PermenNo.54-2010 - Tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008
PermenNo.54-2010 - Tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008
REPUBLIK INDONESIA
Mengingat
1.
2
5.
6.
7.
8.
9.
Menetapka :
n
PERATURAN
MENTERI
DALAM
NEGERI
TENTANG
PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8
TAHUN
2008
TENTANG
TAHAPAN,
TATACARA
PENYUSUNAN,
PENGENDALIAN,
DAN
EVALUASI
PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2.
3.
Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah Gubernur dan wakil
Gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten,
walikota dan wakil walikota untuk kota.
3
4.
5.
6.
7.
8.
Perencanaan
pembangunan
daerah
adalah
suatu
proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam
jangka waktu tertentu.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
4
17.
18.
19.
20.
21.
Rencana kerja dan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKASKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD
serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
program-program
5
31.
32.
33.
34.
Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahuntahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna
memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk
setiap program dan kegiatan.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
6
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
BAB II
RUANG LINGKUP, PRINSIP DAN PENDEKATAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bagian Pertama
Ruang Lingkup
Pasal 2
Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata
cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah terdiri atas:
a.
RPJPD;
b.
RPJMD;
c.
Renstra SKPD;
7
d.
RKPD; dan
e.
Renja SKPD.
Bagian Kedua
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 3
merupakan satu
pembangunan nasional;
kesatuan
dalam
b.
c.
mengintegrasikan rencana
pembangunan daerah; dan
d.
tata
sistem
ruang
perencanaan
dengan
rencana
Pasal 4
Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara:
a.
transparan;
b.
responsif;
c.
efisien;
d.
efektif;
e.
akuntabel;
f.
partisipatif;
g.
terukur;
h.
berkeadilan; dan
i.
berwawasan lingkungan.
Pasal 5
(1)
(2)
(3)
(4)
8
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
teknokratis;
b.
partisipatif;
c.
politis; dan
d.
(1)
(2)
(3)
9
b. merumuskan capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib dan
pilihan pemerintahan daerah masa kini;
c. merumuskan peluang dan tantangan yang mempengaruhi capaian
sasaran pembangunan daerah;
d. merumuskan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan daerah;
e. memproyeksikan kemampuan keuangan daerah dan sumber daya
lainnya berdasarkan perkembangan kondisi makro ekonomi;
f. merumuskan prioritas program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja;
g. menetapkan tolok ukur dan target kinerja keluaran dan hasil
capaian, lokasi serta kelompok sasaran program/kegiatan
pembangunan daerah dengan mempertimbangkan SPM;
h. memproyeksikan pagu indikatif program dan kegiatan pada tahun
yang direncanakan, serta prakiraan maju untuk satu tahun
berikutnya; dan
i. menetapkan SKPD penanggungjawab pelaksana, pengendali, dan
evaluasi rencana pembangunan daerah.
Pasal 8
Pendekatan partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b,
dilaksanakan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan
(stakeholders) dengan mempertimbangkan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
terhadap
dokumen
perencanaan
Pasal 9
Pendekatan politis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, bahwa
program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih pada saat kampanye,
disusun ke dalam rancangan RPJMD, melalui:
a.
10
b.
c.
(2)
(3)
(4)
(5)
11
(6)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
b.
c.
d.
keuangan daerah;
e.
f.
g.
kependudukan;
h.
i.
(5)
12
KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
ANTARPROVINSI
Bagian Pertama
Tujuan
Pasal 14
(1)
(2)
Koordinasi perencanaan
bertujuan untuk:
pembangunan
daerah
antarprovinsi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Koordinasi
mencakup:
perencanaan
pembangunan
daerah
antarprovinsi
Aspek koordinasi
meliputi:
perencanaan
a.
fungsional;
b.
formal;
c.
struktural;
d.
materiil; dan
e.
operasional.
pembangunan
daerah
antarprovinsi
13
Pasal 16
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
Koordinasi
penyusunan
rencana
pembangunan
daerah
antarprovinsi
mencakup
koordinasi
penyusunan
program
pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan tahunan.
(2)
(3)
(4)
14
Pasal 18
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
BAB IV
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
Bagian Pertama
Umum
Pasal 20
RPJPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, memuat visi, misi
dan arah pembangunan daerah.
Bagian Kedua
Penyusunan RPJPD
Pasal 21
(1)
(2)
15
e. penetapan RPJPD.
Paragraf 1
Persiapan Penyusunan RPJPD
Pasal 22
Persiapan penyusunan RPJPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(2) huruf a, meliputi:
a.
b.
c.
d.
(1)
(2)
Pasal 24
(1)
(2)
(3)
16
(1)
(2)
(3)
b.
(1)
c.
d.
e.
f.
g.
(2)
i.
j.
c.
d.
e.
penelaahan
RPJPN,
kabupaten/kota lainnya;
f.
analisis
isu-isu
strategis
panjangkabupaten/kota;
RPJPD
kabupaten/kotadan
RPJPD
pembangunan
jangka
17
g.
j.
kaidah pelaksanaan.
Pasal 29
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
Penajaman,
penyelarasan,
klarifikasi
dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup:
kesepakatan
a.
b.
c.
d.
18
(3)
(4)
Pimpinan
DPRD
atau
anggota
DPRD,
pejabat
dari
kementerian/lembaga tingkat pusat atau dari unsur lain terkait, dapat
diundang menjadi narasumber dalam musrenbang RPJPD provinsi dan
kabupaten/kota.
Pasal 31
(2)
(1)
Gubernur
mengkonsultasikanrancangan
provinsi kepada Menteri Dalam Negeri.
akhir
RPJPD
(2)
(3)
(4)
b.
c.
perencanaan
Pasal 34
(1)
(2)
19
(3)
(4)
b.
berita
acara
kesepakatan
kabupaten/kota; dan
c.
hasil
musrenbang
RPJPD
Pasal 35
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
20
Dalam hal Menteri Dalam Negeri dan Gubernur tidak menyampaikan hasil
konsultasi dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat
(1) dan ayat (2), kepala daerah mengajukan rancangan Peraturan Daerah
tentang RPJPD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah.
Paragraf 5
Penetapan RPJPD
Pasal 39
(1)
(2)
b.
(1)
(2)
berita
acara
kesepakatan
kabupaten/kota; dan
hasil
musrenbang
RPJPD
b.
21
(1)
(2)
(2)
(1)
(2)
(2)
(3)
(4)
22
(1)
Peraturan
Daerah
tentang
RPJPD
provinsi
yang
tidak
menindaklanjuti hasil konsultasi dan tidak dikonsultasikan, dibatalkan
oleh Presidenberdasarkan usulan Menteri Dalam Negeri.
(2)
b.
c.
d. kebijakan umum;
e.
program SKPD;
f.
g. program kewilayahan;
h.
i.
(1) Visi, misi dan program kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 huruf a, merupakan keadaan masa depan yang diharapkan
dan berbagai upaya yang akan dilakukan melalui program-program
pembangunan yang ditawarkan oleh Kepala Daerah terpilih.
(2) Arah kebijakan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
50 huruf b, merupakan pedoman dan gambaran dari pelaksanaan hak
dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan bidang urusan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah tersebut.
23
(3) Strategi pembangunan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
huruf c, merupakan langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi dalam rangka pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki, untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata baik dalam aspek pendapatan, kesempatan
kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan,
berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
(4) Kebijakan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf d,
memberikan
arah
perumusan
rencana
program
prioritas
pembangunan yang disertai kerangka pengeluaran jangka menengah
daerah dan menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun program
dan kegiatan Renstra SKPD.
(5) Program SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
50 huruf e,
merupakan program yang dirumuskan berdasarkan tugas dan fungsi
SKPD yang memuat indikator kinerja, lokasi program, tahun
pelaksanaan, dan sumber daya yang diperlukan.
(6) Program lintas SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf f,
merupakan program yang melibatkan lebih dari satu SKPD untuk
mencapai sasaran pembangunan yang ditetapkan termasuk indikator
kinerja, lokasi program, tahun pelaksanaan, dan sumber daya yang
diperlukan.
(7) Program kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf g,
merupakan program pembangunan daerah untuk terciptanya
keterpaduan, keserasian, keseimbangan laju pertumbuhan, dan
keberlanjutan pembangunan antarwilayah/ antarkawasan dalam
kecamatan di wilayah kabupaten/kota atau antar kabupaten/ kota di
wilayah provinsi atau dengan provinsi lainnya berdasarkan rencana
tata ruang wilayah.
(8) Rencana kerja dalam kerangka regulasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 huruf h, merupakan dasar hukum atau kebijakan yang
dijadikan
landasan
perumusan
dan
pelaksanaan
program
pembangunan daerah.
(9) Rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf i, merupakan tahapan
dan jadwal pelaksanaan program, dengan dilengkapi jumlah pagu
indikatif berdasarkan prakiraan maju dan sumber pendanaannya,
untuk mencapai target dan sasaran yang ditetapkan.
Bagian Kedua
Penyusunan RPJMD
Pasal 52
(1)Bappeda menyusun RPJMD.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan tahapan
sebagai berikut:
a. persiapan penyusunan RPJMD;
b. penyusunan rancangan awal RPJMD;
c. penyusunan rancangan RPJMD;
d. pelaksanaan musrenbang RPJMD;
e. perumusan rancangan akhir RPJMD; dan
24
f. penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD.
Paragraf 1
Persiapan Penyusunan RPJMD
Pasal 53
Persiapan penyusunan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat
(2) huruf a, meliputi:
a.
b.
c.
d.
(1)
a.
b.
c.
(2)
a.
memuat visi, misi dan program bupati dan wakil bupati terpilih
atau walikota dan wakil walikota terpilih;
b.
c.
memperhatikan RPJMN,
kabupaten/kota lainnya.
RPJMD
provinsi,
RPJMD
dan
RTRW
Pasal 55
(1)
25
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4) Memperhatikan
RPJMD
dan
RTRW
kabupaten/kota
lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) huruf c, dilakukan
melalui penyelarasan antara rencana pembangunan jangka
menengah daerah kabupaten/kota dengan pemanfaatan struktur dan
pola ruang kabupaten/kota lain sekitarnya.
Pasal 57
Penyusunan rancangan awal RPJMD, sebagaimana dimaksud pada Pasal 52
ayat (2) huruf b, terdiri atas:
a.
b.
26
(1) Perumusan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
57 huruf a, untuk provinsi mencakup:
a. pengolahan data dan informasi;
b.
c.
f.
g.
h.
i.
j.
c.
f.
g.
analisis isu-isu
kabupaten/kota;
h.
i.
j.
strategis
pembangunan
jangka
menengah
27
n. penetapan indikator kinerja daerah;
o. pembahasan dengan SKPD kabupaten/kota;
p. pelaksanaan forum konsultasi publik;
q. pembahasan dengan DPRD untuk memperoleh masukan dan
saran; dan
r.
pendahuluan;
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
indikasi rencana
pendanan; dan
i.
program
prioritas
yang
disertai
kebutuhan
Pasal 60
(1)
(2)
28
(3) Pembahasan dan kesepakatan terhadap kebijakan umum dan program
pembangunan jangka menengah daerah dan indikasi rencana
program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), paling lama 2 (dua) minggu sejak diajukan
kepala daerah.
(4) Hasil pembahasan dan kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dituangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani oleh
kepala daerah dan ketua DPRD.
Pasal 62
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
b.
c.
29
(1)
(2)
63 ayat
a.
pendahuluan;
b.
c.
gambaran pengelolaan
pendanaan;
d.
e.
f.
g.
h.
i.
keuangan
daerah
serta
kerangka
Paragraf 4
Pelaksanaan Musrenbang RPJMD
Pasal 65
(1)
(2)
c.
capaian indikator kinerja daerah pada kondisi saat ini dan pada
akhir periode RPJMD;
f.
g.
30
(3)
(4)
Pimpinan
DPRD
atau
anggota
DPRD,
pejabat
darikementerian/lembaga tingkat pusat atau dari unsur lain terkait,
dapat diundang menjadi narasumber dalam musrenbang RPJMD
provinsi dan kabupaten/kota.
Pasal 66
(2)
(3)
(4)
(1)
Gubernur mengkonsultasikan
provinsi kepada Menteri Dalam Negeri.
rancangan
akhir
RPJMD
(2)
(3)
(4)
b.
c.
perencanaan
31
Pasal 69
(1)
(2)
(3)
(4)
b.
berita
acara
kesepakatan
kabupaten/kota; dan
c.
hasil
musrenbang
RPJMD
Pasal 70
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
32
(2)
Dalam hal Menteri Dalam Negeri dan Gubernur tidak menyampaikan hasil
konsultasi dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72,
kepala daerah mengajukan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD
kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.
Paragraf 6
Penetapan RPJMD
Pasal 74
(1)
(2)
b.
(1)
(2)
berita
acara
kesepakatan
kabupaten/kota; dan
hasil
musrenbang
RPJMD
b.
33
(1)
(2)
Daerah
(2)
(1)
(2)
(2)
(3)
(4)
34
(1)
Peraturan
Daerah
tentang
RPJMD
provinsi
yang
tidak
menindaklanjuti hasil konsultasi dan tidak dikonsultasikan, dibatalkan
oleh Presiden berdasarkan usulan Menteri Dalam Negeri.
(2)
(2)
f.
program; dan
g.
kegiatan.
(1) Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 85 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e,
dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program
yang ditetapkan dalam RPJMD.
(2) Visi SKPD sebagaimana Pasal 85 ayat (1) huruf a, merupakan keadaan
yang ingin diwujudkan SKPD pada akhir periode Renstra SKPD, sesuai
dengan tugas dan fungsi yang sejalan dengan pernyataan visi kepala
daerah dan wakil kepala daerah dalam RPJMD.
(3) Misi SKPD sebagaimana Pasal 85 ayat (1) huruf b, merupakan rumusan
umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan sesuai tugas
dan fungsi, dalam rangka mewujudkan visi SKPD.
35
(4) Tujuan sebagaimana Pasal 85 ayat (1) huruf c, merupakan sesuatu yang
ingin dicapai dari setiap misi SKPD, yang dirumuskan bersifat spesifik,
realistis, dilengkapi dengan sasaran yang terukur dan dapat dicapai
dalam periode yang direncanakan.
(5) Strategi sebagaimana Pasal 85 ayat (1) huruf d, merupakan langkahlangkah berisikan program-program indikatif, untuk mencapai tujuan
dalam rangka melaksanakan misi untuk mewujudkan visi SKPD.
(6) Kebijakan sebagaimana Pasal
85 ayat (1) huruf e, merupakan
arah/tindakan yang harus dipedomani SKPD, dalam melaksanakan
strategi untuk mencapai tujuan Renstra SKPD.
(7) Program sebagaimana Pasal 85 ayat (1) huruf f, merupakan instrumen
kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dirumuskan,
untuk mencapai sasaran dan tujuan sesuai tugas dan fungsi SKPD
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.
(8) Kegiatan sebagaimana Pasal 85 ayat (1) huruf g, merupakan bagian
dari program yang memuat sekumpulan tindakan pengerahan
sumberdaya sebagai masukan (input), untuk menghasilkan keluaran
(output) dalam bentuk barang/jasa.
(9) Tugas dan fungsi sebagaimana Pasal 85 ayat (2), sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 87
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
36
Pasal 89
(1)SKPD menyusun Renstra SKPD.
(2) Renstra SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan
tahapan sebagai berikut:
a.
Paragraf 1
Persiapan Penyusunan Renstra SKPD
Pasal 90
Persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
meliputi:
a.
b.
c.
d.
b.
c.
review renstra
kabupaten/kota;
d.
kementerian/lembaga
dan
Renstra
SKPD
37
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
perumusan
tujuan
kabupaten/kota;
i.
perumusan sasaran
kabupaten/kota;
j.
k.
l.
pelayanan
pelayanan
jangka
jangka
menengah
SKPD
menengah
SKPD
38
n.
pendahuluan;
b.
c.
d.
e.
f.
(1)
(2)
(3)
39
Pasal 96
(1)
Penyusunan
rancangan
akhir
Renstra
SKPD
merupakan
penyempurnaan rancangan Renstra SKPD, yang berpedoman pada
RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 84.
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Tahapan dan tata cara penyusunan renstra kecamatan atau sebutan lain
mutatis mutandis dengan penyusunan Renstra SKPD.
BAB VII
40
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Bagian Pertama
Umum
Pasal 99
RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, memuat:
(1)
(2)
b.
c.
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
41
c. penyusunan rancangan RKPD;
d. pelaksanaan musrenbang RKPD;
e. perumusan rancangan akhir RKPD; dan
f. penetapan RKPD.
Paragraf 1
Persiapan Penyusunan RKPD
Pasal 102
Persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
meliputi:
a.
b.
c.
d.
(1)
a.
b.
(2)
a.
b.
c.
42
(3) program dan kegiatan pembangunan daerah provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), mencakup dua wilayah provinsi atau
lebih,wilayah perbatasan antar provinsi dan/atau wilayah perbatasan
antar negara.
Pasal 105
(1) Berpedoman pada RPJMD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
103 ayat (2), huruf a, dilakukan melalui penyelarasan:
a. prioritas
dan
sasaran
pembangunan
tahunan
daerah
kabupaten/kota dengan program pembangunan daerah yang
ditetapkan dalam RPJMD kabupaten/kota; dan
b. rencana program serta kegiatan prioritas tahunan daerah
kabupaten/kota dengan indikasi rencana program prioritas yang
ditetapkan dalam RPJMD kabupaten/kota.
(2) Mengacu pada RPJMD provinsisebagaimana dimaksud dalam Pasal 103
ayat (2), huruf a, dilakukan melalui penyelarasan program dan
kegiatan
pembangunan
daerah
kabupaten/kota
dengan
pembangunan provinsi.
(3) Program dan kegiatan pembangunan daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mencakup dua wilayah
kabupaten/kota atau lebih, dan wilayah perbatasan antar
kabupaten/kota.
(4) Mengacu pada RPJMN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (2)
huruf c, dilakukan melalui penyelarasan program dan kegiatan
pembangunan daerah kabupaten/kota dengan prioritas pembangunan
nasional.
Pasal 106
Penyusunan rancangan awal RKPD, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
101 ayat (2) huruf b, terdiri atas:
a.
b.
(1)
g.
43
(2)
j.
k.
l.
g.
j.
pendahuluan;
b.
c.
d.
e.
44
(2)
Paragraf 3
Penyusunan Rancangan RKPD
Pasal 111
Penyusunan rancangan RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101
ayat (2) huruf c, merupakan proses penyempurnaan rancangan awal
RKPD menjadi rancangan RKPD berdasarkan hasil verifikasi Renja SKPD.
Pasal 112
(1)
(2)
Verifikasi
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
berpedoman pada surat edaran kepala daerah
dimaksud dalam Pasal 110.
(3)
(4)
(1),dilakukan
sebagaimana
Pasal 113
(2)
(3)
(4)
(5)
45
Pasal 114
(1) Rancangan RKPD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat
(1), disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
a. pendahuluan;
b. evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;
c.
rancangan kerangka
pendanaan;
ekonomi
daerah
beserta
kerangka
rancangan kerangka
pendanaan;
ekonomi
daerah
beserta
kerangka
b.
c.
46
(1)
(2)
b.
c.
d.
prioritas pembangunan
pendanaan; dan
daerah
serta
rencana
kerja
dan
(4)
Pimpinan
atau
anggota
DPRD
provinsi,
pejabat
darikementerian/lembaga ditingkat pusat, pejabat SKPD provinsi atau
dari unsur lain terkait, dapat diundang menjadi narasumber
musrenbang RKPD provinsi.
(5)
(1)
(2)
(3)
47
a.
b.
c.
indikator kinerja
kabupaten/kota;
d.
e.
program
dan
kegiatan
prioritas
daerah
Pasal 121
(1) Pelaksanaan musrenbang RKPD kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 120, dilaksanakan paling lama akhir bulan
Maret.
(2) Berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
120 ayat (5),
dijadikan sebagai bahan penyusunan rancangan akhir RKPD
kabupaten/kota dan bahan masukan untuk membahas rancangan
RKPD provinsi dalam musrenbang RKPD provinsi.
Pasal 122
(1)
(2)
b.
c.
48
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
49
(1)
(2)
(2)
(3)
(1)
(2)
Pasal 131
(1)
(2)
(1)
50
(2)
b.
lokasi kegiatan;
c.
indikator kinerja;
d.
e.
(1)
(2)
(3)
b.
51
(4) Kelompok sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
134 huruf d,
memuat penjelasan terhadap karakteristik kelompok sasaran yang
memperoleh manfaat langsung dari hasil kegiatan, seperti kelompok
masyarakat berdasarkan status ekonomi, profesi, gender dan yang
kelompok masyarakat rentan termarginalkan.
(2)
(3)
52
Persiapan Penyusunan Renja SKPD
Pasal 138
Persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
meliputi:
a. penyusunan
rancangan
keputusan
kepala
pembentukan tim penyusun Renja SKPD;
daerah
tentang
b.
c.
d.
53
(5) Usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139 huruf e, menjadi acuan
perumusan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD mengakomodir
usulan masyarakat yang selaras dengan program prioritas yang
tercantum dalam rancangan awal RKPD.
Pasal 141
Penyusunan rancangan Renja SKPD, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
137 ayat (2), terdiri atas:
a.
b.
d.
e.
f.
d.
e.
f.
54
a.
pendahuluan;
b.
c.
d.
e.
f.
g.
penutup.
Pasal 144
(1)
(2)
Paragraf 3
Pelaksanaan Forum SKPD
Pasal 145
(1) Bappeda mengkoordinasikan pembahasan rancangan Renja RKPD
provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144 ayat (1), dalam forum
SKPD provinsi.
(2) Pembahasan rancangan Renja RKPD provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), mencakup:
a.
b.
c.
d.
(1)
55
(2)
b.
c.
d.
(1)
Peserta forum SKPD provinsi antara lain terdiri dari SKPD provinsi,
SKPD kabupaten/kota, dan pihak-pihak yang langsung atau tidak
langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD provinsi.
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
56
(1) Peserta forum SKPD kabupaten/kota antara lain terdiri dari wakil
peserta musrenbang kecamatan dan SKPD lainnya, serta pihak-pihak
yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau
dampak dari program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD kabupaten/kota.
(2) Pimpinan atau anggota komisi DPRD kabupaten/kota yang terkait
dengan tugas dan fungsi SKPD, dapat diundang menjadi narasumber
dalam pembahasan forum SKPD.
(3) Forum
SKPD
kabupaten/kota
dapat
dilaksanakan
dengan
menggabungkan beberapa SKPD kabupaten/kota sekaligus dalam
satu forum dengan mempertimbangkan tingkat urgensi, efisiensi dan
efektifitas penyelenggaraan.
(4) Penyelenggaraan forum SKPD kabupaten/kota dilaksanakan paling
lama minggu terakhir bulan Februari.
(5) Hasil kesepakatan pembahasan forum SKPD dirumuskan ke dalam
berita acara kesepakatan hasil forum SKPD kabupaten/kota, dan
ditandatangai oleh yang mewakili setiap unsur yang menghadiri
forum SKPD kabupaten/kota.
Pasal 150
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
57
(1)
(2)
(3)
(4)
Kepala
Bappeda
menyampaikan
rancangan
Renja
SKPD
kabupaten/kota yang telah sesuai dengan RKPD kabupaten/kota
kepada Bupati/Walikota untuk memperoleh pengesahan.
Pasal 153
(1)
(2)
(1)
(2)
b.
c.
d.
e.
Kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikatorindikator kinerja yang telah ditetapkan.
Pasal 156
58
(1)
(2)
(3)
evaluasi
provinsi,
Pasal 157
(1)
(2)
(3)
terhadap
terhadap
kebijakan
perencanaan
pelaksanaan
rencana
Pengendalian
terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan jangka panjang daerah antarprovinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 159, mencakup perumusan visi dan misi serta
serta sasaran pokok arah kebijakan pembangunan jangka panjang
daerah.
59
(2)
(3)
(4)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
60
(1)
Pengendalian
terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah antarprovinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 159 mencakup perumusan visi, misi, tujuan dan
sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program,
serta indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan, dan indikator kinerja daerah.
(2)
(3)
(4)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
61
(3) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
162 ayat (4), ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
Menteri
Dalam
Negeri
menyampaikan rekomendasi dan langkah-langkah penyempurnaan
untuk ditindaklanjuti oleh Gubernur.
(4) Gubernur menyampaikan hasil tindaklanjut sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kepada Menteri Dalam Negeri.
Pasal 164
(1)
Pengendalian
terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan tahunan daerah antarprovinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 159, mencakup perumusan prioritas dan sasaran serta
rencana program dan kegiatan prioritas daerah.
(2)
(3)
(4)
a.
b.
c.
d.
e.
62
(3) Gubernur menyampaikan hasil tindaklanjut sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), kepada Menteri Dalam Negeri.
Paragraf 2
Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah Antarprovinsi
Pasal 166
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah
antarprovinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf b, meliputi
pelaksanaan RPJPD, RPJMD dan RKPD.
Pasal 167
(1)
Pengendalian
terhadap
pelaksanaan
RPJPD
antarprovinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, mencakup
pelaksanaan sasaran pokok dan arah kebijakan.
(2)
(3)
(4)
Pengendalian
terhadap
pelaksanaan
RPJMD
antarprovinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, mencakup
program pembangunan daerah dan indikasi rencana program
prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan.
63
(2)
(3)
(4)
a.
b.
Pengendalian
terhadap
pelaksanaan
RKPD
antarprovinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, mencakup
prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan
prioritas daerah serta pagu indikatif.
(2)
(3)
(4)
64
Pasal 172
(1) Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKPD
antarprovinsi.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
171 pada ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
Menteri
Dalam
Negeri
menyampaikan rekomendasi dan langkah-langkah penyempurnaan
untuk ditindaklanjuti oleh Gubernur.
(3) Gubernur menyampaikan hasil tindaklanjut sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kepada Menteri Dalam Negeri.
Paragraf 3
Evaluasi Terhadap Hasil Rencana Pembangunan Daerah
Antarprovinsi
Pasal 173
Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah antarprovinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf c meliputi RPJPD, RPJMD
dan RKPD.
Pasal 174
(1)
Evaluasi
terhadap
hasil
RPJPD
antarprovinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173, mencakup sasaran pokok
arah kebijakan dan pentahapan untuk mencapai misi dan
mewujudkan visi pembangunan jangka panjang daerah.
(2)
(3)
b.
(4)
(5)
65
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan
kepada Gubernur sebagai bahan penyusunan RPJPD dan/atau RPJMD
periode berikutnya.
Pasal 176
(1)
Evaluasi
terhadap
hasil
RPJMD
antarprovinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173, mencakup indikasi rencana
program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan untuk
mencapai misi, tujuan dan sasaran, dalam upaya mewujudkan visi
pembangunan jangka menengah daerah provinsi.
(2)
(3)
b.
66
a.
b.
Pengendalian
terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan jangka panjang daerah lingkup provinsisebagaimana
dimaksud dalam Pasal 180, mencakup perumusan visi dan misi serta
sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang
daerah.
(2)
(3)
67
(4)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pengendalian
terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan
jangka
panjang
daerah
antarkabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180, mencakup perumusan visi
dan misi serta sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan
jangka panjang daerah.
68
(2)
(3)
(4)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
panjang daerah
kebijakan RTRW
69
Pasal 185
Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka
menengah daerah lingkup provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
180, mencakup kebijakan perencanaan strategis SKPD dan RPJMD
Provinsi.
Pasal 186
(1)
Pengendalian
terhadap
kebijakan
perencanaan
strategis SKPD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185,
mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan kebijakan, rencana
program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif, Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD.
(2)
(3)
(4)
a.
visi dan misi SKPD provinsi, berpedoman pada visi dan misi
pembangunan jangka menengah daerah;
b.
c.
d.
e.
f.
pentahapan pelaksanaan
pentahapan
pelaksanaan
menengah daerah provinsi.
program
program
SKPD, sesuai
pembangunan
dengan
jangka
70
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
186 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala SKPD provinsi melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala SKPD provinsi menyampaikan laporan hasil evaluasi kebijakan
perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Gubernur
melalui kepala Bappeda provinsi.
Pasal 188
(1) Kepala Bappeda provinsi melakukan evaluasi terhadap laporan hasil
evaluasi kebijakan perencanaan strategik SKPD provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 187 ayat (3).
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pengendalian dan evaluasi sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
ditemukan
adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
Kepala
Bappeda
provinsi
menyampaikan rekomendasi dan langkah-langkah penyempurnaan
untuk ditindaklanjuti oleh kepala SKPD provinsi.
(3) Kepala
SKPD
provinsi
menyampaikan
hasil
tindaklanjut
perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada kepala Bappeda provinsi.
Pasal 189
(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan daerah
jangka menengah lingkup provinsisebagaimana dimaksud dalam Pasal
185 mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan arah kebijakan,
kebijakan umum dan program, serta indikasi rencana program
prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, dan indikator kinerja
daerah.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap penyusunan
rancangan awal sampai dengan RPJMD provinsi ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana
(2),harus dapat menjamin perumusan:
dimaksud
pada
ayat
a.
b.
c.
d.
71
e.
f.
Pengendalian
terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah antarkabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180, mencakup perumusan visi
dan misi, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program,
serta indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan, dan indikator kinerja daerah.
72
(4)
b.
c.
d.
e.
f.
penyusunan RPJMD
73
(1) Pengendalian kebijakan Renja SKPD provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 193 mencakup tujuan, sasaran, rencana program dan
kegiatan serta indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif SKPD.
(2) Pengendalian terhadap kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilakukan melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap
penyusunan rancangan sampai dengan Renja SKPD provinsi
ditetapkan.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin perumusan tujuan, sasaran,rencana program
dan kegiatan,indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi, dan
pendanaan indikatif dalam Renja SKPD, berpedoman pada rencana
program dan kegiatan prioritas pembangunan tahunan daerah dalam
RKPD, serta selaras dengan Renstra SKPD.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa
perumusan kebijakan Renja SKPD provinsi telah berpedoman pada
RKPD dan Renstra SKPD.
Pasal 195
(1) Kepala SKPD provinsi melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
kebijakan penyusuan Renja SKPD provinsi.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
194 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
kepala
SKPD
kabupaten/kota
melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala SKPD menyampaikan laporan hasil evaluasi kebijakan
perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada kepala
Bappeda provinsi.
Pasal 196
(1) Kepala Bappeda provinsi melakukan evaluasi terhadap laporan hasil
evaluasi kebijakan penyusunan Renja SKPD provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 195 ayat (3).
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
194 ayat (4), ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
Kepala
Bappeda
provinsi
menyampaikan rekomendasi dan langkah-langkah penyempurnaan
untuk ditindaklanjuti oleh kepala SKPD provinsi.
(3) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindaklanjut sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada kepala Bappeda provinsi.
Pasal 197
(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan
tahunan daerah lingkup provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
193, mencakup perumusan prioritas dan sasaran, serta rencana
program, lokasi, dan kegiatan prioritas daerah.
74
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap penyusunan
rancangan awal sampai dengan RKPD provinsi ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin perumusan:
a.
b.
c.
d.
e.
kebijakan
Pasal 199
(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan
tahunan daerah antarkabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 180, mencakup perumusan prioritas dan sasaran, serta rencana
program dan kegiatan prioritas daerah.
(2) Pengendalian terhadap kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilakukan melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap
penyusunan rancangan awal sampai dengan RKPD kabupaten/kota
masing-masing ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Peraturan
Walikota.
75
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin perumusan:
a.
b.
c.
d.
e.
dan
tata
cara
penyusunan
RKPD
76
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah
lingkup provinsi, antarkabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
158 huruf b, meliputi pelaksanaan RPJPD, RPJMD dan RKPD.
Pasal 202
(1)
(2)
77
Pasal 205
(1) Kepala Bappeda provinsi melaksanakan pengendalian dan evaluasi
terhadap pelaksanaan RPJPD antarkabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
204 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Gubernur melalui kepala Bappeda
provinsi
menyampaikan
rekomendasi
dan
langkah-langkah
penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Bupati/Walikota.
(3) Bupati/Walikota menyampaikan hasil tindaklanjut sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), kepada Gubernur melalui kepala Bappeda
provinsi.
Pasal 206
Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD lingkup provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 201, mencakup pelaksanaan Renstra
SKPD, dan RPJMD Provinsi.
Pasal 207
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
b.
pengendalian
dan
evaluasi
78
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
207 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala SKPD provinsi melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala SKPD provinsi melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan Renstra SKPD provinsi kepada Gubernur melalui kepala
Bappeda provinsi.
Pasal 209
(1)
(2)
Dalam
hal
evaluasi
terhadap
laporan
hasil
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rentra SKPD provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Gubernur melalui kepala Bappeda
provinsi
menyampaikan
rekomendasi
langkah-langkah
penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD provinsi.
(3)
Kepala
SKPD
provinsi
menyampaikan
hasil
tindaklanjut perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Gubernur melalui kepala Bappeda provinsi.
Pasal 210
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
daerah, telah
dan
sasaran
b.
79
(1) Kepala Bappeda provinsi melaksanakan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPJMD provinsi.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
210 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda provinsi melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappeda provinsi melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi
perumusan kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah
daerah lingkup provinsi kepada Gubernur.
Pasal 212
(1)
Pengendalian
terhadap
pelaksanaan
RPJMD
antarkabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
201,
mencakup program pembangunan daerah dan indikasi rencana
program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan.
(2)
Pengendalian
pelaksanaan
RPJMD
antarkabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui
pemantauan
dan
supervisi
pelaksanaan
RPJMD
kabupaten/kota.
(3)
(4)
a.
b.
(1)
(2)
(3)
80
Pengendalian terhadap pelaksanaan RKPD lingkup provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 201 mencakup Renja SKPD provinsi dan RKPD
provinsi.
Pasal 215
(1)
(2)
81
(3) Kepala
SKPD
provinsi
menyampaikan
hasil
tindaklanjut
perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Gubernur melalui Bappeda provinsi.
Pasal 219
(1) Pengendalian pelaksanaan RKPD provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 214 mencakup prioritas dan sasaran pembangunan
tahunan daerah, rencana program dan kegiatan prioritas daerah,
serta pagu indikatif.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi pelaksanaan RKPD provinsi.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin prioritas dan sasaran pembangunan tahunan
daerah, rencana program dan kegiatan prioritas daerah serta pagu
indikatif yang ditetapkan dalam RKPD dijadikan pedoman penyusunan
rancangan KUA, PPAS dan APBD Provinsi.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa prioritas
dan sasaran pembangunan tahunan daerah, rencana program dan
kegiatan prioritas daerah, serta pagu indikatif telah disusun kedalam
rancangan KUA, PPAS dan APBD provinsi.
Pasal 220
(1) Kepala Bappeda provinsi melaksanakan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RKPD provinsi.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
219 ayat (3) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda provinsi melakukan
perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappeda provinsi melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD
provinsi kepada Gubernur.
Pasal 221
(1) Pengendalian
terhadap
pelaksanaan
RKPD
antarkabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal
201
mencakup prioritas dan sasaran pembangunan tahunan daerah serta
rencana program dan kegiatan prioritas daerah, lokasi, serta pagu
indikatif.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui
pemantauan
dan
supervisi
pelaksanaan
RKPD
kabupaten/kota.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin prioritas dan sasaran pembangunan tahunan
daerah serta rencana program dan kegiatan prioritas daerah, lokasi,
serta pagu indikatif dijadikan pedoman penyusunan KUA dan PPAS
serta APBD kabupaten/kota masing-masing.
82
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa prioritas
dan sasaran pembangunan tahunan daerah serta rencana program
dan kegiatan prioritas daerah, lokasi, serta pagu indikatif telah
disusun kedalam rancangan KUA, PPAS dan APBD kabupaten/kota
masing-masing.
Pasal 222
(1) Kepala Bappeda provinsi melakukan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RKPD antarkabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
221 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Gubernur melalui kepala Bappeda
provinsi
menyampaikan
rekomendasi
dan
langkah-langkah
penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Bupati/Walikota.
(3) Bupati/Walikota menyampaikan hasil tindaklanjut sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Gubernur melalui kepala Bappeda
provinsi.
Paragraf 6
Evaluasi Terhadap Hasil Rencana Pembangunan Daerah
Lingkup Provinsi, Antarkabupaten/kota Dalam Wilayah Provinsi
Pasal 223
Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah lingkup provinsi,
antarkabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf c,
meliputi RPJPD, RPJMD, RKPD.
Pasal 224
(1) Evaluasi terhadap hasil RPJPD lingkup provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
223, mencakup sasaran pokok arah kebijakan dan
pentahapan untuk mencapai misi dan mewujudkan visi pembangunan
jangka panjang daerah.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
penilaian hasil pelaksanaan RPJPD lingkup provinsi.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk
mengetahui:
a.
b.
83
Pasal 225
(1) Kepala Bappeda provinsi melaksanakan evaluasi terhadap hasil RPJPD
lingkup provinsi.
(2) Dalam hal evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan
adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda provinsi
melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Hasil evaluasi RPJPD provinsi digunakan sebagai
penyusunan RPJPD provinsi untuk periode berikutnya.
bahan
bagi
b.
84
Pasal 228
(1)
(2)
(1),
b.
bahan
bagi
85
a.
b.
86
(5) Evaluasi pelaksanaan Renja SKPD provinsi dilakukan setiap triwulan
dalam tahun anggaran berjalan.
Pasal 234
(1) Kepala SKPD melaksanakan evaluasi terhadap hasil Renja SKPD
provinsi.
(2) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala SKPD
provinsi melakukan tindakan perbaikan/ penyempurnaan.
(3) Hasil evaluasi Renja SKPD provinsi menjadi bahan penyusunan Renja
SKPD provinsi untuk tahun berikutnya.
(4) Kepala SKPD provinsi menyampaikan laporan hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Gubernur melalui
kepala Bappeda provinsi setiap triwulan dalam tahun anggaran
berkenaan.
Pasal 235
(1)
(2)
(3)
Kepala
SKPD
provinsi
menyampaikan
hasil
tindaklanjut perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Gubernur melalui kepala Bappeda provinsi.
Pasal 236
b.
87
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan untuk
memastikan bahwa target rencana program, lokasi, dan kegiatan
prioritas daerah dalam RKPD provinsi dapat dicapai, untuk
mewujudkan visi pembangunan jangka menengah daerah provinsi
dan mencapai sasaran pembangunan tahunan nasional.
(5) Evaluasi dilaksanakan setiap triwulan dengan menggunakan hasil
evaluasi hasil Renja SKPD provinsi.
Pasal 237
(1) Kepala Bappeda provinsi melaksanakan evaluasi terhadap hasil RKPD
provinsi.
(2) Dalam hal evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditemukan
adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda provinsi
melakukan tindakan perbaikan/ penyempurnaan.
(3) Hasil evaluasi RKPD provinsi digunakan sebagai
penyusunan RKPD provinsi untuk tahun berikutnya.
bahan
bagi
b.
88
(1) Kepala Bappeda provinsi melaksanakan evaluasi terhadap hasil RKPD
antarkabupaten/kota.
(2) Hasil evaluasi hasil RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disampaikan kepada Bupati/Walikota sebagai bahan penyusunan
RKPD kabupaten/kota masing-masing untuk tahun berikutnya
(4) Kepala Bappeda provinsi melaporkan hasil evaluasi RKPD
antarkabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Gubernur.
Paragraf 7
Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Kebijakan Perencanaan
Pembangunan Daerah Lingkup Kabupaten/kota.
Pasal 240
Pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan pembangunan daerah
lingkup lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158
huruf a, meliputi kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang,
jangka menengah dan tahunan daerah.
Pasal 241
(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka
panjang daerah lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 240, mencakup perumusan visi dan misi serta sasaran
pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap penyusunan
rancangan awal sampai dengan RPJPD kabupaten/kota ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana
(2),harus dapat menjamin perumusan:
dimaksud
pada
ayat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
89
g.
dimaksud
pada
ayat
a.
visi dan misi SKPD kabupaten/kota berpedoman pada visi dan misi
pembangunan jangka menengah daerah;
b.
90
c.
d.
e.
f.
SKPD sesuai
pembangunan
dengan
jangka
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa perumusan
kebijakan perencanaan strategis SKPD kabupaten/kota, telah
berpedoman pada RPJMD kabupaten/kota serta memperhatikan hasil
kajian lingkungan hidup strategis.
Pasal 245
(1) Kepala SKPD kabupaten/kota melakukan pengendalian dan evaluasi
terhadap kebijakan perencanaan strategis SKPD kabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
244 pada ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
kepala
SKPD
kabupaten/kota
melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala SKPD kabupaten/kota menyampaikan laporan hasil evaluasi
kebijakan perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Bupati/Walikota melalui kepala Bappeda kabupaten/kota.
Pasal 246
(1)
(2)
(3)
91
(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan daerah
jangka menengah lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 243 mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan arah
kebijakan, kebijakan umum dan program, serta indikasi rencana
program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, dan indikator
kinerja daerah.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap penyusunan
rancangan awal sampai dengan RPJMD kabupaten/kota ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana
(2),harus dapat menjamin perumusan:
dimaksud
pada
ayat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
penyusunan RPJMD
92
(4) Bupati/Walikota menyampaikan hasil pengendalian dan evaluasi
perumusan kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah
daerah lingkup kabupaten/kota kepada Gubernur sebagai lampiran
surat permohonan konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
ayat (2) huruf c.
Pasal 249
Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan tahunan
daerah lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 240,
mencakup perumusan kebijakan Renja SKPD dan kebijakan RKPD
kabupaten/kota.
Pasal 250
(1) Pengendalian kebijakan Renja SKPD kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
249, mencakup tujuan, sasaran, rencana
program dan kegiatan serta indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif SKPD.
(2) Pengendalian terhadap kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilakukan melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap
penyusunan rancangan sampai dengan Renja SKPD kabupaten/kota
ditetapkan.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin perumusantujuan, sasaranrencana program
dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi, dan
pendanaan indikatif dalam Renja SKPD mempedomani rencana
program dan kegiatan prioritas pembangunan tahunan daerah RKPD
serta selaras dengan Renstra SKPD.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa
perumusan kebijakan Renja SKPD kabupaten/kota telah berpedoman
pada RKPD dan RenstraSKPD.
Pasal 251
(1) Kepala SKPD kabupaten/kota melakukan pengendalian dan evaluasi
terhadap kebijakan penyusunan Renja SKPD kabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
250 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
kepala
SKPD
kabupaten/kota
melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala SKPD menyampaikan laporan hasil evaluasi kebijakan
perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada kepala
Bappedakabupaten/kota.
Pasal 252
(1) Kepala Bappeda kabupaten/kota melakukan evaluasi terhadap laporan
hasil evaluasi kebijakan penyusunan Renja SKPD kabupaten/kota
sebagimana dimaksud dalam Pasal 251 ayat (3).
93
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
ditemukan
adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala Bappeda kabupaten/kota
menyampaikan rekomendasi dan langkah-langkah penyempurnaan
untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD kabupaten/kota.
(3) Kepala
SKPD
menyampaikan
hasil
tindaklanjut
perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada kepala Bappeda kabupaten/kota.
Pasal 253
(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan
tahunan daerah lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 249, mencakup perumusan prioritas dan sasaran, rencana
program, lokasi, dan kegiatan prioritas daerah.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap penyusunan
rancangan awal sampai dengan RKPD kabupaten/kota ditetapkan
dengan Peraturan Bupati/Peraturan Walikota.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin perumusan:
a.
b.
c.
d.
e.
dan
tata
cara
penyusunan
RKPD
94
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
253 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala Bappeda provinsi melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaporkan hasil pengendalian dan
evaluasi kebijakan pembangunan tahunan daerah kabupaten/kota
kepada Bupati/ Walikota.
Paragraf 8
Pengendalian dan Evaluasi terhadap Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah Lingkup Kabupaten/kota.
Pasal 255
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah
lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf b,
meliputi pelaksanaan RPJPD, RPJMD dan RKPD
Pasal 256
(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan RPJPD lingkup kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 255, mencakup pelaksanaan
sasaran pokok dan arah kebijakan untuk mencapai misi dan
mewujudkan
visi
pembangunan
jangka
panjang
daerah
kabupaten/kota.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi pelaksanaan RPJPD.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin sasaran pokok dan arah kebijakan
pembangunan jangka panjang daerah kabupaten/kota, telah
dipedomani dalam merumuskan penjelasan visi, misi, tujuan dan
sasaran RPJMD kabupaten/kota.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa visi, misi,
sasaran pokok arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah,
telah dilaksanakan melalui RPJMD kabupaten/kota.
Pasal 257
(1) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaksanakan pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RPJPD lingkup kabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
256 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala Bappeda melakukan tindakan
perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaporkan hasil pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RPJPD lingkup kabupaten/kota kepada
Bupati/Walikota.
Pasal 258
95
Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
pelaksanaan Renstra SKPD, dan RPJMD kabupaten/kota.
RPJMD lingkup
255, mencakup
Pasal 259
(1) Pengendalian
terhadap
pelaksanaan
Renstra
SKPD
kabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal 258, mencakup
indikator kinerja SKPD serta rencana program, kegiatan, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif serta visi, misi, tujuan dan sasaran
Renstra SKPD.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan Renstra
SKPD kabupaten/kota.
(3) Pemantauan dan supervisi
(2),harus dapat menjamin:
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
a.
b.
96
(2) Dalam hal evaluasi terhadap laporan hasil pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan Renstra SKPD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1)
ditemukan
adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,Bupati/Walikota
melalui
kepala
Bappeda kabupaten/kota menyampaikan rekomendasi langkahlangkah penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh kepala SKPD
kabupaten/kota.
(3) Kepala SKPD kabupaten/kota menyampaikan hasil tindaklanjut
perbaikan/ penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Bupati/Walikota melalui kepala Bappeda kabupaten/kota.
Pasal 262
(1) Pengendalian
pelaksanaan
RPJMD
lingkup
kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
258, mencakup program
pembangunan daerah dan indikasi rencana program prioritas yang
disertai kebutuhan pendanaan.
(2) Pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan
RPJMD kabupaten/kota.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin:
a.
b.
97
Pengendalian terhadap pelaksanaan RKPD lingkup kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
255, mencakup Renja SKPD
kabupaten/kota dan RKPD kabupaten/kota.
Pasal 265
(1) Pengendalian pelaksanaan Renja SKPD kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 264, mencakup program dan kegiatan, lokasi,
pagu indikatif serta prakiraan maju dan indikator kinerja serta
kelompok sasaran.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui
pemantauan
dan
supervisi
penyusunan
RKA-SKPD
kabupaten/kota.
Pasal 266
(1) Pemantauan dan supervisi terhadap penyusunan RKA-SKPD
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265 ayat (2),
harus dapat menjamin agar program dan kegiatan, lokasi, pagu
indikatif serta prakiraan maju, dan indikator kinerja serta kelompok
sasaran, telah disusun kedalam RKA-SKPD kabupaten/kota.
(2) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa program
dan kegiatan, lokasi, dana indikatif yang disusun ke dalam RKA-SKPD
kabupaten/kota sesuai dengan Renja SKPD kabupaten/kota.
Pasal 267
(1) Kepala SKPD melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
Renja SKPD kabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
265 ayat (2) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
Kepala
SKPD
kabupaten/kota
mengambil langkah-langkah penyempurnaan agar penyusunan RKASKPD kabupaten/kota sesuai dengan Renja SKPD kabupaten/kota.
(3) Kepala SKPD menyampaikan laporan triwulan hasil pemantauan dan
supervisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265 ayat (2) kepada
Bupati/Walikota melalui kepala Bappeda kabupaten/kota.
Pasal 268
(1) Kepala Bappedakabupaten/kota melakukan evaluasi terhadap laporan
hasil pemantauan dan supervisi pelaksanaan Renja SKPD
kabupaten/kota yang disampaikan oleh kepala SKPD kabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
ditemukan
adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Bupati/Walikota melalui kepala
Bappeda kabupaten/kota menyampaikan rekomendasi dan langkahlangkah
penyempurnaan
RKA-SKPD
kabupaten/kota
untuk
ditindaklanjuti oleh kepala SKPD kabupaten/kota.
(3) Kepala SKPD kabupaten/kota menyampaikan hasil tindaklanjut
perbaikan/ penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Bupati/Walikota melalui kepala Bappeda kabupaten/kota.
98
Pasal 269
(1) Pengendalian
terhadap
pelaksanaan
RKPD
kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 264 mencakup prioritas dan
sasaran pembangunan tahunan daerah, rencana program dan
kegiatan prioritas daerah, serta pagu indikatif.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui
pemantauan
dan
supervisi
pelaksanaan
RKPD
kabupaten/kota.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin prioritas dan sasaran pembangunan tahunan
daerah, rencana program dan kegiatan prioritas daerah serta pagu
indikatif yang ditetapkan dalam RKPD dijadikan pedoman penyusunan
rancangan KUA, PPAS dan APBD kabupaten/kota.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa prioritas
dan sasaran pembangunan tahunan daerah, rencana program dan
kegiatan prioritas daerah, serta pagu indikatif telah disusun kedalam
rancangan KUA, PPAS dan APBD kabupaten/kota.
Pasal 270
(1) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaksanakan pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RKPD kabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
269 ayat (3) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Bappeda kabupaten/kota melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaporkan hasil
pelaksanaan RKPD kabupaten/kota kepada Bupati/Walikota.
evaluasi
Paragraf 9
Evaluasi Terhadap Hasil Rencana Pembangunan Daerah
Lingkup Kabupaten/kota.
Pasal 271
Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah lingkup
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf c, meliputi
RPJPD, RPJMD, RKPD.
Pasal 272
(1) Evaluasi terhadap hasil RPJPD lingkup kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 271, mencakup sasaran pokok arah kebijakan
dan pentahapan untuk mencapai misi dan mewujudkan visi
pembangunan jangka panjang daerah.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
penilaian hasil pelaksanaan RPJPD lingkup kabupaten/kota.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk
mengetahui:
99
a.
b.
b.
100
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan untuk
memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
jangka menengah daerah kabupaten/kota dapat dicapai untuk
mewujudkan
visi
pembangunan
jangka
panjang
daerah
kabupaten/kota.
(5) Evaluasi dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun
dengan menggunakan hasil evaluasi hasil RKPD kabupaten/kota.
Pasal 275
(1) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaksanakan evaluasi hasil RPJMD
lingkup kabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan
adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Bappeda kabupaten/kota
melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Hasil evaluasi RPJMD kabupaten/kota digunakan sebagai bahan bagi
penyusunan RPJMD kabupaten/kota untuk periode berikutnya.
(4) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaporkan evaluasi terhadap hasil
RPJMD kabupaten/kota kepada Bupati/Walikota.
(5) Bupati/Walikota menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) kepada Gubernur melalui kepala Bappeda provinsi.
Pasal 276
Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan tahunan daerah lingkup
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 271 mencakup hasil
rencana Renja SKPD kabupaten/kota dan hasil RKPD kabupaten/kota.
Pasal 277
(1) Evaluasi terhadap hasil Renja SKPD kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 276, mencakup program dan kegiatan, indikator
kinerja dan kelompok sasaran, lokasi, serta dana indikatif.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
penilaian terhadap realisasi DPA-SKPD kabupaten/kota.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk
mengetahui realisasi pencapaian target indikator kinerja, penyerapan
dana dan kendala yang dihadapi.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan untuk
memastikan bahwa indikator kinerja program dan kegiatan Renja
SKPD kabupaten/kotadapat dicapai dalam rangka mewujudkan visi,
misi Renstra SKPD kabupaten/kotaserta prioritas dan sasaran
pembangunan tahunan daerah lingkup kabupaten/kota.
(5) Evaluasi pelaksanaan Renja SKPD kabupaten/kota dilakukan setiap
triwulan dalam tahun anggaran berjalan.
Pasal 278
(1) Kepala SKPD melaksanakan evaluasi terhadap hasil Renja SKPD
kabupaten/kota.
101
(2) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala SKPD
kabupaten/kota melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Hasil evaluasi Renja SKPD kabupaten/kota menjadi bahan bagi
penyusunan Renja SKPD kabupaten/kota untuk tahun berikutnya.
(4) Kepala SKPD kabupaten/kota menyampaikan laporan hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Bupati/Walikota melalui
kepala Bappeda kabupaten/kota setiap triwulan dalam tahun
anggaran berkenaan.
Pasal 279
(1) Kepala Bappeda kabupaten/kota melakukan evaluasi terhadap hasil
evaluasi Renja SKPD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 277 ayat (4).
(2) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Bupati/Walikota
melalui kepala Bappeda menyampaikan rekomendasi dan langkahlangkah penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh kepala SKPD
Bupati/Walikota.
(3) Kepala
SKPD
menyampaikan
hasil
tindaklanjut
perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Bupati/Walikota melalui kepala Bappeda kabupaten/kota.
Pasal 280
(1) Evaluasi terhadap hasil RKPD lingkup kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
276 mencakup prioritas dan sasaran
pembangunan daerah serta rencana program dan kegiatan prioritas
daerah.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
penilaian hasil pelaksanaan RKPD lingkup kabupaten/kota.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk
mengetahui:
a.
b.
102
Pasal 281
(1) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaksanakan evaluasi terhadap
hasil RKPD kabupaten/kota.
(2) Dalam hal evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan
adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
kepala
Bappeda
kabupaten/kota melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Hasil evaluasi RKPD kabupaten/kota digunakan sebagai bahan bagi
penyusunan RKPD kabupaten/kota untuk tahun berikutnya.
(4) Kepala Bappeda kabupaten/kota melaporkan evaluasi terhadap hasil
RKPD kabupaten/kota kepada Bupati/Walikota.
(5) Bupati/Walikota menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) kepada Gubernur melalui kepala Bappeda provinsi.
BAB IX
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 282
(1)
b.
c.
d.
282
Pasal 284
Dalam hal pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terjadi perubahan capaian
sasaran tahunan tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir
pembangunan jangka panjang dan menengah, penetapan perubahan
RPJPD dan RPJMD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
103
Pasal 285
(1) RKPD dapat diubah dalam hal tidak sesuai dengan perkembangan
keadaan dalam tahun berjalan.
(2)
(1)
(2)
(3)
104
(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi
bagian dari RPJMD yang akan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Pasal 288
(1) Kepala daerah yang diperpanjang masa jabatannya 2 (dua) tahun
105
(1)
(2)
(3)
(4)
(2) Pemberian
(3)
(4)
106
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 297
(1) Daerah yang sedang menyusun atau akan mengubah RPJPD, RPJMD
107
pada tanggal 21 Oktober
2010
MENTERI DALAM
NEGERI,
Ttd,
GAMAWAN FAUZI
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal
21 Oktober 2010