dihitung dari perbandingan sisi muka terhadap
sisi miring.
Nilai perbandingan besaran jarak atau luas di atas kertas terhadap
jarak dan luas di lapangan.
Dokumentasi peta-peta digital dalam bentuk file-file digital.
Perangkat lunak computer untuk berbagai macam kepentingan.
Benang tipis berwarna hitam yang tampak di dalam teropong
alat.
Kaki tiga untuk menyangga alat waterpass atau theodolite optis.
Metode pengukuran titik-titik detail menggunakan alat theodolite
yang diikatkan pada pengukuran kerangka dasar vertikal dan
horisontal.
Besar sudut yang dihitung dari perbandingan sisi muka terhadap
sisi miring.
Sipat datar optis tipe jungkit yang sumbu tegak dan teropong
Dihubungkan dengan engsel dan sekrup pengungkit.
Sistem proyeksi Universal Transverse Mercator dengan faktor
o
Skala di meridian sentral adalah 0,9999 dan lebar zone = 3 .
Peta yang menyajikan informasi di atas permukaan bumi baik
unsur alam maupun unsur buatan manusia dengan skala sedang
dan kecil.
Alat ukur theodolite yang dilengkapi dengan perangkat elekronis
untuk menentukan koordinat dan ketinggian titik detail secara
otomatis digital menggunakan gelombang elektromagnetis.
Serangkaian garis yang merupakan garis tengah suatu bangunan
(jalan, saluran, jalur lintasan).
Metode koreksi absis dan ordinat pada pengukuran polygon yang
bobotnya adalah perbandingan antara jarak proyeksi pada sumbu
X atau Y terhadap total jarak proyeksi pada sumbu X atau Y.
Proyeksi peta yang sumbu putar buminya tegak lurus
(membentuk sudut 90o) dengan garis normal bidang perantara
(datar, kerucut, silinder).
Serangkaian segitiga yang diukur sudut-sudutnya untuk
Menentukan koordinat titik-titik di lapangan.
Serangkaian segitiga yang diukur sudut-sudut dan jarak-jaraknya di
lapangan untuk menentukan koordinat titik-titik di lapangan.
Penyangga sumbu kesatu dan teropong.
Bagian dari ilmu matematika yang diaplikasikan untuk
Menghitung beda tinggi antara beberapa titik di atas permukaan
bumi yang berkategori bermedan bukit (8%< slope < 40 %).
Serangkaian segitiga yang diukur jarak-jaraknya untuk
Menentukan koordinat titik-titik di lapangan.
B-6
Lampiran : B
Trivet
Unting-unting
UTM
Vektor
Vertikal
Visual
Waterpass
:
:
:
WGS-84
Zenith
Zone
:
:
Bagian terbawah dari alat sipat datar dan theodolite yang dapat
dikuncikan pada
statif.
Bentuk silinder-kerucut terbuat dari kuningan yang digantung di
bawah alat waterpass atau theodolite sebagai penunjuk arah titik
nadir atau pusat bumi yang mewakili titik patok.
Universal Transverse Mercator. Sistem proyeksi peta global yang
memiliki lebar zona 6o sehingga jumlah zona UTM seluruh dunia
adalah 60 zona. Bidang perantara yang digunakan adalah silinder
dengan posisi transversal (sumbu putar bumi tegak lurus
terhadap garis normal silinder), informasi geometrik yang
dipertahankan sama adalah sudut (konform) dan secant.
Penyajian peta atau gambar secara digital menggunakan garis,
titik dan kurva. Ketelitian unit-unit terkecil dinamakan dengan
resolusi.
Garis atau bidang yang menjauhi pusat bumi.
Penglihatan kasat mata.
Alat atau metode yang digunakan untuk mengukur tinggi
garis bidik di atas permukaan bumi yang berkategori bermedan
datar (slope < 8 %).
World Geodetic System tahun 1984, adalah ellipsoid terbaik yang
Memiliki penyimpangan terkecil terhadap geoid (lihat istilah
geoid).
Titik atau garis yang menjauhi pusat bumi dari permukaan bumi.
Kurva yang dibatasi oleh batas-batas dengan kriteria tertentu.
B-7
Lampiran : C
DAFTAR TABEL
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Teks
Ketelitian posisi horizontal (x,y)
titik triangulasi
Tingkat Ketelitian Pengukuran
Sipat Datar
Tingkat Ketelitian Pengukuran
Sipat Datar
Ukuran kertas untuk
penggambaran hasil
pengukuran dan pemetaan
Formulir pengukuran sipat
datar
Formulir pengukuran sipat
datar
Kelas proyeksi peta
Aturan kuadran trigonometris
Cara Sentisimal ke cara
seksagesimal
Cara Sentisimal ke cara radian
Cara seksagesimal ke cara
radian
Cara radian ke cara sentisimal
Cara seksagesimal ke cara
radian
Buku lapangan untuk
pengukuran sudut dengan
repitisi.
Metode perhitungan perbedaan
sudut ganda dan perbedaan
observasi
Arti dari perbedaan sudut
ganda dan perbedaan
observasi.
Buku lapangan sudut vertikal.
Daftar Logaritma
Hitungan dengan cara
logaritma
Hitungan cara logaritma
Ukuran Kertas Seri A
Bacaan sudut
Jarak
Formulir pengukuran poligon 1
Formulir pengukuran poligon 2
Formulir pengukuran poligon 3
Contoh perhitungan garis bujur
ganda
format daftar planimeter tipe 1
format daftar planimeter tipe 2
Hal
No
Teks
14
30
31
60
32
95
33
107
114
115
122
139
147
148
149
150
34
35
36
37
38
39
40
41
151
42
183
43
183
44
184
184
200
45
46
204
225
276
280
280
296
297
298
47
48
49
Hal
366
367
368
369
370
371
372
373
374
382
422
424
425
435
458
458
470
486
497
499
312
319
319
C-1
Lampiran : D
DAFTAR GAMBAR
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Teks
Anggapan bumi
Ellipsoidal bumi
Aplikasi pekerjaan
pemetaan pada
bidang teknik sipil
Staking out
Pengukuran sipat datar optis
Alat sipat datar
Pita ukur
Rambu ukur
Statif
Barometris
Pengukuran Trigonometris
Pengukuran poligon
Jaring-jaring segitiga
Pengukuran pengikatan ke
muka
Pengukuran collins
Pengukuran cassini
Macam macam sextant
Alat pembuat sudut siku cermin
Prisma bauernfiend
Jalon
Pita ukur
Pengukuran titik detail
tachymetri
Diagram alir pengantar survei
dan pemetaan
Kesalahan pembacaan rambu
Pengukuran sipat datar
Prosedur Pemindahan Rambu
Kesalahan Kemiringan Rambu
Pengaruh kelengkungan bumi
Kesalahan kasar sipat datar
Kesalahan Sumbu Vertikal
Pengaruh kesalahan kompas
theodolite
Sket perjalanan
Gambar Kesalahan Hasil
Survei
Kesalahan karena penurunan
alat
Pembacaan pada rambu I
Pembacaan pada rambu II
Hal
2
3
6
6
7
9
9
9
9
10
10
12
15
16
17
18
18
19
19
19
19
21
22
26
27
27
28
29
30
31
36
37
37
39
40
41
No
Teks
Hal
37
38
39
40
41
42
43
44
42
43
47
54
55
55
56
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
57
61
63
63
65
65
67
67
68
72
73
74
75
76
76
78
79
80
81
82
84
85
87
91
91
92
92
93
93
93
94
94
94
D-1
Lampiran : D
No
Teks
Hal
No
Teks
Hal
77
78
79
95
98
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
Peta statistik
Peta sungai
Peta jaringan
Peta dunia
Sistem koordinat geografis
Bumi sebagai spheroid.
Sudut jurusan
Aturan kuadran geometris
Aturan kuadran trigonometris
Model diagram alir sistem
koordinat proyeksi peta dan
aturan kuadran
Pembacan derajat
Pembacaan grade
Pembacaan menit
Pembacaan centigrade
Sudut jurusan
Sudut miring
Cara pembacaan sudut
mendatar dan sudut miring
Arah sudut zenith (sudut
miring).
Theodolite T0 Wild
Theodolite
Metode untuk menentukan
arah titik A.
Metode untuk menentukan
arah titik A dan titik B.
Theodolite (tipe sumbu ganda)
Theodolite (tipe sumbu
tunggal)
Sistem lensa teleskop
Penyimpangan kromatik
Penyimpangan speris
Diafragma (benang silang)
Tipe benang silang
Pembidik Ramsden
Teleskop pengfokus dalam
Niveau tabung batangan
Niveau tabung bundar.
Hubungan antara gerakan
gelembung dan inklinasi.
Berbagai macam lingkaran
graduasi.
Vernir langsung.
Pembacaan vernir langsung
Pembacaan vernir mundur
20,7.
134
134
135
135
138
138
140
140
140
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
99
100
101
101
102
102
107
116
117
123
124
124
124
125
125
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
126
126
128
129
129
130
131
131
133
133
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
141
155
155
155
155
156
156
156
157
158
159
160
160
162
162
162
164
164
164
164
165
165
166
166
167
168
168
168
168
D-2
Lampiran : D
No
Teks
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
Hal
No
Teks
Hal
169
176
177
178
Pengikatan ke muka
Pengikatan ke muka
Model Diagram Alir Jarak,
Azimuth dan Pengikatan Ke
Muka
Kondisi alam yang dapat
dilakukan cara pengikatan
ke muka
Kondisi alam yang dapat
dilakukan cara pengikatan ke
belakang
Pengikatan ke muka
Pengikatan ke belakang
Tampak atas permukaan bumi
Pengukuran yang terpisah
sungai
Alat Theodolite
Rambu ukur
Statif
Unting-unting
Contoh lokasi pengukuran
Penentuan titik A,B,C dan P
Pemasangan Theodolite di titik
P
Penentuan sudut mendatar
Pemasangan statif
Pengaturan pembidikan
theodolite
Penentuan titik penolong
Collins
Besar sudut dan
Garis bantu metode Collins
Penentuan koordinat H dari titik
A
Menentukan sudut ah
Menentukan rumus dah
Penentuan koordinat H dari titik
B
Menentukan sudut D bh
202
203
169
169
179
170
170
170
171
171
172
172
172
174
174
175
175
176
177
177
178
179
182
183
183
185
185
185
186
189
190
191
193
196
198
199
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
205
208
208
209
209
210
210
211
212
212
212
212
213
213
213
214
214
215
216
217
217
217
218
218
218
219
219
219
219
220
220
D-3
Lampiran : D
No
Teks
Hal
No
Teks
Hal
209
210
211
Menentukan sudut bp
Menentukan rumus dbp
Cara Pengikatan ke belakang
metode Collins
Menentukan besar sudut dan
220
220
240
241
Penentuan titik P
Model diagram alir cara
pengikatan ke belakang
metode cassini
Poligon terbuka
Poligon tertutup
Poligon bercabang
Poligon kombinasi
Poligon terbuka tanpa ikatan
Poligon Terbuka Salah Satu
Ujung terikat Azimuth
Poligon Terbuka Salah Satu
Ujung Terikat Koordinat
Poligon Terbuka Salah Satu
UjungTerikat Azimuth dan
Koordinat
Poligon Terbuka Kedua Ujung
Terikat Azimuth
Poligon terbuka, salah satu
ujung terikat azimuth
sedangkan sudut lainnya
terikat koordinat
Poligon Terbuka Kedua Ujung
Terikat Koordinat
Poligon Terbuka Salah Satu
Ujung Terikat Koordinat dan
Azimutk Sedangkan Yang Lain
Hanya Terikat Azimuth
Poligon Terbuka Salah Satu
Ujung Terikat Azimuth dan
Koordinat Sedangkan Ujung
Lain Hanya Terikat Koordinat
Poligon Terbuka Kedua Ujung
Terikat Azimuth dan Koordinat
Poligon Tertutup
Topcon Total Station-233N
Statif
Unting-Unting
Patok Beton atau Besi
Rambu Ukur
Payung
Pita Ukur
Formulir dan alat tulis
Benang
Nivo Kotak
Nivo tabung
Nivo tabung
Jalon Di Atas Patok
248
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
222
229
242
243
244
245
246
247
229
248
229
249
230
233
233
234
250
235
252
235
236
236
236
237
253
228
228
228
251
254
238
255
238
239
239
240
240
241
241
248
248
248
248
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
249
255
255
255
256
256
257
257
258
259
259
260
261
262
263
263
265
265
266
266
267
267
267
268
268
269
269
269
271
D-4
Lampiran : D
No
Teks
Hal
No
Teks
270
271
272
273
274
271
272
276
277
301
299
303
300
301
304
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
302
302
305
303
307
308
309
309
309
310
311
312
313
313
314
306
307
308
309
310
311
312
313
315
314
315
316
317
316
318
317
318
321
321
319
322
323
324
325
327
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
Hal
327
328
328
328
328
329
330
330
330
331
331
331
331
332
332
332
332
333
333
334
339
341
350
350
353
353
353
354
354
354
354
354
D-5
Lampiran : D
No
Teks
Hal
No
Teks
333
334
335
336
355
355
358
359
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
361
362
363
364
365
375
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
378
379
380
380
372
373
374
375
381
376
377
381
378
382
379
380
383
383
383
384
384
385
385
386
387
381
382
383
384
385
387
388
389
390
391
Hal
389
389
390
391
391
391
393
394
395
395
396
396
397
397
398
399
399
400
401
401
402
402
403
404
405
410
410
411
412
413
413
413
D-6
Lampiran : D
No
Teks
Hal
No
Teks
392
393
394
Rambu ukur
Stake out pada bidang datar
Stake out pada bidang yang
berbeda ketinggian
Stake out beberapa titik
sekaligus
Volume cara potongan
melintang rata-rata
Volume cara jarak rata-rata
Volume cara prisma
Volume cara piramida kotak
Volume cara dasar sama bujur
sangkar
Volume cara dasar sama
segitiga
volume cara kontur
Penampang melintang jalan
ragam 1
Penampang melintang jalan
ragam 2
Penampang melintang jalan
ragam 3
Penampang trapesium
Penampang timbunan
Koordinat luas penampang
Volume trapesium
Penampang galian
Penampang timbunan
Penampang galian dan
timbunan
Penampang melintang galian
dan timbunan
Diagram alir perhitungan galian
dan timbunan
Perangkat keras
Perangkat keras Scanner
Peta lokasi
Beberapa hasil pemetaan
digital, yang dilakukan oleh
Bakosurtanal
Salah satu alat yang dipakai
dalam GPS type NJ 13
Hasil Foto Udara yang
dilakukan di daerah Nangroe
Aceh Darussalam yang
dilakukan pasca Tsunami,
untuk keperluan Infrastruktur
Rehabilitasi dan Konstruksi
413
413
421
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
414
414
415
415
416
416
416
416
417
421
421
422
425
426
426
427
428
429
430
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
431
432
436
436
441
436
437
438
439
442
443
444
440
441
442
443
444
445
Hal
445
453
453
454
454
455
456
457
459
460
461
462
466
470
470
471
471
471
472
472
474
474
475
475
475
D-7
Lampiran : D
No
Teks
Hal
No
Teks
Hal
446
447
448
475
475
466
492
478
468
478
469
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
463
464
465
479
479
479
479
479
480
480
467
470
471
472
473
492
494
505
505
506
507
508
480
480
480
481
481
481
490
490
491
D-8